CONTOH LAPORAN LABORATORIUM UJI BAHAN KATA PENGANTAR Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Puji syukur Saya sampaikan kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan anugerah-nya lah Saya dapat menyelesaikan laporan praktikum pengujian tanah (lapangan) ini. Laporan ini dibuat dengan tujuan memperoleh ilmu mengenai pengujian beton dalam Teknik Sipil, yang mana pekerjaan ini dipakai dalam suatu pengujian , sehingga dapat mengetahui kondisi beton tersebut . Dalam kesempatan kali ini, penulis menyadari bahwa pekerjaan ini tidak lepas dari bimbingan dan dorongan dari beberapa pihak, oleh k arena itu penulis banyak mengucapkan banyak Terima kasih kepada : Ibu Susi Hariyani .MT, selaku instrukur ; Ibu Novi , selaku teknisi dilaboratorium ; dan Teman-teman kelas 3 C, yang memberi masukan unntuk “Praktikum Laboratorium Pengujian Beton “ . Mudah – mudahan dari hasil ini, teman – teman dapat memberikan kami saran serta keritikan membangun yang bisa mengispirasi untuk dapat menciptakan karya yang lebih baik lagi, sehingga tujuan penulis dapat tercapai, dan juga laporan ini juga dapat bermanfaat unt uk bahan tambahan materi mata kuliah. Pontianak , 31 Oktober 2015 Ipung Nur Pratama NIM : 3201401067 BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Dalam pekerjaan teknik sipil dikenal 2 j enis pekerjaan konstruksi yaitu konstruksi berat dan konstruksi ri ngan. Pekerjaan-pekerjaan tersebut tidak lepas dari kebutuhan akan material atau bahan-bahan tertentu. Dalam pelaksanaannya, sehingga suatu konstruksi bangunan yang kuat dan utuh sesuai dengan yang diharapkan. Beton adalah campuran agregat halus dan agregat kasar sebagai bahan pengisi. Ditambah semen dan air yang digunakan sebagai bahan pengikat dan atau menggunakan bahan tambahan. Sekarang ini penggunaan beton banyak digunakan untuk sebagai konstruksi, misalnya jalan, jembatan, lapangan terbang, waduk, bendungan dan lainya. Dengan melakukan analisa bahan maka dalam hal pembuatan beton harus lebih teliti dengan berbagai macam material-material yang digunakan dalam pembuatan tersebut, dikrenakan apabila suatu material dalam beton itu tidak bagus maka hasil dari beton tersebut tidak akan mencapai pada hasil yang diinginkan.Sehingga dengan diadakannya analisa bahan terhadap material yang akan digunakan untuk pembuatan beton maka hasil dapat diperoleh dengan baik.
I.II Tujuan Adapun maksud dan tujuan dari praktikum ini, yaitu agar mahasiswa dapat: Dapat melakukan praktikum pengujian beton dengan prosedur yang baik dan benar. Dapat mengetahui langkah-langkah kerja dalam pengujian beton di laboratorium . Dapat mengetahui karakteristik dan mutu beton . Dapat melakukan pengujian secara langsung di laboratorium. Dapat mengisi “ form pengujian bahan 1 ( BETON ) “
I.III Materi Praktikum Adapun materi yang dipraktekkan adalah sebagai sebagai berikut: Hasil uji kadar air agregat kasar dan agregat halus . Berat jenis dan penyerapan agregat kasar dan agregat halus . Hasil uji berat isi agregat Analisa Ayak / Sieve Analysis ( kerikil dan pasir ) Daftar isisan formula perencanaan campuran beton Pengujian hammer test Uji kuat tekan beton Hasil uji “ kehausan dan abrasi agregat kasar dengan mesin Los Angeles “
I.IV Tempat dan Waktu Praktikum pengujian beton ini dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober – 24 Otobe 2015r, pada pukul 07.00 - 13.50 WIB di Laboratorium Teknik S ipil Politeknik Negeri Pontianak.
