KEJANG DEMAM
A. PENG PENGER ERT TIAN IAN Kejang Kejang merupak merupakan an peruba perubahan han fungsi fungsi otak otak mendada mendadak k dan sement sementara ara sebaga sebagaii akibat dari aktivitas aktivitas neuronal neuronal ang abnormal abnormal dan pelepasan listrik serebral serebral ang berlebihan !"et# $ %o&den'())(*. Kejang demam ialah bangkitan kejang ang terjadi pada kenaikan suhu tubuh !suhu rektal diatas +,) -* ang disebabkan oleh proses ekstrakranium. adi kejang demam adalah kenaikan suhu tubuh ang menebabkan perubahan fungsi otak akibat perubahan potensial listrik listrik serebral serebral ang berlebihan berlebihan sehingga mengakibatkan renjatan berupa kejang.
". ETI/0/GI Infeksi ekstrakranial ' misalna /1A dan infeksi respiratorius bagian atas
-. PAT/2I%I/ /2I%I/0/G 0/GII Peningkatan suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam &aktu singkat terjadi difusi ion kalium dan natrium melalui membran tersebut dengan dengan akibat akibat terjad terjadin inaa lepas lepas muatan muatan listr listrik. ik. 0epas 0epas muatan muatan listri listrik k ini demiki demikian an besarna sehingga dapat meluas keseluruh sel maupun membran sel sekitarna dengan dengan bantuan bantuan bahan bahan ang ang disebut disebut neurot neurotran ransmi smiter ter dan terjadi terjadi kejang kejang.. Kejang Kejang demam ang terjadi singkat pada umumna tidak berbahaa dan tidak meninggalkan gejala sisa. Tetapi kejang ang berlangsung lama !lebih dari 34 menit* biasana disert disertai ai apnea' apnea' mening meningkat katna na kebutuh kebutuhan an oksige oksigen n dan energ energii untuk untuk kontrak kontraksi si otot otot skelet ang akhirna terjadi hipoksemia' hiperkapnia' asidosis laktat ang disebabkan oleh metabolism metabolismee anaerobik' anaerobik' hipotensi hipotensi arterial disertai denut jantung jantung ang tidak teratur dan suhu tubuh makin meningkat ang disebabkan oleh makin meningkatna aktivitas aktivitas otot' dan selanjutn selanjutnaa menebabkan menebabkan metabolism metabolismee otak meningkat. 2aktor terpenting terpenting adalah gangguan peredaran peredaran darah ang mengakibatkan mengakibatkan hipoksia sehingga mening meningkat katkan kan permea permeabil bilita itass kapile kapilerr dan timbul timbul edema edema otak otak ang ang mngaki mngakibat batkan kan kerusakan sel neuron otak. Kerusakan pada daerah medial lobus temporalis setelah
mendapat serangan kejang ang berlangsung lama dapat menjadi matang di kemudian hari sehingga terjadi serangan epilepsi spontan' karena itu kejang demam ang berlangsung lama dapat menebabkan kelainan anatomis di otak hingga terjadi epilepsi.
5. 1ANI2E%TA%I K0INIK 3. Kejang parsial !fokal' lokal* a. Kejang parsial sederhana 6 Kesadaran tidak terganggu' dapat men7akup satu atau lebih hal berikut ini 6
Tanda8tanda motoris' kedutan pada &ajah' atau salah satu sisi tubuh9 umumna gerakan setiap kejang sama.
Tanda atau gejala otonomik6 muntah' berkeringat' muka merah' dilatasi pupil.
Gejala somatosensoris atau sensoris khusus 6 mendengar musik' merasa seakan jatuh dari udara' parestesia.
Gejala psikis 6 dejavu' rasa takut' visi panoramik.
b. Kejang parsial kompleks
Terdapat gangguan kesadaran' &alaupun pada a&alna sebagai kejang parsial simpleks
5apat men7akup otomatisme atau gerakan otomatik 6 menge7ap: nge7apkan bibir' mngunah' gerakan menongkel ang berulang:ulang pada tangan dan gerakan tangan lainna.
5apat tanpa otomatisme 6 tatapan terpaku
(. Kejang umum !konvulsi atau non konvulsi* a. Kejang absens
Gangguan ke&aspadaan dan responsivitas
5itandai dengan tatapan terpaku ang umumna berlangsung kurang dari 34 detik
A&itan dan akhiran 7epat' setelah itu kempali &aspada dan konsentrasi penuh
b. Kejang mioklonik
Kedutan:kedutan involunter pada otot atau sekelompok otot ang terjadi se7ara mendadak.
%ering terlihat pada orang sehat selama tidur tetapi bila patologik berupa kedutan kedutan sinkron dari bahu' leher' lengan atas dan kaki.
;mumna berlangsung kurang dari 4 detik dan terjadi dalam kelompok
Kehilangan kesadaran hana sesaat.
7. Kejang tonik klonik
5ia&ali dengan kehilangan kesadaran dan saat tonik' kaku umum pada otot ekstremitas' batang tubuh dan &ajah ang berlangsung kurang dari 3 menit
5apat disertai hilangna kontrol usus dan kandung kemih
%aat tonik diikuti klonik pada ekstremitas atas dan ba&ah.
0etargi' konvulsi' dan tidur dalam fase posti7tal
d. Kejang atonik
%ingkat dan terjadi tanpa peringatan.
