DERMATITIS
I.
PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI
Dermatitis adalah peradangan kulit ( epidermis dan dermis ) sebagai respon terhadap pengaruh fakor eksogen atau pengaruh factor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik ( eritema, edema, papul, vesikel, skuama ) dan keluhan gatal ( Djuanda, Adhi, 2007 ). Dermatitis adalah peradangan adalah peradangan kuli kulitt
akib akibat at
reak reaksi si hipersensitif (r hipersensitif (resp espon on
berleb berlebiha ihan) n)
terhadap alergen (pencetus timbulna reaksi alergi) dari luar (eksogen) maupun dari dalam tubuh penderita (endogen). !ada umumna eksim bersifat residif (kambuhan), namun dapat dikendalikan agar tidak mudah kambuh. Dermat Dermatiti itiss merupak merupakan an epiderm epidermo"de o"dermi rmiss dengan dengan gejala gejala subjekt subjektif if pruri pruritus tus.. (#apit (#apitaa $elekta #edokteran) Dermatitis merupakan reaksi inflamasi pada kulit dan didasari factor herediter dan lingkungan. ( %or. $ &atundang) 'erdasarkan etiologina dermatitis diklasifikasikan menjadi aitu a. Dermat Dermatiti itiss kontak kontak (derma (dermatit titis is venemat venemata) a) &erupak &erupakan an dermat dermatiti itiss ang ang disebab disebabkan kan oleh oleh bahan ang menempel pada kulit atau dermatitis kontak merupakan respon reaksi hipersensitivitas lambat tipe *+. !enakit ini adalah kelainan inflamasi ang sering sering bersifat bersifat ekematosa ekematosa ang disebabkan oleh reaksi reaksi kulit terhadap sejumlah sejumlah bahan ang iritatif atau alergenik. Ada - bentuk dermatitis kontak aitu Dermatitis kontak iritan • Dermatitis ang terjadi akibat kontak dengan bahan ang secara kimiai atau fisik merusak kulit tanpa dasar imunologik. /erjadi sesudah kontak pertama dengan iritan atau kontak ulang dengan iritan ringan selama aktu ang lama. Dermat Dermatiti itiss ini terjad terjadii karena karena dipenga dipengaruh ruhii oleh oleh bebera beberapa pa faktor faktor aitu aitu ukuran ukuran molekul molekul,, daa daa larut, larut, konsen konsentra trasi si bahan bahan terseb tersebut, ut, lama lama kontak kontak,, kekera kekerapan, pan, gesekan dan trauma fisis, shu serta kelembaban. $elain faktor diatas faktor lain ang mendukung mendukung terjadina terjadina dermatitis dermatitis kontak alergik alergik adalah faktor faktor individu individu misalna perbedaan kelembaban kulit, usia ( anak dibaah umur tahun dan usia lanjut lebih mudah teritasi ), ras ( kulit hitam lebih rentan dari kulit putih )
dan jenis kelamin ( insidans D#* lebih banak pad anita ). 1ejala klinis amg terjadi adalah kekeringan kulit ang berlangsung beberapa hari hingga bulan. +esikulasi, +esikulasi, fisura dan pecah"pecah. /angan /angan dan lengan leng an baah merupakan bagian ang paling sering terkena. •
Dermatitis kontak alergik. &erupak &erupakan an reaksi reaksi hipers hipersens ensiti itivit vitas as tipe tipe *+ ang terjad terjadii akibat akibat kontak kontak kulit kulit dengan bahan alergik ( bahan pelarut, deterjen, minak pelumas ). /ipe ini memiliki periode sensitisasi 0 3 - hari. 4eaksi hipersensitivitas tipe *+ terjadi melalui 2 fase aitu " 5ase sensitisasi 6apten masuk ke dalam epidermis meleati stratum korneum akan ditangkap oleh sel langerhans denagn cara pinositosis dan diproses secara kimiai oleh enim lisosom. !ada aalna sel langerhans dalam keadaan istirahat, dan hana berfungsi berfungsi sebagai sebagai makrofag makrofag dengan sedikit kemampuan kemampuan menstimulas menstimulasii sel /. /erjadina sensitisasi kontak tergantung pada sinal iritan ang dapat berasal dari alergen kontak sendiri dari ambang rangsang ang rendah terhadap respon iritan, dari bahan kimia inflamasi pada kulit ang meradang. adi sinal bahaa ang menebabkan sensitisasi tidak berasal dari sinal antigenik sendiri melainkan dari iritasi ang menertaina. $uatu tindakan mengurangi iritasi akan menurunkan potensi sensitisasi. " 5ase elisitasi 5ase kedua (elisitasi) hipersensitivitas tipe lambat terjadi pada pajanan ulang alergen (hapten), hapten akan ditangkap sel langerhans dan diproses secara kimia kimiaii menjad menjadii antige antigen, n, diikat diikat oleh oleh 68A"D4 68A"D4,, kemudi kemudian an dieksk diekskres resii di permukaan
kulit.
$elanjutna
kompleks
68A"D4"antigen
akan
dipresentasikan kepada sel / ang telah tersensitisasi baik di kulit maupun di kelenj kelenjar ar limfe limfe sehing sehingga ga terjad terjadii proses proses aktivas aktivasi. i. 5ase 5ase elisit elisitasi asi umumn umumnaa berlangsung antara 2-"- jam. ja m. 1ambaran klinisna dapat berupa vasodilatasi v asodilatasi dan infiltrat perivaskuler pada dermis, edema intrasel, biasana terlihat pada •
permukaan dorsal tangan. Dermatitis kontak fototoksik
dan jenis kelamin ( insidans D#* lebih banak pad anita ). 1ejala klinis amg terjadi adalah kekeringan kulit ang berlangsung beberapa hari hingga bulan. +esikulasi, +esikulasi, fisura dan pecah"pecah. /angan /angan dan lengan leng an baah merupakan bagian ang paling sering terkena. •
Dermatitis kontak alergik. &erupak &erupakan an reaksi reaksi hipers hipersens ensiti itivit vitas as tipe tipe *+ ang terjad terjadii akibat akibat kontak kontak kulit kulit dengan bahan alergik ( bahan pelarut, deterjen, minak pelumas ). /ipe ini memiliki periode sensitisasi 0 3 - hari. 4eaksi hipersensitivitas tipe *+ terjadi melalui 2 fase aitu " 5ase sensitisasi 6apten masuk ke dalam epidermis meleati stratum korneum akan ditangkap oleh sel langerhans denagn cara pinositosis dan diproses secara kimiai oleh enim lisosom. !ada aalna sel langerhans dalam keadaan istirahat, dan hana berfungsi berfungsi sebagai sebagai makrofag makrofag dengan sedikit kemampuan kemampuan menstimulas menstimulasii sel /. /erjadina sensitisasi kontak tergantung pada sinal iritan ang dapat berasal dari alergen kontak sendiri dari ambang rangsang ang rendah terhadap respon iritan, dari bahan kimia inflamasi pada kulit ang meradang. adi sinal bahaa ang menebabkan sensitisasi tidak berasal dari sinal antigenik sendiri melainkan dari iritasi ang menertaina. $uatu tindakan mengurangi iritasi akan menurunkan potensi sensitisasi. " 5ase elisitasi 5ase kedua (elisitasi) hipersensitivitas tipe lambat terjadi pada pajanan ulang alergen (hapten), hapten akan ditangkap sel langerhans dan diproses secara kimia kimiaii menjad menjadii antige antigen, n, diikat diikat oleh oleh 68A"D4 68A"D4,, kemudi kemudian an dieksk diekskres resii di permukaan
kulit.
