BAB 2 KONSEP TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Abortus Beberapa ahli mengemukakan definisi mengenai abortus yaitu sebagai berikut: 2.1.1 Berakhirnya masa kehamilan sebelum anak dapat hidup di duia luar (Bagian Obgyn Unpa Unpad, d, 1999 1999). ). Anak Anak baru baru mung mungkin kin hidup hidup di duni dunia a luar luar kalau kalau berat beratny nya a tela telah h mencapai 1000 gram atau umur kehamilan 28 minggu. Pengeluaran atau ekstraksi janin atau embrio yang berbobot 500 gram atau kurang dari ibunya yang kira – kira berumur 20 sampai 22 minggu kehamilan (Hacker and Moore, 2001).
Jenis Abortus
Macam Abortus
Definisi
Sponta Spontan n (terja (terjadi di deng dengan an send sendir iri, i, keguguran) merupakan ± 20% dari semua abortus.
Abortus imminens.
(keguguran (keguguran mengancam mengancam). ). Abortus Abortus ini baru baru mengan mengancam cam dan ada harapa harapan n untuk mempertahankan.
Abortus incipiens.
Tanda dan Gejala
(kegug (kegugura uran n berlan berlangsu gsung) ng).. Abortu Abortus s sudah sudah berlan berlangsu gsung ng dan tidak tidak dapat dapat dicegah lagi.
-
Perdarahan per vaginam sebelum minggu ke 20. Kadang ny n yeri, te terasa ny n yeri tu t umpul pa p ada pe p erut ba b agian ba b awah menyertai perdarahan. Nyeri te te ra rasa me memilin ka karena ko kontraksi titidak ad ada at atau se sedikit se sekali. Tidak ditemukan kelainan pada serviks. Serviks tertutup. -
Perdarahan pe per va vaginam ma masif, ka kadang – kadang ke keluar gu gumpalan darah.
Abortus incompletus.
(keguguran (keguguran tidak lengkap). lengkap). Sebagian Sebagian dari buah kehamilan telah dilahirkan dilahirkan tetapi tetapi sebgai sebgaian an (biasa (biasanya nya jaring jaringan an palsneta) masih etrtinggal di rahim.
Nyeri pe perut ba bagian ba bawah se seperti ke kejang ka karena ko kontraksi ra rahim kuat.
-
Serviks sering melebar sebagian akibat kontraksi.
-
Perdarahan p er er va v aginam be b erlangsung te t erus wa w alaupun j ar aringan telah keluar.
Abortus completus.
(keguguran (keguguran lengkap). lengkap). Seluruh Seluruh buah kehamilan telah dilahirkan lengkap.
-
Nyeri perut bawah mirip kejang. Dilatasi se serviks ak akibat ma masih ad adanya ha hasil ko konsepsi di di da d alam uterus yang dianggap sebagai corpus allienum. Keluarnya ha hasil ko konsepsi (s (seperti po potongan ku kulit da dan ha hati). -
Kontraksi ra rahim da dan pe perdarahan me mereda se setelah ha hasil ko konsepsi keluar.
Missed abortion.
(keguguran tertunda). Missed abortion ialah keadaan dimana janin telah mati sebelum minggu ke 22 tetapi tertahan di dalam rahim selama 2 bulan atau lebih setelah janin mati.
Abortus habitualis.
(keguguran (keguguran berulang – ulang). ulang). Ialah abor abortu tus s yang yang tela telah h beru berula lang ng dan dan bertur berturut ut – turut turut terjad terjadii sekura sekurang ng – kurangnya 3 kali berturut – turut.
Abortus febrilis.
Abortu Abortus s incomp incomplet letus us atau atau incipiens yang disertai infeksi.
-
Serviks menutup. Rahim lebih kecil dari periode yang ditunjukkan amenorea. Gejala kehamilan tidak ada. Uji kehamilan negatif.
-
Rahim ti tidak em emmbesar, ma malahan me mengecil ka karena ab absorpsi ai a ir ketuban dan macerasi janin. Buah dada mengecil kembali. Gejala kehamilan tidak ada, han ya ya amenorea te ru rus berlangsung.
abortu abortus s
Abortus Abortus provocatus provocatus a rt ifi cia li s a ta u (disengaja, abortus therapeutics. digugurkan) merupakan 80% dari semua abortus.
Pengguguran kehamilan dengan alat – alat dengan alasan bahwa kehamilan membahayakan membawa maut bagi ibu, misal ibu berpenyakit berat. Indikasi pada ibu dengan penyakit jantung (rheuma), hypertensi essensialis, carcinoma cerviks.
Abortus provocatus Adalah pengguguran kehamilan tanpa criminalis. alasan medis yang syah dan dilarang oleh hukum.
Demam kadang – kadang menggigil. Lochea berbau busuk.
Abortus Abortus provocatus provocatus a rt ifi cia li s a ta u (disengaja, abortus therapeutics. digugurkan) merupakan 80% dari semua abortus.
Demam kadang – kadang menggigil. Lochea berbau busuk.
Pengguguran kehamilan dengan alat – alat dengan alasan bahwa kehamilan membahayakan membawa maut bagi ibu, misal ibu berpenyakit berat. Indikasi pada ibu dengan penyakit jantung (rheuma), hypertensi essensialis, carcinoma cerviks.
Abortus provocatus Adalah pengguguran kehamilan tanpa criminalis. alasan medis yang syah dan dilarang oleh hukum.
2.3 Etiologi Abortus 2.3.1 Kelainan telur Kelainan telur menyebabkan kelainan pertumbuhan yang sedinikian rupa hingga janin tidak mungkin hidup terus, misalnya karena faktor endogen seperti kelainan chromosom (trisomi dan polyploidi).
2.3.2 Penyakit ibu Berbagai penyakit ibu dapat menimbulkan abortus, yaitu: 1) Infeksi akut yang berat: pneumonia, thypus dapat mneyebabkan abortus dan partus prematurus.
2.3 Etiologi Abortus 2.3.1 Kelainan telur Kelainan telur menyebabkan kelainan pertumbuhan yang sedinikian rupa hingga janin tidak mungkin hidup terus, misalnya karena faktor endogen seperti kelainan chromosom (trisomi dan polyploidi).
2.3.2 Penyakit ibu Berbagai penyakit ibu dapat menimbulkan abortus, yaitu: 1) Infeksi akut yang berat: pneumonia, thypus dapat mneyebabkan abortus dan partus prematurus. 2) Kelainan endokrin, misalnya kekurangan progesteron atau disfungsi kelenjar gondok. 3) Trauma, misalnya laparatomi atau kecelakaan langsung pada ibu. 4) Gizi ibu yang kurang baik. 5) Kelainan alat kandungan: - Hypoplasia uteri. - Tumor uterus - Cerviks yang pendek - Retroflexio uteri incarcerata - Kelainan endometrium 6) Faktor psikologis ibu.
2.3.3 Faktor suami Terdapat kelainan bentuk anomali kromosom pada kedua orang tua serta faktor imunologik yang dapat memungkinkan hospes (ibu) mempertahankan produk asings ecara antigenetik (janin) tanpa terjadi penolakan.
2.3.4 Faktor lingkungan Paparan dari lingkungan seperti kebiasaan merokok, minum minuman beralkohol serta paparan faktor eksogen seperti virus, radiasi, zat kimia,
2.3 Etiologi Abortus 2.3.1 Kelainan telur Kelainan telur menyebabkan kelainan pertumbuhan yang sedinikian rupa hingga janin tidak mungkin hidup terus, misalnya karena faktor endogen seperti kelainan chromosom (trisomi dan polyploidi).
2.3.2 Penyakit ibu Berbagai penyakit ibu dapat menimbulkan abortus, yaitu: 1) Infeksi akut yang berat: pneumonia, thypus dapat mneyebabkan abortus dan partus prematurus. 2) Kelainan endokrin, misalnya kekurangan progesteron atau disfungsi kelenjar gondok. 3) Trauma, misalnya laparatomi atau kecelakaan langsung pada ibu. 4) Gizi ibu yang kurang baik. 5) Kelainan alat kandungan: - Hypoplasia uteri. - Tumor uterus - Cerviks yang pendek - Retroflexio uteri incarcerata - Kelainan endometrium 6) Faktor psikologis ibu.
2.3.3 Faktor suami Terdapat kelainan bentuk anomali kromosom pada kedua orang tua serta faktor imunologik yang dapat memungkinkan hospes (ibu) mempertahankan produk asings ecara antigenetik (janin) tanpa terjadi penolakan.
2.3.4 Faktor lingkungan Paparan dari lingkungan seperti kebiasaan merokok, minum minuman beralkohol serta paparan faktor eksogen seperti virus, radiasi, zat kimia, memperbesar peluang terjadinya abortus.
2.4 Patofisiologi Abortus
Etiologi: Faktor kelainan telur. Faktor penyakit pada ibu Faktor suami
Buah kehamilan pada usia 20 minggu dan berat < 500 gram
Janin dapat beradaptasi
Janin tidak dapat beradaptasi
Usia kehamilan dapat dipertahankan > 37 minggu atau BB janin > 2500 gram
Janin gugur
Rangsangan pada uterus
Lepasnya buah kehamilan
Terganggunya psikologis ibu
dari implantasinya Kontraksi uterus
Kecemasan Terputusnya pembuluh darah ibu
Defisit knowledge
Prostaglandin Perdarahan dan nekrose desidua
Dilatasi serviks
Resiko defisit volume cairan Kelemahan
Nyeri
Resiko gawat janin Resiko terjadi infeksi
2.5 Penatalaksanaan Abortus 2.5.1 Abortus imminens Karena ada harapan bahwa kehamilan dapat dipertahankan, maka pasien: 1) Istirahat rebah (tidak usah melebihi 48 jam). 2) Diberi sedativa misal luminal, codein, morphin. 3) Progesteron 10 mg sehari untuk terapi substitusi dan mengurangi kerentanan otot-otot rahim (misal gestanon). 4) Dilarang coitus sampai 2 minggu.
2.5.2 Abortus incipiens Kemungkinan terjadi abortus sangat besar sehingga pasien: 1) Mempercepat pengosongan rahim dengan oxytocin 2 ½ satuan tiap ½ jam sebnayak 6 kali. 2) Mengurangi nyeri dengan sedativa. 3) Jika ptocin tidak berhasil dilakukan curetage asal pembukaan cukup besar.
2.5.3 Abortus incompletus 1) Harus segera curetage atau secara digital untuk mengehntikan perdarahan.
2.5.4 Abortus febrilis 1) pelaksanaan curetage ditunda untuk mencegah sepsis, keculai perdarahan banyak sekali. 2) Diberi atobiotika. 3) Curetage dilakukan setelah suhu tubuh turun selama 3 hari.
2.5.5 Missed abortion 1) Diutamakan penyelesaian missed abortion secara lebih aktif untuk mencegah perdarahan dan sepsis dengan oxytocin dan antibiotika. Segera setelah kematian janin dipastikan, segera beri pitocin 10 satuan dalam 500 cc glucose. 2) Untuk merangsang dilatasis erviks diberi laminaria stift.
2.6 Penyulit Abortus 1) perdarahan hebat. 2) Infeksi kadang-kadang sampai terjadi sepsis, infeksi dari tuba dapat menimbulkan kemandulan. 3) Renal failure disebabkan karena infeksi dan shock. 4) Shock bakteri karen atoxin. 5) Perforasi saat curetage
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN IBU DENGAN ABORTUS 1.
PENGKAJIAN DATA FOKUS
Pada Ibu hamil dengan kasus abortus pada umumnya mengalami keluhan sebagai berikut: -
Tidak enak badan.
-
Badan panas, kadang- kadang panas disertai menggigil dan panas tinggi.
-
Sakit kepala dan penglihatan terasa kabur.
-
Keluar perdarahan dari alat kemaluan, kadang-kadang keluar flek-flek
darah atau perdarahan terus-menerus.
-
Keluhan nyeri pada perut bagian bawah, nyeri drasakan melilit menyebar
sampai ke punggung dan pinggang. -
Keluhan perut dirasa tegang, keras seperti papan, dan kaku.
-
Keluhan keluar gumpalan darah segar seperti kulit mati dan jarinagn hati
dalam jumlah banyak. -
Perasaan takut dan khawatir terhadap kondisi kehamilan.
-
Ibu merasa cemas dan gelisah sebelum mendapat kepastian penyakitnya.
-
Nadi cenderung meningkat, tekanan darah meningkat, respirasi meningkat
dan suhu meningkat.
Pemeriksaan Penunjang: Pada pemeriksaan dalam ditemukan terdapat pembukaan serviks atau pada kasus abortus imminens sering ditemukan serviks tertutup dan keluhan nyeri hebat pada pasien. Porsio sering teraba melunak pada pemeriksaan dalam, terdapat jaringan ikut keluar pada pemeriksaan. Pemeriksaan kadar hemoglobin cenderung menurun akibat perdarahan. Pemeriksaan kadar HCG dalam urine untuk memastikan kehamilan masih berlangsung. Pemeriksaan auskultasi dengan funduskop dan doppler untuk memastikan kondisi janin. Pemeriksaan USG untuk memastikan kondisi janin. 2.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri b/d adanya kontraksi uterus, skunder terhadap pelepasan separasi plasenta.
Resiko deficit volume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui rute normal dan atau abnormal (perdarahan).
Kelemahan b/d penurunan produksi energi metabolic, peningkatan kebutuhan energi (status hipermetabolik); kebutuhan psikologis/emosional
berlebihan;
perubahan kimia tubuh; perdarahan.
Resiko terjadi gawat janin intra uteri (hipoksia) b/d penurunan suplay O 2 dan nutrisi ke jaringan plasenta skunder terhadap perdarahan akibat pelepasan separasi plasenta.
