BAGIAN ILMU KESEHATAN THT-KL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PATTIMURA
LAPORAN KASUS FEBRUARI 2017
SUSPECT SINUSITIS MAKSILARIS KRONIS DEXTRA et causa DENTOGEN
Oleh : Vito Oeii!o"o #2010-$%-02%&
Pembimbing : '() *+,+ M",+. S/)THT-KL S/)THT-KL
DIBAAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK PADA PADA BAGIAN BAGIAN ILMU ILMU KESEHAT KESEHATAN AN THT THT-KL -KL RSUD DR) DR) M) HAULUSS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmat dan penyertaan-Nya sehingga penulisan laporan kasus ini dapat diselesaikan. Laporan kasus kasus ini dituli dituliss untuk untuk memenuh memenuhii tugas tugas kepanit kepanitera eraan an klinik klinik pada bagian bagian Ilmu Ilmu esehatan T!T-L di "#$% %r.M. !aulussy &mbon. Laporan kasus ini membahas mengenai '#uspe(t #inusitis Maksilaris ronis ronis %e)tra et causa %entogen*. causa %entogen*. $(apa $(apan n teri terima makas kasih ih penu penuli liss samp sampai aikan kan kepad kepadaa piha pihakk-pi piha hak k yang yang tela telah h membantu dalam penulisan laporan kasus ini+ diantaranya : ,.
dr. dr. ulu ulu Manalu+ Manalu+ #P. #P. T!TT!T-L+ selaku selaku pembimbing pembimbing penulis penulisan an laporan laporan kasus ini ini
/.
sekaligus epala %epartemen #M T!T-L T!T-L "#$% %r. M. !aulussy &mbon. dr. dr. "odrigo "odrigo Limmon+ Limmon+ #p.T!T #p.T!T-L -L++ M&"# sebagai sebagai konsulen konsulen pada pada bagian bagian T!TT!T-
0.
L "#$% %r. M. !aulussy &mbon. #eluruh #eluruh pera1at pera1at di bagian T!TT!T-L "#$% %r. %r. M. !auluss !aulussy y &mbon. &mbon. Penulis menyadari sungguh bah1a penyusunaan laporan kasus ini masih jauh
dari kesempurnaan+ karena itu penulis mengharapkan banyak kritik dan saran yang membangun untuk perkembangan penulisan di 1aktu yang akan datang.
&mbon+ ebruari /2,3
Penulis
i
DAFTAR ISI
ata Pengantar
i
%a4tar Isi
ii
5&5 I PEN%&!$L$&N
6
5&5 II TIN&$&N P$#T&& &natomi !idung dan #inus Paranasal ,. &natomi !idung /. &natomi #inus Paranasal 0. ompleks Osteo Meatal 5. #inusitis ,. %e4inisi /. Etiologi dan aktor predisposisi 0. lasi4ikasi 6. Pato4isiologi 9. Mani4estasi linis 7. %iagnosis 3. Tatalaksana . omplikasi
A.
7 8 8 ,, ,, ,/ ,0 ,0 ,6 ,9 ,7
5&5 III L&PO"&N $# &. 5. <. %. E. . =. !.
Identitas Pasien;;;;;;;;;;;;;;;;;;... &namnesis Pemeriksaan isik "esume Pemeriksaan Penunjang %iagnosa erja. %iagnosis 5anding Penatalaksanaan
, , ,8 /0 /0 /0 /6 /9
5&5 I> %I#$#I
/7
%&T&" P$#T&&
/
ii
iii
BAB I PENDAHULUAN
#inusitis adalah radang mukosa sinus paranasal. 5ila mengenai beberapa sinus paranasal disebut multisinusitis+ sedangkan bila mengenai semua sinus paranasal disebut pansinusitis. #esuai dengan anatomi sinus yang terkena dapat dibagi menjadi sinusitis maksila+ sinusitis etmoid+ sinusitis 4rontal dan sinusitis s4enoid. Pada anak hanya sinus maksila dan sinus etmoid yang berkembang sedangkan sinus 4rontal dan sinus s4enoid mulai berkembang pada anak berusia kurang lebih tahun. #inusitis dianggap salah satu penyebab gangguan kesehatan tersering di dunia. Pre?alensi sinusitis tinggi di masyarakat. %i &merika #erikat diperkirakan 2.9@ dari I#P& karena ?irus dapat menyebabkan sinusitis akut. %i Eropa+ sinusitis diperkirakan mengenai ,2@ - 02@ populasi. #ebanyak ,6@ penduduk &merika sedikitnya pernah mengalami episode sinusitis semasa hidupnya. #inusitis kronik mengenai hampir 0, juta rakyat &merika#erikat. %i Indonesia+ dimana penyakit in4eksi saluran napas akut masih merupakan penyakit utama di masyarakat+ angka kejadiannya belum jelas dan belum banyak dilaporkan. Insiden kasus baru pada penderita de1asa yang berkunjung di "#
6
#e(ara epidemiologi yang paling sering terkena adalah sinus etmoid dan sinus maksila. Aang berbahaya dari sinusitis adalah komplikasinya ke orbita dan intrakranial. omplikasi ini terjadi akibat tatalaksana yang inadekuat atau 4aktor predisposisi yang tak dapat dihindari+ sehingga diperlukan tatalaksana dan pengenalan dini yang baik untuk men(egah komplikasi yang ditimbulkan.
