MAKALAH PENTINGNYA RANAH AFEKTIF BAGI PENILAIAN PESERTA DIDIK
Disusun untuk memenuhi Mata Kuliah Penilaian Penila ian Pendidikan IPA IPA Yang dibimbing oleh Bapak Sugiyanto, S.Pd., M.Si. Disusun Oleh: . *. &. (.
Abdul !attah "oo# De+i Ayu "a+ang Dian "o-ita a#ianti "u# abibah
$%&$'%$()% $%&$'%$(&' $%&$'%%&&* $%&$'%'*(
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MALANG OKTOBER 2017
KATA KATA PENGAN PE NGANT TAR
Pu/i syuku# kami pan/atkan kehadi#at 0uhan Yang Maha 1sa. Atas anuge#ah2"ya sehin sehingg ggaa kami kami dapa dapatt meny menyel elesa esaika ikan n pemb pembua uata tan n maka makala lah h ini ini deng dengan an /udu /udull PESERTA DIDIK” 3PENTINGNYA RANAH AFEKTIF BAGI PENILAIAN PESERTA
Maka Makala lah h ini ini dibu dibuat at untu untuk k memen memenuh uhii tuga tugass mata mata kulia kuliah h Peni Penilai laian an Pendid Pendidika ikan n Ipa. Akhi#n Akhi#nya ya kami kami sampaik sampaikan an te#ima te#ima kasih kasih atas pe#hat pe#hatian iannya nya te#hadap te#hadap makalah makalah ini, dan penulis penulis be#ha#ap be#ha#ap semoga makalah makalah ini be#man4aat bagi kami dan khususnya pemba5a pada umumnya. Penulis mmenyada#i banyak sekali keku#angan dalam penulisan makalah ini. Dengan segala ke#endahan hati, sa#an2 sa#an dan k#itik yang membangun sangat kami ha#apkan da#i pa#a pemba5a guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada +aktu mendatang.
Malang,* Septembe# *%)
Penulis
1
DAFTAR ISI
KA0A P1"6A"0A7.............................................................................................. .i DA!0A7 ISI............................................................................................................ii BAB I....................................................................................................................... P1"DA898A"................................................................................................... .
9ata# Belakang..........................................................................................
.*
7umusan Masalah.....*
.&
0u/uan........................................................................................................*
BAB II......................................................................................................................& P1MBAASA"...................................................................................................... & *.
Se/a#ah 0aksonomi Bloom..&
*.*
Penge#tian 7anah A4ekti4 ....(
*.&
0ingkatan asil Bela/a# 7anah A4ekti4........................................................$
*.(
Ka#akte#istik 7anah A4ekti4.;
BAB III................................................................................................................. .$ P1"808P..............................................................................................................$ &.
Kesimpulan..............................................................................................$
&.*
Sa#an........................................................................................................'
DA!0A7 P8S0AKA .......................................................................................... )
2
BAB I
PENDAHULUAN 1.1
Latar Bea!a"#
Pasal 25 (4) Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan menjelaskan bahwa kompetensi lulusan mencakup sikap pengetahuan dan keterampilan! "ni berarti
bahwa
pembelajaran
dan
penilaian
harus
mengembangkan kompetensi peserta didik #ang berhubungan dengan ranah
a$ekti$
(sikap)
kogniti$
psikomotor
(pengetahuan) dan (keterampilan)!
Pada umumn#a guru lebih menekankan pada kogniti$ siswa saja sehingga
saat ini terjadi kemunduran moral remaja #ang
ditandai dengan kenakalan%kenakalan para remaja contohn#a tawuran antar pelajar narkoba dan sebagain#a! &lasan guru kurang mengaplikasikan ranah a$ekti$ karena ranah ini #ang paling sulit diimplementasikan! 'emampuan a$ekti$ berhubungan dengan minat dan sikap #ang dapat membentuk tanggung jawab kerja sama disiplin komitmen perca#a diri! untutan pendidikan #ang menghendaki lulusan terbaik membuat guru seringkali melupakan ranah a$ekti$! Penerapan ranah e$ekti$ seharusn#a menjadi tujuan utama proses pembelajaran sehingga dapat menjadi solusi mengatasi kemunduran moral para pelajar walaupun prosesn#a membutuhkan kesabaran guru dan secara terus%menerus! ari masalah ini maka penulis membuat makalah dengan judul *
PENTINGNYA
RANAH
AFEKTIF
BAGI
PENILAIAN PESERTA DIDIK +!
