Nama : Frans Fernando V.H.S Prodi : Ners
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWA KEPERAWATAN DENGAN KONSTIPASI
1.1 Definisi Konstipasi sering diartikan sebagai kurangnya frekuensi buang air besar, biasanya kurang dari 3 kali per minggu dengan feses yang kecil-kecil dan keras dan kadang-kadang disertai kesulitan sampai rasa sakit saat buang air besar (NIDDK, 2000) Konstipasi adala! suatu kelu!an, bukan penyakit ("olson, 2002#$%er, 200&) 'ada umumnya konstipasi sulit didefinisikan secara tegas karena sebagai suatu kelu!an terdapat ariasi yang berlainan antara indiidu ($%er,200&) 'enggunaan istila! konstipasi secara keliru dan belum adanya definisi yang uniersal menyebabkan menyebabkan lebi! kaburnya !al ini ("amdy, ("amdy, &*+) edangkan edangkan batasan dari konstipasi klinik yang sesunggu!nya adala! ditemukannya seumla! feses pada kolon, rektum atau keduanya yang tampak pada foto polos perut ("arari, &) 'ara tenaga medis mendefinisikan konstipasi sebagai penurunan frekuensi buang air besar, kesulitan dalam mengeluarkan feses, atau perasaan tidak tuntas ketika buang air besar tudi epide epidemio miolog logik ik menu menunu nukka kkan n kenai kenaikan kan pesa pesatt konst konstip ipasi asi berka berkaita itan n deng dengan an usia usia terut terutama ama berdasa berdasarkan rkan kelu!an kelu!an penderi penderita ta dan bukan bukan karena karena konstipa konstipasi si klinik klinik .anyak .anyak orang orang mengira mengira dirinya konstipasi bila tidak buang air besar setiap !ari ering ada perbedaan pandangan antara dokter dan penderita tentang arti konstipasi (c!eskin dkk, &0)
1.2 Epidemiologi ekitar ekitar *0/ manusia manusia perna! perna! menderi menderita ta konstip konstipasi asi dalam dalam !idupny !idupnya a dan konstipa konstipasi si yang berlangsung singkat adala! normal ($1, 2002) enurut National Health Interview Survey pada ta!un &&, sekitar +, uta penduduk $merika mengelu! menderita konstipasi terutama anak-anak, anak-anak, 4anita dan orang usia 5 ta!un ke atas "al ini menyebabkan kunungan kunungan ke dokter sebanyak 2 uta kali6ta!un dan meng!abiskan dana sekitar 72 uta dolar untuk obat-obatan penca!ar (NIDDK, 2000) Konstipasi Konstipasi merupakan kelu!an saluran cerna terbanyak terbanyak pada usia lanut 8eradi 8eradi peningkatan peningkatan dengan bertamba!nya usia dan 30-+0 / orang di atas 5 ta!un mengelu!kan konstipasi ("olso ("olson, n, 2002 2002) ) Di Inggri Inggris s ditem ditemuka ukan n 30/ 30/ pend pendud uduk uk di atas atas usia usia 5 ta!un ta!un merup merupaka akan n konsumen yang teratur menggunakan obat penca!ar (!eskin, dkk &0) Di $ustralia sekitar 20/ populasi di atas 5 ta!un mengelu! mendrita konstipasi dan lebi! banyak pada 4anita
dibanding pria (1obert-8!omson, &*) uatu penelitian yang melibatkan 3000 orang usia lanut usia di atas 5 ta!un menunukkan sekitar 3+/ 4anita dan 25/ pria menelu! menderita konstipasi ("arari, &*)
1. E!iologi .anyak lansia mengalami konstipasi sebagai akibat dari penumpukan sensasi saraf, tidak sempurnanya pengosongan usus, atau kegagalan dalam menanggapi sinyal untuk defekasi Konstipasi merupakan masala! umum yang disebabkan ole! penurunan motilitas, kurang aktiitas, penurunan kekuatan dan tonus otot 9aktor-faktor risiko konstipasi pada usia lanut: 1.
;bat-obatan: golongan antikolinergik, golongan narkotik, golongan analgetik, golongan diuretik, N$ID, kalsium antagonis, preparat kalsium, preparat besi, antasida aluminium, penyala!gunaan penca!ar
2.
