LAPORAN PENDAHULUAN
CHRONIC OBSTRUCTIVE PULMONARY DISEASE
Untuk Memenuhi Tugas Pr!esi Ners De"artemen De"artemen Emergen#$
O%eh& Maretta Sekar De'i NIM( )*++,+-+++))++)
PRO.RAM STUDI ILMU /EPERA0ATA /EPERA0ATAN N 1A/ULTAS /EDO/TERAN UNIVERSITAS BRA0I2AYA MALAN. 3+)4
A( DE1NISI PPOK adalah penyakit obstruksi saluran nafas kronis dan progresif yang yang dikara dikarakte kteris risir ir oleh oleh adany adanya a keterb keterbata atasan san aliran aliran udara udara yang yang bersif bersifat at irreve irreversi rsibel bel,, yang yang diseba disebabka bkan n oleh oleh bronki bronkitis tis kroni kronis, s, emphys emphysema ema,, atau atau keduanya. (Ekawati, 200! "hroni# Obstru#tive Pulmonary $isease ("OP$! is a preventable and treata treatable ble diseas disease e with with some some signi signifi# fi#an antt e%trap e%trapul ulmon monary ary effe# effe#ts ts that that may #ontribute to the severity in individual patients. patients. ( &old, 200'! Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK! adalah suatu penyakit yang dikarakte dikarakteristi ristikkan kkan oleh adanya adanya hambatan hambatan aliran aliran udara udara se#ara se#ara kronis kronis dan perubaha perubahanpe nperuba rubahan han patologi patologi pada paru, paru, dimana dimana hambatan hambatan aliran aliran udara udara salu salura ran n nafa nafas s bers bersif ifat at prog progre resi siff dan dan tida tidak k sepe sepenu nuhn hnya ya reve revers rsib ibel el dan dan berhubungan dengan respon inflamasi yang abnormal dari paruparu terhadap gas atau partikel yang berbahaya.
B( ETIOLO.I Etiologi untuk penyakit ini belum diketahui. )amun ada berbagai penyakit yang dapat menyebabkan penyakit paru obstruksi menahun antara lain* . Emfisema Paru Emfisema paru merupakan suatu definisi anatomik, yaitu suatu perubahan anatomik parenkim paru yang ditandai dengan melebarnya se#ara abnormal saluran udara bagian distal bronkus terminalis, yang disertai kerusakan dinding alveolus. +esuai dengan definisi tersebut, maka ika ditemukan kelainan berupa pelebaran ruang udara (alveolus! tanpa disertai adanya destruksi aringan maka keadaan ini sebenarnya tidak termasuk emfisema, melainkan hanya sebagai -overinflation-. Emfisema akan menyebabkan defek pada aliran udara. Emfisema paru dapat didiagnosis se#ara tepat dengan menggunakan " s#an resolusi tinggi. 2. /ron#hitis kronik /ron#hitis adalah penyakit pernapasan dimana selaput lendir pada saluransaluran bron#hial paru meradang. Ketika selaput yang teriritasi membengkak dan tumbuh lebih tebal, hal ini menyebabkan penyempitan bronkus, berakibat pada seranganserangan batuk yang disertai oleh dahak
dan
sesak
napas.
Peradangan
ini
uga
menyebabkan
pembentukan mukus yang berlebihan dalam bronkus dan bermanifestasi sebagai batuk kronik dan pembentukan sputum selama sedikitnya bulan dalam setahun, sekurangkurangnya dalam 2 tahun berturutturut. . 1sma bronkiale 1sma merupakan suatu penyakit yang di#irikan
oleh
hipersensitivitas #abang#abang trakeobronkial terhadap berbagai enis rangsangan. Keadaan ini bermanifestasi sebagai penyempitan saluran saluran napas se#ara periodi# dan reversible akibat bronkospasme . /ronkiektasis /ronkiektasis adalah dilatasi bronkus dan bronkiolus kronik yang mungkin disebabkan oleh berbagai kondisi, termasuk infeksi paru dan obstruksi bronkus, aspirasi benda asing, muntahan, atau bendabenda dari saluran pernapasan atas, dan tekanan terhadap tumor, pembuluh darah yang berdilatasi dan pembesaran nodus limfe. /ronkiektasis biasanya dimulai saat anakanak setelah infeksi saluran pernapasan bawah
berulang
sebagai
bron#hitis, atau pneumonia.
