Secara Fisiologi, pergerakan bola mata dipersarafi oleh 3 serat saraf yang mengatur pergerakan otot-otot mata, yaitu saraf okulomotorius (nervus III), saraf trokhlearis (nervus IV), dan sara…Full description
nervus radialis
Anatomi Dan Fisiologi Nervus FasialisFull description
Deskripsi lengkap
hgvhgDeskripsi lengkap
refratDeskripsi lengkap
Azalia Bahat, referat bedah sarafFull description
Klasifikasi lesi primer dan sekunderDeskripsi lengkap
Lesi Nervus Fasialis tipe Sentral Jaras sentral nervus fasialis.
Traktus kortikonukleus berawal dari korteks presentralis (area 8), melewati bagian depan dari traktur piramidalis di dalam genu kapsula interna, kemudian melewati bagian medial dari ipsilateral pedunkulus serebri menuju nukleus fasialisdi pons bagian bawah. Jaras supranukleuss mempers supranukleu mempersarafi arafi otot wajah bagian atas ( m. frontalis dan m. corrugator supercilii, bagian atas dari m. Orbikularis okuli, m. Auricularis superior) dan kemudian menyilang sebagian di pons, sehinggga otot-otot ini mempunyai inevervasi supranuklear bilateral; jaras yang mempersarafi otot-otot wajah sisanya menyilang sepenuhnya, jadi otot-otot wajah ini hanya mempunyai inervasi kontralateral. Korteks presentralis bertanggung jawab sebagai komponen penggerak volunter dari
ekspresi wajah, di di lain lain pihak koneksi motorik non
piramidal bertanggung jawab pada komponen emosi dan gerakan involunter dari ekspresi wajah. Fakta anatomis ini menjelaskan perbedaan defisit fungsional antara kelumpuhan supranuklear dengan kelumpuhan subnuklear.
Lesi Supranuklear Nervus Fasialis
Korteks serebri akan memberikan persarafan bilateral pada nukleus N VII yang mengontrol otot dahi, tetapi hanya mernberi persarafan kontra lateral pada otot wajah bagian bawah. Sehingga pada lesi UMN akan menimbulkan paralysis otot wajah ipsilateral bagian atas bawah, sedangkan pada lesi LMN akan menimbulkan kelemahan otot wajah sisi kontra lateral bagian bawah. Otot yang yang terinervasi oleh nervus fasialis yang terpengaruh terp engaruh oleh oleh lesi supranukleus dimana juga bisa mengacaukan aktivitas refleks batang otak. Contoh kasusnya adalaha praksia keolpak mata, dimana pasien tidak dapat menutup mata secara volunter tapi tetap akan tertutup secara spontan(oleh refleks) oleh respon pada stimulasi dari cabang supraorbital dari nervus tregeminal (refleks kornea). Keadaan ini disebut ³blink reflex´, yang merupakan refleks trigeminofasialis. ³ Blink ³ Blink Reflex´ dicetuskan oleh 2 respon elektrik yaitu reaksi cepat ( early) dan tetap ipsilateral (dinamakan R1) dan yang lainnya yang setelahnya (late response) response) dan bilateral (dinamakan R2). Respon lambat
(late response) yaitu degan
pada penekan pada alis, tidak ditemukan pada penyakit parkinson dan ditemukan pada penyakit pseudobulbar palsy, dicetuskan oleh berkas nervus yang besar di nervus supraorbital; pada respon cepat ( early response), response) , yaitu refleks kornea, dicetuskan oleh berkas nervus yang kecil di nervus ciliaris.
Gambar 1. Lesi Sentral dan Lesi Perifer pada Nervus Fasialis Penyebab
Penyebab yang paling sering dari lesi nervus fasialis tipe sentral (sekitar 27% pasien, The Facial Nerve by May M; Schaitkin BM) adalah lesi CNS. Pada ke 27% pasien dengan Bell¶s Palsy ini ditemukan adanya riwayat dan pemeriksaan fisis berupa riwayat penyakit kardiovaskuler atau riwayat penyakit serebrovaskuler sebelumnya, hipertensi, kepala terasa ringan, penurunan kesadaran juga kesulitan mengunyah. Lesi CNS seperti stroke ataupun tumor. (lihat Tabel)