Ketakutan/ansietas b/d krisis situasi (perdarahan); ancaman/perubahan pada status kesehatan, fungsi peran, pola interaksi; ancaman kematian; perpisahan dari keluarga (hospitalisasi, pengobatan), transmisi/penularan perasaan interpersonal.
Defisit knowledge / Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai penyakit, prognosis
dan
kebutuhan
pengobatan
b/d kurang
pemajanan/mengingat;
kesalahan interpretasi informasi, mitos; tidak mengenal sumber informasi; keterbatasan kognitif.
Resiko tinggi terhadap infeksi b/d ketidakadekuatan pertahanan skunder akibat perdarahan; prosedur invasif.
3.
RENCANA INTERVENSI DAN RASIONAL
DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL Nyeri b/d adanya kontraksi uterus, skunder Pasien dapat mendemonstrasikan hilang dari terhadap pelepasan separasi plasenta ketidaknyamanan. Kriteria evaluasi: menyangkal nyeri, melaporkan perasaan nyaman, ekspresi wajah dan postur tubuh rileks.
RENCANA INTERVENSI RASIONAL Tentukan riwayat nyeri, mis. Lokasi nyeri, Menentukan intervensi selanjutnya. frekuensi, durasi dan intesitas (skala 0-10) dan tindakan penghilangan yang digunakan. Pantau: TD, nadi, RR setiap 4 jam bila tidak Mengidentifikasi menerima agen osmotic secara intravena, penyimpangan setiap 2 jam bila menerima agen osmotic. diharapkan. Pantau masukan dan haluaran setiap 8 jam bila menerima agen osmotic intravena. Berikan analgesic sesuai pesanan dan mengevaluasi keefektifannya. Beri tahu doketr bila nyeri menetap atau memburuk setelah pemberian obat.
kemajuan dari hasil
atau yang
Analgesik memblok jaras nyeri. Ke ti da kn ya mna n m at a b era t me na nda ka n p erk emb ang an komplikasi dan perlunya perhatian medis segera.
Berikan tindakan kenyamanan dasar, mis. Meningkatkan relaksasi dan membantu Reposisi, gosokan punggung, dan aktifitas memfokuskan kembali perhatian. hiburan, mis. Musik, televisi. Donog penggunaan keterampilan manajmeen Me mu ng ki nk an p as ie n u nt uk nyeri, mis. Teknik relaksasi, visualisasi, berpartisipasi secara aktif dan bimbingan imajinasi, tretawa, sentuhan meningkatkan rasa control. terapeutik. Evaluasi penghilangan nyeri. Tujuannya adalah control nyeri Informasi memberikan data dasar untuk maksimum dengan pengaruh minimum mengevaluasi kebutuhan/keefektifan pada AKS. intervensi. Resiko deficit volume cairan b/d kehilangan Pasien dapat mendemostrasikan status Pantau: berlebihan melalui rute normal dan atau cairan; Kekurangan volume cairan tidak Ta nda -ta nd a vi ta l, abnormal (perdarahan). terjadi. evaluais nadi perifer, pengisian kapiler. Warna urine. Kriteria evaluasi: tak ada manifestasi Masukan dan haluaran. dehidrasi, resolusi oedema, elektrolit serum Status umum setiap 8 jam. dalam batas normal, haluaran urine di atas 30 ml/jam. Beritahu dokter bila: haluaran urine < 30
Mengidentifikasi penyimpangan indikasi kemajuan atau penyimpangan d ar i h asi l ya ng d ih ar ap kan . Menunjukkan keadekuatan volume sirkulasi.
ml/jam, haus, takikardia, gelisah, TD di bawah rentang normal, urine gelap atau encer gelap. Konsultasi doketr bila manifestasi kelebihan cairan terjadi.
hipovolemia dan perlunya peningkatan ca ir an . Pa da l ka b aka r l ua s, perpindahan cairan dari ruang intravaskular ke ruang interstitial menimbukan hipovolemi.
Kaji turgor kulit dan kelembaban membrane mukosa. Perthanakn kleuhan haus.
Indikator tidak langsung dari status hidrasi/derajat kekurangan.
Temuan-temuan
ini
mennadakan
Dorong pemasukan cairan sampai 3000 cc/24 Membantu dalam memelihara jam sesuai toleransi tubuh. kebuthan cair an dan menurunkan resiko efek samping yang membahayakan. Kolaborasi: Berikan cairan IV sesuai indikasi. Diberikan untuk hidrasi umum serta mengencerkan obat antineoplastik dan menurunkan efek samping merugikan, mis. Mual/muntah atau nefrotoksitas. Kelemahan b/d penurunan produksi energi metabolic, peningkatan kebutuhan energi (status hipermetabolik); kebutuhan psikologis/emosional berlebihan; perubahan kimia tubuh; perdarahan.
Klien dapat mengontrol kelemahan yang timbul dan dapat memenuhi aktifitas secara mandiri. Kriteria hasil: Menunjukkan peningkatan dalam beraktifitas. Kelemahan dan kelelahan berkurang. Kebutuhan ADL terpen uhi secara mandiri atau dengan bantuan. frekuensi jantung/irama dan Td dalam batas normal. kulit hangat, merah muda dan kering
Berikan aktifitas alternatif dengan periode istirahat tanpa diganggu. Rencanakan perawatan untuk memungkinkan periode istirahat. Jadwalkan aktifitas periodic bila pasien mempunyai energi banyak. Libatkan pasien/orang terdekat dalam jadwal perencanaan.
Mencegah kelelahan yang berlebihan. Periode istirahat sering diperlukan untuk memperbaiki/mengurangi pemakaiann neergi. Perencanaan akan memungkinkan pasien menjadi ektif selama waktu dimana tingkat energi lebih tinggi, yang dapat memperbaiki perasaan sejahtera dan rasa kontrol. Meningkatkan kekuatan stamina dan memampukan pasien manjadi lebih aktif tanpa kelelahan berarti.
Dorong masukan nutrisi.
Masukan/penggunaan nutrisi adekuat perlu untuk memenuhi kebutuhan energi untuk aktifitas.
Anjurkan keluarga untuk membantu Te kn ik p en gh ema ta n en er gi pemenuhan kebutuhan ADL pasien. menurunkan penggunaan energi dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
Jelaskan pola peningkatan bertahap dari Aktifitas yang maju memberikan kontrol aktifitas, contoh: posisi duduk ditempat tidur jantung, meningaktkan regangan dan bila tidak pusing dan tidak ada nyeri, bangun mencegah aktifitas berlebihan. dari tempat tidur, belajar berdiri dst. Resiko terjadi gawat janin intra uteri (hipoksia) Gawat janin tidak terjadi, bayi dapat b/d penurunan suplay O2 dan nutrisi ke dipertahankan sampai umur 37 minggu dan jaringan plasenta skunder terhadap atau BBL ≥ 2500 gr. perdarahan. Kriteria hasil: Gerakan janin aktif. DJJ 120-140 x/mnt. Kontraksi uterus /his tidak ada. - Kehamilan dapat dipertahankan sampai umur 37 minggu dan atau BBL ≥ 2500 gr. Perdarahan berhenti atau tid ak ada. Flek-flek tidak ada.
Anjurkan penderita untuk tidur miring ke kiri.
Meminimalkan tekanan pada aorta sehingga O2 yang disuplay ke plasenta dan janin lebih lancar.
Anjurkan pasien untuk melakukan ANC Deteksi dini terhadap adanya secara teratur sesuai dengan masa penyimpangan pada kehamilan. kehamilan: 1 x/bln pada trimester I 2 x/bln pada trimester II 1 x/minggu pada trimester III. Pantau DJJ, kontraksi uterus/his, gerakan janin.
Penurunan DJJ dan gerakan janin sebagai prediksi adanya asfiksia janin.
Motivasi pasien untuk meningkatkan fase Fase istirahat yang lebih akan istirahat. membantu meminimalkan pemakaian e ne rg i d an O2 sekaligus dapat mengistirahatkan bayi sampai cukup bulan. Jelaskan pada pasien untuk segera Sebagai kontrol langsung dari pasien memeriksakan kehamilannya bila terdapat: terhadap kondisi kehamilannya. Gerakan janin berkurang/menurun. Kontraksi/his terus-menerus.
ml/jam, haus, takikardia, gelisah, TD di bawah rentang normal, urine gelap atau encer gelap. Konsultasi doketr bila manifestasi kelebihan cairan terjadi.
hipovolemia dan perlunya peningkatan ca ir an . Pa da l ka b aka r l ua s, perpindahan cairan dari ruang intravaskular ke ruang interstitial menimbukan hipovolemi.
Kaji turgor kulit dan kelembaban membrane mukosa. Perthanakn kleuhan haus.
Indikator tidak langsung dari status hidrasi/derajat kekurangan.
Dorong pemasukan cairan sampai 3000 cc/24 Membantu dalam memelihara jam sesuai toleransi tubuh. kebuthan cair an dan menurunkan resiko efek samping yang membahayakan. Kolaborasi: Berikan cairan IV sesuai indikasi. Diberikan untuk hidrasi umum serta mengencerkan obat antineoplastik dan menurunkan efek samping merugikan, mis. Mual/muntah atau nefrotoksitas. Kelemahan b/d penurunan produksi energi metabolic, peningkatan kebutuhan energi (status hipermetabolik); kebutuhan psikologis/emosional berlebihan; perubahan kimia tubuh; perdarahan.
Klien dapat mengontrol kelemahan yang timbul dan dapat memenuhi aktifitas secara mandiri. Kriteria hasil: Menunjukkan peningkatan dalam beraktifitas. Kelemahan dan kelelahan berkurang. Kebutuhan ADL terpen uhi secara mandiri atau dengan bantuan. frekuensi jantung/irama dan Td dalam batas normal. kulit hangat, merah muda dan kering
Berikan aktifitas alternatif dengan periode istirahat tanpa diganggu. Rencanakan perawatan untuk memungkinkan periode istirahat. Jadwalkan aktifitas periodic bila pasien mempunyai energi banyak. Libatkan pasien/orang terdekat dalam jadwal perencanaan.
Mencegah kelelahan yang berlebihan. Periode istirahat sering diperlukan untuk memperbaiki/mengurangi pemakaiann neergi. Perencanaan akan memungkinkan pasien menjadi ektif selama waktu dimana tingkat energi lebih tinggi, yang dapat memperbaiki perasaan sejahtera dan rasa kontrol. Meningkatkan kekuatan stamina dan memampukan pasien manjadi lebih aktif tanpa kelelahan berarti.
Dorong masukan nutrisi.
Masukan/penggunaan nutrisi adekuat perlu untuk memenuhi kebutuhan energi untuk aktifitas.
Anjurkan keluarga untuk membantu Te kn ik p en gh ema ta n en er gi pemenuhan kebutuhan ADL pasien. menurunkan penggunaan energi dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
Jelaskan pola peningkatan bertahap dari Aktifitas yang maju memberikan kontrol aktifitas, contoh: posisi duduk ditempat tidur jantung, meningaktkan regangan dan bila tidak pusing dan tidak ada nyeri, bangun mencegah aktifitas berlebihan. dari tempat tidur, belajar berdiri dst. Resiko terjadi gawat janin intra uteri (hipoksia) Gawat janin tidak terjadi, bayi dapat b/d penurunan suplay O2 dan nutrisi ke dipertahankan sampai umur 37 minggu dan jaringan plasenta skunder terhadap atau BBL ≥ 2500 gr. perdarahan. Kriteria hasil: Gerakan janin aktif. DJJ 120-140 x/mnt. Kontraksi uterus /his tidak ada. - Kehamilan dapat dipertahankan sampai umur 37 minggu dan atau BBL ≥ 2500 gr. Perdarahan berhenti atau tid ak ada. Flek-flek tidak ada.
Anjurkan penderita untuk tidur miring ke kiri.
Meminimalkan tekanan pada aorta sehingga O2 yang disuplay ke plasenta dan janin lebih lancar.
Anjurkan pasien untuk melakukan ANC Deteksi dini terhadap adanya secara teratur sesuai dengan masa penyimpangan pada kehamilan. kehamilan: 1 x/bln pada trimester I 2 x/bln pada trimester II 1 x/minggu pada trimester III. Pantau DJJ, kontraksi uterus/his, gerakan janin.
Penurunan DJJ dan gerakan janin sebagai prediksi adanya asfiksia janin.
Motivasi pasien untuk meningkatkan fase Fase istirahat yang lebih akan istirahat. membantu meminimalkan pemakaian e ne rg i d an O2 sekaligus dapat mengistirahatkan bayi sampai cukup bulan. Jelaskan pada pasien untuk segera Sebagai kontrol langsung dari pasien memeriksakan kehamilannya bila terdapat: terhadap kondisi kehamilannya. Gerakan janin berkurang/menurun. Kontraksi/his terus-menerus. Pe rdarahan Ny eri ab do me n. Perut mengeras dan sangat nyeri. Ketakutan/ansietas b/d krisis situasi Pasien dapat mendemonstrasikan hilangnya Kaji derajat ansietas. (perdarahan); ancaman/perubahan pada ansietas. status kesehatan, fungsi peran, pola interaksi; Kriteria hasil: ancaman kematian; perpisahan dari keluarga - Pa sie n me la po rk an h il an gn ya / Biarkan pasien mengekspresikan perasaan (hospitalisasi, pengobatan), berkurangnya perasaan cemas/khawatir. tentang kondisinya. Pertahankan cara yang
transmisi/penularan perasaan interpersonal.
