BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pioderma merupakan penyakit yang sering dijumpai. Sebenarnya infeksi kulit, selain disebabkan oleh bakteri gram positif seperti pada pioderma, dapat pula disebabkan oleh bakteri gram negatif, misalnya Pseudomonas aeruginosa, Proteus Proteus vulgaris, vulgaris, Proteus mirabilis, E. coli dan klebsiella. klebsiella. Penyebab yang umum ialah bakteri gram positif, yakni streptokokus dan stafilokokus. mpetigo, yaitu merupakan salah satu bentuk pioderma yang paling sering menyerang anak!anak, terutam terutamaa yang yang kebersi kebersihan han badann badannya ya kurang kurang dan bisa bisa muncu muncull di bagian bagian tubuh tubuh manapun setelah terjadi cidera pada kulit, seperti luka maupun pada infeksi virus herpes simpleks. Paling sering ditemukan di "ajah, lengan dan tungkai. Pada de"asa, impetigo bisa terjadi setelah penyakit kulit lainnya. mpetigo bisa juga terjadi setelah suatu infeksi saluran pernafasan atas #misalnya flu atau infeksi virus lainnya$.
1.% &umusan 'asalah
•
(pa yang dimaksud dengan penyakit impetigo
•
(pa yang menjadi penyebab timbulnya penyakit kulit impetigo
•
Bagaimana asuhan kepera"atan dan pencegahan dari penyakit kulit impetigo
1.) *ujuan
•
+ntuk mengetahui definisi impetigo
•
+ntuk mengetahui penyebab dan gejala penyakit impetigo
•
+ntuk mengetahui jenis!jenis penyakit impetigo
•
+ntuk mengetahui cara penanganan penyakit impetigo 1
•
+ntuk mengetahui asuhan kepera"atan pada pasien impetigo BAB II PEMBAHASAN
%.1 efinisi mpetigo adalah salah satu contoh pioderma, yang menyerang lapisan epidermis kulit #juanda, -/%00-$. mpetigo biasanya juga mengikuti trauma superficial dengan robekan kulit dan paling sering merupakan penyakit penyerta #secondary infection$ dari Pediculosis, Skabies, nfeksi jamur, dan pada insect bites #Beheshti, %/%00$. mpetigo disebabkan oleh Staphylococcus aureus atau Streptococcus beta hemolitikus grup ( #Streptococcus pyogenes$. Staphylococcus merupakan patogen primer pada impetigo krustosa dan ecthyma #Beheshti, %00$. mpetigo krustosa juga dikenal sebagai impetigo kontangiosa, impetigo vulgaris, atau impetigo *illbury 2o3. mpetigo bulosa juga dikenal sebagai impetigo vesikulo!bulosa atau cacar monyet #juanda, -!-/%00-$.
%.% 4lasifikasi
5enis impetigo yaitu / a. mpetigo krustosa6contagiosa #tanpa gelembung cairan, dengan krusta6keropeng6koreng$ ni adalah bentuk paling umum. Biasanya disebabkan oleh Staphylococcus aureus, streptokokus atau keduanya, tergantung pada variasi geografis, dengan bentuk streptokokus yang lebih umum di iklim hangat. Lesi a"al impetigo contagiosa adalah vesikel sangat berdinding tipis yang berkembang pada basis eritematosa. 7esikel pecah dengan cepat, dan sebagai hasilnya, mereka jarang terlihat. 'emancarkan serum mengering untuk membentuk kerak kecoklatan dengan "arna madu karakteristik #8ambar 1$. ibeberapa kasus, mungkin ada debit purulen #8ambar %$. Lesi satelit terjadi di sekitar karena autoinoculation. 'udah pecah akhirnya kering, terpisah dan menghilang, meninggalkan daerah 2
eritema yang menyembuhkan tanpa bekas luka. aerah yang paling umum adalah "ajah, terutama di sekitar mulut dan hidung. 4ebanyakan anak adalah pemba"a hidung dari organisme penyebab. Batang dan anggota badan juga dapat dipengaruhi. Lesi biasanya terlokalisasi. alam kasus yang parah, mungkin ada limfadenitis regional dengan demam dan gejala konstitusional lainnya. 'eluasnya impetigo contagiosa yang paling umum dalam pengaturan eksim atopik infeksi sekunder.
