MAKALAH KIMIA ORGANIK 1 “SENYAWA ALKANA”
Dosen pembimbing: Ir. Sumingrat, M. Si.
Disusun oleh: ANNYSSA SETIAWATI (1512006) Kelas: KA01
TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN R.I. SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INDUSTRI (STMI) 2012/2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan rahmat Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Makalah ini berisi tentang Senyawa Alkana yang di buat dalam rangka memenuhi nilai tugas Kimia Organik sebelum Ujian Akhir Semester I, selain itu dapat membantu pembaca dalam memahami tentang Senyawa Alkana, sehingga memudahkan pembaca dalam proses pembelajaran Kimia Organik. Makalah ini juga dapat membantu pembaca dalam menambah menambah wawasan Senyawa Alkana. Saya menyadari bahwa tak ada gading yang tak retak, begitu juga makalah ini tidak luput dari kekurangan. Oleh karena itu, kritik, saran, dan masukan dari para teman-teman sangat saya harapkan. Ucapan terima kasih saya hanturkan kepada semua pihak yang telah membantu proses penulisan dan penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang Senyawa Alkana bagi teman-teman dan para pembaca sekalian.
Jakarta, 07 Januari 2013 Penulis
Annyssa Setiawati
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................
i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
I.1
Latar Belakang ..............................................................................................
1
I.2
Tujuan ...........................................................................................................
1
BAB II
PEMBAHASAN ..........................................................................................
2
II.1
Pengertian Alkana .........................................................................................
2
II.2
Isomer Alkana ...............................................................................................
2
II.3
Sifat-sifat Alkana ..........................................................................................
3
II.4
Aturan Tata Nama Alkana (Berdasarkan IUPAC) ........................................
5
II.5
Sumber Alkana ..............................................................................................
7
II.6
Pembuatan Alkana ........................................................................................
9
II.7
Reaksi-reaksi Pada Alkana ........................................................................... 11
II.8
Kegunaan Alkana .......................................................................................... 17
BAB III
PENUTUP .................................................................................................... 18
III.1
Kesimpulan ................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 19
BAB I PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang Komponen utama minyak bumi dan gas alam, yaitu sumber daya yang sekarang memasok sebagian besar sumber energi kita, ialah hidrokarbon, yakni senyawa yang hanya mengandung karbon dan hidrogen. Ada tiga golongan hidrokarbon berdasarkan jenis ikatan karbon-karbonnya. Hidrokarbon jenuh hanya mengandung ikatan tunggal karbon-karbon. Hidrokarbon tak jenuh mengandung ikatan majemuk karbon-karbon baik ikatan rangkap, ikatan rangkap tiga, atau keduanya. Hidrokarbon aromatic ialah golongan khusus senyawa siklik yang strukturnya terkait dengan benzena. Hidrokarbon jenuh di kenal sebagai alkana jika keadaannya asiklik, atau sebagai sikloalkana jika siklik.
I.2
Tujuan Adapun tujuan dari makalah ini yaitu:
Mengetahui struktur senyawa alkana.
Mengetahui isomer senyawa alkana.
Mengetahui sifat fisik senyawa alkana.
Mengetahui sifat kimia senyawa alkana.
Mengetahui pembuatan senyawa alkana.
Mengetahui tata nama senyawa alkana.
Mengetahui kegunaan senyawa alkana.
BAB II PEMBAHASAN
II.1
Pengertian Alkana alkana (juga di sebut dengan parafin) adalah senyawa kimia hidrokarbon jenuh asiklis. Alkana termasuk senyawa alifatik. Dengan kata lain, alkana adalah sebuah rantai karbon panjang dengan ikatan-ikatan tunggal. Rumus umum untuk alkana adalah CnH2+n. Alkana yang paling sederhana adalah metana dengan rumus CH 4. Tidak ada batasan berapa karbon yang dapat terikat bersama. Beberapa jenis minyak dan wax adalah contoh alkana dengan atom karbon yang besar, bisa leih dari sepuluh atom karbon. Setiap atom karbon mempunyai empat ikatan (baik ikatan C-H atau ikatan CC), dan setiap atom hidrogen mesti berikatan dengan atom karbon (ikatan H-C). Sebuah kumpulan dari atom karbon yang terangkai di sebut juga dengan rumus kerangka. Secara umum, jumlah atom karon digunakan untuk mengukur berapa besar ukuran alkana tersebut (contohnya: C 2-alkana). Gugus alkil, biasanya di singkat dengan symbol R, adalah gugus fungsional, yang seperti alkana, terdiri dari ikatan karbon tunggal dan atom hidrogen, contohnya adalah metal atau gugus etil.
