Laporan Tutorial Skenario 2 Blok 7.3 Intoksikasi Makanan Laut
Dosen Pembimbing : dr. Armaidi Darmawan, M. Epid
INTAN ANFERTA M
G1A114103
SUTISNA NISA
G1A114106
SINAR AYOMI Y M
G1A114107
ANDINI KARTIKASARI
G1A114108
MUHAMMAD FAHMI IBNU
G1A114114
DHAFIR KHALLAF
G1A113133
DENY EKA SAPUTRA
G1A113135
MUHAMMAD YUDHI SURYA C
G1A113137
ALI SUBEKTI
G1A113138
M. GALIHKA AYATULLAH
G1A113145
1
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi 2017/2018 Skenario
Seorang laki-laki usia 35 tahun datang ke IGD bersama istrinya dengan keluhan diare bercampur darah dan lendir sejak 3 hari yang lalu. Keluhan ini disertai pusing mual dan muntah dan keram otot perut. Sehari sebelumnya pasien banyak mengkonsumsi makanan laut (ikan dan kepiting). Dari pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 90/60 mmHg, denyut nadi 120 x/menit, frekuensi nafas 22x/menit, suhu 37,5 oC. Pada pemeriksaan fisik abdomen didapatkan n yeri tekan perut (+), bising usus meningkat, datar dan lemah. Dokter IGD selanjutnya melakukan pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis serta tatalaksana yang adekuat pada pasien sehingga komplikasi lanjutan dapat dicegah.
2
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi 2017/2018 Skenario
Seorang laki-laki usia 35 tahun datang ke IGD bersama istrinya dengan keluhan diare bercampur darah dan lendir sejak 3 hari yang lalu. Keluhan ini disertai pusing mual dan muntah dan keram otot perut. Sehari sebelumnya pasien banyak mengkonsumsi makanan laut (ikan dan kepiting). Dari pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 90/60 mmHg, denyut nadi 120 x/menit, frekuensi nafas 22x/menit, suhu 37,5 oC. Pada pemeriksaan fisik abdomen didapatkan n yeri tekan perut (+), bising usus meningkat, datar dan lemah. Dokter IGD selanjutnya melakukan pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis serta tatalaksana yang adekuat pada pasien sehingga komplikasi lanjutan dapat dicegah.
2
Klarifikasi Istilah
1. Diare
: Rusak atau hilangnya jaringan oleh sumber panas, listrik, bahan kimia, api, air panas dan lain-lain.1
2. Kram Otot
: Gelembung berisi cairan serum, berukuran > 0,5 cm.1
3. Muntah
: Fasilitas kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan penanganan tingkat pertama dengan upaya promotif dan preventif.1
4. Keracunan Makanan : Gangguan atau sumbatan pada jalan nafas yang biasanya akibat darah atau edema pada jaringan jalan nafas.1
5. Feses bercampur lendir dan darah
: Konsistensi feses yang terdiri dari darah dan lendir yang berasal dari pecahan pembuluh darah dan mukosa pada saluran pencernaan yang berlebihan.
3
Identifikasi Masalah
1. Apa makna klinis diare bercampur lendir dan darah sejak 3 hari yang lalu? 2. Bagaimana mekanisme terjadinya diare? 3. Faktor apa saja yang menyebabkan diare? 4. Pada keadaan apa bakteri dapat tumbuh dan berkembang pada makanan? 5. Faktor apa saja yang menyebabkan keracunan makanan? 6. Apa saja gejala dan klasifikasi diare? 7. Apa hubungan riwayat mengkonsumsi makanan laut dengan keluhan? 8. Apa saja penyakit yang ditandai dengan diare bercampur lendir dan darah? 9. Apa penyebab bising usus meningkat? 10. Apa interpretasi tanda vital pada pasien?