$elanjutna
kompleks
68A"D4"antigen
akan
dipresentasikan kepada sel / ang telah tersensitisasi baik di kulit maupun di kelenj kelenjar ar limfe limfe sehing sehingga ga terjad terjadii proses proses aktivas aktivasi. i. 5ase 5ase elisit elisitasi asi umumn umumnaa berlangsung antara 2-"- jam. ja m. 1ambaran klinisna dapat berupa vasodilatasi v asodilatasi dan infiltrat perivaskuler pada dermis, edema intrasel, biasana terlihat pada •
permukaan dorsal tangan. Dermatitis kontak fototoksik
&erupakan dermatitis ang menerupai tipe iritan tetapi memerlukan kombinasi sinar matahari dan bahan kimia ang merusak epidermis kulit. 1ambaran klinis •
ang terjadi serupa dengan dermatitis iritan. Dermatitis kontak fotoalergik &eneru &enerupai pai dermat dermatiti itiss alerg alergii tetapi tetapi memerl memerluka ukan n pajanan pajanan cahaa cahaa disamp disamping ing kontak alergen untuk menimbulkan menimbulkan reaktivitas reaktivitas imunologik. imunologik. 1ambaran 1ambaran klinis klinis serupa dengan dermatitis iritan.
b. Dermatitis Atopik Atopik Adalah peradangan kulit ang melibatkan perangsangan berlebihan limfosit / dan sel &ast. /ipe gatal kronik ang sering timbul, dalam keadaan ang sering disebut eksema. &anifestasi klinik dimulai sejak selama kanak"kanak. Dalam keadaan akut, ang pertama tampak kemerahan dan banak kerak. !ada bai lesi kulit tampak pada ajah dan bokong. !ada anak ang ang lebih tua dan remaja, lesi tampak lebih sering muncul di tangan dan kaki, di belakang lutut dan lipat siku. 1ejala terb terbes esar ar adal adalah ah prur prurit itus us hebat hebat men meneba ebabka bkan n
beru berula lang ngna na pera perada danga ngan n dan
pembentukan lesi ang merupakan keluahan utama mencari bantuan. c. Derma Dermati titi tiss medik medikam ament entos osaa Adalah kelainan hipersensitivitas tipe *, merupakan istilah ang digunakan untuk ruang ruang kulit kulit karen karen pemakai pemakaian an intern internal al obat"o obat"obat batan an atau atau medika medikasi si terten tertentu. tu. !ada umumna reaksi obat timbul mendadak, ruam dapat disertai dengan gejala sistemik atau meneluruh.
Dermatitis $eboroik Derm Dermat atit itis is sebo seboro roik ik
adal adalah ah
gang ganggu guan an
kuli kulitt
ang ang
umum umum
ang ang
teru teruta tama ma
mempengaruhi kulit kepala, menebabkan bersisik, gatal, kulit merah dan ketombe ang ang memban membandel del.. Dermat Dermatiti itiss seboro seboroik ik juga juga dapat dapat mempeng mempengaru aruhi hi ajah, ajah, dada bagian atas, punggung dan area lain dari tubuh ang memiliki banak kelenjar minak (sebaceous). 'erdasarkan bentukna , dermatitis diklasifikasikan menjadi o
Dermatitis numularis &erupa &erupakan kan dermat dermatit itis is ng lesin lesinaa berbent berbentuk uk mata mata uang atau atau agak agak lonjon lonjong, g, berbatas tegas, dengan efloresensi berupa papulovesikel, biasana mudah pecah sehing sehingga ga basah. basah. 1ambar 1ambaran an klinis klinis ang ang terjad terjadii adalah adalah umumn umumnaa mengelu mengeluh h
sangat gatal, lesi akut berupa vesikel dan papolu vesikel ( 0, 3 .0 cm ) kemudian membesar dengan cara berkonploensi atau meluas kesamping. &embentuk satu lesi karakteristik seperti uang logam ( koin ), eritematosa, sedikit edematosa, dan berbatas tegas. umlah lesi dapat dapat pula banak dan tersebar, bilateral atau simetris dengan ukuran bervariasi mulai dari miliar 3 numular. II.
PENYEBAB/ETIOLOGI !enebab munculna dermatitis dapat dibedakan menjadi dua aitu faktor eksogen dan
endogen a. 5aktor eksogen 9ang tergolong faktor penebab jenis ini ialah bahan ang bersifat iritan, misalna bahan pelarut, detergen, minak pelumas, asam, alkali, dan serbuk kau. #elainan kulit ang terjadi selain ditentukan oleh ukuran molekul, daa larut, konsentrasi, kohikulum, serta suhu bahan iritan tersebut, juga dipengaruhi oleh faktor lain. 5aktor ang dimaksud aitu lama kontak, kekerapan (terus"menerus atau berselang) adana oklusi menebabkan kulit lebih permeabel, demikian juga gesekan dan trauma fisis. $uhu dan kelembaban lingkungan juga ikut berperan. b. 5aktor endogen 5aktor dari diri individu sendiri juga memberi berpengaruh pada dermatitis misalna gen, peakit ang pernah diderita, serta kondisi sistem imun dari penderita. Adapun faktor predisposisi
ang dapat mengakibatkan terjadina
dermatitis adalah perbedaan ketebalan kulit di berbagai tempat menebabkan perbedaan permeabilitas: usia (anak di baah umur tahun lebih mudah teriritasi): ras (kulit hitam lebih tahan dari pada kulit putih): jenis kelamin (insidens dermatitis kontak iritan lebih tinggi pada anita): penakit kulit ang pernah atau sedang dialami (ambang rangsang terhadap bahan iritan turun), misalna dermatitis atopik.
III.
PATOFISIOLOGI
Dermatitis #ontak /erjadina dermatitis kontak terbagi menjadi dua fase, aitu fase tersensitisasi dan fase elisitasi. #ontak dengan bahan kimia ang terikat dengan protein lengkap berikatan dengan antigen lengkap. Antigen tersebut mengaktifkan makrofag dan sel langerhans
ang dipresentasikan ke sel /. $el / tersebut menuju ke kelenjar getah bening berploriferasi dan diferensiasi. $el / ang tersensitisasi tersebut menebar ke seluruh tubuh ang menebabkan sensitivitas ang sama di seluruh tubuh. #ontak kedua dengan bahan kimia ang sama menebabkan antigen kontak dengan sel / ang tersensitisasi. #ontak anigen tersebut memicu pelepasan limfokin ang mengaktivasi makrofag untuk melepaskan liosim menebabkan berbagai kerusakan jaringan seperti lesi.(!atofisiologi %orin) Dermatitis Atopik /erjadina dermatitis atopik akibat dari *g; berlebih ang dihasilkan sel ' ang bereaksi dengan alergen sehingga terjadi reaksi antigen antibodi. Dari reaksi ini *g; akan menerang sel mast dimana sel mast ini berfungsi memfagosit sel"sel radang.6al ini menebabkan pelepasan mediator kimiai seperti histamin, prostaglandin, dan bradikidin terhambat.!engeluaran histamin ang terhambat dapat menebabkan dilatasi venula kecil sehingga mengakibatkan eritema pada kulit. $elain itu, terhambatna pelepasan mediator kimiai ini dapat menebabkan pruritus dan bila terjadi reaksi garuk akan mengakibatkan lesi eksematosa. !ada pengeluaran prostaglandin ang terhambat, mengakibatkan ketidakseimbangan pengaturan suhu tubuh sehingga mengakibatkan peningkatan suhu tubuh. $edangkan pengeluaran bradikidin ang terhambat dapat menebabkan peningkatan permeabilitas kapiler ang selanjutna dapat mengakibatkan terjadina edema.
IV.
TANDA DAN GEJALA/ MANIFESTASI KLINIS
&anifestasi klinis dermatitis secara umum, meliputi •
$ubektif ada tanda"tanda radang akut , terutama pruritus (sebagai pengganti dolor). $elain itu terdapat pula kenaikan suhu (kalor), kemerahan (rubor), edema atu pembengkakan, dan gangguan fungsi kulit (fungsio lesa)
•
•
Dermatitis madidans (basah) berarti terdapat eksudasi. Di sana"sini terdapat sumber dermatitis, artina terdapat vesikel"vesikel pungtiformis ang berkelompok dan kemudian membesar. #elainan tersebut dapat disertai bula atau pustule, jika disertai infeksi.
•
Dermatitis sika (kering) berarti tidak madidans. 'ila gelembung"gelembung mengering maka akan terlihat erosi atau ekskoriasi dengan krusta. 6al ini berarti dermatitis menjadi kering disebut dermatitis sika. !ada stadium tersebut terjadi deskuamasi, artina timbul sisik"sisik. 'ila proses menjadi kronis tampak likenifikasi dan sebagai sekuele terlihat hiperpigmentasi atau hipopigmentasi.
