MAKALAH AKUNTANSI SEWA
OLEH: KELOMPOK X MUSPIRA
105731111116
RISNA SITI L
105731111816
NURFITRA ISMAIL ISMAIL
105731109616 105731109616
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita haturkan atas kehadirat Alla SWT yang telah memberikan kita berbagai macam nikmat, sehingga aktivitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan, baik dikehidupan didunia ini, lebih-lebih lagi kehidupan akhirat kelak, sehingga semua harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat. Terimakasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada ibu WAHYUNI, SE. M.Ak selaku dosen pembimbing serta teman-teman sekalian yang telah membantu, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Kami sangat menyadari, dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta masih banyak kekurangan-kekurangannya, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-teman yang kadang kala hanya menuruti egoisme pribadi, untuk itu besar harapan kami jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makalah kami dilain waktu. Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini adalah, mudahmudahan apa yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, temanteman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakannya lagi.
Penulis
Makassar, 03 Mei 2018
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 A. Latar Belakang ............................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1 C. Tujuan .......................................................................................................... 1 BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 2 A. Lingkungan Sewa ......................................................................................... 2 B. Akuntansi Untuk Lesse ................................................................................ 6 C. Akuntansi Untuk Lessor ............................................................................ 12 D. Masalah Akuntansi Khusus ........................................................................ 13 BAB III PENUTUP .............................................................................................. 16 A. Kesimpulan ................................................................................................ 16 B. Saran ........................................................................................................... 16 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 17
iii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk menjalankan suatu usaha maka kita memerlukan modal yang tidak sedikit. Apalagi kita juga membutuhkan barang-barang modal untuk menjalankan suatu usaha tersebut, agar kita dapat menjalankan suatu usaha dengan lancar maka kita membutuhkan suatu lembaga untuk memperoleh suatu dana usaha, lembaga ini dinamakan leasing. Leasing
atau
sewa
guna
usaha
adalah
setiap kegiatan pembiayaan perusahaandalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa uang yang telah disepakati
bersama.
Dengan
melakukan
leasing
perusahaan
dapat
memperoleh barang modal dengan jalan sewa beli untuk dapat langsung digunakan berproduksi, yang dapat diangsur setiap bulan, triwulan atau enam bulan sekali kepada pihak lessor.
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah lingkungan dalam sewa? 2. Bagaimanakah akuntansi untuk lesse? 3. Bagaimanakah akuntansi untuk lessor? 4. Bagaimana masalah dalam akuntansi khusus? C. Tujuan 1. Mengetahui bagaimana lingkungan dalam sewa 2. Mengetahui bagaimana akuntansi untuk lesse 3. Mengetahui bagaimana akuntansi untuk lessor 4. Mengetahui bagaimana masalah dalam akuntansi khusus
1
BAB II PEMBAHASAN A. Lingkungan Sewa Menurut Equipment Leasing Assocation (ELA), pasar penyewaan peralatan global adalah bisnis senilai $600-$700 miliar. ELA memperkirakan bahwa dari total investasi tetap senilai $850 miliar, $229 milliar (27 persen) akan dibiayai melalui sewa. Perlu dicatat bahwa statistik ini hanya untuk sewa peralatan, jika menambahkan sewa real estat, yang mungkin lebih besar, maka bisnis tersebut sangat besar dan terus berkembang. setidaknya sebagian dari hal tersebut di dorong oleh akuntansi. semua jenis peralatan dapat sewa, seperti gerbong kereta, helikopter, buldoser, kapal tongkang, pemindai CT, komputer, dan sebagainya. Kelompok peralatan sewaan terbesar melibatkan peralatan teknologi informasi, diikuti oleh aset transportasi (truk, pesawat terbang, kereta api), dan kemudian konstruksi dan pertanian. a. Siapa Pemainnya? Sewa (lease ) adalah perjanjian kontarak antara lessor
danlessee.
Perjanjian ini memberi hak kepada lessee (penyewa) untuk menggunakan properti tertentu, yang dimiliki oleh lessor (pemilik sewa), untuk
jangka
waktu yang disepakati. Sebagai imbalan atas penggunaan properti, lassse melakukan pembayaran sewa selama masa sewa ke lessor. Siapa lessor yang memiliki properti ini? mereka umumnya termasuk dalam satu dari tiga kategori berikut: 1. Bank 2. Perusahaan sewa captive. 3. Independen.
