LAPORAN PENDAHULUAN
COMMON COLD
Definisi
Common Cold adalah suatu infeksi virus pada selaput hidung, sinus dan saluran udara yang besar. Common cold dikenal juga dengan istilah"pilek"
Anak dan bayi sering terjadi common cold dibandingkan orang dewasa. Bayi lebih rentan terkena common cold dibandingkan anak yang lebih besar. Dalam 1 tahun bayi bisa terkena common cold hingga 7 kali atau bahkan lebih.penyebabnya adalah bayi lebih mudah tertular oleh saudaranya atau orang dewasa di sekitarnya selain itu daya tahan tubuh bayi relatif lebih rendah. oleh karena itu,penting untuk mencegah penularan ke bayi dan anak ketika ada orang dewasa di sekitarnya sedang sakit.
Etiologi
Belum diketahui apa yang menyebabkan seseorang lebih mudah tertular pilek.
Berbagai virus yang menyebabkan terjadinya common cold:
1. Rhinovirus
2. Virus influenza A, B, C
3. Virus Parainfluenza
4. Virus sinsisial pernafasan.
Semuanyanya mudah ditularkan melalui ludah yang dibatukkan atau dibersinkan oleh penderita lewat udara,yang kemudian masuk melalui saluran pernapasan orang yang ditularkan lalu menginfeksi pada bagian tubuh yang pertahanannya melemah.
Common cold biasanya tidak berbahaya dan kebanyakan dapat sembuh dengan sendirinya. pada suatu saat dibandingkan waktu lain.
Dalam keadaaan dingin tidak menyebabkan common cold akan tetapi karena menghirup udara dingin tingkat produksi lendir naik secara signifikan, dan menyebabkan beberapa lendir atau cairan keluar dari hidung anda. Ketika udara dingin, tubuh akan memberi respon dengan meningkatkan suplai darah ke hidung anda untuk menghangatkan area di sekitar hidung.Meningkatnya aliran darah ke hidung ini tidak hanya membantu untuk menghangatkan udara yang dingin, namun juga secara tidak langsung menyebabkan efek samping dimana kelenjar yang menghasilkan lendir di hidung anda mendapatkan suplai darah yang lebih banyak dari biasanya.
Hal ini akan menyebabkan kelenjar-kelenjar tersebut memproduksi lendir atau cairan lebih banyak dari keadaan normal dan sebagian cairan yang berlebihan tersebut akan meluber keluar dari hidung.
Setelah anda kembali ke lingkungan dengan udara yang hangat, pembuluh darah kecil di hidung anda akan kembali menyempit dan kelenjar yang menghasilkan lendir akan kembali memproduksi lendir dalam tingkat normal.
Kedinginan tidak menyebabkan pilek atau meningkatkan resiko untuk tertular penyakit common cold, tetapi common cold bisa tertular jika kondisi tubuh kurang sehat sehingga rentan terhadap penyakit.
Factor Predisposisi
Kelelahan, gizi buruk, anemia, dan kedinginan. Walaupun umur bukan factor yang menentukan daya rentan, namun infeksi sekunder purulen lebih banyak dijumpai pada anak kecil. Penyakit ini sering diderita pada waktu pergantian musim.
Patofisiologi
.
Manifestasi Klinis
Gejala mulai timbul dalam waktu 1-3 hari setelah terinfeksi.
Biasanya gejala awal berupa:
1. Rasa tidak enak di hidung
2. Rasa tidak enak di tenggorokan
3. Bersin-bersin
4. Tenggorokan gatal
5. Hidung meler
6. Batuk
7. Suara serak
8. Cemas
9. Sakit kepala
10. Demam (biasanya ringan)
11. Sesak nafas
Biasanya tidak timbul demam, tetapi demam yang ringan bisa muncul pada saat terjadinya gejala.Hidung mengeluarkan cairan yang encer dan jernih dan pada hari-hari pertama jumlahnya sangat banyak sehingga mengganggu penderita.
Selanjutnya sekret hidung menjadi lebih kental, berwarna kuning-hijau dan jumlahnya tidak terlalu banyak.Gejala biasanya akan menghilang dalam waktu 4-10 hari, meskipun batuk dengan atau tanpa dahak seringkali berlangsung sampai minggu kedua.
Komplikasi
Common cold di sebabkan infeksi virus. Antibiotic tidak bermanfaat dalam pengobatan common cold. Anti biotic hanya berfungsi pada infeksi bakteri. efektif mempercepat penyembuhan. Pemberian obat batuk pilek pada bayi justru mempunyai resiko timbulnya efek samping obat.
Common cold dapat sembuh dengan sendirinya sehingga tidak memerlukan pengobatan khusus,yang lebih penting di perlukan anak dan bayi adalah pemberian cairan atau imun lebih banyak dan pemantauan kondisi emergensi.
Komplikasi bisa memperpanjang terjadinya gejala:
Infeksi saluran udara (trakea) disertai sesak di dada dan rasa terbakar
Gangguan pernafasan yang lebih berat terjadi pada penderita bronkitis atau asma yang menetap
Infeksi bakteri pada telinga, sinus atau saluran udara (infeksi trakeobronkial).