9
BAB II TIN*AUAN PUSTAKA
A) A"toi Hi'+"3 '" Si"+! P("!, 1)
A"toi Hi'+"3
!idung luar berbentuk piramid dengan bagian-bagiannya dari atas ke ba1ah:,+/+0 a. Pangkal hidung B5ridgeC+ b. %orsum nasi+ (. Pun(ak !idung+ d. &la nasi+ e. olumela dan 4. Lubang hidung Bnares anteriorC.
G( 1) Hi'+"3 3i" ,+( %
!idung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang ra1an yang dilapisi oleh kulit+ jaringan ikat dan beberapa otot ke(il yang ber4ungsi untuk melebarkan atau menyempitkan lubang hidung. erangka tulang terdiri dari: ,+/+0 a. Tulang hidung Bos nasalisC+ b. Prosesus 4rontalis os maksila dan 7
(. Prosesus nasalis os 4rontal #edangkan kerangka tulang ra1an terdiri dari beberapa pasang tulang ra1an yang terletak di bagian ba1ah hidung+ yaitu:,+/+0 a. #epasang kartilago nasalis lateralis superior+ b. #epasang kartilago nasalis lateralis in4erior Bkartilago alar mayorC+ (. 5eberapa pasang kartilago alar minor dan tepi anterior kartilago septum.
G( 2) Ke("34 5i'+"3 6
Pada dinding lateral terdapat:,+/+0 a.
Empat buah konka+ yaitu: ,. onka in4erior /. onka media 0. onka superior 3
6. onka suprema BrudimenterC b.
artilago nasalis lateralis superior
(.
#epasang kartilago nasalis lateralis in4erior Bkartilago alar mayorC
d.
5eberapa pasang kartilago ala minor
e.
Tepi anterior kartilago septum.
G( %) St(+4t+( 'i"'i"3 ,te(, 5i'+"3 %
%i antara konka-konka dan dinding lateral hidung terdapat rongga sempit yang disebut meatus. Tergantung dari letak meatus+ ada tiga meatus yaitu meatus in4erior+ medius dan superior:,+/+0 a. Meatus in4erior terletak di antara konka in4erior dengan dasar hidung dan dinding lateral rongga hidung. Terdapat muara BostiumC duktus nasolakrimalis b. Meatus medius terletak di antara konka media dan dinding lateral rongga hidung. Terdapat muara sinus 4rontal+ sinus maksila dan sinus etmoid anterior. (. Meatus superior yang merupakan ruang di antara konka superior dan konka media terdapat muara sinus etmoid posterior dan sinus s4enoid.
2)
A"toi Si"+! P("!,
&da delapan sinus paranasal+ empat buah pada masing-masing sisi hidung. &natominya dapat dijelaskan sebagai berikut:,+/+0
G( 6) Poto"3" 4o(o", !i"+! /("!,) 1) !i"+! (o"t,) 2) !i"+! et5oi') %) !i"+! 4!i,(i!) 6) N!, !e/t+) 8) t+(i"te S+/e(io() 9) t+(i"te Te"35) 7) t+(i"te I"e(io() $) T+ E+!t:5i+!) ;) te,i"3 te"35) 10) "!o,4(i,i! '+:t) 1
#inus paranasal terbentuk pada 4etus usia bulan III atau menjelang bulan I> dan tetap berkembang selama masa kanak-kanak+ jadi tidak heran jika pada 4oto anak-anak belum ada sinus 4rontalis karena belum terbentuk. #inus 4rontal kanan dan kiri+ sinus ethmoid kanan dan kiri Banterior dan posteriorC+ sinus maksila kanan dan kiri Bantrium highmoreC dan sinus s4enoid kanan dan kiri. #emua sinus ini dilapisi oleh mukosa yang merupakan lanjutan mukosa hidung+ berisi udara dan semua bermuara di rongga hidung melalui ostium masing-masing. Pada meatus medius yang merupakan ruang diantara konka superior dan konka in4erior rongga hidung terdapat suatu (elah sempit yaitu hiatus semilunaris yakni muara dari sinus maksila+ sinus 4rontalis dan ethmoid anterior.
