BAB 1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Masalah Operasi Caesar adalah operasi besar pa da bagian perut/ operasi besar abdominal (Gallagher, Mundy, Mundy, 2004).Sesio sesarea merupaan suatu persalinan buatan di mana !anin dilahiran melalui insisi dinding perut dan dinding rahim dalam eadaan utuh serta berat !anin di atas "00 gram. Operasi Caesar telah men!adi bagian ebudayaan manusia se!a #aman dahulu dahulu,, namun namun dulu dulu operasi operasi Caesar Caesar masih masih banya banya endal endalaa dianta diantarany ranyaa ialah ialah elainan atau gangguan yang men!adi indiasi untu melauan pembedahan dan lamanya persalinan berlangsung. Searang dengan ema!uan teni operasi yang lebih sempurna, dengan adanya anti biotia, trans$usi darah dan anastesi yang lebih bai. %arena itu ini ada e&enderungan untu melauan operasi &aesar dasar yang &uup uat(Sar'ono, 200"). bu yang mengalami mengalami operasi &aesar dengan dengan adanya adanya lua diperut diperut sehingga sehingga harus dira'at dengan dengan bai untu men&egah emungin emunginan an timbulny timbulnyaa in$esi, in$esi, ibu !uga harus membatasi pergeraan tubuhnya arena ada lua operasi sehingga proses pemulihan lua pengeluaran&airan atau beuan darah otor dari rahim ibu iut terpengaruh (hamidah 20 dalam *marah 20). +e'asa ini semain banya doter dan tenaga medis yang mengan!uran pasien yang baru melahiran dengan operasi &aesar agar segera menggeraan tubuhnya atau mobilisasi. +alam membantu !alannya pemulihan ibu pas&a operasi &aesar disaranan untu bisa men!aga ebersihan dan mobilisasi dini. ada ibu yang mengalami mengalami operasi operasi &aesar rasanya sulit untu untu melauan melauan hal 2 tersebut tersebut arena ibu merasa letih dan sait, penyebab diantaranya ialah perilau ibu yang urang memperhatian ebersihan,mobilisasi,dan masih menganut eper&ayaan
mutih atau mnghindari maanan yang berbau amis misalnya telur dan ian pada hal ita ita tahu tahu telu telurr dan dan ian ian merup erupa aan an sum sumber prote rotein in seh sehing inggaa aaan mempen mempengar garuhi uhi proses proses pemuli pemulihan han.. -umlah -umlah operasi operasi &aesard &aesardii dunia dunia ini telah telah meningat ta!am dalam 20 tahun terahir O memperiraan anga persalinan dengan operasi adalah seitar 0 sampai " dari semua proses persalinan di 1egaranegara berembang, dibandingan dengan 3meria seitar 2 dan anada 2 pada tahun 200. Sedangan di nggris anga e!adianya relati5e stabil yaitu antara 2, di talia pada tahun 670 sebesar ,24,", pada tahun 678 meningat men!adi 8,". +i ndonesia ndonesia ter!adi peningata peningatan n operasi operasi &aesardi mana tahun 200 sebesar 48,22, tahun 2004 sebesar 4",6, tahun 200" sebesar 48,, tahun 2009 sebesar 49,78, tahun 2007 sebesar ",22 (Muaromah, 202). :erdasaran data yang diperoleh di ndonesia ter!adi peningatan anga bedah &aesar disertai e!adian in$esi lua pas&a bedah Caesar.Seitar 60 dari mord mordib ibit itas as pas&a pas&a oper operasi asi di seba sebab ban an oleh oleh in$e in$es sii lua lua oper operasi asi.. +i ;S* ;S* dr.Sard!it dr.Sard!ito o tahun 2007 e!adian in$esi lua pas&a bedah &aesar adalah ", sedangan anga e!adian operasi &aesar di pro5insi !a'a timur pada tahun 2006 ber!umlah .40 operasi dari 80.000 persalinan atau seitar 20 dari seluruh persalinan (+ines pro5insi !a'a
tida bai, sehingga sisa darah tida bisa dieluaran dieluaran dan menyebaban menyebaban in$esi, dan salah satu tanda in$esi adalah penigatan suhu tubuh. ada hari e2 tenaga medis medis aan aan menolo menolong ng untu untu dudu dudu di tempat tempat tidur tidur,, dudu dudu dibagi dibagian an sampin samping g tempat tidur dan mulai ber!alan dalam !ara pende. ada harie hingga hari e 0 pas&a persalinan banya ibu yang mengalami masa yang disebut baby blues. :aby :aby blues blues dapat dapat ter!adi ter!adi arena arena $ator $ator stress stress pada pada ibu, ibu, masa masa itu ibu &ender &enderung ung mudah mudah menang menangis, is, =mosi =mosi tersebu tersebutt !uga !uga menye menyebab baban an timbul timbulny nyaa perasaan tida sanggup, pani dan etautan yang sungguhsungguh. ada tahap ini, ini, sebagi sebagian an 'anita 'anita di diagno diagnosis sis mengal mengalami ami depresi depresi pas&ape pas&apersal rsalina inan. n. :aby :aby bluesdapat diperburu oleh ondisi urang tidur, elemahan $isi dapat mengurangi ambang batas stress, pastian beristirahat dengan &uup, dan !angan lah ragu untu menerima bantuan apapun yang dita'aran ( Gallagher,Mundy, 2004). Sela Selain in itu itu
men! men!ag agaa
ebe ebers rsih ihan an
pada pada
lua lua insi insisi si,,
mand mandii
sepe sepert rtii
