LAPORAN TUTORIAL BLOK XVIII MATA MATA SKENARIO II MATA SAYA MERAH TAPI KOK TIDAK KABUR?
KELOMPOK A2 YAASIN YAASIN RACHMAN NOOR
G0012231
MAHARDHIKA K
G0012123
PARADA JIWANGGANA JIWANGGANA
G0012159
ADHLI RAHMAN
G00120!3
DENATA DENATA SIENVIOLINCIA SIENVIOLINC IA
G0012055
PRATIWI RETNANINGSIH RETNANINGS IH
G00121"3
RIAATUL RIAATUL MAHMUDAH
G00121#3
BERLIAN MAYA DEWI
G00120$3
DITA MAYASARI
G00120"3
NELSI MA MARINTAN TA TAMPUBOLO LON N
G00121$!
DEVITA MAHAJANA
G001205!
TUTOR % D&' Y()*+ L+,-* RD. /&'. M' S*
AKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET 201$
BAB I PENDAHULUAN
Pada diskusi tutorial kali ini, kami mendapat skenario sebagai berikut? M+-+ S++ M&+ -+* 44 T*/+4 K+6(&?
Seorang pasien laki-laki, 30 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan mata kanan merah sejak 3 hari yang lalu. Pasien juga mengeluhkan mata kanan terasa gatal dan berair, serta kelopak mata bengkak dan lengket ketika bangun tidur di pagi hari. Pasien tidak mengeluh pandangan mata kanannya kabur ataupun silau. Pada pemeriksaan didapatkkan: VO !"!, pada konjungti#a bulbi dan konjungti#a palpebra hiperemi, didapatkan sekrete, kornea jernih. Setelah melapor kepada sta$, sta $, dokter muda %ndi disuruh melengkapi pemeriksaan dan memberi usulan pemeriksaan" terapi untuk pasien tersebut. Selanjutnya pasien diperbolehkan ra&at jalan.
BAB I PENDAHULUAN
Pada diskusi tutorial kali ini, kami mendapat skenario sebagai berikut? M+-+ S++ M&+ -+* 44 T*/+4 K+6(&?
Seorang pasien laki-laki, 30 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan mata kanan merah sejak 3 hari yang lalu. Pasien juga mengeluhkan mata kanan terasa gatal dan berair, serta kelopak mata bengkak dan lengket ketika bangun tidur di pagi hari. Pasien tidak mengeluh pandangan mata kanannya kabur ataupun silau. Pada pemeriksaan didapatkkan: VO !"!, pada konjungti#a bulbi dan konjungti#a palpebra hiperemi, didapatkan sekrete, kornea jernih. Setelah melapor kepada sta$, sta $, dokter muda %ndi disuruh melengkapi pemeriksaan dan memberi usulan pemeriksaan" terapi untuk pasien tersebut. Selanjutnya pasien diperbolehkan ra&at jalan.
BAB II DISKUSI DAN TINJAUAN PUSTAKA
%. Se#e Se#en n 'um 'ump p (. )angkah )angkah *: +embaa +embaa skenario skenario dan memahami memahami pengertian pengertian beberapa beberapa istilah dalam skenario. +ahasis&a sudah memahami istilah-istilah di skenario karena banyak kemiripan di senario (. . )angkah )angkah ** : +enent +enentukan"m ukan"mende$i ende$inisikan nisikan permasalahan permasalahan Permasalahan pada skenario ini yaitu sebagai berikut: (. +eng +engap apaa mata mata kanan anan pasi pasien en merah erah seja sejak k 3 hari ari yang ang lalu lalu dan dan bagaimana mekanisame mata merah ? . +engapa +engapa keluhan keluhan pada pasien hanya hanya pada pada mata mata kanan kanan ? 3. %pa hubun hubungan gan mata mata merah merah denga denga keluhan keluhan gatal dan berair berair ? . +engapa +engapa pasien pasien tidak tidak ada keluhan keluhan mata mata kabur kabur atau atau silau ? /. +engap +engapaa ketika bangun bangun pagi pagi didapat didapatkan kan keadaa keadaan n mata bengkak bengkak dan lengket ? !. Pemerik Pemeriksaan saan apa yang dilakuk dilakukan an untuk menegak menegakkan kan diagnos diagnosis is pada pada mata merah ? . +engapa +engapa #isus #isus tidak tidak turun turun padahal padahal ada ganguan ganguan mata mata ? 1. *nterp *nterpreta retasi si pemer pemeriks iksaan aan pada pada mata mata ? 2. ubungan ubungan keluhan keluhan dengan dengan jenis jenis kelamin kelamin serta usia pada pada pasien pasien ? (0. Pemeriksaan lain apakah yang dilakukan untuk pasien ? ((. ((. %tas dasar apakah pasien pasien diperbolehkan diperbolehkan ra&at ra&at jalan ? (. 4erapi 4erapi apakah yang diberikan dokter untuk pasien ?
3. )ang )angka kah h ***: ***: +eng +engan anal alis isis is perm permas asal alah ahan an dan dan mem membuat buat peny penyat ataa aan n sementara mengenai permasalahan.
a. %natomi, %natomi, istolog istologi, i, dan dan 5isiolog 5isiologii Struktur Struktur %esoria %esoria pada +ata +ata b. Pato$isiologi keluhan pasien : - +ata +ata kan kanan an pasi pasien en mera merah h sejak sejak 3 hari hari yang yang lalu lalu.. - Pasien Pasien juga juga meng mengelu eluhka hkan n mata mata kanan kanan terasa terasa gatal gatal dan berair berair.. - 6elo 6elopa pak k mata mata bengk bengkak ak dan lengk lengket et ketik ketikaa bang bangun un tidur tidur di pagi pagi hari. 4idak ada keluhan mata kabur atau silau. s ilau. . Pem Pemerik eriksa saan an : - Visus : !"! - 6onjun 6onjungti gti#a #a bulb bulbii dan dan konju konjungt ngti#a i#a palpeb palpebral ral hipe hiperemi remiss - Seret 789 - 6ornea jernih - Pemerik Pemeriksaan saan tambah tambahan an dima dimasuk sukkan kan ke iag iagno nosis sis band banding ing.. d. iag iagno nosi siss and andin ing g e. iag iagn nosis osis 6er 6erja ja
1' A,+-7*. A,+-7*. H*8-)*. H*8-)*. /+, /+, *8*)* *8*)* S-&(4-(& S-&(4-(& A::8& A::8&*+ *+ +/+ M+-+ M+-+ A' P+) P+)6&+ 6&+
Palpebra atau kelopak mata mempunyai $ungsi melindungi bola mata, serta mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk $ilm air mata di depan komea. Palpebra merupakan alat menutup mata yang berguna untuk melindungi bola mata terhadap trauma, trauma sinar dan pengeringan bola mata. apat membuka diri untuk memberi jalan masuk sinar kedalam bola mata yang dibutuhkan untuk penglihatan. Pembasahan dan peliinan seluruh permukaan bola mata terjadi karena pemerataan air mata dan sekresi berbagai kelenjar sebagai akibat gerakan buka tutup kelopak mata. 6edipan kelopak mata sekaligus menyingkirkan debu yang masuk. 6elopak mempunyai lapis kulit yang tipis pada bagian depan sedang di bagian belakang ditutupi selaput lendir tarsus yang disebut konjungti#a konjungti#a tarsal. ;angguan penutupan kelopak akan mengakibatkan keringnya permukaan mata sehingga terjadi keratitis et lago$talmos. Pada kelopak terdapat bagian-bagian:
6elenjar seperti : kelenjar sebasea, kelenjar +oll atau kelenjar keringat, kelenjar
Otot seperti : M. orbikularis okuli yang berjalan melingkar di dalam kelopak atas dan ba&ah, dan terletak di ba&ah kulit kelopak. Pada dekat tepi margo palpebra terdapat otot orbikularis okuli yang disebut sebagai M. Rioland. M. orbikularis ber$ungsi menutup bola mata yang dipersara$i N. facial M. levator palpebra, yang berorigo pada anulus $oramen orbita dan berinsersi pada tarsus atas dengan sebagian menembus M. orbikularis okuli menuju kulit kelopak bagian tengah. agian kulit tempat insersi M. levator palpebra terlihat sebagai sulkus 7lipatan9 palpebra. Otot ini dipersara$i oleh =. ***, yang ber$ungsi untuk mengangkat kelopak mata atau membuka mata.
i dalam kelopak terdapat tarsus yang merupakan jaringan ikat dengan kelenjar di dalamnya atau kelenjar +eibom yang bermuara pada margo palpebra.
Septum orbita yang merupakan jaringan $ibrosis berasal dari rima orbita merupakan pembatas isi orbita dengan kelopak depan.
4arsus ditahan oleh septum orbita yang melekat pada rima orbita pada seluruh lingkaran pembukaan rongga orbita. 4arsus 7terdiri atas jaringan ikat yang merupakan jaringan penyokong kelopak dengan kelenjar +eibom 70 bush di kelopak atas dan 0 pada kelopak ba&ah9.
Pembuluh darah yang memperdarahinya adalah a. palpebra.