%)
Ko/,e4! O!teoet, /+,/ ompleks osteomeatal dideskripsikan sebagai area yang terdapat di dinding lateral
hidung dimana terdapat di meatus medius yang merupakan muara dari sinus paranasalis Bke(uali sinus s4enoidC. ompleks osteomeatal BOMC merupakan unit 4ungsional yang merupakan tempat ?entilasi dan drainase dari sinus-sinus yang letaknya di anterior yaitu sinus maksila+ sinus etmoid anterior dan sinus 4rontal. ika terjadi obstruksi pada (elah 8
yang sempit ini+ maka akan terjadi perubahan patologis yang signi4ikan pada sinus-sinus yang terkait.
G( 8) Ko/,e4! O!teoet,) 12
#truktur 4ungsional dari kompleks ini terdiri dari prosesus uni(inatus+ hiatus semilunaris+ resesus 4rontalis+bulla etmoid+ in4undibulum etmoid dan muara dari sinus maksila. Pada meatus Meatus superior yang merupakan ruang di antara konka superior dan konka media terdapat muara sinus etmoid posterior dan sinus s4enoid. #inus paranasal diantaranya ber4ungsi untuk:/+0 a. Membentuk pertumbuhan 1ajah b. #ebagai pengatur udara Bair conditioning C (. Peringan (ranium d. "esonansi suara e. Membantu produksi mukus
B) Si"+!iti! 1)
Dei"i!i ,2
#inusitis merupakan penyakit yang sering ditemukan dalam praktek dokter seharihari+ bahkan dianggap sebagai salah satu penyebab gangguan kesehatan tersering di seluruh dunia./+9+7 #inusitis dide4inisikan sebagai in4lamasi mukosa sinus paranasal. $mumnya disertai atau dipi(u oleh rinitis sehingga sering disebut rinosinusitis. Penyakit utamanya adalah selesma B(ommon (oldC yang merupakan in4eksi ?irus+ yang selanjutnya dapat diikuti oleh in4eksi bakteri. 5ila mengenai beberapa sinus disebut multisinusitis+ sedangkan bila mengenai semua sinus paranasal disebut pansinusitis./+9 #inus paranasal yang sering terkena ialah sinus ethmoid dan maksila+ sedangkan sinus 4rontal lebih jarang dan sinus s4enoid lebih jarang lagi. #inus maksila disebut juga antrum !ighmore+ letaknya dekat akar gigi rahang atas+ maka in4eksi gigi mudah menyebar ke sinus+ disebut sinusitis dentogen./+9 #inusitis dapat menjadi berbahaya karena meyebabkan komplikasi ke orbita dan intrakranial+ serta menyebabkan peningkatan serangan asma yang sulit diobati.7+3
2)
Etio,o3i '" 4to( /(e'i!/o!i!i
5eberapa 4aktor etiologi dan predisposisi antara lain in4eksi saluran pernapasan akut BI#P&C akibat ?irus+ berma(am rhinitis terutama rhinitis alergi+ rhinitis hormonal pada 1anita hamil+ polip hidung+ kelainan anatomi seperti de?iasi septum atau hipertro4i konka+ sumbatan ompleks Osteo-Meatal+ in4eksi tonsil+ in4eksi gigi+ kelainan imunologik+ diskinesia silia seperti pada sindroma artegener+ dan di luar negeri adalah penyakit 4ibrosis kistik./+9 5aru-baru ini+ penyakit gastroesophageal re4lu) B=E"%C telah diusulkan sebagai penyebab sinusitis+ beberapa studi pada anak-anak dan orang de1asa menunjukkan bah1a pengobatan medis dari =E"% menyebabkan peningkatan yang signi4ikan dalam gejala
sinusitis.