8ambar 1
8ambar %
b. mpetigo bulosa #dengan gelembung berisi cairan$ mpetigo bulosa hampir selalu disebabkan oleh Staphylococcus aureus. 9rganisme dapat mudah dibiakkan dari cairan blister. Stafilokokus diproduksi toksin epidermolitik telah pulih dari cairan blister dalam beberapa kasus, dan itu diterima sebagai dasar untuk pembentukan bula. mpetigo bulosa biasanya sporadis tetapi kelompok kasus dapat terjadi dalam keluarga, dan "abah yang lebih besar kadang!kadang terlihat di institutions. alam impetigo bulosa, bula yang kurang cepat pecah. 'ereka menjadi jauh lebih besar dan dapat berlangsung selama %!) hari. 4etika bula pecah, remah kuning dengan hasil mengalir. *emuan patognomonik adalah :collarette: skala yang mengelilingi atap blister di pinggiran lesi pecah. Lesi mungkin terlihat circinate karena penyembuhan pusat dan perifer e3tension. 'ereka mungkin terus memperbesar, membentuk patterns. Polisiklik bula dapat terjadi di mana saja dan mungkin didistribusikan secara luas dan tidak teratur. 'eskipun impetigo terutama diagnosis klinis, akan lebih bermanfaat untuk mendapatkan s"ab nanah dari lesi atau eksudat untuk mengkonfirmasi diagnosis. 'icroscopy, 3
kultur dan sensitivitas juga diperlukan untuk memandu pilihan agen antibiotik untuk pengobatan. ni juga akan membantu untuk mengidentifikasi kasus masyarakat terkait methicillin!resistant Staphylococcus aureus #'&S($.
%.) Penyebab mpetigo adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri. Secara klinis dikenal dua bentuk impetigo, impetigo krustosa terutama disebabkan oleh Staphyllococcus aureus koagulase positif dan Streptococcus betahemolyticus, sedangkan impetigo bulosa disebabkan oleh stafilokok. mpetigo bulosa sering terjadi pada bayi baru lahir, meski pun dapat terjadi pada semua umur. *ipe neonatal sangat menular. Penyebab yang sering adalah S. aureus galur koagulase positif yang menghasilkan toksin. Penyebab impetigo menurut juanda (, #%00$. mpetigo krustosa biasanya disebabkan oleh Streptococcus B ;emolyticus #bakteri$, mpetigo bulosa biasanya disebabkan oleh Streptococcus aureus #bakteri$.
%.< 8ejala Penyakit mpetigo a. mpetigo krustosa / keluhan utama adalah rasa gatal. Lesi a"al berupa makula eritematosa berukuran1!% mm, segera berubah menjadi vesikel atau bula. 4arena dinding vesikel tipis, mudah pecah dan mengeluarkan sekret seropurulen kuning kecoklatan. Selanjutnya mengering membentuk krusta yang berlapis!lapis. 4rusta mudah dilepaskan, diba"ah krusta
4
terdapat daerah erosif yang mengeluarkan sekret sehingga krusta kembali menebal. b. mpetigo bulosa / lepuh timbul mendadak pada kulit sehat, bervariasi mulai miliar hingga lentikular, dapat bertahan %!) hari. Berdinding tebal dan ada hipopion. 5ika pecah menimbulkan krusta yang coklat datar tipis.
%.- 2aktor Prediposisi 2aktor Prediposisi mpetigo antara lain •
4epadatan penduduk
•
Lebih sering di daerah tropis
•
4ebersihan yang kurang dan hygiene buruk #anemia dan malnutrisi$
•
Lingkungan yang kotor dan berdebu akan lebih sering dan lebih hebat
•
8igitan serangga
•
nfeksi virus, jamur, atau parasit yang mendahului. #Boediardja, dkk.%00=$.