II.2
Isomer Alkana Struktur alkana dapat berupa rantai lurus atau rantai bercabang. Alkana yang mengandung tiga atom karbon atau kurang tidak mempunyai isomer seperti CH 4, C2H6, dan C 3H8 karena hanya memiliki satu cara untuk menata atom-atom dalam struktur ikatannya sehingga memiliki rumus molekul dan rumus struktur molekul sama. Perhatikan gambar di bawah ini:
Dalam senyawa alkana juga ada rumus molekulnya sama, tetapi rumus struktur molekulnya berbeda. Mulai dari alkana dengan rumus molekul C 4H10 mempunyai dua kemungkinan struktur ikatan untuk menata atom-atom karbonnya seperti di bawah ini:
Untuk senyawa-senyawa tersebut di sebut isomer. Oleh karena perbedaan hanya pada struktur kerangka maka isomernya di sebut isomer kerangka. Untuk pentana (C5H12) memiliki tiga kemungkinan struktur ikatan untuk menata atom-atomnya.
Kita dapat menyimpulkan dari dua contoh di atas bahwa semakin bertambah jumlah atom C pada rumus molekul suatu alkana maka semakin banyak isomernya seperti yang tertera di tabel bawah ini: Jumlah atom C Rumus Molekul
C4
C6
C7
C8
C9
C10
C4H10 C5H12 C6H14 C7H16 C8H18 C9H20 C10H22
Jumlah isomer
II.3
C5
2
3
5
9
18
35
75
Sifat-sifat Alkana
Sifat fisik alkana 1. Semua alkana merupakan senyawa polar sehingga sukar larut dalam air. Pelarut yang baik untuk alkana adalah pelarut non polar, misalnya eter. Jika
alkana bercampur dengan air, lapisan alkana berada di atas, sebab massa jenisnya lebih kecil daripada 1. 2. Pada suhu kamar, empat suku pertama berwujud gas, suku ke lima hingga suku ke enam belas berwujud zat cair, dan suku diatasnya berwujud padat. 3. Semakin banyak atom C, titik didih semakin tinggi. Untuk alkana yang berisomer (jumlah atom C sama banyak), semakin banyak cabang, titik didih semakin kecil. Tabel sifak fisik alkana. Nama
Rumus
Mr
Titik leleh 0
( C)
Titik
Wujud pada
0
0
alkana
molekul
didih ( C)
25 C
Metana
CH4
16
-182
-162
gas
Etana
C2H6
30
-183
-89
gas
Propana
C3H8
44
-188
-42
gas
Butana
C4H10
58
-138
-0,5
gas
Pentana
C5H12
72
-130
36
cair
Heksana
C6H14
6
-95
69
cair
Heptana
C7H16
100
-91
99
cair
Oktana
C8H18
114
-57
126
cair
Nona
C9H20
128
-54
151
cair
Dekana
C10H22
142
-30
174
cair
Undekana
C11H24
156
-26
196
cair
Dodekana
C12H26
170
-9,6
216
cair
Tridekana
C13H28
184
-5,4
235
cair
Tetradekana
C14H30
198
5,9
254
cair
Pentadekana
C15H32
212
9,9
271
cair
Heksadekana
C16H34
226
18
287
cair
Heptadekana
C17H36
240
22
302
cair
Oktadekana
C18H38
254
28
316
padat
Nonadekana
C19H40
268
32
330
padat
Eikosana
C20H42
282
37
343
padat
Sifat kimia alkana 1. Pada umumnya alkana sukar bereaksi dengan senyawa lainnya. 2. Reaksi oksidasi atau reaksi pembakaran dengan gas oksigen mengahsilkan energi.