Persara$an sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus $rontal =.V, sedang kelopak ba&ah oleh abang ke ** sara$ ke V. 6onjungti#a tarsal yang terletak di belakang kelopak hanya dapat
dilihat dengan melakukan e#ersi kelopak. 6onjungti#a tarsal melalui $orniks menutup bulbus okuli. 6onjungti#a merupakan membran mukosa yang mempunyai sel ;oblet yang menghasilkan musin. 6onjungti#a merupakan membran yang menutupi sklera dan kelopak bagian belakang. 6onjungti#a
mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel goblet. +usin bersi$at membasahi bola mata terutama kornea 7Sidarta *lyas, 0(09. )apisan terluar palpebra adalah kulit tipis. >pidermis terdiri atas epitel berlapis gepeng dengan papilla. i dalam dermis di ba&ahnya terdapat $olikel$olikel rambut dengan kelenjar sebasea terkait. i dalam dermis juga terdapat kelenjar keringat. )apisan terdalam palpebra adalah membrane mukosa, disebut konjungti#a palpebra lapisan ini terletak bersebelahan dengan bola mata. >pitel pelapis konjungti#a palpebra adalah epitel berlapis silindris rendah dengan sedikit sel goblet. >pitel berlapis gepeng kulit berlanjut ke atas tepi palpebra, kemudian ditrans$ormasi menjadi jenis berlapis silindris konjungti#a palpebra, lamina propria tipis konjungti#a palpebra mengandung serat-serat kolagen dan elastin. i ba&ah lamina propria terdapat lempeng jaringan ikat kolagen, yaitu tarsus. aerah ini mengandung kelenjar sebaea khusus 7besar9, yaitu kelenjar tarsalis meibom. %sini sekretoris kelenjar ini ke dalam sebuah duktus sentral panjang yang berjalan paralel dengan konjungti#a palpebra dan bermuara di tepi palpebra. @jung bebas palpebra mengandung bulu mata yang munul dari $olikel rambut besar dan panjang. 4erdapat kelenjar sebasea keil yang berkaitan dengan bulu mata. i antara $olikel rambut bulu mata terdapat kelenjar keringat moll. Palpebra mengandung tiga set otot: bagian terbesar palpebra adalah otot rangka, orbikularis okuli muskulus siliaris 7Aoilan9 di daerah $olikel rambut bulu mata dan kelenjar tarsal dan di bagian atas palpebra terdapat berkas-berkas otot polos, yaitu muskulus tarsalis superior 7+uller9. 'aringan ikat palpebra juga mengandung jaringan lemak, pembuluh darah, dan jaringan lim$atik 7>roshenko, 0039.
B' K,;(,-*<+
6onjungti#a terdiri atas 3 bagian yaitu: (. 6onjungti#a tarsal yang menutupi tarsus . 6onjungti#a bulbi yang menutupi sklera 3. 6onjungti#a $ornises atau $orniks konjungti#a yang merupakan tempat peralihan konjungti#a tarsal dengan konjungti#a bulbi. 6onjungti#a selain konjungti#a tarsal, berhubungan longgar dengan jaringan diba&ahnya, oleh karenanya bola mata mudah digerakkan. )apisan epitel konjungti#a tediri dari dua hingga lima lapisan sel epitel silinder bertingkat,super$isial dan basal. Sel epitel super$isial mengandung sel goblet bulat atau o#al yang mensekresi mukus. +ukus yang mendorong inti sel goblet ke tepi dan diperlukan untuk dispersi lapisan air mata seara merata diseluruh prekornea. Stroma konjungti#a dibagi menjadi satu lapisan adenoid 7super$isial9 dan satu lapisan $ibrosa 7pro$undal9. )apisan adenoid mengandung jaringan lim$oid dan dibeberapa tempat dapat mengandung struktur semaam $olikel tanpa stratum germati#um.
ipertro$i papilar adalah reaksi konjungti#a non-spesi$ik berupa eksudat radang yang berkumpul di antara serabut-serabut konjungti#a yang membentuk tonjolan pada konjungti#a. 6emosis yang hebat s angat mengarah pada konjungti#itis alergika. 5olikel tampak pada sebagian besar kasus konjungti#itis #iral. 5olikel sendiri merupakan hiperplasi lim$oid lokal di dalam lapisan lim$oid konjungti#a dan biasanya mempunyai pusat germinal. Pseudomembran dan membran merupakan hasil dari proses eksudati$ hanya berbeda derajat. Pada psedomembran epitel tetap utuh sedangkan pada membran melibatkan koagulasi epitel juga.
C' A+&+-(8 L+4&*7+)*8
%paratus lakrimalis dibagi menjadi dua bagian seara $isiologis yaitu sistem sekresi dan sistem ekskresi air mata. S*8-7 S4&8* A*& M+-+ %ir mata disekresikan oleh glandula lakrimal yang berada di superior temporal tulang orbital pada $ossa larimal os $rontale. ;landula ini tidak terlihat dan tidak dapat dipalpasi. ;landula larimal yang terpalpasi menandakan keadaan patologis seperti daryoadenitis. ;landula larimal aesoria berada pada $orniB superior yang ber$ungsi untuk menghasilkan sekret air mata tambahan yang si$atnya serous. ;landula larimal menerima persara$an dari ner#us larimalis. =er#us larimalis merupakan sara$ seretomotorik parasimpatik yang berasal dari n.intermedius. Serat sara$ simpatik pada glandula larimal berasal dari ganglion er#ialis superior Permukaan mata dijaga tetap lembab oleh kelenjar lakrimalis. Sekresi basal air mata perhari diperkirakan berjumlah 0,/-(,( gram dan enderung menurun seiring dengan pertambahan usia. Volume terbesar air mata dihasilkan oleh kelenjar air mata utama yang terletak di $ossa lakrimalis pada kuadran temporal di atas orbita. 6elenjar yang berbentuk seperti buah kenari ini terletak didalam palpebra superior. Setiap kelenjar ini dibagi oleh kornu lateral aponeurosis le#ator menjadi lobus orbita yang lebih besar dan lobus palpebra yang lebih keil. Setiap lobus memiliki saluran pembuangannya
tersendiri yang terdiri dari tiga sampai dua belas duktus yang bermuara di $orniks konjungti#a superior. Sekresi dari kelenjar ini dapat dipiu oleh emosi atau iritasi $isik dan menyebabkan air mata mengalir berlimpah mele&ati tepian palpebra 7epiphora9. Persara$an pada kelenjar utama berasal nukleus lakrimalis pons melalui ner#us intermedius dan menempuh jalur kompleks dari abang maksilaris ner#us trigeminus. 6elenjar lakrimal tambahan, &alaupun hanya sepersepuluh dari massa utama, mempunya peranan penting. 6elenjar 6rause dan Col$ring identik dengan kelenjar utama yang menghasilkan airan serosa namun tidak memiliki sistem saluran. 6elenjar-kelenjar ini terletak di dalam konjungti#a, terutama $orniks superior. Sel goblet uniseluler yang tersebar di konjungti#a menghasilkan glikoprotein dalam bentuk musin. +odi$ikasi kelenjar sebasea +eibom dan
menyebabkan mata tertutup. Proses menutup mata ini ber$ungsi sebagai sistem penyapu air mata yang menggerakan air mata ke arah medial menuju anthus medialis. Punta larimal superior et in$erior mengumpulkan air mata, yang kemudian di drainasekan melalui analiuli larimalis superior et in$erior ke arah saus larimalis. 6emudian air mata akan mengalir ke dutus nasolarimalis yang bermuara ke onha nasalis in$erior Sistem ekskresi terdiri atas punkta, kanalikuli, sakus lakrimalis, dan duktus nasolakrimalis. Setiap berkedip, palpebra menutup mirip dengan risleting D mulai di lateral, menyebarkan air mata seara merata di atas kornea, dan menyalurkannya ke dalam sistem ekskresi pada aspek medial palpebra. Setiap kali mengedip, muskulus orbiularis okuli akan menekan ampula sehingga memendekkan kanalikuli horiEontal. alam keadaan normal, air mata dihasilkan sesuai dengan keepatan penguapannya, dan itulah sebabnya hanya sedikit yang sampai ke sistem ekskresi. ila memenuhi sakus konjungti#a, air mata akan masuk ke punkta sebagian karena hisapan kapiler.
engan menutup mata, bagian khusus orbikularis pre-tarsal yang mengelilingi ampula mengenang untuk menegahnya keluar. Seara bersamaan, palpebra ditarik ke arah krista lakrimalis posterior, dan traksi $asia mengelilingi sakus lakrimalis berakibat memendeknya kanalikulus dan menimbulkan tekanan negati$ pada sakus. 6erja pompa dinamik mengalirkan air mata ke dalam sakus, yang kemudian masuk melalui duktus nasolakrimalis D karena pengaruh gaya berat dan elastisitas jaringan D ke dalam meatus in$erior hidung. )ipatan-lipatan mirip-katup dari epitel pelapis sakus enderung menghambat aliran balik air mata dan udara. Fang paling berkembang di antara lipatan ini adalah GkatupH asner di ujung distal duktus nasolakrimalis. L+*8+, A*& M+-+ =Tear
Film >
Tear film yang ber$ungsi untuk membasasi onjunti#a dan ornea terdiri dari tiga lapisan: (. )apisan terluar, minyak 7ketebalan mendekati 0.( Im9 merupakan produk glandula meiboiman dan glandula sebaeous dan s&eat glands pada tepi kelopak mata. 5ungsi utama lapisan ini adalah menstabilkan tear film. +elalui komponen hidropobiknya membantu menegah e#aporasi. . )apisan tengah, air 7ketebalan mendekati 1 Im9 disekresikan oleh glandula larimal dan glandula larimalis aesoria 7glandula krause dan &ol$ring9. 5ungsinya untuk membersihkan ornea dan mendukung pergerakan palpebra onjungti#a terhadap permukaan ornea, menjaga permukaan ornea agar tetap rata. 3. )apisan dalam, musin 7ketebalan mendekati 0.1 Im9 disekresikan sel goblet pada onjungti#a dan glandula larimalis. er$ungsi membantu stabilisasi tear film. )apisan ini menjaga kelembapan pada seluruh lapisan kornea dan konjungti#a
2' P+-*8*)* K)(+, P+8*,
%. M+-+ 7&+ +ata merah disebabkan oleh melebarnya pembuluh darah di konjungti#a yang terjadi pada peradangan mata akut. @ntuk pembagiannya adalah sebagai berikut 7yang sesuai dengan kasus di skenario9 : I,;48* K,;(,-*<+)
+erupakan melebarnya pembuluh darah a.konjungti#a posterior dan dapat terjadi akibat penaruh mekanis, alergi atau in$eksi pada jaringan konjungti#a. *njeksi konjungti#al mempunyai si$at :
+udah digerakkan dari dasarnya.