•
4ontak langsung dengan pasien impetigo
•
4ontak tidak langsung melalui handuk, selimut, atau pakaian pasien impetigo
•
>uaca panas maupun kondisi lingkungan yang lembab
•
4egiatan6olahraga dengan kontak langsung antar kulit seperti gulat
•
Pasien dengan dermatitis, terutama dermatitis atopic #Sumber Beheshti, %/%00$.
%. Patofisiologi nfeksi Staphylococcus aureus atau 8roup ( Beta ;emolitik Streptococcus dimana kita ketahui bakteri!bakteri tersebut dapat menyebabkan penyakit berkat kemampuannya mengadakan pembelahan dan menyebar luas ke dalam jaringan dan melalui produksi beberapa bahan ekstraseluler. Beberapa dari bahan tersebut adalah en?im dan yang lain berupa toksin meskipun fungsinya adalah sebagai en?im. Staphylococcus dapat menghasilkan katalase, koagulase, hyaluronidase, 5
eksotoksin, lekosidin, toksin eksfoliatif, toksik sindrom syok toksik, dan enterotoksin. Bakteri staph menghasilkan racun yang dapat menyebabkan impetigo menyebar ke area lainnya. *o3in ini menyerang protein yang membantu mengikat sel!sel kulit. 4etika protein ini rusak, bakteri akan sangat cepat menyebar. En?im yang dikeluarkan oleh Stap akan merusak struktur kulit dan adnya rasa gatal dapat menyebabkan terbentuknya lesi pada kulit. &asa gatal dengan lesi a"al berupa makula eritematosa berukuran 1!% mm, kemudian berubah menjadi bula atau vesikel. Pada mpetigo krustosa a"alnya berupa "arna kemerahan pada kulit #makula$ atau papul #penonjolan padat dengan diameter @0,-cm$ yang berukuran %!- mm. Lesi papul segera menjadi vesikel atau pustul #papula yang ber"arna keruh6mengandung nanah6pus$ yang mudah pecah dan menjadi papul dengan keropeng6koreng ber"arna kunig madu dan lengket yang berukuran @%cm dengan kemerahan minimal atau tidak ada kemerahan disekelilingnya, sekret seropurulen kuning kecoklatan yang kemudian mengering membentuk krusta yang berlapis!lapis. 4rusta mudah dilepaskan, di ba"ah krusta terdapat daerah erosif yang mengeluarkan sekret, sehingga krusta akan kembali menebal. Sering krusta menyebar ke perifer dan menyembuh di bagian tengah. 4emudian pada Bullous impetigo bula yang ti mbul secara tiba tiba pada kulit yang sehat dari plak #penonjolan datar di atas permukaan kulit$ merah, berdiameter 1!-cm, pada daerah dalam dari alat gerak #daerah ekstensor$, bervariasi dari miliar sampai lentikular dengan dinding yang tebal, dapat bertahan selama % sampai ) hari. Bila pecah, dapat menimbulkan krusta yang ber"arna coklat, datar dan tipis.
%. 8ambaran histopatologi a. mpetigo krustosa / berupa peradangan superfisial folikel pilosebase bagian atas. *erbentuk bula atau vesikopustula subkornea yang berisi kokus serta debris berupa leukosit dan sel epidermis. Pada lapisan dermis didapatkan reaksi peradangan ringan berupa dilatasi pembuluh darah, edema dan infiltrasi P'A. 6
b. mpetigo bulosa / pada epidermis tampak vesikel subkornea berisi sel!sel radang yaitu leukosit. Pada dermis tampak sebukan sel!sel radang ringan dan pelebaran ujung!ujung pembuluh darah.