2
1. Bank Bank adalah pemain tersebar dalam bisnis sewa. Mereka memiliki akses terhadap dana murah, yang memberi mereka keuntungan untuk membeli aset dengan biaya lebih rendah dari pada pesaing mereka. Bank juga semakin agresif di pasar sewa. Mereka telah memutuskan bahwa ada potensi keuntungan yang besar dalam industri penyewaan, maka dari itu mereka telah memperluas lini produk mereka di bidang ini. Akhirnya, transaksi sewa sekarang lebih standar, yang memberi keuntungan pada bank karena mereka tidak harus menjadi inovatif dalam menyususn perjanjian sewa. Dengan demikian, bank seperti Credit Suisse (CHE) Chase (AS), Barclays (GBR), dan Deutsche Bank (DEU) memiliki entitas anak sewa yang cukup besar. 2. Perusahaan Sewa Captive Perusahaan sewa captive adalah entitas anak yang bisnis utamanya adalah menyewakan aset kepada entitas perusahaan. Perusahaan seperti CNH Capital (NLD) ( untuk CNH Global), BMW Financial services ( DEU) ( untuk BMW), dan IBM Global Finamcing (AS) (untuk IBM) memfasilitasi penjualan produk ke konsumen. Misalnya, Ivanhoe Mines Ltd. (CAN) ingin mengakuisisi sejumlah buldoser dari CNH Global. Dalam kasus ini, CNH Capital akan menawarkan untuk menyusun transaksi sebagai sewa dan bukan sebagai pembelian. Dengan demikian, CNH Capital yang menyediakan pembiayaan dan bukan lembaga keuangan eksternal. Perusahaan sewa captive memiliki keunggulan dalam titik penjualan ( point -of-sale) dalam menemukan pelanggan yang akan menyewa. Artinya,segera setelah CNH Global menerima pesanan, entitas anak sewa dapat dengan cepat menyusun perjanjian sewa pembiayaan. Selain itu, lessor captive
juga memiliki pengetahuan produk yang memberi
keuntungan saat membiayai produk entitas induk.
3
Kecendungan saat ini adalah agar para perusahaan captive berfokus terutama pada produk perusahaan mereka di bandingkan melakukan sewa pembiayaan secara umum. Misalnya, Boeing Capital (AS) dan UPS Capital (AS) adalah dua perusahaan captive
yang telah meninggalkan
bisnis keuangan umum untuk fokus secara eksklusif pada produk entitas induk mereka. 3. Independen Independen adalah kategori terakhir dari lessor . Independeb belum berjalan dengan baik selama beberapa tahun terakhir. pangsa pasar mereka telah turun cukup dramatis karena bank dan perusahaan penyewaan captive menjadi lebih agresif di bidang sewa pembiayaan. Independen
tidak memiliki akses point -of-sale, dan juga tidak memiliki keuntungan dana yang murah. Apa yang sering di lakukan adalah menyusun kontrak yang inovatif bagi lasse. Selain itu, mereka mulai bertindak sebagai perusahaan pembiayaan yang menampung untuk beberapa perusahaan yang tidak memiliki entitas anak sewa. Menurut
data terakhir di www ficinc .com
yang terkaitdengan
volume bisnis baru menurut tipe lessor, bank memegang sekitar 44 persen pasar, diikuti oleh independen sebesar 30 persen. Captive memegang 26 persen sisanya. Data tentang perubahaan pangsa pasar menunjukkan bahwa bank dan captive telah meningkatkan bisnis dengan mengorbankan pihak independen. Artinya, pangsa pasar bank dan captive telah tumbuh sebesar 58 persen dab 36 persen, sedangkan pangsa pasar independen turun 44 persen. b. Keuntungan Sewa Pertumbuhan sewa menunjukkan bahwa perjanjian tersebut memiliki beberapa keuntungan sibandingkan dengan memiiki properti, seperti: 1. 100% pembiayaan dengan suku bunga tetap. 2. Perlindungan terhadap keuangan.
