LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN DISPNEA DI RUANGAN IGD RSUD KRATON KRATON KABUPA KABUPATEN PEKALONGAN
Disusun oleh : Rivan Yoki Yoki Andio Se!"o S e!"o NP# NP# : $%$& $%$&'' '''( '($ $$
PROGRA# STUDI PRO)ESI NERS )AKULTAS IL#U KESEHATAN UNI*ERSITAS PEKALONGAN ('$+
BAB I PENDAHULUAN A, La"a Belakan-
Secara umum yang dimaksud dengan dispneu adalah kesulitan
bernapas. Kesulitan bernapas ini terlihat dengan adanya kontraksi otot-otot pernapasan tambahan. Perubahan ini biasanya terjadi dengan lambat, akan tetapi dapat pula terjadi dengan cepat. Kesulitan bernapas disebabkan karena suplai oksigen kedalam jaringan tubuh tidak sebanding dengan oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh. Dispneu, sensasi sesak napas atau pernapasan tidak memadai, adalah keluhan yang paling umum dari pasien dengan penyakit kardiopulmonari. Evaluasi keluhan rumit oleh fakta baha dalam beberapa keadaan sesak napas adalah konsekuensi normal menguras tenaga. !ebih jauh lagi, persepsi sesak napas bervariasi antara individu-individu pada tingkat yang sama kebugaran dan bekerja dan bahkan dalam individu yang sama melakukan pekerjaan yang sebanding pada aktu yang berbeda. Pada penyakit "egara, persepsi dispneu dapat sangat bervariasi diantara individu. #kibatnya, penilaian subyektif sensasi dispneu harus menyeimbangkan konsep kerja dan ventilasi fisiologis permintaan dengan persepsi individu sesak napas. B, TU.UAN
$. %ujuan &mum 'engetahui asuhan keperaatan dengan Dispnea di (uang )*D (S&D K(#%+" K#&P#%E" PEK#!+"*#".. . %ujuan Khusus a. 'engetahui definisi dari Dispnea b. 'engetahui etiologi dari Dispnea c. 'engetahui manifestasi klinis dari Dispnea d. 'engetahui patofisiologi dari Dispnea e. 'engetahui pemeriksaan penunjang dari Dispnea f. 'engetahui asuhan keperaatan dengan Dispnea BAB II T IN.AUAN TEORI
A, Pen-e"ian
Dispnea atau sesak nafas merupakan keadaan yang sering ditemukan
pada penyakit paru maupun jantung. ila nyeri dada merupakan keluhan yang paling dominan pada penyakit paru. #kan tetapi kedua gejala ini jelas dapat dilihat pada emboli paru, bahkan sesak napas merupakan gejala utama pada payah jantung. Secara umum yang dimaksud dispnea adalah kesulitan bernapas, kesulitan bernapas ini terlihat dengan adanya kontraksi dari otot-otot pernapasan tambahan. Perubahan ini biasanya terjadi dengan lambat, akan tetapi dapat pula terjadi dengan cepat. B, E"iolo-i
Penyebab dispnea menurut Djojodibroto //01 adalah 2 $. Sistem kardiovaskuler 2 gagal jantung 2. Sistem pernapasan 2 PP+K, Penyakit parenkim paru, hipertensi pulmonal, faktor mekanik di luar paru asites, obesitas, efusi pleura1 3. Psikologis kecemasan1 4. 5ematologi anemia kronik1 6. +tot pernafasan yang abnormal penyakit otot, kelumpuhan otot1
/, #ani0es"asi klinis
$. 'anifestasi Pulmoner erupa keluhan atau tanda penyakit, baik akibat langsung maupun akibat tidak langsung dari proses yang ada di paru. 'anifestasi ini dapat berupa 2 a1 manifestasi pulmoner primer, merupakan tanda yang ditimbulkan langsung oleh proses setempat. b1 manifestasi pulmoner sekunder, merupakan perubahan akibat kelainan paru yang dapat menimbulkan gangguan dalam pertkaran gas dan penigkatan pembuluh darah. . 'anifestasi Ekstrapulmoner erupa perubahan 7 perubahan atau kelainan yang terjadi di luar paru akibat dari penyakit yang ada di paru8 a1 metastasis, merupakan penyebaran penyakit paru ke luar paru seperti kanker paru menyebar ke tulang, hati, otak, dan organ tubuh lainnya. b1 non metastasis, merupakan gejala sistemik yang dapat berupa gejala umum panas, anore9ia, rasa lelah1 dan gejala khusus jari tabuh, osteoartropi1.