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Beton Beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi aggregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen Portland, yang terdiri dari agregat mineral (biasanya kerikil dan pasir),semen dan air .Beton merupakan salah satu bahan konstruksi yang telah umum digunakan untukbangunan gedung, jembatan, jalan, dan lain – lain. Beton merupakan satu kesatuan yang homogen. Beton ini didapatkan dengan cara mencampur agregat halus (pasir),agregat kasar (kerikil), atau je nis agregat lain dan air, dengan semen portland atausemen hidrolik yang lain, kadang – kadang dengan bahan tambahan (additif) yangbersifat kimiawi ataupun fisikal pada perbandingan tertentu, sampai menjadi
satukesasuan yang homogen. Campuran tersebut akan mengeras seperti batuan.Pengerasan t erjadi karena peristiwa reaksi kimi a antara semen dengan air.Beton yang sudah mengeras dapat juga dikatakan sebagai batuan tiruan, denganrongga – rongga antara butiran yang besar (agregat kasar atau batu pecah), dandiisi oleh batuan kecil (agregat halus atau pasir), dan pori – pori antara agregat halusdiisi oleh semen dan air (pasta semen). Pasta semen juga berfungsi sebagai perekatatau pengikat dalam proses pengerasan, sehingga butiran –butiran agregat salingterekat dengan kuat sehingga terbentuklah suatu kesatuan yang padat dan tahanlama. A.kelebihan beton Harganya murah karna menggunakan bahan lokal. Mempunyai kekuatan tekan yang tinggi. Mudah di bentuk sesuai ukuran yang di inginkan. B.kekurangan beton Beton mempunyai kuat tarik yang rendah. Beton sulit kedap air secara sempurna. Beton bersifat getas sehingga harus dihitung secara detail dan seksama. SIFAT – SIFAT BETON Beton harus memenuhi kekuatan yang direncanakan ,Campuran beton harus mempunyai suatu mibilitas tertentu Campuran beton tidak boleh mengalami segregasi (pemisahan selamapengecoran)Beton pada dasarnya merupakan campuran antara semen, kerikil, pasir, danair dengan perbandingan campuran yang tertentu. Kadang-kadang beberapa bahantambahan juga ikut digunakan dalam campuran beton ini untuk membuat beton yangmemiliki sifat-sifat yang diinginkan, misalnya fly ash (abu terbang) atau mat erialkimia lainnya. Air dan semen akan bereaksi menjadi pasta semen yang bertugasuntuk mengikat kerikil dan pasir sehingga terbentuk struktur yang kaku danmemiliki kekuatan tertentu.Beton didapat dari pencampuran bahan-bahan agregat halus dan kasar yaitupasir, batu, batu pecah atau bahan semacam lainnya, dengan menambahkansecukupnya bahan perekat semen, dan air sebagai pembantu guna keperluan reaksikimia selama proses dan perawatan beton berlangsung.Nilai kuat t ekan beton relatif tinggi dibanding kuat tariknya, dan betonmerupakan bahan berifat getas. Nilai kuat tariknya hanya berkisar 9% – 15% sajadari kuat tekannya.Pada penggunaan sebagai komponen struktur bangunan, umumnya betondiperkuat dengan batang tulangan baja sebagai bahan yang dapat bek erja sama danmampu membantu kelemahannya, terutama pada bagian yang menahan tarik. Dengandemikian tersusun pembagian tugas, dimana tulangan baja bertugas memperkuat danmenahan gaya tarik, sedangkan beton hanya diperhitungkan menahan gaya tekan.
2.2 Kekuatan Beton Kekuatan tekan merupakan salah satu kinerja utama beton. Kekuatan tekan adalah kemampuan beton untuk dapat menerima gaya per satuan luas (Tri Mulyono, 2004). Nilai kekuatan beton diketahui dengan melakukan pengujian kuat tekan terhadap benda uji silinder ataupun k ubus pada umur 28 hari yang dibebani dengan gaya tekan sampai mencapai beban maksimum. Beban maksimum didapat dari pengujian dengan menggunakan alat compression testing machine. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi mutu dari kekuatan beton, yaitu : Faktor air semen (FAS) Faktor air semen (FAS) merupakan perbandingan antara jumlah air terhadap jumlah semen dalam suatu campuran beton. Fungsi FAS, yaitu : Untuk memungkinkan reaksi kimia yang menyebabkan pengikatan dan berlangsungnya pengerasan. Memberikan kemudahan dalam pengerjaan beton (workability) Semakin tinggi nilai FAS, mengakibatkan penurunan mutu kekuatan beton. Namun nilai FAS yang semakin rendah tidak selalu berarti bahwa kekuatan beton semakin tinggi. Umumnya nilai FAS yang diberikan minimum 0,4 dan maksimum 0,65 (Tri Mulyono, 2004). Sifat agregat Sifat-sifat agregat sangat berpengaruh pada mutu campuran beton. Adapun sifat -sifat agregat yang perlu diperhatikan seperti, serapan air, kadar air agregat, berat jenis, gradasi agregat, modulus halus butir, kekekalan agregat, kekasaran dan kekerasan agregat. 3. Proporsi semen dan jenis semen yang digunakan Berhubungan dengan perbandingan jumlah semen yang digunakan saat pembuatan mix design dan jenis semen yang digunakan berdasarkan peruntukkan beton yang akan dibuat. Penentuan jenis semen yang digunakan mengacu pada tempat dimana struktur bangunan yang menggunakan material beton tersebut dibuat, serta pada kebutuhan perencanaan apakah pada saat proses pengecoran membutuhkan kekuatan awal yang tinggi atau normal. Bahan tambah Bahan tambah (additive) ditambahkan pada saat pengadukan dilaksanakan. Bahan tambah (additive) lebih banyak digunakan untuk penyemenan (cementitious), jadi digunakan untuk perbaikan kinerja. Menurut standar AST M C 494/C494M – 05a, jenis bahan tambah kimia dibedakan menjadi tujuh tipe, yaitu : a) water reducing admixtures b) retarding admixtures c) accelerating admixtures d) water reducing and retarding admixtures e) water reducing and accelerating admixtures f) water reducing and high range admixtures g) water reducing, high range and retarding admixtures 2.3 Agregat Pada beton biasanya terdapat sekitar 70% sampai 80 % volume agregat terhadap volume keseluruhan beton, karena itu agregat mempunyai peranan yang penting dalam propertis suatu beton (Mindess et al. , 2003). Agregat ini harus bergradasi sedemikian rupa sehingga seluruh massa beton dapat berfungsi sebagai satu kesatuan yang utuh, homogen, rapat, dan variasi dalam perilaku (Nawy, 1998). Dua jenis agregat adalah : 1. Agregat halus (pasir alami dan buatan) Agregat halus disebut pasir, baik berupa pasir alami yang diperoleh langsung dari sungai atau tanah galian, atau dari hasil pemecahan batu. Agregat halus adalah agregat dengan ukuran butir lebih kecil dari 4,75 mm (ASTM C 125 – 06). Agregat yang butir-butirnya lebih kecil dari 1,2 mm disebut pasir halus, sedangkan butir-butir yang lebih kecil dari 0,075 mm disebut silt, dan yang lebih kecil dari 0,002 mm disebut clay (SK SNI T-15-1991-03). Persyaratan mengenai proporsi agregat dengan gradasi ideal yang direkomendasikan terdapat dalam
