1. Definisi Epilepsi merupakan gejala kompleks dari banyak gangguan fungsi otak yang
dikarakteristikkan oleh kejang berulang. Kejang merupakan akibat dari pembebasan listrik yang tidak terkontrol dari sel saraf korteks serebral yang ditandai dengan seranga serangan n tiba-ti tiba-tiba, ba, terjadi terjadi ganggu gangguan an kesadar kesadaran an ringan ringan,, aktivit aktivitas as motori motorik, k, atau atau gangguan fenomena sensori (Rastiti,200! Epilepsi adalah gejala komplek dari banyak gangguan fungsi otak berat yang dikarak dikarakteri teristik stikkan kan oleh oleh kejang kejang berula berulang ng keadaan keadaan ini dapat dapat dihub dihubung ungkan kan dengan dengan kehilangan kesadaran, gerakan berlebihan atau hilangnya tonus otot atau gerakan dan ganggu gangguan an berlak berlaku, u, alam perasaa perasaan, n, sensas sensasi, i, perseps persepsi. i. "ehing "ehingga ga epilep epilepsy sy bukan bukan penyakit tapi suatu gejala (http#$$ haerilan%ar.blogspot.&o.id, haerilan%ar.blogspot.&o.id, 202! "tatus epileptikus adalah aktivitas kejang yang berlangsung terus menerus lebih dari dari '0 meni menitt tanp tanpaa puli pulihn hny ya kesa kesada dara ran. n. ala alam m prak prakte tek k klin klinis is lebi lebih h baik baik mendefinisikannya sebagai setiap aktivitas serangan kejang yang menetap selama lebih dari 0 menit. menit. "tatus mengan&am mengan&am adalah serangan serangan kedua kedua yang terjadi terjadi dalam %aktu '0 menit tanpa pulihnya kesadaran di antarserangan. 2. Etiologi a. )diopatik* sebagian besar epilepsy pada anak adalah epilepsi idiopatik b. +aktor herediter* adalah beberapa penyakit yang bersifat herediter yang disertai diser tai
bangkitan kejang seperti sklerotis tuberosa, neurofibromatosis, angiomatosis &. d. e. f.
ensefalotrigeminal. +enilketonuria, hipoparatiroidisme, hipoglikimia. +aktor +aktor geneti& geneti&** pada pada kejan kejang g deman deman dan breath holding spells Kelainan Kelainan &ongenita &ongenitall otak* atrofi, atrofi, porensefasi, porensefasi, agenesis, agenesis, korpus korpus kalosum kalosum angguan angguan metaboli& metaboli&** hipoglikim hipoglikimia, ia, hipokalsem hipokalsemia, ia, hiponatrem hiponatremia, ia, hipernatrem hipernatremia ia )nfe )nfeks ksi* i* rada radang ng yang diseba disebabk bkan an bakt bakteri eri atau virus virus pada pada otak dan selap selaput utny nyaa
toksolakmosis g. rauma* rauma* kontosi kontosio o serebri, serebri, hematoma hematoma subrakno subraknoid, id, hematema hematema subdura subdurall h. eopla eoplasma sma otak otak dan selaput selaputnya nya i. Kelain Kelainan an pembul pembuluh uh darah darah,, malform malformasi asi,, penyaki penyakitt kolagen kolagen j. Kera&unan* timbal(/b!, kamper (kapur barus!, fenotiain, air k. 1ain 1ain-l -lai ain* n* peny penyak akit it dara darah h , gang ganggu guan an kese keseim imba bang ngan an horm hormon on,, dege degene nera rasi si serebral, dan lain-lain.
