1. Definisi Obstruksi intestinal merupakan kegawatan dalam bedah abdominalis yang sering dijumpai, merupakan 60--70% dari seluruh kasus akut abdomen yang bukan appendicitis akuta. Penyebab yang paling sering dari obstruksi ileus adalah adhesi stren streng, g, sedang sedangkan kan diketa diketahui hui bahw bahwa a opera operasi si abdomi abdominal nalis is dan operas operasii obste obstetri tri-ginekologik makin sering dilaksanakan yang terutama didukung oleh kemajuan di bidang diagnostik kelainan abdominalis. !da dua tipe obstruksi obstruksi yaitu " a. #ekan #ekanis is $leus $leus Obstru Obstrukti kti&' &' (uatu (uatu penye penyebab bab &isik &isik menyu menyumba mbatt usus usus dan tidak tidak dapat dapat diatas diatasii oleh oleh peristaltik. leus obstrukti& ini dapat akut seperti pada hernia stragulata atau stragulata atau kronis akibat akibat karsin karsinoma oma yang yang meling melingkar kari. i. #isal #isalnya nya intus intusep epsi, si, tumor tumor polip polipoid oid dan neoplasma stenosis, obstruksi batu empedu, striktura, perlengketan, hernia dan abses b. )euroge )eurogenik& nik&ungs ungsiona ionall $leus $leus Paraliti Paralitik' k' Obstruksi yang terjadi karena suplai sara& otonom mengalami paralisis dan peristaltik usus terhenti sehingga tidak mampu mendorong isi sepanjang usus. *ontohnya amiloidosis, distropi otot, gangguan endokrin seperti diabetes mellitus, atau gangguan neurologis seperti penyakit parkinson. leus leus obstrukti obstrukti&& adalah adalah suatu penyumbat penyumbatan an mekanis mekanis pada usus dimana dimana merupakan penyumbatan yang sama sekali menutup atau menganggu jalannya isi usus usus $(abar $(abara, a, +007'. +007'. (etiap (etiap tahunn tahunnya ya dari dari 000 000 pendu penduduk duk dari dari segal segala a usia usia didiagnosa ileus $aidson, +006'. i !merika diperkirakan sekitar /00.000-00.000 menderita menderita ileus setiap setiap tahunnya tahunnya $1eekel, $1eekel, +00/'. +00/'. i ndonesi ndonesia a tercatat tercatat ada 7.023 kasus ileus paralitik paralitik dan obstrukti& tanpa hernia yang dirawat dirawat inap dan 7.0+ pasien pasien rawat jalan pada tahun +00 menurut 4ank data epartemen 5esehatan ndonesia. Obst Obstru ruks ksii
usus usus
dapa dapatt
dide dide&i &ini nisi sika kan n
seba sebaga gaii
gang ganggu guan an
$apa $apapu pun n
penyebabnya' aliran normal isi usus sepanjang saluran usus. Obstruksi usus terdiri dari dari akut akut dan dan kronik kronik,, parti partial al atau atau total total.. $Pric Price e & Wils Wilson on,, 2007 2007). ). Obstruksi Obstruksi usus biasanya mengenai kolon sebagai akibat karsinoma dan perkembangannya lambat. (ebagian dasar dari obstruksi justru mengenai usus halus.Obstruksi total usus halus meru merupa paka kan n
kead keadaa aan n
gaw gawat yang yang meme memerl rluk ukan an diag diagno nosi sis s
dini dini dan dan
tind tindak akan an
pembedahan darurat bila penderita ingin tetap hidup. leu leus s
obst obstru rukt kti& i&
meru merupa paka kan n
peny penyum umba bata tan n
inte intest stin inal al
meka mekani nik k
yang yang
terjad terjadik ikare arena na adany adanya a daya daya mekani mekanik k yang yang beker bekerja ja atau atau mempen mempengar garuh uhii dindi dinding ng
usus ususse sehi hing ngga ga
meny menyeb ebab abka kan n
peny penyem empi pita tan npe peny nyum umba bata tan n
lume lumen n
usus usus..
al al
tersebutmenyebabkan pasase lumen usus terganggu $llah et al., +003'. Obstruksi intest intestin inal al secara secara umum umum dide& dide&ini inisi sikan kan sebag sebagai ai kegaga kegagalan lan isi intest intestin inal al untuk untuk melanjutk melanjutkan an perjalan perjalananny annya a menuju menuju ke anus. anus. Obstruksi Obstruksi ntestina ntestinalini lini merujuk merujuk pada adanya sumbatan mekanik atau nonmekanik parsial atau totaldari usus besar dan usus halus $8hompson, +002'. Pengertian lain menyebutkan bahwa obstruksi usus adalah sumbatan total atau parsial yang mencegah aliran normal melalui saluran pencernaan. $4runner and (uddarth, (uddarth, +00'.
Obstruksi Obstruksi usus adalah adalah gangguan gangguan isi usus disepanja disepanjang ng saluran saluran
usus $Pato&isiolog $Pato&isiologii ol , hal 0/'. 0/'. Obstruksi Obstruksi usus adalah adalah gangguan gangguan pada aliran aliran normal isi usus sepanjang traktus intestinal $)ettina, +00'. ari ari de&in de&inisi isi diatas diatas dapat dapat disim disimpu pulka lkan n bahw bahwa a obstru obstruksi ksi usus usus adala adalah h sumbat sumbatan an total total atau atau parsia parsiall yang yang mengha menghalan langi gi alira aliran n normal normal melalu melaluii salura saluran n pencern cernaa aan n
atau tau
gang anggua guan
usus usus
dise isepanj anjang
usus. sus.
(eda edangkan gkan le leus
obstrukti&adalah kerusakan atau hilangnya pasase isi usus yang disebabkan oleh sumbatan mekanik.
