ASKEP Konstipasi (Sistem Pencernaa Pencernaan) n) BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Konstip Ko nstipasi asi atau sembe sembelit lit adala adalah h terha terhambatn mbatnya ya defe defekasi kasi (buang air besar besar)) dari kebiasaan kebiasaan normal. Dapat diartikan sebagai defekasi yang jarang, jumlah feses kurang, atau fesesnya keras dan kering. Konstipasi juga dapat diartikan sebagai keadaan dimana membengkaknya jaringan dinding dubur (anus) yang mengandung pembuluh darah balik (vena), sehingga saluran erna seseorang yang mengalami pengerasan feses dan kesulitan untuk melakukan buang air besar. !emua !em ua ora orang ng da dapat pat men mengal galami ami kon konsti stipas pasi, i, ter terleb lebih ih pad padaa lan lanjut jut usi usiaa (la (lansi nsia) a) aki akibat bat ger geraka akan n peristaltik (gerakan semaam memompa pada usus, red) lebih lambat dan kemungkinan sebab lain yakni penggunaan obat"obatan seperti aspirin, antihistamin, diuretik, obat penenang dan lain" lain. Kebanyakan terjadi jika makan makananan yang kurang berserat, kurang minum, dan kurang olahraga. Kondisi ini bertambah parah jika sudah lebih dari tiga hari berturut"turut. Konstipasi merupakan keluhan saluran erna terbanyak pada usia lanjut. Kasus konstipasi umumnya diderita masyarakat umum sekitar #$ sampai %&$ pada kelompok usia '& tahun ke atas. ernyata anita lebih sering mengeluh konstipasi dibanding pria dengan perbandingan %*+ hingga *+. -nsiden konstipasi meningkat seiring bertambahnya umur, terutama usia ' tahun ke atas. /ada suatu penelitian pada orang berusia usia ' tahun ke atas, terdapat penderita konstipasi sekitar %#$ anita dan pria '$. Di -nggris ditemukan %&$ penduduk di atas usia '& tahun merupa mer upakan kan kon konsum sumen en yan yang g ter teratu aturr men menggu ggunak nakan an oba obatt pen penah ahar ar . Di Aus Austra tralia lia sek sekita itarr &$ populasi di atas ' tahun mengeluh menderita konstipasi konstipasi dan lebih banyak pada anita dibanding dibanding pria. 0enurut 0enurut National National Health Interview Survey Survey pada pada tahun +11+, sekitar #, juta penduduk Amerika mengeluh menderita konstipasi terutama anak"anak, anita dan orang usia ' tahun ke atas. Konstipasi bisa terjadi di mana saja, dapat terjadi saat bepergian, misalnya karena jijik dengan deng an 23"nya, bingung bingung aran aranya ya buang air besar seperti seperti seak seaktu tu naik pesa pesaat at dan kend kendaraa araan n umum umu m lai lainny nnya. a. /en /enye yebab bab kon konsti stipas pasii bis bisaa kar karena ena fak faktor tor sis sistem temik, ik, efe efek k sam sampin ping g oba obat, t, fak faktor tor neurogenik saraf sentral atau saraf perifer. Bisa juga karena faktor kelainan organ di kolon seperti obstruksi organik atau fungsi otot kolon yang tidak normal atau kelainan pada rektum, anak dan dasar pelvis dan dapat disebabkan faktor idiopatik kronik. 0enegah konstipasi seara umum ternyata tidaklah sulit. Kuninya adalah mengonsumsi serat yang ukup. !erat yang paling mudah diperoleh adalah pada buah dan sayur. 4ika penderita konstipasi ini mengalami kesulitan mengunyah, misalnya karena ompong, aranya aranya haluskan sayur atau buah tersebut dengan diblender. B. ujuan /enulisan +. ujuan 5mum* 5ntuk 5nt uk men menget getahu ahuii dan mem memaha ahami mi kon konsep sep das dasar ar asu asuhan han kep kepera eraat atan an pa pada da pas pasien ien den dengan gan konstipasi, serta mampu menerapkan asuhan keperaatan pada pasien dengan konstipasi. . ujuan Khusus* a.