Kondisi neurologik: stroke, penyakit parkinson, trauma medula spinalis, neuropati diabetic
3.
4.
Kausa psikologik: psikosis, depresi, demensia, kurang priasi untuk .$., mengabaikan dorongan .$., konstipasi imainer
5.
'enyakit-penyakit saluran cerna: kanker kolon, diertikel, ileus, !ernia, olulus, iritable bo4el syndrome, rektokel, 4asir, fistula6fisura ani, inersia kolon
6.
=ain-lain: defisiensi diet dalam asupan cairan dan serat, imobilitas6kurang ola!raga, bepergian au!, paska tindakan beda! parut
1." P#!ofisiologi Defekasi merupakan suatu proses fisiologi yang menyertakan kera otot-otot polos dan serat lintang, persarafan, sentral dan perifer, koordinasi sisitem reflek, kesadran yang baik dan kemampuan fisik untuk mencari tempat .$. Defekasi dimulai dari gerakan peristaltik usus besar yang meng!antarkan feses ke rektum untuk dikeluarkan 9eses masuk dan meregangkan ampula rektum yang diikuti relaksasi sfingter anus interna >ntuk meng!indarkan pengeluaran feses yang spontan, teradi refleks kontraksi refleks anus eksterna dan kontraksi otot dasar pelis yang dilayani ole! syaraf pudendus ;tak menerima rangsang keinginan untuk .$. dan sfingter anus eksterna diperinta!kan untuk relaksasi, dan rektum mengeluarkan isinya dengan bantuan kontraksi otot
dinding perut Kontraksi ini akan menaikkan tekanan dalam perut, relaksasi sfingter dan otot eleator anibaik persyarafan simpatis dan para simpatis terlibat dalam proses ini 'atogenesis konstipasi berariasi macam-macam, penyebabnya multipel, mencakup beberapa faktor yang tumpa! tindi!, motilitas kolon tidak terpengaru! dengan bertamba!nya usia 'roses menua yang normal tidak mengakibatkan perlambatan peralanan saluran cerna 'engurangan respon motorik sigmoid disebabkan karena berkurangnya inerasi instinsik akibat degenerasi pleksus myenterikus, sedangkan pengurangan rangsang saraf pada otot polos sirkuler menyebabkan memanangnya 4aktu gerakan usus 'ada lansia mempunyai kadar plasma beta- endorfin yang meningkat, disertai peningkatan ikatan pada reseptor opiat endogen di usus Ini dibuktikan dengan efek konstipasif sediaan opiat karena dapat menyebabkan relaksasi tonus otot kolon, motilitas berkurang dan meng!ambat refleks gaster-kolon 8erdapat kecenderungan menurunnya tonus sfingter dan kekuatan otot-otot polos berkaitan dengan usia k!ususnya pada 4anita 'ada penderita konstipasi mempunyai kesulitan lebi! besar untuk mengeluarkan feses yang kecil dan keras, menyebabkan upaya mengean lebi! keras dan lebi! lama "al ini berakibat penekanan pada saraf pudendus dengan kelema!an lebi! lanut 1.$ %#nifes!#si Klinis .eberapa kelu!an yang mungkin ber!ubungan dengan konstipasi adala!: ($1, 2002) 1.
Kesulitan memulai dan menyelesaikan .$.
2.
engean keras saat .$.
3.
assa feses yang keras dan sulit keluar
4.
'erasaan tidak tuntas saat .$.
5.
akit pada daera! rectum saat .$.
6.
1asa sakit pada daera! perut saat .$.
7.
$danya perembesan feses cair pada pakaian dalam
8.
enggunakan bantuan ari-ari intuk mengeluarkan feses
9.
enggunakan obat-obat penca!ar untuk bisa .$.