•
Dermatitis kontak = #edua
jenis
dermatitis memberikan
gambaran akut berupa
papul"papul
terlokalisasi, eritema (kemerahan), dan vesikel basah didaerah kontak. +esikel pecah dan membentuk krusta. !ruritus mungkin sangat hebat = Dermatitis alergik biasana muncul 2 hari setelah pajanan. •
Dermatitis atopik $ubektif selalu terdapat pruritus. /erdiri atas bentuk, aitu o
'entuk infantile (2 bulan"2 tahun). #arena letakna didaerah pipi ang berkontak dengan paudara, secara salah sering disebut ecema susu. /erdapat eritema berbatas tegas, dapat disertai papul"papul dan vesikel"vesikel miliar, ang menjadi erosive, eksudatif, dan berkrusta. /empat predileksi kedua pipi,
o
ekstremitas bagian fleksor dan ekstensor. 'entuk anak ("0 tahun). !ada anamnesis dapat didahului bentuk infantile. 8esi tidak eksudatif lagi, sering disertai hperkeratosis, hiperpigmentasi, dan
o
hipopigmentasi. /empat predileksi tengkuk, fleksor kubital, dan fleksor popliteal 'entuk deasa ("0 tahun). !ada anamnesis terdapat bentuk infantile dan bentuk
anak.
8esi
selalu
kering
dan
dapat
disertai
likenifikasi
dan
hiperpigmentasi. /empat predileksi tengkuk serta daerah fleksor kubital dan o
popliteal. &anifestasi lain berupa kulit kering dan sukar berkeringat, gatal"gatal terutama jika berkeringat. 'erbagai kelainan ang dapat menertaina ialah >erosis kutis, iktiosis, hiperlinearis !almaris et plantaris, pomfoliks, pitiriasis alba, keratosis pilaris (berupa papul"papul miliar, ditengahna terdapat lekukan).
V.
PENATALAKSANAAN !ada prinsipna penatalaksanaan dermatitis kontak iritan dan kontak alergik ang baik
adalah mengidentifikasi penebab dan menarankan pasien untuk menghindarina, terapi individual ang sesuai dengan tahap penakitna dan perlindungan pada kulit. " !engobatan !engobatan topikal •
$inar ultraviolet juga mempunai efek terapetik dalam dermatitis kontak melalui sistem imun. !aparan ultraviolet di kulit mengakibatkan hilangna fungsi sel 8angerhans dan menginduksi timbulna sel panaji antigen ang berasal dari sumsum tulang ang dapat mengaktivasi sel / supresor. !aparan ultraviolet di kulit mengakibatkan hilangna molekul permukaan sel langehans (%D* dan 68A"D4), sehingga menghilangkan fungsi penaji antigenna. #ombinasi "metho>"psoralen dan +A (!+A) dapat menekan reaksi peradangan dan imunitis. $ecara imunologis dan histologis !+A akan mengurangi ketebalan epidermis, menurunkan jumlah sel 8angerhans di epidermis, sel mast di dermis dan infiltrasi mononuklear. 5ase induksi dan elisitasi dapat diblok oleh +'. &elalui mekanisme ang diperantarai /C5 maka jumlah 68A" D4 dari sel 8angerhans akan sangat berkurang jumlahna dan sel 8angerhans menjadi tolerogenik. +' juga merangsang ekspresi *%A&" pada keratinosit dan sel 8angerhans. ) $iklosporin A !emberian siklosporin A topikal menghambat elisitasi dari hipersensitivitas kontak pada marmut percobaan, tapi pada manusia hana memberikan efek minimal, mungkin disebabkan oleh kurangna absorbsi atau inaktivasi dari obat di epidermis atau dermis. -) Antibiotika dan antimikotika $uperinfeksi dapat ditimbulkan oleh $. aureus, $. beta dan alfa hemolitikus, ;. coli, !roteus dan %andida sp. !ada keadaan superinfeksi tersebut
dapat
diberikan
antibiotika
(misalna
gentamisin)
dan
antimikotika (misalna clotrimaole) dalam bentuk topikal. ?) *munosupresif topikal
sebanding dengan kortikosteroid klobetasol"7"propionat 0,0?@ dan pada konsentrasi @ sebanding dengan betametason 7"valerat 0,@, namun tidak menimbulkan atrofi kulit. #onsentrasi ang diajurkan adalah @. ;fek anti peradangan tidak mengganggu respon imun sistemik dan penggunaan secara topikal sama efektifna dengan pemakaian secara oral. •
!engobatan sistemik !engobatan sistemik ditujukan untuk mengontrol rasa gatal dan atau edema, juga pada kasus"kasus sedang dan berat pada keadaan akut atau kronik. enis" jenisna adalah ) Antihistamin &aksud pemberian antihistamin adalah untuk memperoleh efek sedatifna. Ada ang berpendapat pada stadium permulaan tidak terdapat pelepasan histamin. /api ada juga ang berpendapat dengan adana reaksi antigen" antobodi terdapat pembebasan histamin, serotonin, $4$"A, bradikinin dan asetilkolin. 2) #ortikosteroid Diberikan pada kasus ang sedang atau berat, secara peroral, intramuskular atau intravena. !ilihan terbaik adalah prednison dan prednisolon. $teroid lain lebih mahal dan memiliki kekurangan karena berdaa kerja lama. 'ila diberikan dalam aktu singkat maka efek sampingna akan minimal. !erlu perhatian khusus pada penderita ulkus peptikum, diabetes dan hipertensi. ;fek
sampingna
gastrointestinal #ortikosteroid
terutama
dan bekerja
pertambahan
perubahan dengan
dari
berat
insomnia
menghambat
badan,
gangguan
hingga
depresi.
proliferasi
limfosit,
mengurangi molekul %D dan 68A" D4 pada sel 8angerhans, menghambat pelepasan *8"2 dari limfosit / dan menghambat sekresi *8", /C5"a dan &%A5. ) $iklosporin &ekanisme kerja siklosporin adalah menghambat fungsi sel / penolong dan menghambat produksi sitokin terutama *8"2, *C5"r, *8" dan *8". &engurangi aktivitas sel /, monosit, makrofag dan keratinosit serta menghambat ekspresi *%A&".
-) !entoksifilin 'ekerja dengan menghambat pembentukan /C5"a, *8"24 dan ekspresi *%A&" pada keratinosit dan sel 8angerhans. &erupakan derivat teobromin ang memiliki efek menghambat peradangan. ?) 5# ?0B (/akrolimus) 'ekerja dengan menghambat respon imunitas humoral dan selular. &enghambat sekresi *8"24, *C5"r, /C5"a, 1&"%$5 . &engurangi sintesis leukotrin pada sel mast serta pelepasan histamin dan serotonin. Dapat juga diberikan secara topikal. B) %a antagonis &enghambat fungsi sel penaji dari sel 8angerhans. enisna seperti nifedipin dan amilorid. 7) Derivat vitamin D &enghambat proliferasi sel / dan produksi sitokin *8", *8"2, *8"B dan *C5"r ang merupakan mediator"mediator poten dari peradangan. %ontohna adalah kalsitriol. ) $DE A$& F &erupakan deriva askomisin dengan aktifitas anti inflamasi ang tinggi. Dapat juga diberikan secara topical, pemberian secara oral lebih baik daripada siklosporin "
Diet !enatalaksanaan
diet
pada
dermatitis
msih
merupakan
masalah
ang
kontriversional. Alergi makanan ang signifikan tidak diketahui seganai penebab dari dermatitis atau berapa persentase dari klien dermatitis ang mempunai alergi terhadap makanan. Diet pada penakit dermatitis adalah diet /#/! ( /inggi #alori /inggi !rotein). ) /ujuan diet dermatitis &emberikan makanan secukupna tanpa menimbulkan gejala alergi, • meringankan intensitas serangan, mengurangi frekuensi serangan. &encapai status gii ang optimal. • 2) $arat diet dermatitis /inggi ;nergi, protein, mineral dan vitamin sesuai dengan kebutuhan. • /idak menggunakan bahan makanan g disangka menimbulkan alergi • ) 'ahan makanan ang dapat menimbulkan alergi $umber at tenaga beras, gandum, cantel, havemut, jagung, kentang, • lombok, terong .
•
$umber at pembangun daging sapi, susu sapi, aam, kalkun, itik, burung dara dan telur hean tsb., ikan taar, ikan laut, cumi, kerang, keong, kepiting, rajungan, udang, belut, kura"kura,penu, telur penu, ular ,
•
kacang tanah,kacang polong, kedelai dan hasil olahan. $umber Eat !engatur daun selada, bit, baang merah,baang putih, labu, ragi, semangka, kurma, peterseli, brocoli,lobak,kol,anggur, apel, murbei, stroberi,kau manis, kakao, coklat.
VI.