D, Pa"o0isiolo-i
Dispnea atau sesak napas bisa terjadi dari berbagai mekanisme seperti
jika ruang fisiologi meningkat maka akan dapat menyebab kan gangguan pada pertukaran gas antara + dan :+ sehingga menyebabkan kebutuhan ventilasi makin meningkat sehingga terjadi sesak napas. Pada orang normal ruang mati ini hanya berjumlah sedikit dan tidak terlalu penting, namun pada orang dalam keadaan patologis pada saluran pernapasn maka ruang mati akan meningkat. egitu juga jika terjadi peningkatan tahanan jalan napas maka pertukaran gas juga akan terganggu dan juga dapat menebab kan dispnea.
E, Pa"h1a2
),
Pe3eiksaan Penun4an-
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan memantau analisa gas
darah arteri dan pemeriksaan diagnostik foto thorak, EK*
G, Pen-ka4ian Ke!ea1a"an
$. (iayat Kesehatan (iayat kesehatan yang dikaji meliputi data saat ini dan masalah yang lalu. Peraat mengkaji klien atau keluarga dan berfokus kepada manifestasi klinik dari keluhan utama, kejadian yang membuat kondisi sekarang ini, riayat peraatan dahulu, riayat keluarga dan riayat psikososial. . Keluhan &tama
Keluhan utama yang biasa muncul pada klien gangguan kebutuhan oksigen dan karbondioksida antara lain 2 batuk, peningkatan produksi sputum, dyspnea, hemoptysis, hee;ing, Stridor dan chest pain. 3. (iayat Kesehatan 'asa !alu Peraat menanyakan tentang riayat penyakit pernafasan klien. 4. (iayat kesehatan keluarga %ujuan menanyakan riayat keluarga dan sosial pasien penyakit paru-paru sekurang-kurangnya ada tiga, yaitu 2 a. Penyakit infeksi tertentu 2 khususnya tuberkulosa, ditularkan melalui satu orang ke orang lainnya8 jadi dengan menanyakan riayat kontak dengan orang terinfeksi dapat diketahui sumber penularannya. b. Kelainan alergis, seperti asthma bronchial, menunjukkan suatu predisposisi keturunan tertentu8 selain itu serangan asthma mungkin dicetuskan oleh konflik keluarga atau kenalan dekat. c. Pasien bronchitis kronik mungkin bermukim di daerah yang polusi udaranya tinggi. %api polusi udara tidak menimbulkan bronchitis kronik, hanya memperburuk penyakit tersebut. 6. (evie Sistem 5ead to %oe1 a. Inspeksi $1 Pemeriksaan dada dimulai dari thora9 posterior, klien pada posisi duduk. 1 Dada diobservasi dengan membandingkan satu sisi dengan yang lainnya. 31 %indakan dilakukan dari atas ape91 sampai ke baah. 41 )nspeksi thora9 poterior terhadap arna kulit dan kondisinya, skar, lesi, massa, gangguan tulang belakang seperti 2 kyphosis, scoliosis dan lordosis. 61 :atat jumlah, irama, kedalaman pernafasan, dan kesimetrisan pergerakan dada. <1 +bservasi type pernafasan, seperti 2 pernafasan hidung atau pernafasan diafragma, dan penggunaan otot bantu pernafasan. =1 Saat mengobservasi respirasi, catat durasi dari fase inspirasi )1 dan fase ekspirasi E1. ratio pada fase ini normalnya $ 2 . >ase ekspirasi yang memanjang menunjukkan adanya obstruksi pada jalan nafas dan sering ditemukan pada klien :hronic #irflo !imitation :#!1?:+PD