5ntuk mengetahui dan memahami pengertian pengertian konstipasi
b. 5ntuk mengetahui dan memahami pembagian konstipasi .
5ntuk mengetahui dan memahami etiologi konstipasi
d. 5ntuk mengetahui dan memahami patofisiologi konstipasi e.
5ntuk mengetahui dan memahami manifestasi klinis konstipasi
f.
5ntuk mengetahui dan mampu menerapkan pemeriksaan, penatalaksanaan serta penegahan untuk pasien dengan konstipasi
g.
5ntuk memahami dan menerapkan asuhan keperaatan pada pasien dengan konstipasi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. /engertian Berikut pengertian konstipasi dari beberapa sumber sebagai berikut* Konstipasi adalah suatu penurunan defekasi yang normal pada seseorang, disertai dengan kesulitan keluarnya feses yang tidak lengkap atau keluarnya feses yang sangat keras dan kering (2ilkinson, &&'). Konstipasi adalah defekasi dengan frekuensi yang sedikit, tinja tidak ukup jumlahnya, berbentuk keras dan kering (6en7il, +11). Konstipasi adalah kesulitan atau kelambatan pasase feses yang menyangkut konsistensi tinja dan frekuensi berhajat. Konstipasi dikatakan akut jika lamanya + sampai # minggu, sedangkan dikatakan kronik jika lamanya lebih dari + bulan (0ansjoer, &&&). Konstipasi adalah kesulitan atau jarang defekasi yang mungkin karena feses keras atau kering sehingga terjadi kebiasaaan defekasi yang tidak teratur, faktor psikogenik, kurang aktifitas, asupan airan yang tidak adekuat dan abnormalitas usus. (/aath, 8.9. &) . Konstipasi merupakan gejala, bukan penyakit. Konstipasi adalah penurunan frekunsi defekasi, yang diikuti oleh pengeluaran feses yang lama atau keras dan kering. Adanya upaya mengedan saat defekasi adalah suatu tanda yang terkait dengan konstipasi. Apabila motilitas usus halus melambat, masa feses lebih lama terpapar pada dinding usus dan sebagian besar kandungan air dalam feses diabsorpsi. !ejumlah keil air ditinggalkan untuk melunakkan dan melumasi feses. /engeluaran feses yang kering dan keras dapat menimbulkan nyeri pada rektum. (/otter : /erry, &&). ;ormalnya pola defekasi yang biasanya setiap sampai % hari sekali tanpa ada kesulitan, nyeri, atau perdarahan dapat dianggap normal. B. ipe Konstipasi Berdasarkan International Workshop on Constipation, adalah sebagai berikut* +. Konstipasi 9ungsional Kriteria* Dua atau lebih dari keluhan ini ada paling sedikit dalam + bulan* a.
0engedan keras $ dari BAB
b. 9eses yang keras $ dari BAB
.
d. BAB kurang dari kali per minggu . /enundaan pada muara rektum Kriteria* a.
=ambatan pada anus lebih dari $ BAB
b. 2aktu untuk BAB lebih lama .
/erlu bantuan jari"jari untuk mengeluarkan feses Konstipasi fungsional disebabkan aktu perjalanan yang lambat dari feses, sedangkan penundaan pada muara rektosigmoid menunjukkan adanya disfungsi anorektal. >ang terakhir ditandai adanya perasaan sumbatan pada anus.
