LAPORAN PENDAHULUAN CHRONIC OBSTRUKSI PULMO DISEASE (COPD)
Untuk Memenuhi Tugas Stu! P"#$esi De%a"temen Meika& i Ruang ' RSUD D" Sai$u& An*a" Ma&ang
Disusun O&eh + D!ah P"ati*i Ning"um NIM ,-.,/',,/'
0URUSAN ILMU KEPERA1ATAN 2AKULTAS 2AKULTAS KEDOKTERAN KEDOKTERAN UNI3ERSITAS UNI3ERSITAS BRA1I0A4A MALAN5 ',.6
PEN5ERTIAN COPD adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran nafas yang bersifat progresif non reversible atau revesibel parsial. COPD merupakan gabungan dari bronkitis kronik, emfisema atau gabungan keduanya. (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 200! COPD adalah sekelompok penyakit paru yang berlangsung lama ditandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara ( Pri"e, 200#!
KLASI2IKASI $. %ronkitis &ronik 'erupakan kelainan saluran nafas yang ditandai dengan batuk kronik berdahak minimal bulan dalam setahun sekurangkurangnya 2 tahun berturutturut tanpa disebabkan penyakit lainnya. (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 200! 'erupakan suatu gangguan klinis yang ditandai oleh pembentukan mukus yang berlebihan dalam bronkus dan bermanifestasi sebagai batuk kronik dan pembentukan sputum selama sedikitnya bulan dalam setahun, sekurangkurangnya dalam 2 tahun berturutturut. (Pri"e, )ilson, 200$! 2. *mfisema +uatu perubahan
anatomis parenkim paru yang
ditandai oleh
pembesaran alveolus dan duktus alveolarisyang tidak normal serta destruksi dinding alveolar. *mfisema dapat didiagnosa se"ara tepat dengan C +"an resolusi tinggi. (Pri"e, )ilson, 200$! +uatu kelainan anatomis paru yang ditandai oleh pelebaran rongga udara
distal
bronkiolus
terminal
disertai
kerusakan
dinding
alveoli.
(Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 200!. +e"ara anatomik emfisema dibagi men-adi a. *mfisema sentriasinar atau emfisema sentrilobular (C/*!, dimulai dari bronkiolus respiratori dan meluas ke perifer, terutama mengenai bagian atas paru akibat kebiasaan merokok lama. C/* lebih banyak ditemukan pada
1
pria dibandingkan anita dan -arang ditemukan pada mereka yang tidak merokok. b. *mfisema panasinar atau emfisema panlobuler (P/*!, melibatkan seluruh alveoli se"ara merata dan terbanyak pada paru bagian baah ". *mfisema asinar distal (paraseptal!, lebih banyak mengenai saluran nafas distal, duktus dan sakus alveoler. Proses terlokalisir di septa atau dekat pleura.
1ambar $ 1ambaran bron"hilitis kronik dan emphysema
&lasifikasi COPD menurut tingkat keparahan, yaitu K&asi$ikasi Pen!akit Ringan
5e7a&a idak ada ge-ala aktu istirahat atau bila eksersais idak ada ge-ala aktu istirahat tetapi ge-ala ringan pada latihan sedang (mis ber-alan "epat, naik tangga! idak ada ge-ala aktu istirahat tetapi mulai terasa pada latihan ker-a ringan (mis berpakaian! 1e-ala sedang pada aktu istirahat •
S%i"#met"i 3*P 4 506 prediksi 3*P&3P 7 896
•
•
Seang
Be"at
•
•
1e-ala berat pada saat istirahat andatanda korpulmonal
3*P 0 506 prediksi 3*P&3P 7 896 3*P$706 prediksi 3*P$&3P 7 896
+umber 1lobal Initiative for Chroni" Obstru"tive /ung Disease (1O/D! 200# 2
ETIOLO5I a.
:aktor lingkungan merokok merupakan penyebab utama, disertai resiko tambahan akibat polutan udara di tempat ker-a atau di dalam kota. +ebagian pasien memiliki asma kronis yang tidak terdiagnosisdan tidak diobati.
b.
