LAPORAN PENDAHULUAN ULKUS PEPTIKUM
Di susun oleh: Nama : Bintari Anitasari Kelas : ll NIM
A
: 11.010
AKDEMI KEPERAWATAN KESDAM IV / DIPONEGORO SEMARANG Tahun ajaran 2012/2013
LAN PORAN PENDAHULUAN ULKUS PEPTIKUM
A. PENGERTIAN Ulkus peptikum adalah ekskavasi ( area berlubang ) yang terbentuk dalam dinding mukosa lambung, pylorus, duodenum, atau esofagos.ulkus peptikum sering disebut sebagai ulkus lambung, duodenal atau esophageal tergantung pada lokasinya. Ulkus ini disebabkan oleh erosi area terbatas dari membrane mukosa. Erosi ini dapat meluasa sedalam lapisan otot atau seluruh otot di peritoneum. Ulkus peptikum lebih mungkin terjadi pada duodenum daripada lambung, biasanya ini terjadi secara tunggal tetapi dapat terjadi dalam bentuk multiple. Ulkus peptikum kronis cenderung terjadi pada kurvatura minor dari lambung dekat pylorus. B. ETIOLOGI Etiologi ulkus peptikum kurang dipahami meskipun bakteri gram negative H. pylori telah sangat diyakini sebagai factor penyebab. Diketahui bahwa ulkus peptikum terjadi hanya pada area saluran GI yang terpasang hidroklorida dan pepsin. Penyakit ini terjadi dengan frekuensi paling besar pada individu antara usia 40 dan 60 tahun ttetapi relative jarang pada wanita menyusui, meskipun ini telah diobservasi pada anak – anak dan bahkan pada bayi, pria terkena tiga kali lebih sering daripada wanita, tetapi terdapat beberapa bukti bahwa insidens ulkus peptikum pada wanita hampir sama dengan pria. Ulkus peptikum pada korpus lambung dapat terjadi tanpa sekresi asam berlebihan. C. MANIFESTASI KLINIK Gejala – gejala ulkus dapat hilang selama beberapa hari, minggu atau beberapa bulan dan bahkan dapat hilang hanya sampai terlihat kembali, sering tanpa penyebab
yang dapat diidentifikasi. Banyak individu mengalami gejala ulkus, dan 20% samapai 30% mengalami perforasi atau hemoragi yang tanpa adanya manifestasi yang mendahului. Nyeri . biasanya pasien dengan ulkus mengeluh nyeri tumpul, seperti tertusuk atau sensasi terbakar di epigastrium tengah atau di punggung. Hal ini diyakini bahwa nyeri terjadi bila kandungan asam lambung dan duodenum meningkat menimbulkan erosi dan merangsang ujung saraf yang terpajan. Teori lain menunjukkan bahwa kontak lesi dengan asam merangsang mekanisme refleks local yang memolai kontraksi otot halus sekitarnya. Nyeri biasanya hilang dengan makan, karena makanan mentralisasi asam, atau dengan menggunakan alkali namun, bila lambung telah kosoang atau alkali tidak digunakan, nyeri kembali timbul. Nyeri tekan local yang tajam dapat dihilangkan dengan memberi tekanan lembut pada epigastrium atau sedikit disebelah kanan garis tengah. Beberapa gejala menurun dengan memberikan tekanan local epigastrium. Pirosis ( nyeri uluhati ). Beberapa pasien mengalami sensasi luka bakar pada esophagus dan lambung, yang naik ke mulut, kadang – kadnag disertai eruktrasi asam. Eruktasi asam. Eruktasi / sendawa umum terjadi bila lambung pasien kosong. Muntah. Meskipun jarang pada ulkus peptikum takterkomplikasi muntah dapat menjadi gejala ulkus peptikum. Hal ini di hubungkan dengan obstruksi jalan keluar lambung oleh spasme mukosa pylorus atau obtruksi mekanisme, yang dapat dihubungkan dengan pembentukan jaringan parut atau pembengkakan akut dari membran mukosa yang mengalami inflamasi disekitarnya pada ulkus akut. Muntah dapat terjadi atau tanpa didahului oleh mual, biasanya setelah nyeri berat yang dihilangkan dengan enjeksi kandungan asam lambung. Konstipasi dan pendarahan, dapat terjadi pada pasien ulkus, kemungkinan sebagai akibat dari diet dan obat – obatan. Pasien juga dapat datang dengan pendarahan gastrointestinal. Sebagian kecil pasien yang mengalami akibat ulkus akut sebelumnya tidak mengalami keluhan, tetapi mereka menunjukkan gejala setelahnya.
D. PATOFISIOLOGI Ulkus peptikum terjadi terutama pada mukosa gastroduodenal karena jaringan ini tidak dapat menahan kerja asam lambung pencernaan ( asam hiroklorida ) dan pepsin. Erosi yang terjadi berkaitan dengan peningkatan konsentrasi dan kerja asam – pepsin. Atau berkenaan dengan penurunan pertahanan normal dari mukosa. Mokosa yang rusak tidak dapat mensekresi mucus yang cukup untuk bertindak sebagai barier terhadap asam klorida. Helicobacter pylori melepas toksin yang meningkatkan inflamasi dan ulserasi mukosa. Pada ulkus peptikum akibat H. pylori asam bukanlah penyebab utama infeksi bakteri, namun menimbulkan komplikasi. Ulserasi berasal dari inhibis sintesis prostaglanding, peningkatan sekresi asam lambung dan pepsin. Penurunan aliran darah mukosa lambung atau penurunan produksi mucus sitoprotektif.
E. KOMPLIKASI 1. Peradangan gastrointestinal ( GI ) 2. Infark abdomen atau usus 3. Ulkus tembus ke dalam struktur yang menempel 4.
Hemoragi – gastrointestinal atas
5.
Perporasi
6.
Penetrasi
7. Obstruksi pilorik (obtruksi jalan keluar lambung)
F. PATHWAY
Obat – obatan
alcohol
bakteri pilori
genetic
stress
Produksi asam lambung
Penghancur sawar epitel
As. Bedifuksi ke mukosa
histomin
Penghancur sel mukosa
vasodilatasi dan permeabilitas kapiler
Fungsi sawar mukosa
plasma bocor ke lumen lambung
Destruksi kapiler dan vena
Peradangan
Ulkus peptikum
DAFTAR PUSTAKA
Doenges. Marilynn E dkk. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. EGC : Jakarta. Ganong Wiliam F. 2003. Fisiologi Kedokteran. E GC : Jakarta. Hadi Sujono. 2002. Gastroenterologi. P.T Alumni : Bandung. Suddarth & Brunner. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Volume 2. EGC : Jakarta. Price Sylvia A & Lorraine M. Wilson. 2006. Patofisiologi. EGC : Jakarta