Otitis media (infeksi telinga). Sekitar 5-15% anak yang terkena common cold terjadi infeksi pada telinga bagian tengah.penyebabnya adalah adanya saluran yang menghubungkan antara tenggorokan dan rongga telinga.
Komplikasi tersebut lebih sering terjadi pada anak atau bayi dengan factor resikao tertentu :
a. Anak berusia kurang dari 2 tahun, karena daya tahan tubuh rendah
b. Anak menderita penyakit immunodefisiensi (daya tahan tubuh rendah)
c. Anak mendapatkan pengobatan kortikosteroid jangka panjang
d. Anak menderita penyakit kronik seperti jantung
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah dilakukan apabila gejala sudah berlangsung selama lebih 10 hari atau dengan demam > 37,8°C. pemeriksaan darah ini dilakukan untuk melihat leukositis.
Penatalaksanaan
Pengobatan :
Usahakan untuk beristirahat dan selalu dalam keadaan hangat dan nyaman, serta diusakahan agar tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain.
Jika terdapat demam atau gejala yang berat, maka penderita harus menjalani tirah baring di rumah.
Minum banyak cairan guna membantu mengencerkan sekret hidung sehingga lebih mudah untuk dikeluarkan/dibuang.
Untuk meringankan nyeri atau demam dapat diberikan asetaminofen atau ibuprofen.
Pada penderita dengan riwayat alergi, dapat diberikan antihistamin.
Menghirup uap atau kabut dari suatu vaporizer bisa membantu mengencerkan sekret dan mengurangi sesak di dada.
Mencuci rongga hidung dengan larutan garam isotonik bisa membantu mengeluarkan sekret yang kental
Batuk merupakan satu-satunya cara untuk membuang sekret dan debris dari saluran pernafasan. Oleh karena itu sebaiknya batuk tidak perlu diobati, kecuali jika sangat mengganggu dan menyebabkan penderita susah tidur. Jika batuknya hebat, bisa diberikan obat anti batuk
Antibiotik tidak efektif untuk mengobati common cold, antibiotik hanya diberikan jika terjadi suatu infeksi bakteri.
Pencegahan
Jagalah kebersihan diri dan lingkungan
Sebaiknya sering mencuci tangan, membuang tisu kotor pada tempatnya serta membersihkan permukaan barang-barang.
Vitamin C dosis tinggi (2000 mg per hari) belum terbukti bisa mengurangi resiko tertular atau mengurangi jumlah virus yang dikeluarkan oleh seorang pender
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA COMMON COLD
I. PENGKAJIAN
Data Subjektif
Identitas Klien
Identitas klien meliputi nama, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, agama, suku / bangsa, alamat, tanggal dan jam masuk rumah sakit, diagnosa medik.
Keluhan utama
Keluhan Ibu dengan anak batuk pilek biasanya anak rewel, susah makan, dan demam.
Riwayat penyakit sekarang
Anak mengalami batuk pilek sejak kapan, dan obat apa yang telah di berikan.
Riwayat penyakit dahulu
Apakah sebelumnya anak pernah menderita sakit seperti ini, berapa lama, selain itu sakit apa yang pernah di derita anak.
Riwayat penyakit keluarga
Adakah anggota keluarga yang menderita sakit seperti ini, atau menderita penyakit lain yang bisa menular, contohnya TBC.
POLA KESEHATAN FUNSIONAL GORDON
Pola persepsi kesehatan / penanganan kesehatan
Biasanya sabagian orang tua kurang begitu peduli terhadapnya bila terkena CC
Pola nutrisi – metabolism
Anak biasanya mengalami anoreksia
Pola eliminasi
Eliminasi urine / BAK
Terjadi penurunan
Eliminasi alvi / BAB
Terjadi penuruan
Pola aktivitas-latihan
Sebagian anak akan mengurangi aktivitasnya.
Pola istirahat tidur
Anak akan sering bangun saat tidur.
Data Objektif
PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan umum : Cukup
Kesadaran : CM
TTV : TD : <120/80 mmHg
N : x/mnt
RR : x/mnt
S : >37,5oC
PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE
Kepala
Inspeksi : Lihat warna rambut berwarna, kulit kepal
Palpasi : ada benjolan apa tidak
Mata
Inspeksi : Berair, sclera putih, konjungtiva pucat
Hidung
Inspeksi : Keluar cairan encer hingga purulen, pernapasan cuping hidung.
Telinga
Inspeksi : Ada serumen apa tidak
Palpasi : Tekstur pina, helix kenyal.
Mulut
Inspeksi : Lidah putih, mukosa bibir kering,
Leher
Inspeksi : Simetris apa tidak
Palpasi : Kelenjar limfe tidak teraba, kelenjar tiroid tidak membesar.