1.& Pen#!#l#'s#n##n 25& 8atalaksana non farmakologik a)
airan
Keadaan status !idrasi yang buruk dapat menyebabkan konstipasi Kecuali ada kontraindikasi, orang lanut usia perlu diingatkan untuk minum sekurang kurangnya 5-* gelas se!ari (&00 ml cairan per!ari) untuk mencega! de!idrasi $supan cairan dapat dicapai bila tersedia
cairan6minuman yang dibutu!kan di dekat pasien, demikian pula cairan yang berasal dari sup,sirup, dan es $supan cairan perlu lebi! banyak bagi mereka yang mengkonsumsi diuretik tetapi kondisi antungnya stabil
b)
erat
'ada orang usia lanut yang lebi! muda, serat berguna menurunkan 4aktu transit ( transit time) 'ada orang lanut usia disarankan agar mengkonsumsi serat skitar 5-&0 gram per !ari $da uga yang menyarankan agar mengkonsumsi serat sebanyak &-20 per !ari erat berasal dari biibiian, sereal, beras mera!, bua!, sayur, kacang-kacangan erat akan memfasilitasi gerakan usus dengan meningkatkan masa tina dan mengurangi 4aktu transit usus erat uga menyediakan substrat untuk bakteri kolon, dengan produksi gas dan asam lemak rantai pendek yang meningkatkan gumpalan tina 'erlu diingat serat tidakla! efektif tanpa cairan yang cukup, dan dikontraindikasikan pada pasien dengan impaksi tina (skibala) atau dilatasi kolon 'eningkatan umla! serat dapat menyebabkan geala kembung, banyak gas, dan buang besar tidak teratur terutama pada 2-3 minggu pertama, yang seringkali menimbulkan ketidakpatu!an obat c)
.o4el training
'ada pasien yang mengalami penurunan sensasi akan muda! lupa untuk buang air besar "al tersebut akan menyebabkan rektum lebi! mengembang karena adanya penumpukan feses embuat ad4al untuk buang air besar merupakan langka! a4al yang lebi! baik untuk dilakukan pada pasien tersebut, dan baik uga diterapkan pada pasien usia lanut yang mengalami gangguan kognitif 'ada pasien yang suda! memiliki kebiasaan buang air besar pada 4aktu yang teratur, dianurkan meneruskan kebiasaan teresebut edangkan pada pasien yang tidak memiliki ad4al teratur untuk buang air besar, 4aktu yang baik untuk buang air besar adala! setela! sarapan dan makan malam d)
=ati!an asmani
?alan kaki setiap pagi adala! bentuk lati!an asmani yang seder!ana tetapi bermanfat bagi orang usia lanut yang masi! mampu beralan ?alan kaki satu setenga! am setela! makan cukup membantu .agi mereka yang tidak mampu bangun dari tampat tidur, dapat didudukkan atau didudukkan atau diberdirikan disekitar tempat tidur Positioning bagi pasien usia lanut yang tidak dapat bergerak, meninggalkan tempat tidurnya menuu ke kursi beberapa kali dengan interal & menit, adala! sala! satu cara untuk mencega! ulkus dekubitus 8entu saa pasien yang mengalami tira! baring dapat dibantu dengan menyediakan toilet atau komod dengan tempat tidur, angan diberi bed pan engurut perut dengan !ati-!ati mungkin dapat pula dilakukan untuk merangsang gerakan usus e)
@aluasi penggunaan obat
@aluasi yang seksama tentang penggunaan obat-obatan perlu dilakukan untuk mengeliminasi, mengurangi dosis, atau mengganti obat yang diperkirakan menimbulkan konstipasi ;bat antidepresan, obat 'arkinson merupakan obat yang potensial menimbulkan konstipasi ;bat yang mengandung %at besi uga cenderung menimbulkan konstipasi, demikian obat anti !ipertensi (antagonis kalsium) $ntikolinergik lain dan uga narkotik merupakan obat-obatan yang sering pula menyebabkan konstipasi
252 a)
8atalaksana farmakologik 'enca!ar pembentuk tina (penca!ar bulk/bulk laxative)
'enca!ar bulk merupakan 2/ penca!ar yang beredar di pasaran ediaan yang ada merupakan bentuk serat alamia! non-wheat seperti pysilium dan isop!agula !usk, dan senya4a sintetik seperti metilselulosa Bulking agent sistetik dan serat natural sama-sama efektif dalam meningkatkan frekuensi dan olume tina ;bat ini tidak menyebabkan malabsorbsi %at besi atau kalsium pada orang usia lanut, tidak seperti bran yang tidak diproses 'enca!ar bulk terbukti menurunkan konstipasi pada orang usia lanut dan nyeri defekai pada !emoroid ama !alnya dengan serat, obat ini uga !arus diimbangi dengan asupan cairan b)