-
Pasien tenang. Pasien kooperatif dalam pengobatan. Postur tubuh rileks. Ekspresi wajah tenang. Sk ala HARS: < 5
Menentukan selanjutnya.
intervensi
keperawatan
Pengekspresian perasaan membantu pasein mngidentifikasi sumber ansietas
tenang dan efisien. Jelaskan semua tujuan dan penggunaan respon koping. tindakan yang ditentukan. Pendekatan tenang oleh pemberi perawatan menyampaikan kepercayaan dan control. Pengetahuan apa yang diperkirakan membantu mengurangi ansietas. Pertahankan control nyeri efektif. Nyeri adalah sumber ansietas. Pertahankan kontak sering dengan pasien. Memberikan keyakinan bahwa pasien Bicara dengan menyentuh pasien bila tepat. tidak sendiri atau ditolak, berikan respek dan penerimaan individu, mengembangkan kepercayaan. Waspada pada tanda menyangkal/depresi, mis. Menarik diri, marah, tanda tidak tepat. Tentukan adanya ide bunuh diri dan kaji potensial nyeri pada skala 0-10.
Pa si en d ap at me ngg un aka n me kan sim e p er ta ha na n d ar i menyangkal dan mengekspresikan harapan dimana diagnosis tidak akurat. Persaan bersalah, distress spiritual, gejala fisik atau kurang erawatan diri dapat menyebabkan pasien menjadi menarik diri dan yakin bahwa bunuh diri adalah pilihan tepat.
Libatkan orang terdekat sesuai indikasi bila keputusan mayor akan dibuat.
Menjamin system pendukung untuk pasien dan memungkinkan orang terdekat terlibat degna tepat.
Tingkatakan rasa tenang dan lingkungan Memudahkan istirahat, menghemat tenang. energi dan meningkatkan kemmapuan koping. Perhatikan koping takefektif, mis. Interaksi Mengidentiifkasi masalah individu dam social buurk, tidak berdaya, fungsi menyerah me mb er ika n d uk ung an p ad a setiap hari dan kepuasan sumber. pasien/orang terdekat dalam
Jelaskan pola peningkatan bertahap dari Aktifitas yang maju memberikan kontrol aktifitas, contoh: posisi duduk ditempat tidur jantung, meningaktkan regangan dan bila tidak pusing dan tidak ada nyeri, bangun mencegah aktifitas berlebihan. dari tempat tidur, belajar berdiri dst. Resiko terjadi gawat janin intra uteri (hipoksia) Gawat janin tidak terjadi, bayi dapat b/d penurunan suplay O2 dan nutrisi ke dipertahankan sampai umur 37 minggu dan jaringan plasenta skunder terhadap atau BBL ≥ 2500 gr. perdarahan. Kriteria hasil: Gerakan janin aktif. DJJ 120-140 x/mnt. Kontraksi uterus /his tidak ada. - Kehamilan dapat dipertahankan sampai umur 37 minggu dan atau BBL ≥ 2500 gr. Perdarahan berhenti atau tid ak ada. Flek-flek tidak ada.
Anjurkan penderita untuk tidur miring ke kiri.
Meminimalkan tekanan pada aorta sehingga O2 yang disuplay ke plasenta dan janin lebih lancar.
Anjurkan pasien untuk melakukan ANC Deteksi dini terhadap adanya secara teratur sesuai dengan masa penyimpangan pada kehamilan. kehamilan: 1 x/bln pada trimester I 2 x/bln pada trimester II 1 x/minggu pada trimester III. Pantau DJJ, kontraksi uterus/his, gerakan janin.
Penurunan DJJ dan gerakan janin sebagai prediksi adanya asfiksia janin.
Motivasi pasien untuk meningkatkan fase Fase istirahat yang lebih akan istirahat. membantu meminimalkan pemakaian e ne rg i d an O2 sekaligus dapat mengistirahatkan bayi sampai cukup bulan. Jelaskan pada pasien untuk segera Sebagai kontrol langsung dari pasien memeriksakan kehamilannya bila terdapat: terhadap kondisi kehamilannya. Gerakan janin berkurang/menurun. Kontraksi/his terus-menerus. Pe rdarahan Ny eri ab do me n. Perut mengeras dan sangat nyeri. Ketakutan/ansietas b/d krisis situasi Pasien dapat mendemonstrasikan hilangnya Kaji derajat ansietas. (perdarahan); ancaman/perubahan pada ansietas. status kesehatan, fungsi peran, pola interaksi; Kriteria hasil: ancaman kematian; perpisahan dari keluarga - Pa sie n me la po rk an h il an gn ya / Biarkan pasien mengekspresikan perasaan (hospitalisasi, pengobatan), berkurangnya perasaan cemas/khawatir. tentang kondisinya. Pertahankan cara yang
transmisi/penularan perasaan interpersonal.
-
Pasien tenang. Pasien kooperatif dalam pengobatan. Postur tubuh rileks. Ekspresi wajah tenang. Sk ala HARS: < 5
Menentukan selanjutnya.
intervensi
Pengekspresian perasaan membantu pasein mngidentifikasi sumber ansietas
tenang dan efisien. Jelaskan semua tujuan dan penggunaan respon koping. tindakan yang ditentukan. Pendekatan tenang oleh pemberi perawatan menyampaikan kepercayaan dan control. Pengetahuan apa yang diperkirakan membantu mengurangi ansietas. Pertahankan control nyeri efektif. Nyeri adalah sumber ansietas. Pertahankan kontak sering dengan pasien. Memberikan keyakinan bahwa pasien Bicara dengan menyentuh pasien bila tepat. tidak sendiri atau ditolak, berikan respek dan penerimaan individu, mengembangkan kepercayaan. Waspada pada tanda menyangkal/depresi, mis. Menarik diri, marah, tanda tidak tepat. Tentukan adanya ide bunuh diri dan kaji potensial nyeri pada skala 0-10.
Pa si en d ap at me ngg un aka n me kan sim e p er ta ha na n d ar i menyangkal dan mengekspresikan harapan dimana diagnosis tidak akurat. Persaan bersalah, distress spiritual, gejala fisik atau kurang erawatan diri dapat menyebabkan pasien menjadi menarik diri dan yakin bahwa bunuh diri adalah pilihan tepat.
Libatkan orang terdekat sesuai indikasi bila keputusan mayor akan dibuat.
Menjamin system pendukung untuk pasien dan memungkinkan orang terdekat terlibat degna tepat.
Tingkatakan rasa tenang dan lingkungan Memudahkan istirahat, menghemat tenang. energi dan meningkatkan kemmapuan koping. Perhatikan koping takefektif, mis. Interaksi Mengidentiifkasi masalah individu dam social buurk, tidak berdaya, fungsi menyerah me mb er ika n d uk ung an p ad a setiap hari dan kepuasan sumber. pasien/orang terdekat dalam menggunakan keterampilam koping efektif. Defisit knowledge / Kurang pengetahuan Pasien dapat memenuhi kebutuhan belajar Tentukan persepsi pasien tentang kondisi Memvalidasi tingkat pemahaman saat (kebutuhan belajar), mengenai penyakit, secara mandiri, memahami penyakit dan kehamilan sekarang, tanyakan tentang ini, mengidentifkasi kebutuhan belajar
prognosis dan kebutuhan pengobatan b/d pengobatan yang diberikan. kurang pemajanan/mengingat; kesalahan Kriteria hasil: interpretasi informasi, mitos; tidak mengenal Pasien memahami regimen terapeutik sumber informasi; keterbatasan kognitif. dan perawatan yang diberikan. Pasien kooperatif terhadap tin dakan pengobatan dan perawatan yang diberikan. Pasien taat terhadap program pengobatan dan perawatan yang diberikan.
pengalaman pasien sendiri/sebelumnya.
dan memberikan dasar pengetahuan dimana pasien membuat keputusan berdasarkan informasi.
Berikan informasi yang jelas dan akurat Membantu penilaian diagnos akanker, dalam cara yang nyata, jawab pertayaan memberikan informasi yang diperlukan dengan jelas. selama waktu menyerapnya. Berikan pedoman antisipasi pada pasien tentang protocol pengobatan, hasil yang diharapkan, kemungkinan janin dapat dipertahankan. Bersikap jujur dengan pasien.
Pasien mempunyai hak untuk tahu dan beraprtisipasi dalam mengambil keputusan tentang perawatan dan pengobatan yang diterima. Informasi a ku ra t d an d et ai l me mb an tu menghilangkan rasa takut dan ansietas.
Anjurkan meningkatkan masukan cairan Memperbaiki keadaan umum ibu minimal 2500 ml/24 jam dan diet tinggi kalori sehingga membantu mengurangi akibat serta membatasi aktifitas. perdarahan. Anjurkan ibu untuk tidak melakukan Mencegah timbulnya rangsangan pada hubungan seksual dengan suami sampai uterus sehingga kontraksi uterus tidak terjadi. kehamilan berusia ± 16 minggu (4 bulan). da la m tr an si si ke Lakukan evalausi sebelum pulang ke rumah Me mb an tu lingkungan rumah dengna memberikan sesuai indikasi. informasi tentang kebutuhan perubahan pada situasi fisik, penyediaan bahan yang diperlukan. Identifikasi dan ketahui persepsi pasien thd ancaman/situasi. Dorong mengekspresikan dan jangan menolak perasaan marah, takut dll.
keperawatan
Cemas berkelanjutan dapat terjadi dalam berbagai derajat selama beberapa waktu dan dapat dimanifestasikan oleh gejala depresi.
transmisi/penularan perasaan interpersonal.
-
Pasien tenang. Pasien kooperatif dalam pengobatan. Postur tubuh rileks. Ekspresi wajah tenang. Sk ala HARS: < 5
tenang dan efisien. Jelaskan semua tujuan dan penggunaan respon koping. tindakan yang ditentukan. Pendekatan tenang oleh pemberi perawatan menyampaikan kepercayaan dan control. Pengetahuan apa yang diperkirakan membantu mengurangi ansietas. Pertahankan control nyeri efektif. Nyeri adalah sumber ansietas. Pertahankan kontak sering dengan pasien. Memberikan keyakinan bahwa pasien Bicara dengan menyentuh pasien bila tepat. tidak sendiri atau ditolak, berikan respek dan penerimaan individu, mengembangkan kepercayaan. Waspada pada tanda menyangkal/depresi, mis. Menarik diri, marah, tanda tidak tepat. Tentukan adanya ide bunuh diri dan kaji potensial nyeri pada skala 0-10.
Pa si en d ap at me ngg un aka n me kan sim e p er ta ha na n d ar i menyangkal dan mengekspresikan harapan dimana diagnosis tidak akurat. Persaan bersalah, distress spiritual, gejala fisik atau kurang erawatan diri dapat menyebabkan pasien menjadi menarik diri dan yakin bahwa bunuh diri adalah pilihan tepat.
Libatkan orang terdekat sesuai indikasi bila keputusan mayor akan dibuat.
Menjamin system pendukung untuk pasien dan memungkinkan orang terdekat terlibat degna tepat.
Tingkatakan rasa tenang dan lingkungan Memudahkan istirahat, menghemat tenang. energi dan meningkatkan kemmapuan koping. Perhatikan koping takefektif, mis. Interaksi Mengidentiifkasi masalah individu dam social buurk, tidak berdaya, fungsi menyerah me mb er ika n d uk ung an p ad a setiap hari dan kepuasan sumber. pasien/orang terdekat dalam menggunakan keterampilam koping efektif. Defisit knowledge / Kurang pengetahuan Pasien dapat memenuhi kebutuhan belajar Tentukan persepsi pasien tentang kondisi Memvalidasi tingkat pemahaman saat (kebutuhan belajar), mengenai penyakit, secara mandiri, memahami penyakit dan kehamilan sekarang, tanyakan tentang ini, mengidentifkasi kebutuhan belajar
prognosis dan kebutuhan pengobatan b/d pengobatan yang diberikan. kurang pemajanan/mengingat; kesalahan Kriteria hasil: interpretasi informasi, mitos; tidak mengenal Pasien memahami regimen terapeutik sumber informasi; keterbatasan kognitif. dan perawatan yang diberikan. Pasien kooperatif terhadap tin dakan pengobatan dan perawatan yang diberikan. Pasien taat terhadap program pengobatan dan perawatan yang diberikan.
pengalaman pasien sendiri/sebelumnya.
dan memberikan dasar pengetahuan dimana pasien membuat keputusan berdasarkan informasi.
Berikan informasi yang jelas dan akurat Membantu penilaian diagnos akanker, dalam cara yang nyata, jawab pertayaan memberikan informasi yang diperlukan dengan jelas. selama waktu menyerapnya. Berikan pedoman antisipasi pada pasien tentang protocol pengobatan, hasil yang diharapkan, kemungkinan janin dapat dipertahankan. Bersikap jujur dengan pasien.
Pasien mempunyai hak untuk tahu dan beraprtisipasi dalam mengambil keputusan tentang perawatan dan pengobatan yang diterima. Informasi a ku ra t d an d et ai l me mb an tu menghilangkan rasa takut dan ansietas.
Anjurkan meningkatkan masukan cairan Memperbaiki keadaan umum ibu minimal 2500 ml/24 jam dan diet tinggi kalori sehingga membantu mengurangi akibat serta membatasi aktifitas. perdarahan. Anjurkan ibu untuk tidak melakukan Mencegah timbulnya rangsangan pada hubungan seksual dengan suami sampai uterus sehingga kontraksi uterus tidak terjadi. kehamilan berusia ± 16 minggu (4 bulan). da la m tr an si si ke Lakukan evalausi sebelum pulang ke rumah Me mb an tu lingkungan rumah dengna memberikan sesuai indikasi. informasi tentang kebutuhan perubahan pada situasi fisik, penyediaan bahan yang diperlukan. Identifikasi dan ketahui persepsi pasien thd ancaman/situasi. Dorong mengekspresikan dan jangan menolak perasaan marah, takut dll. Orientasikan klien/keluarga thd prosedur rutin dan aktifitas. Tingkatkan partisipasi bila mungkin.
Cemas berkelanjutan dapat terjadi dalam berbagai derajat selama beberapa waktu dan dapat dimanifestasikan oleh gejala depresi. Perkiraan dan informasi dapat menurunkan kecemasan pasien.
