LAPORAN PENDAHULUAN PASIEN dengan COPD (Chronic Obstructive Pulmonary Disease) dan KEBUTUHAN NUTRISI
Oleh : Fitria Farida
PROGRAM PROFESI PENDIDIKAN NERS FAKLUTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2011
1. Definisi COPD atau yang lebih dikenal dengan PPOM merupakan suatu kumpulan penyakit paru yang menyebabkan obstruksi jalan napas, termasuk bronchitis, empisema, bronkietaksis dan asma. Ch ro ni c
Ob st ru ct iv e
P u l m o n a r y D isease/COPD a dalah suatu
penyumbatan menetap pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh emfisema atau bronkitis kronis. Bronkitis kronis didefinisikan sebagai adanya batuk produktif yang berlangsung 3 bulan dalam satu tahun selama 2 tahun berturut-turut. (Bruner & Suddarth, 2002) Emfisema d i d e f i n i s i k a n s e b a g a i s u a t u d i s t e n s i a b n o r m a l r u a n g u d a r a d i l u a r bronkiolus terminal dengan kerusakan dinding alveoli. (Bruner & Suddarth, 2002) 2. Fisiologi Bernapas atau respirasi adalah peristiwa menghirup udara luar atau atmosfer kedalam
tubuh
atau
menghembuskan
udara
yang
banyak
mengandung
karbondioksida sebagani sisa dari oksidasi, udara dihirup masuk melintasi traktus respiratorius sampai alveoli. Sebagai terjadinya proses atmosfir karbondioksida dikeluarkan melalui kapiler-kapiler alveoli dibawa ke atrium sinistra vena purmonalis Yang kemudian diteruskan di vertikel sinestrayang di pomp[a di aorta, kemudian dialirkan keseluruh tubuh, didalam pubuh terjadi proses oksidasi atau pembakaran, ampas dari sisa pembakaran tubuh adalah karbondioksida. Karbondioksida dikangkat oleh sirkulasidarah vena masuk ke atrium dekstra ke vertikel dekstra dan di pompa ke paru-paru melintasi arteri pulmonalis. Didalam sel paru-paru terjadi lagi proses oksidasi, karbon dioksida dikeluarkan melalui ekspirasi sedangkan sisa lainnya dikeluarkan melalui traktus urogenital dalam bentuk air senidan kulit dalam bentuk keringat.( Syarifuddin, 1996. hal. 107) 3. Etiologi Faktor-faktor yang dapat meningkatkan resiko munculnya COPD (Mansjoer, 1999) adalah : 1. Kebiasaan merokok
2. Polusi udara 3. Paparan debu, asap, dan gas-gas kimiawi akibat kerja. 4. Riwayat infeksi saluran nafas. 5. Bersifat genetik yaitu defisiensi -1 antitripsin. 4. Klasifikasi Ch ro ni c
Ob st ru ct iv e
P u l m o n a r y D isease/COPD a dalah suatu
penyumbatan menetap pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh emfisema atau bronkitis kronis. Bronkitis kronis didefinisikan sebagai adanya batuk produktif yang berlangsung 3 bulan dalam satu tahun selama 2 tahun berturut-turut. (Bruner & Suddarth, 2002) Emfisema d i d e f i n i s i k a n s e b a g a i s u a t u d i s t e n s i a b n o r m a l r u a n g u d a r a d i l u a r bronkiolus terminal dengan kerusakan dinding alveoli. (Bruner & Suddarth, 2002) 5. Manifestasi Klinis G e j a l a- g e j a la a w a l d a r i C O P D , y a n g b i s a m u n c u l s e t e l a h 5 - 1 0 ta hu n me ro ko k, adalah batuk dan adanya lendir, sering terjadi flu dan nyeri kepala. a. tanda gejala bronchitis akut Batuk produktif, kronis pada bulan-bulan musim dingin. b. tanda gejala emfisema •