standar ASTM C 33/ 03 “Standard Spesification for Concrete Aggregates”
2. Àgregat kasar (kerikil, batu p ecah, atau pecahan dari blast furnance) Menurut ASTM C 33 - 03 dan ASTM C 125 - 06, agregat kasar adalah agregat dengan ukuran butir lebih besar dari 4,75 mm. Ketentuan mengenai agregat kasar antara lain : Harus terdiri dari butir – butir yang keras dan tidak berpori. Butir – butir agregat kasar harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh – pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan. Tidak boleh mengandung zat – zat yang dapat merusak beton, seperti zat – zat yang relatif alkali. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 %. Apabila kadar lumpur melampaui 1 %, maka agregat kasar harus dicuci. Persyaratan mengenai proporsi gradasi saringa n untuk campuran beton berdasarkan standar yang direkomendasikan ASTM C 33/ 03 “Standard Spesification for Concrete Aggregates 2.4 Semen (Portland Cement) Portland cement merupakan bahan pengikat utama untuk adukan beton dan pasangan batu yang digunakan untuk menyatukan bahan menjadi satu kesatuan yang kuat. Jenis atau tipe semen yang digunakan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kuat tekan beton. hal ini perlu diketahui tipe semen yang distandardisasi di Indonesia. Menurut ASTM C150, semen Portland dibagi menjadi lima tipe, yaitu : Tipe I : Ordinary Portland Cement (OPC), semen untuk penggunaan umum, tidak memerlukan persyaratan khusus (panas hidrasi, ketahanan terhadap sulfat, kekuatan awal). Tipe II : Moderate Sulphate Cement, semen untuk beton yang tahan terhadap sulfat sedang dan mempunyai panas hidrasi sedang. Tipe III : High Early Strength Cement, semen untuk beton dengan kekuatan awal tinggi (cepat mengeras) Tipe IV : Low Heat of Hydration Cement, semen untuk beton yang memerlukan panas hidrasi rendah, dengan kekuatan awal rendah. Tipe V : High Sulphate Resistance Cement, semen untuk beton yang tahan terhadap kadar sulfat tinggi. Selain semen Portland di atas, juga terdapat beberapa jenis semen lain : 1. Blended Cement (Semen Campur) Semen campur dibuat karena dibutuhkannya sifat-sifat khusus yang tidak dimi liki oleh semen portland. Untuk mendapatkan sifat k husus tersebut diperlukan material lain sebagai pencampur. Jenis semen campur : a) Portland Pozzolan Cement (PPC) b) Portland Blast Furnace Slag Cement c) Semen Mosonry d) Portland Composite Cement (PCC) 2. Water Proofed Cement Water proofed cement adalah campuran yang homogen antara semen Portland dengan “Water proofing agent”, dalam jumlah yang kecil.
3. White Cement (Semen Putih) Semen putih dibuat untuk tujuan dekoratif, bukan untuk tujuan konstruktif. 4. High Alumina Cement High alumina cement dapat menghasilkan beton dengan kecepatan pengerasan yang cepat dan tahan terhadap serangan sulfat, asam akan tetapi tidak tahan terhadap serangan alkali. 5. Semen Anti Bakteri Semen anti bakteri adalah campuran yang homogen ant ara semen Portland dengan “anti bacterial agent” seperti germicide.
2.5 Air Fungsi dari air disini ant ara lain adalah sebagai bahan pencampur dan pengaduk antara semen dan agregat. Pada umumnya air yang dapat diminum memenuhi persyaratan sebagai air pencampur beton, air ini harus bebas dari padatan tersuspensi ataupun padatan terlarut yang terlalu banyak, dan bebas dari material organik (Mindess et al.,2003). Persyaratan air sebagai bahan bangunan, sesuai dengan penggunaannya harus memenuhi syarat menurut Persyaratan Umum Bahan Bangunan Di Indonesia (PUBI-1982), antara lain: 1. Air harus bersih. 2. Tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung lainnya yang dapat dilihat secara visual. 3. Tidak boleh mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2 gram / liter. 4. Tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan dapat merusak beton (asam-asam, zat organik dan sebagainya) lebih dari 15 gram / liter. Kandungan klorida (Cl), tidak lebih dari 500 p.p.m. dan senyawa sulfat tidak lebih dari 1000 p.p.m. sebagai SO3. 5. Semua air yang mutunya meragukan harus dianalisa secara kimia dan di evaluasi.
BAB III PEMBAHASAN JOB 1 “UJI KADAR AIR AGREGAT KASAR DAN AGREGAT HALUS “
Dasar Teori Kadar air agregat adalah perbandingan antara berat air yang dikandung agregat dengan berat agregat keadaan kering. Jumlah air yang terkandung di dalam agregat perlu diketahui, karena akan mempengaruhi jumlah air yang diperlukan didalam campuran beton. Agregat yang basah (banyak mengandung air), akan membuat campuran juga lebih basah dan sebaliknya. Tujuan Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa dapat: Menentukan kadar air agregat Menjelaskan prosedur pelaksanaan pengujian kadar air agregat. Menggunakan peralatan dengan terampil. Mengolah data kedalam form pegujian. Alat Yang Digunakan
Timbangan Oven Talam atau cawan Bahan – bahan Pengujian Agregat kasar Agregat halus Langkah pengujian Menimbang berat cawan / talam. Memasukkan benda uji kedalam cawan 1 dan 2 . Menimbang berat cawan yang berisi benda uji tersebut. Mengeringkan cawan dan benda uji tersebut didalam oven selama 16-24 jam dengan suhu 110°. Mengeluarkannya dari oven lalu di anginkan sampai dengan kondisi suhu ruangan Menimbang berat cawan dan benda uji setelah dikeringkan. Menghitung berat benda uji kering oven.