1enetik
defisiensi
berkembangnya COPD.
anitripsin
merupakan
predisposisi
untuk
Di ;merika +erikat, iritasi yang paling umum yang
menyebabkan COPD adalah asap rokok. Pipa, "erutu, dan -enis-enis asap rokok -uga dapat menyebabkan COPD, terutama -ika asap yang dihirup. (
2AKTOR RESIKO $. >enis kelamin lakilaki berisiko 2? lebih banyak dari anita 2. &ebiasaan merokok (lakilaki diatas $9 tahun #0806 lebih berisiko!. &ebiasaan merokok merupakan satu satunya penyebab kausal yang terpenting, -auh lebih penting dari faktor penyebab lainnya. Dalam pen"atatan riayat merokok perlu diperhatikan a. @iayat merokok •
Perokok aktif
•
Perokok pasif
•
%ekas perokok
b. Dera-at berat merokok dengan Indeks %rinkman (I%!, yaitu perkalian -umlah ratarata batang rokokdihisap sehari dikalikan lama merokok dalam tahun •
@ingan 0200
•
+edang 200#00
•
%erat 4#00
. @iayat terpa-an polusi udara di tempat ker-a atau lingkungan A. =ipereaktiviti bronkus 9. @iayat Infeksi saluran nafas baah berulang #. Defisiensi antitripsin alfa B $, umumnya -arang terdapat di Indonesia
3
PATO2ISIOLO5I 8 PATH1A4
:ungsi paru mengalami kemunduran dengan datangnya usia tua yang disebabkan elastisitas -aringan paru dan dinding dada makin berkurang. Dalam usia yang lebih lan-ut, kekuatan kontraksi otot pernapasan dapat berkurang sehingga sulit bernapas.
:ungsi paruparu menentukan konsumsi oksigen seseorang, yakni
-umlah oksigen yang diikat oleh darah dalam paruparu untuk digunakan tubuh. 4
&onsumsi oksigen sangat erat hubungannya dengan arus darah ke paruparu. %erkurangnya fungsi paruparu -uga disebabkan oleh berkurangnya fungsi sistem respirasi seperti fungsi ventilasi paru. :aktorfaktor risiko tersebut diatas akan mendatangkan proses inflamasi bronkus dan -uga menimbulkan kerusakan apda dinding bronkiolus terminalis. ;kibat dari kerusakan akan ter-adi obstruksi bronkus ke"il (bronkiolus terminalis!, yang mengalami penutupan atau obstruksi aal fase ekspirasi. dara yang mudah masuk ke alveoli pada saat inspirasi, pada saat ekspirasi banyak ter-ebak dalam alveolus dan ter-adilah penumpukan udara (air trapping!. =al inilah yang menyebabkan adanya keluhan sesak napas dengan segala akibatnya. ;danya obstruksi pada aal ekspirasi akan menimbulkan kesulitan ekspirasi dan menimbulkan peman-angan fase ekspirasi. :ungsifungsi paru ventilasi, distribusi gas, difusi gas, maupun perfusi darah akan mengalami gangguan (%rannon, et al, $!. TANDA DAN5E0ALA 1e-ala COPD dapat berkisar dari ringan sampai berat, tergantung pada bagaimana lan-utan penyakit. PPO&, atau penyakit paru obstruktif kronik, adalah penyakit paruparu ditandai oleh penyumbatan atau penyempitan saluran udara. Ini adalah proses ireversibel yang biasanya disebabkan oleh iritasi saluran napas, seperti merokok, perokok pasif, polusi udara atau pemaparan dalam peker-aan. $. Dispnea >uga dikenal sebagai sesak napas, dyspnea adalah akibat kelaparan udara yang menyebabkan sulit atau beker-a pernapasan. =al ini terutama disebabkan oleh kekurangan oksigen dalam aliran darah dan se"ara langsung berkaitan dengan gangguan di paruparu seperti COPD. 2. %atuk kronis >enis batuk -angka pan-ang dan tampaknya tidak pergi. %atuk adalah mekanisme pertahanan yang dikembangkan oleh tubuh dalam upaya untuk membersihkan saluran napas dari lendir, menghirup Eat bera"un, benda asing atau -enis lain dari iritasi. %atuk produktif membersihkan lendir dari paruparu, sedangkan batuk tidak produktif tidak mudah menghasilkan lendir. %atuk adalah salah satu ge-ala paling umum dari COPD. . Peningkatan produksi sputum
5
Dahak, atau lendir, adalah Eat yang diproduksi dari paruparu yang biasanya dikeluarkan
melalui
batuk
atau
membersihkan
tenggorokan.