4erutama didapatkan pada daerah $orniks.
@kuran pembuluh darah makin besar ke arah peri$er karena asalnya dari a.silliar anterior.
er&arna merah segar.
engan tetes adrienalin (:(000 akan lenyap sementara.
;atal
5oto$obia tidak ada.
Pupil ukuran normal dengan reaksi normal.
I,;48* S*)*+&
+erupakan melebarnya pembuluh darah perikornea 7a.siliar anterior9 yang terjadi akibat radang kornea, tukak kornea, benda asing pada kornea, radang jaringan u#ea, glaukoma, endo$talmitis ataupun pano$talmitis. *njeksi siliar mempunyai si$at :
er&arna lebih ungu
Pembuluh darah tidak tampak
4idak ikut serta apabila konjungti#a digerakkan, karena menempel erat dengan jaringan perikonea.
@kuran sangat halus, paling oadat disekitar kornea berkurang kearah $orniks.
4i$ak meniut apabila diberi epine$rin atau adrenalin (:(000
5oto$obia
Sakit tekan disekitar kornea
Pupil ireguler keil dan lebar.
7Sidarta *lyas, 0(09. B' M+-+ G+-+) /+, B&+*& +ata gatal pada pasien senario di atas terjadi karena adanya
rangsangan yang dangkal terhadap system persara$an yang ada di mata. Aangsangan ini terjadi karena adanya suatu keadaan yang tidak biasa pada mata. +eskipun rangsangan gatal dapat dikatakan sebagai suatu bentuk gejala yang bukan patologis 7;uyton, 0(09, namun pada keadaan ini rasa gatal menjadi suatu tanda dari terjadinya keadaan patologis yang mengarah ke reaksi radang. +ata berair adalah suatu bentuk keadaan system lakrimasi yang berlebihan yang dipiu oleh suatu $ator, bias karena $lora yang berlebihan pada mata, sehingga sebagai bentuk kompensasinya maka mata harus membersihkannya. Sehingga air mata digunakan untuk hal tersebut maka pada pasien ditemukan mata berair 7Sidarta *lyas, 0(09. J. K)+4 M+-+ B,4+4 /+, L,4- 4-*4+ B+,(, T*/(& /* P+* H+&*
+ata bengkak terjadi karena ada reaksi peradangan di daerah sekitar mata, pada senario mengarah ke konjungti#a. Sehingga pada konjungti#a palpebral yang hiperemis pada bagian dalamnya membuat kelopak mata yang bengkak pada bagian luarnya. +ata lengket saat bangun tidur di pagi hari terjadi karena penumpukan airan yang dihasilkan oleh glandula lakrimalis pada mata. Penumpukan ini adalah hasil akumulasi ketika memejamkan mata di malam hari. =amun, rasa lengket ini bisa menjadi suatu tanda patologis karena menandakan air mata yang dihasilkan tidak bersi$at seperti air lagi, karena adanya suatu keadaan yang pathologist air mata ini dihasilkan berlebihan dan bersi$at muus
karena terdapat debris bakteri-bekteri yang telah mati oleh system pertahanan pada mata.
. )angkah
*V:
+engein#entarisir
permasalahan
seara
sistematis
dan
pernyataan sementara mengenai permasalahan pada langkah 3 Setelah berdiskusi, kami telah mengetahui dasar dari permasalahan skenerio, seperti anatomi, $isiologi, dan histologi dari organ aesoria pada organon #isus. 6ami juga menyimpulkan hipothesis bah&a pasien mengalami reaksi peradangan yang akut jika dilihat pada onset penyakitnya. Aeaksi peradangan ini bias terjadi pada penyakit-panyakit yang nanti akan dibahas di langkah yang ke V*. /. )angkah V: +erumuskan tujuan pembelajaran (. Pemeriksaan . iagnosis banding 3. iagnosis kerja . Penatalaksanaan !. )angkah V*: +engumpulkan in$ormasi tambahan di luar &aktu diskusi kelompok . )angkah V**: melakukan sistesa dan pengujian in$ormasi-in$ormasi yang sudah terkumpul 1' K,;(,-*<*-*8
6onjungti#itis adalah peradangan pada konjungti#a dan penyakit ini adalah penyakit mata yang paling umum di dunia. 6arena lokasinya, konjungti#a
terpajan
oleh
banyak
mikroorganisme
dan
$aktor-$aktor
lingkungan lain yang mengganggu 7Vaughan, 0(09. Penyakit ini ber#ariasi mulai dari hiperemia ringan dengan mata berair sampai konjungti#itis berat dengan banyak sekret purulen kental 7ur&itE, 0029. 'umlah agen-agen yang pathogen dan dapat menyebabkan in$eksi pada mata semakin banyak, disebabkan oleh meningkatnya penggunaan oat-obatan topial dan agen imunosupresi$ sistemik, serta meningkatnya jumlah pasien
dengan in$eksi *V dan pasien yang menjalani transplantasi organ dan menjalani terapi imunosupresi$ 74herese, 009. K,;(,-*<*-*8 B+4-&* A' D*,*8*
6onjungti#itis
akteri
adalah
in$lamasi
konjungti#a
yang
disebabkan oleh bakteri. Pada konjungti#itis ini biasanya pasien datang dengan keluhan mata merah, sekret pada mata dan iritasi mata 7'ames, 00/9. B' E-*)* /+, +4-& &*8*4
6onjungti#itis bakteri dapat dibagi menjadi empat bentuk, yaitu hiperakut, akut, subakut dan kronik. 6onjungti#itis bakteri hiperakut biasanya disebabkan oleh N gonnorhoeae, Neisseria kochii dan N meningitidis. entuk yang akut biasanya disebabkan oleh Streptococcus pneumonia dan Haemophilus aegyptyus. Penyebab yang paling sering pada bentuk konjungti#itis bakteri subakut adalah H influenza dan scherichia coli, sedangkan bentuk kronik paling sering terjadi pada konjungti#itis sekunder atau pada pasien dengan obstruksi duktus nasolakrimalis 7'atla, 0029. 6onjungti#itis bakterial biasanya mulai pada satu mata kemudian mengenai mata yang sebelah melalui tangan dan dapat menyebar ke orang lain. Penyakit ini biasanya terjadi pada orang yang terlalu sering kontak dengan penderita, sinusitis dan keadaan imunode$isiensi 7+arlin, 0029. C' P+-*8*)*
'aringan pada permukaan mata dikolonisasi oleh $lora normal seperti streptococci, staphylococci dan jenis !orynebacterium. Perubahan pada mekanisme pertahanan tubuh ataupun pada jumlah koloni $lora normal tersebut dapat menyebabkan in$eksi klinis. Perubahan pada $lora normal dapat terjadi karena adanya kontaminasi eksternal, penyebaran dari organ sekitar ataupun melalui aliran darah 7Aapuano, 0019.