'elembut tina
Docusate seringkali direkomendasikan dan digunakan ole! orang lanut usia sebagai penca!ar dan sebagai pelembut tina Docusate sodium bertindak sebagaisurfaktan, menurunkan tegangan permukaan feses untuk membiarakan air masuk dam memperlunak feses Docusate sebenarnya tidak dapat menolong konstipasi yang kronik, penggunaannya sebaiknya dibatasi pada situasi dimana mangedan !arus dicega! c)
'enca!ar stimulan
enna merupakan obat yang aman digunakan ole! orang usia lanut enna meningkatkan peristaltik di kolon distal dan menstimulasi peristaltik diikuti dengan eakuasi feses yang lunak 'emberian 20 mg senna per !ari selama 5 bulan ole! pasien berusia lebi! dari *0 ta!un tidak menyebabkan ke!ilangan protein atau elektrolit enna umumnya menginduksi eakuasi tina *&2 am setela! pemberian ;rang usia lanut biasanya memerlukan 4aktu yang lebi! lama yakni sampai dengan &0 minggu sebelum mencapai kebiasaan defekasi yang teratur 'emberian sebelum tidur malam mengurangi risiko inkontininsia fekal malam !ari dan dosis uga !arus ditritasi berdasarkan respon indiidu 8erapi dengan .isakodil supositoria memiliki absorbsi sistemik minimal dan sangat menolong untuk mengatasi diske%ia rectal pada usia lanut ebaiknya diberikan segera setela! makan pagi secara supositoria untuk mendapatka efek refleks gastrokolik 'enggunaan rutin setiap !ari dapat menyebabkan sensasi terbakar pada rectum, adi sebaiknya digunakan secara rutin, melainkan sekitar 3 kali seminggu d)
'enca!ar !iperosmolar
'enca!ar !iperosmolar terdiri atas laktulosa disakarida dan sorbitol Di dalam kolon keduanya di metabolisme ole! bakteri kolon menadi bentuk laktat, aetat, dan asam dengan melepaskan karbondioksida $sam organik dengan berat molekul renda! ini secara osmotic meningkatkan cairan intraluminal dan menurunkan p" feses =aktulosa sebagai penca!ar !iperosmolar terbukti memperpendek 4aktu transit pada seumla! kecil peng!ni panti ra4at ompo yang mengalami konstipasi =aktulosa dan sorbitol uga sama-sama menunukkan efektifitasnya dalam mengobati konstipasi pada orang usia lanut yang berobat alan orbitol sebaiknya diberikan 20-30 selama empat kali se!ari
@nema
@nema merangsang eakuasi sebagai respon ter!adap distensi kolon# !asil yang kurang baik biasanya karena pemberian yang tidak memadai @nema !arus digunakan secara !ati-!ati pada usia lanut 'asien usia lanut yang mengalami tira! baring mungkin membutu!kan enema secara berkala untuk mencega! skibala Namun, pemberian enema tertentu terlalu sering dapat mengakibatkan efek samping @nema yang berasal dari kran ( tap water ) merupakan tipe paling aman untuk penggunaan rutin, karena tidak meng!asilkan iritasi mukosa kolon @nema yang berasal dari air sabun (soap-suds) sebaiknya tidak diberikan pada orang usia lanut 1.( WO)
2.1 KASUS *As'ep+ 8n $ berusia 5 ta!un datang ke poli umum dengan kelu!an tidak bisa buang air besar selama semingguetela! & minggu 8n$ bisa .$. dan mengalami nyeri saat defekasi 8n $ merasakan nyeri dan penu! peruangan dalam mengean aat dikai, klien mengatakan bentuk fesesnya keras dalam minggu ini sampai sekarang Dari !asil pemeriksaan didapatkan : 8D : "1 : 11 : 8. : .ising >sus : 2.2 I.
PENGKA,IAN -IODATA
II. Kel/#n U!#m# engatakan nyeri saat buang air besar III. Ri0##! Kese/#!#n Se'##ng engatakan ba!4a sakitnya suda! & minggu terak!ir ini dan uga merasakan perutnya terasa penu! Klien uga mengatakan ba!4a susa! buang air besar dan sering buang angin selama & minggu terak!ir ini I3. Ri0##! Kese/#!#n %#s# L#l 1.