komplikasi
#ampak,
pertusis,
influen3a,
1da beberapa fa#tor yang menyebabkan keparahan penyakitpenyakit diatas sehingga berlangsung se#ara lama atau menahun antara lain * - Polusi udara - 4nfeksi paru berulang - 5erokok sigaret yang berlangsung lama - $efisiensi alfa antitripsin - $efisiensi anti oksidan - +tress - 4nfeksi - erpapar allergen - erpapar bahan kimia C( 1A/TOR RESI/O . 5erokok Pada tahun 67, penasihat Committee Surgeon General of the United States menyatakan bahwa merokok merupakan faktor risiko utama mortalitas bronkitis kronik dan emfisema. /eberapa penelitian menunukkan bahwa dalam waktu satu detik setelah forced expiratory maneuver (8E9 !, teradi penurunan mendadak dalam volume ekspirasi yang bergantung pada intensitas merokok. :ubungan antara penurunan fungsi paru dengan intensitas merokok ini berkaitan dengan peningkatan kadar prevalensi PPOK seiring dengan pertambahan umur. Prevalansi merokok yang tinggi di kalangan pria menelaskan penyebab tingginya prevalensi
PPOK
dikalangan
pria.
+ementara
prevalensi
PPOK
dikalangan wanita semakin meningkat akibat peningkatan umlah wanita yang merokok dari tahun ke tahun . PPOK berkembang pada hampir ;< perokok. =mur pertama kali merokok, umlah batang rokok yang dihisap dalam setahun, serta status terbaru perokok memprediksikan mortalitas akibat PPOK. 4ndividu yang merokok mengalami penurunan pada 8E9 dimana kirakira hampir 60< perokok berisiko menderita PPOK. Second-hand smoker atau perokok pasif berisiko untuk terkena infeksi sistem pernafasan, dan gealageala asma. :al ini mengakibatkan penurunan fungsi paru 5Kamangar, 200!. Pemaparan
asap rokok
pada
anak
dengan
ibu yang
merokok
menyebabkan penurunan pertumbuhan paru anak. 4bu hamil yang terpapar dengan asap rokok uga dapat menyebabkan penurunan fungsi dan perkembangan paru anin semasa gestasi. 2. :iperesponsif saluran pernafasan 5enurut Dutch hypothesis, asma, bronkitis kronik, dan emfisema adalah variasi penyakit yang hampir sama yang diakibatkan oleh faktor genetik dan lingkungan. +ementara British hypothesis menyatakan bahwa
asma dan PPOK merupakan dua kondisi yang berbeda> asma diakibatkan reaksi alergi sedangkan PPOK adalah proses inflamasi dan kerusakan yang teradi akibat merokok. Penelitian yang menilai hubungan tingkat respon saluran pernafasan dengan penurunan fungsi paru membuktikan bahwa peningkatan respon saluran pernafasan merupakan pengukur yang signifikan bagi penurunan fungsi paru. 5eskipun begitu, hubungan hal ini dengan individu yang merokok masih belum elas. hiperesponsif saluran pernafasan ini bisa menurus kepada remodeling saluran nafas yang menyebabkan teradinya lebih banyak obstruksi pada penderita PPOK. . 4nfeksi saluran pernafasan 4nfeksi saluran pernafasan berpotensi
adalah
faktor
risiko
yang
untuk perkembangan dan progresi PPOK pada orang
dewasa. $iper#aya bahwa infeksi salur nafas pada masa anakanak uga berpotensi sebagai faktor predisposisi perkembangan PPOK. 5eskipun infeksi saluran nafas adalah penyebab penting teradinya eksaserbasi PPOK, hubungan infeksi saluran nafas dewasa dan anakanak dengan perkembangan PPOK masih belum bisa dibuktikan . Pemaparan akibat pekeraan Peningkatan geala gangguan saluran
pernafasan
dan
obstruksi saluran nafas uga bisa diakibatkan pemaparan terhadap abu dan debu selama bekera. Pekeraan seperti melombong arang batu dan perusahaan penghasilan tekstil daripada kapas berisiko untuk mengalami obstruksi saluran nafas. Pada pekera yang terpapar dengan kadmium pula, 8E9 , 8E9 ?89", dan $@"O menurun se#ara signifikan (89", force vital capacity > $@"O, carbon monoxide diffusing capacity of lung !. :al ini teradi seiring dengan peningkatan kasus obstruksi saluran nafas dan emfisema. Aalaupun beberapa pekeraan yang terpapar dengan debu dan gas yang berbahaya berisiko untuk mendapat PPOK, efek yang mun#ul adalah kurang ika dibandingkan dengan efek akibat merokok. ;. Polusi udara /eberapa peneliti melaporkan peningkatan geala gangguan saluran pernafasan pada individu yang tinggal di kota daripada desa yang berhubungan dengan polusi udara yang lebih tinggi di kota. 5eskipun demikian, hubungan polusi udara dengan teradinya PPOK masih tidak bisa
dibuktikan.