Pembakaran
sempurna
sempurna menghasilkan gas CO. Reaksi yang terjadi:
menghasilkan
CO 2,
pembakaran
tidak
CH4 + 2CO2
CH4 + CO2
CO2 + 2H2O + energi CO2 + 2H2O + energi
3. Jika alkana direaksikan dengan unsur-unsur halogen (F 2, Cl2, Br 2, I2), atomatom H pada alkana akan digantikan oleh atom halogen. Contoh:
II.4
Aturan Tata Nama Alkana (Berdasarkan IUPAC) 1. Nama umum untuk hidrokarbon jenuh asiklik ialah alkana. Akhiran – ana digunakan untuk semua hidrokarbon untuk semua hidrokarbon jenuh. Ini perlu di ingat sebab akhiran lain akan digunakan untuk gugus fungsi lain. 2. Alkana tanpa cabang dinamai sesuai dengan banyaknya atom karbon. Nama ini sampai dengan sepuluh karbon. 3. Untuk alkana dengan cabang, nama dasar (root name)nya ialah rantai lurus terpanjang yang terbentuk dari atom-atom karbon. Contohnya, pada struktur
Rantai lurus terpanjang (berwarna) memiliki lima atom karbon. Jadi, senyawa ini dinamai sebagai pentane tersubstitusi, meskipun semuanya ada tujuh atom karbon. 4. Gugus yang melekat pada rantai utama dinamakan substituen. Substituen jenuh yang hanya mengandung karbon dan hidrogen dinamakan gugus alkil. Gugus alkil dinamai dengan mengambil nama alkana yang mempunyai jumlah atom karbon yang sama dan mengubah akhiran -ana menjadi -il. Pada contoh di atas, setiap substituen hanya mempunyai satu karbon karena diturunkan dari metana dengan menghilangkan satu hidrogen, substituen berkarbon satu ini di sebut gugus metil.
5. Rantai utama dinomori sehingga substituen pertama yang dijumpai di sepanjang rantai memperoleh nomor terendah. Setiap substituen kemudian di beri nama dan nomor atom karbon yang dilekatinya. Bila dua atau lebih gugus yang identik melekat pada rantai utama, digunakan awalan seperti di, tri, dan tetra. Setiap substituen baru namai dan dinomori meskipun dua substituen yang identik melekat pada karbon yang sama pada rantai utama. Nama yang benar untuk senyawa
ialah 2,3-dimetilpentana. Nama ini menunjukkan bahwa ada dua substituen metil, satu melekat pada karbon 2 dan lainna melekat pada karbon 3 dari rantai jenuh berkarbon lima. 6. Jika terdapat dua atau lebih jenis substituen, urutkan berdasarkan abjad, kecuali awalan seperti di dan tri yang tidak dianggap sewaktu pengurutan abjad. 7. Tanda baca merupakan hal penting menuliskan nama IUPAC. Nama IUPAC untuk hidrokarbon di tulis sebagai satu kata. Nomor dipisahkan satu dengan lainnya dengan menggunakan tanda koma dan dipisahkan dengan huruf oleh tanda hubung, tidak ada spasi di antara substituen yang dinamai terakhir dan nama alkana induk mengikutinya. Berikut adalah langkah-langkah untuk memperoleh nama IUPAC alkana yang dapat di terima: a) Cari rantai karbon lurus terpanjang. Ini menghasilkan nama karbon induk. Contohnya:
b) Nomori rantai terpanjang mulai dari ujung terdekat dengan cabang pertama. Contohnya:
Jika ada dua rantai lurus terpanjang yang sama, pilihlah rantai yang paling banyak cabangnya. Contohnya:
Jika ada dua cabang yang jaraknya sama dari setiap ujng rantai terpanjang. Mulailah menomorinya dari yang terdekat dari cabang ketiga. Contohnya:
Jika tidak ada cabang ketiga, nomor di mulai dari substituen terdekat yang namanya memiliki prioritas dari segi abjad. Contohnya:
II.5