3.Faktor Presipitasi
a. +aktor +aktor sensoris# sensoris# &ahaya &ahaya yang berkedipberkedip-kedip kedip,, bunyi-buny bunyi-bunyii yang mengejut mengejutkan kan air panas
b. +aktor sintemis# demam, penyakit infeksi, otot-otot tertentu misalnya golongan fenotiain, klorpropamid, hipoglikimia, kelelehan fisik &. +aktor mental# stress, gangguan emosi 4.Patofisiologi "e&ara umun epilepsy terjadi karena menurunnya potensial membran sel saraf
akibat proses patologik dalam otak, gaya mekanik atau toksis, yang selanjutnya menyebabkan terlepasnya muatan listrik dari sel saraf tersebut eberapa penyelidikan menunjukkan peranan asetilkolin sebagai at yang merendahkan potensi membran postsinaptik dalam hal terlepasnya muatan listrik yang terjadi se%aktu-%aktu saja sehingga menifestasi klinisnya pun mun&ul se%aktu%aktu. ila asetilkolin sudah &ukup tertimbun dipermukaan otak, maka pelepasan muatan listrik sel-sel saraf kortikal dipermudah. 3setilkolin diproduksi oleh sel-sel saraf kolinergik dan merembes keluar dari permukaan otak. /ada kesadaran a%as%aspada lebih banyak asetilkolin yang merembes keluar dari permukaan otak dari pada selama tidur. /ada jejas otak lebih banyak asetilkolin daripada dalam otak sehat. /ada tumor serebri atau adanya sikatrits setempat pada permukaan otak sebagai gejala sisa dari meningitis, ensefalitis, kontusio, serebri atau trauma lahir, dapat terjadi penimbunan setempat dari asetilkolin. 4leh karena itu pada tempat itu akan terjadi lepas muatan listrik sel-sel saraf. /enimbunan asetilkolin setempat harus men&apai konsentrasi tertentu untuk dapat merendahkan potensi membran sehingga lepas muatan listrik dapat terjadi. 5al ini merupakan mekanis epilepsy fokal yang biasanya simptomatik. /ada epilepsy idiomati&, tipe grand mal, se&ara primer muatan listrik dilepaskan oleh uklei intralaminares talami, yang dikenal juga sebagai inti centrecephalic. )nti ini merupakan terminal dari lintasan asendens aspesifik atau lintasan esendens ekstralemsnikal. )nput dari korteks serebri melalui lintasan aferen aspesifik itu menentukan derajad kesadaran. ilamana sama sekali tidak ada input maka timbullah koma. /ada grandmal, oleh Karena sebab yang belum dapat dipastikan, terjadilah lepas muatan listrik dari inti-inti intralaminar talamik se&ara berlebih. /erangsangan talamokortikal yang berlebih menghasilkan kejang seluruh tubuh dan sekaligus menghalangi sel-sel saraf yang memelihara kesadaran menerima impuls aferen dari dunia luar sehingga kesadaran hilang.
5asil penelitian menujukkan bah%a bagian dari substansia retikularis di bagian rostral dari mesensefalon yang dapat melakukan blokade sejenak terhadap inti-inti intralaminar talamik sehingga kesadaran hilang sejenak tanpa disertai kejang-kajang pada otot skeletal, yang dikenal sebagai petit mal.
PATHWAY &rauma lahir, !idera kepala, demam, anuan metabolik,
aktor idio atik
Kerusakan Neuron
(tabilisasi
Ketidak seimbanan
Invlu' Na ke
0epolarisasi Asetikolin *1at eksitati/
GA-A .at
Na dalam Intra sel G3 polarisasi *h+pohiper polarisasi
Kerusakan
Ketidak seimbanan G3 Persepsi Sensori
G3b 0epolarisasi *ke listrik s+ara/
KEJANG
Isolasi Sosial )mum
arsial
(ederhana
Komple' Absen
"ioklo
&onik
Atonik
Aktivitas otot
Resti In uri
Kesadaran
G3 peredaran
$e%ek menelan
en #O
Akumulasi
ermeabilitas
G3 bersihan jalan nafas inefektif Lidah melemah, dan menutup
Gangguan perfusi jaringan
"etabolisme
Keb O2
Suhu tubuh/