Pemaparan
terusmenerus
dengan
asap
hasil
pembakaran biomass dikatakan menadi faktor risiko yang signifikan
teradinya PPOK pada kaum wanita di beberapa negara. 5eskipun begitu, polusi udara adalah faktor risiko yang kurang penting berbanding merokok. 7. 8aktor genetik $efisiensi Bantitripsin adalah satusatunya faktor genetik yang berisiko untuk teradinya PPOK. 4nsidensi kasus PPOK yang disebabkan defisiensi Bantitripsin di 1merika +erikat adalah kurang daripada satu peratus. Bantitripsin merupakan inhibitor protease yang diproduksi di hati dan bekera menginhibisi neutrophil elastase di paru. $efisiensi B antitripsin yang berat menyebabkan emfisema pada umur ratarata ; tahun bagi bukan perokok dan 0 tahun bagi perokok ( D( PATO1ISIOLO.I (erlampir! E( MANI1ESTASI /LINIS 5anifestasi klinis penyakit paru obstruktif menahun dapat berupa * . /ronkitis $engan #iri#iri sebagai berikut * a. /atuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan! b. +esak nafas ketika melalukan olahraga atau aktivitas ringan #. +ering menderita infeksi pernafasan (misalnya * flu! d. @elah e. Pembengkakan pergelangan kaki, tungkai kiri dan kanan f. Aaah telapak tangan atau selaput lendir berwarna kemerahan g. Pipi tampak kemerahan h. +akit kepala 2. Emfisema $engan #iri#iri sebagai berikut * a. $ispnea b. akipnea #. 4nspeksi * /arel #hest, penggunaan otot bantu pernafasan d. Perkusi * :iperseronan, penurunan fremitus traktil pada seluruh bidang paru e. 1uskultasi * /unyi nafas #ra#kles, ron#hi, perpanangan ekspirasi f. :ipoksemia g. :iper#apnia h. 1noreksia i. Penurunan // . Kelemahan . 1sma $engan #iri#iri sebagai berikut * a. /atuk b. $ispnea #. :ipoksia d. akikardi e. /erkeringan
f.
Pelebaran tekanan nadi
1( PEMERI/SAAN DIA.NOSTI/ Diagnsis $iagnosis PPOK dimulai dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunang. $iagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan foto toraks
dapat
menentukan
PPOK
Klinis.
1pabila
dilanutkan
dengan
pemeriksaan spirometri akan dapat menentukan diagnosis PPOK sesuai deraat penyakit. Anamnesis a. 1da faktor risiko 8aktor risiko yang penting adalah usia (biasanya usia pertengahan!, dan adanya riwayat paanan, baik berupa asap rokok, polusi udara, maupun polusi tempat kera. Kebiasaan merokok merupakan satu satunya penyebab kausal yang terpenting, auh lebih penting dari faktor penyebab lainnya. $alam pen#atatan riwayat merokok perlu diperhatikan apakah pasien merupakan seorang perokok aktif, perokok pasif, atau bekas perokok. Penentuan deraat berat merokok dengan 4ndeks /rinkman (4/!, yaitu perkalian umlah ratarata batang rokok dihisap sehari dikalikan lama merokok dalam tahun. 4nterpretasi hasilnya adalah deraat ringan (0200!, sedang (200700!, dan berat ( C700! (P$P4, 200!. b. &eala klinis &eala PPOK terutama berkaitan dengan respirasi. Keluhan respirasi ini harus diperiksa dengan teliti karena seringkali dianggap sebagai geala yang biasa teradi pada proses penuaan. /atuk kronik adalah batuk hilang timbul selama bulan yang tidak hilang dengan pengobatan yang diberikan. Kadangkadang pasien menyatakan hanya berdahak terus menerus tanpa disertai batuk. +elain itu, +esak napas merupakan geala yang sering dikeluhkan pasien terutama pada saat melakukan aktivitas. +eringkali pasien sudah mengalami adaptasi dengan sesak napas yang bersifat progressif lambat sehingga sesak ini tidak dikeluhkan. =ntuk menilai kuantitas sesak napas terhadap kualitas hidup digunakan ukuran sesak napas sesuai skala sesak menurut British edical !esearch Council (5D"! (abel 2.! (&O@$, 2006!.