Dorong kemandirian, perawatan diri, libatkan Peningkatan kemandirian dari pasien
keluarga secara aktif dalam perawatan.
Resiko tinggi terhadap infeksi b/d Pasien mendemonstrasikan tidak adanya ketidakadekuatan pertahanan skunder akibat tanda dan gejala infeksi yang terjadi. perdarahan; prosedur invasif. Kriteria hasil: Tanda dan gejala infeksi tidak ada (rubor, dolor, color, penurunan fungsiolesa, painless) Vital sign dalam batas normal. Perdarahan berkurang/berhenti. Ko nd isi j an in d al am ra him ba ik (gerakan janin, djj, kontraksi berkurang).
dan keluarga meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan untuk melakukan perawatan diri secara aktif.
Tingkatkan prosedur mencuci tangan yang Me mb an tu p ote nsi al baik Tekankan higienen personal. infeksi/pertumbuhan skunder. Pantau suhu.
su mb er
Peningkatan suhu terjadi karena berbagai factor, mis. infeksi. Identifikasi dini proses infeksi memungkinkan terapi yang tepat untuk dimulai dengan segera.
Kaji semua system, mis. Kulit, pernafasan, Pengenalan dini dan intervensi segera genitourinaria, terhadap tanda/gejala infeksi dapat mencegah progresi pada secara kontinyu. situasi/sepsis yang lebih serius. Tingkatkan istirahat adekuat.
Membatasi keletihan.
Hindari/batasi prosedur invasive, taati teknik septic.
Menurunkan resiko kontaminai, membatasi entri portal terhadap agen infeksius.
prognosis dan kebutuhan pengobatan b/d pengobatan yang diberikan. kurang pemajanan/mengingat; kesalahan Kriteria hasil: interpretasi informasi, mitos; tidak mengenal Pasien memahami regimen terapeutik sumber informasi; keterbatasan kognitif. dan perawatan yang diberikan. Pasien kooperatif terhadap tin dakan pengobatan dan perawatan yang diberikan. Pasien taat terhadap program pengobatan dan perawatan yang diberikan.
pengalaman pasien sendiri/sebelumnya.
dan memberikan dasar pengetahuan dimana pasien membuat keputusan berdasarkan informasi.
Berikan informasi yang jelas dan akurat Membantu penilaian diagnos akanker, dalam cara yang nyata, jawab pertayaan memberikan informasi yang diperlukan dengan jelas. selama waktu menyerapnya. Berikan pedoman antisipasi pada pasien tentang protocol pengobatan, hasil yang diharapkan, kemungkinan janin dapat dipertahankan. Bersikap jujur dengan pasien.
Pasien mempunyai hak untuk tahu dan beraprtisipasi dalam mengambil keputusan tentang perawatan dan pengobatan yang diterima. Informasi a ku ra t d an d et ai l me mb an tu menghilangkan rasa takut dan ansietas.
Anjurkan meningkatkan masukan cairan Memperbaiki keadaan umum ibu minimal 2500 ml/24 jam dan diet tinggi kalori sehingga membantu mengurangi akibat serta membatasi aktifitas. perdarahan. Anjurkan ibu untuk tidak melakukan Mencegah timbulnya rangsangan pada hubungan seksual dengan suami sampai uterus sehingga kontraksi uterus tidak terjadi. kehamilan berusia ± 16 minggu (4 bulan). da la m tr an si si ke Lakukan evalausi sebelum pulang ke rumah Me mb an tu lingkungan rumah dengna memberikan sesuai indikasi. informasi tentang kebutuhan perubahan pada situasi fisik, penyediaan bahan yang diperlukan. Identifikasi dan ketahui persepsi pasien thd ancaman/situasi. Dorong mengekspresikan dan jangan menolak perasaan marah, takut dll. Orientasikan klien/keluarga thd prosedur rutin dan aktifitas. Tingkatkan partisipasi bila mungkin.
Cemas berkelanjutan dapat terjadi dalam berbagai derajat selama beberapa waktu dan dapat dimanifestasikan oleh gejala depresi. Perkiraan dan informasi dapat menurunkan kecemasan pasien.
Dorong kemandirian, perawatan diri, libatkan Peningkatan kemandirian dari pasien
keluarga secara aktif dalam perawatan.
Resiko tinggi terhadap infeksi b/d Pasien mendemonstrasikan tidak adanya ketidakadekuatan pertahanan skunder akibat tanda dan gejala infeksi yang terjadi. perdarahan; prosedur invasif. Kriteria hasil: Tanda dan gejala infeksi tidak ada (rubor, dolor, color, penurunan fungsiolesa, painless) Vital sign dalam batas normal. Perdarahan berkurang/berhenti. Ko nd isi j an in d al am ra him ba ik (gerakan janin, djj, kontraksi berkurang).
dan keluarga meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan untuk melakukan perawatan diri secara aktif.
Tingkatkan prosedur mencuci tangan yang Me mb an tu p ote nsi al baik Tekankan higienen personal. infeksi/pertumbuhan skunder. Pantau suhu.
su mb er
Peningkatan suhu terjadi karena berbagai factor, mis. infeksi. Identifikasi dini proses infeksi memungkinkan terapi yang tepat untuk dimulai dengan segera.
Kaji semua system, mis. Kulit, pernafasan, Pengenalan dini dan intervensi segera genitourinaria, terhadap tanda/gejala infeksi dapat mencegah progresi pada secara kontinyu. situasi/sepsis yang lebih serius. Tingkatkan istirahat adekuat.
Membatasi keletihan.
Hindari/batasi prosedur invasive, taati teknik septic.
Menurunkan resiko kontaminai, membatasi entri portal terhadap agen infeksius.
DAFTAR PUSTAKA
1. Barbara C. Long (1996), Perawatan Medikal Bedah: Suatu Pendekatan Proses Keperawatan, The C.V Mosby Company St. Louis, USA. 2. Barbara Engram (1998), Rencana Asuhan Keperawatan Medikal – Bedah Jilid II Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. 3. Donna D. Ignatavicius (1991), Medical Surgical Nursing: A Nursing Process Approach, WB. Sauders Company, Philadelphia. 4. Guyton & Hall (1997), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9, Penerbit Buku Kedoketran EGC, Jakarta 5. Marylin E. Doenges (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3, Penerbit Buku Kedoketran EGC, Jakarta. 6. Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad (1994), Obstetri Patologi , Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad, Bandung. 7. Hacker Moore (1999), Esensial Obstetri dan Ginekologi Edisi 2 , Penerbit Buku Kedokteran
keluarga secara aktif dalam perawatan.
Resiko tinggi terhadap infeksi b/d Pasien mendemonstrasikan tidak adanya ketidakadekuatan pertahanan skunder akibat tanda dan gejala infeksi yang terjadi. perdarahan; prosedur invasif. Kriteria hasil: Tanda dan gejala infeksi tidak ada (rubor, dolor, color, penurunan fungsiolesa, painless) Vital sign dalam batas normal. Perdarahan berkurang/berhenti. Ko nd isi j an in d al am ra him ba ik (gerakan janin, djj, kontraksi berkurang).
dan keluarga meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan untuk melakukan perawatan diri secara aktif.
Tingkatkan prosedur mencuci tangan yang Me mb an tu p ote nsi al baik Tekankan higienen personal. infeksi/pertumbuhan skunder. Pantau suhu.
su mb er
Peningkatan suhu terjadi karena berbagai factor, mis. infeksi. Identifikasi dini proses infeksi memungkinkan terapi yang tepat untuk dimulai dengan segera.
Kaji semua system, mis. Kulit, pernafasan, Pengenalan dini dan intervensi segera genitourinaria, terhadap tanda/gejala infeksi dapat mencegah progresi pada secara kontinyu. situasi/sepsis yang lebih serius. Tingkatkan istirahat adekuat.
Membatasi keletihan.
Hindari/batasi prosedur invasive, taati teknik septic.
Menurunkan resiko kontaminai, membatasi entri portal terhadap agen infeksius.
DAFTAR PUSTAKA
1. Barbara C. Long (1996), Perawatan Medikal Bedah: Suatu Pendekatan Proses Keperawatan, The C.V Mosby Company St. Louis, USA. 2. Barbara Engram (1998), Rencana Asuhan Keperawatan Medikal – Bedah Jilid II Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. 3. Donna D. Ignatavicius (1991), Medical Surgical Nursing: A Nursing Process Approach, WB. Sauders Company, Philadelphia. 4. Guyton & Hall (1997), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9, Penerbit Buku Kedoketran EGC, Jakarta 5. Marylin E. Doenges (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3, Penerbit Buku Kedoketran EGC, Jakarta. 6. Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad (1994), Obstetri Patologi , Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad, Bandung. 7. Hacker Moore (1999), Esensial Obstetri dan Ginekologi Edisi 2 , Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. 8. Hanifa Wikyasastro (1997), Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta. 9. Marylin E. Doengoes, Mary Frances Moorhouse, Alice C. Geissler (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta 10. Hanifa Wikyasastro (1997), Ilmu Kandungan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
1. Barbara C. Long (1996), Perawatan Medikal Bedah: Suatu Pendekatan Proses Keperawatan, The C.V Mosby Company St. Louis, USA. 2. Barbara Engram (1998), Rencana Asuhan Keperawatan Medikal – Bedah Jilid II Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. 3. Donna D. Ignatavicius (1991), Medical Surgical Nursing: A Nursing Process Approach, WB. Sauders Company, Philadelphia. 4. Guyton & Hall (1997), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9, Penerbit Buku Kedoketran EGC, Jakarta 5. Marylin E. Doenges (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3, Penerbit Buku Kedoketran EGC, Jakarta. 6. Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad (1994), Obstetri Patologi , Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad, Bandung. 7. Hacker Moore (1999), Esensial Obstetri dan Ginekologi Edisi 2 , Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. 8. Hanifa Wikyasastro (1997), Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta. 9. Marylin E. Doengoes, Mary Frances Moorhouse, Alice C. Geissler (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta 10. Hanifa Wikyasastro (1997), Ilmu Kandungan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta.
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA NY. P DENGAN ABORTUS IMMINENS DI RUANG POLIKLINIK KANDUNGAN RSUD DR. SOETOMO SBY TANGGAL 22 APRIL 2002 Tanggal masuk Ruang Pengkajian tanggal
PENGKAJIAN A.
: 22 April 2002 : Poliklinik Kandungan : 22 April 2002
: 12.30 WIB : 1056649 : 12.30 WIB.
IDENTITAS
Nama : Ny. M Umur : 23 tahun Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : -Alamat : Banjar Sugihan 7 Sby. Status perkawinan : Kawin
B.
Jam masuk No. Register Jam
Nama : Tn. S Umur : 27 tahun Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : Swasta ( ± Rp.700.000,-) Alamat : Banjar Sugihan 7 Sby. Status perkawinan : Kawin
STATUS KESEHATAN SAAT INI
1. Alasan masuk ke rumah sakit : ibu mengeluh terlambat menstruasi sejak 4 bulan yang lalu, lalu sejak tadi pagi dirasakan keluar darah sedikit dari kemaluan serta ibu merasakan nyeri pada perut bagian bawah. Ibu mengatakan tidak melakukan hubungan seksual kemarin malam dan tidak habis mengerjakan pekerjaan berat. 2. Keluhan utama saat ini : ibu takut kalau kehamilannya tidak bisa dipertahankan atau terdapat apa-apa dengan janin yang dikandungnya. 3. Timbulnya keluhan: mendadak. 4. Faktor yang memperberat : jika ibu beraktifitas atau berjalan, perdarahan dirasakan semakin banyak. 5. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi : istirahat dan duduk. 6. Diagnosa medik : Abortus imminens.
C.
RIWAYAT KEPERAWATAN 1.
Riwayat obstetri: a. Riwayat menstruasi: 1) Menarche umur 12 tahun 2) Banyak darah menstruasi sedang 3) Siklus teratur 4) Lama menstruasi: 5 -7 hari. 5) HPHT: 27 Desember 2001 6) Keluhan selama menstruasi tidak ada. b. Riwayat perkawinan: Ibu menikah 6 bulan yang lalu dan ini adalah pernikahan yang pertama. c. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu: Ibu pada saat ini hamil pertama dan tidak ada riwayat abortus/keguguran sebelumnya. d. Genogram:
Hamil ini Keterangan: = laki-laki
= hipertensi
= perempuan
2. a. tidak dikaji.
= Ny.P abortus
= meninggal = tinggal dlm satu rumah
Riwayat Keluarga berencana: Ibu tidak melaksanakan KB, karenanya data lain
3.
Riwayat kesehatan: a. Penyakit yang pernah dialami ibu : tidak ada, ibu tidak pernah menderita penyakit infeksi seperti typhus, pneumonia, penyakit pada kandungan. b. Pengobatan yang didapat : tidak ada. c. Riwayat penyakit keluarga: Hipertensi (ibu Ny.P). 4. Riwayat lingkungan: a. Kebersihan: menurut ibu kebersihan rumah dan lingkungannya cukup bersih. b. Bahaya: bahaya dalam rumah dan sekitar rumah seperti pabrik dekat rumah tidak ada, lantai licin tidak ada. Ibu mengatakan tidak pernah mendapat kecelakaan atau trauma selama masa kehamilan ini.
5.
Aspek psikososial : a. Persepsi ibu tentang keluhan/penyakit : Ibu merasa akan mengalami keguguran. b. Apakah keadaan ini menimbulkan perubahan terhadap kehidupan sehari-hari? Tidak karena ibu memang harus beristirahat. c. Ibu berharap kehamilannya dapat diperthanakan karena ibu sangat ingin punya anak. Ibu mengatakan sangat khawatir dengan keselamatan bayinya dan bertanya bagaimana caranya supaya bayinya dapat dipertahankan. d. Orang terpenting bagi ibu adalah keluarga. e. Sikap anggota keluarga terhadap keadaan saat ini adalah sangat mendukung. f. Kesiapan mental untuk menjadi ibu : siap.