KOMPLIKASI #omplikasi ang sering terjadi adalah infeksi sekunder oleh bakteri, septikemi, diare,
dan pneumonia. 1angguan metabolic mengakibatkan suatu resiko hipotermia, dekompensasi kordis, kegagalan sirkulasi perifer dan trombophlebitis. 'ila pengobatan kurang baik, akan terjadi degenerasi visceral ang menebabkan kematian.
VII.
PENCEGAHAN &unculna dermatitis
dapat
dihindari
dengan
melakukan
hal"hal
sebagai
berikut &enjaga kelembaban kulit • 6indari perubahan suhu dan kelembaban ang mendadak • 6indari berkeringat terlalu banak G kepanasan • #urangi stress • 6indari pakaian ang menggunakan bahan ang menggaruk seperti ool dan lain" •
•
lain. 6indari sabun dengan bahan ang terlalu keras, deterjen dan larutan lainna. 6indari factor lingkungan lain ang dapat mencetuskan alergi seperti serbuk bunga,
•
debu, bulu binatang dan lain"lain. 6ati"hati dalam memilih makanan ang bias menebabkan alergi
•
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DERMATITIS
*.
!;C1#A*AC a *dentitas pasien b #eluhan utama pasien c Alasan masuk rumah sakit d #aji riaat penakit keluarga e !ola fungsi kesehatan ( !ola 1ordon) !emeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan •
!ola nutrisi atau metabolic !ola eliminasi • !ola aktivitas dan latihan • !ola tidur dan istirahat • !ola kognitif dan perceptual • !ola persepsi diri atau konsep diri • !ola seksual dan reproduksi • !ola peran hubungan • !ola manajemen koping stress • !ola keakinan"nilai • !emeriksaan fisik #ulit • !emeriksaan kulit meliputi pemeriksaan inspeksi dan palpasi. . *nspeksi " 6igiene kulit. !enilaian atas kebersihan ang merupakan petunjuk umum •
f
"
atas kesehatan seseorang. #elainan ang bisa nampak pada inspeksi, aitu = &akula suatu bercak ang nampak berarna kemerahan, permukaan kulit datar dan ukuranna kueang dari cm, misalna pada morbili atau campak. = ;ritema suatu bercak kemerahan ang ukuranna lebih besar dari makula, misalna crsipelas = !apula suatu lesi kulit ang menonjol lebih tinggi daripada sekitarna, misalna gigitan. = +esikula suatu tonjolan kecil kurang dari cm, berisi cairan ang jernih, misalna cacar air , herpes simpleks. ika tonjolanna besar"besar lebih dari cm disebut bula, misalna luka bakar. = !ustula suatu tonjolan berisi cairan nanah, misalna impetigo, jeraat, infeksi kuman staphilococcus (bisul ). = lkus suatu lesi ang terbuka ang diakibatkan pecahna vesikula dan pustula. = %rusta cairan tubuh ang mengering bisa dari serum, nanah, darah dsb. = ;ksoriasis pengelupasan epidermis pada luka lecet atau abrasi. = 5isurre retak G pecahna jaringan kulit sehingga terbentuk celah retakan. 6al ini diakibatkan penurunan elastisitas jaringan kulit. = %icatri> pembentukan jaringan ikat pada kulit sesudah penembuhan luka. 6al ini bisa karena bakat ( mempunai kecenderungan untuk itu)
ada pula ang spesifik, aitu cicatri> bekas irisan kulit pada seseorang mofinis dan bekas suntikan '%1. = !etekie ada bercak pendarahan ang terbatas dan terletak di epidermis kulit berukuran kurang dari cm. = 6ematoma pendarahan di baah kulit ang umumna berukuran lebih besar dan berarna merah, biru, ungu sampai biru. = Caevus pigmentosus andeng" andeng atau tahi lalat, hiperpigmentasi pada suatu daerah kulit dengan batas tegas. = 6iperpigmentasi suatu daerah di kulit ang lebih tua arnana dari kulit sekitarna. = +itiligoGhipopigmentasi daerah kulit ang tidak berpigmenG kurang pigmen daripada kulit sekitarna. = /atttoo hiperpigmentasi buatan dengan masukan at arna. = 6emangioma suatu bercak kemerahan akibat pelebaran pembuluh" pembuluh darah setempat ang biasana kongenital. = $pider naevi suatu pelebaran pembuluh" pembuluh darah arteriola di kulit ang khas bentuk dan arah aliran darahna ( keluar) misalna pada penderita sirosis hepatis. = 8ichenifikasi penebalan epidermis dan kekakuan kulit. = $triae suatu garis" garis putih kulit ang bisa ditemui pada kulit perut anita hamil, orang" orang ang sangat gemuk ( daerah gluteal, lipat bahu, ketiak ini karena regangan kulit ang melebihi ekstisitisitasna). = &ongolian spot suatu bercak kebiruan ang sering didapat di daerah gluteal sampai lumbal, bai"bai dari ras oriental, *ndian, Amerika, dan Cegro. = remie frost bedak ureum, salju ureum di kulit merupakan kristal halus ureum ang terjadi akibat menguapna keringat pasien uremia sehingga di kulit tertinggal HbedakH ureum. = Anemi pucat bisa dilihat dari telapak tangan mulosa bibir, konjungtiva, arna dasar kuku karena kurangna 6b. = %anosis tampak kulit arna kebiruan akibat jumlah reduced 6b melebihi kadar ? @ akibat kegagalan transport oksigen atau menumpukna %<2 di jaringan. = *kterus arna kuning" kuning kehijauan ang bisa tampak di kulit, telapak tangan, dan sklera mata karena bilirubin ang tinggi pada penakit"penakit hati.
2. !alpasi !ada palpasi pertama dirasakan kehangatan kulit (dingin, hangat, deman) kemudian kelembabanna, psien dehidrasi terasa kering dan pasien hipertiroidisme berkeringat terlalu banak. /ekstur kulit dirasakan halus, lunak, lentur, pada kulit normal. /eraba • ksar pada defisiensi vitamin A, hipotitoid, terlalu sering mandi, banak •
ketombe, diaper"rash (di selangkangan bai ) akibat pop ok bai. /urgor dinilai pada kulit perut dengan cubitan ringan. 'ila lambat kembali ke keadaan semula menunjukkan turgor turun pada pasien
•
dehidrasi. #repitasi teraba ada gelembung"gelembung udara di baah kulit akibat fraktura tulang"tulang iga atau trauma leher ang menusuk kulit
•
sehingga udara paru"paru bisa berada di baah kulit dada. ;dema adalah terkumpulna cairan tubuh di jaringan tubuh lebih
daripada jumlah semestina. g !emeriksaan penunjang a. /es /empel /erbuka. !ada uji terbuka bahan ang dicurigai ditempelkan pada daerah belakang telinga karena daerah tersebut sukar dihapus selama 2- jam. $etelah itu dibaca dan dievaluasi hasilna. *ndikasi uji tempel terbuka adalah alergen ang menguap. b. /es /empel /ertutup. ntuk uji tertutup diperlukan nit ji /empel ang berbentuk semacam plester ang pada bagian tengahna terdapat lokasi dimana bahan tersebut diletakkan. 'ahan ang dicurigai ditempelkan dipunggung atau lengan atas penderita selama - jam setelah itu hasilna dievaluasi. c. /es tempel dengan $inar ji tempel Dilakukan untuk bahan"bahan ang bersifat sebagai fotosensitisir aitu bahan" bahan ang bersifat sebagai fotosensitisir aitu bahan ang dengan sinar ultra violet baru akan bersifat sebagai alergen. /ehnik sama dengan uji tempel tertutup, hana dilakukan secara duplo. Dua baris dimana satu baris bersifat sebagai kontrol. $etelah 2- jam ditempelkan pada kulit salah satu baris dibuka dan disinari dengan sinar ultraviolet dan 2- jam berikutna dievaluasi hasilna. ntuk menghindari efek daripada sinar, maka punggung atau bahan test tersebut dilindungi dengan secarik kain hitam atau plester hitam agar sinar tidak bisa
menembus bahan tersebut. ntuk dapat melaksanakan uji tempel ini sebaikna penderita sudah dalam keadaan tenang penakitna, karena bila masih dalam keadaan akut kemungkinan salah satu bahan uji tempel merupakan penebab dermatitis sehingga akan menjadi lebih berat. /idak perlu sembuh tapi dalam keadaan tenang. Disamping itu berbagai macam obat dapat mempengaruhi uji tempel sebaikna juga dihindari paling tidak 2- jam sebelum melakukan uji tempel
misalna
obat
antihistamin
dan
kortikosteroid.
