ASKEP APPENDIKS
A. PENG PENGER ERTI TIAN AN
Appendiks adalah ujung seperti jari-jari yang kecil panjangnya kira-kira 10 cm (4 inchi), melekat pada sekum tepat di bawah katup ileosekal (Smelter, Suanne, !", #00$)" Apendi Apendisiti sitiss adalah adalah perada peradanga ngan n dari dari apendi apendiks ks %ermi% %ermi%orm ormis, is, dan merupa merupakan kan penyebab abdomen akut yang paling sering" &enyakit ini dapat mengenai semua umur baik laki-laki maupun perempuan, tetapi lebih sering menyerang laki-laki berusia antara 10 sampai '0 tahun (ansjoer, Arie,dkk, Arie,dkk, #00*)" Apendi Apendisiti sitiss adalah adalah ineks ineksii pada pada append appendiks iks karena karena tersumb tersumbatn atnya ya lumen lumen oleh oleh ekalith (batu eces), hiperplasi jaringan limoid, dan cacing usus" +bstruksi lumen merupakan merupakan penyebab penyebab utama Apendisiti Apendisitis" s" rosi membran mukosa mukosa appendiks appendiks dapat terj terjad adii kare karena na para parasi sitt sepe sepert rtii nta ntamo moeb ebaa hist histol olyt ytic ica, a, rich richur uris is tric trichi hiur ura, a, dan dan nterobius %ermikularis (+%edol, #00$)" Apen Apende dekt ktom omii adala adalah h pemb pembed edah ahan an untu untuk k meng mengan angk gkat at apen apendi diks ks dila dilaku kuka kan n sesegera mungkin untuk menurunkan resiko perorasi" (Smelter Suanne, !, #00$)"
B. ETIOL IOLOGI
1" enurut enurut Syamsyu Syamsyuhiday hidayat, at, #00. #00. / ekalitmassa ekal padat karena konsumsi diet rendah serat" umor umor apendiks" !acing ascaris" rosi mukosa apendiks karena parasit " 2istolytica" 2iperplasia jaringan lime" #" enuru enurutt ansjo ansjoer er , #00* #00* /
2iperlasia olikel limoid" ekalit" 3enda asing" Striktur karena ibrosis akibat peradangan sebelumnya" eoplasma" '" enurut arkum, #00$ / ekolit" &arasit" 2iperplasia limoid" Stenosis ibrosis akibat radang sebelumnya" umor karsinoid"
C. PATOFISIOLOGI
Apendiksitis biasa disebabkan oleh adanya penyumbatan lumen apendiks oleh hyperplasia olikel limoid, ekalit, benda asing, striktur karena ibrosis akibat peradangan sebelumnya, atau neoplasma" eses yang terperangkap dalam lumen apendiks akan menyebabkan obstruksi dan akan mengalami penyerapan air dan terbentuklah ekolit yang akhirnya sebagai kausa sumbatan" +bstruksi yang terjadi tersebut menyebabkan mukus yang diproduksi mukosa mengalami bendungan" Semakin lama mukus semakin banyak, namun elastisitas dinding apendiks mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan peningkatan tekanan intralumen" ekanan tersebut akan menghambat aliran lime yang mengakibatkan edema, diapedesis bakteri, dan ulserasi mukus" &ada saat ini terjadi apendisitis akut okal yang ditandai oleh nyeri epigastrium" Sumbatan menyebabkan nyeri sekitar umbilicus dan epigastrium, nausea, muntah" in%asi kuman !oli dan spesibakteroides dari lumen ke lapisan mukosa, submukosa, lapisan muskularisa, dan akhirnya ke peritoneum parietalis terjadilah peritonitis lokal kanan bawah"Suhu tubuh mulai naik"3ila sekresi mukus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat" 2al tersebut akan menyebabkan obstruksi %ena, edema bertambah, dan bakteri akan menembus dinding" &eradangan yang timbul meluas dan mengenai peritoneum setempat sehingga menimbulkan nyeri di area kanan bawah" 5eadaan ini yang kemudian disebut dengan apendisitis supurati akut" 3ila kemudian aliran arteri terganggu akan terjadi inark diding apendiks yang diikuti dengan gangren" Stadium ini disebut dengan apendisitis gangrenosa" 3ila dinding yang telah rapuh pecah, akan menyebabkan apendisitis perorasi" 3ila proses tersebut berjalan lambat, omentum dan usus yang berdekatan akan bergerak ke arah apendiks hingga timbul suatu massa lokal yang disebut iniltrate apendikularis" &eradangan apendiks tersebut akan menyebabkan abses atau