Ta6e% 3()( Ska%a Sesak menurut British Medical Research Council 5MRC7
+kala
Keluahan +esak /erkaitan dengan 1ktivitas
idak ada sesak ke#uali dengan aktivitas berat
2
+esak mulai timbul ika beralan #epat atau naik tangga tingkat
/eralan lebih lambat karena merasa sesak
+esak timbul ika beralan 00 meter atau setelah beberapa menit
;
+esak bila mandi atau berpakaian
Pemeriksaan 1isik emuan pemeriksaan fisik mulai dari inspeksi dapat berupa bentuk dada seperti tong (barrel chest", terdapat #ara bernapas purse lips breathing (seperti orang meniup!, terlihat penggunaan dan hipertrofi otototot bantu napas, pelebaran sela iga, dan bila telah teradi gagal antung kanan terlihat distensi vena ugularis dan edema tungkai. Pada perkusi biasanya ditemukan adanya hipersonor. Pemeriksaan auskultasi dapat ditemukan fremitus melemah, suara napas vesikuler melemah atau normal, ekspirasi memanang, ronki, dan mengi (P$P4, 200!. Pemeriksaan Penun8ang a. +pirometri (9EP, 9EP prediksi, K9P, 9EP?K9P! Obstruksi ditentukan oleh nilai 9EP prediksi (
e. 5ikrobiologi sputum (P$P4, 200!
/erdasarkan geala klinis dan pemeriksaan spirometri dapat ditentukan klasifikasi (deraat! PPOK, yaitu (&O@$, 2006! *
Ta6e% 3(3( /%asi!ikasi PPO/ Klasifikasi Penyakit PPOK Dingan
&eala klinis
+pirometri
$engan atau tanpa
9EP '0< prediksi
batuk $engan atau tanpa
(nilai normal spirometri! 9EP?K9P F G0<
produksi sputum +esak napas deraat sesak sampai deraat sesak 2 PPOK +edang
$engan atau tanpa batuk $engan atau tanpa
9EP?K9P F G0< ;0< H 9EP F '0< prediksi
produksi sputum +esak napas deraat PPOK /erat
+esak napas deraat sesak dan ; Eksaserbasi lebih
9EP?K9P F G0< 0< H 9EP F ;0< prediksi
sering teradi PPOK +angat /erat
+esak napas deraat sesak dan ; dengan gagal napas kronik Eksaserbasi lebih
9EP?K9P F G0< 9EP F 0< prediksi, atau 9EP F ;0< dengan gagal napas kronik
sering teradi $isertai ko mplikasi kor pulmonale atau gagal antung kanan
Pemeriksaan khusus (tidak rutin! . 8aal paru •
9olume Desidu (9D!, Kapasiti Desidu 8ungsional (KD8!, Kapasiti Paru otal (KP!, 9D?KD8,9D?KP meningkat
•
$@"O menurun pada emfisema
•
Daw meningkat pada bronkitis kronik
•
+gaw meningkat
•
9ariabiliti :arian 1PE kurang dari 20 <
2. =i latih kardiopulmoner •
+epeda statis (ergo#y#le!
•
Ientera (treadmill!