3. 8tiologi /enyebab umum konstipasi yang dikutip dari /otter dan /erry, && adalah sebagai berikut* +. Kebiasaan defekasi yang tidak teratur dan mengabaikan keinginan untuk defekasi dapat menyebabkan konstipasi. . Klien yang mengonsumsi diet rendah serat dalam bentuk heani (misalnya daging, produk" produk susu, telur) dan karbohidrat murni (makanan penutup yang berat) sering mengalami masalah konstipasi, karena bergerak lebih lambat didalam saluran erna. Asupan airan yang rendah juga memperlambat peristaltik. %. irah baring yang panjang atau kurangnya olahraga yang teratur menyebabkan konstipasi. #. /emakaian laksatif yag berat menyebabkan hilangnya refle? defekasi normal. !elain itu, kolon bagian baah yang dikosongkan dengan sempurna, memerlukan aktu untuk diisi kembali oleh masa feses. . 6bat penenang, opiat, antikolinergik, 7at besi (7at besi mempunyai efek meniutkan dan kerja yang lebih seara lokal pada mukosa usus untuk menyebabkan konstipasi. @at besi juga mempunyai efek mengiritasi dan dapat menyebabkan diare pada sebagian orang), diuretik, antasid dalam kalsium atau aluminium, dan obat"obatan antiparkinson dapat menyebabkan konstipasi. '. Lansia mengalami perlambatan peristalti, kehilangan elastisitas otot abdomen, dan penurunan sekresi mukosa usus. Lansia sering mengonsumsi makanan rendah serat. . Konstipasi juga dapat disebabkan oleh kelainan saluran - ( gastrointestinal ), seperti obstruksi usus, ileus paralitik, dan divertikulitus. C. Kondisi neurologis yang menghambat implus saraf ke kolon (misalnya edera pada medula spinalis, tumor) dapat menyebabkan konstipasi. 1. /enyakit"penyakit organik, seperti hipotirodisme, hipokalsemia, atau hypokalemia dapat menyebabkan konstipasi. Ada juga penyebab yang lain dari sumber lain, yaitu: +&. /eningkatan stres psikologi. 8mosi yang kuat diperkirakan menyebabkan konstipasi dengan menghambat gerak peristaltik usus melalui kerja dari epinefrin dan sistem syaraf simpatis. !tres juga dapat menyebabkan usus spastik (spastikkonstipasi hipertonik atau iritasi olon ). >ang berhubungan dengan konstipasi tipe ini adalah kram pada abdominal, meningkatnya jumlah mukus dan periode bertukar"tukarnya antara diare dan konstipasi.
++. 5mur 6tot semakin melemah dan melemahnya tonus spinkter yang terjadi pada orang tua turut berperan menyebabkan konstipasi. D. /atofisiologi Defekasi seperti juga pada berkemih adalah suatu proses fisiologis yang menyertakan kerja otot"otot polos dan serat lintang, persarafan sentral dan perifer, koordinasi dari sistem refleks, kesadaran yang baik dan kemampuan fisis untuk menapai tempat BAB. Kesukaran diagnosis dan pengelolaan dari konstipasi adalah karena banyaknya mekanisme yang terlibat pada proses BAB normal (Dorongan untuk defekasi seara normal dirangsang oleh distensi rektal melalui empat tahap kerja, antara lain* rangsangan refleks penyekat rektoanal, relaksasi otot sfingter internal, relaksasi otot sfingter e?ternal dan otot dalam region pelvik, dan peningkatan tekanan intra"abdomen). angguan dari salah satu mekanisme ini dapat berakibat konstipasi. Defekasi dimulai dari gerakan peristaltik usus besar yang menghantarkan feses ke rektum untuk dikeluarkan. 9eses masuk dan meregangkan ampula dari rektum diikuti relaksasi dari sfingter anus interna. 5ntuk meghindarkan pengeluaran feses yang spontan, terjadi refleks kontraksi dari sfingter anus eksterna dan kontraksi otot dasar pelvis yang depersarafi oleh saraf pudendus. 