Penggunaan antibiotik topikal jangka panjang merupakan salah satu penyebab perubahan $lora normal pada jaringan mata, serta resistensi terhadap antibiotik 7Vissher, 0029. +ekanisme pertahanan primer terhadap in$eksi adalah lapisan epitel yang meliputi konjungti#a sedangkan mekanisme pertahanan sekundernya
adalah
sistem
imun
yang
berasal
dari
perdarahan
konjungti#a, lisoEim dan imunoglobulin yang terdapat pada lapisan air mata, mekanisme pembersihan oleh lakrimasi dan berkedip. %danya gangguan atau kerusakan pada mekanisme
pertahanan ini
dapat
menyebabkan in$eksi pada konjungti#a 7%madi, 0029. D' G;+)+ K)*,*8
;ejala-gejala yang timbul pada konjungti#itis bakteri biasanya dijumpai injeksi konjungti#a baik segmental ataupun menyeluruh. Selain itu sekret pada kongjungti#itis bakteri biasanya lebih purulen daripada konjungti#itis jenis lain, dan pada kasus yang ringan sering dijumpai edema pada kelopak mata 7%O%, 0(09. 6etajaman penglihatan biasanya tidak mengalami gangguan pada konjungti#itis bakteri namun mungkin sedikit kabur karena adanya sekret dan debris pada lapisan air mata, sedangkan reaksi pupil masih normal. ;ejala yang paling khas adalah kelopak mata yang saling melekat pada pagi hari se&aktu bangun tidur. 7'ames, 00/9. E' K7)*4+8*
6omplikasi
le$aritis
marginal
kronik
sering
menyertai
konjungti#itis bateri, keuali pada pasien yang sangat muda yang bukan sasaran ble$aritis. Parut di konjungti#a paling sering terjadi dan dapat merusak kelenjar lakrimal aksesorius dan menghilangkan duktulus kelenjar lakrimal. al ini dapat mengurangi komponen akueosa dalam $ilm air mata prakornea seara drastis dan juga komponen mukosa karena kehilangan sebagian sel goblet. )uka parut juga dapat mengubah bentuk palpebra superior dan menyebabkan trikiasis dan entropion sehingga bulu
mata dapat menggesek kornea dan menyebabkan ulserasi, in$eksi dan parut pada kornea 7Vaughan, 0(09. ' P,+-+)+48+,++,
4erapi spesi$ik konjungti#itis bakteri tergantung pada temuan agen mikrobiologiknya. 4erapi dapat dimulai dengan antimikroba topikal spektrum luas. Pada setiap konjungti#itis purulen yang diurigai disebabkan oleh diplokokus gram-negati$ harus segera dimulai terapi topial dan sistemik . Pada konjungti#itis purulen dan mukopurulen, sakus konjungti#alis harus dibilas dengan larutan saline untuk menghilangkan sekret konjungti#a 7*lyas, 0019. K,;(,-*<*-*8 V*&(8 A' D*,*8*
6onjungti#itis #iral adalah penyakit umum yang dapat disebabkan oleh berbagai jenis #irus, dan berkisar antara penyakit berat yang dapat menimbulkan aat hingga in$eksi ringan yang dapat sembuh sendiri dan dapat berlangsung lebih lama daripada konjungti#itis bakteri 7Vaughan, 0(09. B' E-*)* /+, +4-& &*8*4
6onjungti#itis #iral dapat disebabkan berbagai jenis #irus, tetapi adenovirus adalah #irus yang paling banyak menyebabkan penyakit ini, dan herpes simple" virus yang paling membahayakan. Selain itu penyakit ini juga dapat disebabkan oleh #irus #aricella zoster , picornavirus 7entero#irus 0, JoBsakie %9, poB#irus, dan human immunodeficiency virus 7Sott, 0(09. Penyakit ini sering terjadi pada orang yang sering kontak dengan penderita dan dapat menular melalu di droplet perna$asan, kontak dengan benda-benda yang menyebarkan #irus 7$omites9 dan berada di kolam renang yang terkontaminasi 7*lyas, 0019. C' P+-*8*)*
+ekanisme terjadinya konjungti#itis #irus ini berbeda-beda pada setiap
jenis
konjungti#itis
ataupun
mikroorganisme
penyebabnya
7ur&itE, 0029. +ikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit ini dijelaskan pada etiologi. D' G;+)+ K)*,*8
;ejala klinis pada konjungti#itis #irus berbeda-beda sesuai dengan etiologinya. Pada keratokonjungti#itis epidemik yang disebabkan oleh adenovirus biasanya dijumpai demam dan mata seperti kelilipan, mata berair berat dan kadang dijumpai pseudomembran. Selain itu dijumpai in$iltrat subepitel kornea atau keratitis setelah terjadi konjungti#itis dan bertahan selama lebih dari bulan 7Vaughan K %sbury, 0(09. Pada konjungti#itis ini biasanya pasien juga mengeluhkan gejala pada saluran perna$asan atas dan gejala in$eksi umum lainnya seperti sakit kepala dan demam 7Senaratne K ;ilbert, 00/9. Pada konjungti#itis herpetic yang disebabkan oleh #irus herpes simpleks 7SV9 yang biasanya mengenai anak keil dijumpai injeksi unilateral, iritasi, sekret mukoid, nyeri, $oto$obia ringan dan sering disertai keratitis herpes. 6onjungti#itis hemoragika akut yang biasanya disebabkan oleh enterovirus dan co"sackie virus memiliki gejala klinis nyeri, $oto$obia, sensasi benda asing, hipersekresi airmata, kemerahan, edema palpebra dan perdarahan subkonjungti#a dan kadang-kadang dapat terjadi kimosis 7Sott, 0(09. E' K7)*4+8*
6onjungti#itis #irus bisa berkembang menjadi kronis, seperti ble$arokonjungti#itis.
6omplikasi
lainnya
bisa
berupa
timbulnya
pseudomembran, dan timbul parut linear halus atau parut datar, dan keterlibatan kornea serta timbul #esikel pada kulit 7Vaughan, 0(09. ' P,+-+)+48+,++,
6onjungti#itis #irus yang terjadi pada anak di atas ( tahun atau pada orang de&asa umumnya sembuh sendiri dan mungkin tidak diperlukan terapi, namun anti#irus topikal atau sistemik harus diberikan untuk menegah terkenanya kornea 7Sott, 0(09. Pasien konjungti#itis juga diberikan instruksi hygiene untuk meminimalkan penyebaran in$eksi 7'ames, 00/9. ;. Penatalaksanaan K,;(,-*<*-*8 A)&* A' D*,*8*
6onjungti#itis alergi adalah bentuk alergi pada mata yang paing sering dan disebabkan oleh reaksi in$lamasi pada konjungti#a yang diperantarai
oleh
sistem
imun
7Ju#illo
et
al,
0029.
Aeaksi
hipersensiti#itas yang paling sering terlibat pada alergi di konjungti#a adalah reaksi hipersensiti#itas tipe ( 7+ajmudar, 0(09. 6onjungti#itis alergi dibedakan atas lima subkategori, yaitu konjungti#itis alergi musiman dan konjungti#itis alergi tumbuh-tumbuhan yang biasanya dikelompokkan
dalam
satu
grup,
keratokonjungti#itis
#ernal,
keratokonjungti#itis atopik dan konjungti#itis papilar raksasa 7Vaughan, 0(09. B' E-*)* /+, +4-& &*8*4
>tiologi dan $aktor resiko pada konjungti#itis alergi berbeda-beda sesuai dengan subkategorinya. +isalnya konjungti#itis alergi musiman dan tumbuh-tumbuhan biasanya disebabkan oleh alergi tepung sari, rumput, bulu he&an, dan disertai dengan rinitis alergi serta timbul pada &aktu-&aktu tertentu. Vernal konjungti#itis sering disertai dengan ri&ayat asma, eksema dan rinitis alergi musiman. 6onjungti#itis atopik terjadi pada pasien dengan ri&ayat dermatitis atopi, sedangkan konjungti#itis papilar rak pada pengguna lensa-kontak atau mata buatan dari plastik 7%sokan, 009. C' G;+)+ K)*,*8
;ejala klinis konjungti#itis alergi berbeda-beda sesuai dengan subkategorinya. Pada konjungti#itis alergi musiman dan alergi tumbuhtumbuhan keluhan utama adalah gatal, kemerahan, air mata, injeksi ringan konjungti#a, dan sering ditemukan kemosis berat. Pasien dengan keratokonjungti#itis #ernal sering mengeluhkan mata sangat gatal dengan kotoran mata yang berserat, konjungti#a tampak putih susu dan banyak papila halus di konjungti#a tarsalis in$erior. Sensasi terbakar, pengeluaran sekret mukoid, merah, dan $oto$obia merupakan keluhan yang paling sering pada keratokonjungti#itis atopik. itemukan jupa tepian palpebra yang eritematosa dan konjungti#a tampak putih susu. Pada kasus yang berat ketajaman penglihatan menurun, sedangkan pada konjungti#iitis papilar raksasa dijumpai tanda dan gejala yang mirip konjungti#itis #ernal 7Vaughan, 0(09. D' K7)*4+8*
6omplikasi pada penyakit ini yang paling sering adalah ulkus pada kornea dan in$eksi sekunder 7'atla, 0029. E' P,+-+)+48+,++,
Penyakit ini dapat diterapi dengan tetesan #asokonstriktorantihistamin topikal dan kompres dingin untuk mengatasi gatal-gatal dan steroid topikal jangka pendek untuk meredakan gejala lainnya 7Vaughan, 0(09.
2' S4)&*-*8 A' D*,*8*
Skleritis adalah radang kronis granulomatosa pada slera yang ditandai dengan destruksi kolagen, in$iltrasi sel dan #askulitis. Skleritis disebabkan oleh berbagai maam penyakit baik penyakit autoimun ataupun penyakit sistemik. B' E*/7*)*
Skleritis adalah penyakit yang jarang dijumpai. i %merika Serikat insidensi kejadian diperkirakan ! kasus per (0.000 populasi. ari pasien pasien yang ditemukan, didapatkan 2L adalah skleritis anterior, sedangkan !Lnya adalah skleritis posterior. i *ndonesia belum ada penelitian mengenai penyakit ini. Penyakit ini dapat terjadi unilateral atau bilateral, dengan onset perlahan atau mendadak, dan dapat berlangsung sekali atau kambuh-kambuhan. Peningkatan insiden skleritis tidak bergantung pada geogra$i maupun ras. Canita lebih banyak terkena daripada pria dengan perbandingan (,! : (. *nsiden skleritis terutama terjadi antara ((-1 tahun, dengan usia rata-rata / tahun. C' E-*)*
Pada banyak kasus, kelainan-kelainan skelritis murni diperantarai oleh proses imunologi yakni terjadi reaksi tipe *V 7hipersensiti$itas tipe lambat9 dan tipe *** 7kompleks imun9 dan disertai penyakit sistemik. Pada beberapa kasus, mungkin terjadi in#asi mikroba langsung, dan pada sejumlah kasus proses imunologisnya tampaknya dietuskan oleh proses proses lokal, misalnya bedah katarak. D' P+-*8*)*
egradasi enEim dari serat kolagen dan in#asi dari sel-sel radang meliputi sel 4 dan makro$ag pada sklera memegang peranan penting terjadinya skleritis. *n$lamasi dari sklera bisa berkembang menjadi iskemia dan nekrosis yang akan menyebabkan penipisan pada sklera dan per$orasi dari bola mata. *n$lamasi yang mempengaruhi sklera berhubungan erat dengan penyakit imun sistemik dan penyakit kolagen pada #askular. isregulasi pada penyakit auto imun seara umum merupakan $aktor predisposisi dari skleritis. Proses in$lamasi bisa disebabkan oleh kompleks imun
yang
berhubungan
dengan
kerusakan
#askular
7reaksi
hipersensiti#itas tipe *** dan respon kronik granulomatous 7reaksi hipersensiti#itas tipe *V9. *nteraksi tersebut adalah bagian dari sistem imun
akti$ dimana dapat menyebabkan kerusakan sklera akibat deposisi kompleks imun pada pembuluh di episklera dan sklera yang menyebabkan per$orasi kapiler dan #enula post kapiler dan respon imun sel perantara. E' M+,*8-+8* 4)*,*4
Aasa sakit berat yang menyebar ke dahi, alis, dan dagu seara terus-menerus, mata merah berair, $oto$obia, dan penglihatan menurun. 4erlihat slera bengkak, konjungti#a kemosis, injeksi slera pro$unda, dan terdapat benjolan ber&arna sedikit lebih jingga. Sering terjadi bersama iritis atau siklitis dan koroiditis anterior. ' K)+8**4+8*
Skleritis diklasi$ikasikan menjadi tiga: (. >piskleritis a.