biasa,pastian alau daerah insisi benarbenar ering, sehingga bisa men&egah ter!adinya ter!adinya in$esi, dan dapat memper&epat memper&epat proses penyembuhan penyembuhan lua. 4 3pabila 3pabila ebersi ebersihan han diri diri urang urang uman uman setiap setiap saat dapat masu masu melalu melaluii lua lua dan bisa mengaibatan in$esi. -angan men&oba mengangat barang berat apapun selama periode ini. >auan hubungan sesual setelah ibu merasa siap, mungin setelah enam minggu atau lebih.ontrolan atau men&ari bantuan medis untu mera'at lua insisi, !ia daerah insisi men!adi nyeri, merah, benga, atau eluar &airan yang tida biasa, ibu harus segera men&ari pertolongan medis. Minum dan maan maanan maanan sehat, nutrisi &uup sehingga dapat membantu membantu ibu memulihan memulihan diri setelah operasi dan dapat menghasilan &uup asi bagi bayi !ia ibu menyusui, sebagian ibu men!adi terlalu &emas mengenai omposisi maanan merea setelah men!alani operasi Caesar, tetapi sebenarnya hal tersebut tida perlu, !auh lebih penting untu riles dan beronsentrasi beronsentrasi agar ondisi men!adi lebih bai. -ia -ia ibu sebelu sebelumny mnyaa telah telah meminu meminum m suplem suplemen en 5itami 5itamin n untu untu ehami ehamilan lan,, ibu dapat terus meminum tersebut selama masa menyusui, suplemen #at besi adalah
yang disaranan. :eronsultasilah pada doter mengenai hal ini (Gallagher, Mundy, 2004). Salah satu hambatan yang sering ter!adi pada ibu pas&a operasi Caesar adalah adanya pantang maanan setelah melahiran. adahal setelah melahiran seorang ibu memerluan nutrisiyang &uup untu memulihan penyembuhan lua, apabila ibu tida mengonsumsi nutrisi yang &uup aan mengaibatan lua tida &epat ering sehingga penyembuhan lua men!adi lama. Merea tida menyadari bah'a tindaannya berpengaruh terhadap lambatnya pemulihan esehatan embali, !uga dapat terhambat pertumbuhan " bayi (%ardinan, 2007), diarenaan urangnya perilau ibu dalam pemulihan pas&a operasi &aesar. Cara pemulihan pas&a operasi &aesar ini terait denganmobilisasi, stress ati$itas, dan ebersihan diri, dalam hal ini diperluan in$ormasi yang lebih mendalam epada ibu pas&a operasi &aesar serta eluarga tentang &ara pemulihan pas&a operasi &aesar. +engan melihat $enomena tersebut maa tenaga esehatan perlu memberian pendidian esehatan tentang perilauibu dalam pemulihan pas&a operasi Caesar. Sehingga pasien dan eluarga setidanya tahu tentang perilau pemulihan pas&a operasi &aesar. :erdasaran uraian diatas penulis tertari untu melauan seminar tentang perilau ibu dalam pemulihan pas&a operasi &aesar.
Rumusan Masalah
:erdasaran latar belaang diatas maa dapat dirumusan pernyataan permasalahan sebagai beriut ? @:agaimana erilau bu dalam emulihan as&a Operasi &aesar di ;uang %;A ;S*+ pro$. dr. M3. ana$iah SM :atu SangarB.
Tujuan
Mengetahui erilau bu dalam emulihan as&a perasi &aesar di ;uang %;A ;S*+ pro$. dr. M3. ana$iah SM :atu Sangar.
Manfaat Penelitian Manfaat teoritis
asil dari penelitian ini dapat digunaan untu mengembangan ilmu epera'atan maternitas tentang perilau ibu dalam pemuliham pas&a operasi &aesar. Manfaat praktis Bagi peneliti
Menambahpengetahuan peneliti tentang perilau ibu dalam pemulihan pas&a operasi &aesar. Bagi profesi keperaatan
asil penelitian dapat diman$aatan untu asuhan epera'atan Maternitas tentang perilau ibu dalam pemulihan pas&a operasi &aesar. Bagi Rumah !akit
asil penelitian dapat digunaan untu a&uan sebagai dasar untu pemulihan pas&a operasi &aesar.
Bagi peneliti selanjutn"a
asil penelitian dapat digunaan sebagai bahan atau sumber data untu melauan penelitian lebih lan!ut yang beraitan dengan perilauibu dalam pemulihan pas&a operasi &aesar.
BAB ## T#N$AUAN PU!TA%A
engertian Se&tio &aesaria adalah pembedahan untu melahiran !anin le'at insisi
A&
pada abdomen dan uterus (Oorn, 669 ? 94) Se&tio Caesaria adalah suatu &ara melahiran !anin dengan sayatan/ pada dinding perut atau se&tion &aesaria adalah suatu histeretomi untu melahiran !an!i dan dalam rahim (Mo&htar, 667 ? 88). re =lampsi adalah suatu penyait ehamilan yang disebaban ehamilan itu sendiri, pre elampsia yang teiah lan!ut atau pre elampsia berat menun!uan ge!ala trias yaitu hipertensi, oedema, dan proteinuria (
(& )& *&
dengan diit urang protein. Mempunyai ri'ayat pre elampsia atau elampsia dalam eluarganya. Mempunyal penyait 5asuler hipertensi sebelumnya. Mani$estasi linis Mani$estasi linis elampsia dan pre elampsia menurut a&er (200)
adalah ? 1& re elampsia ringan
D&
'&
sampai D2), oedema tangan atau mua. re elampsia berat
(&
gram/24 !am (D sampai D 4), oedema tangan dan a tau mua. =lampsia Salah satu ge!ala di atas disertai e!ang.