6.
Kebutuhan dasar khusus: a. Pola nutrisi: 1) Frekuensi makan: 3 kali sehari. 2) Nafsu makan baik. 3) Jenis makanan rumah: nasi, lauk, sayur dan buah. Ibu mengatakan tidak begitu suka minum susu. 4) Makanan yang tidak disukai/alergi/pantangan: tidak ada. b. Pola eleminasi: 1) BAK: - Frekuensi: 5 kali sehari. - Warna: kuning jernih. - Keluhan saat BAK: tidak ada. 2) BAB: - Frekuensi: 1 kali sehari. - Warna: kuning khas feses. - Bau: khas feses. - Konsistensi: padat. - Keluhan: tidak ada. c.
Pola personal hygiene:
1) Mandi: - Frekuensi: 2 kali sehari. - Penggunaan sabun: ya. 2) Oral hygiene: - Frekuensi: 2 kali sehari. - Waktu: pagi dan sore. 3) Cuci rambut: - Frekuensi: 3 kali seminggu. - Penggunaan shampo: ya.
d. Pola istirahat dan tidur: 1) Lama tidur: 8 jam sehari. 2) Kebiasaan sebelum tidur: tidak ada. 3) Keluhan tidur; tidak ada. e. Pola aktifitas dan latihan: 1) Kegiatan dalam pekerjaan: membantu memasak. Ibu tinggal dengan mertua, sehingga banyak pekerjaan rumah tangga yang diselesaikan oleh ibu mertua seperti mencuci, menyetrika, bersih-bersih rumah dan memasak. 2) Waktu bekerja: tidak tentu. 3) Olahraga: ya, jalan-jalan pagi, frekuensi kadang-kadang. 4) Kegiatan waktu luang: tidak ada. 5) Keluhan dalam aktifitas: tidak ada. f. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan: 1) Merokok: tidak. 2) Minuman keras; tidak. 3) Ketergantungan obat: tidak. 7. Pemeriksaan fisik: a. Umum: - Keadaan umum: baik. - Kesadaran: CM, E 4V5M6 - Tekanan darah: 110/70 mmHg. - Respirasi: 20 x/mnt. - Nadi: 88 x/mnt - Suhu: 36,2 0C. - Berat badan: 48 kg. - Tinggi badan: 153 cm. b. Khusus: 1) Kepala: - Bentuk: normal. - Tidak ada lesi. - Rambut : warna hitam,lurus. - Keluhan: tidak ada. 2) Mata: - Kelopak mata: simetris, oedem palpebra tidak ada. - Gerakan mata: normal. - Konjungtiva: merah muda. - Sklera: putih, anikterik - Pupil: normal, isokor. - Akomodasi: baik (tidak memakai kacamata). 3) Hidung: - Reaksi alergi: tidak ada. - Sinus: normal. - Tidak ada nyeri tekan - Tidak ada polip. 4) Mulut dan tenggorokan : - Gigi geligi: lengkap, 32 buah,tidak ada caries. - Mukosa bibir lembab.
- Kesulitan menelan: tidak ada. 5) Dada dan axilla: - Mamae: membesar - Areolla mamae: hiperpigmentasi. - Papila mamae: menonjol. - Colostrum: belum keluar. 6) Pernafasan: - jalan nafas: bebas. - Suara nafas: bersih, tidak ada suara nafas tambahan. - Menggunakan otot-otot bantu pernafasan: tidak.
7) Sirkulasi jantung: - Kecepatan denyut apikal: 88 x/mnt. - Irama: reguler. - Kelainan bunyi jantung: tidak ada. - Sakit dada: tidak ada. 8) Abdomen: - Mengecil: tidak - Linea dan striae: ada, tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan. - Luka bekas operasi: tidak ada. - Kontraksi: tidak ada. - TFU: 1 jari bawah pusat, djj: (-) 9) Genitourinary : - Perineum: intak. - Vesika urinaria: kosong. 10) Ekstremitas: - Turgor kulit: baik. - Warn akulit: sawo matang. - Kontraktur pada persendian ekstremitas: tidak ada. - Kesulitan dalam pergerakan: tidak ada.
D.
DATA PENUNJANG 1.
laboratorium: tanggal 5 januari 2012
: 6,6 :2 (4,5-11) • : 4,2 (1,0-3,6) • : 30 (0,1-0,9) • : 5,9 (2,2-6,8) • • : 6,4 (2,0-4,5) : 11,7 (12-16) • 2. USG tanggal 4 Januari 2012 • Hasil pemeriksaan: masih ada sisa hasil kehamilan di dalam uterus • Diagnosa Medis : Abortus Incomplitus 3. Rontgen: -4. Pemeriksaan dalam (vaginal toucher): a. Vulva: fleks ada sedikit, fluxus tidak ada. b. Vagina: fleks ada sedikit, fluxus tidak ada. c. Porsio: lunak, nyeri goyang (-), Pembukaan 1 Cm d. Cavum uteri: TFU l.k 8 – 10 Cm e. Adnexa parametrium ka: soepel, mass (-), nyeri (-). f. Adnexa parametrium ki: soepel, mass (-), nyeri (-). g. Cavum douglas: tidak menonjol. 5. Terapi yang didapat: Ringer Laktat : 30 tts/mnt Syntosinon : 1 ampul / hari (drip) DATA TAMBAHAN: E. 1. Ibu sangat menginginkan anak dan berharap kandungannya bisa diselamatkan. 2. Ibu menyakan apakah kondisi janinnya baik. •
WBC Lympho Mid Gran Lymph % Gran % Hemoglobin
3. Saat dilakukan pemeriksaan, ibu tampak gelisah, ekspresi wajah tegang dan postur tubuh kaku dan tegang.
ANALISA DATA Data S: Ibu mengatakan keluar darah dari kemaluan sejak tadi pagi, perut bagian bawah dirasakan nyeri, Ibu mengatakan tidak nyeri waktu dilakukan periksa dalam. O: Ibu hamil 18-20 minggu, TFU 2 jbpst, djj: 12-1212, kontraksi tidak ada, gerakan janin aktif, fleks (+), fluxus (-). VT: ditemukan porsio tertutup, TD: 120/80 mmHg, N: 88 x/mnt, RR: 16 x/mnt.
Etiologi Penurunan suplay O2 dan nutrisi ke jaringan plasenta skunder terhadap terlepasnya separasi plasenta.
S: Ibu mengatakan sangat Krisis situasi khawatir denagn (perdarahan dan perdarahan yang ancaman dialami, ibu bertanyaterhadap tanya mengenai keselamatan bayi keselamatan bayi yang yang dikandungnya. Ibu dikandungnya). mengatakan sangat ingin punya bayi dan ini adalah kehamilan yang pertama. O: Ibu tampak gelisah, saat dilakukan pemeriksaan ibu banyak bertanya kepada petugas. Ekspresi wajah ibu tampak tegang, postur tubuh saat dilakukan pemeriksaan kaku dan tegang. S: Ibu banyak bertanya Kurang informasi. tentang kemungkinan bayi dapat diselamatkan. Ibu juga bertanya tentang pantangan yang harus dilakukan supaya bayinya selamat. Ibu berkali-kali mengatakan sangat ingin punya bayi. O: Ibu banyak bertanya kepada petugas dan mahasiswa. Pendidikan ibu SMA, ibu tidak bekerja. Ibu baru menikah 6 bulan, ini adalah kehamilan pertama dan usia ibu 23 tahun.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Patofisiologi Implantasi plasenta di endometrium lepas.
Masalah Resiko terjadi gawat janin intra uteri (hipoksia).
Suplay O2 dan nutrisi ke jaringan plasenta terputus
Janin kekurangan O2 dan nutrisi
Gawat janin (Hipoksia)
Kematian janin intra uteri/abortus Perdarahan
Ansietas.
Perubahan respon psikologis ibu
Maladaptif
Cemas meningkat
Kurang informasi mengenai penyakit, prognosis, kebutuhan pengobatan
Ketidakmampuan mengenal informasi
Ketidaktahuan tentang kondisi dan pengobatan.
Tidak taat terhadap program pengobatan.
Program pengobatan tidak berhasil.
Defisit knowledge (kebutuhan belajar) mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan.
Resiko terjadi gawat janin intra uteri (hipoksia) b/d penurunan
1.
suplay O2 dan nutrisi ke jaringan plasenta skunder terhadap terlepasnya separasi plasenta. Data penunjang: S: Ibu mengatakan keluar darah dari kemaluan sejak tadi pagi, perut bagian bawah dirasakan nyeri, Ibu mengatakan tidak nyeri waktu dilakukan periksa dalam. O: Ibu hamil 18-20 minggu, TFU 2 jbpst, djj: 12-12-12, kontraksi tidak ada, gerakan janin aktif, fleks (+), fluxus (-). VT: ditemukan porsio tertutup, nyeri tidak ada, TD: 120/80 mmHg, N: 88 x/mnt, RR: 16 x/mnt. 2.
Ansietas b/d krisis situasi (perdarahan dan ancaman terhadap
keselamatan bayi yang dikandungnya). Data penunjang: S: Ibu mengatakan sangat khawatir denagn perdarahan yang dialami, ibu bertanya-tanya mengenai keselamatan bayi yang dikandungnya. Ibu mengatakan sangat ingin punya bayi dan ini adalah kehamilan yang pertama. O: Ibu tampak gelisah, saat dilakukan pemeriksaan ibu banyak bertanya kepada petugas. Ekspresi wajah ibu tampak tegang, postur tubuh saat dilakukan pemeriksaan kaku dan tegang. 3.
Defisit knowledge (kebutuhan belajar) mengenai penyakit,
prognosis dan kebutuhan pengobatan b/d kurang informasi. Data penunjang: S: Ibu banyak bertanya tentang kemungkinan bayi dapat diselamatkan. Ibu juga bertanya tentang pantangan yang harus dilakukan supaya bayinya selamat. Ibu berkali-kali mengatakan sangat ingin punya bayi. O: Ibu banyak bertanya kepada petugas dan mahasiswa. Pendidikan ibu SMA, ibu tidak bekerja. Ibu baru menikah 6 bulan, ini adalah kehamilan pertama dan usia ibu 23 tahun.
RENCANA INTERVENSI, RASIONAL DAN IMPLEMENTASI
No 1.
Diagnosa Keperawatan Resiko terjadi gawat janin intra uteri (hipoksia) b/d penurunan suplay O2 dan nutrisi ke jaringan plasenta skunder terhadap terlepasnya separasi plasenta. Data penunjang: S: Ibu mengatakan keluar darah dari kemaluan seja k tadi pagi, perut bagian bawah dirasakan nyeri, Ibu mengatakan tidak nyeri waktu dilakukan periksa dalam. O: Ibu hamil 18-20 minggu, TFU 2 jbpst, djj: 12-1212, kontraksi tidak ada, gerakan janin aktif, fleks (+), fluxus (-). VT: d it emu ka n p or si o tertutup, nyeri tidak ada, TD: 120/80 mmHg, N: 88 x/mnt, RR: 16 x/mnt.
Intervensi Tujuan dan Kriteria Hasil Tujuan: setelah diberikan askep, gawat janin tidak te rj ad i, b ayi da pa t dipertahankan sampai umur 37 minggu dan atau BBL ≥ 2500 gr. Kriteria hasil: Gerakan janin aktif. 1 20 -1 60 - D JJ x/mnt. Kontraksi uterus /his tidak ada. - Kehamilan dapat dipertahankan sampai umur 37 minggu dan atau BBL ≥ 2500 gr. Perdarahan berhenti atau tidak ada. Flek-flek tidak ada.
Keperawatan Rencana Intervensi a. Pantau DJJ, kontraksi uterus/his, gerakan janin.
b.
Jelaskan penyebab terjadinya perdarahan dan akibat bila perdarahan te rus berlangsung (keguguran, janin meninggal).
Implementasi Keperawatan Rasional Implementasi Evaluasi Penurunan DJJ dan Tgl 22 April 2002: gerakan janin sebagai 12.40 Memantau djj, D j ( +) 1 2- 12 -1 2; prediksi adanya distres kontraksi uterus/his, kontraksi uterus tidak janin. gerakan janin. ada; gerakan janin aktif. Meningkatkan pemahamana kerjasama pengobatan.
13.00 dan Menjelaskan penyebab dalam terjadinya perdarahan dan akibat bila perdarahan te rus berlangsung (keguguran, bayi akan Meminimalkan tekanan meninggal). c. Anjurkan penderita untuk pada aorta sehingga O2 - Menganjurkan ibu untuk tidur miring ke kiri. yang disuplay ke plasenta tidur miring ke arah kiri dan janin lebih lancar. selama di rumah. - Memotivasi ibu untuk lebih Fase istirahat yang lebih banyak istirahat minimal 8 d. Mo akan membantu jam sehari dan kurangi tivasi pasien untuk meminimalkan pemakaian beraktifitas agak berat meningkatkan fase energi dan O2 sekaligus seperti olahraga. istirahat. dapat mengistirahatkan - Menganjurkna ibu untuk bayi sampai cukup bulan. teratur ANC yaitu: - 1 x/bln pada trimester I - 2 x/bln pada trimester II - 1 x/minggu pada Deteksi dini terhadap trimester III. adanya penyimpangan e. Anj pada kehamilan. urkan pasien untuk melakukan ANC secara teratur sesuai dengan masa kehamilan: - Mengingatkan ibu untuk - 1 x/bln pada trimester I se ge ra ko ntr ol bi la - 2 x/bln pada trimester II terdapat:: - 1 x /mi ng gu p ad a - Gerakan janin trimester III. berkurang/menurun. - Kontraksi/his terusibu
Sebagai kontrol langsung menerus. dari pasien terhadap - Perdarahan f. Jelaskan pada pasien kondisi kehamilannya. - Nyeri abdomen. untuk segera - Perut mengeras dan memeriksakan sangat nyeri. ke ha mil an nya b il a terdapat: - Menganjurkan ibu untuk - Gerakan janin banyak makan makanan berkurang/menurun. yang bergizi untuk - Kontraksi/his terusmeningkatkan keadaan menerus. kesehatan ibu dan minum - Perdarahan air minimal 2500 cc /hari. - Nyeri abdomen. - Menyarankan ibu dan suami - Perut mengeras dan untuk tidak melakukan sangat nyeri. hubngan seksual selama Memperbaiki keadaan perdarahan terjadi dan umum ibu seh ingga sampai umur kehamilan g. Anjurkan meningkatkan membantu mengurangi minimal 5 bulan atau masukan cairan minimal akibat perdarahan. se la ma p er da ra ha n 2500 ml/24 jam dan diet berlangsung. t in gg i ka lo ri se rt a membatasi aktifitas. 13.30 Menanyakan ibu Koitus dapat merangsang mengenai penjelasan produksi prostaglandin yang sudah diberikan. h. Anjurkan ibu untuk tidak eningkat sehingga dapat melakukan hubungan terjadi rangsangan pada seksual dengan suami uterus dan menimbulkan sa mp ai ke ha mi la n kontraksi. berusia ± 20 minggu (5 bulan) atau selama Meningkatkan pemahaman ibu dan pesanan sebelum terjadi perdarahan ibu pulang.