1
1.2
R$%$&a" Ma&aa'
.*.
Bagaimana se/a#ah taksonomi bloom<
.*.*
Apa penge#tian #anah a4ekti4<
.*.&
Bagaimana tingkatan hasil bela/a# #anah a4ekti4<
.*.(
Bagaimana ka#akte#istik #anah a4ekti4<
1.( T$)$a"
.&.
Mengetahui se/a#ah taksonomi bloom
.&.*
Mengetahui penge#tian #anah a4ekti4
.&.&
Memahami tingkatan hasi bela/a# #anah a4ekti4
.&.(
Memahami ka#akte#istik #anah a4ekti4
2
BAB II
PEMBAHASAN 2.1 Se)ara' Ta!&*"*%+ B**%
0aksonomi be#asal da#i dua kata dalam bahasa Yunani yaitu tassein yang be#a#ti mengklasi4ikasi dan nomos yang be#a#ti atu#an. =adi 0aksonomi be#a#ti hie#a#khi klasi4ikasi atas p#insip dasa# atau atu#an. Istilah ini kemudian digunakan oleh Ben/amin Samuel Bloom, seo#ang psikolog bidang pendidikan yang melakukan penelitian dan pengembangan mengenai kemampuan be#piki# dalam p#oses pembela/a#an. Bloom, lahi# pada tanggal * !eb#ua#i ;& di 9ans4o#d, Pennsyl-ania dan be#hasil me#aih dokto# di bidang pendidikan da#i 0he 8ni-e#sity o4 >hi5ago pada tahun ;(*. Ia dikenal sebagai konsultan dan akti-is inte#nasonal di bidang pendidikan dan be#hasil membuat pe#ubahan besa# dalam sistem pendidikan di India. Ia mendi#ikan the Inte#national Asso5iation 4o# the 1-aluation o4 1du5ational A5hie-ement, the I1A dan mengembangkan the Measu#ement, 1-aluation, and Statisti5al Analysis ?M1SA@ p#og#am pada 8ni-e#sity o4 >hi5ago. Di akhi# hayatnya, Bloom men/abat sebagai >hai#man o4 7esea#5h and De-elopment >ommittees o4 the >ollege 1nt#an5e 1amination Boa#d dan 0he P#esident o4 the Ame#i5an 1du5ational 7esea#5h Asso5iation. Ia meninggal pada & Septembe# ;;;. Se/a#ah taksonomi bloom be#mula ketika a+al tahun ;$%2an, dalam Kon4e#ensi
Asosiasi
Psikolog
Ame#ika,
Bloom
dan
ka+an2ka+an
mengemukakan bah+a da#i e-aluasi hasil bela/a# yang banyak disusun di sekolah, te#nyata p#esentase te#banyak buti# soal yangdia/ukan hanya meminta sis+a untuk menguta#akan hapalan me#eka. Kon4e#ensi te#sebut me#upakan lan/utan da#i kon4e#ensi yang dilakukan pada tahun ;(. Menu#ut Bloom, hapalan sebena#nya me#upakan tingkat te#endah dalam kemampuan be#piki# ?thinking behaviors@. Masih banyak le-el lain yang lebih tinggi yang ha#us
3
di5apai aga# p#oses pembela/a#an dapat menghasilkan sis+a yang kompeten di bidangnya. Akhi#nya pada tahun ;$', Bloom, 1ngleha#t, !u#st, ill dan K#ath+ohl be#hasil mengenalkan ke#angka konsep kemampuan be#piki# yang dinamakan Taxonomy Bloom. =adi, 0aksonomi Bloom adalah st#uktu# hie#a#khi yang mengidenti4ikasikan skills mulai da#i tingkat yang #endah hingga yang tinggi. 0entunya untuk men5apai tu/uan yang lebih tinggi, le-el yang #endah ha#us dipenuhi lebih dulu. Dalam ke#angka konsep ini, tu/uan pendidikan ini oleh Bloom dibagi men/adi tiga domainC#anah kemampuan intelektual ? intellectual behaviors@ yaitu kogniti4, a4ekti4 dan psikomoto#ik.