6tak menerima rangsang keinginan untuk BAB dan sfingter anus eksterna diperintahkan untuk relaksasi, sehingga rektum mengeluarkan isinya dengan bantuan kontraksi otot dinding perut. kontraksi ini akan menaikkan tekanan dalam perut, relaksasi sfingter dan otot elevator ani. Baik persarafan simpatis maupun parasimpatis terlibat dalam proses BAB. /atogenesis dari konstipasi bervariasi, penyebabnya multipel , menakup beberapa faktor yang tumpang tindih. 2alaupun konstipasi merupakan keluhan yang banyak pada usia lanjut, motilitas kolon tidak terpengaruh oleh bertambahnya usia. /roses menua yang normal tidak mengakibatkan perlambatan dari perjalanan saluran erna. /erubahan patofisiologi yang menyebabkan konstipasi bukanlah karena bertambahnya usia tapi memang khusus terjadi pada mereka dengan konstipasi. /enelitian dengan petanda radioopak yang ditelan oleh orang usia lanjut yang sehat tidak mendapatkan adanya perubahan dari total aktu gerakan usus, termasuk aktivitas motorik dari kolon. entang aktu pergerakan usus dengan mengikuti petanda radioopak yang ditelan, normalnya kurang dari % hari sudah dikeluarkan. !ebaliknya, penelitian pada orang usia lanjut yang menderita konstipasi menunjukkan perpanjangan aktu gerakan usus dari #"1 hari. /ada mereka yang diraat atau terbaring di tempat tidur, dapat lebih panjang lagi sampai +# hari. /etanda radioaktif yang dipakai terutama lambat jalannya pada kolon sebelah kiri dan paling lambat saat pengeluaran dari kolon sigmoid. /emeriksaan elektrofisiologis untuk mengukur aktivitas motorik dari kolon pasien dengan konstipasi menunjukkan berkurangnya respons motorik dari sigmoid akibat berkurangnya inervasi intrinsi karena degenerasi ple?us mienterikus. Ditemukan juga berkurangnya rangsang saraf pada otot polos sirkuler yang dapat menyebabkan memanjangnya aktu gerakan usus. -ndividu di atas usia '& tahun juga terbukti mempunyai kadar plasma beta"endorfin yang meningkat, disertai peningkatan ikatan pada reseptor opiate endogen di usus. =al ini dibuktikan
dengan efek konstipatif dari sediaan opiate yang dapat menyebabkan relaksasi tonus kolon, motilitas berkurang, dan menghambat refleks gaster"kolon. !elain itu, terdapat keenderungan menurunnya tonus sfingter dan kekuatan otot"otot polos berkaitan dengan usia, khususnya pada perempuan. /asien dengan konstipasi mempunyai kesulitan lebih besar untuk mengeluarkan feses yang keil dan keras sehingga upaya mengejan lebih keras dan lebih lama. =al ini dapat berakibat penekanan pada saraf pudendus sehingga menimbulkan kelemahan lebih lanjut. !ensasi dan tonus dari rektum tidak banyak berubah pada usia lanjut. !ebaliknya, pada mereka yang mengalami konstipasi dapat mengalami tiga perubahan patologis pada rektum, sebagai berikut* +. Diskesia
'. 9rekuensi buang angin meningkat disertai bau yang lebih busuk daripada biasanya (jika kram perutnya parah, bahkan penderita akan kesulitan atau sama sekali tidak bisa buang . 0enurunnya frekuensi buang air besar, dan meningkatnya aktu transit buang air besar (biasanya buang air besar menjadi % hari sekali atau lebih). C. erkadang mengalami mual bahkan muntah jika sudah parah. !uatu batasan dari konstipasi diusulkan oleh =olson, meliputi paling sedikit dari keluhan di baah ini dan terjadi dalam aktu % bulan * +. Konsistensi feses yang keras, . 0engejan dengan keras saat BAB, %.