4
3. Fleksibilitas. 4. Pembiayaan yang lebih murah 5. Keuntungan Pajak. 6. Pembiyaan di luar neraca. ● Sifat Konseptual Sewa
Berbagai pandangan tentang kapitalisasi sewa (capitalization of leases) adalah sebagai berikut:
1. Tidak boleh mengapitalisasi aset sewaan. Pandangan ini menganggap bahwa kapitalisasi tidak tepat, karena delta tidak memiliki hak atas properti tersebut. selain itu, sewa adalah kontrak " pelaksana" yang membutuhkan kinerja yang berkesinambungan oleh kedua belah pihak. Oleh karena perusahaan saat ini tidak mengapitalisasi kontrak pelaksana lainnya (seperri komitmen pembelian dan kontrak kerja ), mereka juga tidak boleh mengapitalisasi sewa. 2. Mengapitalisasi sewa yang serupa dengan pembelian angsuran. Pandangan ini berpendapat bahwa perusahaan harus melaporkan transaksi sesuai dengan substansi ekonomik. Oleh karena itu, jika perusahaan
mengapitalisasi
pembelian
angsuran,
maka
harus
mengapitalisasi sewa yang memiliki karakteristik serupa . Misalnya, Air France melakukan pembayaran yang sama selama periode 10 tahun untuk sewa atau untuk pembelian angsuran. Lesse melakukan pembayaran sewa, sedangkan pemilik melakukan pembayaran hipotik. 3. Mengapitalisasi semua sewa jangka panjang. Pendekatan ini hanya mensyaratkan hak jangka panjang untuk menggunakan properti tersebut agar dapat mengapitalusasinya. Pendekatan hak properti ini mengapitalisasi semua sewa jangka panjang. 4. Mengapitalisasi sewa yang tidak dapat di batalkan di mana penalti untuk non kinerja cukup besar. Pendekatan terakhir menganjurkan kapitalisasi hanya hak dan kewajiban kontraktual yang tidak dapat di
5
batalkan. tidak dapat di batalkan berarti bahwa pelaku sewa tidak mungkin menghindari kinerja di bawah sewa tanpa denda yang berat. B. Akuntansi Untuk Lesse Jika Air France (lessee) mengapitalisasi sewa, ia mencatat nilai aset dan liabilitas yang umumnya sama dengan nilai sekarang dari pembayaran sewa. ILFC (lessor), setelah mengalihhan secara substansial seluruh manfaat dan risiko kepemilikan,
mengakui
penjualan
dengan
memghapus
aset
dan
risiko
kepemilikan, mengakui penjualan dengan menghapus aset dari laporan posisi keuangan dan menggantinya dengan piutang. Setelah mengapitalisasi aset tersebut, Air france memcatat penyusutan aset sewaan. ILFC maupun Air France memperlakuakan
pembayaran
sewa
sebagai
pembayaran
sewa
sebagai
pembayaran yang terdiri dari bunga dan pokok. Jika Air France tidak mengapitalisasi sewa, maka tidak mencatat aset, dan ILFC tidak menghapusnya dari pembukuannya. Ketika Air France melakukan pembayaran sewa, ia mencatat sebagai beban sewa, dan ILFC mengakui pendapatan sewa. Sewa diklasiflasikan sebagai sewa pembiayaan (Finance lease ) jika entitas mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan. Untuk mencatat sewa sebagai sewa pembiayaan, maka sewa harus memiliki klausul "tidak dapat dibatalkan". a. Kriteria Kapitalisasi Tiga dari empat kriteria kapitalisasi (capitalization criteria ) yang berlaku bagi lessee masih kontroversial dan sulit diterapkan dalam praktik. pembahasan setiap kriteria secara terperinci pada bagian berikutnya. a. Uji Pengalihan Kepemilikan Jika sewa mengalihkan kepemilikan aset ke lessee, maka sewa teemasuk sewa pembiayaan. Kriteria ini tidak kontroversial dan mudah diimplementasikan dalam praktik.