Ibu mengatakan me ng er ti de ng an penjelasan yang diberikan mahasiswa.
Ibu mengatakan akan mentaati semua petunjuk yang diberikan.
Ibu mengatakan akan mentaati semua petunjuk yang diberikan.
Ibu mengatakan sudah memahami semua penjelasan yang diberikan dan berjanji akan mentaati semua petunjuk yang diberikan.
i. Ta nya ka n pa da i bu tentang pemahaman terhadap penjelasan yang diberikan. Lkaukan pengulangan bila perlu.
2.
Ansietas b/d krisis situasi (perdarahan dan ancaman terhadap keselamatan bayi yang dikandungnya). Data penunjang: S: Ibu mengatakan sangat khawatir denagn perdara han yang dialami, ibu bertanyatanya mengenai keselamatan bayi yang dikandungnya. Ibu mengatakan sangat ingin punya bayi dan ini adalah kehamilan yang pertama. O: Ibu tampak gelisah, saat dilakukan pemeriksaan ibu banyak bertanya kepada petugas. Ekspresi wajah ibu tampak tegang, postur tubuh saat dilakukan pemeriksaan kaku dan tegang.
Tujuan: setelah diberikan askep, ibu dapat menunjukkan hilangnya ansietas. Kriteria hasil: Ibu 3) melaporkan hilangnya / berkurangnya perasaan cemas/khawatir. Ibu 4) tenang. 5) Ibu kooperatif dalam pengobatan. 6) Postur tubuh rileks. 7) Ekspresi wajah tenang.
a.
Biarkan pasien mengekspresikan p er asa an te nta ng kondisinya. Pertahankan cara yang tenang dan efisien.
b. Jelaskan semua tujuan tindakan yang ditentukan. c. Motivasi pasien untuk meningkatkan fase istirahat.
d. Libatkan orang terdekat sesuai indikasi bila keputusan mayor akan dibuat.
e. Tingktakan rasa tenang dan lingkungan tenang (tutup gorden pada saat pemeriksaan berlangsung, batasi jumlah petugas dalam
Pengekspresian perasaan Tgl 22 April 2002. membantu pasein 12.30 Memberiakn mngidentifikasi sumber kesempatan kepada ibu ansietas dan penggunaan untuk menceritakan respon koping. Pendekatan perasaanya dan riwayat te na ng o le h p emb er i terjadinya perdarahan. perawatan menyampaikan kepercayaan dan control. 12.40 Menjelaskan kepada ibu bahwa akan dilakukan Pengetahuan apa yang tindakan VT (periksa diperkirakan membantu dalam). mengurangi ansietas. 12.45 mengatur posisi ibu, Fase istirahat yang lebih menyalakan kipas angin, akan membantu m en gu ra ng i j uml ah meminimalkan pemakaian petugas dalam ruang energi dan O2 sekaligus periksa dan menutup dapat mengistirahatkan gorden. bayi sampai cukup bulan. 13.00 Menjamin system Mendiskusikan tentang pendukung untuk pasien kemungkinan bayi dpaat dan memungkinkan orang dipertahankan bersama terdekat terlibat degna ibu dan suami denagn tepat. syarat ibu mentaati semua petunjuk yang diberikan. Memudahkan istirahat, - Memotivasi ibu untuk tetap menghemat energi dan tenang dan tidak gelisah meningkatkan kemmapuan serta lebih banyak berdoa koping. sehingga harapan untuk punya bayi dapat tercapai.
Ibu bercerita tentang perasaan cemasnya saat terjadi perdarahan.
Ibu mau dilakukan pemeriksaan dalam.
Po si si i bu ri le ks , ekspresi wajah tampak cemas.
Ibu tampak lega dengan penjelasan yang diberikan.
Ibu berjanji akan tetap tenang dan tabah.
Sebagai kontrol langsung menerus. dari pasien terhadap - Perdarahan f. Jelaskan pada pasien kondisi kehamilannya. - Nyeri abdomen. untuk segera - Perut mengeras dan memeriksakan sangat nyeri. ke ha mil an nya b il a terdapat: - Menganjurkan ibu untuk - Gerakan janin banyak makan makanan berkurang/menurun. yang bergizi untuk - Kontraksi/his terusmeningkatkan keadaan menerus. kesehatan ibu dan minum - Perdarahan air minimal 2500 cc /hari. - Nyeri abdomen. - Menyarankan ibu dan suami - Perut mengeras dan untuk tidak melakukan sangat nyeri. hubngan seksual selama Memperbaiki keadaan perdarahan terjadi dan umum ibu seh ingga sampai umur kehamilan g. Anjurkan meningkatkan membantu mengurangi minimal 5 bulan atau masukan cairan minimal akibat perdarahan. se la ma p er da ra ha n 2500 ml/24 jam dan diet berlangsung. t in gg i ka lo ri se rt a membatasi aktifitas. 13.30 Menanyakan ibu Koitus dapat merangsang mengenai penjelasan produksi prostaglandin yang sudah diberikan. h. Anjurkan ibu untuk tidak eningkat sehingga dapat melakukan hubungan terjadi rangsangan pada seksual dengan suami uterus dan menimbulkan sa mp ai ke ha mi la n kontraksi. berusia ± 20 minggu (5 bulan) atau selama Meningkatkan pemahaman ibu dan pesanan sebelum terjadi perdarahan ibu pulang.
Ibu mengatakan akan mentaati semua petunjuk yang diberikan.
Ibu mengatakan sudah memahami semua penjelasan yang diberikan dan berjanji akan mentaati semua petunjuk yang diberikan.
i. Ta nya ka n pa da i bu tentang pemahaman terhadap penjelasan yang diberikan. Lkaukan pengulangan bila perlu.
2.
Ansietas b/d krisis situasi (perdarahan dan ancaman terhadap keselamatan bayi yang dikandungnya). Data penunjang: S: Ibu mengatakan sangat khawatir denagn perdara han yang dialami, ibu bertanyatanya mengenai keselamatan bayi yang dikandungnya. Ibu mengatakan sangat ingin punya bayi dan ini adalah kehamilan yang pertama. O: Ibu tampak gelisah, saat dilakukan pemeriksaan ibu banyak bertanya kepada petugas. Ekspresi wajah ibu tampak tegang, postur tubuh saat dilakukan pemeriksaan kaku dan tegang.
Tujuan: setelah diberikan askep, ibu dapat menunjukkan hilangnya ansietas. Kriteria hasil: Ibu 3) melaporkan hilangnya / berkurangnya perasaan cemas/khawatir. Ibu 4) tenang. 5) Ibu kooperatif dalam pengobatan. 6) Postur tubuh rileks. 7) Ekspresi wajah tenang.
a.
Biarkan pasien mengekspresikan p er asa an te nta ng kondisinya. Pertahankan cara yang tenang dan efisien.
b. Jelaskan semua tujuan tindakan yang ditentukan. c. Motivasi pasien untuk meningkatkan fase istirahat.
d. Libatkan orang terdekat sesuai indikasi bila keputusan mayor akan dibuat.
e. Tingktakan rasa tenang dan lingkungan tenang (tutup gorden pada saat pemeriksaan berlangsung, batasi jumlah petugas dalam ruangan pemeriksaan, nyalakan kipas angina, sediakan selimut penutup dll).
3.
Defisit knowledge ( ke bu tu ha n b ela ja r) me ng en ai p en ya ki t, prognosis dan kebutuhan pengobatan b/d kurang informasi. Data penunjang: S: Ibu banyak bertanya tentang kemungkinan bayi dapat diselamatkan. Ib u j uga b ert an ya tentang pantangan yang harus dilakukan supaya bayinya selamat. Ibu berkali-kali mengatakan sangat ingin punya bayi. O: Ibu banyak bertanya kepada petugas dan mahasiswa. Pendidikan ib u SMA, i bu tid ak bekerja. Ibu baru menikah 6 bulan, ini ad al ah ke ha mi la n pertama dan usia ibu 23
Pengekspresian perasaan Tgl 22 April 2002. membantu pasein 12.30 Memberiakn mngidentifikasi sumber kesempatan kepada ibu ansietas dan penggunaan untuk menceritakan respon koping. Pendekatan perasaanya dan riwayat te na ng o le h p emb er i terjadinya perdarahan. perawatan menyampaikan kepercayaan dan control. 12.40 Menjelaskan kepada ibu bahwa akan dilakukan Pengetahuan apa yang tindakan VT (periksa diperkirakan membantu dalam). mengurangi ansietas. 12.45 mengatur posisi ibu, Fase istirahat yang lebih menyalakan kipas angin, akan membantu m en gu ra ng i j uml ah meminimalkan pemakaian petugas dalam ruang energi dan O2 sekaligus periksa dan menutup dapat mengistirahatkan gorden. bayi sampai cukup bulan. 13.00 Menjamin system Mendiskusikan tentang pendukung untuk pasien kemungkinan bayi dpaat dan memungkinkan orang dipertahankan bersama terdekat terlibat degna ibu dan suami denagn tepat. syarat ibu mentaati semua petunjuk yang diberikan. Memudahkan istirahat, - Memotivasi ibu untuk tetap menghemat energi dan tenang dan tidak gelisah meningkatkan kemmapuan serta lebih banyak berdoa koping. sehingga harapan untuk punya bayi dapat tercapai.
f. Motivasi ibu untuk tetap tenang, tidak gelisah terhadap kondisinya.
Kondisi psikologis ibu sa ng at b erp en ag ru h terhadap kondisi janin.
g. Anjurkan ibu untuk tetap berdoa untuk keselamatan bayinya.
Berdoa lebih mendekatkan ibu kepada Than dan memberikan ketenangan secara spiritual.
Tujuan: setelah diberikan a. Tentukan persepsi Memvalidasi tingkat askep, ibu dapat pasien tentang kondisi pemahaman saat ini, memenuhi kebutuhan kehamilan sekarang, mengidentifkasi kebutuhan belajar secara mandiri, ta nya ka n te nt an g belajar dan memberikan memahami penyakit dan pengalaman pasien dasar pengetahuan dimana pengobatan yang sendiri/sebelumnya. pasien membuat keputusan diberikan. berdasarkan informasi. Kriteria hasil: b. Berikan informasi yang Me mb an tu pe ni la ia n Ibu 8) jelas dan akurat dalam diagnos akanker, memahami regimen cara yang nyata, jawab memberikan informasi yang terapeutik dan pertayaan dengan jelas. diperlukan selama waktu perawata n yang menyerapnya. diberikan. 9) Ibu Be rik an p ed oma n Pasien mempunyai hak kooperatif terhadap c. antisipasi pada pasien untuk tahu dan tindakan pengobatan te ntang protocol beraprtisipasi dalam dan perawatan yang pengobatan, hasil yang mengambil keputusan diberikan. diharapkan, tentang perawatan dan 10) Ibu taat kemungkinan janin dapat pengobatan yang diterima. terhadap program dipertahankan. Bersikap Informasi akurat dan detail pengobatan dan jujur dengan pasien. membantu menghilangkan perawata n yang rasa takut dan ansietas. diberikan.
Tgl 22 April 2002. 13.00 Menanyakan perasaan ibu denagn adanya perdarahan dan sakit pada perutnya.
13.30 - Mendiskusikan dengan ibu dan suami tentang penyakit yang diderita ibu dan kemungkinan bayi dapat dipertahankan. - Menjelaskan beberapa hal yang perlu ditaati oleh ibu dan suami yaitu: - Periksa teratur sesuai petunjuk yang diberikan. - Tidur miring ke kiri. - Tidak hubungan seksual se la ma 5 b ua ln
Ibu bercerita tentang perasaan cemasnya saat terjadi perdarahan.
Ibu mau dilakukan pemeriksaan dalam.
Po si si i bu ri le ks , ekspresi wajah tampak cemas.
Ibu tampak lega dengan penjelasan yang diberikan.
Ibu berjanji akan tetap tenang dan tabah.
Ibu mengatakan sangat cemas denagn perdarahan yang terjadi dan takut kalau bayinya meninggal. Ibu mengatakan perdarahan terjadi tibatiba dan ibu tidak tahu sebabnya. Ibu dan suami mengatakan akan mentaati beberapa pantanagn yang diberikan.
2.