Sumber Alkana Dua sumber alam alkana yang paling penting ialah minyak bumi (petroleum) dan gas alam (natural gas). Minyak bumi merupakan cairan campuran senyawa organik yang rumit, sebagian besar beupa alkana atau sikloalkana. Untuk penjelasan terinci mengenai bagaimana minyak bumi dimurnikan untuk mendapatkan bensin, minyak bakar, dan zat lain yang berguna. Gas alam sering dijumpai dengan deposit minyak bumi, terutama terdiri atas metana (sekitar 80%) dan etana (5 sampai 10%), dengan sedikit alkana yang lebih tinggi. Propana merupakan penyusun utama gas alam yang dicairkan (LPG, liquefied petroleum gas atau elpiji), yaitu bahan bakar rumah tangga dan mobil tenda. Butane merupakan jenis gas lain di beberapa daerah. Gas alam menjadi sumber energi yang dapat bersaing dengan dan mungkin dapat melampaui minyak. Di Amerika Serikat, terdapat sekitar satu juta mil (1,6 juta km) pipa gas alam yang mendistribusikan sumber energi ini ke semua penjuru negeri. Gas alam juga di distribusikan di seluruh dunia dengan kapal-kapal tanker besar. Untuk menghemat ruang, gas dicairkan (-
0
3
3
160 C) sebab 1 m gas cair secara dengan sekitar 600 m gas pada tekanan atmosfer. Tanker besar dapat mengangkut lebih dari 100.000 m 3. Minyak Bumi, Bensin, dan Bilangan Oktana
Minyak bumi (petroleum) ialah campuran rumit dari hidrokarbon yang terbentuk selama puluhan tahun melalui perombakan beransur dari bahan hewani dan nabati yang terkubur. Minyak mentah (crude oil) ialah cairan hitam yang terkumpul dalam kantong-kantong di bawah tanah dalam batuan sedimen (kata petroleum secara harfiah berarti minyak batuan, dari kata lain petra, batuan dan aleum, minyak). Minyak di bawa ke permukaan dengan cara mengebor dan memompa. Untuk membuatnya berguna, minyak mentah perlu dimurnikan dahulu. Langkah pertama dalam pemurnian minyak bumi biasanya adalah distilasi (penyulingan). Minyak mentah dipanaskan sampai sekitar 400 0C dan uapnya naik ke kolom fraksinasi yang tinggi. Fraksi bertitik didih lebih rendah naik lebih cepat dan lebih tinggi tidak naik setinggi itu. Dengan mengeluarkan cairan yang terdapat pada berbagai ketinggian kolom, para insinyur memisahkan minyak mentah secara kasar ke dalam beberapa fraksi. Fraksi bensin hanya menyusun sekitar 25% dari minyak mentah. Padahal fraksi ini merupakan fraksi paling berharga, baik sebagai industri yang menyediakan serat sintetik, plastik, dan banyak lagi material yang berguna bagi kita. Dengan alasan inilah banyak proses telah dikembangkan untuk mengonversi fraksi lain menjadi bensin. Fraksi dengan titik didih lebih tinggi dapat di kertak (cracked) oleh kalor dan katalis (terutama silica dan alumina), menghasilkan produk dengan rantai karbon yang lebih pendek dan karenanya titik didihnya lebih rendah. Rantai karbon putus di berbagai titik.
Untuk
membalaskan
jumlah
hidrogen,
alkana
teretntu
sedikitnya
menghasilkan satu alkana dan satu alkana sebagai produknya. Jadi, pengertakan katalitik mengoversi alkana yang lebih besar menjadi campuran alkana dan alkana yang lebih kecil dan meningkatkan rendaman bensin dari minyak bumi. Sewaktu pengertakan, banyak sekali gas hidrokarbon yang lebih rendah (etena, propena, butane, dan butena) yang terbentuk. Beberapa diantaranya, terutama etena, digunakan sebagai bahan baku petrokimia. Untuk memperoleh lebih banyak bensin, para ilmuwan mencari metode untuk mengonversi hidrokarbon berbobot molekul rendah menjadi hidrokarbon yang sedikit lebih besar yang mendidih dalam kisaran bensin. Salah satu proses ini ialah alkilasi, yaitu penggabungan alkana dengan alkena untuk membentuk alkana yang titik didihnya lebih tinggi.