2.2 Pe"#ert+a" Ra"a' a,e!t+,
Pengertian
'emampuan
&$ekti$
,iswa
dalam
-elajar
.enurut Para &hli! .enurut &llport dalam jali (2009) ranah a$ekti$ adalah ranah #ang berkaitan dengan sikap dan nilai! ,ikap adalah suatu
kesiapan mental dan s#ara$ #ang
tersusun melalui pengalaman dan memberikan pengaruh langsung kepada respons indi/idu terhadap semua objek atau situasi #ang berhubungan dengan objek itu! ,ikap tidak muncul ketika dibawa lahir tetapi disusun dan dibentuk melalui pengalaman serta memberikan pengaruh langsung kepada respons seseorang! ,ikap bukan tindakan n#ata (overt behavior ) melainkan masih bersi$at tertutup (covert behavior )! omain a$ekti$ berkenaan dengan sikap nilai%nilai dan apresiasi! omain ini merupakan bidang tujuan pendidikan kelanjutan dari domain kogniti$! &rtin#a seseorang han#a akan memiliki sikap tertentu terhadap suatu objek manakala telah memiliki kemampuan kogniti$ tingkat tinggi (,anja#a 2011)! omain a$ekti$ #aitu internalisasi sikap #ang menunjuk ke arah pertumbuhan batiniah terjadi bila siswa menjadi 4
sadar tentang nilai #ang diterima kemudian mengambil sikap menjadi bagian dirin#a dalam membentuk nilai dan tingkah laku (&rin 2010)!
2.( T+"#!ata" Ha&+ Bea)ar Ra"a' A,e!t+,
7anah A4ekti4 men5akup segala sesuatu yang te#kait dengan emosi, misalnya pe#asaan, nilai, pengha#gaan, semangat,minat, moti-asi, dan sikap. 9ima katego#i #anah ini diu#utkan mulai da#i pe#ilaku yang sede#hana hingga yang paling kompleks. . 0ingkat receiving Pada tingkat # eceiving atau attending, pese#ta didik memiliki keinginan mempe#hatikan suatu 4enomena khusus atau stimulus, misalnya kelas, kegiatan, musik, buku, dan sebagainya. 0ugas pendidik menga#ahkan pe#hatian pese#ta didik pada 4enomena yang men/adi ob/ek pembela/a#an a4ekti4. Misalnya pendidik menga#ahkan pese#ta didik aga# senang memba5a buku senang beke#/asama, dan sebagainya. Kesenangan ini akan men/adi kebiasaan, dan hal ini yang diha#apkan, yaitu kebiasaan yang positi4. *. 0ingkat responding Responding me#upakan pa#tisipasi akti4 pese#ta didik, yaitu sebagai bagian da#i pe#ilakunya. Pada tingkat ini pese#ta didik tidak sa/a mempe#hatikan 4enomena khusus tetapi ia /uga be#eaksi. asil pembela/a#an pada #anah ini menekankan pada peme#olehan #espons, be#keinginan membe#i #espons, atau kepuasan dalam membe#i #espons. 0ingkat yang tinggi pada katego#i ini adalah minat,yaitu hal2hal yang menekankan pada pen5a#ian hasil dan kesenangan pada akti-itas khusus. Misalnya senang memba5a buku, senang be#tanya, senang membantu teman, senang dengan kebe#sihan dan ke#apian, dan sebagainya. &. 0ingkat -aluing Valuing melibatkan penentuan nilai, keyakinan atau sikap yang menun/ukkan de#a/at inte#nalisasi dan komitmen. De#a/at #entangannya mulai da#i mene#ima 5