/emadatan dan pengerasan tinja berat di muara usus besar bisa menekan kandung kemih menyebabkan retensi urine bahkan gagal ginjal serta hilangnya kendali otot lingkar dubur, sehingga keluar tinja tak terkontrol. !ering mengejan berlebihan menyebabkan turunnya poros usus. . /enatalaksanaan Banyaknya maam"maam obat yang dipasarkan untuk mengatasi konstipasi, merangsang upaya untuk memberikan pengobatan seara simptomatik. !edangkan bila mungkin, pengobatan harus ditujukan pada penyebab dari konstipasi. /enggunaan obat penahar jangka panjang terutama yang bersifat merangsang peristaltik usus, harus dibatasi. !trategi pengobatan dibagi menjadi* +. /engobatan non"farmakologis a.
Latihan usus besar* 0elatih usus besar adalah suatu bentuk latihan perilaku yang disarankan pada penderita konstipasi yang tidak jelas penyebabnya. /enderita dianjurkan mengadakan aktu seara teratur setiap hari untuk memanfaatkan gerakan usus besarnya. dianjurkan aktu ini adalah "+& menit setelah makan, sehingga dapat memanfaatkan refle? gastro"kolon untuk BAB. Diharapkan kebiasaan ini dapat menyebabkan penderita tanggap terhadap tanda"tanda dan rangsang untuk BAB, dan tidak menahan atau menunda dorongan untuk BAB ini.
b. Diet* /eran diet penting untuk mengatasi konstipasi terutama pada golongan usia lanjut. Data epidemiologis menunjukkan baha diet yang mengandung banyak serat mengurangi angka kejadian konstipasi dan maam"maam penyakit gastrointestinal lainnya, misalnya divertikel dan kanker kolorektal. !erat meningkatkan massa dan berat feses serta mempersingkat aktu transit di usus. untuk mendukung manfaa serat ini, diharpkan ukup asupan airan sekitar '"C gelas sehari, bila tidak ada kontraindikasi untuk asupan airan. .
6lahraga* 3ukup aktivitas atau mobilitas dan olahraga membantu mengatasi konstipasi jalan kaki atau lari" lari keil yang dilakukan sesuai dengan umur dan kemampuan pasien, akan menggiatkan sirkulasi dan perut untuk memeperkuat otot"otot dinding perut, terutama pada penderita dengan atoni pada otot perut.
. /engobatan farmakologis 4ika modifikasi perilaku ini kurang berhasil, ditambahkan terapi farmakologis, dan biasnya dipakai obat"obatan golongan penahar. Ada # tipe golongan obat penahar * a.
0emperbesar dan melunakkan massa feses, antara lain * Cereal, ethyl selulose, !silium"
b. 0elunakkan dan meliinkan feses, obat ini bekerja dengan menurunkan tegangan permukaan feses, sehingga mempermudah penyerapan air. 3ontohnya * minyak kastor, golongan do#husate" .
olongan osmotik yang tidak diserap, sehingga ukup aman untuk digunakan, misalnya pada penderita gagal ginjal, antara lain * sorbitol, laktulose, gliserin
d. 0erangsang peristaltik, sehingga meningkatkan motilitas usus besar. olongan ini yang banyak dipakai. /erlu diperhatikan baha penahar golongan ini bisa dipakai untuk jangka panjang, dapat merusak pleksusmesenterikus dan berakibat dismotilitas kolon. 3ontohnya * $isakodil, %enolptalein"
Bila dijumpai konstipasi kronis yang berat dan tidak dapat diatasi dengan ara"ara tersebut di atas, mungkin dibutuhkan tindakan pembedahan. 0isalnya kolektomi sub total dengan anastomosis ileorektal. /rosedur ini dikerjakan pada konstipasi berat dengan masa transit yang lambat dan tidak diketahui penyebabnya serta tidak ada respons dengan pengobatan yang diberikan. /asa umumnya, bila tidak dijumpai sumbatan karena massa atau adanya volvulus, tidak dilakukan tindakan pembedahan. =. /enegahan Berikut beberapa penegahan untuk menegah terjadinya konstipasi* +. 4angan jajan di sembarang tempat. . =indari makanan yang kandungan lemak dan gulanya tinggi. %. 0inum air putih minimal +, sampai liter air (kira"kira C gelas) sehari dan airan lainnya setiap hari. #. 6lahraga, seperti jalan kaki (jogging) bisa dilakukan. 0inimal +&"+ menit untuk olahraga ringan, dan minimal jam untuk olahraga yang lebih berat. . Biasakan buang air besar seara teratur dan jangan suka menahan buang air besar. '. Konsumsi makanan yang mengandung serat seukupnya, seperti buah"buahan dan sayur"sayuran. . idur minimal # jam sehari.