bahkan menghilang" &ada anak-anak karena omentum lebih pendek dan apendiks lebih panjang, dinding apendiks lebih tipis" 5eadaan demikian ditambah dengan daya tahan tubuh yang masih kurang memudahkan terjadinya perorasi" Sedangkan pada orang tua perorasi mudah terjadi karena telah ada gangguan pembuluh darah (ansjoer, #00*)
D. MANIFESTASI KLINIK
5eluhan apendiks biasanya bermula dari nyeri di daerah umbilicus atau periumbilikus yang berhubungan dengan muntah" 6alam #-1# jam nyeri akan beralih ke kuadran kanan bawah, yang akan menetap dan diperberat bila berjalan atau batuk" erdapat juga keluhan anoreksia, malaise, dan demam yang tidak terlalu tinggi" 3iasanya juga terdapat konstipasi, tetapi kadang-kadang terjadi diare, mual, dan muntah" &ada permulaan timbulnya penyakit belum ada keluhan abdomen yang menetap" amun dalam beberapa jam nyeri abdomen bawah akan semakin progresi, dan dengan pemeriksaan seksama akan dapat ditunjukkan satu titik dengan nyeri maksimal" &erkusi ringan pada kuadran kanan bawah dapat membantu menentukan lokasi nyeri" yeri lepas dan spasme biasanya juga muncul" 3ila tanda 7o%sing, psoas, dan obturatorpositi, akan semakin meyakinkan diagnosa klinis" Apendisitis memiliki gejala kombinasi yang khas, yang terdiri dari / ual, muntah dan nyeri yang hebat di perut kanan bagian bawah" yeri bisa secara mendadak dimulai di perut sebelah atas atau di sekitar pusar, lalu timbul mual dan muntah" Setelah beberapa jam, rasa mual hilang dan nyeri berpindah ke perut kanan bagian bawah" 8ika dokter menekan daerah ini, penderita merasakan nyeri tumpul dan jika penekanan ini dilepaskan, nyeri bisa bertambah tajam" 6emam bisa mencapai '*,.-'.,.9!" &ada bayi dan anak-anak, nyerinya bersiat menyeluruh, di semua bagian perut" &ada orang tua dan wanita hamil, nyerinya tidak terlalu berat dan di daerah ini nyeri tumpulnya tidak terlalu terasa" 3ila usus buntu pecah, nyeri dan demam bisa menjadi berat" :neksi yang bertambah buruk bisa menyebabkan syok (Smelter, Suanne, !", #00$)"
E. KOMPLIKASI
5omplikasi terjadi akibat keterlambatan penanganan Apendisitis" aktor keterlambatan dapat berasal dari penderita dan tenaga medis" aktor penderita meliputi pengetahuan dan biaya, sedangkan tenaga medis meliputi kesalahan
diagnosa, menunda diagnosa, terlambat merujuk ke rumah sakit, dan terlambat melakukan penanggulangan" 5ondisi ini menyebabkan peningkatan angka morbiditas dan mortalitas" &roporsi komplikasi Apendisitis 10-'#;, paling sering pada anak kecil dan orang tua" 5omplikasi <'; terjadi pada anak-anak di bawah # tahun dan 40-*=; pada orang tua" !7 komplikasi #-=;, 10-1=; terjadi pada anak-anak dan orang tua"4' Anak-anak memiliki dinding appendiks yang masih tipis, omentum lebih pendek dan belum berkembang sempurna memudahkan terjadinya perorasi, sedangkan pada orang tua terjadi gangguan pembuluh darah" Adapun jenis komplikasi diantaranya/ 1. Abses Abses merupakan peradangan appendiks yang berisi pus" eraba massa lunak di kuadran kanan bawah atau daerah pel%is" assa ini mula-mula berupa legmon dan berkembang menjadi rongga yang mengandung pus" 2al ini terjadi bila 2.