suatu nilai, misalnya keinginan untuk meningkatkan kete#ampilan, sampai pada tingkat komitmen. Valuing atau penilaian be#basis pada inte#nalisasi da#i sepe#angkat nilai yang spesi4ik. asil bela/a# pada tingkat ini be#hubungan dengan pe#ilaku yang konsisten dan stabil aga# nilai dikenal se5a#a /elas. Dalam tu/uan pembela/a#an, penilaian ini diklasi4ikasikan sebagai sikap dan ap#esiasi. (. 0ingkat organization Pada tingkat organization, nilai satu dengan nilai lain dikaitkan, kon4lik anta# nilai diselesaikan, dan mulai membangun sistem nilai inte#nal yang konsisten. asil pembela/a#an pada tingkat ini be#upa konseptualisasi nilai atau o#ganisasi sistem nilai. Misalnya pengembangan 4ilsa4at hidup. $. 0ingkat 5haracterization 0ingkat #anah a4ekti4 te#tinggi adalah characterization nilai. Pada tingkat ini pese#ta didik memiliki sistem nilai yang mengendalikan pe#ilaku sampai pada +aktu te#tentu hingga te#bentuk gaya hidup. asil pembela/a#an pada tingkat ini be#kaitan dengan p#ibadi, emosi, dan sosial.
N* 1
2
RANAH AFEKTIF-SIKAPATTITUDE/ Katego#i Pen/elasan Kata ke#/a kun5i Pene#imaan Kemampuan untuk menanyakan,mengikuti,
7esponsi4
menun/ukkan atensi dan
membe#i,menahanC
pengha#gaan te#hadap o#ang
mengendalikandi#i,
lain
mengidenti4ikasi,
>ontoh: mendenga#
mempe#hatikan,men/a+ab
pendapat o#ang lain,
.
mengingat nama seseo#ang Kemampuan be#pa#tisipasi
Men/a+ab, membantu,
akti4 dalam pembela/a#an
mentaati, memenuhi,
dan selalu te#moti-asi untuk
menyetu/ui,menulis,
sege#a be#eaksi dan
mendiskusikan,
mengambil tindakan atas
melakukan,memilih,
suatu ke/adian.
menya/ikan, 6
>ontoh: be#pa#tisipasi dalam
memp#esentasikan,
diskusi kelas
melapo#kan,men5e#itakan ,menginte#p#etasikan, menyelesaikan,
(.
Kemampuan menun/ukkan
memp#aktekkan. Menun/ukkan,
dianut ?nilai
nilai
mendemonst#asikan,
di#i@
yang dianut untuk
memilih,
"ilai
yang
membedakan mana yang baik membedakan, mengikuti, dan ku#ang baik te#hadap
meminta,
suatu ke/adianCobyek,
memenuhi, men/elaskan,
dan nilai te#sebut
membentuk,
dieksp#esikan dalam
be#inisiati4,
pe#ilaku.
melaksanakan,
>ontoh: Mengusulkan
memp#aka#sai,
kegiatan Corporate Social
men/usti4ikasi,
Responsibility sesuai dengan
mengusulkan,
nilai yang be#laku dan
melapo#kan,
komitmen pe#usahaan
menginte#p#etasikan, membena#kan, menolak, menyatakan C mempe#tahankan
O#ganisasi
Kemampuan membentuk
pendapat, Mentaati, mematuhi,
sistem nilai dan budaya
me#an5ang, mengatu#,
o#ganisasi dengan
mengidenti4ikasikan,
mengha#monisasikan
mengkombinasikan,
pe#bedaan nilai.