2. Klas lasifik ifika asi 4erd 4erdas asar arka kan n
peny penyeb ebab abny nya a
ileu ileus s
obst obstru rukt kti& i&
dibe dibeda daka kan n
menj menjad adii
tiga tiga
kelompok $9ates, +00' " a. :esi-lesi intraluminal, intraluminal, misalnya misalnya &ekalit, &ekalit, benda asing, be;oar, batu empedu empedu b. :esi-les :esi-lesii intramura intramural, l, misalnya misalnya malig malignans nansii atau in&lam in&lamasi asi c. :esi-les :esi-lesii ekstramural ekstramural,, misalnya misalnya adhesi, adhesi, hernia, hernia, olulus olulus atau intusus intususepsi epsi leus obstrukti& dibagi lagi menjadi tiga jenis dasar $(jamsuhidajat <1ong, +002' " a. leus leus obstr obstrukt ukti& i& sederh sederhana ana,, diman dimana a obstru obstruksi ksi tidak tidak disert disertai ai dengan denganter terjep jepitn itnya ya pembuluh darah b. leus leus obstru obstrukti kti&& strang strangul ulasi asi,, diman dimana a obstr obstruks uksii yang yang disert disertai ai adanya adanya penjep penjepita itan n pembuluh darah sehingga terjadi iskemia yang akan berakhir d engan nekrosis atau gangren yang ditandai ditandai dengan gejala umum berat yangdise yangdisebabk babkan an oleh toksin dari jaringan gangren c. leus leus obstru obstrukti kti&& jenis jenis gelung gelung tertutup tertutup,, diman dimana a terja terjadi di bila bila jalan jalan masuk masuk dankel dankeluar uar suatu gelung usus tersumbat, dimana paling sedikit terdapat duatempat obstruksi ntuk tuk kepe keperl rlu uan kli klinis dan berd berda asark sarka an letak tak sumb sumbat ata an, ileus eus obstrukti& dibagi dua $llah et al., +003' " a. leus obstrukti& usus halus, yaitu mengenaiduodenum, jejunum dan ileum
obstruksi
letak
tinggi
dimana
b. leus obstrukti& usus besar, yaitu obstruksi letak rendah yang mengenai kolon,sigmoid dan rectum.
3. Etiologi leus
obstrukti&
sering
dijumpai
dan
merupakan
penyebab
terbesar pembedahan pada akut abdomen. al ini terjadi ketika udara dan hasil sekresitak dapat melewati lumen intestinal karena adanya sumbatan yang menghalangi.Obstruksi mekanik dari lumen intestinal biasanya disebabkan oleh tiga mekanisme = . blokade intralumen $obturasi', +. intramural atau lesi intrinsik dari dinding usus, dan /. kompresi lumen atau konstriksi akibat lesi ekstrinsik dari intestinal. 4erbagai kondisi yang menyebabkan terjadinya obstruksi intestinal biasanya terjadi melalui satu mekanisme utama. (atu pertiga dari seluruh pasien yang mengalami ileus obstrukti&, ternyata dijumpai lebih dari satu &aktor etiologi yang ditemukan saat dilakukan operasi. $8hompson, +002'
Penyebab terjadinya ileus obstrukti& beragam jumlahnya berdasarkan umur dan tempat terjadinya obstruksi. !dhesi post operati& merupakan penyebab utama dari terjadinya obstruksi usus halus. Pada pasien yang tidak pernah dilakukan operasi laparotomi sebelumnya, adhesi karena in&lamasi dan berbagai hal yang berkaitan dengan kasus ginekologi harus dipikirkan. !dhesi,hernia, dan malignansi merupakan >0 % penyebab dari kasus ileus obstrukti&.Pada anak-anak, hanya 0 % obstruksi yang disebabkan oleh adhesi= intususepsimerupakan penyebab tersering dari ileus obstrukti& yang terjadi pada anak-anak.?olulus dan intususepsi merupakan
/0 % kasus komplikasi dari kehamilan dankelahiran. 5anker harus dipikirkan bila ileus obstrukti& ini terjadi pada orangtua. #etastasis dari genitourinaria, kolon, pankreas, dan karsinoma gaster menyebabkan obstruksi lebih sering daripada tumor primer di intestinal.#alignansi, diertikel, dan olulus merupakan penyebab tersering terjadinyaobstruksi kolon, dengan karsinoma kolorektal. $8hompson, +002'
4. Patofisiologi (emua peristiwa pato&isiologik yang terjadi setelah obstruksi usus adalah sama, tanpa memandang apakah obstruksi tersebut diakibatkan oleh penyebab mekanik atau non mekanik. Perbedaan utama adalah pada obstruksi paralitik peristaltik dihambat dari permulaan, sedangkan pada obstruksi mekanik peristaltik mula-mula diperkuat, kemudian intermitten, dan akhirnya hilang. (ekitar 6-> liter cairan diekskresikan ke dalam saluran cerna setiap hari. (ebagian besar cairan diasorbsi sebelum mendekati kolon. Perubahan pato&isiologi utama pada obstruksi usus adalah adanya lumen usus yang tersumbat, ini menjadi tempat perkembangan bakteri sehingga terjadi akumulasi gas dan cairan $70% dari gas yang tertelan'. !kumulasi gas dan cairan dapat terjadi di bagian proksimal atau distal usus. !pabila akumulasi terjadi di daerah distal mengakibatkan terjadinya peningkatan tekanan intra abdomen dan intra lumen. al ini dapat meningkatkan terjadinya peningkatan permeabilitas kapiler dan ekstraasasi air dan elektrolit di peritoneal. engan peningkatan permeabilitas dan ekstraasasi
menimbulkan
retensi
cairan
di
usus
dan
rongga
peritoneum
mengakibatakan terjadi penurunan sirkulasi dan olume darah. !kumulasi gas dan cairan di bagian proksimal mengakibatkan kolapsnya usus sehingga terjadi distensi abdomen. 8erjadi penekanan pada ena mesenterika yang mengakibatkan kegagalan oksigenasi dinding usus sehingga aliran darah ke usus menurun, terjadilah iskemi dan kemudian nekrotik usus. Pada usus yang mengalami nekrotik terjadi peningkatan permeabilitas kapiler dan pelepasan bakteri dan toksin sehingga terjadi per&orasi. engan adanya per&orasi akan menyebabkan bakteri masuk ke dalam sirkulasi sehingga terjadi sepsis dan peritonitis. #asalah lain yang timbul dari distensi abdomen adalah penurunan &ungsi usus dan peningkatan sekresi sehingga terjadi peminbunan di intra lumen secara progresi& yang akan menyebabkan terjadinya retrograde peristaltic sehingga terjadi kehilangan cairan dan elektrolit. 4ila hal ini tidak ditangani dapat menyebabkan syok hipoolemik. 5ehilangan cairan dan elektrolit yang berlebih berdampak pada penurunanan curah jantung sehingga darah yang dipompakan tidak dapat memenuhi kebutuhan seluruh tubuh sehingga terjadi gangguan per&usi jaringan pada otak, sel dan ginjal. Penurunan per&usi dalam sel menyebabkan terjadinya metabolisme anaerob yang akan meningkatkan asam laktat dan menyebabkan asidosis metabolic. 4ila terjadi pada otak akan menyebabkan hipoksia jaringan otak, iskemik dan in&ark. 4ila terjadi pada ginjal akan merangsang pertukaran natrium dan hydrogen di tubulus prksimal dan pelepasan aldosteron, merangsang sekresi hidrogen di ne&ron bagian distal sehingga terjadi peningaktan reabsorbsi *O/- dan penurunan kemampuan ginjal untuk membuang *O/. al ini akan menyebabkan terjadinya alkalosis metabolic. $Price &Wilson, 2007 '
Obtruksi usus
!kumulasi gas dan cairan di dalam lumen (ebelah proksimal dari letak obstruksi
istensi
Proli&erasi bakteri yang berlangsung cepat
5ehilangan +O dan elektrolit
8ekanan intralumen meningkat
Penurunan tekanan ena dan kapiler arteri
skemi dinding usus
5ehilangan cairan menuju ruang peritoneum
Pelepasan bakteri dan toksin dari usus yang nekrotik ke dalam
Peritonitis
peritoneum dan
septikemia
(yok hipoolemik
sirkulasi iskemik
@ambar . Pato&isiologi leus Obtruksi $(umber " (imatupang, +00'