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KONSTIPASI
A. Konsep Dasar Asuhan Keperaatan +. /engkajian a.
Biodata /asien
b. Keluhan 5tama .
d.
f.
/emeriksaan 9isik
g.
/ola Kebiasaan !ehari"hari
h. Analisa Data /engkajian objektif menakup inspeksi feses terhadap arna, bau, konsistensi, ukuran, bentuk, dan komponen. Abdomen diauskultasi terhadap adanya bising usus dan karakternya. Distensi
abdomen diperhatikan. Area peritonial diinspeksi terhadap adanya hemoroid, fisura, dan iritasi kulit. . Diagnosa a.
Konstipasi berhubungan dengan pola defekasi tidak teratur.
b. /erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan hilangnya nafsu makan. . ;yeri akut berhubungan dengan akumulasi feses keras pada abdomen. %. -ntervensi #. -mplementasi . 8valuasi B. Asuhan Keperaatan pada /asien dengan Konstipasi 3ontoh kasus* !eorang kakek bernama 8vart yang berumur ' tahun mengeluh nyeri pada perut bagian baah. Kakek mengatakan baha sudah seminggu belum BAB. Biasanya kakek bisa BAB tiga hari sekali. !ejak saat itu kakek tidak pernah menghabiskan porsi makan sehari"harinya karena kurang nafsu makan. !etelah dikaji inspeksi terdapat pembesaran abdomen dan saat dipalpasi ada impaksi feses. +. /engkajian ;ama
* 8vart
anggal lahir
* ;ovember +1#
4enis kelamin
* Laki"laki
anggal 0
* %& ;ovember &+&
Alamat
* !urabaya
Diagnosa 0edis
* Konstipasi
!umber -nformasi
* Klien, pemeriksaan fisik, kolonoskopi
Keluhan utama
* nyeri pada perut, seminggu belum BAB
*
8vart yang berumur ' tahun mengeluh nyeri pada perut bagian baah. Kakek mengatakan baha sudah seminggu belum BAB. Biasanya kakek bisa BAB tiga hari sekali. !ejak saat itu kakek tidak pernah menghabiskan porsi makan sehari"harinya. !elain itu, kakek mengaku mudah lelah untuk melakukan aktivitas sehari"hari.
B+ (Breath)
*"
*
* << meningkat
b. B (Blood)
* denyut jantung meningkat, D meningkat
.
* nyeri pada abdomen baah
B% (Brain)
d. B# (Bladder)
*"
e.
B (Boel)
* nafsu makan turun, BB turun
f.
B' (Bone)
*"
=asil pemeriksaan fisik umum * a.
keadaan umum
b. E
* lemah * tekanan darah +%&1 mm=g, nadi * 1&?mnt, << %?mnt
/emeriksaan fisik abdomen a.
-nspeksi
* pembesaran abdomen
b. /alpasi
* perut terasa keras, ada impaksi feses
.
* redup
/erkusi
d. Auskultasi
* bising usus tidak terdengar
Analisa Data*
;o
Data
8tiologi
0asalah
+.
Data subjektif :
/ola BAB tidak
Konstipasi
!eminggu tidak BAB,
teratur
kebiasaan BAB tiga kali sehari
8liminasi feses tidak
Data objektif :
lanar
-nspeksi * pembesaran abdomen.
konstipasi
/alpasi * perut terasa keras, ada impaksi feses. /erkusi * redup. Auskultasi * bising usus tidak terdengar
.