Pengujian
immunodeficiency+
termasuk
pengukuran
kuantitati4
immunoglobulin+ tes antibodi 4ungsional+ dan tes !I>+ mungkin berguna jika salah immunode4i(ien(y ba1aan atau diperoleh diduga dalam kasus sinusitis berulang.9 Pada anak+ hipertro4i adenoid merupakan 4aktor penting penyebab sinusitis sehingga
perlu
dilakukan
adenoidektomi
untuk
menghilangkan
sumbatan
dan
menyembuhkan rhinosinusitisnya. !ipertro4i adenoid dapat didiagnosis dengan 4oto ,,
polos leher posisi lateral. aktor lain yang juga berpengaruh adalah lingkungan yang berpolusi+ udara dingin dan kering+ serta kebiasaan merokok. eadaan ini lama-lama menyebabkan perubahan mukosa dan merusak silia./+9+
%)
K,!ii4!i 8 lasi4ikasi yang paling umum digunakan adalah sebagai berikut a. #inusitis akut gejala kurang dari 6 minggu yang terdiri dari beberapa atau semua hal berikut: gejala
persisten dari in4eksi saluran pernapasan atas+ purulen rhinorrhea+ drainase postnasal+ anosmia+ hidung tersumbat+ nyeri 1ajah+ sakit kepala+ demam+ batuk+ dan dis(harge purulen . b. #inusitus subakut gejala Bakut yang belum sembuhC hingga 6- minggu. (. #inusitis kronis gejala selama minggu atau lebih dari berbagai tingkat keparahan yang terdiri dari gejala yang sama seperti yang terlihat pada sinusitis akut. %alam sinusitis kronis harus ada temuan abnormal pada
6)
Ptoi!io,o3i a.
#inusitis akut,+8 5eberapa 4aktor
dapat
menimbulkan
pengembangan
sinusitis
akut.
%alam
kebanyakan kasus+ sinusitis bakteri didahului oleh in4eksi ?irus pernapasan bagian atas+ yang pada gilirannya menyebabkan peradangan sinus dan obstruksi OM &kibatnya+ drainase dan ?entilasi dari sinus maksilaris+ ethmoid anterior+ dan 4rontalis menjadi terganggu. #etelah ini terjadi penurunan p! dan oksigenasi+ silia kurang 4ungsional+ mukosa yang rusak+ dan lingkungan mikro menjadi lebih rentan terhadap in4eksi. #ekitar 2+9@ sampai /@ dari sinusitis ?irus berkembang menjadi in4eksi ,/
bakteri. $ntuk membedakan antara sinusitis bakteri dan ?irus bisa sulit. 5iasanya sinusitis ?irus hilang dalam 3 sampai ,2 hari+ sedangkan sinusitis bakteri tetap b.
bertahan. #inusitis kronis,+8 Patogenesis sinusitis kronis kurang dipahami. Mekanisme yang berkontribusi terhadap kronisitas penyakit termasuk dis4ungsi mukosiliar+ mu(ostasis+ hipoksia+ dan pelepasan produk mikroba. Namun+ stimulus a1al dan pelestarian berikutnya dari proses ini tidak jelas. 5eberapa teori telah terlibat anatomi+ in4eksi+ alergi+ dan penyakit in4lamasi+ tetapi belum dapat dibuktikan.
8)
M"ie!t!i 4,i"i!
eluhan utama rinosinusitis akut ialah hidung tersumbat disertai nyeriDrasa tekanan pada muka dan ingus purulen+ yang seringkali turun ke tenggorok Bpost nasal dripC. %apat disertai gejala sistemik seperti demam dan lesu./+9+3 eluhan nyeri atau rasa tekanan di daerah sinus yang terkena merupakan (iri khas sinusitis akut+ serta kadang-kadang nyeri juga terasa di tempat lain Bre4erred painC. Nyeri pipi menandakan sinusitis maksila+ nyeri di antara atau di belakang orbita menandakan sinusitis ethmoid+ nyeri di dahi atau seluruh kepala menandakan sinusitis 4rontal. Pada sinusitis s4enoid+ nyeri dirasakan di ?erteks+ oksipital+ belakang orbita+ dan daerah mastoid. Pada sinusitis maksila kadang-kadang ada n yeri alih ke gigi dan telinga./ =ejala lain adalah sakit kepala+ hiposmiaDanosmia+ halitosis+ post nasal drip yang menyebabkan batuk dan sesak napas pada anak./ eluhan sinusitis kronik tidak khas sehingga sulit didiagnosis. adang-kadang hanya , atau / gejala-gejala di ba1ah ini yaitu sakit kepala kronik+ post nasal drip+ batuk kronik+ gangguan tenggorok+ gangguan telinga akibat sumbatan kronik muara tuba eusta(hius+ gangguan ke paru seperti bronkhitis Bsino-bronkhitisC+ bronkhiektasis dan yang penting adalah serangan asma yang meningkat dan sulit diobati. Pada anak+ mukopus yang tertelan dapat menyebabkan gastroenteritis./
9)
Di3"o!i!
%iagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis+ pemeriksaan 4isik+ dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan 4isik dengan rhinoskopi anterior+ dan posterior+ pemeriksaan ,0
naso-endoskopi sangat dianjurkan untuk diagnosis yang lebih tepat dan dini. Tanda khas ialah adanya pus di meatus medius Bpada sinusitis maksila dan ethmoid anterior dan 4rontalC atau di meatus superior Bpada sinusitis ethmoidalis posterior dan s4enoidC. Pada rinosinusitis akut+ mukosa edema dan hiperemis. Pada anak sering ada pembengkakan dan kemerahan pada kantus medius./+9 #inusitis dapat didiagnosis bila didapati post nasal drip purulen Btidak jelasC disertai sumbatan hidung+ nyeri tekan dan rasa penuh pada 1ajah+ atau keduanya.9 #inusitis dapat didagnosa bila memenuhi kriteria dalam tabel berikut / kriteria mayor atau , kriteria mayor dan F / kriteria minor.,2+,,
Te, 1) K(ite(i 'i3"o!i! !i"+!iti! 10
Pemeriksaan pembantu yang penting adalah 4oto polos atau
,6
Pemeriksaan mikrobiologik dan tes resistensi dilakukan dengan mengambil sekret dari meatus mediusDsuperior+ untuk mendapatkan antibiotik yang tepat guna. Lebih baik lagi bila diambil sekret yang keluar dari pungsi sinus maksila. / #inuskopi dilakukan dengan pungsi menembus dinding medial sinus maksila melalui meatus in4erior+ dengan alat endoskop bisa dilihat kondisi sinus maksila yang sebenarnya+ selanjutnya dapat dilakukan irigasi sinus untuk terapi.
7)
Te(/i
Tujuan terapi sinusitis ialah memper(epat penyembuhan+ men(egah komplikasi+ dan men(egah perubahan menjadi kronis. Prinsip pengobatan ialah membuka sumbatan di ompleks Osteo-Meatal BOMC sehingga drainase dan ?entilasi sinus-sinus pulih se(ara alami./+9+3 &ntibiotik dan dekongestan merupakan terapi pilihan pada sinusitis akut bakterial+ untuk menghilangkan in4eksi dan pembengkakan mukosa serta membuka sumbatan ostium sinus. &ntibiotik yang dipilih adalah golongan penisilin seperti amoksisilin. ika diperkirakan kuman telah resisten atau memproduksi beta-laktamase+ maka dapat diberikan amoksisilin-kla?ulanat atau jenis se4alosporin generasi ke-/. Pada sinusitis antibiotik diberikan selama ,2-,6 hari 1alaupun gejala klinik sudah menghilang. Pada sinusitis kronik diberikan antibiotik yang sesuai untuk kuman gram negati4 dan anaerob./+9+3 #elain dekongestan oral dan topikal+ terapi lain dapat diberikan jika diperlukan+ seperti analgetik+ mukolitik+ steroid oralDtopikal+ pen(u(ian rongga hidung dengan Na
tindakan lebih ringan dan tidak radikal. Indikasinya berupa: sinusitis kronik yang tidak membaik setelah terapi adekuat+ sinusitis kronik disertai kista atau kelainan yang ire?ersibel+ polip ekstensi4+ adanya komplikasi sinusitis serta sinusitis jamur./
$)
Ko/,i4!i 2
omplikasi sinusitis yang berat biasanya terjadi pada sinusitis akut atau pada sinusitis kronis dengan eksarsebasi akut+ berupa komplikasi orbita atau intrakranial. elainan orbita+ disebabkan oleh sinus paranasal yang berdekatan dengan mata+ yaitu sinus ethmoid+ kemudian 4rontal dan maksila. Penyebaran in4eksi terjadi melalui trombo4lebitis dan perikontinuitatum. elainan yang dapat timbul ialah edema palpebra+ selulitis orbita+ abses periosteal+ abses orbita+ dan selanjutnya dapat terjadi trombosis sinus ka?ernosus. elainan intrakranial dapat berupa meningitis+ abses ekstraduralDsubdural+ abses otak dan trombosis sinus ka?ernosus. omplikasi juga dapat terjadi pada sinusitis kronis+ berupa: Osteomielitis dan abses periosteal. Paling sering timbul akibat sinusitis 4rontal dan biasanya ditemukan pada anak-anak. Pada osteomielitis sinus maksila dapat timbul 4istula oroantral atau 4istula pada pipi. elainan paru seperti bronkhitis kronik dan bronkiektasis. &danya kelainan sinus paranasal disertai dengan kelainan paru ini disebut sino-bronkhitis. #elain itu+ dapat juga menyebabkan kambuhnya asma bronkhial yang sukar dihilangkan sebelum sinusitisnya disembuhkan.