5. Manifestasi klinis 8erdapat tanda kardinal gejala ileus obstrukti& " a. b. c. d. a. b. c. d.
)yeri abdomen #untah istensi 5egagalan buang air besar atau gas $konstipasi'. @ejala ileus obstrukti& tersebut berariasi tergantung kepada" :okasi obstruksi :amanya obstruksi Penyebabnya !da atau tidaknya iskemia usus $llah et al., +003' @ejala utama dari obstruksi ialah nyeri kolik, mual dan muntah dan
obstipasi. !danya &latus atau &eses selama 6-+ jam setelah gejala merupakan ciri khas dari obstruksi parsial. )yeri kram abdomen bisa merupakan gejala penyerta yang berhubungan dengan hipermotilitas intestinal proksimal daerah obstruksi.
)yerinya menyebar dan jarang terlokalisir, namun sering dikeluhkan nyeri pada bagian tengah abdomen. (aat peristaltik menjadi intermiten, nyeri kolik juga menyertai. (aat nyeri menetap dan terus menerus kita harus mencurigai telah terjadi strangulasi dan in&ark $Ahang et al., +002' 8anda-tanda obstruksi usus halus juga termasuk distensi abdomen yangakan sangat terlihat pada obstruksi usus halus bagian distal ileum, atau distensi bisa tak terjadi bila obstruksi terjadi di bagian proksimal usus halus, dan peningkatan intraaskuler,
bising usus.
adanya
asil
laboratorium terlihat penurunan
hemokonsentrasi dan
abnormalitas
elektrolit.
olume #ungkin
didapatkan leukositosis ringan. #untah terjadi setelah terjadi obstruksi lumen intestinal dan menjadilebih sering saat telah terjadi akumulasi cairan di lumen intestinal. erajat muntah linear dengan tingkat obstruksi, menjadi tanda yang lebih sering
ditemukan
pada
obstruksi
letak
tinggi.
Obstruksi
letak
tinggi
juga
ditandaidengan bilios omiting dan letak rendah muntah lebih bersi&at malodorus $8hompson, +002' 5egagalan untuk de&ekasi dan &latus merupakan tanda yang penting untuk membedakan terjadinya obstruksi komplit atau parsial. e&ekasi masih terjadi pada obstruksi letak tinggi karena perjalan isi lumen di bawah daerah obstruksi. iare yang terus menerus dapat juga menjadi tanda adanya obstruksi partial. 8anda-tanda pada pemeriksaan &isik dapat saja normal pada awalnya, namun distensi akan segera terjadi, terutama pada obstruksi letak rendah. 8anda awal yang muncul ialah penderita segera mengalami dehidrasi. #assa yang teraba dapat di diagnosis banding dengan keganasan, abses, ataupun strangulasi.!uskultasi digunakan untuk membedakan pasien menjadi tiga kategori " loud, high pitch dengan burst ataupun rushes yang merupakan tanda awal terjadinya obstruksi mekanik. (aat bising usus tak terdengar dapat diartikan bahwaobstruksi telah berlangsung lama, ileus paralitik atau terjadinya in&ark. (eiring waktu, dehidrasi menjadi lebih berat dan tanda-tanda strangulasi mulai tampak.Pemeriksaan lipat paha untuk mengetahui adanya hernia serta rectal toucher untuk mengetahui adanya darah atau massa di rectum harus selalu dilakukan. 8anda-tanda terjadinya strangulasi seperi nyeri terus menerus, demam, takikardia, dan nyeri tekan bisa tak terdeteksi pada 0-2% pasien sehingga menyebabkan diagnosis strangulasi menjadi sulit untuk ditegakkan. Pada obstruksi karena strangulasi bisa terdapat takikardia, nyeri tekan lokal, demam, leukositosis dan asidosis. :eel serum dari amylase, lipase, lactatedehidrogenase, &os&at, dan potassium mungkin meningkat. Penting dicatat bahwa parameter ini tak dapat
digunakan untuk membedakan antara obstruksi sederhana dan strangulasi sebelum terjadinya iskemia irreersible.