Asfksia Kerusakan Neuron
G3 nervus V, IX, X
5. Manifestasi Klinis
6enurut 7ommusion of 7lassifi&ation andf erminologi of the )nternational 1eague against Epilepsi ()13E!, klasifikasi epilepsy sebagai berikut# . "a%an parsial (fokal,lo&al! a! "a%an parsial sederhana# sa%an parsial dengan tetap kesadaran normal engan gejala motorik • o +okal motorik tidak menjalar# sa%an terbatas pada satu o
bagian tubuh saja +okal motorik menjalar# sa%an dimulai dari satu bagian tubuh dan menjalar meluas kebagian lain. isebut juga epilepsi
o
8a&ksen 9ersif# sa%an disertai gerakan memutar kapala, mata, tubuh /ostural sa%an disertaidengan lengat atau tungkai kaku dalam
o
sikap tertentu isertai gangguan fonasi# sa%an disertai arus bi&ara yang
o
•
terhenti atau pasien mengeluarkan bunyi-bunyi tertentu engan gejala somatosensoris atau sensoris spesial# sa%an disertai halusinasi sederhana yang mengenai kalima pan&a indra dan bangkitan yang disertai vertigo "omatosensorik# timbul rasa kesemutan atau seperti ditusuko
•
•
tusuk jarum 9isual# terlihat &ahaya o 3uditoris# terdengar sesuatu o o 4lfaktoris# terhidu sesuatu o ustatoris# terke&ap sesuatu o isertai vertigo engan gejala atau tanda gangguan saraf
otonom
(sensasi
epigastrium, pu&at, berkeringat, membera, piloereksi, dilatasi pupil! engan gejala psikis (gangguan fungsi luhur! isfasia# ganguan bi&ara misalnya mengulang suatu suku o
o
kata, kata atau bagian kalimat ismnesia# gangguan proses ingatan misalnya merasa seperti sudah mengalami, mendengar, melihat,atau sebaliknya tidak pernah mnegalami,mendangar, melihat, mengetahui sesuatu. 6ungkin mendadak mengingat suatu peristi%a dimasa lalu, merasa seperti melihat lagi.
o
Kognitif# gangguan orientasi %aktu, merasa diri berubah. 3fektif# merasa sangat senang, susah, marah, takut. )lusi# perubahan persepsi benda yang dilihat tampak lebih
o
ke&il atau lebih besar 5alusinasi kompleks (berstruktur!# mendengar ada yang
o o
bi&ara, musik melihat sesuatu fenomena tertentu dan lain-lain b! "a%an parsial komplek "erangan parsial sederhana diikuti gangguan kesadaran# kesadaran • mula-mula baik kemudian baru menurun. o engan gejala parsial sederhana 3-3:* gejala-gejala seperti o
golongan 3-3: diikuti dengan menurunnya kesadaran. engan automatisme. 3utomatisme yaitu gerakan-geraka, perilaku yang timbul dengan sendirinya, misalnya gerakan mengunyah-ngunyah, menelan-nelan, %ajah muka berubah seringkali seperti ketakutan, menata-nata sesuatu, memegangmegang kan&ing baju, berjlan, mengembara tak menentu,
•
berbi&ara dan lain-lain. engan penurunan kesadaran sejak serangan# kesadaran menurun sejak permulaan serangan. 5anya dengan penurunan kesadaran. o engan automatisme. o o "a%an parsial yang berkembang menjadi bangkitan umum
(tonik-klonik, tonik, klonik! 2. "a%an umum (konfulsif atau non konfulsif! a! "a%an 1ena (3bsan&e! /ada sa%an ini, kegiatan yang sedang dikerjakan terhenti, muka tampak menbengong, bola mata dapat memutar ke atas, tak ada reaksi bila diajak bi&ara. iasanya sa%an ini berlangsung selama ; - < menit dan biasanya dijumpai pada anak. • •
5anya penurunan kesadaran. engan komponen klonik ringan. erakan klonis ringan biasanya dijumpai pada kelopak mata atas, sudut mulut, atau otot-otot lainnya
•
bilateral. engan komponen atonik. /ada sa%an ini, dijumpai otot-otot leher,
•
lengan tangan, tubuh mendadak melemas sehingga tampak lunglai. engan komponen tonik. /ada sa%an ini, dijumpai otot-otot ekstrenitas, leher atau punggung mendadak mengejang, kepala, badan