Data subjektif:
!ulit BAB
;utrisi kurang dari kebutuhan
Klien tidak nafsu makan /erut terasa begah Data objektif:
Bising usus tidak
;afsu
terdengar
makan menurun 0enurunnya
intake
makanan %.
Data subjektif:
konsistensi tinja yang ;yeri Akut
Keluhan nyeri dari pasien keras Data objektif:
sulit keluar
/erubahan nafsu makan Akumulasi di kolon ;yeri abdomen . Diagnosa
a.
Konstipasi berhubungan dengan pola defekasi tidak teratur.
b. /erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan hilangnya nafsu makan. . ;yeri akut berhubungan dengan akumulasi feses keras pada abdomen. %. -ntervensi dan
Diagnosa
* Konstipasi berhubungan dengan pola defekasi tidak teratur
ujuan
* pasien dapat defekasi dengan teratur (setiap hari)
Kriteria hasil
*
+) Defekasi dapat dilakukan satu kali sehari. ) Konsistensi feses lembut %) 8liminasi feses tanpa perlu mengejan berlebihan
-ntervensi
+. 0andiri* a.
entukan pola defekasi bagi klien dan
5ntuk mengembalikan keteraturan pola
latih klien untuk menjalankannya
defekasi klien
b. Atur aktu yang tepat untuk defekasi klien seperti sesudah makan .
5ntuk memfasilitasi refleks defekasi
Berikan akupan nutrisi berserat sesuai dengan indikasi
;utrisi serat tinggi untuk melanarkan
d. Berikan airan jika tidak kontraindikasi eliminasi fekal "% liter per hari
5ntuk melunakkan eliminasi feses
. Kolaborasi* /emberian laksatif atau enema sesuai indikasi
5ntuk melunakkan feses
b. Diagnosa
* /erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan hilangnya nafsu
makan ujuan
* menunjukkan status gi7i baik
Kriteria =asil * +) oleransi terhadap diet yang dibutuhkan ) 0empertahankan massa tubuh dan berat badan dalam batas normal %) ;ilai laboratorium dalam batas normal #) 0elaporkan keadekuatan tingkat energi
-ntervensi
+. 0andiri* a.
Buat perenanaan makan dengan pasien untuk dimasukkan ke dalam jadal makan.
b. Dukung anggota keluarga untuk
0enjaga pola makan pasien sehingga pasien makan seara teratur /asien merasa nyaman dengan makanan yang dibaa dari rumah dan dapat
membaa makanan kesukaan pasien
meningkatkan nafsu makan pasien.
dari rumah.
Dengan pemberian porsi yang besar dapat menjaga keadekuatan nutrisi yang
.
aarkan makanan porsi besar
masuk.
disiang hari ketika nafsu makan tinggi inggi karbohidrat, protein, dan kalori d. /astikan diet memenuhi kebutuhan tubuh sesuai indikasi.
diperlukan atau dibutuhkan selama peraatan. 5ntuk mendukung peningkatan nafsu
e. f.
/astikan pola diet yang pasien yang
makan pasien
disukai atau tidak disukai.
0engetahui keseimbangan intake dan
/antau masukan dan pengeluaran dan pengeluaran asuapan makanan. berat badan seara periodik.
!ebagai data penunjang adanya perubahan nutrisi yang kurang dari
g.
Kaji turgor kulit pasien
kebutuhan
. Kolaborasi*
5ntuk dapat mengetahui tingkat
a.
kekurangan kandungan =b, albumin,
6bservasi*
+) /antau nilai laboratorium, seperti =b, dan glukosa dalam darah. albumin, dan kadar glukosa darah
Klien terbiasa makan dengan terenana dan teratur.
) Ajarkan metode untuk perenanaan makan b. =ealth 8dukasi
0enjaga keadekuatan asupan nutrisi yang dibutuhkan.
Ajarkan pasien dan keluarga tentang makanan yang bergi7i dan tidak mahal
.