6. Pemeriksaan diagnostik iagnosis ileus obstrukti& tidak sulit= salah satu yang hampir selaluh harus ditegakkan atas dasar klinik dengan anamnesis dan pemeriksaan &isik, kepercayaan atas pemeriksaan radiologi dan pemeriksaan laboraorium harus dilihat sebagai kon&irmasi dan bukan menunda mulainya terapi yang segera. iagnosa ileus obstrukti& diperoleh dari " a. !namnesis Pada anamnesis ileus obstrukti& usus halus biasanya sering dapat ditemukan penyebabnya, misalnya berupa adhesi dalam perut karena pernah dioperasi sebelumnya atau terdapat hernia $(jamsuhudajat < 1ong, +00'. Pada ileus obstrukti& usus halus kolik dirasakan di sekitar umbilkus, sedangkan pada ileus obstrukti& usus besar kolik dirasakan di sekitar suprapubik. #untah pada ileus obstrukti& usus halus berwarna kehijaun dan pada ileus obstrukti& usus besar onset muntah lama. b. Pemeriksaan Bisik ' nspeksi apat ditemukan tanda-tanda
generalisata
dehidrasi, yang mencakup kehilangan turgor kulit maupun mulut dan lidah kering. Pada abdomen harus dilihat adanya distensi, parut abdomen,
hernia
dan
massa
abdomen.
nspeksi pada penderita yang kurussedang juga
dapat
$gambaran
ditemukan kontur
usus'
Cdarm
contour D
maupun
Cdarm
steifung D $gambaran gerakan usus', biasanya nampak jelas pada saat penderita mendapat serangan kolik yang disertai mual dan muntah dan juga pada ileus obstruksi yang berat. Penderita tampak gelisah dan menggeliat sewaktu serangan kolik. +' Palpasi dan perkusi Pada palpasi didapatkan distensi abdomen dan perkusi tympani yang menandakan adanya obstruksi. Palpasi bertujuan mencari adanya tandairitasi peritoneum apapun atau nyeri tekan, yang mencakup defance musculair’ involunter atau rebound dan pembengkakan atau massa yang abnormal /' !uskultasi
Pada
ileus
obstrukti&
pada
auskultasi
terdengar
kehadiran
episodik gemerincing logam bernada tinggi dan gelora $ rush' diantara masa tenang. 8etapi setelah beberapa hari dalam perjalanan penyakit dan usus diatas telah berdilatasi, maka aktiitas peristaltik $sehingga juga bising usus' bisa tidak ada atau menurun parah. 8idak adanya nyeri usus bisa juga ditemukan dalam ileus paralitikus atau ileus obstrukti& strangulata. 4agian akhir yang diharuskan dari pemeriksaan adalah pemeriksaan rectum dan pelis. Pada pemeriksaan colok dubur akan didapatkan tonus s&ingter ani biasanya cukup namun ampula recti sering ditemukan kolaps terutama apabila telah terjadi per&orasi akibat obstruksi. #ukosa rectum dapat ditemukan licin dan apabila penyebab obstruksi merupakan massa atau tumor pada bagian anorectum maka akan teraba benjolan yang harus kita nilai ukuran, jumlah, permukaan, konsistensi, serta jaraknya dari anus dan perkiraan diameter lumen yang dapat dilewati oleh jari. )yeri tekan dapat ditemukan pada lokal maupun general misalnya pada keadaan peritonitis. 5ita juga menilai ada tidaknya &eses di dalam kubah rektum. Pada ileus obstrukti& usus &eses tidak teraba pada colok dubur dan tidak dapat ditemukan padasarung tangan. Pada sarung tangan dapat ditemukan darah apabila penyebab ileus obstrukti& adalah lesi intrinsik di dalam usus $(jamsuhidajat < 1ong,+002'. iagnosis harus ter&okus pada membedakan antara obtruksi mekanik dengan antaraobstruksi
ileus=
menentukan
parsial
atau komplit
etiologi dan
dari
obstruksi=
membedakan
membedakan obstruksi
sederhana
denganstrangulasi. al penting yang harus diketahui saat anamnesis adalah riwayat operasi abdomen $curiga akan adanya adhesi' dan adanya kelainan abdomen lainnya $karsinoma intraabdomen atau sindroma iritasi usus' yang dapat membantu kita menentukan etiologi terjadinya obstruksi. Pemeriksaan yang teliti untuk hernia harus dilakukan. Beses juga harus diperiksa untuk melihat adanya darah atau tidak, kehadiran darah menuntun kita ke arah strangulasi. c. Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan laboratorium pada pasien yang diduga mengalami obstruksi
intestinal
terutama
ialah
darah
lengkap
dan
elektrolit,
4lood
rea )itrogen, kreatinin dan serum amylase. Obstruksi intestinal yang sederhana tidak akan menyebabkan perubahan pada hasil laboratorium jadi pemeriksaan ini tak akan banyak membantu untuk diagnosis obsruksi intestinal yang sederhana. Pemeriksaan elektrolit dan tes &ungsi ginjal dapat mendeteksiadanya hipokalemia, hipokhloremia dan a;otemia pada 20% pasien. d. Pemeriksaan Eadiologi
' Boto polos abdomen $&oto posisi supine, posisi tegak abdomen atau posisi dekubitus' dan posisi tegak thoraks. 8emuan spesi&ik untuk obstruksi usus halus ialah dilatasi usushalus $ diameter F / cm ', adanya air-&luid leel pada posisi &oto abdomen tegak, dan kurangnya gambaran udara di kolon. (ensiti&itas &oto abdomen untuk mendeteksi adanya obstruksi usus halus mencapai 70->0% namun spesi&isitasnya rendah. Pada &oto abdomen dapat ditemukan beberapa gambaran, antara lain" a' istensi usus bagian proksimal obstruksi b' 5olaps pada usus bagian distal obstruksi c' Posisi tegak atau dekubitus" !ir-&luid leels d' Posisi supine dapat ditemukan " distensi usus dan step-ladder sign e) tring of pearls sign, gambaran beberapa kantung gas kecil yang berderet f) !offee-bean sign, gambaran gelung usus yang distensi dan terisiudara dan gelung usus yang berbentuk yang dibedakan dari dindingusus yang oedem g) Pseudotumor ign, gelung usus terisi oleh cairan.$#oses, +00>' leus paralitik dan obstruksi kolon dapat memberikan gambaran serupa dengan obstruksi usus halus. 8emuan negati& palsu dapat ditemukan pada pemeriksaan radiologis ketika letak obstruksi berada di proksimal usus halus dan ketika lumen usus dipenuhi oleh cairan saja dengan tidak ada udara. engan demikian menghalangi tampaknya air-&luid leel atau distensi usus. 5eadaan selanjutnya berhubungan dengan obstruksi gelung tertutup. #eskipun terdapat kekurangan tersebut, &oto abdomen tetap merupakan pemeriksaan yang penting pada pasien dengan obstruksi usus halus karena kegunaannya yang luas namun memakan biaya yang sedikit.
e. Gnteroclysis Gnteroclysis ber&ungsi untuk mendeteksi adanya obstruksi dan juga untuk membedakan obstruksi parsial dan total. *ara ini berguna jika pada &oto polos
abdomen
memperlihatkan gambaran normal namun
dengan klinis
menunjukkan adanya obstruksi atau jika penemuan &oto polos abdomen tidak spesi&ik. Pada pemeriksaan ini juga dapat membedakan adhesi oleh karena metastase, tumor rekuren dan kerusakan akibat radiasi. Gnteroclysis memberikan nilai prediksi negatie yangtinggi dan dapat dilakukan dengan dua kontras. 4arium merupakan kontras yang sering digunakan. 4arium sangat berguna dan aman untuk mendiagnosa obstruksi dimana tidak terjadi iskemia usus maupun per&orasi. )amun, penggunaan barium berhubungan dengan terjadinya peritonitis dan penggunaannya harus dihindari bila dicurigai terjadi per&orasi. $)obie, +003' &.