4
11. Bagaimana prinsip penanganan keracunan makanan? 12. Bagaimana alur penegakkan diagnose pasien? 13. Apa diagnosis keluhan pasien? 14. Apa saja diagnosis banding keluhan pasien? 15. Bagaimana tatalaksana pasien? 16. Apa komplikasi pada keracunan makanan? 17. Bagaimana prognosis pada keluhan pasien? 18. Bagaimana pencegahan dan edukasi terhadap penyakit pasien?
Brainstorming
5
1. Apa makna klinis diare bercampur lendir dan darah sejak 3 hari yang lalu? Jawab:
Diare bercampur lendir dan darah akibat dari pecahnya pembuluh darah saluran pencernaan dan sel goblet yang menghasilkan mucus.
2. Bagaimana mekanisme terjadinya diare? Jawab:
Diare dapat terjadi akibat lebih dari satu mekanisme. Pada infeksi bakteri ada dua mekanisme. Pada dasarnya, mekanisme diare akibat kuman enteropatogen meliputi penempelan bakteri pada sel epitel dengan atau tanpa kerusakan mukosa, invasi mukosa, dan produksi enterotoksin atau sitotoksin. Pada dasarnya diare terjadi oleh karena terdapat gangguan transport terhadap air dan elektrolit di saluran cerna. Mekanisme gangguan tersebut kemungkinan sebagai berikut: o
Diare Osmotik
o
Diare sekretorik
o
Diare akibat gangguan absorpsi elektrolit
3. Faktor apa saja yang menyebabkan diare? Jawab:
Makanan terkontaminasi -
Virus, bakteri, parasite (organisme pathogen)
-
Terkontaminasi orang sakit
-
Bahan kimia
-
Malabsorbsi, intoleransi, kekurangan enzim
-
Imunodefisiensi
-
Psikologis: stress, cemas, takut
4. Pada keadaan apa bakteri dapat tumbuh dan berkembang pada makanan? Jawab:
Beberapa keadaan yang menguntungkan bakteri untuk tumbuh: 1. Suhu
: 5-60oC 6
2. Protein
: Tinggi protein
3. Berada di ruangan bersuhu kamar > 2 jam 4. pH netral 5. Terdapat Air dan Oksigen
5. Faktor apa saja yang menyebabkan keracunan makanan? Jawab:
Faktor makanan
:
- Pendingin non adekuat - Makanan terlalu cepat disajikan - Pemanasan makanan tidak optimal - Proses penyajian makanan tidak higenis - Peralatan yang digunakkan tidak bersih Faktor tubuh : - Daya tahan tubuh/imunitas sedang menurun - Jumlah kuman pathogen yang masuk dalam tubuh
6. Apa saja gejala dan klasifikasi diare? Jawab:
Demam, tinja bercampur darah, rasa pusing karena infeksi. Infeksi yang paling sering yaitu disentri Lama : - Akut < 14 hari - Persisten - Kronik > 14 hari Mekanisme
:
- Sekresi peningkatan sekresi air dan mucus dan penurunan absorpsi - Osmotic peningkatan tekanan osmotic intralumen
7
7. Apa hubungan riwayat mengkonsumsi makanan laut dengan keluhan? Jawab:
Pada seafood yang dimakan bisa saja terdapat zat kontaminan yang akhirnya menyebabkan keluhan-keluhan yang dialami sekarang yang memicu intoksikasi. Timbulnya keluhan akibat salah pengelolaan seafood - Tidak higenis - Wadah yang digunakkan tidak higenis - Seafood belum matang - Seafood terkontaminasi - Jumlah yang dikonsumsi berlebihan