Simple iasanya jinak, sering bilateral, reaksi in$lamasi terjadi pada usia muda yang berpotensi mengalami rekurensi. ;ejala klinis yang munul berupa rasa tidak nyaman pada mata, disertai berbagai derajat in$lamasi dan $oto$obia. 4erdapat pelebaran pembuluh darah baik di$us maupun segmental. Canita lebih banyak terkena daripada pria dan sering mengenai usia dekade 0an.
b. =odular aik bentuk maupun insidensinya hampir sama dengan bentuk simple scleritis. Sekitar 30L penyebab skleritis nodular dihubungkan dengan dengan penyakit sistemik, /L dihubungkan dengan penyakit kolagen #askular seperti artritis rematoid, L dihubungkan
dengan
herpes
dihubungkan dengan gout.
Eoster
o$talmikus
dan
3L
. Skleritis %nterior 2/L penyebab skleritis adalah skleritis anterior. *nsidensi skleritis anterior sebesar 0L dan skleritis anterior nodular terjadi sekitar /L setiap tahunnya. Skleritis nekrotik terjadi sekitar (L yang biasanya berbahaya. entuk spesi$ik dari skleritis biasanya tidak dihubungkan dengan penyebab penyakit khusus, &alaupun penyebab klinis dan prognosis diperkirakan berasal dari suatu in$lamasi. erbagai #arian skleritis anterior kebanyakan jinak dimana tipe nodular lebih nyeri. 4ipe nekrotik lebih bahaya dan sulit diobati. a. i$us entuk ini dihubungkan dengan artritis rematoid, herpes Eoster o$talmikus dan gout. b. =odular entuk ini dihubungkan dengan herpes Eoster o$tal mikus. . Necrotizing entuk ini lebih berat dan dihubungkan sebagai komplikasi sistemik atau komplikasi okular pada sebagian pasien. 0L menunjukkan penurunan #isus. 2L pasien dengan skleritis nekrotik meninggal dalam / tahun. entuk skleritis nekrotik terbagi yaitu: i.
engan in$lamasi
ii.
4anpa in$lamasi $scleromalacia perforans%
3. Skleritis Posterior Sebanyak 3L kasus skleritis posterior didiagnosis bersama dengan skleritis anterior. iasanya skleritis posterior ditandai dengan rasa nyeri dan penurunan kemampuan melihat. ari pemeriksaan objekti$ didapatkan adanya perubahan $undus, adanya perlengketan
massa eksudat di sebagian retina, perlengketan inin koroid, massa di retina, udem ner#us optikus dan udem makular. *n$lamasi skleritis posterior yang lanjut dapat menyebabkan ruang okuli anterior dangkal, proptosis, pergerakan ekstra oular yang terbatas dan retraksi kelopak mata ba&ah. G' P7&*48++, P,(,;+,
engan penetesan epine$rin (:(000 atau $enile$rin (0L tidak akan terjadi #asokontriksi. Pemeriksaan $oto rontgenorbita dilakukan untuk menghilangkan kemungkinan adanya benda asing, juga dapat dilakukan pemeriksaan imunologi serum. H' K7)*4+8*
6eratitis peri$er,glauoma,granuloma subretina,u#eitis,ablasi retina eksudati$,proptosis katarak,hipermetropia,keratitis sklerotikan. I' P,+-+)+48+,++,
engan antiin$lamasi non-steroid sistemik berupa indometasin /0(00mg"hari atau ibupro$en 300mg"hari, biasanya terjadi penurunan gejala dengan epat. ila tidak ada reaksi dalam (- minggu, harus diberikan terapi steroid sistemik dosis tinggi, misalnya prednisolon 10mg"hari, dan diturunkan dalam minggu sampai dosis pemeliharaaan (0mg"hari. apat pula dipakai obat-obatan imunosupresi$. Steroid topial tidak e$ekti$ tetapi mungkim berguna untuk edema dan nyeri. 'ika penyebabnya in$eksi, harus diberikan antibioti yang sesuai. Pembedahan diperlukan bila terjadi per$orasi kornea.
3' H7+-7+ S(64,;(,-*<+ A' D*,*8*
ematoma subkonjungti#a adalah perdarahan akibat rupturnya pembuluh darah diba&ah lapisan konjungti#a yaitu pembuluh darah
konjungti#alis atau episklera. apat terjadi seara spontan atau akibat trauma. Perdarahan subkonjungti#a dapat terjadi di semua kelompok umur. Perdarahan subkonjungti#a sebagian besar terjadi unilateral 720L9. B' E-*)* /+, +4-& &*8*4
ematoma subkonjungti#a dapat terjadi pada keadaan dimana pembuluh darah rapuh. 7umur, hipertensi, arterisklerosis, konjungti#itis hemoragik, anemia, pemakaian antikoagulan dan batuk rejan9. Perdarahan juga dapat terjadi akibat trauma langsung atau tidak langsung yang kadang-kadang menutupi per$orasi jaringan bola mata yang terjadi. 7Sidarta, 0(9 C' G;+)+ K)*,*8
Pasien datang dengan keluhan adanya darah pada sklera atau mata ber&arna merah terang 7tipis9 atau merah tua 7tebal9. Sebagian besar tidak ada
gejala
simptomatis
yang
berhubungan
dengan
perdarahan
subkonjungti#a selain terlihat darah pada bagian sklera. Perdarahan akan terlihat meluas dalam jam pertama setelah itu kemudian akan berkurang perlahan ukurannya karena diabsorpsi. Selain itu &arna merah akan berubah menjadi hitam setelah beberapa lama. D' P,+-+)+48+,++,
Perdarahan subkonjungti#a akan hilang atau diabsorpsi dalam (- minggu tanpa diobati. =amun perdarahan subkonjungti#a harus segera dirujuk ke spesialis mata jika ditemukan penurunan #isus.
$' P-&*(7 A' D*,*8*
Pteregium
merupakan
pertumbuhan
jaringan
ikat
pada
$ibro#askuler konjungti#a bulbar intrapalpebra dengan ektensi ke kornea
yang bersi$at degenerati$. Pteregium berbentuk segi tiga dengan punaknya di bagian sentral kornea dan dasarnya di bagian peri$er kornea, biasanya terletak di elah kelopak mata bagian nasal ataupun temporal konjungti#a yang meluas ke kornea. B' E*/7*)*
&terygium tersebar di seluruh dunia, tetapi lebih banyak di daerah iklim panas dan kering. Pre#alensi juga tinggi di daerah berdebu dan kering. 5aktor yang sering mempengaruhi adalah daerah dekat ekuator, yakni daerah yang terletak kurang 30 )intang @tara dan Selatan dari ekuator. Pre#alensi tinggi sampai L di daerah dekat ekuator dan kurang dari L pada daerah yang terletak di atas 00 )intang. *nsiden pterygium ukup tinggi di *ndonesia yang terletak di daerah ekuator, yaitu (3,(L. Pasien di ba&ah umur (/ tahun jarang terjadi pterygium. Pre#alensi pterygium meningkat dengan umur, terutama dekade ke- dan ke-3 dari kehidupan. *nsiden tinggi pada umur antara 0 dan 2. 6ejadian berulang 7rekuren9 lebih sering pada umur muda daripada umur tua. )akilaki kali lebih resiko dari perempuan dan berhubungan dengan merokok, pendidikan rendah, ri&ayat terpapar lingkungan di luar rumah. C' +4-& R8*4
5aktor resiko yang mempengaruhi pterygium adalah lingkungan yakni radiasi ultra#iolet sinar matahari, iritasi kronik dari bahan tertentu di udara dan $aktor herediter. (. Aadiasi ultra#iolet 5aktor resiko lingkungan yang utama sebagai penyebab timbulnya pterygium adalah terpapar sinar matahari. Sinar ultra#iolet diabsorbsi kornea dan konjungti#a menghasilkan kerusakan sel dan proli$erasi sel. )etak lintang, &aktu di luar rumah, penggunaan kaamata dan topi juga merupakan $aktor penting.
. 5aktor ;enetik eberapa kasus dilaporkan sekelompok anggota keluarga dengan pterygium dan berdasarkan penelitian case control menunjukkan ri&ayat keluarga dengan pterygium, kemungkinan diturunkan autosom dominan. 3. 5aktor lain *ritasi kronik atau in$lamasi terjadi pada area limbus atau peri$er kornea merupakan pendukung terjadinya teori keratitis kronik dan terjadinya limbal de$isiensi, dan saat ini merupakan teori baru patogenesis
dari pterygium.