II.6
Pembuatan Alkana 1. Secara komersil
Pemecahan (Cracking) Pemecahan (cracking) adalah istilah yang digunakan untuk menguraikan molekul-molekul hidrokarbon yang besar menjadi molekul-molekul yang lebih kecil dan lebih bermanfaat. Penguraian ini di capai dengan menggunakan tekanan dan suhu tinggi tanpa sebuah katalis, atau suhu dan tekanan yang lebih rendah dengan sebuah katalis. Sumber molekul-molekul hidrokarbon yang besar biasanya adalah fraksi nafta atau fraksi minyak gas dari penyulingan minyak mentah (petroleum) menjadi beberapa fraksi. Fraksi-fraksi ini diperoleh dari proses penyulingan dalam bentuk cair, tetapi diuapkan ulang kembali sebelum di pecah. Tidak ada reaksi unik yang terjadi pada proses pemecahan. Molekul-molekul hidrokarbon di pecah secara acak menghasilkan campuran-campuran hidrokarbon yang lebih kecil, beberapa diantaranya memiliki ikatan rangkap karbon-karbon. Sebagai contoh, salah satu reaksi yang mungkin terjadi untuk hidrokarbon C 15H32 adalah:
Pemecahan (cracking) terbagi menjadi dua cara, yaitu: a. Pemecahan katalis Pemecahan modern menggunakan zeolit sebagai katalis. b. Pada pemecahan termal, digunakan suhu yang tinggi (biasanya antara 450 oC sampai 750oC) dan tekanan tinggi (sampai sekitar 70 atmosfir) untuk menguraikan hidrokarbon-hidrokarbon yang besar menjadi hidrokarbon yang lebih kecil.
Reaksi-reaksi dari radikal bebas akan menghasilkan berbagai produk. 2. Secara laboratorium
a. Hidrogenasi senyawa alkena dan alkuna b. Reduksi alkil halida c. Reduksi metal dan asam d. Sintesa Dumas Garam Na-Karboksilat jika dipanaskan bersama-sama dengan NaOH, maka akan terbentuk alkana. CH3-COONa + Na
CH4 + Na2CO3
Na-asetat metana CH3-COONa + Na Na-butirat propane
CH3CH2CH3 + Na2CO3
e. Reaksi Wurtz Suatu reaksi pembuatan parafin hidrokarbon (alkana) dengan mengrefluks alkil halide (haloalkana) dengan logam natrium dalam eter kering. Pereduksi selain alkalimetal dapat digunakan Mg, Ni(CO) 4, dan t-BuLi.
II.7
Reaksi-reaksi pada Alkana Berikut ini ditunjukkan beberapa reaksi alkana: 1. Oksidasi Alkana sukar dioksidasi oleh oksidator lemah atau agak kuat seperti KMNO4, tetapi mudah dioksidasi oleh oksigen dari udara bila di bakar. Oksidasi yang cepat dengan oksigen yang akan mengeluarkan panas dan cahaya di sebut pembakaran atau combustion. Hasil oksidasi sempurna dari alkana adalah gas karbon dioksidasi dan sejumlah air. Sebelum terbentuknya produk akhir oksidasi berupa CO 2 dan H2O, terlebih dahulu terbentuk alkohol, aldehid, dan karboksilat. Alkana terbakar dalam keadaan oksigen berlebihan dan reaksi ini menghasilkan sejumlah kalor (eksoterm). 2CH4 + 3O2 CH4 + O2
2CO2 + 4H2O C + 2H2O
Penumpukkan karbon monoksida pada knalpot dan karbon pada piston mesin kendaraan bermotor adalah contoh dampak dari pembakaran yang tidak
sempurna. Reaksi pembakaran tak sempurna kadang-kadang dilakukan, misalnya dalam pembuatan carbon black, misalnya jelaga untuk pewarna pada tinta. 2. Halogenasi Reaksi dari alkana dengan unsur-unsur halogen di sebut reaksi halogenasi. Reaksi ini akan menghasilkan senyawa alkil halida, dimana atom hidrogen dari alkana akan di substitusi oleh halogen sehingga reaksi ini bisa di sebut reaksi substitusi. Halogenasi biasanya menggunakan klor dan brom sehingga di sebut juga klorinasi dan brominasi. Halogen lain, fluor bereaksi secara eksplosif dengan senyawa organik sedangkan iodium tak cukup reaktif untuk dapat bereaksi dengan alkana. Laju pergentian atom H sebagai berikut H3 > H2 > H1. Kereaktifan halogen dalam mensubstitusi H yakni fuorin > klorin > brom > iodin.. Reaksi antara alkana dengan fluorin menimbulkan ledakan (eksplosif) bahkan pada suhu dingin dan ruang gelap CH4 + 2F2