(&
dengan gunting tumpul untu menghindari &edera pada bayi. Se&tio &aesaria lasi nsisi longitudinal di garis tengah dibuat dengan sapal e dalam dinding anterior uterus dan dilebaran e atas serta e ba'ah dengan gunting
beru!ung tumpul. )& Se&tio &aesaria estranperitoneal embedahan etraperitonial dier!aan
untu
menghindari
histeretomi pada asusasus yang mengalami in$esi luas. E& 1&
%ompliasi %ompliasi se&tio &aesaria adalah
perlunya
a&
n$esi puerpeural (ni$as) 1+ ;ingan, dengan enaian suhu beberapa hari sa!a '+ Sedang, dengan ertaian suhu lebih tinggi, disertai dehidrasi, perut
(+
sediit embung. :eral, dengan peritonitis dan sepsis, hal ini sering di!umpai pada partus terlantar, dimana sebelumnya telah ter!adi in$esi intrapartal arena etuban yang teah pe&ah terlalu lama, penanganannya adalah
pemberian &airan, eletrolit dan antibioti yang ada dan tepat. ,& erdarahan, disebaban arena 1+ :anya pembuuh darah terputus dan terbua. '+ 3ntonia uteri (+ erdarahan pada pla&enta bed. -& >ua andung emih %emunginan ruptura uteri spontanea pada ehamilan mendatang. .&
'&
(Mo&htar, 667 ? 2) %ompliasi yang timbul
pada
pre
elampsia
berat
(
664)
Maternal? solusio plasenta, gagal gin!al, oedema paru, pendarahan ota, elampsia. -anin ? prematuritas, insu$isiensi utero plasenta, retardasi pertumbuhan intra uterin, ematian !anin intro uterin. /& 1&
emerisaan enun!ang re elampsia
'&
Se&tio &aesaria a& emoglobin ,& ematorit -& >euosit .& Golongan darah (3rie$ Mans!oer, 666 ? 280)
0&
3daptasi Eisiologi dan siologi ost artum 1& 3daptasi $isiologis (amilton, 66"? 9497). a&
peurpeural
in$esi
tratus
urinarus,
endometriasis,
mastitis
pembengaan payudara pada hari edua etiga dapat menyebaban peningatan suhu pasien. ,& Sistem ardio5asuler +apat ter!adi bradiardi setelah persalinan, tahiardi bisa ter!adi mere$lesian atau menun!uan adanya esulitan dalam proses persalinan alan persalinan lama, pendarahan yang berlebih (hemorogie post partum) -&
.&
epala atau gangguan penglihatan menun!uan pre eslampsia. >atasi rodu 3S mulai hari e 4 post partum, pembesaran payudara, putting susu menon!ol, olostrum ber'arna uning eputihan, areola mamae
ber'ama hitam dan embali normal setelah minggu pertama. e& Sistem gastrointestinal engendalian $ungsi de$easi lambat dalam minggu pertama, peristati usus ter!adi penurunan segera setelah bayi lahir. f& Sistem musuloseletal
h&
o5erdistension. Sistem reprodusi
o&hea rubra ? ber'arna merah pada hari pertama sampai hari edua pas&a persalinan. '+ >o&hea sanguinolenta ? ber'arna merah e&olatan pada hari etiga
(+
sampai hari etu!uh pas&a persalinan. >o&hea serosa ? ber'arna merah euningan pada hari etu!uh sampai
hari eempat belas pas&a persalinan. )+ >o&hea alba ? ber'arna putih setelah dua minggu pas&a persalinan. i& Sistem endorin Mengalami perubahan se&ara tibatiba dalam ala persalinan. Setelah plasenta lahir ter!adi penurunan estrogen dan progesteron. rolatin menurun pada 'anita yang tida menetei pada bayinya dan aan meningat pada 'anita yang menetei. Menstruasi biasanya setelah 2 minggu post partum pada ibu yang tida menyusui dan 9 minggu yang
'&
menyusui. 3daptasi psiologis ibu dalam menerima perannya sebagai orang tua. Setelah melahiran se&ara bertahap menurut re5arubin (amilton, 66" ? "6)? a.Ease taing in Ease ini ter!adi pada hari pertama dan edua setelah melahiran. bu membutuhan perlindungan dan pelayanan, mem$ousan energi pada bayi yang menyebaban persepsi penyempitan dan emampuan menerima
,&
in$ormasi urang. Ease taing hold Mulai pada hari etiga adalah melahiran. ada minggu eempat sampai elima ibu siap menerima pesan gurunya dalam bela!ar tentang halhal
baru. -& =ase taing go
+imulai seitar minggu elima setelah melahiran. 3nggota eluarga telah menyesuaian diri dengan lahirnya bayi. roses enyembuhan >ua Menurut ;obbins dan %umar (66") proses penyembuhan lua sebagai
H&
beriut? 1& ari pertama pas&a bedah Setelah lahir disambung dan di!ahit, garis insisi segera terisi beuan darah. ermuaan beuan darah ini mengering menimbulan suatu era yang
'&
menutupi lua. ari edua pas&a bedah
(&
satu sama lain, dengan demiian lua telah tertutup oleh epitel. ari etiga pas&a bedah ;espon radang aut mulai berurang dan neutro$il sebagai besar diganti oleh
)&
maro$ag yang membersihan tepi &abang. ari elima pas&a bedah Celah insisi biasanya terdiri dan !aringan granulosa yang aya aan pembuluh
&
darah dan langgar. +apat di!umpai serabutserabut olagen diseitarnya. 3hir minggu pertama >ua telah tertutup dan epidermis dengan etebalan yang urang dan normal.