6
b. Uji Opsi Tawar-menawar Pembelian Opsi tawar-menawar pembelian ( bargian -purchase option ) memungkinkan lessee untuk membeli aset sewaan dengan harga yang secara signifikan kebih rendah di bandingkan nilai wajar aset pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan. Psda awal sewa, selisih antara harga opsi dan nilai wajar yang di harapkan harus dapat memastikan bahwa opsi tersebut akan dilaksanakan. c. Uji Umur Ekonomik Jika masa sewa adalah untuk sebagian umur ekonomik aset, lessor mengalihkan sebagian besar risiko dan manfaat kepemilikan kepada lessee. kapialisasi dalam kasus ini sangat tepat. Namun, menentukan masa sewa dan berapa lama yang merupakan sebagian besar umur ekonomik aset kemungkinan menjadi sangat sulit. Masa sewa (lease term) pada umumnya dianggap tetap dan tidak dapat di batalkan. Namun, jika dalam pengaturan sewa berisi opsi tawar-menawar pembaruan, maka periode tersebut dapat diperpanjang. Opsi tawar-menawar pembaruan (bargianrenewal option ) memungkinkan lessee untuk memperbarui sewa yang
lebih rendah dibandingkan sewa wajar yang diharapkan pada tanggal opsi tersebut dapat dilaksanakan. Pada awal sewa, selisih antara nilai rental baru dans ewa wajar yang di harapkan harus dapat memastikan bahwa opsi untuk memperbarui akan dilaksanakan. d. Uji Pemulihan Investasi Dalam uji umur ekonomik, IASB belum mendefinsikan apa yang dimaksud dengan"secara substansial keseluruhan" nilai wajar aset. Dalam praktiknya, di mana telah lazim untuk melihat kriteria U.S GAAP, yang memiliki ambang batas nilai wajar 90 persen untuk menilai uji pemulihan investasi. Sekali lagi, dari pada berfokus pada satu elemen indikator klasifikasi sewa, lessee dan lessor harus mempertimbangkan semua faktor yang relevan saat mengevaluasi kriteria klasifikasi sewa. Untuk tujuan 7
pekerjaan rumah, asumsikan ambang batas 90 persen untuk uji pemulihan investasi. Pembayaran sewa minimum. Air France berkewajiban untuk
melakukan, atau berencana untuk melakukan, pembayaran sewa minimum (minimum lease payments ) sehubungan dengan aset sewaan. pembayaran ini mencakup hal-hal berikut: 1) Pembayaran rental minimum. Pembayaran rental minimum adalah biaya yang harus dibayarkan Air France ke ILFC berdasarkan perjanjian sewa. 2) Nilai residu yang dijamin. Nilai residu adalah estimasi nilai wajar aset sewaan pada akhir masa sewa. Nilai residu yang dijamin ( guaranted residual value ) adalah (1) jumlah tertentu atau dapat ditentukan yang
akan dibayarkan Air France kepada ILFC pada akhir sewa untuk membeli pesawat pada akhir sewa, atau (2) jumlah yang dijamin Air France bahwa ILFC akan merealisasikan jika pesawat dikembalikan. Jika di jamin secara penuh, maka nilai residu yang tidak di jamin adalah estimasi nilai residu yang yang tidak termasuk dalam bagian nilai residu yang di jamin 3) Penalti untuk Kegagalan dalam memperbarui atau memperpanjang sewa. 4) Opsi tawar-menawar pembelian. Biaya pelaksana ( executory costs ) yaitu Aset berwujud yang disewakan
dikenakan biaya asuransi, pemeliharaan, dan pajak. Biaya pelaksana tidak mencerminkan pembayaran atau pengurangan kewajiaban. Tingkat diskonto. Perusahaan yang menghitung nilai sekarang dari
pembayaran sewa minimum dengan menggunakan suku bunga implisit (implicit interest rate ). suku bunga ini didefinisikan swbagai tingkat diskonto yang pada awal sewa, menyebabkan keseluruhan nilai sekarang dari
8
pembayaran sewa minimum dan nilai residu yang tidak dijamin sama dengan nilai wajar aset sewaan. b. Aset dan Liabilitas Dicatat secara Berbeda Dalam transaksi sewa pembiayaan, Air France menggunakan sewa sebagai sumber pembiayaan. oleh karena itu, selama umur pesawat yang disewa tersebut, pembayaran sewa ke ILFC merupakan pembayaran pokok di tambah bunga. a. Aset dan Liabilitas Tercatat Air France mengakuisisi pesawat dan menimbulkan kewajiban. Oleh karena itu, Air France mencatat sewa pembiayaan sebagai berikut: 1) Nilai sekarang dari pembayaran sewa minimum (tidak termasuk biaya pelaksana) atau 2) Nilai wajar aset sewaan pada awal sewa. Alasan untuk pendekatan ini adalah bahwa perusahaan tidak boleh mencatat aset sewaan melebihi nilai wajarnya. b. Periode Penyusutan Salah satu aspek yang menyulitkan akuntansi atas penyusutan aset sewaan yang di kapitalisasi terkait dengan periode penyusutan. c. Metode Bunga Efektif Selama masa sewa, Air France menggunakan metode bunga efektif (effective-interest method