•
Ialan 7 menit, lebih rendah dari normal
. =i provokasi bronkus =ntuk menilai deraat hipereaktiviti bronkus, pada sebagian ke#il PPOK terdapat hipereaktiviti bronkus deraat ringan . =i #oba kortikosteroid 5enilai
perbaikan
faal paru setelah
pemberian
kortikosteroid oral
(prednison atau metilprednisolon! sebanyak 0 ;0 mg per hari selama 2minggu yaitu peningkatan 9EP pas#abronkodilator C 20 < dan minimal 2;0 ml. Pada PPOK umumnya tidak terdapat kenaikan faal paru setelah pemberian kortikosteroid ;. 1nalisis gas darah erutama untuk menilai * •
&agal napas kronik stabil
•
&agal napas akut pada gagal napas kronik
7. Dadiologi •
" +#an resolusi tinggi
•
5endeteksi emfisema dini dan menilai enis serta deraat emfisema atau bula yang tidak terdeteksi oleh foto toraks polos
•
+#an ventilasi perfusi
•
5engetahui fungsi respirasi paru
G. Elektrokardiografi 5engetahui komplikasi pada antung yang ditandai oleh Pulmonal dan hipertrofi ventrikel kanan. '. Ekokardiografi 5enilai funfsi antung kanan 6. /akteriologi
Pemerikasaan bakteriologi sputum pewarnaan &ram dan kultur resistensi diperlukan untuk mengetahui pola kuman dan untuk memilih antibiotik yang tepat. 4nfeksi saluran napas
berulng merupakan penyebab utama
eksaserbasi akut pada penderita PPOK di 4ndonesia. 0. Kadar alfa antitripsin Kadar antitripsin alfa rendah pada emfisema herediter (emfisema pada usia muda!, defisiensi antitripsin alfa arang ditemukan di 4ndonesia. .( PENATALA/SANAAN +e#ara umum penatalaksanaan PPOK adalah* . =sahausaha pen#egahan, terutama dituukan terhadap memburuknya 2. . . ;. 7.
penyakit. 5obilisasi dahak. 5engatasi bronkospasme 5emberantas infeksi. Penanganan terhadap komplikasi. 8isioterapi, inhalasi terapi dan rehabilitasi.
$imulai dari pen#egahan maka yang dilakukan adalah * . Pen#egahan a. :ubungan dokter dan penderita. Penerangan yang elas kepada penderita
mengenai
sebabsebab,
faktorfaktor
yang
dapat
memperburuk keadaan harus diberikan seelaselasnya, agar penderita dapat turut aktif dalam tindakan pen#egahan sering diperlukan dan pengobatan, motivasi yang terusmenerus. b. $ituukan kepada faktorfaktor yang dapat memperburuk penyakit * rokok merupakan satusatunya faktor penyebab terpenting dalam etiologi bronkitis menahun, yang uga merupakan tuuan pen#egahan utama. 1sap rokok menyebabkan iritasi yang menahun pada mukosa saluran nafas yang mengakibatkan batuk, bertambahnya produksi sputum
dan
spasme
bronkus,
merusak
silia
dan
menggangu
pengeluaran sekret yang waar. 5enghentikan merokok pada penderita walaupun sangat susah, harus diusahakan semaksimal mungkin. Penghentian merokok se#ara total adalah lebih berhasil dari se#ara pelanpelan. #. /ahan irritasi lainnya, polusi udara di pabrikpabrik, lingkungan sekitar alan sedapat mungkin dihindari. 2. 5obilisasi dahak
$ituukan untuk mengurangi keluhan, batukbatuk, ekspektorasi,sesak dengan #ara memberikan obatobat yang memudahkan pengeluaran sputum dan yang melebarkan saluran nafas. a. Ekspektoransia Pengen#eran dan mobilisasi dahak merupakan tuuan pengobatan yang penting pada keadaan eksaserbasi dan uga pada keadaankeadaan menahun dan stabil yang disertai alan nafas yang berat. Ekspektoran oral ke#uali glyseril guai#olat dalam dosis tinggi hanya mempunyai nilai sedikit
saa.
Obat ini
yang mengandung antihistamin malahan
menyebabkan pengentalan dahak. 1ntitusif tidak dianurkan pada penderita ini. :idrasi yang #ukup merupakan yang paling efektif, penderita diharuskan untuk#ukup banyak air. "airan kadangkadang perlu diberikan perenteral pada penderita dengan obstruksi alan nafas yang berat disertai kesulitan mengeluarkan dahak. b. Obatobat mukoliti (dua enis mukolitik yang paling banyak dipakai! 1setil #ystein yang diberikan pada oral, memberikan efek mukolitik yang #ukup
banyak efek sampng dibandingkan aerosol
menimbulkan
bronkospasme.