@1 Kaji konfigurasi dada dan bandingkan diameter anteroposterior #P1 dengan diameter lateral?tranversal %1. ratio ini normalnya berkisar $ 2 sampai 6 2 =, tergantung dari cairan tubuh klien. 01 Kelainan pada bentuk dada. b. Palpasi
Dilakukan untuk mengkaji kesimetrisan pergerakan dada dan mengobservasi abnormalitas, mengidentifikasi keadaan kulit dan mengetahui vocal?tactile premitus vibrasi1. Palpasi thoraks untuk mengetahui abnormalitas yang terkaji saat inspeksi seperti 2 massa, lesi,
bengkak. Kaji juga kelembutan kulit, terutama jika klien mengeluh nyeri. Aocal premitus 2 getaran dinding dada yang dihasilkan ketika berbicara.
c. Perkusi Peraat melakukan perkusi untuk mengkaji resonansi pulmoner, organ yang ada disekitarnya dan pengembangan ekskursi1 diafragma.
d. Auskultasi 'erupakan pengkajian yang sangat bermakna, mencakup mendengarkan suara nafas normal, suara tambahan abnormal1, dan suara. Suara nafas normal dihasilkan dari getaran udara ketika melalui jalan nafas dari laring ke alveoli, dengan sifat bersih Suara nafas normal 2 Bronchial 2 sering juga disebut dengan B%ubular soundC karena suara ini dihasilkan oleh udara yang melalui suatu tube pipa1, suaranya terdengar keras, nyaring, dengan hembusan yang lembut. >ase ekspirasinya lebih panjang daripada inspirasi, dan tidak ada henti diantara kedua fase tersebut. "ormal terdengar di atas trachea atau daerah suprasternal notch. Bronchovesikular 2 merupakan gabungan dari suara nafas bronchial dan vesikular. Suaranya terdengar nyaring dan dengan intensitas yang sedang. )nspirasi sama panjang dengan ekspirasi. Suara ini terdengar di daerah thoraks dimana bronchi tertutup oleh dinding dada. Vesikular 2 terdengar lembut, halus, seperti angin sepoi-sepoi. )nspirasi lebih panjang dari ekspirasi, ekspirasi terdengar seperti tiupan. Suara nafas tambahan 2
Wheezing 2
terdengar selama inspirasi dan ekspirasi, dengan karakter
suara nyaring, musikal, suara terus menerus yang berhubungan dengan aliran udara melalui jalan nafas yang menyempit. Ronchi 2 terdengar selama fase inspirasi dan ekspirasi, karakter suara terdengar perlahan, nyaring, suara mengorok terus-menerus. erhubungan dengan sekresi kental dan peningkatan produksi sputum Pleural friction rub 2 terdengar saat inspirasi dan ekspirasi. Karakter suara 2 kasar, berciut, suara seperti gesekan akibat dari inflamasi pada daerah pleura. Sering kali klien juga mengalami nyeri saat bernafas dalam. Crackles Fine crackles
2 setiap fase lebih sering terdengar saat inspirasi.
Karakter suara meletup, terpatah-patah akibat udara meleati daerah yang lembab di alveoli atau bronchiolus. Suara seperti rambut yang digesekkan.