) untuk mengalokasikan setiap
pembayaran sewa antara pokok dan bunga. d. Konsep Penyusutan Air France harus menyusutkan aset sewaan dengan menerapkan metode penyusutan konvensional: garis lurus, jumlah angka tahun, saldo menurun, unit produksi, dan lain-lain. c. Metode Sewa Pembiayaan (Lessee) Untuk menggambarkan sewa pembiayaan, asumsikan bahwa CNH Capital (NLD) (entitas anak CNH Global) dan Ivanhoe Mines Ltd. (CAN) menandatangani
perjanjian
sewa
pada
9
tanggal
1Januari
2012,
yang
mensyaratkan CNH untuk menyewakan sebuah front-end loader
kepada
Ivanhoe mulai 1 Januari 2012. Syarat dan ketentuan perjanjian sewa, dan data terkait lainnya, adalah sebagai berikut: a. Jangka waktu sewa adalah lima tahun. perjanjian sewa tersebut tidak dapat dibatalkan, dan mengharuskan pembayaran sewa sebesar $25.981,62 pada setiap awal tahun (berbasis anuitas jatuh tempo). b. Loader tersebut memiliki nilai wajar pada saat awal sewa sebesar $100.000, perkiraan umur ekonomik selama lima tahun, dan tidak ada nilai residu. c. Ivanhoe membayar semua biaya pelaksana secara langsung kepada pihak ketiga kecuali untuk pajak properti sebesar $2.000 per tahun, yang dimasukkan sebagai bagian dari pembayaran tahunan kepada CNH. d. Sewa tidak berisi opsi perpanjangan. loader akan dialihkan kembali ke CNH pada saat penghentian sewa. e. suku bunga pinjaman inkremental Ivanhoe adalah 11persen per tahun f. Ivanhoe menyusutkan peraltan serupa yang dimilikinya secara garis lurus. g. CNH menetapkan sewa tahunan untuk mendapatkan tingkat imbal hasil investasi sebesar 10 persen per tahun, Ivanhoe mengetahui fakta ini. Ivanhoe mencatat pembayaran sewa pertama pada tanggal 1 januari 2012, sebagai berikut: Beban pajak properti
2.000,00
Liabilitas Sewa
23.981,62
Kas
25.981,62
Pada akhir tahun fiskal, 31 Desember 2012 , Ivanhoe mencatat bunga yang masih harus dibayar (diakru) sebagai berikut.
Beban Bunga
.
Utang Bunga
7.601,84 7.601,84
Setelah berakhirnya sewa, Ivanhoe telah sepenuhnya menyusutkan
jumlah yang kapitalisasi sebagai peralatan yang disewa. Jika Ivanhoe membeli peralatan pada akhir sewa dengan harga $ 5.000 dan estimasi
10
umur manfaat peralatan berubah dari lima menjadi tujuh tahun, maka perusahaan membuat jurnal sebagai berikut: Peralatan ($100.000+$5.000)
105.000
Akumulasibpenyusutan -sewa pembiayaan
100.000
Peralatan yanng Disewakan dalam sewa pembiayaan
100.000
Akumulasi Penyusutan -Peralatan
100.000
Kas
5.000
d. Metode Operasi (Lessee) Berdasarkam metode operasi,beban sewa (dan liabilitas terkait) diakui di hari ke hari oleh lessee karena menggunakan properti tersebut. Lessee mengalokasikan sewa pada periode yang mengguntungkan dari penggunaan aset, dan mengabaikan secara akuntansi setiap komitmen untuk melakukan pembayaran di masa mendatang. e. Perbandingan Sewa Pembiayaan dengan Sewa Operasi Jika perusahaan mencatat sewa sebagai sewa operasi,maka operasi tahun pertama sewa adalah $25.981,62; jumlah pembayaran sewa.Namun, jika perusahaan memperlakukan transaksi sebagai sewa pembiayaan, maka akan menghasilkan beban tahun pertama sebesar $ 29.601,84; Penyusutan sebesar $20.000 (dengan asumsi garis lurus ) , beban bunga sebesar $ 7.601,84.Jika menggunakan metode penyisitan percepat, selisih antara jumlah yang dibebankan pada operasi dalam dua metode tersebut akan menjadi lebih besar di tahun-tahun sebelumnya dan tahun-tahun kemudian. selain itu , penggunaan pendekatan sewa pembiayaan akan menghasilkan pencatatan aset dan liabilitas yang terkait sebesar $100.000 yang awalnya dilaporkan pada laporan posisi keuangan. Lessee tidak akan melaporkan aset atau liabilitas dalam metode operasi. Oleh karena itu, selisih berikut terjadi jika menggunakan sewa pembiayaan dan bukan sewa operasi: 1. Kenaikan jumlah utangvyang dilaporkan (jangka pendek maupun jangka panjang).