Apendisitis gangren atau mikroperorasi ditutupi oleh omentum &erorasi &erorasi adalah pecahnya appendiks yang berisi pus sehingga bakteri menyebar ke rongga perut" &erorasi jarang terjadi dalam 1# jam pertama sejak awal sakit, tetapi meningkat tajam sesudah #4 jam" &erorasi dapat diketahui praoperati pada *0; kasus dengan gambaran klinis yang timbul lebih dari '$ jam sejak sakit, panas lebih dari '.,=0!, tampak toksik, nyeri tekan seluruh perut, dan leukositosis terutama polymorphonuclear (&)" &erorasi, baik berupa perorasi bebas
3.
maupun mikroperorasi dapat menyebabkan peritonitis" &eritononitis &eritonitis adalah peradangan peritoneum, merupakan komplikasi berbahaya yang dapat terjadi dalam bentuk akut maupun kronis" 3ila ineksi tersebar luas pada permukaan peritoneum menyebabkan timbulnya peritonitis umum" Akti%itas peristaltik berkurang sampai timbul ileus paralitik, usus meregang, dan hilangnya cairan elektrolit mengakibatkan dehidrasi, syok, gangguan sirkulasi, dan oligouria" &eritonitis disertai rasa sakit perut yang semakin hebat, muntah, nyeri abdomen, demam, dan leukositosis"
F.
PEMERIKSAAN PENUNJANG 1.
>aboratorium erdiri dari pemeriksaan darah lengkap dan !-reacti%e protein (!7&)" &ada pemeriksaan darah lengkap ditemukan jumlah leukosit antara 10"000-1."000mm'
(leukositosis) dan neutroil diatas *=;, sedangkan pada !7& ditemukan jumlah serum yang meningkat" !7& adalah salah satu komponen protein ase akut yang akan meningkat 4-$ jam setelah terjadinya proses inlamasi, dapat dilihat melalui proses elektrooresis serum protein" Angka sensiti%itas dan spesiisitas !7& yaitu 2.
.0; dan <0;" 7adiologi erdiri dari pemeriksaan ultrasonograi (?S@) dan !omputed omography Scanning (!-scan)" &ada pemeriksaan ?S@ ditemukan bagian memanjang pada tempat yang terjadi inlamasi pada appendiks, sedangkan pada pemeriksaan !scan ditemukan bagian yang menyilang dengan ekalith dan perluasan dari appendiks yang mengalami inlamasi serta adanya pelebaran sekum" ingkat akurasi ?S@ <0-<4; dengan angka sensiti%itas dan spesiisitas yaitu .=; dan <#;, sedangkan !-Scan mempunyai
tingkat akurasi
<4-100; dengan
3.
sensiti%itas dan spesiisitas yang tinggi yaitu <0-100; dan <$-<*;" Analisa urin bertujuan untuk mendiagnosa batu ureter dan kemungkinan ineksi
4.
saluran kemih sebagai akibat dari nyeri perut bawah" &engukuran enim hati dan tingkatan amilase membantu mendiagnosa peradangan
5.
hati, kandung empedu, dan pankreas" Serum 3eta 2uman !horionic @onadotrophin (3-2!@) untuk memeriksa adanya
6.