,7
BAB III LAPORAN KASUS
A)
IDENTITAS PASIEN Nama $mur enis elamin &lamat No."egister &gama #tatus Pekerjaan Tanggal Pemeriksaan "uang pemeriksaan
: Ny. GM : 76 tahun : Perempuan : !along : 2-76-62 : Islam : #udah menikah : I"T : 0, anuari /2,3 : Poliklinik T!T-L "#$% dr. M. !aulussy &mbon ,3
B)
ANAMNESIS Ke,+5" Ut<
!idung kanan bau busuk A""e!i! te(/i/i"<
eluhan dialami sejak kurang lebih
/ bulan yang lalu #M"#+ hilang timbul+ tidak
dipengaruhi posisi maupun (ua(a. Pasien juga mengeluh hidung tersumbat + dan ada ingus kental kekuningan. eluhan menelan lendir sering dialami pasien. Pasien juga mengeluh nyeri belakang mata yang mun(ul hilang timbul. eluhan sesak tidak ada+bersin tidak ada+ 4lu tidak ada+ batuk tidak ada+ demam tidak ada+ nyeri kepala tidak ada. Ri=>t /e">4it >"3 !<
tidak ada. Ri=>t /e">4it '5+,+<
Pasien mengeluh sakit gigi sejak 7 bulan yang lalu. "i1ayat sering batuk+ pilek+ dan nyeri tenggorok
disangkal.
"i1ayat
penyakit
amandel
disangkal.
"i1ayat
alergi
makananDminuman disangkal+ hipertensi B-C+ %M B-C+ asma B-C Ri=>t Kei!"< Merokok B-C Ri=>t /e"3ot"<
Pasien sudah mendapat pengobatan antibiotik amo)i(illin 0 ) , tab namun tidak teratur+ dan keluhan tidak berkurang.
C)
PEMERIKSAAN FISIK 1) Stt+! Ge"e(,i! ,
esadaran
:
9M7C
Tekanan darah
: ,/2D2 mm!g
Nadi
: 2)Dmenit
Perna4asan
: /2)Dmenit
#uhu
: 07+9<
2) Pee(i4!" Te,i"3 ) Inspeksi telinga ) Otoskopi i. %T : ii. LT
anan Normal
iri Normal
NT B-C+ NTT B-C NT B-C+ NTT B-C lapang+ hiperemis B-C lapang+ hiperemis B-C Edema B-C+ massa B-C Edema B-C+ massa B-C Intak+ "< BJC Intak+ "< BJC
iii. MT :) tes pendengaran BJC BJC i) "inne ii) Geber tidak ada laterlisasi tidak ada lateralisasi iii) #1aba(h sama dengan pemeriksa sama dengan pemeriksa kesan normal kesan normal i?) esimpulan %) Pee(i4!" Hi'+"3 '" Si"+! P("!,
Inspeksi+ palpasi !idung luar
KANAN
KIRI
5entuk normal+ hiperemis B-C+ nyeri tekan B-C+ de4ormitas B-C
5entuk normal+ hiperemis B-C+ nyeri tekan B-C+ de4ormitas B-C
Lapang+ sekret BJC Edema BJD-C+ hiperemis B-C !ipertro4iB-C+1arna merah muda %e?iasi B-C luka B-C
Lapang+ sekret BJD-C Edema B-C+ hiperemis B-C !ipertro4iB-C+ 1arna merah muda %e?iasi B-C+ lukaB-C
R5i"o!4o/i "te(io(<
#eptum R5i"o!4o/i /o!te(io(<
Inpeksi p alapsi #PN Palpasi Nyeri tekan dahi Nyeri tekan pipi
%e?iasiB-C
%e?iasiB-C
Normal+ hiperemisB-C
Normal+ hiperemisB-C
BJD-C B-C
B-C B-C ,8
Transluminasi
Menurun
Normal BJC
6) Pee(i4!" M+,+t '" Te"33o(o4" a. Mulut : trismusB-C+ lidah 1arna merah muda+ stomatitisB-C+
tumorB-C+ laserasiB-C b. =igi geligi
: karies gigi molar / atas kiri dan kanan + premolar ,+ / atas
kiri dan kanan+ in(i(i?us / kanan atas (. =usi : dbn d. Tenggorokan a. Tonsil palatine : T,DT, tenang+ permukaan li(in+ edema B-C+ hiperemisB-C kripta B-C+ detritus B-C b. %inding 4aring posterior: hiperemis B-C+ edema B-C+ granulB-C+ PN% BJC (. $?ula : de?iasi B-C
G()8) o,(.