%. iagnosa Banding a. mpetigo krustosa •
7arisela/ lesi lebih keci, berbatas tegas, umbilikasi vesikel.
•
Ektima/ lesi lebih besar, lebih dalam dan peradangan lebih berat. itutupi krusta yang keras, jika diangkat akan berdarah secara difus.
•
mpetigenisasi/ pioderma sekunder, prosesnya menahun sering masih tampak penyakit dasarnya.
b. mpetigo bulosa •
Pemfigus/ biasanya bula berdinding tebal, dikelilingi oleh daerah eritematosa dan keadan umum buruk.
•
mpetigenisasi/ menunjukkan pula gejala!gejal penyakit primer dengan gejala konstitusi berupa demam dan malaise.
•
*inea sirsinata/ jika lepuh pecah, bagian tepi masih menunjukkan adanya lepuh, tetapi bagian tengah menyembuh.
%.= 4omplikasi Sebenarnya impetigo tidaklah berbahaya, tapi kadang infeksi ini menyebabkan komplikasi serius meski jarang terjadi, mpetigo biasanya sembuh tanpa penyulit dalam % minggu "alaupun tidak diobati. 4omplikasi berupa radang ginjal6Poststreptococcal glomerulonephritis #PS8A$ pasca infeksi Streptococcus terjadi pada 1!-C pasien terutama usia %! tahun dan hal ini tidak dipengaruhi oleh pengobatan antibiotik. 8ejala berupa bengkak dan kenaikan tekanan darah, pada sepertiga terdapat urine seperti "arna teh. 4eadaan ini umumnya sembuh secara spontan "alaupun gejala!gejala tadi muncul. 4omplikasi lainnya yang jarang terjadi adalah infeksi tulang #osteomielitis$, radang paru!paru #pneumonia$, selulitis #merupakan infeksi serius yang
7
menyerang jaringan di ba"ah kulit dan dapat menyebar ke kelenjar getah bening serta memasuki aliran darah, 5ika tak ditangani, cellulitis dapat mengancam ji"a$, psoriasis, Staphylococcal scalded skin syndrome, radang pembuluh limfe atau kelenjar getah bening serta nfeksi methicillin!resistant Staphylococcus aureus #'&S($, kulit parut berubah "arna terang atau gelap. 4omplikasi impetigo bulosa non!jarang tapi lokal dan sistemik penyebaran infeksi dapat terjadi yang dapat mengakibatkan selulitis, limfangitis atau septicemia. 4omplikasi infeksi menular pyogenes S termasuk psoriasis guttate, demam berdarah dan glomerulonefritis #radang ginjal yang dapat menyebabkan gagal ginjal$ #4oning et al, %01%$. Eksotoksin yang dihasilkan oleh beberapa strain S aureus mungkin jarang menyebabkan staphylococcal to3ic shock syndrome atau sindrom kulit tersiram air panas #ermAetAD, %01)$. alam kasus yang tidak diobati, penyakit ini dapat menyebar ke daerah lain tubuh. •
mpetigo stafilokokus dengan strain yang memproduksi to3ic shock syndrome to3in!1 #*SS*!1$ dapat menyebabkan sindrom syok toksik pada anak!anak.
•
9steomyelitis stafilokokus, septic arthritis dan pneumonia dapat terjadi, tetapi perkembangan penyakit berat seperti biasanya terbatas pada anak! anak dengan kekurangan imun atau di"ariskan.