8. Apa saja penyakit yang ditandai dengan diare bercampur lendir dan darah? Jawab:
Disentri
Ca Recti
Gastroenteritis akut
Ulkus Ulcerative
Tyfus Abdominalis
Sindrom Pigbell
Crohn Disease
9. Apa penyebab bising usus meningkat? Jawab:
- Patogen merubah struktur dinding usus peradangan nutrisi tidak terserap mempercepat hasil yang belum terserap ke pembuangan. - Lapar, adanya zat pyrogen/zat kimia yang masuk ke dalam tubuh pertahanan tubuh sehingga meningkatkan peristaltic usus dan sekresi cairan. - Volume/intake makanan yang berlebih
10. Apa interpretasi tanda vital pada pasien? Jawab:
- Tekanan Darah
: 90/60 mmHg Hipotensi
- Nadi
: 120 x/menit Takikardia
- Pernafasan
: 22x/menit Normal 8
- Suhu
: 37,5 oC Febris ringan
Terdapat tanda-tanda dehidrasi
11. Bagaimana prinsip penanganan keracunan makanan? Jawab:
1. Rehidrasi
12. Bagaimana alur penegakkan diagnose pasien? Jawab:
Diagnosis 1. Anamnesis 2. Pemeriksaan Fisik 3. Pemeriksaan Laboratorium 4. Pemeriksaan Penunjang
13. Apa diagnosis keluhan pasien? Jawab:
Intoksikasi Makanan Laut
14. Apa saja diagnosis banding keluhan pasien? Jawab: o
Intoksikasi Makanan Laut
o
Disentri
o
Gastroenteritis Akut
o
Food Alergy
15. Bagaimana tatalaksana pasien? Jawab:
I.Stabilisasi,untuk menyelamatkan jiwa
9
II.Dekontaminasi (intervensi untuk menurunkan pemaparan terhadap racun,mengurangi absorpsi dan mencegahkerusakan III.Eliminasi
16. Apa komplikasi pada keracunan makanan? Jawab:
Komplikasi serius
: Dehidrasi
Jika tidak diobati
Dehidrasi sedang, Dehidrasi berat
Sindrom Uremik Hemolitik
Arthritis reaktif
Pericarditis
17. Bagaimana prognosis pada keluhan pasien? Jawab: 18. Bagaimana pencegahan dan edukasi terhadap penyakit pasien? Jawab:
10
Analisis Masalah
1. Apa makna klinis diare bercampur lendir dan darah sejak 3 hari yang lalu? 2 Jawab: Ketika mukosa usus (terutama pada mukosa pada usus besar) teriritasi, maka dapat
11
menyebabkan sel goblet menjadi lebih aktif. Sel-sel goblet menghasilkan banyak mucus yang berfungsi untuk proteksi mukosa. Ketika mukus jumlahnya terlalu berlebihan, maka dapat muncul dalam feses dan bermanifestasi sebagai feses berlendir. Feses yang disertai darah diakibatkan oleh pecahnya pembuluh darah pada dinding traktus gastrointestinal mulai terdapat pada lamina propia tunika mukosa na mun jumlah pembuluh darah yang banyak ditemukan pada tunika submukosa. Hal ini berarti bahwa jika terdapat ulkus yang mengenai tunika submukosa, maka dapat bermanifestasi sebagai feses disertai dengan darah.