2&
Selama minggu edua %eranga $ibrin sudah ienyap dan !aringan parut masih tetap ber'arna merah &erah sebagai aibat peningatan 5asularisasi, reasi radang hampir hilang
3&
seluruhnya. 3hir minggu edua Strutur !aringan dasar parut telah mantap dan ter!adi suatu proses yang pan!ang (menghasilan 'arna !aringan parut yang lebih muda sebagai aibat
teanan pada pembuluh darah, timbunan olagen dan peningatan se&ara mantap dan rentang lua) sedang ber!alan.
45* Kehamilan CPD
Resiko pada ibu, solusio plasenta, eklamsi, KPD, gagal ginjal,
Adaptasi siologis
Adaptasi siologis
Taking hold
Kurang Pengetahuan
Menerima Informasi
A&
Definisi #nfeksi Luka 5perasi 6*D*+
n$esi lua pada umumnya ditandai dengan tandatanda lasi meliputi emerahan (rubor), nyeri (dolor), pembengaan (tumor), peningatan suhu (alor) pada !aringan lua dan demam. ada ahirnya, lua aan terisi oleh !aringan neroti, neutro$il, bateri dan &airan plasma yang se&ara bersamasama aan membentu nanah (pus). " edoman C+C (Center for Disease Control and Prevention) dalam men&egah ter!adinya in$esi lua operasi, yang dipubliasian pada tahun 666, merin&i tentang riteria untu mende$inisian >O. Seperti ter&antum pada Gambar , >O dibedaan men!adi , berdasaran dalamnya in$esi berpenetrasi pada lua, yaitu insisi dangal ( superficial ), insisi dalam dan organ/rongga. >ua yang mengalami in$esi dalam 0 hari setelah operasi harus dilasi$iasian sebagai >O. 1amun !ia tindaan operasi menyangut pemasangan implan atau prostesis, maa !anga 'atu (window periode) ter!adinya in$esi men!adi lebih pan!ang, yaitu tahun.9
Gambar . >apisan +aerah nsisi
B& Epi.emiologi
nsidensi ter!adinya >O pas&a operasi section caesarean yang dilaporan ber5ariasi, mulai dari 0, di O pas&a operasi section caesarean berisar dari 2,7 sampai 9,8. +i 3meria Seriat, saat ini ada lebih dari 40 !uta pasien ra'at inap dan !uta pasien ra'at !alan yang men!alani operasi, dengan minimal 2 dari pasien, atau seitar ,4 !uta, mengalami in$esi lua operasi (>O) dengan berbagai dera!at eparahan. +ari beberapa studi, dilaporan >O ratarata ditemuan seitar 0 pada 'anita pas&a operasi section caesarean yang tida mendapatan terapi antibioti pro$ilasis. nsidensi >O pas&a operasi section caesarean ditemuan lebih tinggi pada operasi emergensi dibandingan operasi eleti$. nsidensi >O !uga lebih tinggi pada pasien dengan status sosioeonomi rendah dibandingan dengan yang berstatus sosioeonomi tinggi.7
*& %lasifikasi Luka
;isio ter!adinya in$esi ber5ariasi, tergantung pada loasi dilauannya operasi. Sebagai &ontoh, tindaan in5asi$ yang menembus daerah tubuh yang mengandung banya oloni bateri, seperti usus, aan lebih rentan untu mengalami in$esi. %lasi$iasi lua menurut C+C dibagi men!adi 4 elas berdasaran tingat ontaminasinya, yaitu?
>ua bersih
>ua dianggap bersih etia tindaan operasi tida masu e dalam lumen tubuh yang mengandung oloni bateri normal. O pada elas ini urang dari 2, tergantung pada berbagai 5ariabel linis. %ontaminan sering berasal dari lingungan amar operasi, tim bedah, dan yang paling umum adalah ontaminasi dari ulit.
>ua bersih terontaminasi >ua dianggap bersih terontaminasi etia prosedur operasi masu e
dalam rongga tubuh dengan oloni bateri, namun prosedur operasi masih dalam situasi yang dapat diontrol dan diren&anaan (eleti$). O pada elas ini berisar dari 4 hingga 0.
>ua terontaminasi %etia ontaminasi nyata didapatan namun tida ditemuan adanya
tandatanda in$esi yang !elas, maa lua dianggap terontaminasi. Seperti halnya pada lua bersih terontaminasi, yang men!adi ontaminan adalah bateri yang ada pada daerah operasi itu sendiri. O pada elas ini dapat melebihi 20.