Coarse crackles 2 lebih menonjol saat ekspirasi. Karakter suara lemah,
kasar, suara gesekan terpotong akibat terdapatnya cairan atau sekresi pada jalan nafas yang besar. 'ungkin akan berubah ketika klien batuk. <. Pengkajian Psikososial Kaji tentang aspek kebiasaan hidup klien yang secara signifikan berpengaruh terhadap fungsi respirasi. eberapa kondisi respiratory timbul akibat stress. H, Dia-nosa Ke!ea1a"an $. Bersihan Jalan nafas tiak efektif !"erusakan paa fisiologi Ventilasi#
Suatu kondisi dimana individu tidak mampu untuk batuk secara efektif. . "erusakan pertukaran gas !"erusakan paa fisiologi $ifusi# Kondisi dimana terjadinya penurunan intake gas antara alveoli dan sistem vaskuler 3. Pola nafas tiak efektif !"erusakan paa fisiologi %ransportasi# Suatu kondisi tidak adekuatnya ventilasi berhubungan dengan perubahan pola nafas. 5iperpnea atau hiperventilasi akan menyebabkan penurunan P:+
I,
Ren5ana Ke!ea1a"an
I,
Ren5ana Ke!ea1a"an NO D6
)
TU.UAN
INTER*ENSI
Setelah dilakukan tindakan keperaatan selama 394 jam, klien dapat mencapai bersihan jalan napas yang efektif, dengan kriteria hasil2
a. 'anajemen alan "apas $1 uka jalan napas pasien 1 Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi. 31 )dentifikasi Pasien untuk perlunya pemasangan alat jalan napas buatan 41 Keluarkan secret dengan suction 61 #uskultasi suara napas, catat bila ada suara napas tambahan <1 'onitor rata-rata respirasi setiap pergantian shift dan setelah dilakuakan tidakan suction b. Suksion alan "apas $1 #uskultasi jalan napas sebelum dan sesudah suction 1 )nformasikan keluarga tentang prosedur suction 31 erikan + dengan menggunakan nasal untuk memfasilitasi suksion nasotrakheal 41 5entikan suksion dan berikan oksigen bila Pasien menunjukkan bradikardi peningkatan saturasi oksigen 61 #tur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
Respirator& 'tatus( Air)a& patenc&
%ujuan " #a )ndikator o l $ 3 4 6 $. Pengeluaran sputum pada jalan napas . )rama napas sesuai yang diharapkan 3. >rekuensi pernapasan sesuai yang diharapkan Keterangan2 $. Keluhan ekstrim . Keluhan berat 3. Keluhan sedang 4. Keluhan ringan 6. %idak ada keluhan
))
<1 elaskan pada pasien dan keluarga tentang penggunaan peralatan 2 +, Suction, )nhalasi. Setelah dilakukan tindakan keperaatan selama 394 a. 'anajemen alan "apas $1 uka jalan napas Pasien jam, klien dapat mencapai napas efektif, dengan 1 Posisikan Pasien untuk kriteria hasil2 memaksimalkan ventilasi. 31 )dentifikasi Pasien untuk Respirator& 'tatus( Ventilation perlunya pemasangan alat jalan %ujuan " #a napas buatan )ndikator o l $ 3 4 6 41 Keluarkan secret dengan suction 61 #uskultasi suara napas, catat $. #uskultasi suara bila ada suara napas tambahan napas sesuai <1 'onitor penggunaan otot bantu . ernapas mudah pernapasan 3. %idak didapatkan ot =1 'onitor rata-rata respirasi setiap penggunaan o tamb pergantian shift dan setelah ahan dilakuakan tidakan suction
RASIONAL
$. Aentilasi maksimal membuka area atelectasis. . Posisi membantu memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya pernafasan. 3. 'encegah obstruksi?aspirasi. 4. Penurunan bunyi nafas dapat menunjukan atelektasis. (onki menunjukan akumulasi secret?ketidakmampuan untuk membersihkan jalan nafas yang dapat menimbulkan penggunaan otot aksesoris pernafasan dan peningkatan kerja pernafasan.