•
Strain nefritogenik tertentu kelompok ( !hemolitik streptokokus dapat menyebabkan glomerulonefritis poststreptococcal, mungkin dengan cara meniru antigenik
%.10 Penatalaksanaan mpetigo bulosa non!harus diobati dengan antibiotik topikal atau oral dan penyebab yang mendasari diatasi jika sesuai. 5ika impetigo terlokalisir harus diperlakukan dengan asam fusidic topikal )!< kali sehari selama tujuh hari #E'>, %01)$. Sebelum aplikasi, remah lesi harus dihapus dengan merendam dalam air sabun ! memberikan ini tidak menyebabkan ketidaknyamanan. ;al ini 8
memungkinkan antibiotik bersentuhan langsung dengan bakteri daripada yang terbuang pada inert, kering, pengelupasan kulit #Fatkins, %00-$. 'upirocin topikal, retapamulin dan antiseptik yang tidak dianjurkan sebagai pengobatan pertamaG ada kurangnya bukti bah"a antiseptik topikal yang efektif dan mereka dapat menyebabkan reaksi kulit. (ntiseptik berbasis alkohol juga bisa memperburuk kulit kering dan celah #Fatkins, %00-$. 5ika impetigo bulosa adalah, luas atau berat dengan gejala sistemik, antibiotik oral harus menjadi pengobatan lini pertama #A>E %01)$. •
2lukloksasilin / irekomendasikan sebagai pengobatan lini pertama karena diketahui efektif terhadap organisme 8ram!positif, termasuk beta laktamase!memproduksi Staphylococcus aureus.
•
4laritromisin / (lternatif jika pasien alergi terhadap penisilin, dan direkomendasikan sebagai antibiotik macrolide pilihan. +mumnya dianggap menyebabkan efek samping yang lebih sedikit daripada eritromisin dan memiliki kepatuhan yang lebih besar karena hanya membutuhkan dosis dua kali sehari.
•
Eritromisin / (lternatif lain jika pasien alergi terhadap penisilin. (ntibiotik makrolida dengan spektrum yang luas dari aktivitas, termasuk yang paling staphylococcal dan spesies streptokokus. irekomendasikan sebagai alternatif untuk klaritromisin karena biaya yang lebih rendah.
a. mpetigo krustosa / menjaga kebersihan kulit dengan mandi pakai sabun % kali sehari. 5ika krusta banyak, dilepas dengan mencuci dengan ;%9% dalam air, lalu diberikan salep antibiotik seperti kloramfenikol %C dan teramisin )C. 5ika lesi banyak dan disertai gejala konstitusi #demam$, berikan antibiotik sistemik, misalnya penisilin, kloksasilin atau sefalosporin. b. mpetigo bulosa / menjaga kebersihan dan menghilangkan faktor!faktor predisposisi. 5ika bula besar dan banyak, sebaiknya dipecahkan, selanjutnya dibersihkan dengan antiseptik #betadine$ dan diberi salep antibiotik #kloramfenikol %C atau eritromisin )C$. 5ika ada gejala konstitusi berupa demam, sebaiknya diberi antibiotik sistemik, misalnya penisilin )0!-0mg6kg berat badan atau antibiotik lain yang sensitif. 9
%.11 Pencegahan 'enjaga kulit tetap bersih adalah jalan terbaik untuk menjaga kulit tetap sehat. 9bati luka terbuka, gigitan serangga dan bentuk luka lain secara benar dengan membersihkan area yang terluka dengan menggunakan antibiotik. 5ika seseorang dalam keluarga anda memiliki impetigo, lakukan tindakan berikut untuk mencegahnya menular/ •
>uci area yang terinfeksi dengan sabun lembut dan air mengalir
•
>uci pakaian mereka yang terinfeksi setiap hari dan jangan berbagi penggunaan
•
8unakan sarung tangan ketika menggunakan salep antibiotik dan segera cuci tangan anda setelahnya
•
Potong kuku anak yang terinfeksi untuk menghindari kerusakan kulit akibat menggaruk area yang terinfeksi
•
>uci tangan secara teratur
•
5aga anak anda tetap dirumah sampai dokter mengi?inkan.
%.1% (suhan kepera"atan %.1%.1 Pengkajian a. mpetigo krustosa !
Lokalisasi / daerah yang terpajan, terutama "ajah #sekitar hidung dan mulut$, tangan, leher dan ekstremitas.
!
