GRANULOMA ET CAUSA TRAUMA KANAL Noor Adibah Hanum Che Hashim 07/251708/KU/12299 Meita Ucche 07/250121/KU/12122 Stase THT-KL 16 Juli – 10 Agustus 2012 Universitas Gadjah Mada/RSUP dr. Sardjito
PENDAHULUAN
Granuloma adalah lesi makrofag epithelioid berupa nodul kecil yang merupakan reaksi peradangan lokal dari lokal dari suatu jaringan tubuh.
Granuloma kanal merupakan reaksi peradangan lokal pada liang telinga.
(Nizar et. al , 2006)
PENDAHULUAN
Granuloma dapat timbul sebagai manifestasi dari OMSK (Otitis Media Supuratif Kronis).
Otitis media superatif kronika (OMSK) atau otitis media perforata (OMP) adalah infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening atau berupa nanah. (Nizar et. al , 2006)
Granuloma juga dapat terjadi karena adanya benda asing di dalam telinga yang dapat menimbulkan reaksi inflamasi. (Adam et. al , 1997)
L APORAN K ASUS
laki-laki 30 tahun
KELUHAN UTAMA
telinga kiri terasa gatal dan sakit
RIWAYAT PENYAKIT
Keluhan utama telinga kiri terasa gatal yang dirasakan terus-terusan dan sakit yang mulai dirasakan setelah pasien membersihkan telinga menggunakan cotton bud kira-kira sekitar 2 hari yang lalu. Keluhan lain yang dirasakan oleh pasien, yaitu telinga terasa penuh dan kadang-kadang berdengung terutama pada saat tidak beraktivitas dan di tempat yang sunyi. Pasien mengeluhkan setelah mengorek telinga, telinga berdarah tetapi berhenti dengan sendiri beberapa menit setelah pasien menekan tempat luka kembali dengan cotton bud . Pasien menyangkal ada membersihkan telinga terlalu dalam.
RIWAYAT PENYAKIT
Pasien menyangkal adanya keluar cairan dari telinga maupun penurunan pendengaran.
Keluhan deman atau pusing berputar disangkal.
Sebelumnya pasien tidak pernah sakit serupa atau batuk pilek.
Keluhan pada hidung dan tenggorakan seperti hidung tersumbat maupun nyeri menelan disangkal.
Pasien belum pernah mendapatkan sebarang pengobatan.
PEMERIKSAAN FISIK
compos mentis, GCS15, gizi baik
PEMERIKSAAN FISIK (2)
Status lokalis telinga
TELINGA
INSPEKSI
KANAN
KIRI
Benjolan (-), otorrhea (-), cerumen (+), lesi kulit (-)
Benjolan (+), otorrhea (-), cerumen (+), kulit hiperemis (+), liang telinga edem (+), menyempit (+)
PALPASI
Tragus pain (-), nyeri tarik Tragus pain (+), nyeri tarik auricula (-), lnn retroaurikular auricula (-), lnn retroaurikular (-), (-), lnn preaurikular (-) lnn preaurikular (-)
OTOSKOPI
MAE kering, cairan (-), cerumen (-), MT intak, cone of light (+) arah jam 5
GARPU TALA
MAE menyempit, massa (+) berwarna merah, bernodulnodul, cerumen (-), MT sdn
Tidak dilakukan
AD
AS
kulit hiperemis (+), liang telinga edem (+), MAE menyempit, massa (+) berwarna merah, bernodul-nodul,
d. b. n.
s.d.n.
PEMERIKSAAN FISIK (3)
Status lokalis hidung
HIDUNG - SINUS PARANASAL
DEXTRA
SINISTRA
Deformitas (-), Cairan (-)
Deformitas (-), Cairan (-)
PALPASI
Rhinalgia (-), Nyeri tekan sinus (-), Krepitasi (-)
Rhinalgia (-), Nyeri tekan sinus (-), Krepitasi (-)
PERKUSI
Nyeri sinus (-)
Nyeri sinus (-)
RHINOSKOPI ANTERIOR
Hipertrofi concha inferior (-), Mukosa hiperemis (-), Discharge (-), Darah (-), Deviasi septum (-)
Hipertrofi concha inferior (-), Mukosa hiperemis (-), Discharge (-), Darah (-), Deviasi septum (-)
INSPEKSI
RHINOSKOPI POSTERIOR
Tidak dilakukan
d.b.n.
Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN FISIK (4)
Status lokalis mulut dan tenggorakan
BIBIR
Warna pink, radang (-), tumor (-)
GIGI-GINGGIVA
Karies dentis (-)
LIDAH
Gerakan lidah normal, radang (-)
UVULA
Normal, radang (-)
TONSIL
T1-T1, kripte (-), radang (-), tumor (-)
OROFARING POSTERIOR
Hiperemis (-), granulasi (-), post nasal drip ()
LARINGOSKOPI INDIREK
Tidak dilakukan
d.b.n.
Tidak dilakukan
DIAGNOSIS
AS granuloma
TERAPI
Otopain ED
3 d.d. Gtt I
Rencana Ganulomektomi
Pasien menolak
DISKUSI - DEFINISI
Granuloma kanal merupakan reaksi peradangan lokal pada liang telinga. (Nizar et al., 2006)
Dari definisi tersebut, maka dapat diketahui bahwa salah satu faktor yang menyebabkan granuloma kanal adalah trauma yang menyebabkan suatu peradangan lokal di liang telinga seperti yang terjadi pada kasus ini.
DISKUSI – P ATOGENESIS benda asing di dalam telinga
reaksi inflamasi
fagositosis
pengenalan antigen dari luar tubuh oleh sel imunogenik
objek terlalu besar sel raksasa untuk mengelilingi dan mengisolasi
objek makroskopis, perlindungan dengan sel raksasa gagal, reaksi radang persisten
granuloma
(Adam et. al , 1997)
DISKUSI – PEMERIKSAAN FISIK
Dari pemeriksaan fisik didapatkan adanya liang telinga kiri hiperemis dan edema yang disertai dengan nyeri tekan tragus.
Dari pemeriksaan fisik dapat diduga bahwa pasien ini mengalami tanda-tanda otitis eksterna pada telinga kiri. (Soepardi et. al , 2007)
DISKUSI – PEMERIKSAAN FISIK
Pada kasus ini tidak ditemukan adanya benda asing di dalam telinga. Akan tetapi dapat diasumsikan bahwa reaksi peradangan lokal pada liang telinga cukup berat ditandai dengan adanya reaksi otitis eksterna.
Hal ini dapat memungkinkan terjadinya mekanisme pertahanan yang dapat menimbulkan granuloma seperti di atas.
DISKUSI – PENATALAKSANAAN
Terapi medikamentosa : kortikosteroid topikal, antibiotik oral atau kombinasi keduanya
Menghentikan pembesaran granuloma yang berhubungan dengan otitis media kronik
Obat tetes telinga (dapat melunakkan granuloma selama 2 sampai 3 minggu
Terapi pembedahan granulomektomi (dengan specimen jaringan yang adekuat dapat digunakan untuk diagnosis histologi untuk menentukan rencana terapi) (Nizar et. al , 2006)
DISKUSI – PENATALAKSANAAN Pasien ini di terapi dengan otopain tetes telinga sebagai antibiotik, anti-radang, anti-pruritus dan anestesi lokal. Pada pasien ini tidak dilakukan granulomektomi karena pasien menolak. Otopain pada kasus ini diberikan untuk menangani otitis eksterna difusa yang diderita oleh pasien ini. Untuk granuloma, terapi yang disarankan pada pasien ini adalah granulomektomi. Granulomektomi dilakukan setelah otitis eksterna difusa pada pasien ini tertangani agar tidak menimbulkan komplikasi saat maupun setelah operasi.
REFERENSI Adam, Boies, Higler. BOIES. Buku Ajar Penyakit THT 1997. Jakarta, EGC. Hal 196-8
Nizar, Nuty W, Endang Mangunkusumo. Buku Ajar Ilmu kesehatan Hidung dan Telinga 2006. Editor : Eliaty AS, Nurbaiti, edisi ke 5
Soepardi E. A., Ikandar N., Bashiruddin J., Restuti R. D., eds. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi ke-6. Jakarta : Balai Penerbit FKUI ; 2007.p. 1 – 62
TERIMA KASIH Matur Nuwun