2. Bagaimana mekanisme diare?3 Jawab: Diare dapat terjadi akibat lebih dari satu mekanisme. Pada infeksi bakteri setidaknya ada dua mekanisme, yaitu peningkatan sekresi usus dan penurunan absorbsi di usus. Infeksi bakteri menyebabkan infl amasi dan mengeluarkan toksin yang menyebabkan terjadinya diare. Infeksi bakteri yang invasif mengakibatkan perdarahan atau adanya leukosit dalam feses. Pada dasarnya, mekanisme diare akibat kuman enteropatogen meliputi penempelan bakteri pada sel epitel dengan atau tanpa kerusakan mukosa, invasi mukosa, dan produksi enterotoksin atau sitotoksin. Satu jenis bakteri dapat menggunakan satu atau lebih mekanisme tersebut untuk dapat mengatasi pertahanan mukosa usus. Pada dasarnya diare terjadi oleh karena terdapat gangguan transport terhadap air dan elektrolit di saluran cerna. Mekanisme gangguan tersebut kemungkinan sebagai berikut: A. Diare Osmotik
Diare osmotik dapat terjadi dalam beberapa keadaan: 1.1. Intoleransi makanan, baik sementara maupun menetap. Situasi ini timbul bila seseorang makan berbagai jenis makanan dalam jumlah yang besar sekaligus. 1.2. Waktu pengosongan lambung yang cepat Dalam keadaan fisiologis makanan yang masuk ke lambung selalu dalam keadaan hipertonis, kemudian oleh lambung di campur dengan cairan lambung dan diaduk menjadi bahan isotonis atau hipotonis. Pada pasien yang sudah mengalami gastrektomi atau piroplasti atau gastroenterostomi, makanan yang masih hipertonik akan masuk ke usus halus akibatnya akan timbul sekresi air dan elektrolit ke usus. Keadaan ini 12
mengakibatkan volume isi usus halus bertambah dengan tiba-tiba sehingga menimbulkan distensi usus, yang kemudian mengakibatkan diare yang berat disertai hipovolumik intravaskuler. Sindrom malabsorbsi atau kelainan proses absorbsi intestinal. 1.3. Defisiensi enzim Contoh yang terkenal adalah defisiensi enzim laktase. Laktase adalah enzim yang disekresi oleh intestin untuk mencerna disakarida laktase menjadi monosakarida glukosa dan galaktosa. Laktase diproduksi dan disekresi oleh sel epitel usus halus sejak dalam kandungan dan diproduksi maksimum pada waktu lahir sampai umur masa anakanak kemudian menurun sejalan dengan usia. Pada orang Eropa dan Amerika, produksi enzim laktase tetap bertahan sampai usia tua, sedang pada orang Asia, Yahudi dan Indian, produksi enzim laktase cepat menurun. Hal ini dapat menerangkan mengapa banyak orang Asia tidak tahan susu, sebaliknya orang Eropa senang minum susu. 1.4. Laksan osmotik Berbagai laksan bila diminum dapat menarik air dari dinding usus ke lumen. Yang memiliki sifat ini adalah magnesium sulfat (garam Inggris). Beberapa karakteristik klinis diare osmotik ini adalah sebagai berikut: - Ileum dan kolon masih mampu menyerap natrium karena natrium diserap secara aktif. Kadar natrium dalam darah cenderung tinggi, karena itu bila didapatkan pasien dehidrasi akibat laksan harus diperhatikan keadaan hipernatremia tersebut dengan memberikan dekstrose 5 %. - Nilai pH feses menjadi bersifat asam akibat fermentasi karbohidrat oleh bakteri. - Diare berhenti bila pasien puasa. Efek be rlebihan suatu laksan (intoksikasi laksan) dapat diatasi dengan puasa 24-27 jam dan hanya diberikan cairan intravena.
B. Diare sekretorik
Mekanisme pada diare jenis ini terjadi peningkatan sekresi cairan dan elektrolit. Ada 2 kemungkinan timbulnya diare sekretorik yaitu diare sekretorik aktif dan p asif. Diare sekretorik aktif terjadi bila terdapat gangguan aliran (absorpsi) dari lumen usus ke dalam plasma atau percepatan cairan air dari plasma ke lumen. Sperti diketahui dinding usus selain mengabsorpsi air juga mengsekresi sebagai pembawa enzim. Jadi dalam keadaan 13
fisiologi terdapat keseimbangan dimana aliran absorpsi selalu lebih banyak dari p ada aliran sekresi. Diare sekretorik pasif disebabkan oleh tekanan hidrostatik dalam jaringan karena terjadi pada ekspansi air dari jaringan ke lumen usus. Hal ini terjadi pada peninggian tekanan vena mesenterial, obstruksi sistem limfatik, iskemia usus, bahkan proses peradangan.