menjadi melengkung ke belakang, lengan dapat mengentul atau mengendang. engan automatisme. • engan komponen autonom. • b! "a%an 6ioklonik /ada sa%an mioklonik terjadi kontraksi mendadak, sebentar, dapat kuat atau lemah sebagian otot atau semua otot, sekali atau berulang-ulang. angkitan ini dapat dijumpai pada semua umur. &! "a%an klonik /ada sa%an ini tidak ada komponen tonik, hanya terjadi kejang kelonjot. ijumpai tertutama sekali pada anak. d! "a%an tonik /ada sa%an ini tidak ada komponen klonik, otot-otot hanya menjadi kaku, juga terdapat pada anak. e! "a%an tonik-klonik "a%an ini sering dijumpai pada umur diatas balita yang terkenala dengan nama grandmal. "erangan dapat dia%ali dengan aura yaitu tanda-tanda yang mendahului suatu sa%an. /asien mendadak jatuh pingsan, otot-otot seluruh badan kaku. Kejang kaku berlangsung kira-kira ; - < menit diikuti kejang otot-otot seluruh badang. angkitan ini biasanya berhenti sendiri. arikan nafas menjadi dlam beberapa saat lamanya. ila pembentukan ludah ketika kejang meningkat, mulut menjadi berbusa karena hembusan nafas. 6ungkin pula pasien ken&ing ketika mendapat serangan. "etelah kejang berhenti pasien tidur beberapa lamanya, dapat pula bangun dengan kesadaran yang masih rendah atau langsung menjadi sadar dengan keluhan badan pegal pegal, lelah, nyeri kepala. f! "a%an atonik /ada keadaan ini otot-otot seluruh badan melemas sehingga pasien terjatuh. Kesadaran dapat tetap baik atau menurun sebentar. "a%an ini terutama sekali dijumpai pada anak. '. "a%an tak tergolongkan
ermasuk golongan ini ialah bangkitan pada bayi berupa gerakan bola mata yang ritmik, mengunyah-ngunyah, gerakan seperti berenang, menggigil atau pernafasan yang mendadak berhenti sementara. .Pe!eriksaan Pen"n#ang
Elektroensefalografi
(EE!
merupakan
pemeriksaan
penunjang
yang
informative yang dapat memastikan diagnosis epilepsi bila ditemukan pola EE yang bersifat khas epileptik baik terekam saat serangan maupun di luar serangan berupa gelombang run&ing, gelombang paku, run&ing lambat, paku lambat. /emeriksaan tambahan lain yang juga bermanfaat adalah pemeriksaan foto polos kepala, yang berguna untuk mendeteksinya adanya fraktur tulang tengkorak* CTScan, yang berguna untuk mendeteksi adanya infark, hematom, tumor, hidrosefalus, sedangkan pemeriksaan laboratorium dilakukan atas indikasi untuk memastikan adanya kelaianan sistemik seperti hipoglikemia, hiponatremia, uremia dan lain-lain.
$. Diagnosis %an&ing "inkop, gangguan jantung, gangguna sepintas peredaran darah otak, hipoglikemia,
kera&unan, breath holding spells, hysteria, narkolepsi, pavor nokturnus, paralysis tidur, migren.
'.Penatalaksanaan ujuan pengobatan adalah men&egah timbulnya sa%an tanpa mengganggu kapasitas
dan intelek pasien. /engobatan epilepsi meliputi pengobatan medikamentosa fan pengobatan psikososial. . /engobatan medikamentosa /ada epilepsi yang simtomatis di mana sa%an yang timbul adalah manifestasi penyebabnya seperti tumor otak, radang otak, gangguan metaboli&, mka di samping pemberian obat anti-epilepsi diperlukan pula terapi kausal. eberapa prinsip dasar yang perlu dipertimbangkan# a! /ada
sa%an yang sangat jarang dan dapat
dihilangkan fa&tor
pen&etusnya, pemberian obat harus dipertimbangkan. b! /engobatan diberikan setelah diagnosis ditegakkan* ini berarti pasien mengalami lebih dari dua kali sa%an yang sama.