>ua otor -ia tandatanda in$esi ati$ telah didapatan se&ara nyata pada daerah
operasi, maa lua dianggap sebagai lua otor. :ateri patogen terlibat dalam ter!adinya proses in$esi pada lua. O pada elas ini dapat melebihi 40. Menurut lasi$iasi lua yang dimodi$iasi, lua operasi section caesarean dilasi$iasian sebagai beriut?8
•
%elas ?
!ia etuban tida pe&ah atau persalinan tida meman!ang
•
%elas ?
!ia didapatan pe&ah etuban urang dari 2 !am
•
%elas ?
!ia pe&ah etuban lebih dari 2 !am
•
%elas ?
!ia didapatan &airan etuban yang purulen
D& /aktor Risiko #L5
:erbagai $ator yang mempengaruhi ter!adinya in$esi beragam. Hang paling sering diutip dalam literatur termasu berat badan ibu yang estrim (urus atau obesitas), partus lama atau etuban pe&ah dini, pemerisaan panggul berulang, durasi operasi yang lama, insisi ulit 5ertial, ategori operasi, prosedur multipel, manual plasenta, ibu usia muda, ondisi ibu preoperati$, ehilangan darah yang terait dengan prosedur operasi, dan tida diberiannya antibioti pro$ilasis. enting untu mengidenti$iasi $ator$ator ini untu menentuan pasienpasien
yang
berisio
tinggi
dan
membutuhan
langahlangah
pen&egahan yang spesi$i.8,7 3nalisa mengenai e$e gabungan dari $ator intrinsi (endogen) dan $ator estrinsi (esogen) sangat diperluan untu mendetesi emunginan ter!adinya >O. Eator intrinsi adalah $ator yang berhubungan dengan pasien, sedangan $ator estrinsi adalah $ator yang berhubungan dengan mana!emen dan pera'atan. Mesipun $ator intrinsi tida dapat diubah, $ator ini dapat diidenti$iasi dan dielola.4 Se!umlah $ator potensial, seperti status gi#i, meroo, penggunaan antibioti dan teni intraoperati$ yang tepat dapat ditingatan guna diperolehnya hasil operasi yang positi$.
Eator risio obstetri yang terait untu ter!adinya >O adalah lamanya 'atu selaput etuban pe&ah sebelum operasi section caesarean. %etia selaput etuban pe&ah, &airan amnion tida lagi steril dan dapat berperan sebagai media pertumbuhan bateri yang beronta dengan uterus dan ulit yang diinsisi. enelitian telah membutian adanya hubungan antara pe&ahnya selaput etuban yang berepan!angan dengan peningatan risio ter!adinya >O. 4 O terait dengan $ator yang berhubungan dengan operasi yang dapat berisio in$esi. Centers for Disease Control and Prevention’s (C+C) mengembangan National Nosocomial Infection Surveillance System (11S) Risk Index yang se&ara internasional telah diaui untu menilai $ator risio ter!adinya >O. Eator risio ter!adinya >O diberi rentang nilai dari nol sampai tiga poin untu ada atau tida adanya 5ariabel beriut? ,4
poin !ia pasien men!alani operasi yang dilasi$iasian sebagai lua terontaminasi atau lua otor.
poin !ia status $isi pasien berdasaran penilaian 3S3 (3meri&an So&iety o$ 3nesthesiologists) preoperati$ adalah elas , , atau . >ihat
poin !ia lama operasi melebihi persentil e8" berdasaran 'atu operasi yang ditentuan dari database 11S (T point ). >ihat
%lasi$iasi lua men&erminan tingat ontaminasi lua. +urasi operasi
men&erminan aspe tenis operasi. Semain tinggi nilai 11S Risk nde, maa semain tinggi pula emunginan untu ter!adinya >O. 4
Status Eisi asien normal yang sehat diluar elainan yang aan dioperasi asien dengan penyait sistemi ringan asien dengan penyait sistemi berat yang tida mengan&am !i'a asien dengan penyait sistemi berat yang mengan&am !i'a asien searat yang diperiraan tida bertahan hidup dalam 24
=
!am dengan atau tanpa operasi %asusasus emergensi diberi tambahan huru$ = di belaang anga
T Point 6jam+
" 4 4 4 2 2 2
Eator risio lain yang diduga berperan dalam ter!adinya >O adalah setiap benda asing yang ada di daerah tubuh yang dioperasi dapat meningatan
emunginan ter!adinya in$esi. Se&ara umum, penggunaan benang mono$ilamen menurunan risio ter!adinya in$esi dibandingan penggunaan benang !enis lain. -ahitan subutiuler menggunaan benang yang dapat diserap !uga menurunan risio in$esi.4
Dia,etes Mellitus
+iabetes mellitus (+M), hususnya +M tipe 2, pre5alensinya semain meningat di 3meria, dengan periraan seitar 8, atau 20 !uta orang menderita penyait ini, dengan sepertiga dari merea tida menyadari bah'a merea menderita penyait +M. ersentase pasien dengan +M yang men!alani operasi tinggi pada beberapa !enis operasi. Satu studi men&atat bah'a 44 dari pasien yang men!alani bedah !antung menderita +M, dimana 47 dari penderita tida terdiagnosis +M pada saat preoperati$. +ietahui bah'a 2" sampai 0 pasien yang men!alani operasi C3:G (coronary artery bypass raft ) menderita +M. +M merupaan preditor utama yang menentuan morbiditas dan mortalitas pasien post operasi C3:G, dimana seitar " sampai "0 ompliasi ter!adi pada pasien dengan +M. 6 asil yang buru pas&a operasi pada pasien dengan +M diyaini terait dengan ompliasi yang sudah ada aibat adanya hipergliemia ronis,
yang
meliputi
penyait
ateroslerosis
pada
pembuluh
darah
dan autonomi neuropati peri$er. Sangat penting untu melauan e5aluasi preoperati$ pada semua pasien yang aan men!alani operasi agar tida ter!adi asus +M yang tida terdiagnosis dan/atau +M yang tida terontrol. asien yang aan men!alani operasi harus dilauan pemerisaan adar gula darah puasa (G+) dan !uga sebainya dilauan pemerisaan adar emoglobin 3&
(b3&) untu menge5aluasi apaah pasien memilii penyait +M sebelumnya. -ia hasil dari salah satu atau edua tes ini menun!uan adanya diabetes yang tida terontrol (G+ I 0 mg/d> atau b3& J 8 ), maa adar gluosa pasien harus diontrol terlebih dahulu sebelum dilauan operasi.0,
Hiperglikemia perioperatif
erlu dietahui pula bah'a sebagian besar pasien yang men!alani operasi mayor mengalami eadaan hipergliemia pada saat perioperati$.