C. Diare akibat gangguan absorpsi elektrolit
Diare jenis ini terdapat pada penyakit celiac (gluten enteropathy) dan pada penyakit sprue tropik. Kedua penyakit ini menimbulkan diare karena adan ya kerusakan di atas vili mukosa usus, sehingga terjadi gangguan absorpsi elektrolit dan air.
3. Faktor apa saja yang menyebabkan diare?4 Jawab: Faktor Penyebab Diare a. Virus : Rotavirus (40-60%), Adenovirus. b. Bakteri : Escherichia coli (20-30%), Shigella sp. (1-2%), Vibrio cholera, dan lain-lain. c. Parasit: Entamoeba histolytica (<1%), Giardia lamblia, Cryptosporidium( 4-11%). d. Keracunan makanan e. Malabsorpsi : Karbohidrat, lemak, dan protein. f. Alergi : makanan, susu sapi. g. Imunodefisiensi: AIDS
4. Pada keadaan apa bakteri dapat tumbuh dan berkembang pada makanan?5 Jawab: Pertumbuhan didefinisikan sebagai peningkatan seluruh unsur pokok kimia sel. Hal tersebut merupakan suatu proses yang memerlukan replikasi seluruh struktur, organel, dan komponen protoplasma seluler dengan adanya nutrien dalam lingkungan sekelilingnya. Dalam pertumbuhan bakteri, semua substansi esensial harus tersedia untuk sintesis dan pemeliharaan protoplasma, dengan sumber energi, dan kondisi lingkungan yang sesuai. Sebagai suatu kelompok, bakteri merupakan organisme yang sangat “pintar”. Mereka 14
memperlihatkan kemampuan yang sangat besar dalam menggunakan bahan makanan yang tersebar, menyusun bahan anorganik menjadi senyawa organik yang sangat kompleks. Beberapa spesies juga belajar tumbuh pada berbagai relung ekologik dengan temperatur, keasaman, dan tekanan oksigen yang ekstrim. Kemampuan bakteri untuk bertahan di bawah keadaan sekitar yang demikian merupakan perlindungan dari adaptabilitas tinggi dan refleks kapasitasnya dalam keberhasilan merespon suatu stimulus yang dianggap asing atau tidak pernah ditemui sebelumnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri adalah faktor z at gizi, keasaman makanan (PH), suhu,waktu, ketersediaan oksigen, dan kelembaban.
1.
Faktor Zat Gizi
Menurut Wibowo MS, (2012) Semua bentuk kehidupan mempunyai persamaan dalam hal persyaratan nutrisi berupa zat – zat kimiawi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan aktivitas lainnya. Nutrisi bagi pertumbuhan bakteri, seperti halnya nutrisi untuk organisme lain mempunyai kebutuhan akan sumber nutrisi, yaitu: a.
Bakteri membutuhkan sumber energi yang berasal dari energi cahaya (fototrof) dan senyawa kimia(kemotrof).
b.
Bakteri membutuhkan sumber karbon berupa karbon anorganik (karbon dioksida) dan karbon organik (seperti karbohidrat).
c.
Bakteri membutuhkan sumber nitrogen dalam bentuk garam nitrogen anorganik (seperti kalium nitrat) dan nitrogen organik (berupa protein dan asam amino).
d.
Bakteri membutuhkan beberapa unsur logam (seperti kalium, natrium, magnesium, besi, tembaga dsb).
e.
Bakteri membutuhkan air untuk fungsi – fungsi metabolik dan pertumbuhannya. Jasad renik heterotrof membutuhkan nutrien untuk kehidupan dan pertumbuhannya
yaitu sebagai sumber karbon, sumber nitrogen,sumber energi, dan faktor pertumbuhan yaitu mineral dan vitamin. Nutrien tersebut di butuhkan untuk membentuk energi dan menyusun komponen komponen sel. Setiap jasad renik bervariasi dalam kebutuhannya akan zat-zat nutrisi tersebut(Fardiaz S,1992). Jasad renik yang tumbuh pada makanan umumnya bersifat heterotrof yaitu yang menggunakan karbohidrat sebagai sumber eneri dan karbon, walaupun komponen organik 15
lainnya yang mengandung karbon mungkin juga dapat di gunakan. Kebanyakan organisme heterotrof menggunakan komponen organik yang men gandung nitrogen sebagai sumber N, tetapi beberapa dapat pula menggunakan sumber nitrogen anorganik (Fardiaz S,1992).