Dalam melaksanakan uji tempel diperlukan bahan standar ang umumna telah disediakan oleh *nternational %ontact dermatitis risert group, unit uji tempel dan penderita maka dengan mudah dilihat perubahan pada kulit penderita. ntuk mengambil kesimpulan dari hasil ang didapat dari penderita diperlukan keterampilan khusus karena bila gegabah mungkin akan merugikan penderita sendiri. #adang"kadang hasil ini merupakan vonis penderita dimana misalna hasilna positif maka penderita diminta untuk menghindari bahan itu. !enderita harus hidup dengan menghindari ini itu, tidak boleh ini dan itu sehingga berdampak negatif dan penderita dapat jatuh ke dalam neurosis misalna. #arenana dalam mengevaluasi hasil uji tempel dilakukan oleh seorang ang sudah mendapat latihan dan berpengalaman di bidang itu. /es in vitro menggunakan transformasi limfosit atau inhibisi migrasi makrofag untuk pengukuran dermatitis kontak alergik pada manusia dan hean. Camun hal tersebut belum standar dan secara klinis belum bernilai diagnosis.
II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN
Adapun ang dikaji adalah a) *dentitas pasien Cama, umur, jenis kelamin, status, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, b) . a. b.
alamat, diagnose medis, keluarga ang bertanggung jaab. 4iaat #eperaatan #eluhan utama #eluhan utama saat masuk rumah sakit #eluhan saat pengkajian
2. a. b. c. c)
4iaat penakit 4iaat penakit terdahulu 4iaat penakit sekarang 4iaat penakit keluarga !ola 5ungsi #esehatan menurut 1ordon . !ola persepsi"pemeliharaan kesehatan 9ang ditanakan - !ersepsi pasien terhadap penakitna - !ersepsi pasien tentang arti kesehatan - !ersepsi terhadap penatalaksanaan kesehatan 2. !ola nutrisi dan metabolisme 9ang ditanakan - Diet khusus G suplemen ang dikonsumsi - #ebiasaanna makanna - *nstruksi diet sebelumna - 4iaat masalahGpenembuhan kulit . !ola persepsi diriGkonsep diri 9ang ditanakan - !ersepsi tentang dirina dari masalah"masalah ang ada,seperti perasaan
-
takut, cemas !enilaian terhadap diri mulai dari peran, ideal diri, konsep diri, gambaran diri,
dan identitas tentang dirina. -. !ola seksual"reproduksi 9ang ditanakan - Dalam kasusu ini apakah akne uncul sebelum atau ssudah menstruasi - !ola menstruasina - !eriode menstruasi terakhir - &asalah seksual ang berhubungan dengan penakitna ?. !ola hubungan dan peran 9ang ditana - !ekerjaanna - 1angguan terhadap peran ang dilakukan B. !ola persepsi"pemeliharaan kesehatan 9ang ditanakan - !ersepsi pasien terhadap penakitna - !ersepsi pasien tentang arti kesehatan - !ersepsi terhadap penatalaksanaan kesehatan 7. !ola nutrisi dan metabolisme 9ang ditanakan - Diet khusus G suplemen ang dikonsumsi - #ebiasaanna makanna - *nstruksi diet sebelumna - 4iaat masalahGpenembuhan kulit . !ola persepsi diriGkonsep diri 9ang ditanakan
-
!ersepsi tentang dirina dari masalah"masalah ang ada,seperti perasaan
-
takut, cemas !enilaian terhadap diri mulai dari peran, ideal diri, konsep diri, gambaran diri,
dan identitas tentang dirina. F. !ola seksual"reproduksi 9ang ditanakan - Dalam kasusu ini apakah akne uncul sebelum atau ssudah menstruasi - !ola menstruasina - !eriode menstruasi terakhir - &asalah seksual ang berhubungan dengan penakitna 0. !ola hubungan dan peran 9ang ditana - !ekerjaanna - 1angguan terhadap peran ang dilakukan d) !engkajian 5isik *nspeksi kondisi kulit termasuk kelembabanna di bagian muka, bahu, dada, dan punggung jika ada lesi perhatikan tipe dari lesi tersebut apakah merupakan tipe pustule, papula atapun kista, jika terdapat lesi perhatikan pola distribusina apakah merata atau terlokalisasi !alpasi terdapat atau tidakna lesi pada area tersebut, jika terdapat lakukan palpasi untuk mengetahui bagaimana konsistensina (lembut atau kasar)
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
. #erusakan integritas kulit berhubungan dengan factor internal seperti penurunan imunologis, perubahan pigmentasi dan factor eksternal seperti at kimia, radiasi 2. 1angguan rasa naman berhubungan dengan gejala terkait penakit dan melaporkan rasa gatal. . 4isiko infeksi berhubungan dengan
pertahanan tubuh primer ang tidak adekuat
misalna integritas kulit tidak utuh (lesi skematosa) -. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangna pajanan informasi terhadap penait ditandai dengan pengungkapan masalah
?. 4espons Alergi lateks berhubungan dengan hipersensitif terhadap protein karet lateks alami ditandai dengan gatal"gatal pada ajah, mulut, mata,hidung B. !# !ruritus ANALIS DATA DATA
PENYEBAB/ ETIOLOGI
D> D$ pasien mengeluhkan
Allergen bertemu *g ; I
kulitna ang kemerahan
4eaksi antigen antibod
D< kulit tampak iritasi,kemerahan, bagian epidermis mengalami kerusakan, terdapat papula, pustule dan atau vesikel
MASALAH KEPERAWATAN #erusakan *ntegritas #ulit
I *g ; merangsang sel mast I !elepasan mediator kimia (histamine I Dilatasi venula kecil I ;ritema I #erusakan pada bagian permukaan kulit I
D> 2 D$ pasien mengeluhkan gatal"gatal D< pasien gelisah, terlihat menggaruk kulit na, aktivitas pasien cukup terhambat, pasien dapat mengalami gangguan pada tidurna
#erusakan integritas kulit Allergen bertemu *g ; I 4eaksi antigen antibod I *g ; merangsang sel mast I !elepasan mediator kimia (histamine I !ruritus
1angguan 4asa Caman
D> D$ " D< terdapat tanda"tanda ang mengarah pada risiko infeksi seperti tanda peradangan, timbulna eksudat
I 4eaksi garuk I 1angguan rasa naman Allergen bertemu *g ; I
4isiko *nfeksi
4eaksi antigen antibod I *g ; merangsang sel mast I !elepasan mediator kimia (histamine
D> D$ pasien mengatakan tidak mengetahui penebab penakit kulitna, pencegahan serta penangananna D< "
I !ruritus I 4eaksi garuk I 8esi eksematosa I 4isiko infeksi #ontak dengan bahan kimia I /erikat dengan protein I Antigen lengkap I &akrofag dan sel langerhans I Dipresentasikan ke sel / I $el / tersensititasi I &enuju ke kelenjar getah bening I !roliferasi dan diferensiasi I $el / ang tersensititasi menebar ke seluruh tubuh I #ontak ke2 dengan bahan
Defisit !engetahuan
kimia ang sama I Antigen I $el / ang tersensititasi melepas limfokin I Aktivasi makrofag I !elepasan lisoim I #erusakan pada jaringan sekitar I Dermatitis kontak I #urangna pajanan informasi
D> ? D$ pasien melaporkan adana gatal pada kulit D< kulit tampak kemerahan, pasien tampak gelisah dan menggaruk tanganna, timbul papula, pustule dan sebagaina
mengenai penakit I Defisit pengetahuan #ontak dengan bahan kimia I /erikat dengan protein I Antigen lengkap I &akrofag dan sel langerhans I Dipresentasikan ke sel / I $el / tersensititasi I &enuju ke kelenjar getah bening I !roliferasi dan diferensiasi I $el / ang tersensititasi menebar ke seluruh tubuh I #ontak ke2 dengan bahan kimia ang sama I
4espons Alergi 8ateks
Antigen I $el / ang tersensititasi melepas limfokin I Aktivasi makrofag I !elepasan lisoim I #erusakan pada jaringan
!# !ruritus D$ pasien mengeluhkan gatal"gatal D< kulit tampak kemerahan, dan pasien tampak menggaruk kulitna
sekitar I Dermatitis kontak I 4espons Alergi lateks Allergen bertemu *g ; I 4eaksi antigen antibod I *g ; merangsang sel mast I !elepasan mediator kimia (histamine I !ruritus I !# !ruritus
C. INTERVENSI KEPERAWATAN akan int itas kulit
!# pruritus
C. INTERVENSI KEPERAWATAN . D> #erusakan integritas kulit Tujuan dan !"#$!"a %a&"'
In#$!($n&" )$*$!a+a#an
$etelah dilakukan tindakan keperaatan selama J> 2- jam diharapkan integritas kulit pasien baik dengan criteria hasil NOC 'a-$' Allergic Response : localized
NIC 'a-$' skin care : topical treatment . $abun antiseptik mampu . 'ersihkan kulit dengan menghilangkan mikroorganisme pada menggunakan sabun antiseptik kulit. 2. $arankan pasien untuk 2. !akaian ang ketat dapat
•
/idak terdapat keluhan gatal (skala
•
?) /idak terdapat ruam pada kulit
• • • •
pasien (skala ?) /idak terdapat kemerahan (skala ?) /idak terdapat edema (skala ?) /idak terdapat granuloma (skala ?) #ulit disekitar luka tidak teraba hangat (skala ?)