Diagnosa
* ;yeri akut berhubungan dengan akumulasi feses keras pada abdomen
ujuan
* menunjukkan nyeri telah berkurang
Kriteria =asil
*
+) 0enunjukkan teknik relaksasi seara individual yang efektif untuk menapai kenyamanan ) 0empertahankan tingkat nyeri pada skala keil %) 0elaporkan kesehatan fisik dan psikologisi #) 0engenali faktor penyebab dan menggunakan tindakan untuk menegah nyeri ) 0enggunakan tindakan mengurangi nyeri dengan analgesik dan non"analgesik seara tepat
-ntervensi
+. 0andiri* a.
Bantu pasien untuk lebih berfokus pada aktivitas dari nyeri dengan
Klien dapat mengalihkan perhatian dari nyeri
melakukan penggalihan melalui televisi atau radio. b. /erhatikan baha lansia mengalami
=ati"hati dalam pemberian anlgesik
peningkatan sensitifitas terhadap efek opiate analgesik opiat .
/erhatikan kemungkinan interaksi obat F obat dan obat penyakit pada
=ati"hati dalam pemberian obat"obatan pada lansia
lansia . Kolaborasi a.
6bservasi
+) 0inta pasien untuk menilai nyeri atau ketidak nyaman pada skala & F +&
6bservasi
) unakan lembar alur nyeri
0engetahui tingkat nyeri yang
%) Lakukan pengkajian nyeri yang
dirasakan klien
komperhensif b. =ealth eduation +) -nstruksikan pasien untuk meminformasikan pada peraat jika
0engetahui karakteristik nyeri Agar mngetahui nyeri seara spesifik
pengurang nyeri kurang terapai ) Berikan informasi tetang nyeri
=ealth 8duation /eraat dapat melakukan tindakan yang tepat dalam mengatasi nyeri klien
Agar pasien tidak merasa emas
BAB I PENUTUP
A. Kesimpulan Konstipasi atau sembelit adalah terhambatnya defekasi (buang air besar) dari kebiasaan normal. Dapat diartikan sebagai defekasi yang jarang, jumlah feses kurang, atau fesesnya keras dan kering. Konstipasi bisa terjadi di mana saja, dapat terjadi saat bepergian, misalnya karena jijik dengan 23"nya, bingung aranya buang air besar seperti seaktu naik pesaat dan kendaraan umum lainnya. /enyebab konstipasi bisa karena faktor sistemik, efek samping obat, faktor neurogenik saraf sentral atau saraf perifer. Bisa juga karena faktor kelainan organ di kolon seperti obstruksi organik atau fungsi otot kolon yang tidak normal atau kelainan pada rektum, anak dan dasar pelvis dan dapat disebabkan faktor idiopatik kronik. 0enegah konstipasi seara umum ternyata tidaklah sulit. Kuninya adalah mengonsumsi serat yang ukup. !erat yang paling mudah diperoleh adalah pada buah dan sayur. B. !aran !aran dari kami tim penulis adalah sebaiknya bagi penderita kuninya adalah dengan mengonsumsi makanan yang berserat.
DA!TAR PUSTAKA Ahmadsyah -, et al,.+11. &elainan abdomen nonakut" $uku Ajar Ilmu $edah , 8d !jamsuhidajat <, 4akarta* 83 Brunner : !uddarth. &&. &eperawatan edikal $edah. 4akarta* 83. 3arpenito, 4uall Lynda. &&'. $uku Saku 'iagnosa &eperawatan. 8disi +&. 4akarta* 83 Doenges, 8. 0arilynn. &&&. (en#ana Asuhan &eperawatan. 4akarta* 83. =adi !,.&&+. !sikosomatik pada Saluran Cerna $agian $awah, $uku Ajar Ilmu !enyakit 'alam, )ilid II, *disi ke+, -aya baru, 4akarta. /erry, /otter. &&. %undamental keperawatan, edisi ., volume /. 4akarta * 83