2.
Keasaman Makanan (PH)
PH medium biakan juga mempengaruhi kecepatan pertumbuhan, untuk pertumbuhan bakteri juga terdapat rentang pH dan pH optimal. Pada bakteri patogen pH optimalnya 7,2 – 7,6. Meskipun medium pada awalnya dikondisikan dengan pH yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tetapi, secara bertahap besarnya pertumbuhan akan dibatasi oleh produk metabolit yang dihasilkan mikroorganisme tersebut(Wibowo MS, 2012). Bakteri memiliki mekanisme yang sangat efektif untuk memelihara kontrol regulasi pH sitoplasmanya (pHi). Pada sejumlah bakteri, pH berbeda dengan 0,1 unit per perubahan pH pada pH eksternal. Hal ini disebabkan kontrol aktivitas sistem transpor ion yang mempermudah masuknya proton. Bermacam-macam sistem yang mencerminkan luas rentang nilai pHi diperlihatkan oleh berbagai bakteri. Asidofil memiliki nilai rentang pHi 6,5 – 7,0; neutrofil memiliki nilai rentang pHi 7,5 – 8,0, dan alkalofil memiliki nilai rentang pHi 8,4 – 9,0. Mikroorganisme fermentatif memperlihatkan rentang nilai pHi yang lebih tinggi dibandingkan dengan mikroorganisme yang menggunakan jalur respirasi. Pada mikroorganisme fermentatif , produksi produk fermentatif yang bersifat asam dan akumulasinya mengakibatkan gangguan keseimbangan pH dan pembatasan pertumbuhan. Sejumlah mikroorganisme meningkatkan mekanisme kompensasi untuk mencegah efek toksik dari akumulasi produk yang bersifat asam dan berkonsentrasi tinggi tersebut(Wibowo MS, 2012). Makanan yang mempunyai PH rendah (di bawah 4,5) biasanya tidak dapat di tumbuhi oleh bakteri tetapi dapat menjadi rusak karena pertumbuhan khamir dan kapang. Oleh karena itu, makanan yang mempunyai PH rendah relatif lebih tahan selama penyimpanan di bandinkan dengan makanan yang memiliki PH netral atau mendekati netral (Fardiaz S,1992).
3. Suhu
16
Setiap bakteri memiliki temperatur optimal dimana mereka dapat tumbuh sangat cepat dan memiliki rentang temperatur dimana mereka dapat tumbuh. Pembelahan sel sangat sensitif terhadap efek kerusakan yang disebabkan temperatur; betuk yang besar dan aneh dapat diamati pada pertumbuhan kultur pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur yang mendukung tingkat pertumbuhan yang sangat cepat(Wibowo MS, 2012). Menurut Wibowo MS (2012) Berdasarkan rentang temperatur dimana dapat terjadi pertumbuhan, bakteri dikelompokkan menjadi tiga: 1. Psikrofilik, -5oC sampai 30oC, optimum pada 1 0-20oC; 2. Mesofilik, 10-45oC, optimum pada 20-40oC; 3. Termofilik, 25-80oC, optimum pada 50-60oC. Temperatur optimal biasanya mencerminkan lingkungan normal mikroorganisme. Jadi, bakteri patogen pada manusia biasanya tumbuh baik pada temperatur 37oC. Menurut Fardiaz S,(1992) Suhu di mana suatu makanan disimpan sangat besar pengaruhnya
terhadap
jenis
jasad
renik
yang
dapat
tumbuh
serta
kecepatan
pertumbuhannya. Beberapa ketentuan mengenai pengaruh suhu terhadap kecepatan pertumbuhan sel, yaitu; 1.