Efloresensi6sifat!sifatnya / macula eritematosa miliar sampai lentikular, difus, anular, sirsinarG vesikel dan bula lentikular difusG pustule miliar sampai letikularG krusta kuning kecoklatan, berlapis! lapis, mudah diangkat.
!
Biakan bakteriologis eksudat lesiG biakan secret dalam media agar darah, dilanjutkan dengan tes resistensi.
b. mpetigo bulosa
10
!
Lokalisasi / ketiak, dada, punggung dan ekstremitas atas dan ba"ah.
!
Efloresensi6sifat!sifatnya / tampak bula dengan dinding tebal dan tipis, miliar hingga letikular, kulit sekitarnya tak menunjukkan peradangan, kadang!kadang tampak hipopion.
!
Preparat mikroskopik langsung dari cairan bula untuk mencari stafilokok.
!
Biakan cairan bula dan uji resisten.
%.1%.%. iagnosa 4epera"atan iagnosa kepera"atan yang mungkin timbul adalah / •
kerusakan permukaan kulit karena destruksi lapisan kulit
•
8angguan harga diri
•
Ayeri akut
%.1%.). &encana tindakan •
Pemeliharaan Akses Dialisis / 'emelihara area akses pembuluh
darah #arteri vena$. •
Kewaspadaan Lateks / 'enurunkan risiko reaksi sistemik
terhadap lateks. •
Pemberian Obat / 'empersiapkan, memberikan, dan
mengevaluasi keefektifan obat resep dan obat nonresep. •
Perawatan Area Insisi / 'embersihkan, memantau, dan
meningkatkan proses penyembuhan pada luka. •
Manajemen Prrits / 'encegah dan mengobati gatal.
•
Sr!eilans Klit / 'engumpulkan dan menganalisis data pasien
untuk mempertahankan integritas kulit dan membran mukosa.
11
BAB III PENU"UP ).1 4esimpulan mpetigo adalah salah satu penyakit kulit yang menyerang lapisan epidermis kulit. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus atau Streptococcus. Staphylococcus merupakan patogen primer pada impetigo krustosa dan ecthyma. mpetigo paling sering menyerang anak!anak. mpetigo terbagi menjadi % yaitu impetigo krustosa dan impetigo bulosa. Penyakit ini dapat dicegah dengan cara hidup bersih, selalu menjaga kebersihan badan, mandi, cuci tangan, olahraga. Bila terkena impetigo dan tidak cepat ditangani, akan menimbulkan penyakit lain seperti infeksi tulang, peradangan ginjal dan pau!paru. (da - poin kunci impetigo/ 1. mpetigo adalah penyakit kulit ketiga yang paling umum terlihat pada anak!anak. %. nfeksi dapat ditularkan melalui kontak langsung atau secara tidak langsung melalui kontak dengan fomites. ). mpetigo biasanya disebabkan oleh Staphylococcus aureus. <. Pasien dan keluarga mereka harus diberi nasihat berbasis bukti untuk meyakinkan mereka dan untuk mencegah kekambuhan. -. 5ika pengobatan tidak efektif dalam "aktu tujuh hari, pengobatan dan kepatuhan harus ditinjau.
).% Saran Selalu jaga kebersihan lingkungan, jaga kebersihan badan dan rajin berolahraga. Ime!igo juga daa! mun"ul karena udara ko!or #debu$ dan kondisi "ua"a %ang anas dan lemba. &andi 2 kali sehari dengan
menggunakan
sabun
an!ise!ik.
'abila
sudah
!erkena
12
ime!igo,
segera
eriksakan ke
dok!er agar en%aki!n%a
!idak
men%ebar lebih luas.
DA#"A$ PUS"AKA
>ole, %00, Diagnosis and Treatment of Impetigo, 7irginia/+niversity of 7irginia School of 'edicine.
'ots"aledi, %011 , Impetigo in children: a clinical guide and treatment options, 7ol -) Ao 1.
La"ton S, #%01<$, Impetigo: treatment and management . Aursing *imesG 110/ 1!%0.
