Apa Itu Skizofrenia? Gangguan mental kronis yang menyebabkan penderitanya
mengalami
delusi,
halusinasi,
sehingga lebih memilih untuk berdiam di
bisa
rumah.
pikirannya sendiri.
- Kehilangan konsentrasi. - Pola tidur yang berubah.
yang biasanya berlangsung lama ini sering
- Kehilangan minat dan motivasi dalam segala
diartikan sebagai gangguan mental mengingat
aspek hidup, termasuk minat dalam menjalin
sulitnya
hubungan
membedakan
antara
kenyataan dengan pikiran sendiri. Apa Saja Gejala Skizofrenia? Skizofrenia? Gejala skizofrenia dibagi menjadi dua kategori, yaitu negatif dan positif. Gejala negatif skizofrenia menggambarkan hilangnya sifat dan kemampuan tertentu yang biasanya ada di dalam diri orang
Gejala
negatif
skizofrenia
bisa
berlangsung
beberapa tahun sebelum penderita mengalami
positif. Gejala positif skizofrenia terdiri dari :
seseorang terangsang oleh sesuatu yang
-
tidak
ada.
Contoh
saraf yang bertugas membawa pesan antar sel-sel otak). Bentuk struktur otak dan sistem saraf pusat yang tidak normal. -
Genetik yang diturunkan dari orangtua (penyakit keturunan).
-
Kekurangan oksigen, kekurangan nutrisi, dan terpapar racun atau virus saat masih di
suara-suara.
dalam kandungan ibu.
Delusi. Yaitu kepercayaan kuat yang tidak logika
atau
kenyataan
-
yang
Lahir prematur dan lahir dengan berat badan di bawah normal.
-
Peningkatan
aktivasi
pada
sistem
bermacam-macam. Ada penderita yang
kekebalan tubuh akibat penyakit autoimun
merasa diawasi, diikuti, atau khawatir
dan peradangan.
disakiti oleh orang lain. Ada juga yang
-
Ketidakseimbangan kadar serotonin dan dopamine (zat neurotransmitter pada sel
gejala
sebenarnya. Contoh gejala delusi bisa
nyaman berada dekat dengan orang lain
-
penderita skizofrenia adalah mendengar
didasari
Keengganan untuk bersosialisasi dan tidak
pembentukan kondisi ini, di antaranya:
-
halusinasi yang biasanya dialami oleh
-
beberapa faktor yang diduga berpengaruh dalam
Halusinasi. Terjadi pada saat panca indera sebenarnya
atas
secara pasti oleh para ahli kesehatan. Namun ada
parah dan kadang-kadang diikuti beberapa gejala
-
kendali
Penyebab penyakit skizofrenia belum diketahui
episode akut pertama, yaitu ketika gejala menjadi
yang normal. Gejala negatif terdiri dari :
kehilangan
Apa yang dapat menyebabkan Skizofrenia?
pikiran kacau, dan perubahan perilaku. Kondisi
penderita
merasa
-
Penyalahgunaan obat-obatan terlarang,
merasa mendapat pesan rahasia dari
seperti amfetamin, kokain, dan ganja.Tiga
tayangan televisi.
penelitian
Pikiran kacau dan perubahan perilaku.
remaja pecandu ganja yang masih berusia
Penderita
sulit
berkonsentrasi
besar
menunjukkan
bahwa
dan
di bawah 15 tahun memiliki risiko empat
pikirannya seperti melayang-layang tidak
kali lipat untuk terkena skizofrenia sebelum
tentu arah sehingga kata-kata mereka
usia
menjadi membingungkan. Penderita juga
26
tahun
dibandingkan
remaja
seumuran yang tidak memakai ganja Usia
-
lanjut.
petugas kesehatan -
1. Dengan Obat Antipsikotik
generasi
lama
fluphenazine,
(misalnya
perphenazine,
chlorpromazine, dan haloperidol) -
Antipsikotik
generasi
baru
clozapine,
ziprasidone,
Menciptakan lingkungan yang baik dengan lingkungan keluarga dan tetangga.
Bagaimana cara menangani Skizofrenia? -
Menjalin kerjasama yang baik dengan
Membantu mencarikan tempat kerja di masyarakat.
-
Berpartisipasi secara aktif dan konstruktif dalam proses terapi keluarga.
(misalnya quetiapine,
olanzapine, risperidone, aripiprazole, dan paliperidone) Bagi penderita skizofrenia yang telah melewati episode akut, pemberian antipsikotik harus tetap dilakukan selama 1-2 tahun untuk mencegah kambuh. 2. Peran keluarga dalam kesembuhan penderita
Menuju Indonesia Bebas Pasung Pemasungan terhadap orang
“
-
Menyiapkan lingkungan rumah yang sehat dan menyenangkan
-
Mengawasi dan ikut bertanggung jawab dalam pengobatan lanjutan di fasilitas kesehatan yang ada dan pengawasan pemberian obat dirumah
dengan skizofrenia hanyalah puncak gunung es dari besaran
Disusun oleh :
masalah pelanggaran HAM
Dokter Muda
terhadap orang dengan
Ilmu Kesehatan Masyarakat
skizofrenia (dr. Suryo Dharmono, S KJ K
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
”
2016