Cong juga menunjukkan
adanya
pterygium angiogenesis factor dan penggunaan pharmacotherapy antiangiogenesis sebagai terapi. ebu, kelembaban yang rendah, dan trauma keil dari bahan partikel tertentu, dry eye dan #irus papilloma juga penyebab dari pterygium. D' E-*)*
>tiologi pterygium tidak diketahui dengan jelas. 4etapi penyakit ini lebih sering pada orang yang tinggal di daerah iklim panas. Oleh karena itu gambaran yang paling diterima tentang hal tersebut adalah respon terhadap $aktor-$aktor lingkungan seperti paparan terhadap matahari 7ultra#iolet9, daerah kering, in$lamasi, daerah angin kenang dan debu atau $aktor iritan lainnya. Pengeringan lokal dari kornea dan konjungti#a yang disebabkan kelainan tear film menimbulkan pertumbuhan $ibroplastik baru merupakan salah satu teori. 4ingginya insiden pterygium pada daerah dingin, iklim kering mendukung teori ini. E' P+-,8*8
Seara histopalogis ditemukan epitel konjungti#a irrekuler kadangkadang berubah menjadi gepeng. Pada punak pteregium, epitel kornea menarik dan pada daerah ini membran bauman menghilang. 4erdapat degenerasi stauma yang ber$oli$erasi sebagai jaringan granulasi yang
penuh pembulih darah. egenerasi ini menekan kedalam kornea serta merusak membran bauman dan stoma kornea bagian atas. ' G;+)+ K)*,*8
+ata irritatati$, merah dan mungkin menimbulkan astigmatisme, kemunduran tajam penglihatan akibat pteregium yang meluas ke kornea 7
konjungti#a
yang
meluas
ke
kornea
pada
daerah
$issura
interpalpebra. iasanya pada bagian nasal tetapi dapat juga terjadi pada bagian temporal. Pterygium dapat diserati keratitis Pungtata, delen 7penipisan kornea akibat kering9 dan garis besi yang terletak di ujung pteregium. G' K7)*4+8*
6omplikasi pterygium termasuk merah, iritasi, skar kronis pada konjungti#a dan kornea, pada pasien yang belum eksisi, distorsi dan penglihatan sentral berkurang, skar pada otot rektus medial yang dapat menyebabkan diplopia.
6omplikasi yang jarang
adalah
malignan
degenerasi pada jaringan epitel di atas pterygium yang ada. 6omplikasi se&aktu operasi antara lain per$orasi korneosklera, graft
oedem, graft
hemorrhage, graft
retraksi,
jahitan
longgar,
korneoskleral dellen, granuloma konjungti#a, epithelial inclusion cysts,
skar konjungti#a, skar kornea dan astigmatisma, disinsersi otot rektus. 6omplikasi yang terbanyak adalah rekuren pterygium post operasi. H' P,+-+)+48+,++,
(. 4idak ada pengobatan yang spesi$ik . Pembedahan : Pengangkatan seara bedah transplantasi kornea,ketebalan parsial diperlukan bila pteregium menarik sumbu pandangan dan mengganggu kenyamanan. 30 D /0 L pasien pteregium kambuh lagi setelah pembedahan 3. ersi$at rekuren . Operasi dilakukan bila terjadi kemunduran tajam penglihatan atau gangguan kosmetik 7>stetika9 /. ila meradang dapat diberikan steroid atau obat tetes mata dekongestan !. Pada keadaan residi$ 7kemungkinan tumbuh kembali9 dapat dilakukan
7eta9 7stronsium - 209, atau eksterpasi dan
penyinaran sinar
transplantasi mukosa mulut. Aadiasi eta pasa operasi menurunkan angka kekambuhan namun bukannya tanpa komplikasi . 4etes mata +itomyin 7ahan anti metabolik9 e$ekti$ menegah kekambuhan. +itomyin J adalah bahan anti myoplastik yang mempunyai
e$ek
samping
seperti
in$alamasi,
photo
phobia,
pengeluaran air mata dan nyeri. 1.
Pera&atan yang penting lindungi mata dari sinar matahari langsung, debu atau udara panas. ;unakan juga kaa mata pelidung untuk menghindari pajanan sinar matahari debu dan udara.
5' B)+&*-*8 A' D*,*8*
le$aritis adalah radang pada kelopak mata. Aadang yang sering terjadi pada kelopak merupakan radang kelopak dan tepi kelopak. Aadang bertukak atau tidak pada tepi kelopak bisanya melibatkan $olikel dan kelenjar rambut.
le$aritis
ditandai dengan pembentukan
minyak
berlebihan di dalam kelenjar di dekat kelopak mata yang merupakan lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di kulit. B' E-*)*
*n$eksi atau alergi yang biasanya berjalan kronik atau akibat dis$ungsi kelenjar +eibom, alergi dapat disebabkan debu atau asap. ahan kimia iritati$ atau bahan kosmetik. *n$eksi oleh bakteri disebabkan Sta$ilokok, Streptococcus alpha atau beta hemoloyticus, Pneumokok, Pseudomonas, hingga &ityrosporum ovale yang menyebabkan ble$aritis seboroik. *n$eksi oleh #irus disebabkan Herpes zoster, Herpes simpleks, dan sebagainya, sedangkan oleh jamur dapat menyebabkan in$eksi super$isial atau sistemik. 4erdapat jenis ble$aritis, yaitu : (. le$aritis anterior : mengenai kelopak mata bagian luar depan 7tempat melekatnya bulu mata9. Penyebabnya adalah bakteri sta$ilokokus dan seborrheik. le$aritis sta$ilokok dapat disebabkan in$eksi dengan Staphyloous aureus, yang sering
ulserati$,
atau
Staphyloous
epidermidis
atau
sta$ilokok
koagulase-negati$. le$aritis seboroik7non-ulserati$9 umumnya bersamaan dengan adanya Pityrosporum o#ale. . le$aritis posterior : mengenai kelopak mata bagian dalam 7bagian kelopak mata yang lembab, yang bersentuhan dengan mata9. Penyebabnya adalah kelainan pada kelenjar minyak. ua penyakit kulit yang bisa menyebabkan ble$aritis posterior adalah rosasea dan ketombe pada kulit kepala 7dermatitis seboreik9.
C' P+-*8*)*
Pato$isiologi ble$aritis biasanya terjadi kolonisasi bakteri pada mata. al ini mengakibatkan in#asi mikrobakteri seara langsung pada jaringan ,kerusakan sistem imun atau kerusakan yang disebabkan oleh produksi toksin bakteri , sisa buangan dan enEim. 6olonisasi dari tepi kelopak mata dapat ditingkatkan dengan adanya dermatitis seboroik dan kelainan $ungsi kelenjar meibom. D' G;+)+ K)*,*8
6elopak mata merah, bengkak, sakit, gatal, eksudat lengket bergantunga pada bulu mata, dan epi$ora. Serta disertai konjungti#itis, keratitis, hordeolum, dan kalaEoin. Pada laki laki lanjut usia biasanya terjadi ble$aritis seboroik dengan keluhan mata kotor, panas, eksudat, berminyak dan rasa kelilipan. E' K)+8**4+8*
(. le$aritis super$isial ila in$eksi kelopak super$isial disebabkan oleh staphyloous maka pengobatan yang terbaik adalah dengan salep antibiotik seperti sul$asetamid dan sul$isolksaEol. Sebelum pemberian antibiotik krusta diangkat dengan kapas basah. ila terjadi ble$aritis menahun maka dilakukan penekanan manual kelenjar +eibom untuk mengeluarkan nanah
dari kelenjar +eibom 7+eibormianitis9, yang biasanya
menyertai. . le$aritis Seboroik le$aritis sebore biasanya terjadi pada laki-laki usia lanjut 7/0 4ahun9, dengan keluhan mata kotor, panas dan rasa kelilipan. ;ejalanya adalah sekret yang keluar dari kelenjar +eiborn, air mata berbusa pada kantus lateral, hiperemia dan hipertropi papil pada konjungti#a. Pada kelopak dapat terbentuk kalaEion, hordeolum, madarosis, poliosis dan jaringan keropeng. le$aritis seboroik
merupakan
peradangan
Pengobatannya
adalah
menahun dengan
yang
sukar
memperbaiki
penanganannya. kebersihan
dan
membersihkan kelopak dari kotoran. ilakukan pembersihan dengan kapas lidi hangat. 6ompres hangat selama /-(0 menit. 6elenjar +eibom ditekan dan dibersihkan dengan shampoo bayi. Penyulit yang dapat timbul berupa $likten, keratitis marginal, tukak kornea, #askularisasi, hordeolum dan madarosis. 3. le$aritis Skuamosa le$aritis skuamosa adalah ble$aritis disertai terdapatnya skuama atau krusta pada pangkal bulu mata yang bila dikupas tidak mengakibatkan terjadinya luka kulit. +erupakan peradangan tepi kelopak terutama yang mengenai kulit di daerah akar bulu mata dan sering terdapat pada orang yang berambut minyak. le$aritis ini berjalan bersama dermatitik seboroik. Penyebab ble$aritis skuamosa adalah kelainan metabolik ataupun oleh jamur. Pasien dengan ble$aritis skuamosa akan terasa panas dan gatal. Pada ble$aritis skuamosa terdapat sisik ber&arna halus-halus dan penebalan margo palpebra disertai
madarosis.