>umlah
berlebihan dahak dapat dikaitkan dengan peradangan atau infeksi saluran pernapasan dan mungkin menun-ukkan PPO&. )arna dan konsistensi sputum tubuh ;nda memproduksi bisa berhubungan dengan -enis COPD yang mungkin ;nda miliki, dan biasanya dokter akan meminta ;nda untuk menggambarkannya. enaga kesehatan -uga dapat meminta sampel dahak dari ;nda untuk membantu diagnosis. A. 'engi +ering digambarkan sebagai suara siulan terdengar selama inhalasi atau pernafasan, mengi disebabkan oleh penyempitan atau penyumbatan saluran udara. +ering kali, mengi dapat men-adi begitu umum baha ;nda dapat mendengarnya tanpa bantuan stetoskop. 9.
dengan lendir. Pada PPO&, penyebab paling umum adalah infeksi pada paru paru.
Penting untuk di"atat baha -umlah darah yang batuk tidak selalu
men"erminkan keseriusan penyebabnya. . +ianosis +ianosis digambarkan sebagai perubahan arna kebiruan pada kulit dan merupakan tanda akhir dari kekurangan oksigen kronis dalam darah. empat umum untuk sianosis mun"ul adalah bibir, lidah, nailbeds dan telinga.
PEMERIKSAAN PENUN0AN5 $. Pemeriksaan rutin a! :aal paru +pirometri (3*P$, 3*P$prediksi, &3P, 3*P$&3P •
Obstruksi ditentukan oleh nilai 3*P$ prediksi (6! dan atau 3*P$&3P (6!.
•
Obstruksi 6 3*P$(3*P$3*P$ pred! 7 506 3*P$6 (3*P$&3P! 7 89 6
•
3*P$ merupakan parameter yang paling umum dipakai untuk menilai beratnya PPO& dan memantau per-alanan penyakit.
•
;pabila spirometri tidak tersedia atau tidak mungkin dilakukan, ;P* meter alaupun kurang tepat, dapat dipakai sebagai alternatif dengan memantau variabiliti harian pagi dan sore, tidak lebih dari 206
-i bronkodilator •
Dilakukan dengan menggunakan spirometri, bila tidak ada gunakan ;P* meter.
•
+etelah pemberian bronkodilator inhalasi sebanyak 5 hisapan, $9 20 menit kemudian dilihat perubahan nilai 3*P$ atau ;P*, perubahan 3*P$ atau ;P* 7 206 nilai aal dan 7 200 ml
•
-i bronkodilator dilakukan pada COPD stabil
b! Darah rutin =b, =t, leukosit "! @adiologi
7
:oto toraks P; dan lateral berguna untuk menyingkirkan penyakit paru lain. Pada emfisema terlihat gambaran -
=iperinflasi
-
=iperlusen
-
@uang retrosternal melebar
-
Diafragma mendatar
-
>antung menggantung (-antung pendulum tear drop / eye drop appearance!.
Pada bronkitis kronik -
-
Corakan bronkovaskuler bertambah pada 2$ 6 kasus
2. Pemeriksaan khusus (tidak rutin! a! :aal paru -
3olume @esidu (3@!, &apasiti @esidu :ungsional (&@:!, &apasiti Paru otal (&P!, 3@&@:, 3@&P meningkat
-
D/CO menurun pada emfisema
-
@a meningkat pada bronkitis kronik
-
+ga meningkat
-
3ariabiliti =arian ;P* kurang dari 20 6
b! -i latih kardiopulmoner -
+epeda statis (ergo"y"le!
-
>entera (treadmill!
-
>alan # menit, lebih rendah dari normal
"! -i provokasi bronkus ntuk menilai dera-at hipereaktiviti bronkus, pada sebagian ke"il PPO& terdapat hipereaktiviti bronkus dera-at ringan d! -i "oba kortikosteroid 'enilai perbaikan faal paru setelah pemberian kortikosteroid oral (prednison atau metilprednisolon! sebanyak 0 90 mg per hari selama 2minggu yaitu peningkatan 3*P$ pas"abronkodilator 4 20 6 dan minimal 290 ml. Pada PPO& umumnya tidak terdapat kenaikan faal paru setelah pemberian kortikosteroid e! ;nalisis gas darah 8
erutama untuk menilai -
1agal napas kronik stabil
-
1agal napas akut pada gagal napas kronik
f! @adiologi -
C +"an resolusi tinggi
-
'endeteksi emfisema dini dan menilai -enis serta dera-at emfisema atau bula yang tidak terdeteksi oleh foto toraks polos
-
+"an ventilasi perfusi 'engetahui fungsi respirasi paru
g! *lektrokardiografi 'engetahui komplikasi pada -antung yang ditandai oleh Pulmonal dan hipertrofi ventrikel kanan. h! *kokardiografi 'enilai funfsi -antung kanan i! %akteriologi Pemerikasaan bakteriologi sputum pearnaan 1ram dan kultur resistensi diperlukan untuk mengetahui pola kuman dan untuk memilih antibiotik yang tepat. Infeksi saluran napas berulng merupakan penyebab utama eksaserbasi akut pada penderita PPO& di Indonesia. -!
