Bullying adalah sebuah situasi di mana terjadinya penyalahgunaan kekuatan/kekuasaan yang dilakukan oleh seseorang/sekelompok
pengalaman hukuman fisik dari keluarga hukuman yang tidak membangun di sekolah pengaruh teman sebaya atau gank emosional atau temperamen
bullying fisik, contoh: menampar, menimpuk, menginjak kaki, menjegal, meludahi, memalak, melempar dengan barang, menghukum dengan berkeliling lapangan, menolak.
bullying verbal, contoh: goblok lo”, “gendut lo”, kasian deh lu!”, “hei, kamu kan bukan kelompok kita”, “dasar lemot lo” bullying mental, contoh: memandang sinis, memandang penuh ancaman, mempermalukan di depan umum, mendiamkan, mengucilkan, mempermalukan, meneror leat pesan pendek, telepon genggam atau email, memandang yang merendahkan, memelototi, dan mencibir bullying sosial, contoh: tidak memasukkan atau mengecualikan seorang individu dalam sebuah kegiatan, sengaja tidak memberi tahu sebuah informasi, setuju dengan temannya untuk menjauhkan atau mengasingkan teman yang lain pelaku bullying
pelaku bullying merasakan kepuasan apabila ia “berkuasa” di kalangan teman sebayanya, engan melakukan bullying , ia mendapat label betapa “besar”nya ia dan betapa “kecil”nya sang korban. "elain itu, taa teman#teman sekelompoknya saat ia mempermainkan sang korban memberinya sanjungan karena ia merasa punya selera humor yang tinggi, keren, dan popular
korban bullying
ciri yang biasa dijadikan korban bullying, adalah sebagai berikut : berfisik kecil, lemah, berpenampilan lain dari biasa, sulit bergaul, sisa yang rendah kepercayaan dirinya, anak yang canggung $sering salah bicara/bertindak/berpakaian%,
anak yang memiliki aksen bicara yang berbeda, anak yang dianggap menyebalkan dan lain lain Saksi bullying "aksi bullying yang aktif berseru dan turut menertaakan korban bullying yang tengah dianiaya, bisa jadi telah menjadi anggota gang yang dipimpin pelaku bullying
ampak bagi pelaku sifat agresif dengan perilaku pro terhadap kekerasan, beratak keras, mudah marah dan toleransi rendah serta menganggap dirinya paling kuat dan disukai sehigga mempengaruhi pola hubungan sosial dimasa yang akan datang
'.
ampak bagi korban epresi, rendah diri, kecemasan, tidak mau masuk sekolah, beresiko terhadap penyalahgunaan &at, atau menjadi korban pembunuhan dan bisa juga melakukan bunuh diri.
upaya pengendalian dari diri sendiri: mengetahui kelebihan dan kelemahannya (. pandai bersosialisasi ). komunikasi yang baik dengan orangtua *. mampu mengeluarkan pendapat +. membekali remaja untuk membela diri sendiri
Oleh : Ners Muda PROGRAM STUDI PROFSI NRS UNI!RSITAS RIAU P"AN#ARU $%&'