Pertumbuhan jasad renik terjadi pada suhu dengan kisaran kira-kira 30°C.
2.
Kecepatan pertumbuhan jasad renik meningkat lambat dengan naiknya suhu sampai mencapai kecepatan pertumbuhan maksimum.
3.
Di atas suhu maksimum, kecepatan pertumbuhan menurun dengan cepat dengan naiknya suhu.
4.
Ketersediaan air
Sel jasad renik memerlukan air untuk hidup dan berkembang biak. Oleh karena itu, pertumbuhan jasad renik di dalam suatu makanan sangat di pengaruhi oleh jumlah air yang tersedia. Selain merupakan bagian terbesar dari komponen sel (70-80%), air juga di butuhkan sebagai reaktan dalam berbagai reaksi biokimia (Fardiaz S,1992). Tidak semua air yang terdapat dalam bahan pangan dapat di gunakan oleh jasad renik. Beberapa kondisi atau keadaan di mana air tidak dapat di gunakan oleh jasad renik yaitu (Fardiaz S,1992): 1.
Adanya solut dan ion dapat mengikat air dalam larutan, 17
2.
Koloid hidrofilik dapat mengikat air, sebanyak 3-4% agar dapat menghambat pertumbuhan bakteri dalam medium.
3.
Air dalam bentuk kristal es tidak dapat di gunakan oleh jasad renik
5.
Ketersediaan oksigen
Kebutuhan oksigen pada bakteri tertentu mencerminkan mekanisme yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan energinya. Berdasarkan kebutuhan oksigen tersebut, bakteri dapat dipisahkan menjadi lima kelompok (Wibowo MS, 2012).: 1. Anaerob obligat yang tumbuh hanya dalam keadaan tekanan oksigen yang sangat rendah dan oksigen bersifat toksik. 2. Anaerob aerotoleran yang tidak terbunuh dengan paparan oksigen. 3. Anaerob fakultatif, dapat tumbuh dalam keadaan aerob dan anaerob. 4. Aerob obligat, membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya. 5. Bakteri mikroaerofilik yang tumbuh baik pada tekanan oksigen rendah,tekanan oksigen tinggi dapat menghambat pertumbuhan. Bakteri anaerobik atau di sebut anaerob adalah kolompok bakteri yang tidak dapat tumbuh dengan adanya oksigen. Bakteri anaerobik yang bersifat aerotoleran dapat tumbuh dengan baik pada permukaan yang mempunyai tekanan oksigen rendah. Tetapi bakteri yang bersifat anaerobik obligan dapat seera mati jika terkena oksigen (Fardiaz S,1993).. Pada anaerob toleran dan obligat, metabolismenya bersifat fermentatif kuat. Pada anaerob fakultatif, cara metabolisme respirasi dilakukan jika tersedia oksigen, tetapi tidak terjadi fermentasi. Pada saat bakteri tumbuh dalam keadaan terdapat udara, terjadi sejumlah reaksi enzimatik dan mengakibatkan produksi hidrogen peroksida dan radikal superoksida(Wibowo MS, 2012).
6.