Ansietas b/d krisis situasi (perdarahan dan ancaman terhadap keselamatan bayi yang dikandungnya). Data penunjang: S: Ibu mengatakan sangat khawatir denagn perdara han yang dialami, ibu bertanyatanya mengenai keselamatan bayi yang dikandungnya. Ibu mengatakan sangat ingin punya bayi dan ini adalah kehamilan yang pertama. O: Ibu tampak gelisah, saat dilakukan pemeriksaan ibu banyak bertanya kepada petugas. Ekspresi wajah ibu tampak tegang, postur tubuh saat dilakukan pemeriksaan kaku dan tegang.
Tujuan: setelah diberikan askep, ibu dapat menunjukkan hilangnya ansietas. Kriteria hasil: Ibu 3) melaporkan hilangnya / berkurangnya perasaan cemas/khawatir. Ibu 4) tenang. 5) Ibu kooperatif dalam pengobatan. 6) Postur tubuh rileks. 7) Ekspresi wajah tenang.
a.
Biarkan pasien mengekspresikan p er asa an te nta ng kondisinya. Pertahankan cara yang tenang dan efisien.
b. Jelaskan semua tujuan tindakan yang ditentukan. c. Motivasi pasien untuk meningkatkan fase istirahat.
d. Libatkan orang terdekat sesuai indikasi bila keputusan mayor akan dibuat.
e. Tingktakan rasa tenang dan lingkungan tenang (tutup gorden pada saat pemeriksaan berlangsung, batasi jumlah petugas dalam ruangan pemeriksaan, nyalakan kipas angina, sediakan selimut penutup dll).
3.
Defisit knowledge ( ke bu tu ha n b ela ja r) me ng en ai p en ya ki t, prognosis dan kebutuhan pengobatan b/d kurang informasi. Data penunjang: S: Ibu banyak bertanya tentang kemungkinan bayi dapat diselamatkan. Ib u j uga b ert an ya tentang pantangan yang harus dilakukan supaya bayinya selamat. Ibu berkali-kali mengatakan sangat ingin punya bayi. O: Ibu banyak bertanya kepada petugas dan mahasiswa. Pendidikan ib u SMA, i bu tid ak bekerja. Ibu baru menikah 6 bulan, ini ad al ah ke ha mi la n pertama dan usia ibu 23 tahun.
Pengekspresian perasaan Tgl 22 April 2002. membantu pasein 12.30 Memberiakn mngidentifikasi sumber kesempatan kepada ibu ansietas dan penggunaan untuk menceritakan respon koping. Pendekatan perasaanya dan riwayat te na ng o le h p emb er i terjadinya perdarahan. perawatan menyampaikan kepercayaan dan control. 12.40 Menjelaskan kepada ibu bahwa akan dilakukan Pengetahuan apa yang tindakan VT (periksa diperkirakan membantu dalam). mengurangi ansietas. 12.45 mengatur posisi ibu, Fase istirahat yang lebih menyalakan kipas angin, akan membantu m en gu ra ng i j uml ah meminimalkan pemakaian petugas dalam ruang energi dan O2 sekaligus periksa dan menutup dapat mengistirahatkan gorden. bayi sampai cukup bulan. 13.00 Menjamin system Mendiskusikan tentang pendukung untuk pasien kemungkinan bayi dpaat dan memungkinkan orang dipertahankan bersama terdekat terlibat degna ibu dan suami denagn tepat. syarat ibu mentaati semua petunjuk yang diberikan. Memudahkan istirahat, - Memotivasi ibu untuk tetap menghemat energi dan tenang dan tidak gelisah meningkatkan kemmapuan serta lebih banyak berdoa koping. sehingga harapan untuk punya bayi dapat tercapai.
f. Motivasi ibu untuk tetap tenang, tidak gelisah terhadap kondisinya.
Kondisi psikologis ibu sa ng at b erp en ag ru h terhadap kondisi janin.
g. Anjurkan ibu untuk tetap berdoa untuk keselamatan bayinya.
Berdoa lebih mendekatkan ibu kepada Than dan memberikan ketenangan secara spiritual.
Tujuan: setelah diberikan a. Tentukan persepsi Memvalidasi tingkat askep, ibu dapat pasien tentang kondisi pemahaman saat ini, memenuhi kebutuhan kehamilan sekarang, mengidentifkasi kebutuhan belajar secara mandiri, ta nya ka n te nt an g belajar dan memberikan memahami penyakit dan pengalaman pasien dasar pengetahuan dimana pengobatan yang sendiri/sebelumnya. pasien membuat keputusan diberikan. berdasarkan informasi. Kriteria hasil: b. Berikan informasi yang Me mb an tu pe ni la ia n Ibu 8) jelas dan akurat dalam diagnos akanker, memahami regimen cara yang nyata, jawab memberikan informasi yang terapeutik dan pertayaan dengan jelas. diperlukan selama waktu perawata n yang menyerapnya. diberikan. 9) Ibu Be rik an p ed oma n Pasien mempunyai hak kooperatif terhadap c. antisipasi pada pasien untuk tahu dan tindakan pengobatan te ntang protocol beraprtisipasi dalam dan perawatan yang pengobatan, hasil yang mengambil keputusan diberikan. diharapkan, tentang perawatan dan 10) Ibu taat kemungkinan janin dapat pengobatan yang diterima. terhadap program dipertahankan. Bersikap Informasi akurat dan detail pengobatan dan jujur dengan pasien. membantu menghilangkan perawata n yang rasa takut dan ansietas. diberikan. d.
Orientasikan klien/keluarga thd prosedur rutin dan aktifitas. Tingkatkan partisipasi bila mungkin.
e.
Dorong kemandirian, perawatan diri, libatkan keluarga secara aktif dalam perawatan.
Tgl 22 April 2002. 13.00 Menanyakan perasaan ibu denagn adanya perdarahan dan sakit pada perutnya.
13.30 - Mendiskusikan dengan ibu dan suami tentang penyakit yang diderita ibu dan kemungkinan bayi dapat dipertahankan. - Menjelaskan beberapa hal yang perlu ditaati oleh ibu dan suami yaitu: - Periksa teratur sesuai petunjuk yang diberikan. - Tidur miring ke kiri. - Tidak hubungan seksual se la ma 5 b ua ln Perkiraan dan informasi kehamilan. dapat menurunkan - Makan makanan yang kecemasan pasien. bergizi. - Lebih banyak istirahat.
Peningkatan kemandirian dari pasien dan keluarga meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan untuk melakukan perawatan diri secara aktif. f. L ak uka n e va la usi Membantu dalam transisi sebelum pulang ke ke lingkungan rumah rumah sesuai indikasi. d eng na me mb eri ka n informasi tentang kebutuhan perubahan pada situasi fisik, penyediaan bahan yang diperlukan.
13.45 Mela kukan evaluasi sebelum ibu pulang tentang pemahaman ibu mengenai penjelasan yang sudah diberikan.
Ibu bercerita tentang perasaan cemasnya saat terjadi perdarahan.
Ibu mau dilakukan pemeriksaan dalam.
Po si si i bu ri le ks , ekspresi wajah tampak cemas.
Ibu tampak lega dengan penjelasan yang diberikan.
Ibu berjanji akan tetap tenang dan tabah.
Ibu mengatakan sangat cemas denagn perdarahan yang terjadi dan takut kalau bayinya meninggal. Ibu mengatakan perdarahan terjadi tibatiba dan ibu tidak tahu sebabnya. Ibu dan suami mengatakan akan mentaati beberapa pantanagn yang diberikan.
Ibu dan mengatakan dapat penjelasan petunjuk diberikan.
suami sudah mengerti dan yang
3.
Defisit knowledge ( ke bu tu ha n b ela ja r) me ng en ai p en ya ki t, prognosis dan kebutuhan pengobatan b/d kurang informasi. Data penunjang: S: Ibu banyak bertanya tentang kemungkinan bayi dapat diselamatkan. Ib u j uga b ert an ya tentang pantangan yang harus dilakukan supaya bayinya selamat. Ibu berkali-kali mengatakan sangat ingin punya bayi. O: Ibu banyak bertanya kepada petugas dan mahasiswa. Pendidikan ib u SMA, i bu tid ak bekerja. Ibu baru menikah 6 bulan, ini ad al ah ke ha mi la n pertama dan usia ibu 23 tahun.
f. Motivasi ibu untuk tetap tenang, tidak gelisah terhadap kondisinya.
Kondisi psikologis ibu sa ng at b erp en ag ru h terhadap kondisi janin.
g. Anjurkan ibu untuk tetap berdoa untuk keselamatan bayinya.
Berdoa lebih mendekatkan ibu kepada Than dan memberikan ketenangan secara spiritual.
Tujuan: setelah diberikan a. Tentukan persepsi Memvalidasi tingkat askep, ibu dapat pasien tentang kondisi pemahaman saat ini, memenuhi kebutuhan kehamilan sekarang, mengidentifkasi kebutuhan belajar secara mandiri, ta nya ka n te nt an g belajar dan memberikan memahami penyakit dan pengalaman pasien dasar pengetahuan dimana pengobatan yang sendiri/sebelumnya. pasien membuat keputusan diberikan. berdasarkan informasi. Kriteria hasil: b. Berikan informasi yang Me mb an tu pe ni la ia n Ibu 8) jelas dan akurat dalam diagnos akanker, memahami regimen cara yang nyata, jawab memberikan informasi yang terapeutik dan pertayaan dengan jelas. diperlukan selama waktu perawata n yang menyerapnya. diberikan. 9) Ibu Be rik an p ed oma n Pasien mempunyai hak kooperatif terhadap c. antisipasi pada pasien untuk tahu dan tindakan pengobatan te ntang protocol beraprtisipasi dalam dan perawatan yang pengobatan, hasil yang mengambil keputusan diberikan. diharapkan, tentang perawatan dan 10) Ibu taat kemungkinan janin dapat pengobatan yang diterima. terhadap program dipertahankan. Bersikap Informasi akurat dan detail pengobatan dan jujur dengan pasien. membantu menghilangkan perawata n yang rasa takut dan ansietas. diberikan. d.
Orientasikan klien/keluarga thd prosedur rutin dan aktifitas. Tingkatkan partisipasi bila mungkin.
e.
Dorong kemandirian, perawatan diri, libatkan keluarga secara aktif dalam perawatan.
Tgl 22 April 2002. 13.00 Menanyakan perasaan ibu denagn adanya perdarahan dan sakit pada perutnya.
13.30 - Mendiskusikan dengan ibu dan suami tentang penyakit yang diderita ibu dan kemungkinan bayi dapat dipertahankan. - Menjelaskan beberapa hal yang perlu ditaati oleh ibu dan suami yaitu: - Periksa teratur sesuai petunjuk yang diberikan. - Tidur miring ke kiri. - Tidak hubungan seksual se la ma 5 b ua ln Perkiraan dan informasi kehamilan. dapat menurunkan - Makan makanan yang kecemasan pasien. bergizi. - Lebih banyak istirahat.
Peningkatan kemandirian dari pasien dan keluarga meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan untuk melakukan perawatan diri secara aktif. f. L ak uka n e va la usi Membantu dalam transisi sebelum pulang ke ke lingkungan rumah rumah sesuai indikasi. d eng na me mb eri ka n informasi tentang kebutuhan perubahan pada situasi fisik, penyediaan bahan yang diperlukan.
13.45 Mela kukan evaluasi sebelum ibu pulang tentang pemahaman ibu mengenai penjelasan yang sudah diberikan.
Ibu mengatakan sangat cemas denagn perdarahan yang terjadi dan takut kalau bayinya meninggal. Ibu mengatakan perdarahan terjadi tibatiba dan ibu tidak tahu sebabnya. Ibu dan suami mengatakan akan mentaati beberapa pantanagn yang diberikan.
Ibu dan mengatakan dapat penjelasan petunjuk diberikan.
suami sudah mengerti dan yang
e.
Dorong kemandirian, perawatan diri, libatkan keluarga secara aktif dalam perawatan.
Peningkatan kemandirian dari pasien dan keluarga meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan untuk melakukan perawatan diri secara aktif. f. L ak uka n e va la usi Membantu dalam transisi sebelum pulang ke ke lingkungan rumah rumah sesuai indikasi. d eng na me mb eri ka n informasi tentang kebutuhan perubahan pada situasi fisik, penyediaan bahan yang diperlukan.
13.45 Mela kukan evaluasi sebelum ibu pulang tentang pemahaman ibu mengenai penjelasan yang sudah diberikan.
Ibu dan mengatakan dapat penjelasan petunjuk diberikan.
suami sudah mengerti dan yang
EVALUASI Tanggal/ jam Tgl 22 April 2002 Pukul 14.00 WIB
Diagnosa Keperawatan Resiko terjadi gawat janin intra uteri (hipoksia) b/d penurunan suplay O2 dan nutrisi ke jaringan plasenta skunder terhadap terlepasnya separasi plasenta.
Evaluasi S: Ibu mengatakan gerakan janin dirasa aktif, perdarahan agak berkurang, serta sakit pada perut bawah agak berkurang. O: Kontraksi uterus tidak ada, gerakan janin aktif, djj (+) 12-12-12; fleks (-), fluxus (-); porsio tertutup, nyeri tekan (-), TD: 120/80 mmHg, N: 88 x/mnt.
Data penunjang: S: Ibu mengatakan keluar darah dari kemaluan sejak tadi pagi, perut bagian bawah dirasakan A: Masalah tidak terjadi. sakit melilit. O: Ibu hamil 18-20 minggu, TFU 2 P: Lanjutkan semua rencana dengan jbpst, djj: 12-12-12, kontraksi memberikan pesanan pada ibu sebelum tidak ada aka janin aktif, pulang seperti:
EVALUASI Tanggal/ jam Tgl 22 April 2002 Pukul 14.00 WIB
Diagnosa Keperawatan Resiko terjadi gawat janin intra uteri (hipoksia) b/d penurunan suplay O2 dan nutrisi ke jaringan plasenta skunder terhadap terlepasnya separasi plasenta.