E. K/1P0IKA%I 3. Aspirasi (. Asfiksia +. Retardasi mental
2. ;I 0A"/RAT/RI;1 5AN 5IAGN/%TIK 3. Elektroensefalogram !EEG* 6 dipakai unutk membantu menetapkan jenis dan fokus dari kejang. (. Pemindaian -T 6 menggunakan kajian sinar = ang lebih sensitif dari biasana untuk mendeteksi perbedaan kerapatan jaringan. +. Magnetic
Resonance
menggunakan
Imaging !1RI*
lapangan magnetik dan
6
menghasilkan baangan dengan gelombang
radio' berguna untuk
memperlihatkan daerah:daerah otak ang tidak jelas terlihat bila menggunakan pemindaian -T >. Pemindaian Positron Emission Tomography !PET* 6 untuk mengevaluasi kejang ang membandel dan membantu menetapkan lokasi lesi' perubahan metabolik atau aliran darah dalam otak 4. ;ji laboratorium
Pungsi lumbal 6 menganalisis 7airan serebrovaskuler
Panel elektrolit
%krining toksik dari serum dan urin
AG5
Kadar kalsium darah
Kadar natrium darah
Kadar magnesium darah
G. PENATA0AK%ANAAN 1E5I% 3. 1emberantas kejang se7epat mungkin 5iberikan antikonvulsan se7ara intravena jika klien masih dalam keadaan kejang' ditunggu selama 34 menit' bila masih terdapat kejang diulangi suntikan kedua dengan dosis ang sama juga se7ara intravena. %etelah 34 menit suntikan ke ( masih kejang diberikan suntikan ke + dengan dosis ang sama tetapi melalui intramuskuler' diharapkan kejang akan berhenti. "ila belum juga berhenti dapat diberikan fenobarbital atau paraldehid > ? se7ara intravena. (. Pengobatan penunjang %ebelum memberantas kejang tidak boleh dilupakan perluna pengobatan penunjang
%emua pakaian ketat dibuka
Posisi kepala sebaikna miring untuk men7egah aspirasi isi lambung
;sahakan agar jalan nafas bebas untuk menjamin kebutuhan oksigen' bila perlu dilakukan intubasi atau trakeostomi.
Penhisapan lendir harus dilakukan se7ara teratur dan diberikan oksigen.
+. Pengobatan rumat
Profilaksis intermiten ;ntuk men7egah kejang berulang' diberikan obat 7ampuran anti konvulsan dan antipietika. Profilaksis ini diberikan sampai kemungkinan sangat ke7il anak mendapat kejang demam sederhana aitu kira8kira sampai anak umur > tahun.
Profilaksis jangka panjang 5iberikan pada keadaan
Epilepsi ang diprovokasi oleh demam
Kejang demam ang mempunai 7iri 6 8
Terdapat gangguan perkembangan saraf seperti serebral palsi' retardasi perkembangan dan mikrosefali
8
"ila kejang berlangsung lebih dari 34 menit' bersifat fokal atau diikuti kelainan saraf ang sementara atau menetap
8
Ri&aat kejang tanpa demam ang bersifat genetik
8
Kejang demam pada bai berumur diba&ah usia 3 bulan
>. 1en7ari dan mengobati penebab
A%;
%uhu
Pernapasan
5enut jantung
Tekanan darah
Tekanan nadi
(.
2ontanel 6 menonjol' rata' 7ekung
0ingkar kepala 6 di ba&ah ( tahun
"entuk ;mum
+. Reaksi pupil
;kuran
Reaksi terhadap 7ahaa
Kesamaan respon
>. Tingkat kesadaran
Ke&aspadaan 6 respon terhadap panggilan
Iritabilitas
0etargi dan rasa mengantuk
/rientasi terhadap diri sendiri dan orang lain
4. Afek
Alam perasaan
0abilitas
. Aktivitas kejang
enis
0amana
B. 2ungsi sensoris
Reaksi terhadap neri
Reaksi terhadap suhu
,. Refleks
Refleks tendo superfisial
Reflek patologi
C. Kemampuan intelektual
Kemampuan menulis dan menggambar
Kemampuan memba7a
". 5iagnosa kepera&atan 3. Resiko tinggi 7idera (. Gangguan 7itra tubuh
+. Resiko tinggi koping keluarga dan koping individu tidak efektif
-. Intervensi kepera&atan 3. Kejang
0indungi anak dari 7idera
angan men7oba untuk merestrain anak
ika anak berdiri atau duduk sehingga terdapat kemungkinan jatuh' turunkan anak tersebut agar tidak jatuh
angan memasukan benda apapun ke dalam mulut anak
0onggarkan pakaianna jika ketat
-egah anak agar tidak terpukul benda tajam' lapisi setiap benda ang mungkin terbentur dengan anak dan singkirkan semua benda tajam dari daerah tersebut
1iringkan badan anak untuk memfasilitasi bersihan jalan nafas dari sekret
(. 0akukan observasi se7ara teliti dan 7atat aktiitas kejang untuk membantu diagnosis atau pengkajian respon pengobatan
@aktu a&itan dan kejadian pemi7u
Aura
enis kejang
0amana kejang
Intervensi selama kejang
Tanda tanda vital
DAFTAR PUSTAKA
3. "et#' -e7il 0 $ %o&den 0inda A. !())(*. Buku Saku Keperawatan Pediatri. akarta6 EG-. (. %a7harin Rosa 1. !3CC*. Prinsip Keperawatan Pediatrik . Alih bahasa 6 1aulann R.2. akarta 6 EG-. +. Ngastiah.! 3CCB *. Perawatan Anak Sakit akarta 6 EG-
>. Arjatmo T.!())3*. Keadaan Gawat Yang Mengancam iwa. akarta 6 Gaa "aru 4. DDD' ! ())+ *. Ke!ang Pada Anak . &&&. Pediatrik.7omknal.php