/romhe%in
sangat
yang sering populer
oleh
penggunanya yang mudah (tablet, eli%ir,sirup!. #. )ebulisasi 4nhalasi uap air atau dengan aerosol melalui nebuliser, dan uga ditambahkan dengan obatobat bronkodilator dan mukolitik dengan atau tanpa 4ntermittent Positive Pressure /reathing (4PP/!. . Obatobat bronkodilator 5erupakan obat utama dalam mengatasi obstruksi alan nafas. 1danya respon terhadap bronkodiator yang dinilai dengan spirometri merupakan petunuk yang dapat digunakan untuk pemakaian obat tersebut. a. +impatomimetik amine, (metaproterenol, terbutalin, salbutamol, dll! Obatobat ini merangsang reseptor beta2 di otototot polos bronkus yang melalui en3im adenyl #y#lase yang bekera sebagai bronkodilator. Obat ini selain bekera sebagai bronkodilator uga bekera merangsang mobilisasi dahak terutama pada pemberian se#ara inhalasi dalam bentuk aerosol. b. $erivat Janthin (aminofilin, teofilin! Pemahaman baru mengenai #ara kera methyl %anthine yang bertindak sebagai penghambat ensim fosfodiesterase. (menginaktifasi "y#li#
15P!. "y#li# 15P dapat dipertahankan pada tingkat yang tinggi, sehingga tetap mempunyai efek bronkodilator. Paduan obat golongan simpatomimetika dengan golongan methyl 3anthin meningkatkan kadar ". 15P se#ara lebih efektif hingga masingmasing dapat diberikan dalam dosis rendah. $engan efek terapeutis yang sama apabila obat diberikan sendirisendiri dalam dosis tinggi, efek samping menadi lebih ke#il (+nider!. /eberapa dengan asma bronkial, pada penderita PPOK pemberian aminofilin harus dihentikan bila tidak menunukkan perbaikan obektif.
#. Kortikosteroid 5anfaat kortikosteroid masih dalam perdebatan pada pengobatan terhadap obstruksi alan nafas pada PPOK namun mengingat banyak penderita bronkitis yang uga menunukkan geala, seperti asma disertai hipertrofi otot polos bronkus +nider, menganurkan per#obaan dengan obat steroid oral dapat dilakukan pada setiap penderita PPOK terutama dengan obstruksi yang berat apabila menunukkan tandatanda sebagai berikut * •
Diwayat sesak dan whee3ing yang berubahubah, baik spontan maupun setelah pengobatan.
•
Diwayat adanya atopi, sendiri maupun keluarga.
•
Polip hidung.
Despons terhadap volume ekspirasi paksa satu detik pada spirometri lebih dari 2;< setelah ui bronkodilator. a. Eosinofil perifer lebih dari ;< b. Eosinofil sputum lebih dari 0< Prednison diberikan dalam dosis 0 mg selama 2 sampai minggu. Obatobat dihentikan bila tidak ada respons. 5ethylprednisolon memberikan manfaat pada bronkitis menahun yang disertai kegagalan pernafasan mendadak . 1ntibiotika Peranan infeksi sebagai faktor penyebab timbulnya PPOK terutama pada bronkitis
menahun
masih
dalam
perdebatan
namun
elas
infeksi
berpengaruh terhadap peralanan penyakit bronkitis menahun dan terutama pada keadaankeadaan dengan eksaserbasi. Penyebab eksaserbasi tersering adalah virus, yang sering diikuti infeksi bakterial +. Pneumonia.
+elain itu 4nfluen3a merupakan kuman yang paling sering ditemukan pada penderita bronkitis menahun terutama pada masa eksaserbasi. 1ntibiotika yang
efektif
terhadap
eksaserbasi
infeksi
ampi#illin,
tetra#y#lin,
#otrimo%a3ole, erythromy#in, diberikan 2 minggu. 1ntibiotik profilaksik pemah dianurkan oleh karena dapat mengurangi eksaserbasi, tidak dapat dibuktikan kegunaannya
dalam
pemakaian
yang luas.