&! 4bat yang diberikan sisesuaikan dengan jenis sa%an. d! "ebaiknya menggunakan monoterapi karena dengan &ara ini toksisitas akan berkurang, mempermudah pemantauan, dan menghindari interaksi obat. e! osis obat disesuaikan se&ara individual. f! Evaluasi hasilnya. ila gagal dalam pengobatan, &ari penyebabnya# •
"alah etiologi# kelaianan metabolisme, neoplasma yang tidak
terdeteksi, adanya penyakit degenerates susunan saraf pusat. /emberian obat antiepilepsi yang tepat. • Kurang penerangan# menelan obat tidak teratur. • +aktor emosional sebagai pen&etus. • ermasuk intractable epilepsi. • g! /engobatan dihentikan setelah sa%an hilang selama minimal 2 = ' tahun. /engobatan dihentikan se&ara berangsur dengan menurunkan dosisnya. 2. /engobatan /sikososial. /asien diberikan penerangan bah%a dengan pengobatan yang optimal sebagian besar akan terbebas dari sa%an. /asien harus patuh dalam menjalani pengobatannya sehingga dapat bebas dari sa%an dan dapat belajar, bekerja dan bermasyarkat se&ara normal. '. /enatalaksanaan status epileptikus a! 1ima menit pertama /astikan diagnosis dengan observasi aktivitas serangan atau satu • •
• •
serangan berikutnya. eri oksigen le%at kanul nasal atau masker, atur posisi kepala dan jalan nafas, intubasi bila perlu bantuan bentilasi. anda-tanda vital dan EK, koreksi bila ada kelaianan. /asang jalur intravena dengan a70,>?, periksa gula darah, kimia darah, hematology dan kadar 43E (bila ada fasilitas dan
biaya!. b! 6enit ke-@ hingga ke-> 8ika hipoglikemia$gula darah tidak diperiksa, berikan A0 ml glukosa A0? bolas intravena (pada anak# 2 ml$kg$glukosa 2A?! disertai 00 mg tiamin intravena. &! 6enit ke-0 hingga ke-20 /ada de%asa# berikan 0,2 mg$kg diaepam dengan ke&epatan A mg$menit sampai maksimum 20 mg. 8ika serangan masih ada setelah A
menit, dapat diulangi lagi. iaepam harus diikuti dengan dosis rumat fenitoin. d! 6enit ke 20 hingga ke-@0 erikan fenitoin 20 mg$kg dengan ke&epatan BA0 mg$menit pada de%asa dan mg$kb$menit pada anak* monitor EK dan tekanan darah selama pemberian. e! 6enit setelah @0 menit 8ika status masih berlanjut setelah fenitoin 20 mg$kg maka berikan fenitoin tambahan A mg$kg sampai maksimum '0 mg$kg. 8ika status menetap, berikan 20 mg$kg fenobarbital intravena dengan ke&epatan @0 mg$menit. ila apne, berikan bantuan ventilasi (intubasi!. 8ika status menetap, anestasia umum dengan pentobarbiatal, midaolam atau propofal. :. /era%atan pasien yang mengalami kejang # a! erikan privasi dan perlindungan pada pasien dari penonton yang ingin tahu
(pasien
yang
mempunyai
aura$penanda
an&aman
kejang
memerlukan %aktu untuk mengamankan, men&ari tempat yang aman dan pribadi b! /asien dilantai jika memungkinkan lindungi kepala dengan bantalan untuk men&egah &idera dari membentur permukaan yang keras. &! 1epaskan pakaian yang ketat d! "ingkirkan semua perabot yang dapat men&iderai pasien selama kejang. e! 8ika pasien ditempat tidur singkirkan bantal dan tinggikan pagar tempat tidur. f! 8ika aura mendahului kejang, masukkan spatel lidah yang diberi bantalan diantara gigi, untuk mengurangi lidah atau pipi tergigit. g! 8angan berusaha membuka rahang yang terkatup pada keadaan spasme untuk memasukkan sesuatu, gigi yang patah &idera pada bibir dan lidah dapat terjadi karena tindakan ini. h! idak ada upaya dibuat untuk merestrein pasien selama kejang karena kontraksi otot kuat dan restrenin dapat menimbulkan &idera i! 8ika mungkin tempatkan pasien miring pada salah satu sisi dengan kepala fleksi kedepan yang memungkinkan lidah jatuh dan memudahkan pengeluaran salifa dan mu&us. 8ika disediakan pengisap gunakan jika perlu untuk membersihkan se&ret j! "etelah kejang# pertahankan pasien pada salah satu sisi untuk men&egah aspirasi, yakinkan bah%a jalan nafas paten. iasanya terdapat periode
ekonfusi setelah kejang grand mal. /eriode apnoe pendek dapat terjadi selama atau se&ara tiba-tiba setelah kejang. /asien pada saat bangun harus diorientasikan terhadap lingkungan.