*8 (can *8-(can ber&ungsi untuk menentukan diagnosa dini atau obstruksi strangulate dan menyingkirkan penyebab akut abdomen lain terutama jikaklinis dan temuan radiologis lain tidak jelas. *8-scan juga dapat membedakan penyebab obstruksi intestinal, seperti adhesi, hernia karena penyebab ekstrinsik dari neoplasma dan penyakit *hron karena penyebab intrinsik. Obstruksi ditandai dengan diametes usus halus sekitar +,2 cm pada bagian proksimal menjadi bagian yang kolaps dengan diameter sekitar cm. 5eterbatasan *8 scan ini terletak pada tingkat sensitiitasnya yangrendah $H20%' untuk mendeteksi grade ringan atau obstruksi usus halus parsial. Iona transisi yang tipis akan sulit untuk diidenti&ikasi. $)obie,+003'
g. *8 enterography $*8 enteroclysis' Pemeriksaan ini menggantikan enteroclysis pada penggunaan klinis. Pemeriksaan ini merupakan pilihan pada ileus obstruksi intermiten atau pada pasien dengan riwayat komplikasi pembedahan $seperti tumor, operasi besar'. Pada pemeriksaan ini memperlihatkan seluruh penebalan dinding usus dan dapat dilakukan ealuasi pada mesenterium dan lemak periner&on. Pemeriksaan ini menggunakan teknologi *8-scan dan disertaidengan penggunaan kontras dalam
jumlah besar. *8 enteroclysis lebihakurat disbanding dengan pemeriksaan *8 biasa dalam menentukan penyebab obstruksi $>3% s 20%', dan juga lokasi obstruksi $00% s3%' $)obie, +003'. h. #E 5eakuratan #E hampir sama dengan *8-scan dalam mendeteksi adanya obstruksi. #E juga e&ekti& untuk menentukan lokasi dan etiologi dari obstruksi. )amun, #E memiliki keterbatasan antara lain kurang terjangkau dalam hal transport pasien dan kurang dapat menggambarkan massa dan in&lamasi $)obie, +003' i.
(@ ltrasonogra&i dapat menberikan gambaran dan penyebab dariobstruksi dengan melihat pergerakan dari usus halus. Pada pasien denganilues obtruksi, (@ dapat dengan jelas memperlihatkan usus yangdistensi. (@ dapat dengan akurat menunjukkan lokasi dari usus yangdistensi. 8idak seperti teknik radiologi yang lain, (@ dapatmemperlihatkan peristaltic, hal ini dapat membantu membedakanobstruksi mekanik dari ileus paralitik. Pemeriksaan (@ lebih murah danmudah
jika
dibandingkan
dengan
*8-scan,
dan
spesi&itasnya
dilaporkanmencapai 00%. $)obie, +003'
7. Penatalaksanaan Pasien dengan obstruksi intestinal biasanya mengalami dehidrasi dan kekurangan )atrium, 5hlorida dan 5alium yang membutuhkan penggantian cairan intraena dengan cairan salin isotonic seperti Einger :aktat. rin harus di monitor dengan pemasangan Boley 5ateter. (etelah urin adekuat, 5*l harus ditambahkan pada cairan intraena bila diperlukan. Pemeriksaan elektrolit serial, seperti halnya hematokrit dan leukosit, dilakukan untuk menilai kekurangan cairan. !ntibiotik spektrum luas diberikan untuk pro&ilaksis atas dasar temuan adanya translokasi bakteri pada ostruksi intestinal $Gers, +00'. a. ekompresi Pada pemberian resusitasi cairan intraena, hal lain yang juga penting untuk
dilakukan
ialah
pemasangan
nasogastric
tube.
Pemasangan tube
ini bertujuan untuk mengosongkan lambung, mengurangi resiko terjadinya aspirasi pulmonal karena muntah dan meminimalkan terjadinya distensi abdomen. Pasien dengan obstruksi parsial dapat diterapi secara konserati& dengan resusitasi
dan
dekompresi
saja.
Penyembuhan
gejala
tanpa
operati& dilaporkan sebesar 60 J >2% pada obstruksi parsial. $Gers, +00'
terapi
b. 8erapi Operati& (ecara umum, pasien dengan obstruksi intestinal komplit membutuhkan terapi operati&. Pendekatan non J operati& pada beberapa pasien dengan obstruksi intestinal komplit telah diusulkan, dengan alasan bahwa pemasangan tube intubasi yang lama tak akan menimbulkan masalah yang didukung oleh tidak adanya tanda-tanda demam, takikardia, nyeri tekan atau leukositosis. )amun harus disadari bahwa terapi non operati& ini dilakulkan dengan berbagai resikonya seperti resiko terjadinya strangulasi pada daerah obstruksi dan penundaan terapi pada strangulasi hingga setelah terjadinya injury akan menyebabkan intestinal menjadi ireersibel. Penelitian retrospekti& melaporkan bahwa penundaan operasi + J + jam masih dalam batas aman namun meningkatkan resiko terjadinya strangulasi. Pasien dengan obstruksi intestinal sekunder karena adanya adhesi dapat diterapi dengan melepaskan adhesi tersebut. Penatalaksanaan secara hati hati dalam pelepasan adhesi tresebut untuk mencegah terjadinya trauma pada serosa dan untuk menghindari enterotomi yang tidak perlu. ernia incarcerata dapat dilakukan secara
manual
dari
segmen
hernia
dan
Penatalaksanaan pasien dengan obstruksi
dilakukan
penutupan
de&ek.