11
2. Kenaikan jumlah total aset (khususnya aset berumur panjang). 3. Laba yang rendah pada awal masa sewa, sehingga menyebabkan saldo laba menjadi lebih rendah. C. Akuntansi Untuk Lessor Ada tiga manfaat penting bagi lessor di antaranya: 1. Pendapatan bunga. Sewa merupakan bentuk pembiyaan. Bank, captive, dan perusahaan leasing independen melihat bahwa transaksi sewa menguntungkan karena memberikan margin bunga yang kompetitif. 2. I nsentif pajak. Dalam banyak kasus, perusahaan yang melakukan sewa tidak dapat menggunakan manfaat pajak dari aset tersebut, tetapi leasing semacam itu memungkinkan perusahaan untuk mengalihkan manfaat pajak tersebut kepada pihak lain (lessor ) dengan imbalan berupa tarif sewa yang lebih rendah atas aset sewaan. 3. Ni lai residu yang tinggi. Keuntungan lain bagi lessor adalah dikembalikannya aset pada akhir masa sewa. Nilai residu dapat menghasilkan keuntungan yang sangat besar. a. Ekonomi Sewa Sebuah
lessor
menentukan
jumlah
sewa,
berdasarkan
tingkat
pengembalian-implisit tingkat dibutuhkan untuk membenarkan penyewaan aset.Jika nilai sisa yang terlibat (apakah dijamin atau tidak), perusahaan tidak akan pulih seperti banyak dari pembayaran sewa b. Klasifikasi Sewa oleh Lessor 1. sewa operasi. 2. sewa langsung pembiayaan. 3. Penjualan tipe sewa. Perbedaan bagi lessor antara sewa pembiayaan langsung dan sewa tipe penjualan adalah ada tidaknya keuntungan (atau kerugian) pabrikan atau dealer – manfacturer’s dealer’s profit (or loss): sewa tipe penjualan mencakup
keuntungan pabrikan atau dealer, dan sewa pembiayaan langsung tidak mencakup keuntungan tersebut. Keuntungan (atau kerugian) kepada lessor
12
dibuktikan dengan selisih antar nilai wajar aset sewaan pada awal sewa dan biaya yang dikeluarkan lessor atau jumlah tercatat (nilai
buku). Lessor
mengklasifikasikan dan mencatat semua sewa yang tidak memenuhi syarat sebagai sewa pembiayaan langsung atau sewa tipe penjualan sebagai sewa operasi. c. Metode Pembiayaan Langsung (Lessor) Dalam substansi pembiayaan pembelian aset oleh penyewa. Catatan lessor:
Suatu sewa piutang bukan aset sewaan.
Piutang adalah nilai kini dari pembayaran sewa minimum ditambah nilai sekarang dari nilai residu yang tidak dijamin.
d. Metode Operasi (Lessor) 1. Mencatat setiap penerimaan sewa sebagai pendapatan sewa. 2. Terdepresiasi disewakan aset dengan cara yang normal. Dalam metode operasi, lessor mencatat setiap penerimaan sewa sebagai pendapatan sewa. Lessor menyusutkan aset sewaan dengan cara yang normal, dengan beban penyusutan pada periode yang dikaitkan dengan pendapatan sewa. Jumlah pendapatan yang diakui pada setiap periode akuntansi adalah jumlah
penerimaan
(dasar
garis
lurus)
walaupun
garis
sewa
tidak
menggunakan dasar tersebut, kecuali terdapat dasar sistematis dan rasional lain yang lebih mencerminkan pola waktu yang mana penggunaan manfaat aset sewaan menurun. D. Masalah Akuntansi Khusus Fitur pengaturan sewa yang menyebabkan masalah akuntansi yang unik adalah sebagai berikut: a. Nilai residu.
Arti dari Nilai Sisa - Estimasi nilai wajar aset sewaan pada akhir masa
sewa.
13
Dijamin Nilai Residual - Penyewa setuju untuk membuat kekurangan
bawah jumlah menyatakan bahwa lessor menyadari nilai sisa pada akhir masa sewa.