(.Prognosis /asien epilepsi yang berobat teratur, $' akan terbebas serangan paling sedikit 2
tahun dan bila lebih dari A tahun sesudah serangan terakhir obat dihentikan, pasien tidak mengalami sa%an lagi, dikatkan telah menglami remisi. iperkirakan '0 ? pasien tidak akan menglami remisi meskipun minum obat teratur. "esudah remisi, kemungkinan mun&ulnya serangan ulang paling sering didapat pada sa%an tonik-klonik dan sa%an paarsial kompleks. emikian pula usia muda lebih mudah menglami relaps sesudah remisi. 1). Diagnosa kepera*atan
a. Resiko aspirasi berhubungan dengan penurunan tingkat kesadaran sekunder terhadap kejang b. Resiko trauma pada saat serangan berhubungan dengan penurunan tingkat kesadaran dan kejang &. Koping tidak efektif berhubungan dengan respon terhadap hal-hal sekunder terhada epilepsy d. efisit pengetahuan tentang penyakit, pengobatan dan pera%atan pasien berhubungan dengan keterbatasan kognitif, kurang paparan atau mudah lupa e. /otensial komplikasi # kejang
11. +en,ana Kepera*atan -o
Diagnosa
T"#"an
.
Kepera*atan
.
Resiko aspirasi b$d "etelah
nter/ensi
dilakukan
tingkat
kesadaran tindakan
sekunder
ter-hadap selama ...C 2: jam, klien
kejang
kepera%atan
diharapkan
•
terhadap reflek batuk, menelan
tidak
mengalami aspirasi.
•
engan kriteria # •
Klien
mengatakan
&ara-&ara men&egah aspirasi Kebersihan
pernapasan,
pertahankan jalan napas eri posisi >0D atau sesuaikan
8aga kesiapan alat su&tion •
7ek posisi dan residu
•
sebelum memberi makan /otong makanan dalam bentuk
•
ke&il agar mudah ditelan 3uskultasi suara napas
•
sebelum dan sesudah su&tion unakan universal pre&aution #
•
sarung tangan, masker, ka&amata 3njurkan klien untuk napas dalam
kolien terjaga idak ada tanda-tanda tejadinya aspirasi
dan gag reflek Kaji status
keadaan
untuk :. mulut
Kaji tingkat kemampuan klien
sebelum
dilakukan
klien
su&tion,
•
anjurkan untuk rileks eri tambahan oksigen selama
•
su&tion 6onitor
•
hemodinamik klien 5entikan su&tion
dan
beri
tambahan
jika
klien
status
oksigen
oksigen
dan
bradikardi 2.
Resiko trauma pada "etelah saat
serangan
penurunan
dilakukan
b.d tindakan
tingkat
kepera%atan
kesadaran dan kejang terjadi tonik-klonik
•
Kaji
•
keamanan klien 6odifikasi lingkungan
selama ...C 2: jam, tidak trauma
pada
sejauhmana
kebutuhan untuk
klien .
memi-nimalkan
engan kriteria #
(pasang pagar pengaman, jauhkan
Kulit
klien
intak
dak
terjadi
•
•
melakukan mobilisasi 8elaskan pada klien dan keluarga efek dari serangan epilepsi yang
luka
bakar
trauma
benda tajam dan mudah terbakar! Kaji kemampuan klien untuk
(tidak ada luka, le&et atau hematom!
resiko
•
memungkinkan klien &idera 8elaskan pada klien aktivitas apa
dak terjadi fraktur
saja
Kien mampu menje-
epilepsi 3njurkan pada klien untuk bedrest
•
askan resiko jika terjadi serangan
dan
yang
aman
untuk
klien
pada fase akut
&ara
mengantisipasi-nya
'.