$. 'encegah obstruksi?aspirasi. Penghisapan dapat diperlukan bila pasien tidak mampu mengeluarkan secret. . Penurunan bunyi nafas dapat menunjukan atelektasis. 3.Aentilasi maksimal membuka area atelektasis dan meningkatkan gerakan secret kedalam jalan nafas besar untuk dikeluarkan. 4.'encegah pengeringan mukosa, membantu pengenceran sekret <. Pemasukan tinggi cairan membantu untuk mengencerkan sekret, membuatnya mudah dikeluarkan.
#iray management $1 Pengkajian merupakan dasar dan data dasar berkelanjutan untuk memantau perubahan dan mengevaluasi intervensi. 1 'emposisikan pasien semi foler supaya dapat bernafas optimal. 31 Deteksi terhadap pertukaran gas dan bunyi tambahan serta kesulitan bernafas ada tidaknya dispneu1 untuk memonitor intervensi. 41 Dapat memperbaiki?mencegah memburuknya hipoksia 61 'emberikan rasa nyamandan mempermudah pernapasan <1 Deteksi status respirasi
Vital sign *onitoring
Vital sign 'tatus
" )ndikator o $. %anda %anda vital dalam rentang normal tekanan darah, nadi, pernafasan1
#a %ujuan l $ 3 4 6
Keterangan2 $. Keluhan ekstrim . Keluhan berat
)))
3. Keluhan sedang 4. Keluhan ringan 6. %idak ada keluhan Setelah dilakukan tindakan keperaatan selama 3 9 4 jam kerusakan pertukaran pasien teratasi dengan kriteria hasil2 Respirator& 'tatus ( +as e,change "esei*bangan asa* Basa- lektrolit Respirator& 'tatus ( ventilation
$1 +bservasi adanya tanda tanda hipoventilasi 1 'onitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi 31 'onitor vital sign 41 )nformasikan pada pasien dan keluarga tentang tehnik relaksasi untuk memperbaiki pola nafas. 61 #jarkan bagaimana batuk efektif <1 'onitor pola nafas
$1 Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi 1 Pasang mayo bila perlu 31 !akukan fisioterapi dada jika
Vital sign *onitoring
$1 'anifestasi distres pernapasan tergantung pada?indikasi derajat keterlibatan paru dan status kesehatan umum 1 %akikardia biasanya ada sebagai akibat demam?dehidrasi tetapi dapat sebagai respons terhadap hipoksemia 31 Selama periode aktu ini, potensial komplikasi fatal hipotensi?syok1 dapat terjadi. 41 Perubahan frekuensi jantung atau %D menunjukkan baha pasien mengalami pasien mengalami nyeri, khusunya bila alasan lain untuk perubahan tanda vital telah terlihat.
$.
Aentilasi
maksimal
membuka
area
atelectasis. . Posisi membantu memaksimalkan ekspansi
))
<1 elaskan pada pasien dan keluarga tentang penggunaan peralatan 2 +, Suction, )nhalasi. Setelah dilakukan tindakan keperaatan selama 394 a. 'anajemen alan "apas $1 uka jalan napas Pasien jam, klien dapat mencapai napas efektif, dengan 1 Posisikan Pasien untuk kriteria hasil2 memaksimalkan ventilasi. 31 )dentifikasi Pasien untuk Respirator& 'tatus( Ventilation perlunya pemasangan alat jalan %ujuan " #a napas buatan )ndikator o l $ 3 4 6 41 Keluarkan secret dengan suction 61 #uskultasi suara napas, catat $. #uskultasi suara bila ada suara napas tambahan napas sesuai <1 'onitor penggunaan otot bantu . ernapas mudah pernapasan 3. %idak didapatkan ot =1 'onitor rata-rata respirasi setiap penggunaan o tamb pergantian shift dan setelah ahan dilakuakan tidakan suction