intestinal dan adanya riwayat
keganasan akan lebih rumit. Pada keadaan terminal dimana metastase telah menyebar, terapi non-operati&, bila berhasil, merupakan jalan yang terbaik walaupun hanya sebagian kecil kasus obstruksi komplit dapat berhasil di terapi dengan non-operati&. Pada kasus ini, by pass sederhana dapat memberikan hasil yang lebih baik baik daripada by pass yang panjang dengan operasi yang rumit yang mungkin membutuhkan reseksi usus. Pada saat dilakukan eksplorasi, terkadang susah untuk menilai iabilitasdari segmen usus setelah strangulasi dilepaskan. 4ila iabilitas usus masih meragukan, segmen tersebut harus dilepaskan dan ditempatkan pada kondisi hangat, salin moistened sponge selama 2-+0 menit dan kemudian dilakukan penilaian kembali. 4ila warna normalnya telah kembali dan didapatkan adanya peristaltik, berarti segmen usus tersebut aman untuk dikembalikan. 5edepannya dapat digunakan oppler atau kontras intraoperati& untuk menilai iabilitas usus. Pada umumnya dikenal macam $cara' tindakan bedah yang dikerjakan pada obstruksi ileus.. ' 5oreksi sederhana $simple correction' al ini merupakan tindakan bedah sederhana untuk membebaskan usus dari jepitan, misalnya pada hernia incarcerata non-strangulasi, jepitan oleh strengadhesi atau pada olulus ringan.
+' 8indakan operati& by-pass #embuat saluran usus baru yang KmelewatiK bagian usus yang tersumbat, misalnya pada tumor intralurninal, *rohn disease, dan sebagainya /' #embuat &istula entero-cutaneus pada bagian proLimal dari tempat obstruksi, misalnya pada *a stadium lanjut ' #elakukan reseksi usus yang tersumbat dan membuat anastomosis ujungujung usus untuk mempertahankan kontinuitas lumen usus, misalnya pada carcinoma colon, inaginasi strangulata, dan sebagainya. Pada beberapa obstruksi ileus, kadang-kadang dilakukan tindakan operati& bertahap,
baik oleh karena penyakitnya
sendiri
maupun karena
keadaan penderitanya, misalnya pada *a sigmoid obstrukti&, mula-mula dilakukan kolostomi saja, kemudian hari dilakukan reseksi usus dan anastomosis. $llah et al., +003'.
8. Komplikasi 5omplikasi
pada
pasien
ileus
obstrukti&
dapat
meliputi
gangguan
keseimbangan elektrolit dan cairan, serta iskemia dan per&orasi usus yang dapat menyebabkan peritonitis, sepsis, dan kematian $llah et al., +003'.
9. s!"an Kepera#atan a. Pengkajian ' !ktiitasistirahat @ejala " 5elelahan dan ngantuk. 8anda " 5esulitan ambulasi +' (irkulasi @ejala " 8akikardia, pucat, hipotensi $ tanda syok' /' Gliminasi @ejala " istensi abdomen, ketidakmampuan de&ekasi dan Blatus 8anda " Perubahan warna urine dan &eces ' #akanancairan @ejala " anoreksia,mualmuntah dan haus terus menerus. 8anda " muntah berwarna hitam dan &ekal. #embran mukosa pecah-pecah, serta kulit buruk. 2' )yeri5enyamanan @ejala " )yeri abdomen terasa seperti gelombang dan bersi&at kolik. 8anda " istensi abdomen dan nyeri tekan 6' Pernapasan @ejala " Peningkatan &rekuensi perna&asan, 8anda " )apas pendek dan dangkal 7' iagnostik 8est a' Pemeriksaan sinar M" akan menunjukkan kuantitas abnormal dari gas dan cairan dalam usus.
b' c' d' e' &' g'
Pemeriksaan simtologi b dan P*?" meningkat akibat dehidrasi :eukosit" normal atau sedikit meningkat reum dan eletrolit" ureum meningkat, )aN dan *l- rendah Eontgen toraks" dia&ragma meninggi akibat distensi abdomen Eontgen abdomen dalam posisi telentang" mencari penyebab $batu
empedu, olulus, hernia' h' (igmoidoskopi" menunjukkan tempat obstrukti&. $"oenges, #aril$nn %, 2000 '
b. iagnosa 5eperawatan $.
d. D&
% h.
e. )*+*%
f.
'E%,% )-%DK%
g. '-/%0
KEPE'() i.
% @angguan
j.
rasa nyaman nyeri
keperawatan selama +L+
$)yeri
sedang'
jam
bd
Peningkatan
diharapkan
•
•
berkurang terkontrol 5 baik, tampak rileks dan
• • •
nyeri.
mentoleransi
tenang (kala nyeri turun $2 ke /' !bdomen lunak 88? normal
nyeri,catat
lokasi,
lamanya
dapat
pada
tanpa
karakteristik
menunjukkan
intensitas $skala -0'. (elidiki
penyakit komplikasi
dan
o.
laporkan
perubahan
karakteristik nyeri.
nyeri
penyebaran
p.
/. Obserasi petunjuk non erbal l. . 5aji
nyeri
analgesik
nyeri +. 5aji laporan kram abdoment atau +. Perubahan
berkurang terkontrol k. 5 " 5lien melaporkan jika nyeri
tekanan intra abdominal.
(etelah dilakukan tindakan . orong pasien untuk melaporkan . #encoba
/. 4ahasa tubuhnon erbal digunakan untuk luasberatnya masalah
&aktor
yang
dapat . igunakan untuk menentukan interensi
memperberat meringankan nyeri 2. 4erikan posisi yang nyaman m.
selanjutnya 2. #enurunkan tegangan abdomen dan meningkatkan rasa kontrol nyeri
6. 4erikan kompres hangat pada 6. #emperlancar pembuluh darah sekitar perut
.
7. !jarkan teknik relaksasi untuk 7. #eningkatkan relaksasi dan mengurangi mengurangi nyeri >. Obserasi distensi abdomen
n. 3. 5olaborasi pemberian analgesik r. +
s. 5elebihan
t.