Ra&",na' #"nda)an
menggunakan pakaian ang tidak
mengkibatkan
gesekan
dan
ketat menimbulkan iritasi . !ergunakan obat antibiotic dan . Antibiotic dan antiinflamasi topical antiinflamasi topikal pada area merupakan treatment pengobatan pada ang terinfeksi penakit kulit -. 1unakan bedak pada lipatan kulit -. Daerah lipatan kulit merupakan daerah guna mencegah iritasi ?. 'alut tangan dengan menggunakan
ang lembab sehingga sering beresiko
mengalami iritasi. mitten ang sesuai ?. &itten berfungsi mencegah p> refle> B. aga agar linen tempat tidur tetap menggaruk lesi pada kulit kering dan bersih B. &encegah pertumbuhan 7. ;valuasi lesi pada kulit setelah mikroorganisme peraatan 7. 1una mengetahui perkembangan integritas kulit
2. D> 2 4espons Alergi 8ateks Tujuan dan !"#$!"a %a&"'
In#$!($n&" )$*$!a+a#an
Ra&",na' #"nda)an
NIC 'a-$' $etelah dilakukan tindakan keperaatan selama J> 2- jam diharapkan pasien tidak . *dentifikasi penebab alergi pasien . !enebab alergi dapat menentukan mengalami alergi dengan criteria hasil intervensi ang tepat untuk pasien seperti obat, serangga, makanan atau C<% label Immune Hypersensitivity 2. &encegah terjadina kesalahan dalam lingkungan dan kaji repon pasien Response melaksanakan intervensi terhadap allergen tersebut /idak ada perubahan arna kulit • . &engantisipasi apabila terjadi respon 2. %atat semua catatan klinis pasien (skala ?) alergi mengenai alergina untuk -. &encegah terjadina reaksi alergi /idak ada perubah an pada • kelengkapan protocol membran mukosa (skala ?) karena tidak semua medikasi sesuai . &onitor kondisi pasien terhadap /idak respons lokasi inflamasi • dengan kondisi tubuh pasien terutama adana kemungkinan respon alergi (skala ?) pada pasien ang memiliki riaat /idak ada keluhan gatal"gatal • terhadap medikasi baru, dan jenis alergi sebelumna (skala ?) makanan ?. &enghindarkan pasien dari bahan" -. *nstruksikan pasien untuk selalu bahan dan substansi tersebut sehingga bertana pada semua jenis medikasi mencegah terjadina reaksi alergi ang diterimana mengandung bahan B. Agar pasien merasa lebih naman apa untuk mencegah adana reaksi 7. Agar dapat melakukan penanganan
alergi ?. *nstruksikan
secara cepat dan serta menentukan pasien
untuk
jenis imunisasi ang tepat . &enghindarkan pasien dari lingkungan memberitahu subtansi atau bahan"
bahan ang dapat membuat alergina kambuh kembali B. Dampingi pasien saat melakukan test
ang dapat memicu reaksi alergi F. &embantu proses penembuhan pasien
2. D> 2 4espons Alergi 8ateks Tujuan dan !"#$!"a %a&"'
In#$!($n&" )$*$!a+a#an
Ra&",na' #"nda)an
NIC 'a-$' $etelah dilakukan tindakan keperaatan selama J> 2- jam diharapkan pasien tidak . *dentifikasi penebab alergi pasien . !enebab alergi dapat menentukan mengalami alergi dengan criteria hasil intervensi ang tepat untuk pasien seperti obat, serangga, makanan atau C<% label Immune Hypersensitivity 2. &encegah terjadina kesalahan dalam lingkungan dan kaji repon pasien Response melaksanakan intervensi terhadap allergen tersebut /idak ada perubahan arna kulit • . &engantisipasi apabila terjadi respon 2. %atat semua catatan klinis pasien (skala ?) alergi mengenai alergina untuk -. &encegah terjadina reaksi alergi /idak ada perubah an pada • kelengkapan protocol membran mukosa (skala ?) karena tidak semua medikasi sesuai . &onitor kondisi pasien terhadap /idak respons lokasi inflamasi • dengan kondisi tubuh pasien terutama adana kemungkinan respon alergi (skala ?) pada pasien ang memiliki riaat /idak ada keluhan gatal"gatal • terhadap medikasi baru, dan jenis alergi sebelumna (skala ?) makanan ?. &enghindarkan pasien dari bahan" -. *nstruksikan pasien untuk selalu bahan dan substansi tersebut sehingga bertana pada semua jenis medikasi mencegah terjadina reaksi alergi ang diterimana mengandung bahan B. Agar pasien merasa lebih naman apa untuk mencegah adana reaksi 7. Agar dapat melakukan penanganan
secara cepat dan serta menentukan
alergi ?. *nstruksikan
pasien
untuk
jenis imunisasi ang tepat . &enghindarkan pasien dari lingkungan memberitahu subtansi atau bahan"
bahan ang dapat membuat alergina kambuh kembali B. Dampingi pasien saat melakukan test
alergi 7. !erhatikan
adana
respon
selama immunisasi . Diskusikan dengan
pasien
ang dapat memicu reaksi alergi F. &embantu proses penembuhan pasien
alergi atau
keluarga metode untuk mengontrol lingkungan ang dapat menimbulkan alergi seperti debu, serbuk bunga F. $ediakan medikasi untuk meminimalisir alergi respon
. D> 1angguan 4asa Caman Tujuan dan !"#$!"a %a&"' $etelah diberikan tindakan keperaatan selama J> 2- jam diharapkan pasien merasa naman, gangguan phsical tidak mengganggu dengan criteria hasil C<% label Comfort status physical • • • • •
1ejala terkontrol (skala ?) !akaian ang naman (skala ?) !ersonal hgiene (skala ?) #eadaan pasien tenang (skala ?) /idak tanda iritasi kulit ($kala ?)
In#$!($n&" )$*$!a+a#an
Ra&",na' #"nda)an
NIC 'a-$' . Anjurkan klien untuk mandi dengan
. Air hangat, sabun antiseptik mampu
air hangat, sabun antiseptik berbahan air (hindari sabun ang mengandung detrgen atau peangi) 2. *dentifikasi penebab (kontak ,
penak it
rasa
gatal
sistemik,
pengobatan) . Anjurkan agar kuku selalu dalam kondisi pendek -. Anjurkan klien
untuk
pakaian setelah mandi
mengganti
memberishkan
kulit
pasien
dari
mikroorganisme 2. ntuk menentukan intervensi ang tepat bagi pasien . &enghindari berkembangabiakna mikroorganisme
dan
menghindari
iritasi kulit akibat garukan kuku -. &encegah berkembangbiakna kuman mikroorganisme di pakaian ?. &encegah kondisi tubuh ang lembab
alergi 7. !erhatikan
adana
respon
selama immunisasi . Diskusikan dengan
alergi
pasien
atau
keluarga metode untuk mengontrol lingkungan ang dapat menimbulkan alergi seperti debu, serbuk bunga F. $ediakan medikasi untuk meminimalisir alergi respon
. D> 1angguan 4asa Caman Tujuan dan !"#$!"a %a&"' $etelah diberikan tindakan keperaatan selama J> 2- jam diharapkan pasien merasa naman, gangguan phsical tidak mengganggu dengan criteria hasil C<% label Comfort status physical • • • • •
1ejala terkontrol (skala ?) !akaian ang naman (skala ?) !ersonal hgiene (skala ?) #eadaan pasien tenang (skala ?) /idak tanda iritasi kulit ($kala ?)