mengo#ganisis#,
>ontoh: Menyepakati dan
me#umuskan,
mentaati etika p#o4esi,
menyamakan,
mengakui pe#lunya
mempe#tahankan,
keseimbangan anta#a
menghubungkan, 7
kebebasan dan tanggung
menginteg#asikan,
/a+ab
men/elaskan, mengaitkan, menggabungkan, mempe#baiki, menyepakati, menyusun, menyempu#nakan, menyatukan pendapat, menyesuaikan, melengkapi, membandingkan,
Ka#akte#isasi
Kemampuan mengendalikan
memodi4ikasi Melakukan,
pe#ilaku be#dasa#kan nilai
melaksanakan,
yang dianut dan
mempe#lihatkan
mempe#baiki hubungan
membedakan,
int#ape#sonal,inte#pe#sonal
memisahkan,
dan so5ial.
menun/ukkan,
>ontoh: Menun/ukkan #asa
mempenga#uhi,
pe#5aya di#i ketika beke#/a
mendenga#kan,
sendi#i, koope#ati4 dalam
memodi4ikasi,
akti-itas kelompok
memp#aktekkan, mengusulkan, me#e-isi, mempe#baiki, membatasi, mempe#tanyakan, mempe#soalkan, menyatakan, be#tindak, Membuktikan, mempe#timbangkan.
2. Kara!ter+&t+! Ra"a' A,e!t+, 8
Pemiki#an atau pe#ilaku ha#us memiliki dua k#ite#ia untuk diklasi4ikasikan sebagai #anah a4ekti4 ?Ande#sen, ;:(@. Pe#tama, pe#ilaku melibatkan pe#asaan dan emosi seseo#ang. Kedua, pe#ilaku ha#us tipikal pe#ilaku seseo#ang. K#ite#ia lain yang te#masuk #anah a4ekti4 adalah intensitas, a#ah, dan ta#get. Intensitas menyatakan de#a/at atau kekuatan da#i pe#asaan. Bebe#apa pe#asaan lebih kuat da#i yang lain, misalnya 5inta lebih kuat da#i senang atau suka. Sebagian o#ang kemungkinan memiliki pe#asaan yang lebih kuat dibanding yang lain. A#ah pe#asaan be#kaitan dengan o#ientasi positi4 atau negati4 da#i pe#asaan yang menun/ukkan apakah pe#asaan itu baik atau bu#uk. Misalnya senang pada pela/a#an dimaknai positi4, sedang ke5emasan dimaknai negati4. Bila intensitas dan a#ah pe#asaan ditin/au be#sama2sama, maka ka#akte#istik a4ekti4 be#ada dalam suatu skala yang kontinum. 0a#get menga5u pada ob/ek, akti-itas, atau ide sebagai a#ah da#i pe#asaan. Bila ke5emasan me#upakan ka#akte#istik a4ekti4 yang ditin/au, ada bebe#apa kemungkinan ta#get. Pese#ta didik mungkin be#eaksi te#hadap sekolah, matematika, situasi sosial, atau pembela/a#an. 0iap unsu# ini bisa me#upakan ta#get da#i ke5emasan. Kadang2kadang ta#get ini diketahui oleh seseo#ang namun kadang2kadang tidak diketahui. Se#ingkali pese#ta didik me#asa 5emas bila menghadapi tes di kelas. Pese#ta didik te#sebut 5ende#ung sada# bah+a ta#get ke5emasannya adalah tes. Ada $ ?lima@ tipe ka#akte#istik a4ekti4 yang penting, yaitu sikap, minat, konsep di#i, nilai, dan mo#al. . Sikap Sikap me#upakan suatu ken5end#ungan untuk be#tindak se5a#a suka atau tidak suka te#hadap suatu ob/ek. Sikap dapat dibentuk melalui 5a#a mengamati dan meni#ukan sesuatu yang positi4, kemudian melalui penguatan se#ta mene#ima in4o#masi -e#bal. Pe#ubahan sikap dapat diamati dalam p#oses pembela/a#an, tu/uan yang ingin di5apai, keteguhan, dan konsistensi te#hadap sesuatu. Penilaian sikap adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui sikap pese#ta didik te#hadap mata pela/a#an, kondisi pembela/a#an, pendidik, dan sebagainya. 9