Evaluasi S: Ibu mengatakan gerakan janin dirasa aktif, perdarahan agak berkurang, serta sakit pada perut bawah agak berkurang. O: Kontraksi uterus tidak ada, gerakan janin aktif, djj (+) 12-12-12; fleks (-), fluxus (-); porsio tertutup, nyeri tekan (-), TD: 120/80 mmHg, N: 88 x/mnt.
Data penunjang: S: Ibu mengatakan keluar darah dari kemaluan sejak tadi pagi, perut bagian bawah dirasakan A: Masalah tidak terjadi. sakit melilit. O: Ibu hamil 18-20 minggu, TFU 2 P: Lanjutkan semua rencana dengan jbpst, djj: 12-12-12, kontraksi memberikan pesanan pada ibu sebelum tidak ada, gerakan janin aktif, pulang seperti: fleks (+), fluxus (-). VT: - Periksa teratur sesuai petunjuk yang ditemukan porsio tertutup, nyeri diberikan. tidak ada, TD: 120/80 mmHg, N: - Tidur miring ke kiri. 88 x/mnt, RR: 16 x/mnt. - Tidak melakukan hubungan seksual selama terjadi perdarahan. - Makan makanan yang bergizi. - Lebih banyak istirahat. - Segera kontrol bila ditemukan gerak janin menurun, nyeri semakin hebat, perdarahan terus-menerus. Tgl 22 April 2002 Pukul 14.00 WIB
Ansietas b/d krisis situasi (perdarahan dan ancaman terhadap keselamatan bayi yang dikandungnya).
S: Ibu mengatakan agak tenag denag penjelasan yang diberikan bahwa janinnya masiih dapat dipertahankan.
O: Wajah ibu tampak tenang, postur tubuh Data penunjang: rileks, ibu banyak tersenyum, ibu S: Ibu mengatakan sangat khawatir kooperatif dalam diskusi yang dilakukan. denagn perdarahan yang dialami, ibu bertanya-tanya A: Masalah teratasi. mengenai keselamatan bayi yang dikandungnya. Ibu P: Pertahankan kondisi psikologis ibu mengatakan sangat ingin punya dengan memberikan pesanan sebelum bayi dan ini adalah kehamilan ibu pulang yaitu: yang pertama. - Ibu agar tetap tenag dan tidak gelisah O: Ibu tampak gelisah, saat dengan kondisinya. dilakukan pemeriksaan ibu - Ibu banyak istirahat. banyak bertanya kepada - Ibu banyak berdoa. petugas. Ekspresi wajah ibu tampak tegang, postur tubuh saat dilakukan pemeriksaan kaku dan tegang.
EVALUASI Tanggal/ jam Tgl 22 April 2002 Pukul 14.00 WIB
Diagnosa Keperawatan Resiko terjadi gawat janin intra uteri (hipoksia) b/d penurunan suplay O2 dan nutrisi ke jaringan plasenta skunder terhadap terlepasnya separasi plasenta.
Evaluasi S: Ibu mengatakan gerakan janin dirasa aktif, perdarahan agak berkurang, serta sakit pada perut bawah agak berkurang. O: Kontraksi uterus tidak ada, gerakan janin aktif, djj (+) 12-12-12; fleks (-), fluxus (-); porsio tertutup, nyeri tekan (-), TD: 120/80 mmHg, N: 88 x/mnt.
Data penunjang: S: Ibu mengatakan keluar darah dari kemaluan sejak tadi pagi, perut bagian bawah dirasakan A: Masalah tidak terjadi. sakit melilit. O: Ibu hamil 18-20 minggu, TFU 2 P: Lanjutkan semua rencana dengan jbpst, djj: 12-12-12, kontraksi memberikan pesanan pada ibu sebelum tidak ada, gerakan janin aktif, pulang seperti: fleks (+), fluxus (-). VT: - Periksa teratur sesuai petunjuk yang ditemukan porsio tertutup, nyeri diberikan. tidak ada, TD: 120/80 mmHg, N: - Tidur miring ke kiri. 88 x/mnt, RR: 16 x/mnt. - Tidak melakukan hubungan seksual selama terjadi perdarahan. - Makan makanan yang bergizi. - Lebih banyak istirahat. - Segera kontrol bila ditemukan gerak janin menurun, nyeri semakin hebat, perdarahan terus-menerus. Tgl 22 April 2002 Pukul 14.00 WIB
Ansietas b/d krisis situasi (perdarahan dan ancaman terhadap keselamatan bayi yang dikandungnya).
S: Ibu mengatakan agak tenag denag penjelasan yang diberikan bahwa janinnya masiih dapat dipertahankan.
O: Wajah ibu tampak tenang, postur tubuh Data penunjang: rileks, ibu banyak tersenyum, ibu S: Ibu mengatakan sangat khawatir kooperatif dalam diskusi yang dilakukan. denagn perdarahan yang dialami, ibu bertanya-tanya A: Masalah teratasi. mengenai keselamatan bayi yang dikandungnya. Ibu P: Pertahankan kondisi psikologis ibu mengatakan sangat ingin punya dengan memberikan pesanan sebelum bayi dan ini adalah kehamilan ibu pulang yaitu: yang pertama. - Ibu agar tetap tenag dan tidak gelisah O: Ibu tampak gelisah, saat dengan kondisinya. dilakukan pemeriksaan ibu - Ibu banyak istirahat. banyak bertanya kepada - Ibu banyak berdoa. petugas. Ekspresi wajah ibu tampak tegang, postur tubuh saat dilakukan pemeriksaan kaku dan tegang. Tgl 22 April 2002 Pukul 14.00 WIB
Defisit knowledge (kebutuhan belajar) mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan b/d kurang informasi.
S: Ibu dan suami mengatakan lebih dapat mengerti dengan penjelasan yang diberikan mengenai kondisi penaykit dan rencana pengobatan yang akan dilakukan.
Data penunjang: S: Ibu banyak bertanya tentang O: Ibu dan suami tampak puas denagn kemungkinan bayi dapat penjelasan yang diberikan dan saat diselamatkan. Ibu juga bertanya ditanyakan kembali ibu dapat tentang pantangan yang harus menyebutkan pantangan yang harus dilakukan supaya bayinya dilakukan di rumah. selamat. Ibu berkali-kali mengatakan sangat ingin punya A: Masalah teratasi. bayi. O: Ibu banyak bertanya kepada P: -petugas dan mahasiswa. Pendidikan ibu SMA, ibu tidak bekerja. Ibu baru menikah 6 bulan, ini adalah kehamilan pertama dan usia ibu 23 tahun.
BAB 4
PEMBAHASAN
Setelah mempelajari konsep teori asuhan keperawatan pada ibu dengan gangguan sistem reproduksi yaitu kehamilan dengan abortus, maka berdasarkan pengamatan dan asuhan yang telah diberikan, ada beberapa hal yang perlu menjadi pembahasan yaitu:
A.
PENGKAJIAN Prinsip yang harus diperhatikan dalam melakukan pengkajian pada ibu hamil
dengan abortus adalah melakukan pengkajian secara lengkap dan sistematis sehingga dalam merumuskan data fokus yang menjadi permasalahan pasien dapat lebih mudah. Namun hal tersebut agak sulit dilakukan mengingat mobilitas pasien yang datang berkunjung ke poliklinik sangat tinggi sehingga untuk mendapatkan data yang lengkap dan sistematis pun sulit untuk didapatkan. Sementara pasien datang berkunjung sudah siang (pukul 12.30 WIB) sehingga data pun terkumpul seadanya sesuai dengan data fokus yang cenderung timbul pada ibu hamil pertama dengan kasus abortus.
B.
DIAGNOSA KEPERAWATAN Berdasarkan teori asuhan keperawatan mengenai ibu dengan abortus, dalam
merumuskan diagnosa keperawatan ada beberapa kendala yang kami hadapi, yaitu tidak adanya literatur mengenai asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan abortus sehingga perumusan diagnosa keperawatan diadopsi dari beberapa literatur yang ada yang disesuaikan dengan permasalahan yang mungkin timbul. Sementara dari 7 diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada ibu hamil dengan abortus, hanya 3 diagnosa keperawatan yang diangkat dengan alasan: 1) Pengkajian yang dilakukan hanya sesaat pada saat pasien datang dan pengkajian dilakukan dengan lebih memfokuskan pada permasalahan yang ditemukan oleh mahasiswa yang dihadapi oleh ibu pada saat datang berkunjung. 2) Beberapa diagnosa keperawatan seperti nyeri, resiko defisit volume cairan, kelemahan dan resiko terjadi infeksi tidak diangkat karena data yang menunjang terhadap timbulnya diagnosa tersebut tidak ditemukan.
C.
RENCANA INTERVENSI DAN RASIONAL Pada perumusan rencana intervensi keperawatan, mahasiswa merumuskan
rencana intrevensi sesuai dengan kondisi pasien yang datang berkunjung ke poliklinik dan perencanaan yang memungkinkan untuk dilakukan implementasi dan evaluasi keperawatan. Tidak semua perencanaan yang ada dalam konsep teori dapat diangkat dalam kasus karena mengingat kontak waktu mahasiswa dengan pasien sangat terbatas sehingga hanya perencanaan yang mungkin untuk diangkat yang kami utamakan.
D.
IMPLEMEN TASI KEPERAWATAN Implementasi yang dapat dilakukan pada kasus lebih banyak terfokus pada KIE
dengan harapan pasien dapat menerapkan anjuran dan petunjuk yang diberikan di rumah secara taat. Hanya dalam pelaksanaan tersebut mahasiswa melakukan beberapa pengulangan untuk mendapatkan keyakinan bahwa pasien memang sudah mengerti dengan penjelasan yang diberikan sehingga evaluasi pundapat lebih mudah dilakukan.
E.
EVALUASI KEPERAWATAN Evaluasi yang dilakukan hanya evaluasi tindakan pada saat itu juga mengingat
sifat kunjungan pasien adalah rawat jalan sehingga monitoring selanjutnya tidak dapat dilakukan. Sehingga untuk evaluasi kunjungan berikutnya diserahkan kepada petugas poliklinik.
BAB 5
PENUTUP
A.
KESIMPULAN Ada beberapa kesimpulan yang penulis temukan dalam melaksanakan asuhan
keperawatan pada ibu hamil dengan kasus abortus yaitu: 1) Pemantauan secara teratur pada ibu hamil pertama (primigravidarum) terutama pada trimester I kehamilan sangatlah penting. Mengingat ibu primigravida cenderung mengalami gangguan dalam proses kehamilannya seperti misalnya abortus dalam kehamilan yang akan sangat berpengaruh terhadap psikologis ibu yang tentunya sangat berharap keselamatan bayinya dapat dipertahankan. 2) Asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan abortus hendaknya dilakukan secara komprehensif meliputi seluruh aspek bio – psiko – sosial dan spiritual karena kenyamanan psikologis ibu sangat berpengaruh terhadap kondisi janin yang dikandungnya.
B.
SARAN Ada beberapa saran yang dapat penulis sampaikan dalam upaya meningkatkan
asuhan keperawatan pada ibu hamil dnegan abortus yaitu: 1) Kepada mahasiswa PSIK yang sedang melaksanakna tahap profesi agar lebih aktif dalam menerapkan asuhan keperawatan sesuai dengan konsep teori dan lebih memperhatikan kondisi pasien sehingga pelaksanaan praktek keperawatan dapat berjalan sesuai dengan target yang ingin dicapai.
2) Kepada pembimbing ruangan dan pembimbing akademik mohon agar lebih meningkatkan bimbingan langsung kepada pasien ( bed side teaching ) sehingga mahasiswa mendapatkan model asuhan keperawatan yang tepat sesuai dengan konsep teori dan kebijakan tertentu yang berlaku di ruangan.
LAPORAN KASUS KEPERAWATAN MATERNITAS ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS
PADA NY. P DENGAN ABORTUS IMMINENS UK. 18 – 20 MINGGU DI RUANG POLIKLINIK KANDUNGAN RSUD DR. SOETOMO SURABAYA TANGGAL 22 APRIL 2002 ( Disusun Sebagai Bahan Makalah Seminar Kelompok Keperawatan Maternitas Pada Praktek Keperawatan Profesi Unit Maternitas)
Disusun Oleh:
Launnu Ni Wayan Dewi Tarini Anita joeliantina Sr. Arnoldin E. S. Sp. S
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2002
DAFTAR ISI
Halaman Judul.........................................................................................................................
i
Daftar isi...................................................................................................................
ii
Bab 1 Pendahuluan..................................................................................................
1
1.2 Tujuan Penulisan....................................................................................
2
1.3 Manfaat Penulisan..................................................................................
2
1.4 Sistematikan Penulisan..........................................................................
3
Bab 2 Konsep Tinjauan Pustaka..............................................................................
4
Konsep Abortus............................................................................................
4
2.1 Definisi Abortus.......................................................................................
4
2.2 Jenis Abortus, Macam, Definisi, Tanda dan Gejala.................................
4
2.3 Etiologi Abortus.......................................................................................
7
2.4 Patofisiologi Abortus...............................................................................
8
2.5 Penatalaksanaan Abortus......................................................................
8
2.6 Penyulit Abortus.....................................................................................
9
Konsep Asuhan Keperawatan Ibu Dengan Abortus.....................................
9
1. Pengkajian Data Fokus ...........................................................................
9
2. Diagnosa Keperawatan............................................................................
10
3. Rencana Intervensi dan Rasional............................................................
11
Bab 3 Asuhan keperawatan Ibu Dengan Abortus....................................................
17
Pengkajian....................................................................................................
17
Diagnosa Keperawatan.................................................................................
21
Rencana Intervensi, Rasional dan Implementasi.........................................
23
Evaluasi Keperawatan..................................................................................
28
Bab 4 Pembahasan..................................................................................................
29
Bab 5 Penutup.........................................................................................................
31
Daftar Pustaka.........................................................................................................
iii