3.2 JOB 2 BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT KASAR Dasar Teori Berat jenis agregat adalah rasio antara massa padat agregat dan massa air dengan volume sama pada suhu yang sama. Sedangkan penyerapan adalah kemampuan agregat untuk menyerap air dalam kondisi kering sampai dengan kondisi jenuh permukaan kering ( SSD = Saturated Surface Dry ) Tujuan Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa dapat : Menentukan berat jenis dan penyerapan agregat kasar. Menjelaskan prosedur pelaksanaan pengujian berat jenis dan penyerapan agregat kasar. Menggunakan peralatan dengan terampil. Alat dan Bahan C.1. ALAT Loyang Ember dan gayung Kain majun Timbangan Gelas ukur pyrex 1000 ml Oven
C.2. BAHAN 1. Agregat kasar 2. Air
Langkah Kerja Benda uji dicuci untuk menghilangkan debu atau bahan-bahan lain yang melekat pada permukaan agregat. Benda uji direndam dalam air pada suhu kamar16 - 24 jam. Benda uji dikeluarkan dari perendaman, dan dilap dengan kain penyerap sampai selaput air pada permukaan agregat hilang ( agregat ini dinyatakan dalam kondisi jenuh permukaan kering / SSD ) Sediakan 2 loyang dan di tandai. Masukkan benda uji sebanyak 500 gr Benda uji dimasukkan kedalam piknometer / gelas ukur, tambahkan air hingga benda uji terendam dan permukaan air sampai tanda batas ( 1000 ml ), kemudian timbang beratnya Benda uji dikeluarkan dan dikeringkan benda uji dengan talam / cawan didalam oven dengan suhu ( 110 ± 5 ) °C, sampai beratnya tetap, kemudian dinginkan dan timbang beratnya . Piknometer diisi dengan air sampai pada tanda batas,kemudian tim bang beratnya ( hanya air saja ) Dan lakukan langkah yang keduanya sama seperti cara kerja yang sebelumnya.
3.3 JOB 3 “BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS”
Dasar Teori
Berat jenis agregat adalah rasio antara massa padat agregat dan massa air dengan volume sama pada suhu yang sama. Sedangkan penyerapan adalah kemampuan agregat untuk menyerap air dalam kondisi kering sampai dengan kondisi jenuh permukaan kering ( SSD = Saturated Surface Dry ) Tujuan Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa dapat : Menentukan berat jenis dan penyerapan agregat halus. Menjelaskan prosedur pelaksanaan pengujian berat jenis dan penyerapan agregat halus. Dapat menggunakan peralatan dengan terampil. Dapat mengisi form pengujian secara benar . Alat dan Bahan C.1. ALAT Loyang Ember dan gayung Majun Timbangan Gelas ukur pyrex 1000 ml oven
C.2. BAHAN 1. Aregat halus 2. Air
Langkah Kerja Sediakan satu loyang pasir dan satu loyang kosong . Memindahkan sebagian pasir ke benda uji ke loyang kososng Tambahkan air secukupnya . Siapkan kerucut dan stik penumbuk . Masukan benda uji tersebut dalam kerucut sebanyak tiga lapisan. Lapisan pertama di t umbuk sampai 25 kali tumbukan di berbagai arah . dan lakukan penumbukan yang sama sebanyak 3 lapis sebanyak 25 kali tumbukan . dan dilapisan terahir j uga seperti itu sampai penuh dan di tumbuk di bagian akhir satu kali tepat dibagian tengah. Kemudian angkat kerucut secara perlahan dan lihat apakah kondisi pasir tersebut sudah memenuhi kriteria SSD . Sediakan loyang lain juga di beri air lebih dari campuran air yang pertama . dan melakukan sama seperti yang dilakukan pada ta hap sebelumnya untuk membedakan dua benda uji yang berbeda . Pasir tadi dimasukan ke dalam pikno sebanyak 500 gr . Dan tambahkan air sampai pikno penuh ( 1000 ml ) dan timbang Dan keringkan kedua benda uji selama 16-24 jam dengan suhu 110° . Dan keluarkan kembali benda uji dan menimbang .
