LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM THIPOD Disusun Untuk Memenuhi Tugas Bapak Jatmiko Mata Kuliah a!makologi
DI"U"UN OLEH# NILA "ARI ANDRIANI
$%&%'&(A%)*+
NIR,ANA LEON BONITA BONITA $%&%'&(A%)-+ $%&%'&(A%)-+ NU.RAHENI BEKTININ.T/A" $%&%'&(A%(%+ RULI RI0AL PERMANAM
$%&%'&(A%(-+
"ITI NUR ARIDA
$%&%'&(A%12+
TIEN 3URNANIN."IH
$%&%'&(A%1*+
PRO.RAM "TUDI KEPERA3ATAN TRAN"ER "TIKE" N.UDI 3ALU/O UN.ARAN '%&(
TINJAUAN TEORI DEMAM TIOID
A4 Penge!tian
Typhus abdomonalis ( demam tifoid, enteric fever) adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran cerna dengan gejala demam lebih dari tujuh hari, gangguan pada saluran cerna, dan gangguan kesadaran (Mansjoer, 2009 : 432) !emam typhoid (enteric "e#er) adalah penyakit in"eksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran pencernaan dan gangguan kesadaran ($ursalam, 200% : &'2) i"us abdominalis merupakan penyakit in"eksi yang terjadi pada usus halus yang disebabkan oleh Salmonella thypii, yang ditularkan melalui makanan, mulut atau minuman yang terkontaminasi oleh kuman Salmonella thypii (idayat, 200* : &2*) !ari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bah+a, demam typhoid adalah suatu penyakit in"eksi akut yang disebabkan oleh salmonella typhii dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu yang terjadi pada gangguan saluran pencernaan B4 Etiologi
!emam typhoid disebabkan oleh in"eksi kuman salmonella typhii yang merupakan basil gram negati#e yang bergerak dengan rambut getar dan tidak berspora uman ini dapat hidup baik sekali pada suhu tubuh manusia maupun suhu yang lebih rendah sedikit serta mati pada suhu 30 -. maupun antiseptik /ampai saat ini diketahui kuman ini hanya menyerang manusia
/almonella typhosa mempunyai 4 macam antigen, yaitu : & ntigen 1 1hne hauch : somatic antigen (tidak menyebar) 2 ntigen auch (menyebar), terdapat pada flagella dan bersi"at termolabil 3 ntigen i apsul, merupakan kapsul yang meliputi tubuh kuman dan melindungi 1 antigen terhadap fagositosis. 4 rotein membran hialin etiga jenis antigen tersebut didalam tubuh manusia akan menimbulkan pembentukkan tiga macam antibody yang la5im disebut anglutinin (Mansjoer, 2009 : 432) Menurut usponegoro (200': &09) etiologi demam tifoid sembilan puluh enam persen
kasus
disebabkan salmonella
typhii, sisanya
disebabkan oleh salmonella paratyphi 54 Mani6estasi Klinis
Mani"estasi linis dari demam typhoid adalah sebagai berikut : & ola a+al penyakit, keluhan dan tanda gejala meliputi : a noreksia b 6asa malas c /akit kepala d $yeri otot e $yeri perut 2 ola minggu ke & keluhannya yaitu : a !emam hingga 407. b !enyut nadi lemah c $adi %08&00 mnt khir minggu ke & : a ;idah tampak kotor, berkerak, ber+arna merah di ujung dan tepi b
> !emam turun khususnya pagi hari, pasien sakit akut, disorientasi lemas 4 ada minggu ke >>> a ?ejala berkurang dan suhu mulai turun b erjadi komplikasi perdarahan dan per"orasi karena lepasnya kerak dan ulkus
c =ila keadaan buruk akan terjadi tanda delirium seperti : otak bergerak terus, inkontinensia urin, nyeri perut ' ada minngu ke > ( stadium penyembuhan) a Merupakan "ase penyembuhan bila tidak
ada
tanda8tanda
komplikasi b Mereda 284 minggu c. Malaise tetap ada selama &82 bulan (Mansjoer, 2009 : 433) D4 Pato6iosiologi
uman salmonella typhi bersama makananminuman masuk kedalam tubuh melalui mulut ada saat mele+ati lambung dengan suasanan asam (p @ 2) banyak bakteri yang mati =akteri yang masih hidup akan mencapai usus halus dan diusus halus tepatnya di ileum dan yeyenum akan menembus dinding usus =akteri mencapai folikel limfe usus halus, ikut aliran kekalenjar limfe mesenterika bahkan ada yang mele+ati sirkulasi sistemik sampai kejaringan 6 diorgan hati dan limpa (/oedarma, 2002 : 3*9) /etelah melalui periode +aktu tertentu (periode inkubasi), yang lamanya ditentukan oleh jumlah dan virulensi kuman dan respons imun pejamu maka salmonella typhi akan keluar dari habitatnya dan melalui duktus torasikus akan masuk kedalam sirkulasi sistemik !engan cara ini organisme