'enyakit yang perna! dialami
Klien mengatakan tidak perna! ra4at inap di ruma! sakit karena tidak perna! mengalami penyakit yang para! sebelumnya, paling !anya sakit ringan yaitu demam, flu 2. 8indakan yang dilakukan
Klien mengatakan ba!4a paling !anya dengan obat-obat yang diual di 4arung dan kebetulan cocok (2 sampai 3 !ari sembu!) 3. 1i4ayat operasi
Klien mengatakan tidak perna! di operasi
4. 1i4ayat alergi
Klien mengatakan tidak ada ri4ayat alergi Klien tidak mempunyai pantangan makanan apapun 3. Ri0##! 4 Ke#d##n Psi'ososi#l 1.
.a!asa yang digunakan : .a!asa Indonesia dan ba!asa ?a4a
2.
'ersepsi klien tentang penyakitnya : Klien menganggap penyakitnya mengganggu aktifitas dan mengurangi nafsu makannya Namun klien tetap bersyukur semua yang dideritanya dan menganggap semua sakit yang dideritanya tersebut sebagai cobaan dari 8u!an
3.
Konsep diri a.
.ody image 8idak ada masala! dengan body image
b. Ideal diri
Klien meng!arapkan dan selalu berdoa kepada 8u!an A@ agar diberikan ketaba!an dalam meng!adapi penyakitnya dan kesembu!an 4alau tidak terlalu meng!arap
c. "arga diri
Klien senang tinggal di panti karena tercukupi semua kebutu!annya, dan bebas melakukan apa saa yang diinginkan
d. 'eran diri
Klien seorang duda yang tela! ditinggal istrinya karena meninggal kurang lebi! &0 ta!un lalu Dari perka4inannya klien memiliki & orang anak
e. 'ersonal identity
Klien merupakan anggota panti 8resna Berd!a $bdi di 4isma 8eratai Klien merupakan duda dengan & anak
f.
Keadaan @mosi Keadaan emosi klien dalam keadaan stabil
g. 'er!atian ter!adap orang lain6la4an bicara
Klien tampak memper!atikan dan menanggapi setiap pertanyaan yang diberikan kepadanya
h. "ubungan dengan keluarga
"armonis dengan keluarga yang ada dan masuk ke panti karena keinginan klien sendiri yang tidak mau menyusa!kan keluarga terutama anaknya yang tela! beruma! tangga
i.
"ubungan dengan orang lain .aik, klien mau bergaul dengan sesama 4arga panti terutama dengan anggota satu 4isma
j.
Kegemaran enonton teleisi dan duduk-duduk di ruang tamu 4isma
k. Daya adaptasi
Klien dapat beradaptasi dengan 4arga di panti 4alaupun klien kurang bisa mengikuti kegiatan yang ada di panti seperti pengaian, gotong royong dan senam pagi karena keterbatasan karena penyakitnya
l.
ekanisme 'erta!anan diri Klien memiliki perta!anan diri yang efektif
3I. Pemei's##n 5isi' 1.
Keadaan >mum: klien dalam kondisi baik namun teraba adanya distensi abdomen
2.
'emeriksaan .&- .5 a) .rain : Kesadaran compos mentis b) .reat! : 11: 22 kali 6menit, tidak ada suara nafas tamba!an c) .lood : 8D: &060 mm"g# "1: &05C6menit# tidak ada anemia d) .o4el : ulit .$., saat .$. terasa nyeri,terdapat distensi abdomen dengan lingkar perut 0 cm, bising usus 2C6menit ( kurang terdengar ), sering buang angin e) .ladder : normal, &200cc6 !ari, 4arna kuning f)
.one : normal
3II. Pol# Ke6i#s##n se/#i7/#i 1.
'ola tidur dan kebiasaan
2.
'ola @liminasi a) .$. : tidak lancar dan tidak ada penggunaan laksati, ri4ayat perdara!an, tidak ada dan saat mengkai tidak teradi diare, karakter feses: Klien mengatakan fesesnya keras b) 'ola .$K : -&0 C6!ari dan tidak teradi inkontinensia, Karakter urin: kuning, ?umla! urine : &200 ml6!ari, tidak ada rasa nyeri6rasa terbakar6kesulitan .$K, tidak ada penggunaan diuretik
3.