C + 4HF
Jika campuran alkana dan gas klor di simpan pada suhu rendah dalam keadaan gelap, reaksi tidak berlangsung. Jika campuran tersebut dalam kondisi suhu tinggi atau di bawah sinae UV, maka akan terjadi reaksi yang eksotrm. Reaksi kimia dengan bantuan cahaya di sebut fitokimia. Dalam reaksi klorinasi, satu atau lebih bahkan semua atom hidrogen dig anti oleh atom halogen. Contoh reaksi halogen dan klorinasi secara umum digambarkan sebagai berikut:
Untuk menjelaskan keadaan ini, kita harus membicarakan mekanisme reaksinya. Gambaran yang rinci bagaimana ikatan di pecah dan di buat menjadi reaktan dan berubah menjadi hasil reaksi.
Langkah pertama dalam halogenasi adalah terbelahnya molekul halogen menjadi dua partikel netral yang dinamakan radikal bebas atau radikal. Suatu radikal adalah sebuah atom atau kumpulan atom yang mengandung satu atau lebih electron yang tidak mempunyai pasangan. Radikal klor adalah atom yang klor yang netral, berarti atom klor yang tidak mempunyai muatan positif atau negatif.
Pembelahan dari molekul Cl 2 atau Br 2 menjadi radikal memerlukan energi sebesar 58 Kcal/mol untuk Cl 2 dan 46 kcal/mol untuk Br 2. Energi yang di dapat dari cahaya atau panas ini, di serap oleh halogen dan akan merupakan reaksi permulaan yang di sebut langkah permulaan. Tahap kedua langkah pengadaan dimana radikal klor bertumbukkan dengan molekul metan, radikal ini akan memindahkan atom-atom hidrogen (H) kemudian menghasilkan H-Cl dan sebuah radikal baru, radikal metil (CH 3). Langkah I dari siklus penggadaan.
Radikal bebas metil sebaliknya dapat bertumbukkan dengan molekul (Cl 2) untuk membedakan atom klor dalam langkah penggandaanblainnya.
Langkah dua dari siklus penggandaan.
Langkah ketiga reaksi penggabungan akhir. Reaksi rantai radikal bebas berjalan
terus
sampai
semua
reaktan
terpakai
atau
sampai
radikalnya
dimusnahkan. Reaksi dimana radikal dimusnahkan di sebut langkah akhir. Langkah akhir akan memutuskan rantai dengan jalan mengambil sebuah radikal setelah rantai putus. Siklus penggandaan akan berhenti dan tak berbentuk lagi reaksi. Suatu cara untuk memusnahkan radikal adalah dengan menggabungkan dua buah radikal untuk membentuk non radikal yang stabil dengan reaksi yang di sebut reaksi penggabungan (coupling reaction). Reaksi penggabungan dapat terjadi bila dua buah radikal bertumbukkan.
Radikal lainnya juga dapat bergabung untuk mengakhiri rangkaian reaksi tersebut. Misalnya CH3 dapat bergabung dengan Cl menghasilkan CH 3Cl. Suatu masalah dengan radikal bebas adalah terbentuknya hasil campuran. Contohnya ketika reaksi klorinasi metana berlangsung, konsentrasi dari metana akan berkurang sedangkan klorometan bertambah. Sehingga ada kemungkinan besar bahwa radikal klor akan bertumbukkan dengan molekul klorometan, bukannya dengan molekul metan.
Jika halogen berlebihan, reaksi berlanjut dan memberikan hasil-hasil yang mengandung
banyak
halogen
berupa
diklorometana,
trikloroetana,
dan
tetraklorometana.