dari suatu proses in$esi. ara penulis mengamati bah'a periode a'al pas&a operasi, dimana pasien berada pada $ase stres $isiologis terbesar, merupaan 'atu dengan risio tertinggi untu ter!adinya >O. eriode 'atu ini !uga merupaan periode dimana adar gluosa serum men&apai adar tertinggi, bai pada pasien diabetes maupun pada pasien nondiabetes. Merea menyimpulan bah'a
tingat
ter!adinya
in$esi
nosoomial
aan
lebih
tinggi
etia
hipergliemia ditemuan pada dua hari pertama pas&a operasi, terlepas dari diabetes yang sudah ada sebelumnya. 3da dua meanisme utama yang menempatan pasien pada eadaan hipergliemia aut perioperati$ yang beraibat meningatnya risio ter!adinya >O. Meanisme pertama adalah menurunnya sirulasi di pembuluh darah, yang beraibat
berurangnya per$usi
!aringan
dan terganggunya $ungsi
sel.
Meanisme edua adalah menurunnya ati5itas dari imunitas seluler dalam $ungsi emotasis, $agositosis dan membunuh pada sel polimor$onulear serta monosit/maro$ag yang telah terbuti ter!adi pada ondisi hipergliemia aut. %edua gangguan pertahanan host alami ini meningatan risio ter!adinya in$esi !aringan pada pasien bedah dengan atau tanpa diabetes.4 Mengontrol hipergliemia perioperati$ membutuhan oordinasi terpadu oleh bagian anestesi, bedah, epera'atan dan $armasi. :agian anestesi harus siap untu memerisa G+S pasien preoperati$ dan menerapan terapi insulin sedini mungin bila diindiasian. +oter bedah harus bersiap untu melan!utan ontrol gluosa darah sampai minimal 47 !am pas&a operasi. Sta$ pera'at harus memantau, mengalibrasi dan harus mengontrol agar normogliemia tetap
bertahan selama pasien men!alani ra'at inap. era'at !uga perlu memberian eduasi epada pasien mengenai &ara mengontrol adar gluosa etia pasien aan dipulangan, terutama pada pasien yang baru sa!a dietahui mengalami hipergliemia preoperati$. engobatan penting untu pasien diabetes selama $ase pera'atan, dengan peran serta apoteer di lini depan dalam upaya ini.
%egemukan
Obesitas dide$inisian sebagai suatu eadaan dimana indes massa tubuh seseorang lebih dari atau sama dengan 0 g/m2. O yang terbuti sulit untu ditean. 4 Seringali tida ada &uup 'atu sebelum operasi untu se&ara signi$ian menurunan tingat obesitas pasien. 1amun, e5aluasi mengenai adanya diabetes dan pengontrolan adar gluosa serum, aan meminimalan risio ter!adinya >O pada pasien dengan obesitas. Selain itu, operasi besar sering dipandang sebagai peristi'a yang mengubah hidup dan mungin dapat memoti5asi pasien agar menerapan pola maan dan gaya hidup positi$ lainnya. =duasi se&ara perorangan dan pengaturan diet dari ahli gi#i, serta duungan dari omunitas yang berusaha untu menurunan berat badan !uga menun!uan e$e positi$ !anga pan!ang. "
Malnutrisi
Malnutrisi telah lama diidenti$iasi sebagai $ator risio ter!adinya in$esi nosoomial, termasu >O, pada pasien yang men!alani operasi. asien yang
eurangan gi#i dietahui memilii respon imun yang lebih rendah terhadap in$esi. enguuran le5el albumin serum paling umum digunaan sebagai penanda untu mengidenti$iasi status gi#i seseorang, dengan isaran normal ,4 ",4 g/d>. %etia
pasien
didiagnosis
dengan
malnutrisi,
penting
untu
mengidenti$iasi etiologi dari eadaan ini. ada umumnya pasien tua dengan eurangan energiprotein disebaban oleh berbagai alasan, antara lain emisinan dan mobilitas yang terbatas, isolasi sosial dan depresi, ondisi gigi geligi yang buru, anoresia, serta penurunan ogniti$ dan status $ungsional. nter5ensi yang mungin dilauan men&aup disusi terhadap eluarga, onsultasi dengan ahli gigi, onseling diet dan pelayanan sosial.