Menu#ut !ishbein dan A/en ?;)$@ sikap adalah suatu p#edisposisi yang dipela/a#i untuk me#espon se5a#a positi4 atau negati4 te#hadap suatu ob/ek, situasi, konsep, atau o#ang. Sikap pese#ta didik te#hadap ob/ek misalnya sikap te#hadap sekolah atau te#hadap mata pela/a#an. Sikap pese#ta didik ini penting untuk ditingkatkan ?Popham, ;;;@. Sikap pese#ta didik te#hadap mata pela/a#an, misalnya bahasa Ingg#is, ha#us lebih positi4 setelah pese#ta didik mengikuti pembela/a#an bahasa Ingg#is dibanding sebelum mengikuti pembela/a#an. Pe#ubahan ini me#upakan salah satu indikato# kebe#hasilan pendidik dalam melaksanakan p#oses pembela/a#an. 8ntuk itu pendidik ha#us membuat #en5ana pembela/a#an te#masuk pengalaman bela/a# pese#ta didik yang membuat sikap pese#ta didik te#hadap mata pela/a#an men/adi lebih positi4. *. Minat Menu#ut 6etel ?;''@, minat adalah suatu disposisi yang te#o#ganisi# melalui pengalaman yang mendo#ong seseo#ang untuk mempe#oleh ob/ek khusus, akti-itas, pemahaman, dan kete#ampilan untuk tu/uan pe#hatian atau pen5apaian. Sedangkan menu#ut kamus besa# bahasa Indonesia ?;;%: $&@, minat atau keinginan adalah ke5ende#ungan hati yang tinggi te#hadap sesuatu. al penting pada minat adalah intensitasnya. Se5a#a umum minat te#masuk ka#akte#istik a4ekti4 yang memiliki intensitas tinggi. Penilaian minat dapat digunakan untuk: a.mengetahui minat pese#ta didik sehingga mudah untuk penga#ahan dalam pembela/a#an, b.mengetahui bakat dan minat pese#ta didik yang sebena#nya, 5.pe#timbangan pen/u#usan dan pelayanan indi-idual pese#ta didik, d.menggamba#kan keadaan langsung di lapanganCkelas, e.mengelompokkan pese#ta didik yang memiliki minat sama, 4. a5uan dalam menilai kemampuan pese#ta didik se5a#a keselu#uhan dan memilih metode yang tepat dalam penyampaian mate#i, 10
g.mengetahui tingkat minat pese#ta didik te#hadap pela/a#an yang dibe#ikan pendidik, h.bahan pe#timbangan menentukan p#og#am sekolah, i. meningkatkan moti-asi bela/a# pese#ta didik.
&. Konsep Di#i Menu#ut Smith, konsep di#i adalah e-aluasi yang dilakukan indi-idu te#hadap kemampuan dan kelemahan yang dimiliki. 0a#get, a#ah, dan intensitas konsep di#i pada dasa#nya sepe#ti #anah a4ekti4 yang lain. 0a#get konsep di#i biasanya o#ang tetapi bisa /uga institusi sepe#ti sekolah. A#ah konsep di#i bisa positi4 atau negati4, dan intensitasnya bisa dinyatakan dalam suatu dae#ah kontinum, yaitu mulai da#i #endah sampai tinggi. Konsep di#i ini penting untuk menentukan /en/ang ka#i# pese#ta didik, yaitu dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan di#i sendi#i, dapat dipilih alte#nati4 ka#i# yang tepat bagi pese#ta didik. Selain itu in4o#masi konsep di#i penting bagi sekolah untuk membe#ikan moti-asi bela/a# pese#ta didik dengan tepat.