Sisik
ini
mudah
dikupas
dari
dasarnya
mengakibatkan perdarahan. Pengobatan ble$aritis skuamosa ialah dengan membersihkan tepi kelopak dengan shampoo bayi, salep mata, dan steroid setempat disertai dengan memperbaiki metabolisme pasien. Penyulit yang dapat terjadi pada ble$aritis skuamosa adalah keratitis, konjungti#itis. . le$aritis @lserati$ +erupakan peradangan tepi kelopak atau ble$aritis dengan tukak akibat in$eksi staphyloous. Pada ble$aritis ulserati$ terdapat keropeng ber&arna kekunung-kuningan yang bila diangkat akan terlihat ulkus yang yang keil dan mengeluarkan d$arah di sekitar bulu mata. Pada ble&$aritis ulserati$ skuama yang terbentuk bersi$at kering
dan keras, yang bila diangkat akan luka dengan disertai perdarahan. Penyakit bersi$at sangat in$eksius. @lserasi berjalan lebih lanjut dan lebih dalam dan merusak $olikel rambut sehingga mengakibatkan rontok 7madarosis9. Pengobatan dengan antibiotik dan higiene yang baik. Pengobatan pada ble$aritis ulserati$ dapat dengan sul$asetamid, gentamisin atau basitrasin. iasanya disebabkan sta$ilokok maka diberi obat staphyloous. %pabila ulserati$ luas pengobatan harus ditambah antibiotik sistemik dan diberi roboransia. Penyulit adalah madarosis akibat ulserasi berjalan lanjut yang merusak $olikel rambut, trikiasis, keratitis super$isial, keratitis pungtata, hordeolum dan kalaEion. ila ulkus kelopak ini sembuh maka akan terjadi tarikan jaringan parut yang juga dapat berakibat trikiasis. /. le$aritis angularis le$aritis angularis merupakan in$eksi staphyloous pada tepi kelopak di sudut kelopak atau kantus. le$aritis angularis yang mengenai sudut kelopak mata 7kantus eksternus dan internus9 sehingga dapat mengakibatkan gangguan pada $ungsi puntum lakrimal. le$ariris angularis disebabkan Staphyloous aureus. iasanya kelainan ini bersi$at rekuren. le$aritis angularis diobati dengan sul$a, tetrasiklin dan Sengsul$at. Penyulit pada pungtum lakrimal bagian medial sudut mata yang akan menyumbat duktus lakrimal. !. +eibomianitis +erupakan
in$eksi
pada
kelenjar
+eibom
yang
akan
mengakibatkan tanda peradangan lokal pada kelenjar tersebut. +eibomianitis menahun perlu pengobatan kompres hangat, penekanan dan pengeluaran nanah dari dalam berulang kali disertai antibiotik lokal. ' K7)*4+8*
4rikiasis,
hordeolum,
kalaEion,
keratitis,
madarosis,
dan
konjungti#itis. G' P7&*48++, P,(,;+,
ilakukan pemeriksaan mikrobiologi untuk mengetahuin penyebabnya. H' P,+-+)+48+,++,
ersihkan dengan garam $isiologis hangat kemudian diberikan antibioti yang sesuai. Pada ble$aritis sering diperlukan kompres hangat. Pada in$eksi ringan, diberikan antibioti loal sekali sehari oada kelopak dan kompres basah dengan asam borat. ila terjadi ble$aritis menahun, maka dilakukan penekanan manual kelenjar +eibom untuk mengeluarkan nanah. Pada ble$aritis seboroik, kelopak harus dibersihkan dengan kapas lidi hangat, soda bikarbonat, atau nitras argentu (L. apat digunakan salep sul$onamide untuk aksi keratolitiknya. 6ompres hangat selama /-(0 menit, tekan kelenjar +eibom dan bersihkan dengan sampo bayi. erikan juga antibioti loal, prednisolone 0.(/L dua kali sehari, dan antibioti sistemik, tetrasiklin B /0 mg atay eritromisin 3 B /0 mg atau sesuaikan dengan hasil kultur. Pengobatan pada in$eksi #irus bersi$at simtomatik, antibioti diberikan bila terdapat in$eksi sekunder. ila
disebabkan
jamur,
in$eksi
super$isial
diobati
dengan
griseo$ul#in 0./-( gram sehari dengan dosisi tunggal atau dibagi dan diteruskan (- minggu setelah gejala menurun. ila disebabkan 6andida diberikan nistatin topial (00.000 unit per gram. Pada in$eksi jamur sistemik, bila disebabkan %ktinomises atau =okardia diobati dengan sul$onamid, penisilin, atau antibioti spetrum luas. %m$oterisin diberikan untuk histoplasmosis, sporotrikosis, aspergilosis, dan lainnya, dimulai dengan 0./0-0.( mg"kg seara intra#ena lambat !-1 jam dalam dekstrosa /L. osis dinaikkan sampai (mg"kg , namun total tidak
boleh lebih dari gram. Pengobatan diberikan setiap hari selama -3 minggu atau sampai gejala berkurang. ati-hati karena toksisk terhadap ginjal. Pada ble$aritis akibat alergi dapat diberikan steroid loal atau sistemik, namun harus diegah pemakaian lama. @ntuk mengurangi gatak, berikan antihistamin.
"' C+)+@*, A' D*,*8*
Pembesaran pada palpebrae akibat in$eksi" obstruksi glandula sebaea. Pada mata, terdapat modi$ikasi glandula sebaea: (. +eibomian
Pembesaran
pada
bagian
konjungti#a
7onjunti#al portion9 .
Pembesaran pada margin palpebrae
B' E-*)*
Pembesaran disebabkan karena hasil dari lipid breakdo&n yang dapat disebabkan karena enEim bakteri maupun penumpuka seret glandula yang keluar ke dalam jaringan interstitial 7;ranulomatous in$lammatory response9, painless,
preauriular
nodes
7pembesaran
menandakan adanya in$eksi9. C' G;+)+ K)*,*8
%&alnya gejala kalaEion hampir sama dengan hordeolum, yakni •
6elopak mata bengkak
•
=yeri
•
*ritasi
6emudian setelah beberapa hari gejala menghilang namun kelopak mata tetap bengkak membentuk bundaran tanpa rasa nyeri dan tumbuh seara perlahan. i ba&ah kelopak mata terbentuk daerah kemerahan atau abu-abu. D' P,+-+)+48+,++,
ila kalaEion mulai menunjukkan gejala segeralah kompres kelopak mata dengan air hangat selama (0-(/ menit, lakukan minimal kali tiap hari. Pengompresan hangat bisa melunakkan minyak yang mengeras dan menyumbat saluran sehingga dapat mempermudah pengaliran dan penyembuhan. 6alaEion juga bisa menghilang tanpa pengobatan dalam &aktu ( bulan, namun bila kalaEion makin membesar mungkin diperlukan pembedahan. iasanya pembedahan dilakukan di ba&ah kelopak mata agar tidak membentuk jaringan parut di kulit. Selain itu, obat tetes mata yang mengandung antibiotik biasanya digunakan beberapa hari sebelum dan
sesudah
pengangkatan
kalaEion.
. P*,(4()+ Pinguekula adalah benjolan pada konjungti#a bulbi yang ditemukan pada orang tua, terutama yang matanya sering teriritasi oleh sinar matahari, debu, dan angina panas. iasanya berak ini terlihat terutama pada bagian nasal Pinguekula
merupakan
degenerasi
hialin
jaringan
submukosa
konjungti#a. Pembuluh darah tidak masuk kedalam pinguekula akan tetapi meradang dan terjadi iritasi, maka pada sekitar pinguekula ini akan terlihat pembuluh darah yang melebar. Pada pinguekula tidak perlu diberikan pengobatan, akan tetapi bila terlihat adanya tanda peradangan atau pinguekulitis, dapat diberikan obat anti radang.
#' T&+(7+ M+-+
4rauma mata adalah rusaknya jaringan pada bola mata, kelopak mata, sara$ mata dan atau rongga orbita karena adanya benda tajam atau tumpul yang mengenai mata dengan keras"epat ataupun lambat.
4rauma mata dapat dibagi maenjadi: *.
4rauma +ekanik: (. 4rauma tumpul 7ontusio ouli9 . 4rauma tajam 7per$orasi trauma9
**. 4rauma 5isika (. 4rauma radiasi sinar in$ramerah . 4rauma radiasi sinar ultra#iolet 3. 4rauma radiasi sinar M dan sinart terionisasi
***.
4rauma 6imia
(. 4rauma asam . 4rauma basa
4rauma pada mata dapat mengenai jaringan seperti kelopak mata, konjungti#a, kornea, u#ea, lensa, retina, papil sara$ optik dan orbita seara terpisah atau menjadi gabungan trauma jaringan mata.
*.
4rauma +ekanik (. 4rauma tumpul 4rauma pada mata yang diakibatkan benda yang keras atau benda tidak keras dengan ujung tumpul, dimana benda tersebut dapat mengenai mata dengan kenang atau lambat sehingga terjadi kerusakn pada jaringan bola mata atau daerah sekitarnya. 4rauma tumpul biasanya terjadi karena akti#itas sehari-hari
ataupun karena olah raga. iasanya benda-benda yang sering menyebabkan trauma tumpul berupa bola tenis, bola sepak, bola tenis meja, shuttleok dan lain sebagianya. 4rauma tumpul dapat bersi$at Jounter Joupe, yaitu terjadinya tekanan akibat trauma diteruskan pada arah horisontal di sisi yang bersebrangan sehingga jika tekanan benda mengenai bola mata akan diteruskan sampai dengan makula. Jontoh: hematoma kelopak, edema konjungti#a, hematoma subkonjungti#a, edema kornea, erosi kornea,erosi kornea rekuren, iridoplegia, hi$ema.
. 4rauma 4embus 4rauma tembus pada mata dapat diakibatkan oleh benda tajam atau benda asing lainya yang mengakibatkan terjadinya robekan jaringan-jarinagan mata seara berurutan, misalnya mulai dari palpebra,kornea, u#ea sampai mengenai lensa..
%. ;ambaran klinis ila trauma yang disebabkan benda tajam atau benda asing lainya masuk kedalam bola mata maka akan mengakibatkan tandatanda bola mata tembus seperti : -
4ajam penglihatan yang menurun
-
4ekanan bola mata yang rendah
-
ilik mata dangkal
-
entuk dan letak pupil yang berubah
-
4erlihat adanya ruptur pada kornea atau sklera
-
4erdapat jaringan yang prolaps, seperti airan mata, iris, lensa, badan kaa atau retina
-
6onjungti#is kemotis
. Penatalaksanaan ila terlihat salah satu atau beberapa tanda diatas maka diurigai adanya trauma tembus bola mata maka seepatnya
dilakukan pemberian antibiotika topikal dan mata ditutup tetapi jangan terlalu kenang dan segera dikirim ke dokter mata untuk dilakukan pembedahan dan penanganan lebih lanjut. Pembuatan $oto bisa dilakukan untuk melihat adanya benda asing dalam bola mata. enda asing yang bersi$at magnetik dapat dikeluarkan dengan magnet raksasa, dan benda asing yang tidak bersi$at magnetik dapat dikeluarkan dengan #itrektomi.