dapat mencapai organ manapun, akan tetapi tempat yang disukai oleh salmonella typhi adalah hati, limpa, sum8sum tulang, kandung empedu dan peyer’s patch dari ileum terminal (/oedarma, 2002 : 3*9) Aaringan sistem lain hampir selalu terlibat andung empedu selalu terin"eksi dan bakteria hidup dalam empedu /esudah sembuh, empedu penderita dapat tetap mengandung bakteria dan yang bersangkutan menjadi pemba+a kuman /el ginjal mengalami pembengkaan keruh yang mengandung koloni bakteria >tu sebabnya pada minggu pertama ditemukan kumannya dalam air kemih =ila sembuh, penderita demikian menjadi pemba+a kuman yang menularkan le+at kemihnya arotitis dan
orkitis kadang ditemukan pada penderita demam tipoid, sedangkan bronchitis
hamper
selalu
ada adang
terjadi
pneumonia, selain
disebabkan oleh basil ti"us, pneumonia pada ti"us abdominalis lebih sering terjadi sekunder oleh in"eksi pneumokokus (/jamsuhidayat, 2004 : 3*) 1tot jantung membengkak dan menjadi lunak serta memberikan gambaran miokarditis =iasanya tekanan darah turun dengan nadi lambat (bradikardi relati") akibat miokarditis tersebut ena sering mengalami thrombosis, terutama #ena "emoralis, #ena sa"ena dan sinus di otak 1tot lurik dapat mengalami degenerasi 5enker berupa hilangnya striae trans#ersales disertai pembengkaan otot 1tot yang sering terserang adalah otot dia"ragma, rektus abdomis dan otot paha >ni yang mendasari kelemahan otot pada penderita oksin di otot dapat juga menyebabkan rupture spontan disertai perdarahan local >n"eksi sekunder kemudian menyebabkan abses di otot bersangkutan (rice, 200*) ulang
dapat
menunjukkan
lesi
supurati"
berupa
abses
1steomielitis itu dapat berlangsung sampai bertahun tahun, yang paling sering terkena adalah tibia, sternum, iga dan ruas tulang belakang ada demam ti"oid sering didapat gambaran piogenik disertai adanya basil ti"us yang hidup di daerah >n"eksi di sumsum tulang ditandai dengan leukopenia disertai
hilangnya sel polimor"onuklear,
bertambahnya sel mononuclear (rice, 200*)
eosino"il dan
E4 Path7a8s
4 Peme!iksaan Diagnostik
Menurut usponegoro (200' : &09) pemeriksaan penunjang demam tifoid , yaitu : & !arah tepi peri"er a Anemia, pada umumnya terjadi karena supresi sum8sum tulang, de"isiensi Be atau perdarahan usus b Leukopenia, namun jarang kurang dari 3000ul c Limfositosis relati" d Trombositopenia, terutama pada demam tifoid berat 2 emeriksaan /erologi /erologi +idal : kenaikan titer salmonella typhi titer 1 &:200 atau kenaikan 4 kali titer "ase akut ke"ase kon#alens
3 emeriksaan =iakan Salmonella a
=iakan darah terutama pada minggu &82 dari perjalanan penyakit
b
=iakan sum8sum tulang masih positi" sampai minggu keempat
4 emeriksaan 6adiologik a
Boto thorak, apabila diduga terjadi komplikasi pneumonie
b
Boto
abdomen,
apabila
diduga
terjadi
komplikasi
intrainstetinal seperti perforasi usus atau perdarahan saluran cerna .4
Penatalaksanaan
enatalaksanaan demam typhoid, yaitu : &4 enatalaksanaan epera+atan a
lien diistirahatkan (tirah baring total) C hari sampai demam hilang
atau &4 hari untuk mencegah komplikasi perdarahan usus b Mobilisasi bertahap (dimulai dari duduk dulu, selanjutnya berdiri, kemudian baru berjalan) bila tidak ada panas, sesuai dengan pulihnya kondisi bila ada komplikasi perdarahan c !iet, Makanan mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein, =ahan makanan tidak boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang kerja usus dan tidak mengandung gas, dapat diberikan susu 2 gelas sehari !an ada penderita yang akut dapat diberi bubur saring 2 enatalaksanaan Medis 1bat8obat yang dapat di berikan pada thypoid yaitu : a lorampenikol !engan klorampenikol, demam turun rata8rata setelah lima hari !osis untuk orang de+asa 4 kali '00mghari secara oral sampai C hari bebas demam b iampenikol !osis dan e"ekti"itas tiampenikol pada penderita yphus abdominalis sama dengan klorampenikol !emam rata8rata turun setelah '8* hari c otrimoa5ol (kombinasi trimetoprim dan sul"ametoksa5ol) <"ekti"itas kotrimoa5ol kurang lebih sama dengan klorampenikol !emam turun rata8rata setelah '8* hari !osis de+asa 2 kali 2 tablet