Dispnea
•
Takipnea
•
Inspeksi : barrel chest, penggunaan otot bantu pernapasan
•
Perkusi : hiperresonan, penurunan fremitus pada seluruh bidang paru
•
Auskultasi bunyi napas : krekles, ronchi, perpanjangan ekspirasi
•
Hipoksemia
•
Hiperkapnia
•
Anoreksia
•
Penurunan BB
•
Kelemahan
6. Patofisiologi P at o fi si ol og i
C O PD
a d al ah
s an ga t
k om pl ek
dan
komprehensif
s e h i n g g a mempengaruhi semua sistem tubuh yang
artinya sama juga dengan mempengaruhigay a hi du p manu sia. a. Patofisiologi Bronkitis Kronis Asap mengiritasi jalan nafas mengakibatkan hipersekresi lendir da n inflam asi. Karena iritasi yang konstan ini, kelenjar-kelenjar yang mensekresi lendir dan sel-sel goble t meni ngka t jumla hnya , fungs i silia menurun dan lebih banyak lendir yangdihasilkan. Sebagai akibat
bronkiolus
dapat
menjadi
menyempit
dan
tersumbat.Alveoli yang berdekatan dengan bronkiolus dapat menja di rusak dan memb entu k fibrosis, mengakibatkan perubahan fungsi makrofag alveolar yang berperan pentingdalam menghancurkan partikel asing termasuk bakteri. Pasien kemudian menjadilebih rentan terhadap infeksi pernapasan. Penyempitan bronkial lebih lanjut terjadisebagai akibat perubahan fibrotik yang terjadi dalam jalan napas. Pada waktunyamungkin terjadi perubahan paru yang i re ve rs ib el ,
k em un gk in an
m en ga ki ba tk an emfisema
dan
bronkiektasis. b. Patofisiologi Emfisema Pada emfisema beberapa faktor penyebab obstruksi jalan napas yaitu : inflamasi
dan pembengkakan
b er le biha n; k ol ap s
ke hila ng an
b ro nk io lu s
bronki;
rek oil s er ta
produksi
ela sti k j a l a n r ed is t ri bu si
lendir na p a s; u da ra
yang d an ke
a l v e o l i y a n g berfungsi. 7. Pemeriksaan Fisik •
Pasien biasanya tampak kurus dengan barrel-shapped chest (diameter anteroposterior dada meningkat).
•
Fremitus taktil dada berkurang atau tidak ada.
•
Perkusi pada dada hipersonor, peranjakan hati mengecil, batas paru hati lebih rendah, pekak jantung berkurang.
•
Suara nafas berkurang.
8. Pemeriksaan Penunjang 1. Bronkitis Kronik •
Pemeriksaan
analisa
gas
darah
:
hipoksia
den gan
hiperkapnia. •
R on tg en d ad a: p em be sa ra n j an tu ng d en ga n d ia fr ag ma
normal/mendatar. •
Pemeriksaan fungsi paru: Penurunan kapasitas
vital
(VC)
dan
v o l u m e ekspirasi kuat (FEV), peningkatan
volume residual (RV), kapasitas paru total (TLC) normal atau sedikit meningkat. •
Pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit : dapat sedikit
meningkat 2. Emfisema •
R o n t g e n d a d a : hi p e r i nf l a s i,
p e n d a t ar a n
d i a f ra g m a ,
pe le ba ra n in te rk os ta da n jantung normal. •
F u ng s i
p u lm o na r i
( t er u ta m a
s p ir o me t ri ) :
p e n i n g k a t a n T L C d a n R V , penurunan VC dan FEV 9. Penatalaksanaan Umum a. Pencegahan : Mencegah kebiasaan merokok, infeksi dan polusi udara. b. Terapi ekserbasi akut dilakukan dengan : 1. Antibiotik, karena eksaserbasi akut biasanya disertai infeksi : •
Infeksi ini umumnya disebabkan oleh H. Influenza dan S. Pneumonia, maka digunakan ampisilin 4 x 0,25 – 0,5 g/hari atau aritromisin 4 x 0,5 g/hari.