(etelah dialkukan tindakan . 5aji adanya edema ekstremitas
olume cairan
selama /L+ jam diharapkan tidak
berhubungan
terjadi kelebihan olume cairan u. 5 "
dengan edema ekstremitas
w.
nyeri >. apat menunjukkan terjadinya obstruksi
usus krn in&lamasi, edema, dan jar.parut 3. 8erapi
obat
mengurangi nyeri . *urigai adanya
digunakan gagal
untuk
kongesti&
kelebihan olume cairan
+. !njurkan klien tirah baring saat +. #enjaga klien dalam keadaan tirah edema
baring selama beberapa hari mungkin
•
Gdema ekstremitas berkurang
•
5lien tidak pucat
•
#ukosa bibir lembab
•
88? normal $8 0-+030->0
;.
mengetahui peningkatan jumlah cairan
mmg, E 60-00Lm, EE 6-
aa.
yang
+Lm, suhu /6,2-/7,2 0*'
ab.
meningkatkanbeban kerja jantung yang
•
/. #onitor 88? y.
asil lab normal $)a /2-2 . kur intake dan output cairan ac. mmol:, /,2-2,0 mmol:, *l 3>06 mmol:'
.
L.
ad. 2. 4atasi masukan cairan ae.
diperlukan untuk meningkatkan diuretic yang bertujuan mengurangi edema. /. (ebagai
salah
dap at
satu
cara
diketahui
untuk
dengan
dapat diketahui dari meningkatkan 8 . Penurunan
curah
jantung
mengakibatkan gangguan per&usi ginjal, retensi natrium air , dan penurunan urine output
a&.
2. Pembatasan cairan dapat menentukan
ag.
44, haluaran urine dan respon terhadap
ah.
terapi, dan sumber kelebihan cairan
6. 8imbang 44 secara rutin
yang
tidak
dapat
diketahui
dapat
n.
usus krn in&lamasi, edema, dan jar.parut
3. 5olaborasi pemberian analgesik r. +
s. 5elebihan
t.
(etelah dialkukan tindakan . 5aji adanya edema ekstremitas
olume cairan
selama /L+ jam diharapkan tidak
berhubungan
terjadi kelebihan olume cairan u. 5 "
dengan edema ekstremitas
w.
3. 8erapi
obat
digunakan
mengurangi nyeri . *urigai adanya
gagal
untuk
kongesti&
kelebihan olume cairan
+. !njurkan klien tirah baring saat +. #enjaga klien dalam keadaan tirah edema
baring selama beberapa hari mungkin
•
Gdema ekstremitas berkurang
•
5lien tidak pucat
•
#ukosa bibir lembab
•
88? normal $8 0-+030->0
;.
mengetahui peningkatan jumlah cairan
mmg, E 60-00Lm, EE 6-
aa.
yang
+Lm, suhu /6,2-/7,2 0*'
ab.
meningkatkanbeban kerja jantung yang
•
L.
diperlukan untuk meningkatkan diuretic
/. #onitor 88?
yang bertujuan mengurangi edema.
y.
/. (ebagai
asil lab normal $)a /2-2 . kur intake dan output cairan ac. mmol:, /,2-2,0 mmol:, *l 3>06 mmol:'
ad.
dap at
satu
cara
diketahui
untuk
dengan
dapat diketahui dari meningkatkan 8 . Penurunan
curah
jantung
mengakibatkan gangguan per&usi ginjal,
2. 4atasi masukan cairan
.
salah
retensi natrium air , dan penurunan
ae.
urine output
a&.
2. Pembatasan cairan dapat menentukan
ag.
44, haluaran urine dan respon terhadap
ah.
terapi, dan sumber kelebihan cairan
6. 8imbang 44 secara rutin
yang
ai.
tidak
dapat
diketahui
dapat
diidenti&ikasi
7. 4erikan diet tanpa garam
6. Perubahan tiba tiba dari 44 menunjukan
aj.
gangguan keseimbangan cairan
>. 4erikan diet rendah protein tinggi 7. )a meningkatkan retensi cairan dan kalori
meningkatkan olume plasma
ak.
>. iet rendah protein untuk menurunkan
al.
insu&iensi renal dan retensi )a yang
am.
akan meningkatkan 4). iet tinggi
3. 4erikan diuretic , &urosemide , spronolakton, hidronolakton an.
kalori
untuk
energy
dan
mengurangi katabolisme protein 3. #enurunkan
ao.
cadangan
olume
plasma
dan
menurunkan retensi cairan di jarungan
0. :akukan dialisis
sehingga menurunkan resiko edema paru 0. ialysis
ap. /
a. ntoleransi
ar.
(etelah dilakukan tindakan . 8ingkatkan
istirahat
batasi
keperawatan selama /L+ jam klien
akti&itas,
berhubungan
dapat berpatisipasi alam aktiitas
senggang yang tidak berat.
dengan nyeri
yang dapat ditoleransi as. 5 " 4erpatisipasi dalam aktiitas
at.
kesempatan
au.
mengalami
a.
memperbaiki
beraktiitas
akti&itas
menurunkan
olume
cairan yang berlebih . engan mengurangi aktiitas , maka
aktiitas
saat
dan berikan
,
akan
akan
menurunkan
jaringan
konsumsi
dan
O+
memberikan
jaringan
yang
gangguan
dapat
kondisi
yang
lebih
ai.
diidenti&ikasi
7. 4erikan diet tanpa garam
6. Perubahan tiba tiba dari 44 menunjukan
aj.
gangguan keseimbangan cairan
>. 4erikan diet rendah protein tinggi 7. )a meningkatkan retensi cairan dan kalori
meningkatkan olume plasma
ak.
>. iet rendah protein untuk menurunkan
al.
insu&iensi renal dan retensi )a yang
am.
akan meningkatkan 4). iet tinggi
3. 4erikan diuretic , &urosemide , spronolakton, hidronolakton an.
kalori
untuk
energy
dan
mengurangi katabolisme protein 3. #enurunkan
ao.
cadangan
olume
plasma
dan
menurunkan retensi cairan di jarungan
0. :akukan dialisis
sehingga menurunkan resiko edema paru 0. ialysis
ap. /
a. ntoleransi
ar.
(etelah dilakukan tindakan . 8ingkatkan
istirahat
batasi
keperawatan selama /L+ jam klien
akti&itas,
berhubungan
dapat berpatisipasi alam aktiitas
senggang yang tidak berat.
dengan nyeri
yang dapat ditoleransi as. 5 " 4erpatisipasi dalam aktiitas
at.
kesempatan
au.
mengalami
a.
memperbaiki
aw.
optimal.
beraktiitas
sesuai kemampuan stirahat dan aktiitas scara bergantian
+. !njurkan
akti&itas
akan
menurunkan
jaringan
konsumsi
dan
O+
memberikan
jaringan
yang
gangguan
dapat
kondisi
yang
lebih
menghindari +. engan mengejan dapat mengakibatkan brakikardi , menurunkan curah jantung
mengejan saat de&ekasi
dan
aL.
tekanan darah pola
ay.