In#$!($n&" )$*$!a+a#an
Ra&",na' #"nda)an
NIC 'a-$' . Anjurkan klien untuk mandi dengan
. Air hangat, sabun antiseptik mampu
air hangat, sabun antiseptik berbahan air (hindari sabun ang mengandung detrgen atau peangi) 2. *dentifikasi penebab (kontak ,
rasa
penak it
gatal
sistemik,
pengobatan) . Anjurkan agar kuku selalu dalam kondisi pendek -. Anjurkan klien
untuk
memberishkan
kulit
pasien
dari
mikroorganisme 2. ntuk menentukan intervensi ang tepat bagi pasien . &enghindari berkembangabiakna mikroorganisme
dan
menghindari
iritasi kulit akibat garukan kuku -. &encegah berkembangbiakna kuman
mengganti
mikroorganisme di pakaian ?. &encegah kondisi tubuh ang lembab
?. Anjurkan klien untuk menggunakan
karena pemakaian bahan dasar seperti
pakaian setelah mandi
pakaian dengan bahan ang menerap keringat, hindari bahan ol B. Anjurk an k lien untuk
menjaga
ol tidak menerap keringat B. /empat tidur ang bersih menghindari
berkembangbiakna
kebersihan tempat tidurna mikroorganisme 7. 'erikan lingkungan ang tenang utk 7. 8ingk ungan an g k>. 'eristirahat . %iptakan lingkungan dengan sirkulasi udara ang baik F. Anjurkan klien untuk menghindari
dapat
memberikan
tenang
dapat
pasien istirahat ang
berkualitas . $irkulasi udara ang menhindarkan
baik
pasien
dapat dari
makanan, seperti telur ikan , kacang"
kemungkinan terjangkit suatu penakit kacangan untuk sementara aktu F. &encegah terjadina respon alergi 0. 6indarkan pemakaian bedak untuk dari makanan tersebut mengurangi gatal, terutama pada lesi 0. &encegah terjadina kontaminasi g terbuka . #olaborasi pemberian kortikosteroid dan antihistamin ang dianjurkan
atau
antipruritus
antara lesi pada kulit dengan benda asing. . #olaborasi
pemakaian
kortikosteroid
dengan
obat"obatan antihistamin
atau antipruritus dapat menurunkan dampak buruk dari alergi
-.
D> - 4isiko *nfeksi
?. Anjurkan klien untuk menggunakan pakaian dengan bahan ang menerap keringat, hindari bahan ol B. Anjurk an k lien untuk
karena pemakaian bahan dasar seperti ol tidak menerap keringat B. /empat tidur ang bersih
menjaga
menghindari
berkembangbiakna
kebersihan tempat tidurna mikroorganisme 7. 'erikan lingkungan ang tenang utk 7. 8ingk ungan an g k>. 'eristirahat . %iptakan lingkungan dengan sirkulasi udara ang baik F. Anjurkan klien untuk menghindari
dapat
memberikan
tenang
dapat
pasien istirahat ang
berkualitas . $irkulasi udara ang menhindarkan
baik
pasien
dapat dari
makanan, seperti telur ikan , kacang"
kemungkinan terjangkit suatu penakit kacangan untuk sementara aktu F. &encegah terjadina respon alergi 0. 6indarkan pemakaian bedak untuk dari makanan tersebut mengurangi gatal, terutama pada lesi 0. &encegah terjadina kontaminasi g terbuka . #olaborasi pemberian kortikosteroid dan antihistamin
atau
antipruritus
antara lesi pada kulit dengan benda asing. . #olaborasi
ang dianjurkan
pemakaian
kortikosteroid
dengan
obat"obatan antihistamin
atau antipruritus dapat menurunkan dampak buruk dari alergi
-.
D> - 4isiko *nfeksi
Tujuan dan !"#$!"a %a&"'
In#$!($n&" )$*$!a+a#an
$etelah dilakukan tindakan keperaatan selama J> 2- jam diharapkan pasien terhindar dari infeksi dengan criteria hasil C<% label Risk Control : infectious process
NIC 'a-$' infection protection . ntuk mengetahui intervensi ang . &onitor adana tanda dan gejala dapat dilakukan 2. #emerahan, drainase dan kulit sekitar infeksi sistemik dan local 2. *nspeksi kulit dan mukosa membran teraba hangat menandakan adana
•
&engetahui risiko personal pada
•
infeksi &engetahui personal konsekuensi
•
berhubungan dengan infeksi &engetahui lingkungan berhubungan dengan factor risiko
•
infeksi *dentifikasi personal
tanda
ang
dan
gejala
mengindikasikan
mengarah ke potensi terjadina •
infeksi *dentifikasi melindungi
terhadap adana kemerahan, drainase dan kulit sekitar teraba hangat . 'erikan peraatan kulit ang sesuai
diri
dan
untuk keluarga
•
terhadap infeksi &onitor kebiasaan
•
menjadi factor terjadina infeksi &empraktekan cara untuk mencegah infeksi
ang
bisa
reaksi peradangan . !asien eraatan kulit ang tepat dapat
pada area ang mengalami edema -. *nstruksikan pasien untuk meminum -. obat antibiotic jika diresepkan ?. 'eri penjelasan pada pasien mengenai ?.
menurunkan efek dari penakit kulit ang dialami pasien
guna
mencegah terjadina reaksi peradangan Agar pasien dapat segera melaporkan
tanda dan gejala dari infeksi dan laporkan
segera
kesehatan B. 'eritahu pasien mencegah infeksi
strategi
Ra&",na' #"nda)an
pada
apabila terjadi tanda dan gejala infeksi petugas B. &enambah pengetahuan pasien tentang penakit, Agar pasien terhindar dari
bagaimana
cara
kondisi ang lebih buruk
Tujuan dan !"#$!"a %a&"'
In#$!($n&" )$*$!a+a#an
$etelah dilakukan tindakan keperaatan selama J> 2- jam diharapkan pasien terhindar dari infeksi dengan criteria hasil C<% label Risk Control : infectious process
NIC 'a-$' infection protection . ntuk mengetahui intervensi ang . &onitor adana tanda dan gejala dapat dilakukan 2. #emerahan, drainase dan kulit sekitar infeksi sistemik dan local 2. *nspeksi kulit dan mukosa membran teraba hangat menandakan adana
•
&engetahui risiko personal pada
•
infeksi &engetahui personal konsekuensi
•
berhubungan dengan infeksi &engetahui lingkungan berhubungan dengan factor risiko
•
infeksi *dentifikasi personal
tanda
ang
dan
gejala
mengindikasikan
mengarah ke potensi terjadina •
infeksi *dentifikasi melindungi
Ra&",na' #"nda)an
terhadap adana kemerahan, drainase dan kulit sekitar teraba hangat . 'erikan peraatan kulit ang sesuai
reaksi peradangan . !asien eraatan kulit ang tepat dapat menurunkan efek dari penakit kulit
pada area ang mengalami edema -. *nstruksikan pasien untuk meminum -. obat antibiotic jika diresepkan ?. 'eri penjelasan pada pasien mengenai ?.