Pengobatan
antibiotik sebagai profilasi, hanya bermanfaat pada mereka yang sering eksaserbasi harus pada musim dingin?huan. Perubahan dari sifat dahak merupakan petunuk penting ada tidaknya infeksi, dahak menadi hiau atau kuning. ;. Pengobatan tehadap komplikasi Komplikasi yang sering ialah :ipoksemia dan "or pulmonale. Pada penderita PPOK dengan tingkat yang lanut, telah teradi gangguan terhadap fungsi pernapasan dengan manifestasi hipoksemia dengan atau tanpa hiperkapnia. Pemberian oksigen dosis rendah 2 liter?menit selama 2 ' am sering dianurkan, karena dapat memperbaiki hipoksemia tanpa terlalu menaikkan tekanan "O2 darah akibat depresi pernapasan. $iuretik merupakan pilihan utama pada penderita dengan #or pulmonale yang disertai gagal antung kanan. Pemberian digitalis harus hatihati oleh karena efek toksis mudah teradi akibat hipoksemia dan gangguan elektrolit. 7. 8isioterapi dan inhalasi terapi. Prinsip fisioterapi dan terapi inhalasi adalah * •
mengen#erkan dahak
•
memobilisasi dahak
•
melakukan pernafasan yang efektif
•
mengembalikan kemampuan fisik penderita ketingkat yang optimal
•
Pendekatan psikis
Pada penderita bronkitis menahun yang lanut terutama yang sudah menalani gangguan pernafasan perlu dilakukan pendekatan hubungan dokterpenderita yang lebih baik dengan #ara penerangan mengenai tuuan pengobatan dengan mengemukakan halhal yang positif. Kurang berat, lebih dari 20< (Dodman +terling!. Penyebab kematian utama (Dodman +terling!. a. "or pulmonale (;
b. Kegagalan pernafasan akut (sub akut 0
dapat
men#etus
eksaserbasi serta faktor yang memperburuk penyakit ini. 4ni perlu peranan aktif penderita untuk usaha pen#egahannya. b. 5enghindari rokok dan 3at3at inhalasi lain yang bersifat iritasi Dokok merupakan faktor pertama yang dapat memperburuk peralanan penyakit. Penderita harus tidak merokok. $i samping itu 3at3at inhalasi yang bersifat iritasi harus dihindari. Karena 3at itu menimbulkan ekserbasi atau memperburuk peralanan penyakit. #. 5enghindari infeksi 4nfeksi saluran nafas sedapat mungkin dihindari
karena dapat
menimbulkan suatu ekserbasi. d. @ingkungan sehat dan kebutuhan #airan yang #ukup. e. 4munoterapi. 2. Pen#egahan sekunder* Pen#egahan sekunder meliputi diagnosis dini (pemeriksaan penyakit! dan pengobatan yang tepat. a. Pemeriksaan fisik. Pemeriksaan meliputi pasien tampak kurus dengan barrel shape #hest (diameter anteoposterior dada meningkat!, fermitus taktil dada tidak ada atau berkurang, perkusi dada hipersonor, peranakan hati menge#il, batas paru hati lebih rendah, tukak antung berkurang, dan suara nafas berkurang dengan ekspirasi panang. b. Pemeriksaan rutin. Pemeriksaan fungsi paru terdiri dari pemeriksaan spirometri dan ui bronkodilator. Pemeriksaan ini merupakan parameter yang paling umum. Iuga terdapat pemeriksaan darah rutin meliputi pemeriksaan :b, :t, dan leukosit. Pada pemeriksaan radiologi, foto dada berguna untuk menyingkirkan penyakit paru lain. #. Pemerksaan khusus. Pemeriksaan meliputi pemeriksaan fungsi paru, ui latih pulmoner, ui provokasi bronkus, ui #oba kortikosteroid, analisa gas darah, " s#an resolusi tinggi, EK&, ekokardiografi, bakteriologi dan pemeriksaan kadar alfa antitripsin. Pengobatan yang sesuai. . Pen#egahan tertier
Pen#egahan ini
berupa rehabilitasi,
disebabkan pasien #enderung
menemui kesulitan bekera, merasa sendiri dan terisolasi, untuk itu perlu I(
dilakukan kegiatan sosialisasi agar terhindar dari depresi. /OMPLI/ASI Komplikasi yang dapat teradi pada PPOK adalah * .