Penilaian konsep di#i dapat dilakukan dengan penilaian di#i. Kelebihan da#i penilaian di#i adalah sebagai be#ikut. . Pendidik mampu mengenal kelebihan dan keku#angan pese#ta didik. *. Pese#ta didik mampu me#e4leksikan kompetensi yang sudah di5apai. &. Pe#nyataan yang dibuat sesuai dengan keinginan penanya. (. Membe#ikan moti-asi di#i dalam hal penilaian kegiatan pese#ta didik. $. Pese#ta didik lebih akti4 dan be#pa#tisipasi dalam p#oses pembela/a#an. '. Dapat digunakan untuk a5uan menyusun bahan a/a# dan mengetahui standa# input pese#ta didik. ). Pese#ta didik dapat menguku# kemampuan untuk mengikuti pembela/a#an. 11
. Pese#ta didik dapat mengetahui ketuntasan bela/a#nya. ;. Melatih ke/u/u#an dan kemandi#ian pese#ta didik. %. Pese#ta didik mengetahui bagian yang ha#us dipe#baiki. . Pese#ta didik memahami kemampuan di#inya. *. Pendidik mempe#oleh masukan ob/ekti4 tentang daya se#ap pese#ta didik. &. Mempe#mudah pendidik untuk melaksanakan #emedial, hasilnya
dapat
untuk
inst#opeksi
pembela/a#an
yang
dilakukan. (. Pese#ta didik bela/a# te#buka dengan o#ang lain. $. Pese#ta didik mampu menilai di#inya. '. Pese#ta didik dapat men5a#i mate#i sendi#i. ). Pese#ta didik dapat be#komunikasi dengan temannya. (. "ilai "ilai menu#ut 7okea5h ?;'@ me#upakan suatu keyakinan tentang pe#buatan, tindakan, atau pe#ilaku yang dianggap baik dan yang dianggap bu#uk. Selan/utnya di/elaskan bah+a sikap menga5u pada suatu o#ganisasi se/umlah keyakinan sekita# ob/ek spesi4ik atau situasi, sedangkan nilai menga5u pada keyakinan. 0a#get nilai 5ende#ung men/adi ide, ta#get nilai dapat /uga be#upa sesuatu sepe#ti sikap dan pe#ilaku. A#ah nilai dapat positi4 dan dapat negati4. Selan/utnya intensitas nilai dapat dikatakan tinggi atau #endah te#gantung pada situasi dan nilai yang dia5u. De4inisi lain tentang nilai disampaikan oleh 0yle# ?;)&:)@, yaitu nilai adalah suatu ob/ek, akti-itas, atau ide yang dinyatakan oleh indi-idu dalam menga#ahkan minat, sikap, dan kepuasan. Selan/utnya di/elaskan bah+a manusia bela/a# menilai suatu ob/ek, akti-itas, dan ide sehingga ob/ek ini men/adi pengatu# penting minat, sikap, dan kepuasan. Oleh ka#enanya satuan pendidikan ha#us membantu pese#ta didik menemukan dan menguatkan nilai yang be#makna dan signi4ikan bagi pese#ta didik untuk mempe#oleh kebahagiaan pe#sonal dan membe#i konst#ibusi positi4 te#hadap masya#akat.
12
$. Mo#al Piaget dan Kohlbe#g banyak membahas tentang pe#kembangan mo#al anak. "amun Kohlbe#g mengabaikan masalah hubungan anta#a udgement mo#al dan tindakan mo#al. Ia hanya mempela/a#i p#insip mo#al seseo#ang melalui pena4si#an #espon -e#bal te#hadap dilema hipotetikal atau dugaan, bukan pada bagaimana sesungguhnya seseo#ang be#tindak. Mo#al be#kaitan dengan pe#asaan salah atau bena# te#hadap kebahagiaan o#ang lain atau pe#asaan te#hadap tindakan yang dilakukan di#i sendi#i. Misalnya menipu o#ang lain, membohongi o#ang lain, atau melukai o#ang lain baik 4isik maupun psikis. Mo#al /uga se#ing dikaitkan dengan keyakinan agama seseo#ang, yaitu keyakinan akan pe#buatan yang be#dosa dan be#pahala. =adi mo#al be#kaitan dengan p#insip, nilai, dan keyakinan seseo#ang.