4(ie!
/(eo,(
3i3i '"
i":i:i?+! /2
8) L(i"3o!4o/i I"'i(e4< 9) Pee(i4!" Le5e( elenjar lim4e elenjar tiroid NodulDmassa
TDP
: Tidak teraba : Pembesaran B-C : B-C
D) RESUME
Pasien datang dengan keluhan hidung kanan bau busuk dialami sejak kurang lebih / bulan yang lalu #M"#+ hilang timbul+ tidak dipengaruhi posisi maupun (ua(a. Pasien juga mengeluh hidung tersumbat + dan ada ingus kental kekuningan. eluhan menelan lendir sering dialami pasien. Pasien juga mengeluh nyeri belakang mata yang mun(ul hilang timbul. Pasien juga mengeluh sakit gigi sejak 7 bulan yang lalu dan sudah mendapat pengobatan antibiotik amo)i(illin 0 ) , tab namun tidak teratur+ dan keluhan tidak berkurang. Pada pemeriksaan
4isik
didapati status generalis
tampak sakit sedang+
pemeriksaan telinga dalam batas normal+ pada pemeriksaan hidung didapatkan nyeri tekan pada dahi kanan+ mukosa hidung dalam batas normal+ pada pemeriksaan mulut ditemukan karies gigi molar atas kiri dan kanan + premolar atas ,+ / kiri dan kanan+ in(i(i?us / kanan atas+ pemeriksaan tenggorokan ditemukan PN%BJC.
E)
PEMERIKSAAN PENUN*ANG
/,
Pemeriksaan penunjang yang telah disarankan pada pasien ini adalah 4oto "ontgen #inus Paranasal posisi Gaters+ namun karena terkendala 1aktu dan biaya pasien menolak untuk melakukan pemeriksaan ini.