sampai C hari bebas demam /etiap tabletnya mengandung %0 mg rimetoprim dan 400 mg /ul"ametoksa5ol d moicilin dan ampicillin !alam kemampuannya untuk menurunkan demam, e"ekti"itasnya lebih kecil dibandingkan dengan klorampenikol !igunakan sampai C hari bebas demam, denagn ampicilin dan amoicillin demam turun rata8rata setelah C89 hari e /e"alosporin generasi ketiga /e"alosporin generasi ketiga antara lain /e"apero5on, /e"triakson, dan /e"otaksim !osis dan lama pemberian belum diketahui dengan pasti (Mansjoer ri", 2009 : 433) Komplikasi
H4
omplikasi demam typoid dibagi menjadi dua bagian yaitu : &
omplikasi pada usus halus a erdarahan usus =ila sedikit hanya ditemukan jika dilakukan pemeriksaan tinja dengan ben5idin Aika perdarahan banyak terjadi melena dapat disertai nyeri perut dengan tanda8tanda renjatan b
er"orasi usus imbul biasanya pada minggu ketiga atau setengahnya dan terjadi pada bagian distal ileum er"orasi yang tidak disertai peritonitis hanya dapat ditemukan bila terdapat udara dirongga peritoneum, yaitu pekak hati menghilang dan terdapat udara diantara hati dan dia"ragma
pada "otorontgen abdomen yang dibuat dalam keadaan tegak c eritonitis =iasanya menyertai per"orasi tetapi dapat terjadi tanpa per"orasi usus !itemukan gejala abdomen akut, yaitu nyeri perut yang hebat, dinding
2
abdomen tegang dan nyeri tekan omplikasi diluar usus halus a =ronkitis dan bronkopneumoni ada sebagian besar kasus didapatkan batuk, biasanya bersi"at ringan dan disebabkan oleh bronkitis, pneumoni bisa merupakan in"eksi sekunder dan dapat timbul pada a+al sakit atau "ase akut lanjut omplikasi lain yang terjadi adalah abses paru e"usi dan empiema b olesistitis
ada anak jarang terjadi, bila terjadi umum pada akhir minggu kedua dengan gejala dan tanda klinis yang tidak khas, bila terjadi kolesistitis maka penderita cenderung untuk menjadi seorang karier c
yphoid ense"olopati Merupakan komplikasi ti"oid dengan gejala dan tanda klinis berupa : kesadaran
menurun,
kejang8kejang,
muntah
demam
tinggi,
pemeriksaan otak dalam batas normal =ila disertai kejang8kejang maka biasanya prognosanya jelek dan bila sembuh sering diikuti oleh gejala sesuai dengan lokasi yang terkena ($gastiyah, 200') Asuhan kepe!a7atan t8poi9
I4
&
engkajian Bokus pengkajian "isik pasien dengan in"lamasi usus menurut !oengoes (2003 : 4C&) adalah : a
kti#itas>stirahat ?ejala
: elemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah, insomnia, tidak tidur semalam karena diare, merasa bersalah dan ansietas, pembatasan akti#itas atau kerja sehubungan dengan e"ek proses penyakit
b
/irkulasi anda : Takikardia (respons terhadap demam, dehidrasi, proses in"lamasi
dan
nyeri),
kemerahan,
area
ekimosis
(kekurangan #itamin ) ! : ipotensi termasuk postural , ulit atau membran mukosa :
turgor buruk, kering,
lidah pecah8pecah (dehidrasi atau malnutrisi) c
>ntegritas
perasaan tak
berdaya atau tidak ada harapan Baktor stress akut atau
kronis, misal :
hubungan dengan keluarga atau
pekerjaan, serta "aktor budaya
d
' Makanan.airan ?ejala : noreksia atau mual, penurunan berat badan tidak tolerans terhadap diit atau sensiti", misal : buah segar atau sayur, produk susu, makanan berlemak * ygiene anda :
etidakmampuan
mempertahankan
pera+atan
diri
Stomatitis menunjukkan kekurangan #itamin =au badan C $yerikenyamanan ?ejala : $yeri atau nyeri tekan pada kuadran kiri ba+ah (mungkin hilang dengan defekasi) itik nyeri berpindah, nyeri tekan (arthritis), nyeri massa anda : $yeri tekan abdomen atau distensi % eamanan ?ejala : eningkatan suhu 39 -.8
40 -., alergi makanan atau
produk susu (mengeluarkan histamin kedalam usus dan mempunyai e"ek in"lamasi) 9 /eksualitas
?ejala : Brekuensi menurunmenghindari akti#itas seksual &0 enyuluhanembelajaran ?ejala : 6i+ayat keluarga berpenyakit in"lamasi usus J4
Diagnosa Kepe!a7atan
ipertermia berhubungan dengan proses in"lamasi 2 ?angguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan pembesaran hati dan 1.