7anah a4ekti4 lain yang penting adalah: A. Ke/u/u#an: pese#ta didik ha#us bela/a# mengha#gai ke/u/u#an dalam be#inte#aksi dengan o#ang lain. B. Integ#itas: pese#ta didik ha#us mengikatkan di#i pada kode nilai, misalnya mo#al dan a#tistik. >. Adil: pese#ta didik ha#us be#pendapat bah+a semua o#ang mendapat pe#lakuan yang sama dalam mempe#oleh pendidikan. D. Kebebasan: pese#ta didik ha#us yakin bah+a nega#a yang demok#atis membe#i kebebasan yang be#tanggung /a+ab se5a#a maksimal kepada semua o#ang.
13
BAB III
PENUTUP (.1
Ke&+%$a"
anah a$ekti$ adalah ranah #ang berkaitan dengan sikap dan nilai! ,ikap adalah suatu kesiapan mental dan s#ara$ #ang
tersusun
melalui
pengalaman
dan
memberikan
pengaruh langsung kepada respons indi/idu! ,ikap tidak 14
muncul ketika dibawa lahir tetapi disusun dan dibentuk melalui pengalaman serta memberikan pengaruh langsung kepada respons seseorang! alam
proses
pembelajaran
terdapat
empat
tipe
karakteristik a$ekti$ #ang penting #aitu 1) ,ikap adalah suatu predisposisi #ang dipelajari untuk merespon secara positi$ atau negati$ terhadap suatu objek! 2) .inat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu akti/itas tanpa ada #ang men#uruh! 3) Nilai merupakan suatu
ke#akinan
tentang
perbuatan
tindakan
atau
perilaku #ang dianggap baik dan #ang dianggap jelek!4) 'onsep
diri adalah e/aluasi #ang dilakukan indi/idu
terhadap kemampuan dan kelemahan #ang dimilikin#a!5) Mo#al be#kaitan dengan pe#asaan salah atau bena# te#hadap kebahagiaan o#ang lain atau pe#asaan te#hadap tindakan yang dilakukan di#i sendi#i asil bela/a# adalah men5akup p#estasi bela/a#, ke5epatan bela/a#, dan hasil a4ekti4. hasil bela/a# #anah e4ekti4 te#di#i atas lima katego#i sebagai be#ikut
:receiving
atau
attending ?mene#ima
atua
mempe#hatikan@,
#esponding ?menanggapi@, valuing ?menilai atau mengha#gai@, organization ?mengatu# atau mengo#ganisasikan@, characterization by evalue or calue complex
?ka#akte#isasi
dengan
suatu nilai
atau
komplek
nilai@.
Be#dasa#kan hal ini maka #anah a4ekti4 tidak dapat diuku# sepe#ti halnya #anah kogniti4.
(.2
Sara"
Be#dasa#kan pembahasan di atas dan simpulan yang telah di kemukakan sebelumnya, pada bagian ini penulis mengemukakan bebe#apa sa#an sebagai be#ikut: . Penulis be#ha#ap da#i adanya tugas ini dapat membe#ikan man4aat yang banyak bagi pa#a pemba5a.
15
*. Mohon dimaklumi, /ika dalam makalah saya ini masih te#dapat banyak kekeli#uan, baik bahasa maupun pemahaman. Saya be#ha#ap k#itik dan sa#an da#i pemba5a.
DAFTAR PUSTAKA
&rin aenal! 2009!
Evaluasi
Pembelajaran
Prinsip Teknik !
Prosedur! -andung emaja osdakar#a!
16
&rin
aenal!
2010!
Penelitian
Pendidikan
Metode
dan
Paradigma Baru! -andung emaja osdakar#a! Da#sono, *%%. Belaaran !embelaaran. Sema#ang: IKIP Sema#ang P#ess.
jali! 2009! Psikologi Pendidikan! akarta -umi &ksara! ,anja#a 6ina! 2011! Penelitian Tidakan Kelas! akarta 'encana Prenada .edia! Sud/ana, "ana. ;;. !enilaian "asil !roses Belaar. Bandung : P0. 7ema/a 7osdaka#ya O44set.
17