:ipo%emia :ipo%emia didefinisikan sebagai penurunan nilai PaO2 kurang dari ;; mm:g, dengan nilai saturasi Oksigen F';<. Pada awalnya klien akan mengalami perubahan mood, penurunan konsentrasi dan pelupa. Pada
tahap lanut timbul #yanosis. 2. 1sidosis Despiratory imbul akibat dari peningkatan nilai Pa"O 2 (hiperkapnia!. anda yang mun#ul antara lain * nyeri kepala, fatiue, lethargi, di33ines, ta#hipnea. . 4nfeksi Despiratory 4nfeksi pernafasan akut disebabkan karena peningkatan produksi mukus, peningkatan rangsangan otot polos bron#hial dan edema mukosa. erbatasnya aliran udara akan meningkatkan kera nafas dan timbulnya dyspnea. . &agal antung erutama korpulmonal (gagal antung kanan akibat penyakit paru!, harus diobservasi terutama pada klien dengan dyspnea berat. Komplikasi ini sering kali berhubungan dengan bron#hitis kronis, tetapi klien dengan ;.
emfisema berat uga dapat mengalami masalah ini. "ardia# $isritmia imbul akibat dari hipo%emia, penyakit antung lain, efek obat atau asidosis
respiratory. 7. +tatus 1smatikus 5erupakan komplikasi mayor yang berhubungan dengan asthma bron#hial. Penyakit ini sangat berat, potensial mengan#am kehidupan dan seringkali tidak berespon terhadap therapi yang biasa diberikan. Penggunaan otot bantu pernafasan dan distensi vena leher seringkali terlihat. G. &agal )afas &agal nafas kronik. $imana hasil analisis gas darah PO 2 F 70 mm:g •
•
dan P"O2 C 70 mm:g, dan p: normal &agal )afas 1kut pada &agal )afas Kronik yang ditandai oleh* a. +esak napas dengan atau tanda sianosis b. +putum bertambah dan purulen #. Kesadaran menurun d. $emam
Lang ditandai oleh sesak nafas dengan atau tanpa sianosis, sputum bertambah dan purulen, demam serta penurunan kesadaran.
'.
Kor Pulmonal $itandai oleh P pulmonal pada EK&, hematokrit C ;0<, dapat disertai gagal antung kanan.
Lam"iran( Pat!isi%gi
Merokok/pajanan polutan lain
Inaktivasi α1 anti protease paru
Banyak spesies O reaktif !radikal Be"as#. Efek kemoktraktan langsung thd. neutrol
l. Mukosa "ronkus % peningkatan &lh ' ukuran sel go"let Inltrasi neutrol ke dalam alveolus
(eutrol aktif melepas protease $ipersekresi mu)us !"anyak dan kental#.
,erusakan jaringan paru Menyum"at saluran nafas. ,etidak efektifan "ersihan jalan nafas O"struksi lumen
*enyempitan saluran nafas
*eningkatan resistensi sal. (afas.,erja pernapasan meningkat
Menghalangi keluarnya udara +ispnea
erlukan tekanan intra thorakal untuk ekspirasi.
*enekanan "ronkus
,esulitan makan
-- meningkat
anoreksia
BB menurun
,etidak seim"angan nutrisi kurang dari k
Ekspirasi memanjang
dara dipaksa keluar dari saluran sempit ,esulitan ekspirasi -asio E0 menurun
dara !O# terperangkap dalam alveoli 3angguan pertukaran gas
0okal fremitus melemah
$iperin2asi paru !pengem"angan paru Mele"arkan "erle"ihan# duktus alveolaris ragmentasi jaringan elasti) inter alveolar dan rusaknya s
+aya re)oil menurun ,ompensasi dgn me
volume inpirasi *engga"ungan "e"erapa alveolus !"ula#
Barrel )hest
4re difusi "erkurang
$ipoksia *eningkatan denyut jantung utk me )urah jantung
(adi meningkat
3angguan difusi O dan O
0asokonstriksi pulmonal
*eningkatan vas)ular pulmonal
5ekanan arteri pulmonal me
5ransudasi )airan di jar. Interstitial "ronkus -honki %
DA1TAR PUSTA/A $EPKE+ D4. 200'. #edoman #engendalian #enyakit #aru $bstruktif %ronik #$%" &edhe )., "ristantie. 2002. %epera'atan edikal Bedah %lien Dengan Gangguan Sistem #ernafasan. Iakarta* E&". 4rman +omantri. 200G. %epera'atan edikal Bedah( )suhan %epera'atan pada #asien dengan Gangguan Sistem #ernafasan. Iakarta* +alemba 5edika. )urhasan. 200. *aktor-*aktor !esiko yang Berhubungan dengan #enyakit #aru $bstruktif %ronik #$%" di +rna ,mbun #agi dan on Bedah !SU#. $D. 5. $amil. Program +tudi 4lmu Keperawatan =niversitas 1ndalas.