LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Biokimia Yang dibina oleh Ibu Siti Imroatul Maslikah, S.Si, M.Si
Disusun oleh : Kelompok 2 Offering C 2017
1. Andita Miftakhul Ilmi
(170341615003) (170341615003)
2. Aulya Prasetya Firmana
(170341615096) (170341615096)
3. Azizah Nur Rochmah
(170341615045) (170341615045)
4. Elistika Oktaviyani
(170341615062) (170341615062)
5. Mahesti Puspa Parnasukma
(170341615091) (170341615091)
6. Sakinah Vinda Putri K
(170341615046) (170341615046)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI April 2018
PRAKTIKUM ENZIM
A. TUJUAN 1. Mengenal jenis-jenis enzim yang berasal dari tumbuhan dan manusia 2. Mengenal cara-cara isolasi enzim dari alam secara sederhana 3. Mengenal berbagai substrat yang dikatalis oleh enzim 4. Mengenal senyawa hasil katalis enzim 5. Menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi kerja enzim (pH, konsentrasi substrat, konsentrasi enzim, suhu)
B. DASAR TEORI Enzim merupakan substansi penting dalam setiap reaksi kimia dalam sel. Orang yang pertama menemukan enzim adalah Edward dan Hans Buchner. Oleh karena enzim dapat mempercepat reaksi kimia, berarti enzim merupakan reaksi katalis. Enzim merupakan katalisator organik dan dibuat dalam sel makhluk hidup sehingga enzim disebut juga biokatalisator. Enzim juga memiliki sifat diantaranya, selektif, karena enzim hanya dapat bekerja pada substrat tertentu (Cartono, 2004). Pada hakekatnya semua reaksi di dalam biokimia dikatalisis oleh enzim. Hampir setiap senyawa organik di alam dan juga banyak senyawa anorganik, terdapat satu enzim yang mampu mengkatalisis perubahan kimia dan juga mampu bereaksi dengan senyawa anorganik tersebut (Suwono 2001). Enzim berfungsi meningkatkan laju sehingga terbentuk kesetimbangan kimia antara produk dan pereaksi. Pada keadaaan kesetimbangan, istilah pereaksi dan produk tidaklah pasti dan bergantung pada pandangan kita. Dalam keadaan fisiologi yang normal, suatu enzim tidak mempengaruhi jumlah produk dan pereaksi yang sebenarnya dicapai tanpa kehadiran enzim. Jadi, jika keadaan kesetimbangan tidak menguntungkan bagi pembentukan senyawa, enzim tidak dapat mengubahnya (Salisbury dan Ross 1990). Proses (reaksi kimia) yang berlangsung dengan baik dalam tubuh dimungkinkan karena adanya katalis yang disebut enzim. Berzelius (1837) mengusulkan nama “katalis” untuk zat-zat yang dapat mempercepat reaksi tetapi zat itu sendiri tidak ikut bereaksi. Proses kimia yang terjadi dengan pertolongan enzim telah dikenal sejak zaman dahulu misalnya pembuatan anggur dengan cara fermentasi atau peragian. Demikian pula pembuatan asam cuka termasuk proses kimia
berdasarkan aktifitas enzim. Dahulu proses fermentasi (Pasteur) dianggap hanya terjadi dengan adanya sel yang mengandung enzim. Anggapan tersebut berubah setelah Buchner membuktikan bahwa cairan yang berasal dari ragi tanpa adanya sel hidup dapat menyebabkan fermentasi gula menjadi alkohol dan karbondioksida. Hingga sekarang kata ‘enzim’ yang berarti ‘didalam ragi’ tetap dipakai untuk nama katalis dalam proses biokimia. Enzim dikenal untuk pertama kalinya sebagai protein oleh Sumner pada tahun 1926 yang telah berhasil mengisolasi urease dari ‘kata pedang’ (jack bean). Urease adalah enzim yang dapat menguaraikan urea menjadi CO2 dan NH3. Beberapa tahun kemudian Notrhrop dan Kunitz dapat mengisolasi pepsin, tripsin, kimotripsin. Selanjutnya makin banyak enzim yang telah dapat diisolasi dan telah dibuktikan bahwa enzim tersebut adalah suatu protein (Poedjiadi, 1994). Ada beberapa faktor yag mempengaruhi enzim yaitu, pengaruh suhu dimana suhu optimum untuk dapat mengurangi aktivitas enzim sedangkan diatas suhu optimum maka dapat menyebabksan denaturasi pada enzim dan mematikan kerja enzim. Pengaruh pH optimum yang khas. pH akan mengalami denaturasi jika pH jauh di atas pH optimum. Konsentrasi enzim pada konsentrasi substrat tertentu, bertambahnya konsentrasi enzim akan meningkatkan kecepatan kerja reaksi enzim. Dengan kata lain konsentrasi enzim berbanding lurus terhadap kerja enzim. Konsentrasi substrat pada konsentrasi enzim tetap, peningkatan konsentrasi substrat akan menaikkan kecepatan reaksi enzimatis sampai mencapai kecepatan maksimum (Sutresna, 2007). Dalam percobaan ini terdapat beberapa enzim yang digunakan antara lain: A. Enzim Amilase Enzim (eksoenzim) yang berperan dalam merubah karbohidrat komplek adalah karbohidrase, amilase, selulase. Pati merupakan substansi yang terlebih dahulu harus diubah menjadi molekul lebih sederhana agar dapat diserap oleh sel. Mikroorganisme memproduksi enzim untuk memecah substansi di dalam sel, salah satunya adalah amilase (Mahbub, 2008). Tumbuhan mengandung α dan ß amylase; hewan memiliki hanya α amylase, dijumpai dalam cairan pankreas dan juga (pada manusia dan beberapa spesies lain) dalam ludah. Amilase memotong rantai polisakarida yang panjang, menghasilkan campuran glukosa dan maltosa. Amilosa merupakan polisakarida yang terdiri dari 100-1000 molekul glukosa yang saling berikatan membentuk rantai lurus. Dalam air,