&adar alfa$ antitripsin &adar antitripsin alfa$ rendah pada emfisema herediter (emfisema pada usia muda!, defisiensi antitripsin alfa$ -arang ditemukan di Indonesia.
PENATALAKSANAAN u-uan penatalaksanaan PPO& adalah $. 'emeperbaiki kemampuan penderita mengatasiu ge-ala tidak hanya pada fase akut, tetapi -uga fase kronik. 2. 'emperbaiki kemampuan penderita dalam melaksanakan aktivitas harian. . 'engurangi la-u progresivitas penyakit apabila penyakitnya dapat dideteksi lebih aal. Penatalaksanaan PPO& pada usia lan-ut adalah sebagai berikut $. 'eniadakan
faktor
etiologipresipitasi,
misalnya
segera
menghentikan
merokok, menghindari polusi udara. 2. 'embersihkan sekresi bronkus dengan pertolongan berbagai "ara. 9
. 'emberantas
infeksi
dengan antimikroba.
;pabila
tidak
ada
infeksi
antimikroba tidak perlu diberikan. Pemberian antimikroba harus tepat sesuai dengan kuman penyebab infeksi yaitu sesuai hasil u-i sensitivitas atau pengobatan empirik. A. 'engatasi bronkospasme dengan obatobat bronkodilator. Penggunaan kortikosteroid untuk mengatasi proses inflamasi (bronkospasme! masih "ontroversial. 9. Pengobatan simtomatik. #. Penanganan terhadap komplikasikomplikasi yang timbul. 8. Pengobatan oksigen, bagi yang memerlukan. Oksigen harus diberikan dengan aliran lambat $ B 2 litermenit. 5. indakan rehabilitasi yang meliputi a. :isioterapi, terutama bertu-uan untuk membantu pengeluaran se"ret bronkus. b. /atihan pernapasan, untuk melatih penderita agar bisa melakukan pernapasan yang paling efektif. ". /atihan dengan beban oalh raga tertentu, dengan tu-uan untuk memulihkan kesegaran -asmani. d. Vocational guidance, yaitu usaha yang dilakukan terhadap penderita dapat kembali menger-akan peker-aan semula. Pathogenesis Penatalaksanaan ('edis! $. Pen"egahan 'en"egah kebiasaan merokok, infeksi, dan polusi udara 2. erapi eksaserbasi akut di lakukan dengan a. ;ntibiotik,
karena
eksaserbasi
akut
biasanya
disertai
infeksi
Infeksi ini umumnya disebabkan oleh =. InfluenEa dan +. Pneumonia, maka digunakan ampisilin A ? 0.290.9#hari atau eritromisin A?0.9#hari ;ugmentin (amoksilin dan asam klavulanat! dapat diberikan -ika kuman penyebab infeksinya adalah =. InfluenEa dan %. Ca"arhalis yang memproduksi %. /aktamase Pemberiam antibiotik seperti kotrimaksasol, amoksisilin, atau doksisiklin pada pasien yang mengalami eksaserbasi akut terbukti memper"epat penyembuhan dan membantu memper"epat kenaikan peak flo rate.