3.4 JOB 4 ”PENGUJIAN BERAT ISI PADAT AGREGAT KASAR”
Dasar Teori Berat isi atau disebut juga sebagai berat satuan agregat adalah rasio antara berat agregat dan isi / volume. Berat isi agregat diperlukan dalam perhitungan bahan campuran beton, apabila jumlah bahan ditakar dengan ukuran volume. Tujuan Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa dapat : Menentukan berat isi agregat halus dan kasar. Menjelaskan prosedur pelaksanaan pengujian berat isi agregat halus dan kasar. Menggunakan peralatan dengan terampil. Mengisi form pengujian beton . Alat dan Bahan C.1. ALAT C.2. BAHAN Timbangan 1. Aregat kasar Talam 2. Air Tongkat pemadat. Mistar perata Sendok/ sekop Wadah (mould). Kain Pembersih / majun
Langkah Kerja Menyiapkan alat yaitu mold, 2 Loyang, Menyiapkan bahan yaitu Batu Menyiapkan mold dan 2 loyang bersihkan terlebih dahulu menggunakan kain majun dan kuas sebelum digunakan. Dan memberi nama be nda uji pada Loyang dengan nama benda uji 1 dan benda uji 2, menggunakan kertas dan spidol. Menimbang berat mold di penimbangangn dan catat hasilnya {Berat mold (W1)} Memasukkan batu kedalam dua Loyang tersebut. Masukkan isi dari benda uji 1 kedalam muluk mold sebanyak 1/3 dari tinggi mold dengan stick tumbuk sebanyak 25 k ali pukulan (perhatian pukulannya harus merata), kedua masukkan batu kedalam muluk mold sebanyak ¼ dari tinggi mold dengan stick tumbuk sebanyak 25 kali pukulan
(perhatian pukulannya harus merata ke segala arah), ketiga masukkan batu kedalam muluk mold sebanyak fuul mol dari tinggi mold dengan stick tumbuk sebanyak 25 kali pukulan (perhatian pukulannya harus merata), dan terakhir gilas batu itu dan harus rata dengan mulut mold. Menimbang berat benda uji 1 maka hasilnya { berat mold + benda uji (W2)}. Begitu juga degan pengujian benda uji 2 langkah sama dengan no 6,7,8. Mengeluarkan isi mold. Masukkan air kedalam mold dan hampir mendekati penuh timbang m old + air tersebut di penimbangan dan tambah lagi air sampai rata denga bibir mold. Dan baca hasilnya {mold + air (W4)}.
3.5 JOB 5 ”PENGUJIAN BERAT ISI PADAT AGREGAT HALUS”
Dasar Teori Berat isi atau disebut juga sebagai berat satuan agregat adalah rasio antara berat agregat dan isi / volume. Berat isi agregat diperlukan dalam perhitungan bahan campuran beton, apabila jumlah bahan ditakar dengan ukuran volume. Tujuan Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa dapat : Menentukan berat isi agregat halus dan halus. Menjelaskan prosedur pelaksanaan pengujian berat isi agregat halus dan kasar. Menggunakan peralatan dengan terampil. Mengisi form pengujian beton . Alat dan Bahan C.1. ALAT C.2. BAHAN Timbangan 1. Agregat halus Talam 2. Air Tongkat pemadat. Mistar perata Sendok/ sekop Wadah (mould). Kain Pembersih / majun
Langkah Kerja Menyiapkan alat yaitu mold, 2 Loyang, Menyiapkan bahan yaitu Pasir Menyiapkan mold dan 2 loyang bersihkan terlebih dahulu menggunakan kain majun dan kuas sebelum digunakan. Dan memberi nama be nda uji pada Loyang dengan nama benda uji 1 dan benda uji 2, menggunakan kertas dan spidol. Menimbang berat mo di penimbangangn dan catat hasilnya {Berat mold (W1)} Memasukkan pasir kedalam dua Loyang tersebut. Masukkan isi dari benda uji 1 kedalam mold sebanyak 1/3 mol dari tinggi mold kemudian tumbuk sebanyak 25 kali pukulan dengan stick tumbuk (perhatian pukulannya harus merata), kedua masukkan pasir kedalam mold sebanyak 1/4 mol dari tinggi mold dengan stick tumbuk sebanyak 25 kali pukulan (perhatian pukulannya harus merata ke segala arah), ketiga masukkan pasir kedalam mold hingga penuh lalu tumbyk dengan stick tumbuk sebanyak 25 kali pukulan (perhatian pukulannya harus merata), dan terakhir gilas batu itu dan harus rata dengan mulut mold. Menimbang berat benda uji 1 maka hasilnya { berat mold + benda uji (W2)}. Begitu juga degan pengujian benda uji 2 langkah sama dengan no 6,7,8. Mengeluarkan isi mold. Masukkan air kedalam mold dan hampir mendekati penuh timbang m old + air tersebut di penimbangan dan tambah lagi air sampai rata denga bibir mold. Dan baca hasilnya {mold + air (W4)}.
3.6 JOB 6 “ PENGUJIAN ANALISA AYAKAN AGREGAT KASAR “
Dasar Teori Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan gradasi / pembagian butir agregat kasar dan agregat halus dengan menggunakan saringan. Gradasi agregat adalah distribusi ukuran butiran dari agregat. Bil a butir-butir agregat mempunyai ukuran yang sama (seragam), maka volume pori akan besar. Sebaliknya bila ukuran butir-butirnya bervariasi akan terjadi volume pori yang kecil. Hal i ni karena butiran yang kecil, akan mengisi pori diantara butiran yang lebih besar, sehingga pori-porinya menjadi sedikit, dengan kata lain kemampatannya tinggi. Pada agregat untuk pembuatan mortar atau beton, diinginkan suatu butiran yang kemampatannya tinggi, karena volume porinya sedikit dan i ni berarti hanya membutuhkan bahan pengikat saja. Tujuan Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa dapat : Menentukan gradasi butiran agregat kasar dan agregat halus. Menjelaskan prosedur pelaksanaan pengujian gradasi butiran agregat kasar dan agregat halus. Menggunakan peralatan dengan terampil. Mengisi form pengujian beton . Alat dan Bahan C.1. ALAT Timbangan Alat pemisah contoh ( Riffle Sampler ) Talam / cawan Satu set ayakan standart untuk agregat kasar Kuas, sikat kuningan Kain Pembersih / majun