Sewa Pembayaran - Lessor dapat menyesuaikan pembayaran sewa
karena peningkatan kepastian pemulihan dari nilai sisa dijamin.
Lessee Akuntansi Nilai Residual - Itu pembayaran sewa minimum,
Termasuk nilai sisa yang terjamin tetapi tidak termasuk nilai residu yang tidak dijamin. b. Penjualan tipe sewa (lessor). 1. Perbedaan utama antara sewa langsung pembiayaan dan sewa penjualan tipe adalah pabrikan atau laba kotor dealer (atau kerugian). 2. Lessor mencatat harga jual aset, biaya pokok penjualan dan pengurangan persediaan terkait, dan sewa piutang. 3. Selisih akuntansi untuk nilai residu dijamin dan tidak dijamin. c. Opsi tawar menawar pembelian a. Nilai sekarang dari pembayaran sewa minimum harus mencakup nilai sekarang dari pilihan. b. Satu-satunya perbedaan antara perlakuan akuntansi untuk pilihan murah beli dan nilai sisa yang dijamin dalam jumlah yang identik dalam perhitungan depresiasi tahunan. d. Biaya langsung awal. Akuntansi untuk biaya langsung awal: o
sewa operasi, Lessor harus menunda biaya langsung awal.
o
Penjualan tipe sewa, Biaya lessor biaya langsung awal.
o
sewa langsung pembiayaan, Lessor menambahkan biaya langsung awal untuk investasi bersih.
e. Klasifikasi lancar versus tidak lancar IFRS tidak menunjukkan bagaimana mengukur jumlah arus dan tidak
lancar.Untuk kedua anuitas-akibat dan biasa-anuitas situasi melaporkan pengurangan pokok untuk periode berikutnya sebagai kewajiban lancar / aktiva lancar.
14
f. Pengungkapan Untuk penyewa: 1. Gambaran umum perjanjian sewa material.
2. Rekonsiliasi antara total pembayaran sewa minimum masa pada akhir periode pelaporan dan nilai mereka saat ini. 3. Total pembayaran sewa minimum masa pada akhir periode pelaporan, dan nilai mereka hadir untuk periode (1) selambat-lambatnya satu tahun, (2) lebih dari satu tahun dan tidak lebih dari lima tahun, dan (3) selambatlambatnya lima tahun. Untuk lessor:
1. Gambaran umum perjanjian sewa material. 2. Rekonsiliasi antara investasi bruto di sewa pada akhir periode pelaporan, dan nilai sekarang dari pembayaran sewa minimum piutang pada akhir periode pelaporan. 3. Pendapatan pembiayaan yang ditangguhkan. 4. investasi bruto di sewa dan nilai sekarang dari pembayaran sewa minimum piutang pada akhir periode pelaporan untuk periode (1) selambatlambatnya satu tahun, (2) lebih dari satu tahun dan tidak lebih dari lima tahun, dan (3) lebih dari lima tahun.
15
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Menurut Equipment Leasing Assocation (ELA), pasar penyewaan peralatan global adalah bisnis senilai $600-$700 miliar. ELA memperkirakan bahwa dari total investasi tetap senilai $850 miliar, $229 milliar (27 persen) akan dibiayai melalui sewa. Perlu dicatat bahwa statistik ini hanya untuk sewa peralatan, jika menambahkan sewa real estat, yang mungkin lebih besar, maka bisnis tersebut sangat besar dan terus berkembang. setidaknya sebagian dari hal tersebut di dorong oleh akuntansi. semua jenis peralatan dapat sewa, seperti gerbong kereta, helikopter, buldoser, kapal tongkang, pemindai CT, komputer, dan sebagainya. Kelompok peralatan sewaan terbesar melibatkan peralatan teknologi informasi, diikuti oleh aset transportasi (truk, pesawat terbang, kereta api), dan kemudian konstruksi dan pertanian. Ada tiga manfaat penting bagi lessor di antaranya: a. Pendapatan bunga b. Insentif pajak c. Nilai residu yang tinggi B. Saran Dengan mengenal perusahaan leasing dengan baik diharapkan untuk pembaca bisa terhindar dari penipuan yang berlandaskan perusahaan asing.
16
DAFTAR PUSTAKA Donald, Kieso E. dkk. 2018. “ Akuntansi Keuangan Menengah”. Jakarta: Salemba
Empat
17