F)
DIAGNOSIS KER*A
#uspe(t "hinosinusitis maksilaris de)tra kronis et (ausa %entogen
G)
DIAGNOSIS BANDING
a. #inusitis et (ausa amur #inusitis jamur adalah in4eksi jamur pada sinis paranasal+ suatu keadaan yang tidak jarang ditemukan. Presdiposisi penyakit ini berhubungan dengan meningkatnya pemakain antibioti(+ kortikosteroid+ obat-obatan imunosupresan+ radioterapi+ penyakit diabetes militus+ penyakit &I%#+ pera1atan lama di rumah sakit. enis jamur yang paling sering menyebabkan in4eksi sinus paranasal ialah spesies &spergillus dan
&pabila terjadi udema+ mukosa yang
berhadapan akan saling bertemu sehingga silia tidak dapat bergerak dan lendir tidak dapat //
dialirkan+ maka akan terjadi gangguan drainase dan ?entilasi sinus maksila dan 4rontal. arena gangguan ?entilasi+ maka akan terjadi penurunan p! dalam sinus+ silia menjadi kurang akti4 dan lendir yang diproduksi menjadi lebih kental sehingga merupakan media yang baik untuk tumbuh kuman pathogen. H)
PENATALAKSANAAN Ti"'4" #-& Me'i4e"to! !i!tei4<
Topikal : B-C &njuran :
onsul ke bagian =igi dan mulut !indari dingin+ dan debu Minum obat teratur
/0
BAB IV DISKUSI
#inusitis merupakan penyakit yang sering ditemukan dalam praktek dokter sehari-hari+ bahkan dianggap sebagai salah satu penyebab gangguan kesehatan tersering di seluruh dunia. #inusitis dide4inisikan sebagai in4lamasi mukosa sinus paranasal. $mumnya disertai atau dipi(u oleh rinitis sehingga sering disebut rinosinusitis. Pasien Ny GM+ 76 tahun datang dengan keluhan hidung kanan bau busuk dialami sejak kurang lebih / bulan yang lalu #M"#+ hilang timbul+ tidak dipengaruhi posisi maupun (ua(a. Pasien juga mengeluh hidung tersumbat + dan ada ingus kental kekuningan. eluhan menelan lendir sering dialami pasien. Pasien juga mengeluh nyeri belakang mata yang mun(ul hilang timbul. Pasien juga mengeluh sakit gigi sejak 7 bulan yang lalu. Pasien didiagnosis rhinosinusitis maksilailaris de)tra kronis et (ausa dentogen berdasarkan anamnesis+ pemeriksaan 4isik. 5erdasarkan anamnesis+ ditemukan pasien memiliki 6 kriteria mayor Bingus atau sekret kekuningan pada hidung depan dan belakang+ hidung tersumbat+ dan nyeri tekan pada 1ajah+ dalam hal ini pipiC+ serta dua kriteria minor Bnyeri kepala dalam hal ini nyeri belakang mata dan ri1ayat sakit gigiC sehingga di(urigai sebagai rhinosinusitis maksilaris. Pada pemeriksaan 4isik juga ditemukan nyeri tekan pada pipi kanan+ mukosa hidung kesan normal+ pada pemeriksaan mulut didapati karies gigi molar dua atas kiri kanan+ premolar atas kiri kanan+ in(i(i?us atas kanan. Pada pemeriksaan mulut juga ditemukan Post Nasal Drip. Pada pemeriksaan rhinoskopi anterior tidak ditemukan (onka edema ataupun hiperemis+ namun tidak bisa kita memisahkan diagnosa rhinosinusitis. Pada pasien ini telah di sarankan melakukan pemeriksaan penunjang berupa 4oto polos posisi Gaters+ namun karena terkendala 1aktu dan biaya pasien menolak untuk melakukan pemeriksaan ini. Pada sinusitis akan tampak gambaran perselubungan pada sinus 4rontalis maupun ma)illaris+ penebalan mukosa sinus yang menunjukan adanya gambaran peradangan pada daerah sinus. /6
5eberapa 4aktor etiologi dan predisposisi sinusitis antara lain I#P& akibat ?irus+ berma(am rhinitis terutama rhinitis alergi+ rhinitis hormonal pada 1anita hamil+ polip hidung+ kelainan anatomi seperti de?iasi septum atau hipertro4i konka+ sumbatan ompleks OsteoMeatal+ in4eksi tonsil+ in4eksi gigi+ kelainan imunologik+ diskinesia silia seperti pada sindroma artegener+ dan di luar negeri adalah penyakit 4ibrosis kistik. Pada pasien ini in4eksi sinus kemungkinan diakibatkan dari perluasan in4eksi di daerah gigi dengan ditemukan karies gigi molar / atas kiri dan kanan + premolar atas ,+ / kiri dan kanan+ in(i(i?us / kanan atas. !al ini sangat berhubungan sebab+ akar gigi molar atas berhubungan langsung dengan dasar dari sinus ma)illaris. $ntuk penatalaksanaannya diberikan antibiotik+ berupa (lindami(yn yang merupakan golongan sendiri dan merupakan yang memiliki spektrum luas antibakteri .
/9
Dt( P+!t4
,. 5rook. ItHhak. Editor. #inusitis: 4rom mi(robiology to management. London: Taylor K ran(is+ /227 /. #oepardi E&+ Iskandar N+ 5ashiruddin + "estuti "%+ editor. 5uku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala dan leher+ edisi ke-7. akarta: $I /22,. 0. Probst "+ =re?est =+ Iro !einri(h. 5asi( otolaringology: a step-by-step learning guide. =erman: Thieme+ /229 6. Le?ine !L+
/7
,2.
/3