Merokok
ter!adiya >O. :eberapa pasien berhenti meroo segera sebelum operasi, yang mungin dilauan dalam beberapa hari atau minggu sebelum operasi, dan emudian menganggap diri merea sebagai buan peroo di saat operasi. asil yang bertentangan ini mungin diarenaan belum adanya perbedaan yang signi$ian antara elompo peroo dan buan peroo. Meroo yang mungin men!adi salah satu $ator risio yang sudah ada sebelumnya pada pasien, dapat diinter5ensi dengan penggunaan penghenti meroo yang saat ini tersedia seperti patc" niotin atau bupropion hidrolotida. Setidanya
satu bulan
sebelum
operasi, pasien
harus
didorong untu
menghentian penggunaan tembaau. asien !uga harus memperbaii status gi#i dan status $isi dengan &ara mengonsumsi seperti 5itamin 3, :, C, +, = dan % dan suplemen #in&, magnesium, uprum dan besi.
#nfeksi "ang Telah a.a .i Lokasi Tu,uh "ang $auh .ari Lokasi 5perasi
O men!adi " ali lipat. Setiap in$esi yang !auh dari loasi operasi harus diidenti$iasi dan diterapi sebelum operasi.
dilauan estrasi gigi multipel preoperati$ dalam ranga mengeleminasi in$esi rongga mulut. :eberapa asus bedah tertentu, terutama yang berhubungan dengan pemasangan implan, operasi mungin ditunda sampai in$esi telah teratasi. 2
%olonisasi Mikroorganisme
Sumber in$esi utama pada sebagian besar e!adian >O adalah miroorganisme endogen yang ada pada pasien itu sendiri. Semua pasien memilii oloni bateri, !amur dan 5irus sampai dengan !uta uman per sentimeter persegi ulit. 1amun, tida semua pasien memilii oloni bateri, !amur dan 5irus dalam !umlah berimbang. asien dengan ri'ayat +M, penyait paru obstruti$ roni (O%) yang mengharusan penggunaan steroid !anga pan!ang, atau penyait ronis lainnya yang mengharusan pasien untu dilauan ra'at inap dan/atau penggunaan antibioti berulang &enderung aan mengalami olonisasi bateri yang lebih berat, terutama dengan bateri yang resisten terhadap antibioti seperti methi&illinresisten Stap"ylococcus aureus (M;S3). Setiap lua operasi aan terontaminasi dengan bateri selama operasi, tetapi hanya sebagian e&il yang aan mengalami in$esi. al ini diarenaan sebagian besar pasien memilii pertahanan dalam mengendalian dan mengeleminasi organisme penyebab in$esi." Stap"ylococcus aureus ter&atat ditemuan pada 0 populasi sehat, dan terutama methi&illinresisten Stap"ylococcus aureus
(M;S3),
merupaan
predisposisi pasien berisio lebih tinggi mengalami >O." 3danya sumber bateri endogen yang mungin bertanggung !a'ab dalam menimbulan emunginan ter!adinya in$esi 0 ali lipat pada satu dari tiga lua operasi.
:agaimanapun inter5ensi yang dilauan, ulit pasien tida aan pernah steril, namun banya &ara dapat dilauan untu menurunan !umlah bateri tersebut. asien harus berendam atau mandi dengan larutan antisepti seperti &hlorheidine setidanya satu ali sebelum dilauan operasi. ;ambut di daerah tubuh yang aan dioperasi harus dibiaran e&uali diperluan arena mengganggu prosedur operasi. -ia rambut harus dihilangan, maa pengasuh harus melauannya dengan gunting segera sebelum operasi. Strategi tambahan yang digunaan untu mengurangi migrasi bateri e daerah insisi termasu penggunaan pereat yang mengandung antisepti dan/atau yang berbahan dasar &yanoa&rylate yang digunaan pada ulit untu melumpuhan $lora normal ulit, termasu yang tertanam di $oliel rambut. 9
Hipotermia perioperatif
enurunan suhu tubuh di ba'ah 9KC atau 69,7KE, merupaan salah satu $ator risio yang paling umum untu ter!adinya >O. 8 Setiap satu dari dua pasien bedah ter&atat memilii suhu tubuh di ba'ah 9KC, dan satu dari tiga pasien bedah memilii suhu tubuh inti di ba'ah "KC atau 6"KE selama inter5al perioperati$. %etia suhu tubuh ,"LC di ba'ah normal, dapat mengaibatan ter!adinya peningatan risio >O, penurunan teanan osigen dalam !aringan, dis$ungsi !antung,
oagulopati,
perubahan
metabolisme obat,
pemulihan
normotermia yang lambat dan peningatan mortalitas. ilangnya panas tubuh adalah hasil dari ombinasi banya $ator dan sering ter!adi pada saat perioperati$. Eator risio pasien yang terait meliputi aesia atau esehatan umum yang buru, !enis elamin perempuan, usia estrim, !enis anestesi, dan lama operasi.