'ola makan dan minum
4.
Diit type : ?enis makanan yaitu makanan biasa dan umla! makanan per !ari 3 piring dalam per !ari ?arang makan sayur Kurang suka makanan berserat inum gelas se!ari
Ke!ilangan selera makan : perut terasa penu!
5. Kebersi!an6'ersonal "igiene . 'ola Kegiatan6$ktiitas
ANALISA DATA D$8$ @8I;=;
.$. &C6minggu
9eses keras
.ising usus
8eraba kibala
'enumpukan feses
Konstipasi Konstipasi Data ubektif:
Klien mengatakan permintaan informasi serta menyatakan ba!4a klien kurang mengerti manfaat makanan berserat
Data ;bektif: Ketidak-akuratan mengikuti pola diet yang se!at
Kurang pengeta!uan Kurang pengeta!uan
2. Di#gnos# Kepe#0#!#n 1.
Konstipasi ber!ubungan dengan penurunan respon ter!adap dorongan defekasi
2.
Kurang pengeta!uan ber!ubungan dengan kurang informasi tentang pola diet yang se!at
2." In!epensi Kepe#0#!#n N ;
DI$
8>?>$N6
&
Konstipasi bd penurunan respon ter!adap dorongan defekasi
8uuan:
IN8@1E@NI
1$I;N$=
K1I8@1I$ "$I= 1.
'ola defekasi normal
Kriteria !asil:
Defekasi 3C seminggu Konsistensi
1.
'astikan defekasi klien sebelumny a dan pola diet klien
Dorong asupan
1.
embantu menentukan interensi selanutnya
2.
airan membantu pergerakan cairan, kopi bersifat diuretic dan menarik
feses lunak
!arian sedikitnya 2 liter cairan, batas kopi 2-3C6!ari 2.
3
Kurangnya pengeta!uan
8uuan :
3.
$ari klien untuk posisi semi ongkok normal saat defekasi
1.
Kai ulang proses penyakit, pengalama n klien
1.
Dorong klien6orang terdekat untuk menyataka n rasa takut6peras aan dan per!atian
Klien dapat mengeta!ui faktor predisposisi, pencega!an, kekambu!an, deteksi, serta terapi farmakologi
Kriteria "asil:
Klien dapat mema!ami proses penyakit6prog nosis
Klien
dapat
$nurkan 3 gelas air !angat yang diminum 30 mnt sebelum sarapan
2.
Dorong
cairan 3.
airan dapat bertindak sebagai stimulus untuk eakuasi feses
4.
eningkatkan penggunaan optimal otot abdomen dan efek graitasi optimal
1.
emberikan dasar pengeta!uan dimana klien dapat membantu pili!an informasi terapi
2.
Dapat merupakan membantu klien mengalami perasaan re!abilitasi ital
1.
Keluarga dapat
mengidentifik asi !ubungan tanda6geala proses penyakit
Klien mampu melakukan peruba!an pola !idup Klien mampu ikut aktif dalam berpartisipasi dalam program pengobatan
keluarga secara aktif dalam proses pera4atan dan pengobata n klien 3.
.erikan informasi tentang pola diet yang se!at dan tinggi serat
mengeta!ui proses pera4atan serta pengobatan klien
1.
@liminasi usus klien beralan normal
DA5TAR PUSTAKA
N>F>=>= F>=K$1N$IN "$G!tml arpenito, ?uall =ynda 2005 Buku Saku Diagnosa eperawatan @disi &0 ?akarta: @< Darmoo, .oed!iHartono, "adi 2005 Buku !"ar #eriatri$Ilmu esehatan %sia &an"ut'( @disi 3 ?akarta: 9akultas Kedokteran Indonesia Doenges, @ arlyn & )en*ana !suhan eperawatan( @disi 3 ?akarta: @< aryam, 1 iti 200* +engenal usia lan"ut dan perawatannya ?akarta: alemba edika Noed!i, Darmoo 200 #eriatri $Ilmu esehatan &an"ut %sia'( ?akarta: .alai penerbit 9akultas Kedokteran >niersitas Indonesia
'udiastuti, urini ri 2003 ,isioterapi pada &ansia ?akarta: @< tanley, ickey 2005 Buku !"ar eperawatan #erontik @disi 2 ?akarta: @<