b. erapi oksigen diberikan -ika terdapata kegagalan pernapasan karena hiperkapnia dan berkurangnya sensitivitas terhadap CO2 ". :isioterapi membantu pasien untuk mengelurakan sputum dengan baik. d. %ronkodilator, untuk mengatasi obstruksi -alan napas, termasuk di dalamnya golongan adrenergik b dan anti kolinergik. Pada pasien dapat diberikan salbutamol 9 mg dan atau ipratopium bromida 290 mg diberikan tiap # -am dengan nebuliEer atau aminofilin 0,29 0,9# I3 se"ara perlahan. . erapi -angka pan-ang di lakukan a. ;ntibiotik untuk kemoterapi preventif -angka pan-ang, ampisilin A?0,29 0,9hari dapat menurunkan ke-adian eksaserbasi akut. b. %ronkodilator, tergantung tingkat reversibilitas obstruksi saluran napas tiap pasien maka sebelum pemberian obat ini dibutuhkan pemeriksaan obyektif dari fungsi faal paru. ". :isioterapi d. /atihan fisik untuk meningkatkan toleransi aktivitas fisik e. 'ukolitik dan ekspektoran f. erapi oksigen -angka pan-ang bagi pasien yang mengalami gagal napas tipe II dengan PaO2 (8, Pa (99 ''=g! g. @ehabilitasi, pasien "enderung menemui kesulitan beker-a, merasa sendiri dan terisolasi, untuk itu perlu kegiatan sosialisasi agar terhindar dari depresi. @ehabilitasi untuk pasien PPO& adalah $! :isioterapi 2! @ehabilitasi psikis
@ehabilitasi peker-aan ('ans-oer 200$ A5$A52!
KOMPLIKASI COPD $.
=ipo?emia =ipo?emia didefinisikan sebagai penurunan nilai PaO2 kurang dari 99 mm=g, dengan nilai saturasi Oksigen 7596. Pada aalnya klien akan mengalami perubahan mood, penurunan konsentrasi dan pelupa. Pada tahap lan-ut timbul "yanosis.
2.
;sidosis @espiratory
11
imbul akibat dari peningkatan nilai PaCO2 (hiperkapnia!. anda yang mun"ul antara lain nyeri kepala, fatiFue, lethargi, diEEines, ta"hipnea.
.
Infeksi @espiratory Infeksi pernafasan akut disebabkan karena peningkatan produksi mukus, peningkatan rangsangan otot polos bron"hial dan edema mukosa. erbatasnya aliran udara akan meningkatkan ker-a nafas dan timbulnya dyspnea.
A.
1agal -antung erutama korpulmonal (gagal -antung kanan akibat penyakit paru!, harus diobservasi terutama pada klien dengan dyspnea berat. &omplikasi ini sering kali berhubungan dengan bron"hitis kronis, tetapi klien dengan emfisema berat -uga dapat mengalami masalah ini.
9.
Cardia" Disritmia imbul akibat dari hipo?emia, penyakit -antung lain, efek obat atau asidosis respiratory.
#.
+tatus ;smatikus 'erupakan komplikasi mayor yang berhubungan dengan asthma bron"hial. Penyakit ini sangat berat, potensial mengan"am kehidupan dan seringkali tidak berespon terhadap therapi yang biasa diberikan. Penggunaan otot bantu pernafasan dan distensi vena leher seringkali terlihat.
KONSEP ASUHAN KEPERA1ATAN Pengka7ian Pengka-ian men"akup pengumpulan informasi tentang ge-alage-ala terakhir -uga manifestasi penyakit sebelumnya. %erikut ini adalah daftar pertanyaan yang bisa digunakan sebagai pedoman untuk mendapatkan riayat kesehatan yang -elas dari proses penyakit •
•
+udah berapa lama pasien mengalami kesulitan pernapasan G ;pakah aktivitas meningkatkan dispneaG >enis aktivitas apaG
•
%erapa -auh batasan pasien terhadap toleransi aktivitasG
•
&apan selama siang hari pasien mengeluh paling letih dan sesak napasG
•
;pakah kebiasaan makan dan tidur terpengaruhG
•
;pa yang pasien ketahui tentang penyakit dan kondisinyaG
12
Data tambahan dikumpulkan melalui observasi dan pemeriksaanH pertanyaan yang patut dipertimbangkan untuk mendapatkan data lebih lan-ut termasuk %erapa frekuensi nadi dan pernapasan pasienG
•
•
;pakah pernapasan sama dan tanpa upayaG
•
;pakah pasien mengkonstriksi otototot abdomen selama inspirasiG ;pakah
•
pasien
menggunakan
otototot
aksesori
pernapasan selama pernapasanG •
;pakah tampak sianosisG
•
;pakah vena leher pasien tampak membesarG
•
;pakah pasien mengalami edema periferG
•
;pakah pasien batukG
•
;pa arna, -umlah dan konsistensi sputum pasienG %agaimana status sensorium pasienG
•
;pakah terdapat peningkatan stuporG &egelisahanG
•
Diagn#sa Ke%e"a*atan $.