•
Augmentin (amoxilin dan asam klavuralat) dapat diberikan jika kuman penyebab infeksinya adalah H. Influenza dan B. Catarhalis yang memproduksi B. Laktamase. Pemberian antibiotic seperti kotrimoksosal, amoksisilin atau doksisilin
pada pasien yang mengalami eksaserbasi akut terbukti mempercepat
penyembuhan
dan
membantu
mempererat
kenaikan peak flowrate. Namun hanya dalam 7 – 10 hari selama periode eksaserbasi. Bila terdapat infeksi sekunder atau tanda-tanda pneumonia, maka dianjurkan antiobiotik yang lebih kuat. 2. Terapi oksigen diberikan jika terdapat kegagalan pernafasan karena hiperkapnia dan berkurangnya sensitivitas CO2. 3. Fisioterapi membantu pasien untuk mengeluarkan sputum dengan baik. 4. Bronkodilator, untuk mengatasi obstruksi jalan nafas, termsuk didalamnya golongan adrenergic B dan antikolinergik. Pada pasien dapat diberikan sulbutamol 5 g diberikan tiap 6 jam denganµ mg dan atau protropium bromide 250 rebulizer atau aminofilin 0,25 – 05 g IV secara perlahan. 10. Kebutuhan Nutrisi COPD 1. Cairan Kebutuhan cairan pada COPD adalah 25-40 ml/kgBB/24jam 2. Energi Salah satu aspek terapi nutrisi yang wajib diperhitungkan adalah angka pemberian energi total yang tentu saja saja diukur sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan Energi Total (KET) menggunakan beberapa parameter, yaitu BMR (Basal Metabolic Rate) atau Kebutuhan Energi Basal (KEB), serta faktor stress dan faktor aktivitas. 3. Makronutrient Makronutrient utama yang dibutuhkan tubuh ada tiga jenis, yaitu karbohidrat, protein, dan lemak. 4. Mikronitrient -
Fosfor : Banyak terdapat pada daging, ayam, ikan, telur,
kacang, susu, teri kering, coklat, sardines, tempe, tahu, buah-buahan dll.
-
Kalium : Banyak terkandung didalam Buah-buahan seperti pisang, sayur-sayuran, kacang merah, kacang hijau, kacang kedelai dll. -
Kalsium :Zat ini paling banyak terkandung di dalam susu,
keju, coklat, yoghurt, sayur-sayuran hijau dll. -
Magnesium : Dikandung hampir pada semua sayuran
(bayam, kol, sawi) serta ikan, serealia, dan daging 5. Nutrient Spesifik -
Asam lemak Ω3 : Banyak didapat padaseafo od (makanan laut
seperti ikan, udang, cumi-cumi, kepiting) serta kecambah, gandum, minyak ikan dll. -
Vitamin C : Umumnya terkandung dalam jumlah yang
besar terutama pada buah-buahan seperti jambu biji, jeruk, nanas, bahkan pada sayur-sayuran seperti daun singkong dll.
11. Pohon Masalah Penyakit Polusi bahan iritan (asap) atau rokok, riwayat kesehatan (ISPA)
Iritasi jalan nafas
Hiperekskresi lendir dan inflamasi peradangan
Peningkatan sel-sel goblet
Penurunan silia
Peningkatan produksi sputum
COPD
12. Daftar Pustaka Brunner
& Suddart.
1 9 9 6 . Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
edisi 8 volume 2.Jakarta, EGC. Do en ge s, Mo or ho us e, Ge is sl er . 20 00 .Rencana Asuhan Keperawatan edisi 3. Jakarta.EGC. P r i c e , S y l v i a . 2 0 0 3 . Patofisiologi Volume 2. Jakarta: EGC http://www.scribd.com/doc/56640864/LP-PPOK http://pterchie.blogspot.com/search/label/Askep%20COPD http://laporanpendahuluan.blogspot.com/2010/02/laporan-pendahuluan-copd.html