C.2. BAHAN 1. Agregat kasar
Langkah Kerja Menyiapkan alat yaitu ayakan no 31.5, 25.40, 19.10, 16.00, 12.7, 9.5, 4.75, 0, bejana dan ti mbangan Menyiapkan bahan yaitu batu. Menyiapkan kedelapan saringan dan bejana, bersihkan saringan dengan menggunakan kain majun dan kuas. Masukkan batu kedalam bejana. Meletakkan bejana di atas timbangan dan stel dengan angka nol masukan batu sampai 500 gr. Memidahkan batu yang sudah di timbang masukan di dalam tempat pengujian 1. Begitu juga dengan pengujian 2 langkah sama dengan no 5,6. Menyiapkan 8 loyang yang no ayakan yang sudah di urutkan. Masukkan batu yang di atas Loyang. Dan goncang lah sampai hasil PAN. Menimbang berat benda uji 1 yang tertahan setiap no ayakan. Mengambil bejana dan letakkan bejana diatas timbangan dan yang telah dinolkan. Mengambil berat yang tertahan pada ayakan no 31.5 masukkan kedalam bejana dan baca hasilnya. Mengambil berat yang tertahan pada ayakan no 25,40 masukkan kedalam bejana dan baca hasilnya. Mengambil berat yang tertahan pada ayakan no 19,10 masukkan kedalam bejana dan baca hasilnya. Mengambil berat yang tertahan pada ayakan no 16 masukkan kedalam bejana dan baca hasilnya. Mengambil berat yang tertahan pada ayakan no 12.5 masukkan kedalam bejana dan baca hasilnya. Mengambil berat yang tertahan pada ayakan no 9.5 masukkan kedalam bejana dan baca hasilnya. Mengambil berat yang tertahan pada ayakan no 4.75 masukkan kedalam bejana dan baca hasilnya. Mengambil berat yang tertahan pada pan masukkan kedalam bejana dan baca hasilnya. Melakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai persen lolos kumulatif. Membersihakan alat yang sudah digunakan kemudian simpan pada tempat yang aman.
3.7 JOB 7 “ PENGUJIAN ANALISA AYAKAN AGREGAT HALUS “
Dasar Teori Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan gradasi / pembagian butir agregat kasar dan agregat halus dengan menggunakan saringan. Gradasi agregat adalah distribusi ukuran butiran dari agregat. Bil a butir-butir agregat mempunyai ukuran yang sama (seragam), maka volume pori akan besar. Sebaliknya bila ukuran butir-butirnya bervariasi akan terjadi volume pori yang kecil. Hal i ni karena butiran yang kecil, akan mengisi pori diantara butiran yang lebih besar, sehingga pori-porinya menjadi sedikit, dengan kata lain kemampatannya tinggi. Pada agregat untuk pembuatan mortar atau beton, diinginkan suatu butiran yang kemampatannya tinggi, karena volume porinya sedikit dan ini berarti hanya membutuhkan bahan pengikat saja. Tujuan Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa dapat : Menentukan gradasi butiran agregat kasar dan agregat halus. Menjelaskan prosedur pelaksanaan pengujian gradasi butiran agregat kasar dan agregat halus. Menggunakan peralatan dengan terampil. Mengisi form pengujian beton .
Alat dan Bahan C.1. ALAT Timbangan Alat pemisah contoh ( Riffle Sampler ) Talam / cawan Satu set ayakan standart untuk agregat kasar Kuas, sikat kuningan Kain Pembersih / majun
C.2. BAHAN 1. Agregat halus
Langkah Kerja Menyiapkan alat yaitu ayakan no 9,50, 4.75, 2.36, 1.18, 0.6, 0.3, 0.15, 0.075, pan Menyiapkan bahan yaitu pasir. Menyiapkan kesembilan saringan dan bejana, bersihkan saringan dengan menggunakankan kain majun dan kuas. Masukkan pasir kedalam bejana. Menyiapkan 9 loyang yang dan no ayakan yang sudah di urutkan. Masukkan pasir yang di atas Lo yang. Dan goncang lah sampai hasil PAN.
Menimbang berat benda uji yang tertahan setiap no ayakan. Mengambil bejana dan letakkan bejana diatas timbangan dan yang sudah dinolkan. Mengambil berat yang tertahan pada ayakan no 4.75 masukkan kedalam bejana dan baca hasilnya. Mengambil berat yang tertahan pada ayakan no 2.36 masukkan kedalam bejana dan baca hasilnya. Mengambil berat yang tertahan pada ayakan no 1.18 masukkan kedalam bejana dan baca hasilnya. Mengambil berat yang tertahan pada ayakan no 0.6 masukkan kedalam bejana dan baca hasilnya. Mengambil berat yang tertahan pada ayakan no 0.3 masukkan kedalam bejana dan baca hasilnya. Mengambil berat yang tertahan pada ayakan no 0.150 masukkan kedalam bejana dan baca hasilnya. Mengambil berat yang tertahan pada ayakan no 0.0075 masukkan kedalam bejana dan baca hasilnya. Mengambil berat yang tertahan pada PAN masukkan kedalam bejana dan baca hasilnya. Melakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai persen lolos kumulatif dan menentukan zona agregat halus Membersihakan alat yang sudah digunakan kemudian simpan pada tempat yang aman.