&etidakefektifan
bersihan
-alan
nafas
berhubungan
dengan
bronkokonstriksi, peningkatan pembentukan mukus, batuk tidak efektif, infeksi bronkopulmonal. 2.
1angguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan fungsi paru
.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, produksi sputum, efek samping obat, kelemahan, dispnea
A.
1angguan pola tidur berhubungan ketidaknyamanan karena batuk terus menerus
9.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dengan kebutuhan oksigen.
#.
&urang pengetahuan tentang kondisitindakan berhubungan dengan kurang informasi.
Inte"9ensi $.
&etidakefektifan
bersihan
-alan
napas
berhubungan
dengan
bronkokontriksi,
peningkatan pembentukan mukus, batuk tidak efektif, infeksi bronkopulmonal. u-uan Pen"apaian bersihan -alan napas klien Intervensi keperaatan
13
a.
%eri pasien # sampai 5 gelas "airanhari ke"uali terdapat kor pulmonal.
b.
;-arkan dan berikan dorongan penggunaan teknik pernapasan diafragmatik dan batuk.
".
%antu dalam pemberian tindakan nebuliser, inhaler dosis terukur, atau IPP%
d.
/akukan drainage postural dengan perkusi dan vibrasi pada pagi hari dan malam hari sesuai yang diharuskan.
e.
Instruksikan pasien untuk menghindari iritan seperti asap rokok, aerosol, suhu yang ekstrim, dan asap.
f.
;-arkan tentang tandatanda dini infeksi yang harus dilaporkan pada dokter dengan segera peningkatan sputum, perubahan arna sputum, kekentalan sputum, peningkatan napas pendek, rasa sesak didada, keletihan.
g.
%eriakn antibiotik sesuai yang diharuskan.
h.
%erikan dorongan pada pasien untuk melakukan imunisasi terhadap influenzae dan streptococcus pneumoniae.
2.
1angguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan fungsi paru u-uan Perbaikan dalam pertukaran gas Intervensi keperaatan a. Deteksi bronkospasme saat auskultasi . b. Pantau klien terhadap dispnea dan hipoksia. ". %eriakn obatobatan bronkodialtor dan kortikosteroid dengan tepat dan aspada kemungkinan efek sampingnya. d. %erikan terapi aerosol sebelum aktu makan, untuk membantu mengen"erkan sekresi sehingga ventilasi paru mengalami perbaikan. e. Pantau pemberian oksigen.
. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, produksi sputum, efek samping obat, kelemahan, dispnea u-uan &ebutuhan nutrisi tubuh terpenuhi Intervensi keperaatan a. &a-i kebiasaan diet, masukan makanan saat ini. *valusi berat badan b. ;uskultasi bunyi usus ". %erikan peraatan oral sering d. %erikan porsi makan ke"il tapi sering e. =indari makanan penghasil gas dan minuman berkarbonat f.
=indari makanan yang sangat panas dan sangat dingin
g. imbang %% h. &onsul ahli giEi untuk memberikan makanan yang mudah di"erna i.
&a-i pemeriksaan laboratorium seperti albumin serum 14
-.
%erikan vitaminmineralelektrolit sesuai indikasi
k. %erikan oksigen tambahan selama makan sesuai indikasi A.
1angguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan karena batuk terus menerus u-uan &ebutuhan istirahat tidur terpenuhi Interversi keperaatan a.
%antu klien latihan relaksasi ditempat tidur.
b.
/akukan pengusapan punggung saat hendak tidur dan an-urkan keluarga untuk melakukan tindakan tersebut.
9.
".
;tur posisi yang nyaman men-elang tidur, biasanya posisi high foler.
d.
/akukan pen-adalan aktu tidur yang sesuai dengan kebiasaan pasien.
e.