3.
lim"a ?angguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake nutrisi kurang 4 >ntoleransi akti#itas behubungan dengan kelemahan "isik 5. 6esiko tinggi kekurangan #olume cairan dan elektrolit berhubungan
K.
dengan output berlebih (!oengoes, 2003) Inte!:ensi & ipertermia berhubungan dengan proses in"lamasi ujuan : setelah dilakukan tindakan kepera+atan tidak terjadi kenaikan suhu tubuh atau suhu tubuh di batas normal riteria hasil : a /uhu badan klien 3*,' o.83C0. b idak terjadi peningkatan suhu tubuh c =adan tidak teraba panas d Mukosa bibir lembab >nter#ensi: aji keluhan demam pasien 1bser#asi Aelaskan penyebab terjadinya panas kepada keluarga atau klien njurkan klien banyak minum =eri kompres es atau air dingin =erikan klien pakaian yang mudah menyerap keringat olaborasi medis untuk pemberian obat antibiotik dan antipiretik 2 ?angguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan pembesaran hati dan a b c d e " g
lim"a ujuan : setelah dilakukan tindakan kepera+an diharapkan nyeri teratasi riteria asil : a lien mengatakan nyeri berkurang atau hilang b Mengekspresikan penurunan nyeriketidaknyamanan c ampak rileks, mampu tiduristirahat dengan tepat >nter#ensi : a.
aji keluhan nyeri, perhatikan lokasi, lamanya dan intensitas (skala 08
b.
&0) 1bser#asi klien
c =antu pasien menemukan posisi nyaman d =erikan tindakan kenyamanan dasar (contoh perubahan posisi pada punggung atau sisi yang tak sakit, pijatan punggung) e !orong ambulasi dini penggunaan teknik relaksasi " ekansokong dada saat latihan na"as dalam g =erikan analgetik sesuai indikasi 3 ?angguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi kurang ujuan : setelah dilakukan tindakan kepera+atan tidak terjadi gangguan nutrisi riteria hasil: a lien mampu menghabiskan & porsi makanan yang disajikan b == klien stabil atau naik c $a"su makan klien bertambah >nter#ensi: a.
aji kebiasaan makan klien
b Aaga kebersihan mulut, bersihkan secret maupun kotoran8kotoran sebelum makan c =erikan makanan sedikit8sedikit tapi sering d =erikan atau anjurkan untuk memberikan makanan tambahan di luar jam makan sesuai dengan kesukaan klien selama tidak ada kontraindikasi e.
Monitor == klien
" olaborasi dengan ahli gi5i 4 >ntoleransi akti#itas berhubungan dengan kelemahan "isik ujuan : setelah dilakukan tindakan kepera+atan kebutuhan akti#itas pasien terpenuhi riteria hasil :
a
ebutuhan akti#itas sehari hari terpenuhi
b
Mampu berakti#itas mandiri
c
asien tidak lemas
>nter#ensi : a
aji tingkat kemampuan pasien dalam melakukan akti#itasnya
b
aji keluhan pasien
c
1bser#asi klien
d
aji hal8hal yang mampu atau yang tidak mampu untuk dilakukan klien
e.
=antu pasien memenuhi kebutuhan sehari8hari sesuai tingkat keterbatasan
"
=antu pasien melakukan !; dan ambulasi secara bertahap
g
;ibatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhannya
' 6esiko tinggi kekurangan #olume cairan dan elektrolit berhubungan dengan output berlebih ujuan : setelah dilakukan tindakan kepera+atan tidak terjadi kekurangan #olume dan cairan dan elektrolit riteria hasil : a Mukosa bibir tampak lembab b dalam batas normal c lien tampak tidak lemas d idak terdapat tanda8tanda dehidrasi >nter#ensi: a 1bser#asi 4 jam sekali b 1bser#asi tanda8tanda syok c aji keadaan umum pasien (lemah, pucat) d njurkan untuk banyak minum e Monitor tanda8tanda kekurangan cairan seperti turgor tidak elastic, produksi urin menurun, membrane mukosa kering, bibir pecah8pecah " 1bser#asi dan catat intake dan output cairan g Monitor pemberian cairan melalui intra#ena h olaborasi dalam pemberian cairan parenteral (!oenges, 2003)
DATAR PU"TAKA
!angoes Marilyn < 2003 "encana Asuhan #epera$atan