amilosa bereaksi dengan iodine memberikan warna biru yang khas (Fox, 1991). Pada manusia, α amilase pada ludah dan pankreas berguna dalam hidrolisis pati yang terkandung dalam makanan ke dalam bentuk aligosakarida, di mana dalam perubahan tersebut dapat dihidrolisis oleh disakarida atau trisakarida dalam jumlah kecil. Enzim amilase dapat diperoleh dari sekresi air liur atau saliva. Saliva adalah suatu cairan oral yang kompleks dan tidak berwarna yang terdiri atas campuran sekresi dari kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa oral. Saliva dapat disebut juga kelenjar ludah atau kelenjar air liur. Semua kelenjar ludah mempunyai fungsi untuk membantu mencerna makanan dengan mengeluarkan suatu sekret yang disebut “saliva” (ludah atau air liur). Pembentukan kelenjar ludah dimulai pada awal kehidupan fetus (4 - 12 minggu) sebagai invaginasi epitel mulut yang akan berdiferensiasi ke dalam duktus dan jaringan asinar. Enzim amilase di dalam tubuh manusia sangat penting. Enzim amilase ikut bertanggung jawab menjaga kesehatan dan proses metabolisme di dalam tubuh. Kekurangan enzim amilase dapat menyebabkan tubuh mengalami gangguan pencernaan (maladigesti), yang selanjutnya menyebabkan gangguan penyerapan (malabsorpsi). Saliva merupakan cairan mulut yang kompleks terdiri dari campuran sekresi kelenjar saliva mayor dan minor yang ada dalam rongga mulut. Saliva sebagian besar yaitu sekitar 90 persennya dihasilkan saat makan yang merupakan reaksi atas rangsangan yang berupa pengecapan dan pengunyahan makanan (Kidd 1992).
B. Enzim Bromelin Bromelin adalah enzim proteolitik yang ditemukan pada bagian batang dan buah nanas ( Ananas comosus). Enzim ini diproduksi sebagai hasil sampingan dari pabrik jus nanas. Dalam memproduksi bromelin, beberapa senyawa yang dapat digunakan untuk presipitasi (pengendapan) enzim ini adalah amonium sulfat dan alkohol. Beberapa kegunaan dari enzim ini adalah mengurangi rasa sakit dan pembengkakan karena luka atau operasi, mengurangi radang sendi, menyembuhkan luka bakar, meningkatkan fungsi paru-paru pada penderita infeksi saluran pernapasan, dan lain-lain. Untuk meningkatkan kelancaran pencernaan pada manusia, umumnya digunakan bromelin berdosis 500 mg dalam bentuk kapsul. Apabila konsumsi bromelin dilakukan bersamaan dengan senyawa anti-koagulan maka risiko terjadinya pendarahan akan meningkat.
Bromelain adalah suatu protease sulfihidril (-SH) yang sudah menjadi tidak aktif, disebabkan karena terbentuknya ikatan disulfida antara enzim-enzim. Secara relatif hal ini dpat diatasi dengan penambahan senyawa pereduksi seperti sistein, markaptoetanol, glukation, dan vitamin C. selain dengan cara penambahan senyawa pereduksi juga dapat distabilkan dengan cara amobilisasi enzim. Aktivitas enzim bromelain dipengaruhi oleh beberapa inhibitornya seperti diisopropilfosfofluoridat (DIPF) (Ciptadi 2011)
DAFTAR RUJUKAN Cartono. Biologi Umum. Bandung: Prisma Press, 2004 Ciptadi. 2011. Penuntun praktikum Biokimia. Penerbit : Universitas Palangkaraya. Fox, P.F. (1991). Food Enzymology Vol 2. Elsevier Applied Science. London. Kidd, B. 1992. Dasar-dasar karies penyakit dan Penanggulangannya. Jakarta: EGC. Mahbub, H., 2008, Deteksi dan produksi amilase, http://www.junes.blogspot.com, diakses pada hari Kamis tanggal 14 November 2013. pukul 17.00 WIB Poedjiadi, Anna. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press, 1994 Salisbury, F. B., dan Cleon. W. Ross, 1990. Fisiologi Tumbuhan. Institut Teknologi Bandung: Bandung. Sutresna, Nana. Kimia. Bandung: Grafindo, 2007 Suwono, Hadi. 2001. Biokimia Dasar Bahasan: Enzim, Vitamin, dan Unsur – Unsur Esensial. Departeman Pendidikan Nasional Universitas Negeri Malang Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Biologi : Malang.