3.8 JOB 8 “PERENCANAAN CAMPURAN BETON”
Dasar Teori Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidrolik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan yang membentuk massa padat (SNI-03-2847-2002). Seiring dengan penambahan umur, beton akan semakin mengeras dan akan mencapai kekuatan rencana pada usia 28 hari. Tujuan Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa dapat : Menentukan gradasi butiran agregat kasar dan agregat halus. Menjelaskan prosedur pelaksanaan pengujian gradasi butiran agregat kasar dan agregat halus. Menggunakan peralatan dengan terampil. Mengisi form pengujian beton . Alat dan Bahan C.1. ALAT Timbangan Alat pemisah contoh ( Riffle Sampler ) Talam / cawan Satu set ayakan standart untuk agregat kasar Kuas, sikat kuningan Kain Pembersih / majun C.2. BAHAN 1. Semen Portland 2. Pasir 3. Batu Pecahan 4. Air
Langkah Kerja Membuat perencanaan campuran beton. Membuat formula perencanaan campuran sesuai data yang sudah diambil. Menghitung kebutuhan material. Menyiapkan alat yaitu 5 silinder, 1 set kunci pas, 3 loyang besar, sekop, cetakan slump, tim bangan. Dan siapkan bahan yaitu semen, pasir, batu, dan air. Menimbang semua bahan, pertama meletakkan Loyang diatas timbangan dan baca hasilnya kemudian masukkan pasir dengan perlahan lahan kedalam Loyang menggunakan skop sebanyak pasir berdasarkan perhitungan dan baca hasil berat isi tersebut. Mengantar pasir ket empat lapangan. Kedua meletakkan Loyang di diatas timbangan dan baca hasilnya kemudian masukkan semen dengan perlahan lahan kedalam Loyang menggunakan skop sebanyak semen berdasarkan perhitungan dan baca hasil berat isi tersebut. Mengantar semen ketempat lapangan. Ketiga meletakkan Loyang di diatas timbangan dan baca hasilnya kemudian masukkan batu dengan perlahan lahan kedalam Loyang menggunakan skop sebanyak batu berdasarkan perhitungan dan baca hasil berat isi tersebut. Mengantar batu ketempat l apangan. Menyiapkan 5 silinder, kencangkangn setiap baut kubu dengan kunci dan di lumuri dengan oli di setiap permuakaan silinder dengan kuas. Meletakkan pasir didalam Loyang besar dan semen aduklah sampai rata setelah rata buatlah l ingkaran dan ditengahnya di kasi lubang kemudian masukkan air secara bertahap kedalam adukan semen + pasir tersebut, aduklah sampai rata. Sudah menyatu air + Pasir + Semen kemudian masukkan lagi batu kedalam adukan dan aduk sampai rata. Dan adonan pun siap digunakan. Menyiapkan lima cetakan yang siap dipakai Memasukkan adonan setiap cetakan dari 1-5 cetakan peroses pemasukan adonan sambil di tumbuk dan sisi silin der di ketok ketok supaya merata dan padat. Menyiapkan nama yaitu benda uji 1,2,3,4,5 menggunakan kertas dan spidol dan lem m enggunakan lakban. Letakkan 5 benda uji dan dibiarkan selama 18-24 j am. Kemudian kendorkan semua baut dan keluarkan isi beton tersebut dari cetakkan. Merendam 5 benda uji kedalam bak air selama 3hari.
3.9 JOB 9 “ PENGUJIAN SLUMP “
Dasar Teori Slump dapat dilakukan di laboratorium maupun di lapangan (biasanya ketika ready mix sampai, diuji s etiap kedatangan). Hasil dari Uji Sl ump beton yaitu nilai slump. Nilai yang tertera dinyatakan dalam satuan internasional (SI) dan mempunyai standar. Tujuan Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa dapat : Dapat mengetahui proses kerja pengujian slump untuk memperoleh angka slump beton. Dapat menggunakan peralatan dengan terampil. Mengisi form pengujian beton . Alat dan Bahan C.1. ALAT slump bahan campuran semen beserta agregat stick penumbuk meteran Kain Pembersih / majun C.2. BAHAN 1. Adukan dari perencanaan campuran beton
Langkah Kerja Langkah Kerja Menyiapak alat yaitu slump, Menyiapkan bahan yang sudah di aduk yaitu adonan semen + air + batu + pasir.. Memasukkan adukan kedalam slump sebanyak 3 lapisan . lapisan pertama sebanyak 1/3 slump kemudian tumbuk dengan stik penumbuk sebanyak 25 kali, masukan lagi adukan kedalam slump sebanyak 1/4 slump kemudian tumbuk dengan stik penumbuk sebanyak 25 kali, masukan lagi adukan kedalam slump sebanyak full sampai bibir slump kemudian tumbuk dengan stik penumbuk sebanyak 25 kali, masukan lagi sedikit adukan kemudian ratakan dengan stik pemukul. Dan angkat slump dengan perlahan untuk memeriksa slump apakah sudah sampai dengan kondisi ssd. Letakkan slump disamping hasil cetakan kemudian ukur penurunan hasil cetakan dengan menggunakan penggaris, dan baca hasilnya. (sebelum pengukuran didiamkan selama 1 menit baru di ukur tinggi slump yang sudah dibuka tadi) tahap terakhir adalah pembersihan alat dan bahan dan letakkan ketempat
3.10 JOB 10 “PENGUJIAN HAMMER TEST”