kemungkinan kehamilan" &emeriksaan barium enema untuk menentukan lokasi sekum" &emeriksaan 3arium enema dan !olonoscopy merupakan pemeriksaan awal untuk kemungkinan
7.
karsinoma colon" &emeriksaan oto polos abdomen tidak menunjukkan tanda pasti Apendisitis, tetapi mempunyai arti penting dalam membedakan Apendisitis dengan obstruksi usus halus atau batu ureter kanan"
G. PENATALAKSANAAN
&enatalaksanaan menurur ansjoer, #00* / 1" Sebelum operasi a) &emasangan sonde lambung untuk dekompresi" b) &emasangan kateter untuk control produksi urin" c) 7ehidrasi d) Antibiotic dengan spectrum luas, dosis tinggi dan diberikan secara intra%ena"
e) +bat-obatan penurun panas, phenergan sebagai anti menggigil, largaktil untuk membuka pembuluh pembuluh darah perier diberikan setelah rehidrasi tercapai" ) 3ila demam, harus diturunkan sebelum diberi anestesi" #" +perasi a) Apendiktomi" b) Apendiks dibuang, jika apendiks mengalami perorasi bebas,maka abdomen dicuci dengan garam isiologis dan antibiotika" c) Abses
apendiks diobati
dengan antibiotika
:B,massanya
mungkin
mengecil,atau abses mungkin memerlukan drainase dalam jangka waktu beberapa hari" Apendiktomi dilakukan bila abses dilakukan operasi elekti sesudah $ minggu sampai ' bulan" '" &asca operasi a) +bser%asi B" b) Angkat sonde lambung bila pasien telah sadar sehingga aspirasi cairan lambung dapat dicegah" c) 3aringkan pasien dalam posisi semi owler" d) &asien dikatakan baik bila dalam 1# jam tidak terjadi gangguan, selama pasien dipuasakan" e) 3ila tindakan operasilebih besar, misalnya pada perorasi, puasa dilanjutkan sampai ungsi usus kembali normal" ) 3erikan minum mulai1=mljam selama 4-= jam lalu naikan menjadi '0 mljam" 5eesokan harinya berikan makanan saring dan hari berikutnya diberikan makanan lunak" g) Satu hari pasca operasi pasien dianjurkan untuk duduk tegak di tempat tidur selama #C'0 menit" h) &ada hari kedua pasien dapat berdiri dan duduk di luar kamar" i) 2ari ke-* jahitan dapat diangkat dan pasien diperbolehkan pulang" 4" &ada keadaan massa apendiks dengan proses radang yang masih akti yang ditandai dengan /
a) 5eadaan umum klien masih terlihat sakit, suhu tubuh masih tinggi" b) &emeriksaan lokal pada abdomen kuadran kanan bawah masih jelas terdapat tanda-tanda peritonitis" c) >aboratorium masih terdapat lekositosis dan pada hitung jenis terdapat pergeseran ke kiri" =" Sebaiknya dilakukan tindakan pembedahan segera setelah klien dipersiapkan, karena dikuatirkan akan terjadi abses apendiks dan peritonitis umum" &ersiapan dan pembedahan harus dilakukan sebaik-baiknya mengingat penyulit ineksi luka lebih tiggi daripada pembedahan pada apendisitis sederhana tanpa perorasi" &ada keadaan massa apendiks dengan proses radang yang telah mereda ditandai dengan / a) ?mumnya klien berusia = tahun atau lebih" b) 5eadaan umum telah membaik dengan tidak terlihat sakit, suhu tubuh tidak tinggi lagi" c) &emeriksaan lokal abdomen tidak terdapat tanda-tanda peritonitis dan hanya teraba massa dengan jelas dan nyeri tekan ringan" d) >aboratorium hitung lekosit dan hitung jenis normal" e) indakan yang dilakukan sebaiknya konser%ati dengan pemberian antibiotik dan istirahat di tempat tidur" indakan bedah apabila dilakukan lebih sulit dan perdarahan lebih banyak, lebih-lebih bila massa apendiks telah terbentuk lebih dari satu minggu sejak serangan sakit perut"&embedahan dilakukan segera bila dalam perawatan terjadi abses dengan atau tanpa peritonitis umum"