Eator yang turut berontribusi dalam ter!adinya hipotermia antara lain puasa preoperati$, suhu yang rendah di ruang operasi, penggunaan solusio dingin pada ulit, me!a operasi yang dingin, dan &airan yang dingin. 3nestesi umum menyebaban ter!adinya 5asodilatasi sehingga ter!adi redistribusi &epat darah hangat dari pusat tubuh menu!u e daerah estremitas yang dingin, penurunan metabolisme yang memprodusi panas dan hilangnya respon menggigil. Operasi mayor seperti bedah thora dan/atau abdominal !uga ter!adi ehilangan panas tubuh inti yang besar. Cara terbai untu mengatasi hipotermia adalah dengan men&egah ter!adinya ehilangan panas. Strategi nonin5asi$ yang terbuti se&ara e$eti$ dapat mengatasi hipotermia antara lain dengan menggunaan &airan yang dihangatan, selimut penghangat, lampu termal, matras air berpenghangat, sistem penghangat udara dan bantalan ondusi termal.
E& Pen-egahan #L5
:eberapa langah yang terait dalam menurunan emunginan ter!adinya >O berdasaran pedoman dari 1C= ( National Institute for %ealt" and Clinical &xcellence), antara lain?7 . nsisi dinding abdomen Section caesarean harus dilauan dengan menggunaan sayatan perut melintang arena &ara ini menimbulan nyeri pas&a operasi yang lebih minimal dan e$e osmeti yang lebih bai dibandingan dengan insisi garis tengah. nsisi melintang menurut -oel Cohen (insisi lurus, &m di atas sim$isis pubis, lapis demi lapis !aringan beriutnya dibua dan diperluas dengan gunting, buan pisau)
merupaan pilihan arena terait dengan 'atu operasi yang lebih pende dan mengurangi morbiditas demam pas&a operasi. 7 2. nstrumen untu insisi ulit enggunaan pisau bedah yang berbeda untu menginsisi ulit dan !aringan yang lebih
dalam
tida
dian!uran arena
terbuti tida
menurunan
emunginan ter!adinya >O. 7
. enutupan dinding perut enutupan dinding perut pada insisi garis tengah dilauan dengan &ara !ahitan ontinu menggunaan benang yang lambat diserap arena dengan &ara ini insidensi ter!adinya hernia insisional dan wound de"iscence lebih rendah dibandingan dengan &ara penutupan berlapis. 7 4. enutupan !aringan subutan enutupan !aringan subutan tida rutin dilauan, e&uali pada 'anita yang memilii tebal lema subutan lebih dari 2 &m, arena penutupan !aringan subutan tida menurunan insidensi ter!adinya >O. 7 ". enggunaan drain superficial enggunaan drain superficial tida boleh digunaan pada operasi section caesarean. enggunaan drain superficial terbuti tida menurunan emunginan ter!adinya >O.7 9. emberian antibioti
:erian antibioti pro$ilasis sebelum dilauan insisi ulit pada operasi section caesarean. al ini aan lebih menurunan risio ter!adinya in$esi maternal pas&a operasi !ia dibandingan bila antibioti pro$ilasis diberian setelah insisi ulit, dan terbuti tida menimbulan adanya e$e pada bayi. 7 emberian antibioti pro$ilasis direomendasian untu diberian pada semua operasi yang melibatan organ berongga. emberian antibioti pro$ilasis dietahui merupaan $ator proteti$ yang paling signi$ian dalam menurunan e!adian >O pas&a operasi section caesarean. 3ntibioti harus diberian sebelum operasi, idealnya dalam 'atu 0 menit dari indusi anestesi. %onsentrasi antibioti yang adeuat dalam serum dan !aringan aan menurunan risio berembangnya bateri selama periode post operati$. 1amun, pemberian antibioti& pro$ilasis tida aan men&egah ontaminasi yang ter!adi selama operasi arena teni operasi yang buru. 4,7 +alam pratinya, ditemuan 5ariasi yang beragam mengenai &ara pemberian antibioti pro$ilasis. Classen d membutian bah'a 'atu diberiannya antibioti pro$ilasis sangat penting dalam men&egah >O pas&a operasi. 3ntibioti pro$ilasis preoperati$ sering tida diberian pada 'atu yang optimal sehingga onsentrasi obat selama periode operasi tida menimbulan hasil yang e$eti$. edoman yang dipubliasian dalam Surical Infection Prevention 'uideline mengusulan antibioti pro$ilasis harus diberian 90 menit sebelum dilauannya insisi dan dihentian dalam 'atu 24 !am setelah operasi. 6 ;edisin$esi ulit di seitar daerah insisi sebelum penutupan ulit telah dilaporan dapat mengurangi e!adian >O pas&a operasi.
bah'a irigasi dengan larutan antibioti pada daerah insisi aman untu dilauan, tida menun!uan adanya e$e samping, dan merupaan metode yang e$eti$ dalam menurunan morbiditas in$esi dan >O pas&a bedah section caesarean.7 8. era'atan lua era'atan lua pada operasi section caesarean meliputi?7 •
+ressing lua 24 !am setelah operasi
•
monitoring adanya demam
•
nilai tandatanda in$esi pada lua (seperti rasa sait yang meningat, emerahan atau eluarnya disc"are) dan tandatanda lua yang tida menutup (de"iscence)
•
beritahuan pada pasien untu menggunaan paaian yang longgar, nyaman, dan berbahan atun agar mudah menyerap eringat
•
bersihan lua se&ara lembut dan eringan lua setiap hari
•
!ia diperluan, ren&anaan untu melepas !ahitan ;isio in$esi berlan!ut bahan setelah pasien eluar dari rumah sait.
O dan pentingnya melaporan ge!ala tersebut e doter bedah merea sebagai penyedia pera'atan primer.
/&
Prognosis
+ibandingan dengan pasien yang tida terin$esi, pasien dengan >O &enderung?20