%erikan makanan ringan men-elang tidur -ika klien bersedia.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dengan kebutuhan oksigen. u-uan 'emperlihatkan kema-uan pada tingkat yang lebih tinggi dari aktivitas yang mungkin. Intervensi keperaatan a. &a-i respon individu terhadap aktivitasH nadi, tekanan darah, pernapasan. b. kur tandatanda vital segera setelah aktivitas, istirahatkan klien selama menit kemudian ukur lagi tandatanda vital. ". Dukung pasien dalam menegakkan latihan teratur dengan menggunakan treadmill dan exercycle, ber-alan atau latihan lainnya yang sesuai, seperti ber-alan perlahan. d. &a-i tingkat fungsi pasien yang terakhir dan kembangkan ren"ana latihan berdasarkan pada status fungsi dasar. e. +arankan konsultasi dengan ahli terapi fisik untuk menentukan program latihan spesifik terhadap kemampuan pasien. f.
+ediakan oksigen sebagaiman diperlukan sebelum dan selama men-alankan aktivitas untuk ber-aga-aga.
g. ingkatkan aktivitas se"ara bertahapH klien yang sedang atau tirah baring lama mulai melakukan rentang gerak sedikitnya 2 kali sehari. h. ingkatkan toleransi terhadap aktivitas dengan mendorong klien melakukan aktivitas lebih lambat, atau aktu yang lebih singkat, dengan istirahat yang lebih banyak atau dengan banyak bantuan. i.
+e"ara bertahap tingkatkan toleransi latihan dengan meningkatkan aktu diluar tempat tidur sampai $9 menit tiap hari sebanyak kali sehari.
15
#.
&urang
pengetahuan tentang
kondisitindakan
berhubungan
dengan
kurang
informasi. u-uan Pasien mengerti tentang penyakitnya Intervensi &eperaatan a. >elaskan proses penyakit b. >elaskan pentingnya latihan nafas, batuk efektif ". Diskusikan efek samping dan reaksi obat d. un-ukkan teknik penggunaan dosis inhaler e. ekankan pentingnya peraatan gigi mulut f.
Diskusikan pentingya menghindari orang yang sedang infeksi
g. Diskusikan faktor lingkungan yang meningkakan kondisi seperti udara terlalu kering, asap, polusi udara. Cari "ara untuk modifikasi lingkungan h. >elaskan efek, bahaya merokok i.
%erikan informasi tentang pembatasan aktivitas, aktivitas pilihan dengan periode istirahat
-.
Diskusikan untuk mengikuti peraatan dan pengobatan
k. Diskusikan "ara peraatan di rumah -ika pasien diindikasikan pulang
Im%&ementasi Implementasi keperaatan dilakukan dengan menga"u pada intervensi yang sudah dibuat namun pada kenyataannya tidak semua intervensi dilakukan, karena disesuaikan dengan kondisi pasien saat melakukan asuhan keperaatan dan ketersediaan sarana prasarana penun-ang. +etelah dilakukan tindakan keperaatan, peraat men"atat tindakan tersebut dan respon dari pasien dengan menggunakan format khusus pendokumentasian pada pelaksanaan.
E9a&uasi +etelah dilakukan implementasi keperaatan, maka hal yang perlu di evaluasi dari tindakan yang telah kita lakukan yaitu •
%ersihan -alan nafas efektif
•
Pertukaran gas yang adekuat
•
&ebutuhan nutrisi dan "airan dapat terpenuhi
•
&lien dan keluarga mengetahui tentang kondisi yang dialami dan penatalaksanaan yang dilakukan
Pe"en:anaan %u&ang 16
ntuk meningkatkan efisiensi pernapasan se"ara maksimal, an-urkan klien untuk a. +e"ara bertahap dalam beraktivitas dan gaya hidup seharihari yang harus diren"anakan untuk men"egah kekambuhan. b. 'ampu mengendalikan stress dan emosional sebagai faktor pen"etus ter-adinya sesak ". 'emenuhi kebutuhan istirahat yang "ukup dan mematuhi terapi. d. 'entaati aturan terapi pengobatan dan selalu "ontrol ulang. e. 'eningkatkan nutrisi yang adekuat.
DA2TAR PUSTAKA Pri"e, +ylvia., )ilson, /orraine. 200$. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit . >akarta Penerbit %uku &edokteran *1C. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 200. Penyakit Paru Obstruktif &ronik (PPO&! Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. (Online! http.klikpdpi."omkonsensuskonsensusppokppok.pdf Diakses pada tanggal 0# ;pril 20$ -am 22.09 )I% +meltEer, +uEanne C., et all. 2005. Brunner Suddarths !ext"ook of #edical-Surgical $ursing . $$th ed. Philadelphia /ippin"ott )illiams )ilkins
17