J. 6omplikasi %danya benda asing intraokuler dapat mengakibatkan endo$talmitis, pano$talmitis, ablasi retina, perdarahn intraokuler dan ptisis bulbi. **. 4rauma 5isika (. 4rauma Sinar *n$ramerah Sinar in$ramerah dapat mengakibatkan kerusakan pada lensa, iris dan kapsul disekitar lensa. al ini terjadi karena sinar yang terkumpul dan ditanglap oleh mata selama satu menit tanpa henti akan menagkibatkan pupil melebar dan terjadi kenaikan suhu lensa sebanyak 2 derajat selsius, sehingga mengakibatkan katarak dan eks$oliasi pada kapsul lensa. Sinar in$ramerah yang sering didapatkan adalah dari sinar matahari dan dari tempat pekerjaan pemanggangan.
%. ;ambaran klinis Seseorang yang sering terpejan dengan sinar ini dapat terkena keratitis super$isial, katarak kortikal anterior posterior dan koagulasi
pada
koroid.
iasanya
terjadi
penurunan
tajam
penglihatan, penglihatan kabur dan mata terasa panas. . Penatalaksanaan 4idak ada pengobatan terhadap akibat buruk yang telah terjadi, keuali menegah sering terpapar oleh sinar in$ra merah ini. Pemberian steroid sistemik dimaksudkan untuk menegah
terbentuknya jaringn parut pada makula dan untuk mengurangi gejala radang yang timbul.
. 4rauma Sinar @ltra Violet Sinar ultra #iolet merupakan sinar gelombang pendek yang tidak terlihat, mempunyai panjang gelombang antara 3/0 D 2/ n+. Sinar ultra #iolet banyak dipakai pada saat bekerja las dan menatap sinar matahari. Sinar ultra #iolet akan segera merusak sel epitel kornea, kerusakan iniakan segera baik kembali setelah beberapa &aktu dan tidak memberikan gangguan tajam penglihatan yang menetap.
;ambaran klinis iasanya pasien akan memberikan keluhan D ! jam post trauma, pasien akan merasakn mata sangat sakit, terasa seperti ada pasir, $oto$obia, ble$arospasme dan konjungti#a kemotik. 6orne akan menunjukan adanya in$iltrat pada permukaanyayang kadang-kadang disetai dengan kornea yang keruh. Pupil akan terlihat miosis.
Penatalaksanaan Pengobatan yang diberikan adalah sikloplegia, antibiotika lokal, analgetika dan mata ditutup selama D 3 hari. iasanya sembuh setelah 1 jam.
3. 4rauma Sinar *onisasi dan Sinar M Sinar *onisasi dibedakan dalam bentuk: - Sinar al$a yang dapat diabaikan - Sinar beta yang dapat menembus ( m jaringan - Sinar gamma - Sinar M
;ambaran 6linis
Sinar ionisasi dan sinar M dapat mengakibatkan kerusakan pada kornea yang dapat bersi$at permanen. 6atarak akibat pemeahan sel epitel yang tidak normal dan rusaknya retina dengan gambarandilatasi kapiler, perdarahan, mikroaneuris mata dan eksudat. %tro$i sel goblet pada konjungti#a juga dapat terjadi dan mengganggu $ungsi air mata.
Penatalaksanaan Pengobatan yang diberikan adalah antibiotika topikal, steroid sistemik dan sikloplegik. ila terjadi simble$aron pada konjungti#a dilakukan tindakan pembedahan.
***.
4rauma 6imia&i 4rauma 6imia dapat terjadi pada keelakaan yang terjadi di laboratorium, industri, pekerjaan yang memakai bahan kimia, pekerjaan pertanian dan peperangan yang memakai bahan kimia. 4aruma kimia pada mata memerlukan tindakan segera, irigasi pada daerah mata yang terkena bahan kimia harus segera dilakukan untuk menegah terjadinya penyulit yang berat.Pembilasan dapat dilakukan dengan memakai garam $isiologik atau air bersih lainya selama (/ D 30 menit (. 4rauma %sam ila bahan asam mengenai mata maka akan segera terjadi pengendapan ataupun penggumpalan bahan protein permukaan. iasanya akan terjadi kerusakan pada bagian super$isisal saja, tetapi bahan asam kuat dapat bereaksi yang mengakibatkan trauma menjadi lebih dalam. ;ambaran klinis Pasien akan merasakan mata terasa pedih, seperti kering, seperti ada pasir dan ketajaman mata biasanya menurun.
Penatalaksanaan Pengobatan dilakukan dengan irigasi jaringan yang terkena
seara perlahan-lahan dan selama mungkin dengan air bersih atau garam $isiologik minimal selama (/ menit. %ntibiotika topikal untuk menegah in$eksi Sikloplegik bila terjadi ulkus kornea atau kerusakan lebih dalam. >4% bisa diberikan satu minggu post trauma.
Prognosis aik bila konsentrasi asam tidak nterlalu tinggi dan hanya terjadi kerusakan super$isisal saja.
. 4rauma asa 4rauma basa pada mata akan memberikan reaksi yang ga&at pada mata. %lkali dengan mudah dan epat dapat menembus jaringan kornea, bilik mata depan dan bagian retina. al ini terjadi akibat terjadinya penghanuran jaringan kolagen kornea. ahan kimia basa bersi$at koagulasi sel dan terjadi proses persabunan disertai dangan dehidrasi. +enurut klasi$ikasi 4ho$t maka trauma basa dapat dibedakan menjadi : erajat (: heperimi konjungti#a diikuti dengan keratitis pungtata. erajat : hiperemi konjungti#a dengan disertai hilangnya epitel kornea. erajat 3: hiperemi disertai dengan nekrosis konjungti#a dan lepasnya epitel kornea. erajat : 6onjungti#a perilimal nekrosis sebanyak /0 L.
+enurut klasi$ikasi ughes maka trauma mata diklasi$ikasikan menjadi: a. Aingan - 4erdapat erosi epitel dan kekeruhan ringan kornea - 4idak terdapat iskemi dan nekrosis kornea atau konjungti#a - Prognosis baik
b. Sedang - 4erdapat kekeruhan kornea sehingga sukar melihat iris dan pupil seara detail - 4erdapat nekrosis dan iskemi ringan konjungti#a dan kornea - Prognosis sedang . erat - terdapat kekeruhan kornea, sehingga pupil tidak dapat dilihat - terdapat iskemia konjungti#a dan sklera, sehingga tampak puat - prognosis buruk
;ambaran klinis Pasien akan merasakan mata terasa pedih, seperti kering, seperti ada pasir dan ketajaman mata biasanya menurun. Pengujian dengan kertas lakmus saat pertama kali datang adalah menunjukan suasana alkalis.
Penatalaksanaan 4indakan yang dilakukan adalah dengan irigasi dengan garam $isiologik sekitar !0 menit segera setelah trauma. Penderita diberikan sikloplegia, antibiotika, >4% diberikan segera setelah trauma ( tetes tiap / menit selama jam dengan maksud untuk mengikat sisa basa dan untuk menetralisir kolagenase yang terbentuk pada hari ketujuh post trauma. iberikan antiiatik lokal untuk menegah in$eksi %nalgetik dan anestesik topikal dapat diberikan untuk mengurangi rasa nyeri.
6omplikasi Penyulit yang dapat timbul adalah simble$aron, kekeruhan kornea, katarak disertai dengan terjadinya $tisis bola mata.
Penegahan
4rauma mata dapat diegah dengan menghindarkan terjadinya trauma seperti: -
iperlukan perlindungan pekerja untuk menghindarkan terjadnya trauma tajam akabiat alat pekerjaannya
-
Setiap pekerja yang bekerja di tempat bahan kimia sebaiknya mengerti bahan kimai apa yang dipakainya, asam atau basa.
-
Pada pekerja las sebaiknya melindungi matanya dari sinar dan perikan las.
-
%&asi anak yang sedang bermain yang mungkin berbahaya untuk matanya.
-
Pada olah raga&an seperti tinju ataupun bela diri lainya, harus melindungi bagian matanya dan daerah sekitarnya dengan alat pelindung.
BAB III PENUTUP
%. 6>S*+P@)%= erdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan $isik pada skenario, kami menarik kesimpulan bah&a pasien dalam skenario ini mengalammi tanda-tanda konjungti#itis bakterial, seperti mata merah, terasa gatal, berair, kelopak mata bengkak dan lengket ketika bangun tidur di pagi hari. Pasien tidak mengeluhkan pandangan kabur menunjukkan tidak ada kelainan pada
media re$rakta maupun pada ner#us optikus. @ntuk menentukan diagnosis pasti perlu dilakukan pemeriksaan biakan kuman dari sekret mata. Penatalaksanaan seara umum dengan menggunakan antibiotika.
. S%A%= (. 6eakti$an setiap anggota kelompok dalam menyampaikan materi sudah baikdan ini perlu dipertahankan agar diskusi bisa berjalan memenuhi )earning objeti#e yang ada . +ahasis&a perlu mendalami lagi jenis-jenis penyakit pada skenario ini.
DATAR PUSTAKA
>roshenko, Vitor P. 003. 'tlas Histologi di (iore dengan )orelasi (ungsional disi *. 'akarta: >;J
*lyas, Sidharta. 00. +lmu &enyakit Mata disi . 'akarta: alai Penerbit 56@*
+ansjoer, %ri$. (222. )apita Selekta )edokteran. 'akarta: +edia %esulapius 5akultas 6edoketran @ni#ersitas *ndonesia.