#iray management $1 Pengkajian merupakan dasar dan data dasar berkelanjutan untuk memantau perubahan dan mengevaluasi intervensi. 1 'emposisikan pasien semi foler supaya dapat bernafas optimal. 31 Deteksi terhadap pertukaran gas dan bunyi tambahan serta kesulitan bernafas ada tidaknya dispneu1 untuk memonitor intervensi. 41 Dapat memperbaiki?mencegah memburuknya hipoksia 61 'emberikan rasa nyamandan mempermudah pernapasan <1 Deteksi status respirasi
Vital sign *onitoring
Vital sign 'tatus
" )ndikator o $. %anda %anda vital dalam rentang normal tekanan darah, nadi, pernafasan1
#a %ujuan l $ 3 4 6
Keterangan2 $. Keluhan ekstrim . Keluhan berat
)))
3. Keluhan sedang 4. Keluhan ringan 6. %idak ada keluhan Setelah dilakukan tindakan keperaatan selama 3 9 4 jam kerusakan pertukaran pasien teratasi dengan kriteria hasil2 Respirator& 'tatus ( +as e,change "esei*bangan asa* Basa- lektrolit Respirator& 'tatus ( ventilation Vital 'ign 'tatus
%ujuan " #a )ndikator o l $ 3 4 6 $. 'endemonstrasika n peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat . 'emelihara kebersihan paru paru dan bebas dari tanda tanda distress pernafasan
3. 'endemonstrasika n batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu mampu mengeluarkan sputum, mampu
dak a a purs ed lips1
$1 +bservasi adanya tanda tanda hipoventilasi 1 'onitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi 31 'onitor vital sign 41 )nformasikan pada pasien dan keluarga tentang tehnik relaksasi untuk memperbaiki pola nafas. 61 #jarkan bagaimana batuk efektif <1 'onitor pola nafas
$1 Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi 1 Pasang mayo bila perlu 31 !akukan fisioterapi dada jika perlu 41 Keluarkan sekret dengan batuk atau suction 61 #uskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan <1 #tur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan. =1 'onitor respirasi dan status + @1 :atat pergerakan dada,amati kesimetrisan, penggunaan otot tambahan, retraksi otot supraclavicular dan intercostal 01 'onitor suara nafas, seperti dengkur $/1 'onitor pola nafas 2 bradipena, takipenia, kussmaul, hiperventilasi, cheyne stokes, biot $$1 #uskultasi suara nafas, catat area penurunan ? tidak adanya ventilasi dan suara tambahan $1 'onitor %%A, #*D, elektrolit
dan ststus mental $31 +bservasi sianosis khususnya membran mukosa
Vital sign *onitoring
$1 'anifestasi distres pernapasan tergantung pada?indikasi derajat keterlibatan paru dan status kesehatan umum 1 %akikardia biasanya ada sebagai akibat demam?dehidrasi tetapi dapat sebagai respons terhadap hipoksemia 31 Selama periode aktu ini, potensial komplikasi fatal hipotensi?syok1 dapat terjadi. 41 Perubahan frekuensi jantung atau %D menunjukkan baha pasien mengalami pasien mengalami nyeri, khusunya bila alasan lain untuk perubahan tanda vital telah terlihat.
$.
Aentilasi
maksimal
membuka
area
atelectasis. . Posisi membantu memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya pernafasan. 3.'encegah obstruksi?aspirasi. 4. Penurunan bunyi nafas dapat menunjukan atelektasis. (onki menunjukan akumulasi secret?ketidakmampuan untuk membersihkan jalan
nafas
yang
dapat
menimbulkan
penggunaan otot aksesoris pernafasan dan peningkatan kerja pernafasan. 6. Pemasukan cairan yang banyak membantu mengencerkan sekret, membuatnya mudah dikeluarkan.