Dasar Teori Hammer test yaitu suatu alat pemeriksaan mutu beton tanpa merusak beton. Disamping itu dengan menggunakan metode ini akan dip eroleh cukup banyak data dalam waktu yang relatif singkat dengan biaya yang murah. Metode pengujian ini dilakukan dengan memberikan beban intact (tumbukan) pada permukaan beton dengan menggunakan suatu massa yang diaktifkan dengan menggunakan energi yang besarnya tertentu. Jarak pantulan yang timbul dari massa tersebut pada saat terjadi tumbukan dengan permukaan beton benda uji dapat memberikan indikasi kekerasan juga setelah dikalibrasi, dapat memberikan pengujian ini adalah jenis "Hammer". Alat ini sangat berguna untuk mengetahui keseragaman material beton pada struktur. Karena kesederhanaannya, pengujian dengan menggunakan alat ini sangat cepat, sehingga dapat mencakup area pengujian yang luas dalam waktu yang singkat. Tujuan Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa dapat : Dapat mengetahui proses kerja hammer test Dapat menggunakan peralatan dengan terampil. Mengisi form pengujian beton hammer test . Alat dan Bahan C.1. ALAT Alat hammer test Alat tulis lengkap Kain Pembersih / majun C.2. BAHAN 1. Balok 2. Kolom 3. Tangga
4. Lantai Langkah Kerja Menyiap alat yaitu hammer test Menyiapkan bahan yaitu beton kolom, tangga, balok, lantai Menguji kolom Membuat kotak di kolom berukuran 15x15cm lalu bagi lah 9 ti tik di koak tersebut Menguji tangga Membuat kotak di tangga berukuran 15x15cm lalu bagi lah 9 titik di koak tersebut Menguji balok Membuat kotak di balok berukuran 15x15cm lalu bagi lah 9 tit ik di koak tersebut Menguji lantai Membuat kotak di lantai berukuran 15x15cm lalu bagi lah 9 titik di koak tersebut
3. 11 JOB 11 “ PENGUJIAN ABRASI “
Dasar Teori Metode pengujian abrasi ini meliputi prosedur untuk pengujian keausan agregat kasar dengan dengan berbagai macam ukuran dari saringan terbesar dan halus pun dapat dengan menggunakan mesin abrasi Los Angeles ini. Tujuan Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa dapat : Menentukan abrasi butiran agregat kasar dan agregat halus sesuai dengan nomor ayakannya. Menjelaskan prosedur pelaksanaan pengujian gradasi butiran agregat kasar dan agregat halus. Menggunakan peralatan Los Angel dengan terampil. Mengisi form pengujian beton . Alat dan Bahan C.1. ALAT Alat Los Angel Bola besi Benda uji agregat kasar ( batu ) Timbangan Talam Kuas Kain Pembersih / majun C.2. BAHAN 1. Agregat Kasar
Langkah Kerja Menyiapkan saringan12,7 dan 9,5. Mengayak dan ditimbang sebanyak 5000 gr (yang tertahan). Disatukan semua batu dan masukkan kemesin los angles abrasi. Masukkan bola besi sebanyak 11 buah dan tutup. Nyalakan mesin dan seting selama 500 putaran. Buka mesin untuk mengeluarkan bahan dan masukkan ke dalam talam, pastik an talam bersih. Putar mulut mesin menghadap kebawah, agar benda uji j atuh keluar mesin. Saring benda uji dengan ayakan no.12 Setelah di ayak dan di saring tim bang benda uji yang tertahan Selesai Berat tempat agregat = 547 gram Berat agregat + tempat = 4475 gram Berat bersih = 3928 gram (5000-2928)/5000x100% = 21,44%
JOB 12
“ PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON “
Dasar Teori Kekuatan tekan adalah kemampuan beton untuk menerima gaya tekan persatuan luas. Kuat tekan beton mengidentifikasikan mutu dari sebuah struktur. Semakin tinggi kekuatan struktur dikehendaki, semakin tinggi pula mutu beton yang dihasilkan (Mulyono, 2004). Nilai kuat tekan beton didapat dari pengujian standar dengan benda uji yang lazim digunakan berbentuk silinder. Dimensi benda uji standar adalah tinggi 300 mm dan diameter 150 mm. Tat a cara pengujian yang umumnya dipakai adalah standar ASTM C39-86. Kuat t ekan masing-masing benda uji ditentukan oleh tegangan tekan tertinggi (fc’) yang dicapai benda uji umur 28 hari akibat beban tekan selama percobaan (Dipohusodo, 1996). Tujuan Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa dapat : Dapat mengetahui uji tekan beton Dapat menggunakan peralatan dengan terampil. Dapat menggunakan mesin uji kuat tekan beton dengan baik. Alat dan Bahan C.1. ALAT Mesin uji kuat tekan beton Alat tulis lengkap Kain majun C.2. BAHAN 1. BETON SEGAR
Langkah Kerja Menyiapkan mesin ujia kuat tekan beton Ambil beton dari bak perndam dan lap dengan kain majun Masukkan beton ke dalam mesin uji pastikan beton pada posisi yang tepat dan tutup pintu mesin Masukkan ukuran dan bentuk beton yang ingin kita uji Lalu jalankan lah mesin No uji beton Perbandingan campuran dalam beton Slump B erat Diameter tinggi Luas penampang Berat isi umur Beban maximum Ketentuan tekan 1 2 3 4 5
BAB IV PENUTUP Kesimpulan Setelah melakukan praktikum pengujian beton ini, penulis dapat menyimpulkan bahwa: Dalam pembagian kerja di praktek ini adalah kunci untuk dapat mengetahui cara kerja alat / prosedur kerja dengan benar dan juga dapat mempersingkat waktu apabila kerja dilakukan bersama-sama. Pada setiap tahap tahap dalam pengerjaan dibutuhkan banyak orang untuk dapat memaksimalkan pengujian ini . Pelaksanaan jenis kontruksi dapat dibagi beberapa segmen untuk mendapatkan perencanaan yang ekonomis. Kerjasama antar kelompok sangat diperlukan agar mendapatkan hasil yang sempurna dan meminimalkan kesalahan dalam praktek berlangsung . Pelaksanaan pengujian yang dilakukan dengan cermat dan ketelitian akan mendapatkan hasil yang maksimal . Setelah semua peralatan digunakan harus segera dibersihkan dari tanah-tanah agar alat benda uji tidak mudah rusak. V