Paru
Inspeksi : Bentuk dada simetris
Palpasi : Vokal fremitus kanan kiri sama
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Ronchi Basah +
Jantung
Inspeksi : Ictus kordis terlihat
Palpasi : PMI teraba
Perkusi : Pekak
Auskultasi : S1 S2 bunyi tunggal
Abdomen
Inspeksi : simetris, tidak ada luka bekas operasi
Auskultasi : Bising usus normal
Palpasi : Suepel
Perkusi : Timpani
Ekstremitas
Inspeksi : Atas /bawah simetris, jari lengkap, tidak ada gangguan pergerakan.
Integumen
Turgor kulit kurang, kulit terasa panas.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto Thorax k/p
Tes Darah Lengkap
TERAPI PENGOBATAN
Oral
Antibiotik : Amoxicilin syrup
Sedativum : CTM
Obat batuk : Antitusif
Penambah nafsu makan : Vit. B complek
Vitamin : Vit. C
Suction k/p
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ketidakefektivan bersihan jalan nafas b.d peningkatan atau akumulasi secret.
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual muntah dan anoreksia.
Ketidakseimbangan Cairan elektrolit b.d peningkatan peristaltic usus.
Kelemahan b.d oksigen jaringan menurun.
Resti infeksi b.d masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh.
INTERVENSI
Dx: Ketidakefektivan bersihan jalan nafas b.d peningkatan atau akumulasi secret.
Tujuan: Dalam 2x24 jam pasien bisa bernapas dengan normal
Kriteria Hasil: -Px mengeluarkan sputum
-Px bisa bernafas dengan mudah
-Tiadak terdapat suara napas tambahan.
INTERVENSI
RASIONAL
Kaji status pernapasan sekurangnya setiap 4 jam atau menurut standart yang diteteapkan
Untuk mendeteksi tanda awal bahaya
Observasi TTV
Memantau kondisi pasien secara umum
Gunakan posisi fowler
Untuk memebantu bernapas dan ekspansi dada serta ventilasi lapang paru.
Isap sekresi sesuai keperluan
Untuk menstimulasi batuk dan membersihkan jalan napas
Lakukan drainase postural,perkusi dan fibrasi setiap 4 jam atau sesuai program
Untuk meningkatkan mobilisasi sekresi yang mengganggu oksigenasi.
Sediakan tisu dan kantong kertas sebagai tempat pembuangan sputum yang higenis
Untuk mencegah penyebaran infeksi
Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi.Mis:Ventolin
Mempercepat penyembuhan pasien
Resiko tinggi infeksi b.d dengan masuknya M.O ke dalam tubuh
Tujuan: Dalam 1x24 jam tidak terjadi infeksi
Kriteria Hasil : -Infeksi hilang
- Suhu dalam rentang normal
INTERVENSI
RASIONAL
Pantau suhu minimal setiap 4 jam dan catat pada kertas grafik
Suhu yang terus meningkat menandakan infeksi masih ada
Pantau atau hitung SDP
Peningkatan jumlah SDP menandan infeksi masih ada
Observasi TTV
Memantau kondisi pasien secara umum
Bantu pasien mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan setelah dari kamar mandi, menggunakan pispot
Mencuci tangan mencegah penyebaran pathogen terhadap objek dan makanan lain
Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi antibiotic dan analgesic
Mempercepat penyembuhan pasien.
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual muntah dan anoreksia
Tujuan :Dalam 2x24 jam nutrisi pasien terpenuhi
Kriteria Hasil : - Px bisa makan dengan teratur
-BB px normal
INTERVENSI
RASIONAL
Observasi dan catat asupan pasien
( cair dan padat)
Untuk mengkaji zat gizi yang dikonsumsi dan suplemen yang diperlukan
Observasi TTV
Memantau kondisi pasien secara umum
Tentukan makanan kesukaan pasien dan usahakan untuk mendapatkan makan tersebut
Untuk meningkatkan nafsu makan pasien
Ciptakan lingkungan yang menyenangkan pada waktu makan
Untuk meningkatkan nafsu makan pasien
Bila memungkinkan, duduk dengan pasien saat pasien makan
Tindakan ini mencegah pasien membuang-buang waktu selama makan
Pantau dan catat pola eliminasi
Untuk memantau kondisi pasien
IMPLEMENTASI
Implementasi merupakan tindakan pelaksanaan dari intervensi yang telah dibuat untuk mengatasi diagnosa keperawatan yang telah ada.
EVALUASI
S : Berisi keluhan pasien, berasal dari pasien sendiri atau orang tua pasien
O : Data yang diambil dari hasil observasi
A : Pernyataan masalah sudah teratasi atau sebagian atau belum teratasi
P : Rencana tindakan untuk mengatasi keluhan pasien
DAFTAR PUSTAKA
Ngastiyah,2003.Perawatan Anak Sakit edisi 2.EGC:Jakarta
Sacharing, Rosa M.1996.Prinsip Keperawatan Pediatrik.Jakarta:EGC
Sheila S.R dan Taylor Cyntia M.2003.Diagnosa Keperawatan dengan Rencana Asuhan.Jakarta:EGC
http://askepdangue.blogspot.com/2012/10/askep-dengue.html
http://sauyunankomunika.blogspot.com/2011/05/pilek-penanganan-common-cold-pada-anak.html
12