H. PENGKAJIAN FOKUS
1" 6asar data pengkajian &asien a" Akti%itas atau istirahat @ejala
/
alaise
/
akikardia
b" Sirkulasi anda
c" liminasi
@ejala
/
5onstipasi pada awitan awal, diare (kadang-kadang)
anda
/
6istensi abdomen, nyeri tekan nyeri lepas, kekakuan, penurunan
atau tidak ada bising usus d" akanan cairan @ejala
/
Anoreksia, mual muntah
e" yeri kenyamanan @ejala
/
yeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilikus, yang meningkat
berat dan terlokalisasi pada titik c" 3urney" c" 3urney (setengah jarak antara umbilikus dan tulang ileum kanan), meningkat karena berjalan, bersin, batuk, atau naas dalam (nyeri berhenti tiba-tiba di duga perorasi atau inark pada appendiks) keluhan berbagai rasa nyeri atau gejala tidak jelas (sehubungan dengan lokasi appendiks, contoh retrosekal atau sebelah ureter)" anda
/
&erilaku berhati-hati, berbaring ke samping atau telentang dengan
lutut ditekuk, meningkatnya nyeri pada kuadran kanan bawah karena posisi ekstensi kaki kanan atau posisi duduk tegak nyeri lepas pada sisi kiri di duga inlamasi peritoneal" "
5eamanan anda
/
6emam (biasanya rendah)
g" &ernaasan anda
/
akipnea, pernaasan dangkal
#" &emeriksaan penunjang a" &emeriksaan 7adiologi &emeriksaan radiologi pada oto tidak dapat menolong untuk menegakkan diagnosa apendisitis akut, kecuali bila terjadi peritonitis, tapi kadang kala dapat ditemukan gambaran sebagai berikut/ Adanya sedikit luid le%el disebabkan karena adanya udara dan cairan" 5adang ada ecolit (sumbatan)" pada keadaan perorasi ditemukan adanya udara bebas dalam diaragma" b" >aboratorium &emeriksaan darah / lekosit ringan umumnya pada apendisitis sederhana lebih dari 1'000mm' umumnya pada apendisitis perorasi" idak adanya lekositosis
tidak menyingkirkan apendisitis" 2itung jenis/ terdapat pergeseran ke kiri" &emeriksaan urin / sediment dapat normal atau terdapat lekosit dan eritrosit lebih dari normal bila apendiks yang meradang menempel pada ureter atau %esika" &emeriksaan laboratorium >eukosit meningkat sebagai respon isiologis untuk melindungi tubuh terhadap mikroorganisme yang menyerang" &ada apendisitis akut dan perorasi akan terjadi lekositosis yang lebih tinggi lagi" 2b (hemoglobin) nampak normal" >aju endap darah (>6) meningkat pada keadaan apendisitis iniltrat" ?rine rutin penting untuk melihat apa ada ineksi pada ginjal"
I.
PATHWAYS KEPERAWATAN
akan tidak teratur
5erja isik yang keras
assa keras ases
+bstrusi lumen
Suplay darah menurun, mukosa terkikis
&eradangan appendic
yeri akut
&erorasi abses
6istensi abdomen
Apendiktomi
7esti ineksi
enekan gaster
2!> meningkat
ual, muntah
5eb" utrisi kurang dari keb tubuh
J.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
&re +perasi 1" yeri akut berhubungan dengan proses penyakit" #" 5ebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,muntah, anoreksia" &ost +perasi 1. 2.
yeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan" 7isiko terhadap ineksi yang berhubungan dengan peningkatan kerentanan terhadap bakteri skunder terhadap luka"
K. FOKUS INTEENSI!RASIONAL
1" yeri akut berhubungan dengan gangguan pada kulit, jaringan dan integritas otot ujuan / Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 'D#4 jam pasien mengatakan bahwa rasa sakit telah terkontrol hilang" 52 /
yeri berkurang bahkan hilang
&asien tampak rileks
:nter%ensi a" &antau tanda-tanda %ital, intensitasskala nyeri 7
engenal
dan
memudahkan
dalam
melakukan
tindakan
keperawatan" b" Ajarkan teknik relaksasi dan napas dalam 7 relaksasi mengurangi ketegangan dan membuat perasaan lebih nyaman" c" Anjurkan klien istirahat ditempat tidur" 7 :stirahat untuk mengurangi intesitas nyeri" d" 5olaborasi untuk pemberian analgetik" 7 ?ntuk mengurangi nyeri sehingga pasien menjadi lebih nyaman #" 5ebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, yeng berhubungan dengan peningkatan kebutuhan protein dan %itamin untuk penyembuhan luka dan penurunan masukan sekunder terhadap nyeri, mual, muntah, pemembatasan diet" ujuan / setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 'D#4 jam resiko penurunan nutrisi tidak terjadi" Status nutrisi asekuat" 52 / :nter%ensi a" 8elaskan pentingnya masukan nutrisi harian optimal 7 &enyembuhan luka memerlukan masukan cukup protein b" 6iskusikan kebutuhan nutrisi dan sumber diet 7 5arbohidrat, %itamin dan mineral untuk pembentukan ibroblas c" >akukan tindakan untuk mengurangi mual 7 Anjurkan cepat merangsang pusat muntah dengan pembangkit eeren d" &ertahankan hygiene oral yang baik setiap waktu 7 ulut yang bersih dan segar dapat merangsang nasu makan e" 5olaborasi pemberian agen antiemetik sebelum makan bila diindikasikan
7 Antiemetik, mencegah mual dan muntah
'" 7esiko tinggi terhadap ineksi berhubungan dengan prosedur in%asi ujuan/ Setelah dilakukan tidakan keperawatan selama 'D#4 jam akan mencapai penyembuhan tepat waktu,bebas drenase purulen atau eritema dan tidak demam"
52/
7esiko ineksi tak terjadi
>uka bekas insisi sembuh :nter%ensi a"
ingkatkan cuci tangan yang baik 7 enurunkan resiko kontaminasi silang"
b" 5aji kulit atau warna insisi" Suhu dan integrits/ perhatikan adanya eritema inlamasi kehilangan penyatuan luka" 7 emberikan inormasi trenteng status proses penyembuhan dan mewaspadakan sta terhadap dini ineksi" c" @unakan antiseptik atau kebersihan yang ketet sesuai indikasi untuk menguatkan
atau
menganti
balutan
dan
bila
menangani
drain"insruksian pasien tidak untuk menyentuh atau menggaruk insisi 7 encegah kotaminasi dan resiko ineki luka,dimana dapat memerlukan post prostese d" 5olaborasi berikan antibiotik sesuai indikasi 7 ungkin berguna secara proilaktik untuk mencegah ineksi"
DAFTAR PUSTAKA
" ansjoer Ari, (#00*), Kapita Selekta Kedokteran, disi ', edia Aesculapius, 8akarta" +swari , (#00<), Bedah dan Perawatannya, @ramedia 8akarta Suanne !" Smelter, 3renda @ 3are (#00<), Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Edisi 8, @!, 8akarta &enerbit 3uku 5edokteran" Syaiuddin (#010), Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat , edisi # @!, 8akarta
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN APPENDISITIS POST APENDIKTOMI
NAMA MAHASISWA " NAFISATUN NISA# G3A6$4%
PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN KEPERAWATAN UNIERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2$16