Koping defensif b.d
"etelah
dilakukan
respon terhadap hal- tindakan
kepera%atan
hal sekunder terhada selama
...C
epilepsi
klien
koping
•
2:
mengakui
jam,
menjadi
•
dan
engan kriteria #
•
pola
koping
efektif dan tidak efektif
•
nilai
yang
disumbangkan untuk konsep diri 3njurkan pada klien untuk mengidentifikasi
Klien mampu me-
mendiskusikan
pikiran dan perasaan 3njurkan pada klien untuk mengidentifikasi
adekuat
ngenal
orong klien atau keluarga untuk
perasaan
dirinya eri fasilitas
klien
tentang untuk
mengidentifikasi pola respon yang
Klien lebih tenang •
Klien
mengakui
realita
ungkapkan
situasi
kesehatannya
•
emosi
diri
terhadap
penolakannya terhadap realitas antu klien untuk situasi
yang
•
menanggulanginya 5argai penyesuaian
•
untuk merubah body image orong klien untuk
Klien mampu mengpenerimaan
verbal
mengakibatkan &emas dan &ara
de-
ngan positif
ungkapkan
&ara
mengidentifikasi
Klien mampu mengekspresikan
digunakan untuk berbagai situasi 3njurkan pada klien untuk meng-
mengidentifikasi
keter-
batasan diri • •
diri
klien
penjelasan
realitas dari perubahan peran 7iptakan lingkungan yang tenang eri pujian tindakan positif yang dilakukan klien
:.
efisit
pengetahuan "etelah
ten-tang pengobatan
penyakit, penjelasan
dilakukan selama
•
entukan kebutuhan pembelajaran
•
klien Kaji tingkat
...C
dan pertemuan, pe-ngetahuan
dan
pe-
kurang paparan atau ra%atan klien meningkat mudah lupa
•
•
mempelajari informasi spesifik "ediakan lingkungan yang
•
kondusif untuk pembelajaran "ediakan %aktu untuk bertanya
•
pada klien ilai tingkat pengetahuan klien
engan kriteria # Klien dan keluarga mam-pu penger-tian, penyakit,
menjelaskan proses penyebab,
tanda dan gejala, efek penyakit,
• •
tentang penyakitnya 8elaskan tanda dan gejala epilepsi iskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin dapat men&egah
tindakan
komplikasi
pen&egahan, pe-ngobatan dan pera%atan epilepsi
dan
pemahaman klien tentang epilepsi Kaji kesiapan klien dalam
pera%atan klien b.d klien tentang pe-nyakit, keterbatasan kognitif, pengobatan
pengetahuan
•
dimasa
yang
akan
datang iskusikan pilihan-pilihan terapi pe-ngobatan dan pera%atan
DAFTA+ P0TAKA
. 6ansjoer, 3rif* dkk. 200>. Kapita "elekta Kedokteran, 6edia 3es&ulapius. 8akarta# +KF). 2. 6uttaGin, 3rif. 200>. uku 3jar 3suhan Kepera%atan engan angguan "istem /ersarafan. 8akarta# E7.
'. 5elen 1e%er. 200A. 1earning to 7are on the /aediatri& Hard # terjemahan. 8akarta# E7. :. https#$$rastirainia.%ordpress.&om$200$02$0I$laporan-asuhan-kepera%atan-anakdengan-epilepsi$ diakses tanggal '0 desember 20A jam 20.00 H) A. http#$$kepera%atanhaerilan%ar.blogspot.&o.id$202$0I$asuhan-kepera%atanklien-dengan-epilepsi.html diakses tanggal '0 desember 20A jam 20.00 H) @. 8oane 6& &loskey dkk. 200I. ursing )ntervention 7lassifi&ation ()7!. Edisi A. Fnited "tates of 3meri&a # 6osby Elsivier. . 8udith 6. Hilkinson, /renti&e 5all ursing iagnosis 5andbook %ith )7 )ntervention and 47 4ut&omes, Fpper "addle River, e% 8ersey, 200A I. 6oorhead, "ue. 200I. ursing 4ut&ome 7lassifi&ation (47!. Edisi :. Fnited "tates of 3meri&a # 6osby Elsivier >. anda international. 202. iagnosis Kepera%atan. efinisi dan Klasifikasi 202-20:. 8akarta # E7.