,
serta
peningkatan
jantung , meningkatkan regangan dan mencegah akti&itas berlebih.
. Galuasi 88?
saat kemajuan . ntuk mengetahui &ungsi jantung , bila
akti&itas terjadi
dikaitkan dengan akti&itas.
a;.
2. ntuk
2. 4erikan waktu istirahat diantara waktu akti&itas
mendapatkan
cukup
waktu
resolusi bagi tubuh dan tidak terlalu memaksa kerja jantung
ba. 6. #onitor
takikardi
peningkatan /. !ktiitas yang maju memberikan control
bertahap dari tingkat aktiitas
6. #elihat dampak dari akti&itas terhadap adanya
dipsnue,
sianosis, peningkatan &rekuensi na&as , serta keluhan subjekti& pada saat melakukan akti&itas. bc.
olume
peningkatan tekanan abdomen Q
/. 1elaskan
bb.
menurunkan
cairan yang berlebih . engan mengurangi aktiitas , maka
aktiitas
saat
dan berikan
,
akan
&ungsi jantung
sesuai kemampuan stirahat dan aktiitas scara
aw.
optimal.
+. !njurkan
bergantian
menghindari +. engan mengejan dapat mengakibatkan
peningkatan tekanan abdomen Q
brakikardi , menurunkan curah jantung
mengejan saat de&ekasi
dan
aL.
tekanan darah
/. 1elaskan
pola
,
serta
jantung , meningkatkan regangan dan
ay.
mencegah akti&itas berlebih.
. Galuasi 88?
saat kemajuan . ntuk mengetahui &ungsi jantung , bila
akti&itas terjadi
dikaitkan dengan akti&itas.
a;.
2. ntuk
2. 4erikan waktu istirahat diantara
mendapatkan
cukup
waktu
resolusi bagi tubuh dan tidak terlalu
waktu akti&itas
memaksa kerja jantung
ba.
6. #elihat dampak dari akti&itas terhadap adanya
dipsnue,
&ungsi jantung
sianosis, peningkatan &rekuensi na&as , serta keluhan subjekti& pada saat melakukan akti&itas. bb. bc.
d. D)' P*)K be. . 4aughman and ackley.+000. 5eperawatan #edikal 4edah " 4uku (aku dari 4runner and (uddarth. 1akarta " G@* +. 4runner < (uddarth. +00+. 4uku !jar " 5eperawatan #edikal 4edah. 1akarta " G@*. /. oengoes, #arilynn G. +000. Eencana !suhan 5eperawatan " Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien. 1akarta " Penerbit 4uku 5edokteran, G@*. . Gers, 4. #. +00. (mall ntestine. n 8. c. al, (abiston 8eLtbook O& (urgery $7 ed., pp. //3-/0'. Philadelphia" Glseiers (aunders 2. Baradilla, )oa. +003. leus Obstruksi. Pekanbaru " B5 )E 6. Price, (. !. +00/. Pato&isiologi " 5onsep 5linis Proses-Proses Penyakit. $(. !. Price,:. #c*arty, < Ailson, Gds.'. 1akarta " G@*. 7. (imatupang O ). +00. leus Obstrukti&. (amarinda" )#:. >. (jamsuhidajat. E, 1ong A. +002. 4uku !jar lmu 4edah, Gdisi +. 1akarta " Penerbit 4uku 5edokteran G@*. 3
peningkatan
peningkatan /. !ktiitas yang maju memberikan control
bertahap dari tingkat aktiitas
6. #onitor
takikardi
(melt;er (u;anne * dkk. +00+ u'u (ar *epera+atan #edical edah
d. D)' P*)K be. . 4aughman and ackley.+000. 5eperawatan #edikal 4edah " 4uku (aku dari 4runner and (uddarth. 1akarta " G@* +. 4runner < (uddarth. +00+. 4uku !jar " 5eperawatan #edikal 4edah. 1akarta " G@*. /. oengoes, #arilynn G. +000. Eencana !suhan 5eperawatan " Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien. 1akarta " Penerbit 4uku 5edokteran, G@*. . Gers, 4. #. +00. (mall ntestine. n 8. c. al, (abiston 8eLtbook O& (urgery $7 ed., pp. //3-/0'. Philadelphia" Glseiers (aunders 2. Baradilla, )oa. +003. leus Obstruksi. Pekanbaru " B5 )E 6. Price, (. !. +00/. Pato&isiologi " 5onsep 5linis Proses-Proses Penyakit. $(. !. Price,:. #c*arty, < Ailson, Gds.'. 1akarta " G@*. 7. (imatupang O ). +00. leus Obstrukti&. (amarinda" )#:. >. (jamsuhidajat. E, 1ong A. +002. 4uku !jar lmu 4edah, Gdisi +. 1akarta " Penerbit 4uku 5edokteran G@*. 3. (melt;er, (u;anne *, dkk. +00+. u'u (ar *epera+atan #edical edah runner and uddarth. *etakan . ?olume +. 1akarta " G@*. 0. 8hompson, 1. (. +002. ntestinal Obstruction, leus, and Pseudoobstruction. n E. .4ell, :. B. Eikkers, < #. A. #ulholland $Gds.', igestie 8ract (urgery$?ol. +, p. 3'. Philadelphia" :ippincott-Eaen Publisher. . llah (, 5han #, #umta; ), )aseer !. +003. ntestinal Obstruction " ! (pectrum o& causes. 1P# +003 ?olume +/ )o + page >>-3+. bf.
bg. bh. bi. bj. bk. bl. bm. bn. bo.
p. . br.
0P/'% PE%D*0*%
-0E* /)'*K-”
s. bt. bu. b. bw. bL. by. b;. ca. cb. cc. cd. ce. c&. cg. $". /le"
$i. nggi !#ita $. 1:5:7:2:3111::3 $k. $l. $m. $n.
$o. $p. $.
+*'*% -0M* KEPE'()% K*0) KED/K)E'% *%;E'-) '(-+ M0%< $r.2:14
cs.