ang dialami pasien
guna
mencegah terjadina reaksi peradangan Agar pasien dapat segera melaporkan
tanda dan gejala dari infeksi dan laporkan
segera
pada
apabila terjadi tanda dan gejala infeksi B. &enambah pengetahuan pasien tentang petugas penakit, Agar pasien terhindar dari
kesehatan B. 'eritahu pasien
bagaimana
cara
kondisi ang lebih buruk
mencegah infeksi strategi diri
dan
untuk keluarga
•
terhadap infeksi &onitor kebiasaan
•
menjadi factor terjadina infeksi &empraktekan cara untuk
ang
bisa
mencegah infeksi
?. D> ? Defisit !engetahuan Tujuan dan !"#$!"a %a&"' $etelah dilakukan tindakan keperaatan selama J> 2- jam, pasien menunjukkan pengetahuan tentang proses penakit dengan kriteria hasil #oldge disease process !asien dan keluarga menatakan pemahaman tentang penakit, proses penakit, penebab, kondisi (tanda dan gejala), prognosis dan program pengobatan #oledge health 'ehavior !asien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur pengobatan ang dijelaskan secara benar
In#$!($n&" )$*$!a+a#an
Ra&",na' #"nda)an
NIC 'a-$' . /eaching disease proses
. ntuk menambah pengetahuan pasien
tentang penakitna 2. &engetahui seberapa jauh pemahaman 2. #aji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga . elaskan patofisiologi dari penakit
pasien dan keluarga akan penakit ang dialami
dan
dapat
memberi
dan bagaimana hal ini berhubungan
tambahan informasi ang tepat dengan anatomi dan fisiologi, dengan . !asien dapat mengetahui penebab dan perjalanan penakitna. cara ang tepat. pengetah uan -. 1ambarkan tanda dan gejala ang -. &enambah biasa muncul pada penakit, dengan cara ang tepat ?. *dentifikasi kemungkinan penebab, dengan cara ang tepat B. $ediakan informasi pada
pasien
tentang kondisi, dengan cara ang tepat 7. $ediakan bagi
mengenai
penakitna
dan
pasien pasien
mampu melaporkan perubahan kondisi kesehatanna. ?. &emberi informasi ang tepat kepada pasien mengenai penebab terjadina penakit
sehingga
pasien
mampu
menghidarkan diri dari hal tersebut. informasi B. &enambah pengetah uan pasien tentang kemajuan pasien dengan cara mengenai penakitna dan pasien ang tepat memperoleh informasi ang tepat. . Diskusikan pilihan terap i atau 7. #eluarga mengetahui perkembangan keluarga
?. D> ? Defisit !engetahuan Tujuan dan !"#$!"a %a&"' $etelah dilakukan tindakan keperaatan selama J> 2- jam, pasien menunjukkan pengetahuan tentang proses penakit dengan kriteria hasil #oldge disease process !asien dan keluarga menatakan pemahaman tentang penakit, proses penakit, penebab, kondisi (tanda dan gejala), prognosis dan program pengobatan #oledge health 'ehavior !asien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur pengobatan ang dijelaskan secara benar
In#$!($n&" )$*$!a+a#an
Ra&",na' #"nda)an
NIC 'a-$' . /eaching disease proses
. ntuk menambah pengetahuan pasien
tentang penakitna 2. &engetahui seberapa jauh pemahaman 2. #aji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga . elaskan patofisiologi dari penakit
pasien dan keluarga akan penakit ang dialami
dan
dapat
memberi
dan bagaimana hal ini berhubungan
tambahan informasi ang tepat . !asien dapat mengetahui penebab dan dengan anatomi dan fisiologi, dengan perjalanan penakitna. cara ang tepat. pengetah uan -. 1ambarkan tanda dan gejala ang -. &enambah biasa muncul pada penakit, dengan cara ang tepat ?. *dentifikasi kemungkinan penebab, dengan cara ang tepat B. $ediakan informasi pada
pasien
tentang kondisi, dengan cara ang tepat 7. $ediakan bagi
mengenai
penakitna
dan
pasien pasien
mampu melaporkan perubahan kondisi kesehatanna. ?. &emberi informasi ang tepat kepada pasien mengenai penebab terjadina penakit
sehingga
pasien
mampu
menghidarkan diri dari hal tersebut. informasi B. &enambah pengetah uan pasien tentang kemajuan pasien dengan cara mengenai penakitna dan pasien ang tepat memperoleh informasi ang tepat. . Diskusikan pilihan terap i atau 7. #eluarga mengetahui perkembangan keluarga
penanganan F. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau
kondisi pasien sehingga meminimalisir
tingkat kecemasan. mendapatkan second opinion . Agar pasien memperoleh terapi atau
dengan
cara
an g
tep at
atau
penangan ang tepat dan sesuai dengan
diindikasikan kondisi ang dialami 0. ;ksplorasi kemungkinan sumber atau F. $upport ang positif akan membuat dukungan, dengan cara ang tepat
pasien mau mengutarakan treatment ang ingin dilakukan 0. &emperkuat mekanisme koping pasien
B. D> B !# !ruritus Tujuan dan !"#$!"a %a&"'
In#$!($n&" )$*$!a+a#an
Ra&",na' #"nda)an
NIC 'a-$' Pruritus Management $etelah dilakukan tindakan keperaatan . !asien memperoleh terapi pengobatan . /erapkan prinsip 'enar pemberian selama J> 2- jam diharapkan pasien ang tepat C<% label obat 2. &enentukan pemberian obat ang #lien melaporkan gatal berkurang • 2. %ek adana riaat alergi pada klien sesuai dan mencegah terjadina reaksi #lien mengerti mengenai cara • sebelum pemberian obat alergi terhadap obat"obatan pada pasien pemakaian dan pemilihan obat . *dentifikasi pengetahuan klien tentang . &engetahui seberapa jauh pengetahuan dengan benar obat ang akan diberikan pasien mengenai penanganan terhadap #lien mengerti mengenai -.
penanganan F. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau
kondisi pasien sehingga meminimalisir
tingkat kecemasan. mendapatkan second opinion . Agar pasien memperoleh terapi atau
dengan
cara
an g
tep at
atau
penangan ang tepat dan sesuai dengan
diindikasikan kondisi ang dialami 0. ;ksplorasi kemungkinan sumber atau F. $upport ang positif akan membuat dukungan, dengan cara ang tepat
pasien mau mengutarakan treatment ang ingin dilakukan 0. &emperkuat mekanisme koping pasien
B. D> B !# !ruritus Tujuan dan !"#$!"a %a&"'
In#$!($n&" )$*$!a+a#an
Ra&",na' #"nda)an
NIC 'a-$' Pruritus Management $etelah dilakukan tindakan keperaatan . !asien memperoleh terapi pengobatan . /erapkan prinsip 'enar pemberian selama J> 2- jam diharapkan pasien ang tepat C<% label obat 2. &enentukan pemberian obat ang #lien melaporkan gatal berkurang • 2. %ek adana riaat alergi pada klien sesuai dan mencegah terjadina reaksi #lien mengerti mengenai cara • sebelum pemberian obat alergi terhadap obat"obatan pada pasien pemakaian dan pemilihan obat . *dentifikasi pengetahuan klien tentang . &engetahui seberapa jauh pengetahuan dengan benar obat ang akan diberikan pasien mengenai penanganan terhadap #lien mengerti mengenai -.
kortikosteroid) B. Ajarkan
?.
mengadministrasikan
untuk obat
diberikan
ang secara
sesuai
apabila
tepat
mampu
secara
memperbaiki kondisi pasien. mandiri B. Agar efektivitas obat dapat bekerja 7. &onitor efek samping lokal, sistemik secara maksimal pengobatan 7. &encegah terjadina kondisi pasien . Dokumentasi pemberian dan respon ang lebih buruk klien terhadap pengobatan . 1una mempertanggungjaabkan dan memperjelas
seg ala
tind akan
keperaatan ang dilakukan.
D. ;+A8A$* $ pasien mengatakan gatal"gatalna berkurang, pasien merasa naman, pasien mengatakan mengetahui dan memahami perjalanan penakinta < pasien tampak tenang, tidak menggaruk kulitna, lesi pada kulit membaik, tidak terdapat tanda"tanda infeksi A maslah teratasi seluruhna ! pertahankan kondisi pasien
kortikosteroid) B. Ajarkan
?.
mengadministrasikan
untuk obat
diberikan
ang secara
sesuai
apabila
tepat
mampu
secara
memperbaiki kondisi pasien. mandiri B. Agar efektivitas obat dapat bekerja 7. &onitor efek samping lokal, sistemik secara maksimal pengobatan 7. &encegah terjadina kondisi pasien . Dokumentasi pemberian dan respon ang lebih buruk klien terhadap pengobatan . 1una mempertanggungjaabkan dan memperjelas
seg ala
tind akan
keperaatan ang dilakukan.
D. ;+A8A$* $ pasien mengatakan gatal"gatalna berkurang, pasien merasa naman, pasien mengatakan mengetahui dan memahami perjalanan penakinta < pasien tampak tenang, tidak menggaruk kulitna, lesi pada kulit membaik, tidak terdapat tanda"tanda infeksi A maslah teratasi seluruhna ! pertahankan kondisi pasien
DAFTAR PUSTAKA
!rice, $lvia A dan 8orraine &. Kilson. (FF-). Patofisiologi, onsep linis Proses!Proses Penyakit . akarta !enerbit ;1%. Kilkinson., udith &. 2007. "uku #aku $iagnosa epera%atan dengan &anda Intervensi &IC dan riteria Hasil &'C . akarta ;1% 6erdman, 6eather. 20. $iagnosa epera%atan &A&$A ())*!()++. Alih bahasa &ade $umarati, $.#p, dkk. akarta ;1% &ansjoer, Arif. (2000) apita #elekta edokteran disi III -ilid (, akarta &edia Aesculapius