Aingsih, Esti 'ulia, %01), Gambaran Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo di ing!ungan "III #elurahan Tegal Sari Mandala II #ecamatan Medan Denai.
Fatkins, %00- , Impetigo: aetiology, complications and treatment options, Philip,http/66search.proHuest.com6docvie"6%1=)-)I accountidJ1=1 #diakses &a% 18(&a% 24, 2005$
(diprayoga, Ayoman &aditya, 84 armada dan Luh 'ade 'as &usyati. Impetigo Bulosa : Sebuah aporan #asus. 2akultas 4edokteran +niversitas +dayana6 &S+P Sanglah. enpasar, Bali.
13
'ahmudah,&ifaKatul dan Syafei ;am?ah. %01<. Impetigo #rustosa Multiple In Three $ears %ld. .Lampung/ 2akultas 4edokteran. 7olume %, Aomor ), 'aret %01<.
Filkinson, 5udith '. Aancy &. (hern. #%011$. Bu!u sa!u diagnosis !epera&atan : diagnosis '('D(, inter)ensi 'I*, !riteria hasil '%*. #erusa!an integritas !ulit, risi!o, +-+/.
14
'akalah Sistem ntegumen M(suhan 4epera"atan Penyakit 4ulit / mpetigoN
Dissn Oleh% 'ia slamiati
10)11<101
+lfa Aadiati
10)11<101
Aurdella (rtalia
10)11<10)<
(?rina Aur (fifah
10)11<10-%
ndri *ri ;andayani
10)11<10-
#akltas Ked&kteran Pr&'ram Stdi Ilm Keperawatan 15
Uni!ersitas "anjn'pra P&ntianak
Kata Pen'antar
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat *uhan yang 'aha Esa, yang telah memberi karunia nikmat bagi umat!Aya. (tas &idho!Aya kami dapat menyusun '(4(L(; ini dengan sebaik! baiknya sehingga makalah ini dapat dibuat tepat pada "aktunya. 'akalah ini disusun secara ringkas sesuai dengan tugas yang diberikan dan didapatkan dari buku dan jurnal yang ada. (dapun isi dari ringkasan memuat tentang (S+;(A 4EPE&(F(*(A 8(A88+(A B(4*E&/ 'PE*89. alam kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada
semua
pihak
yang
telah
membantu,memberikan bimbingan,serta
memberikan motivasi kepada kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. 4ami menyadari bah"a kehadiran makalah kami ini tidak lepas dari kekurangan dan ketidak sempurnaan. 9leh karena itu, kritik dan Saran yang membangun selalu kami harapkan sehingga kami nantinya dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas 'akalah yang berikutnya.
)en%usun, 2 &are! 2015
*elomok 2
16
DA#"A$ ISI
4ata Pengantar.................................................................................i aftar si...........................................................................................ii B(B PEA(;+L+(A................................................................1 1.1 Latar Belakang......................................................................1 1.% &umusan 'asalah.................................................................1 1.) *ujuan....................................................................................1 B(B PE'B(;(S(A.................................................................% %.1 efinisi..................................................................................% %.% 4lasifikasi......................................................................... ....% %.) Penyebab............................................................................... < %.< 8ejala Penyakit.....................................................................< %.- 2aktor Prediposisi..................................................................%. Patofisiologi..........................................................................%. 8ambaran ;istopatologi.................................................. ..... %. iagnosa Banding................................................................. %.= 4omplikasi............................................................................ %.10 Penatalaksanaan................................................................ .. %.11 Pencegahan..........................................................................10 %.1% (suhan 4epera"atan...........................................................10 %.1%.1 Pengkajian................................................................. 10 %.1%.% iagnosa 4epera"atan..............................................11 %.1%.) &encana *indakan..................................................... 11 B(B PEA+*+P..........................................................................1% ).1 4esimpulan........................................................................... 1% ).% Saran......................................................................................1% (2*(& P+S*(4(....................................................................... 1)
17