Pada alkana rantai panjang, hasil reaksinya menjadi semakin rumit karena campuran dari hasil reaksi berupa isomer-isomer semakin banyak. Misalnya pada klorinasi propana.
Bila alkana lebih tinggi dihalogenasi, campuran hasil reaksi menjadi rumit, pemurnian atau pemisahan dari isomer-isomer sulit dilakukan. Dengan demikian halogenasi tidak bermanfaat lagi dalam system alkil halida. Akan tetapi pada sikloalkana tak bersubstitusi dimana semua atom hidrogennya setara, hasil murni dapat diperoleh. Karena sifatnya yang berulang terus reaksi semacam ini di sebut reaksi rantai radikal bebas. 3. Sulfonasi alkana Sulfonasi merupakan reaksi antara suatu senyawa dengan asam sulfat reaksi antara alkana dengan asam sulfat berasap (oleum) menghasilkan asam alkana sulfonat. Dalam reaksi terjadi pergantian satu atom H oleh gugus – SO3H. laju reaksi sulfonasi H3 > H2 > H1. Contoh:
4. Nitrasi Reaksi nitrasi analog dengan sulfonasi berjalan dengan mudah jika terdapat karbon tertier, jika alkananya rantai lurus reaksinya sangat lambat.
5. Pirolisis (Cracking) Proses pirolisis atau cracking adalah proses pemecahan alkana dengan jalan pemanasan pada temperatur tinggi, sekitar 1000oC tanpa oksigen, akan dihasilkan alakana dengan rantai karbon lebih pendek.
Proses pirolisis dari metana secara industri dipergunakan dalam pembuatan karbon black. Prose pirolisis juga dipergunakan untuk memperbaiki sruktur bahan bakar minyak, yaitu berfungsi untuk menaikkan bilangan oktannya
dan
mendapatkan senyawa alkena yang dipergunakan sebagai pembuatan plastik. Cracking biasanya dilakukan pada tekanan tinggi dengan penambahan suatu katalis (tanah liat alumunium silikat).
II.8
Kegunaan Alkana Kegunaan alkana dalam kehidupan sehari-hari dan industri adalah: 1. Bahan bakar Misalnya elpiji, kerosin, bensin, dan solar. 2. Pelarut Berbagai jenis hidrokarbon, seperti Petroleum eter dan nafta, digunakan sebagai pelarut dalam industri atau pencucian kering (dry cleaning). 3. Sumber hidrogen Gas alam dan gas petroleum merupakan hidrogen dalam industri, misalnya industry ammonia atau pupuk. 4. Pelumas Pelumas adalah alkana suhu tinggi (jumlah atom karbon tiap molekulnya cukup besar, misalnya C18H38 5. Bahan baku untuk senyawa organik Minyak bumi dan gas alam merupakan bahan baku utama untuk sintetis berbagai senyawa organik seperti alkohol, asam cuka, dan lain-lain.
BAB III PENUTUP
III.1 Kesimpulan Alkana ialah hidrokarbon jenuh, hanya memiliki ikatan tunggal karbonkarbon. Nama dasarsuatu alkana ialah rantai lurus terpanjang yang terdiri dari atomatom karbon. Substituen ialah gugus yang melekat pada rantai utama suatu molekul substituen jenuh yang hanya mengandung atom C dan H dinamakan gugus alkil. Pembakaran hidrokarbon merupakan reaksi oksidasi dimana ikatan C-H dig anti dengan ikatan C-O. Minyak bumi dan gas alam merupakan dua sumber alami yang paling penting.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Alkana http://warung-kimia.blogspot.com/2011/11/isomer-alkana-alkena-dan-alkuna.html http://kimia-asyik.blogspot.com/2010/03/sifat-sifat-alkana.html http://yuniethafafa.blogspot.com/2011/04/pembuatan-alkana.html http://wanibesaik.wordpress.com/211/06/24/5896/ http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_organik_dasar/hidro-karbon/tata-namaalkana/ http://putrairawan84.wordpress.com/2012/10/19/sumber-dan-kegunaan-alkana/