)))
3. Keluhan sedang 4. Keluhan ringan 6. %idak ada keluhan Setelah dilakukan tindakan keperaatan selama 3 9 4 jam kerusakan pertukaran pasien teratasi dengan kriteria hasil2 Respirator& 'tatus ( +as e,change "esei*bangan asa* Basa- lektrolit Respirator& 'tatus ( ventilation Vital 'ign 'tatus
%ujuan " #a )ndikator o l $ 3 4 6 $. 'endemonstrasika n peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat . 'emelihara kebersihan paru paru dan bebas dari tanda tanda distress pernafasan
3. 'endemonstrasika n batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, 4. #*D dalam batas normal 6. Status neurologis dalam batas normal
dak a a purs ed lips1
$1 Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi 1 Pasang mayo bila perlu 31 !akukan fisioterapi dada jika perlu 41 Keluarkan sekret dengan batuk atau suction 61 #uskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan <1 #tur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan. =1 'onitor respirasi dan status + @1 :atat pergerakan dada,amati kesimetrisan, penggunaan otot tambahan, retraksi otot supraclavicular dan intercostal 01 'onitor suara nafas, seperti dengkur $/1 'onitor pola nafas 2 bradipena, takipenia, kussmaul, hiperventilasi, cheyne stokes, biot $$1 #uskultasi suara nafas, catat area penurunan ? tidak adanya ventilasi dan suara tambahan $1 'onitor %%A, #*D, elektrolit
$.
Aentilasi
maksimal
membuka
area
atelectasis. . Posisi membantu memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya pernafasan. 3.'encegah obstruksi?aspirasi. 4. Penurunan bunyi nafas dapat menunjukan atelektasis. (onki menunjukan akumulasi secret?ketidakmampuan untuk membersihkan jalan
nafas
yang
dapat
menimbulkan
penggunaan otot aksesoris pernafasan dan peningkatan kerja pernafasan. 6. Pemasukan cairan yang banyak membantu mengencerkan sekret, membuatnya mudah dikeluarkan.
dan ststus mental $31 +bservasi sianosis khususnya membran mukosa
Keterangan2 $. Keluhan ekstrim . Keluhan berat 3. Keluhan sedang 4. Keluhan ringan 6. %idak ada keluhan
DA)TAR PUSTAKA
Smelt;er, su;anna :, Buku A/ar "epera)atan 0eikal Beah. runner dan Suddart.
3. 'endemonstrasika n batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, 4. #*D dalam batas normal 6. Status neurologis dalam batas normal
dak a a purs ed lips1
dan ststus mental $31 +bservasi sianosis khususnya membran mukosa
Keterangan2 $. Keluhan ekstrim . Keluhan berat 3. Keluhan sedang 4. Keluhan ringan 6. %idak ada keluhan
DA)TAR PUSTAKA
Smelt;er, su;anna :, Buku A/ar "epera)atan 0eikal Beah. runner dan Suddart. #lih bahasa #gung Faluyo, Edisi @, jakarta, E*:, //$. http2??teguhsubianto.blogspot.com :arpenito !ynda ual, //0, (encana #suhan dan Dokumentasi Keperaatan, E*:, akarta. *allo, 5udak, /$/, Keperaatan Kritis, E*:, akarta. 5adim Sujono, //@, *astroenterologi, #lumni andung. 'oectyi, Sjahmien, //=, Pengaturan 'akanan dan Diit untuk Pertumbuhan Penyakit, *ramedia Pustaka &tama akarta.
DA)TAR PUSTAKA
Smelt;er, su;anna :, Buku A/ar "epera)atan 0eikal Beah. runner dan Suddart. #lih bahasa #gung Faluyo, Edisi @, jakarta, E*:, //$. http2??teguhsubianto.blogspot.com :arpenito !ynda ual, //0, (encana #suhan dan Dokumentasi Keperaatan, E*:, akarta. *allo, 5udak, /$/, Keperaatan Kritis, E*:, akarta. 5adim Sujono, //@, *astroenterologi, #lumni andung. 'oectyi, Sjahmien, //=, Pengaturan 'akanan dan Diit untuk Pertumbuhan Penyakit, *ramedia Pustaka &tama akarta.