Kelembaban
Konsentrasi larutan yang aktif secara osmotik di dalam sel bakteri, umumnya lebih tinggi dari konsentrasi di luar sel. Sebagian besar bakteri, kecuali pada Mycoplasma dan bakteri yang mengalami kerusakan dinging selnya, tidak toleran terhadap perubahan osmotik dan akan mengembangkan sistem transpor kompleks dan alat pengatur sensorosmotik untuk memelihara keadaan osmotik konstat dalam sel(Wibowo MS, 2012). 18
Membrane-derived Oligosaccharide (MDO), suatu unsur sel yang terdapat pada E. coli. Pada E. coli dan bakteri Gram-negatif lain, terdapat dua bagian cairan yang berbeda, sitoplasma yang terdapat pada membran dalam, dan daerah periplasma yang terdapat di antara membran luar dan membran dalam. Pada saar bakteri ini tumbuh pada medium dengan osmolaritas rendah maka membran sitoplasma yang sedikit kaku akan men gembang paling tidak dapat mencegah perubahan osmolaritas daerah periplasma, sama dengan pada sitoplasma.Pada sel yang tumbuh dalam medium dengan osmolaritas rendah, MDO merupakan sumber utama anion terfiksasi pada daerah periplasma dan berperan memelihara tekanan osmotik tinggi dan potensial membran Donnan pada bagian periplasma. Struktur oligosakarida ini sangat layak untuk peran pengaturan tersebut. Oligosakarida ini memiliki BM antara 2200-2600 dan bersifat impermeabel terhadap membran luar, suatu komponen penting untuk fungsi spesifiknya. Oligosakarida ini terdiri dari 8-10 unit glukosa. Pertumbuhan sel pada medium dengan osmolaritas rendah mensintesis MDO pada kecepatan maksimum, kecepatan sintesis nampaknya diatur secara genetik untuk merespon perubahan osmolaritas medium(Wibowo MS, 2012).
5. Faktor apa saja yang menyebabkan keracunan makanan? Jawab:
Hygiene perorangan yang buruk
Cara penanganan makanan yang tidak sehat
Perlengkapan pengolahan makanan yang tidak bersih.
Pemanasan kembali yang tidak optimal
Bahan mentah yang tercemar
Pendinginan non adekuat
Karena
kurangnya
pengetahuan
dalam
memperhatikan
kesehatan
diri
dan
lingkungannya dalam proses pengolahan makanan yang baik dan sehat. Para penjual makanan yang menjajakan makanan umumnya tidak memiliki latar belakang pendidikan yang cukup, khususnya dalam hal hygiene dan sanitasi pengolahan makanan. Pengetahuan penjual makanan tentang hygiene dan sanitasi pengolahan 19
makanan akan sangat mempengaruhi kualitas makanan yang disajikan kepada masyarakat konsumen.
6. Apa saja gejala dan klasifikasi diare? Jawab:
GEJALA DIARE
Tanda-tanda awal dari penyakit diare adalah pasien menjadi gelisah dan cengeng, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja akan menjadi cair dan mungkin disertai dengan lendir ataupun darah. Warna tinja bisa lama-kelamaan berubah menjadi kehijau-hijauan karena tercampur dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya lecet karena seringnya defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat banyaknya asam laktat yang berasal darl laktosa yang tidak dapat diabsorbsi oleh usus selama diare. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan oleh lambung yang turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit. Bila penderita telah kehilangan banyak cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi mulai tampak. Berat badan turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubunubun besar menjadi cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering. Adapun gejala diare akut seperti berikut:
Fase prodromal (sindroma pra-diare) : pasien mengeluh penuh di abdomen, nausea,
vomitus, berkeringat dan sakit kepala.
Fase diare : pasien mengeluh diare dengan komplikasi (dehidrasi, asidosis, syok,
dan lain-lain), kolik abdomen, kejang dengan atau tanpa demam, sakit kepala.
Fase pemulihan : gejala diare dan kolik abdomen berkurang, disertai fatigue.
KLASIFIKASI DIARE
Dinyatakan bahwa berdasarkan banyaknya kehilangan cairan dan elektrolit dari tubuh, diare dapat dibagi menjadi :
Diare tanpa dehidrasi Pada tingkat diare ini penderita tidak mengalami dehidrasi
karena frekuensi diare masih dalam batas toleransi dan belum ada tanda-tanda dehidrasi.
20
Diare dengan dehidrasi ringan (3%-5%) Pada tingkat diare ini penderita
mengalami diare 3 kali atau lebih, kadangkadan g muntah, terasa haus, kencing sudah mulai berkurang, nafsu makan menurun, aktifitas sudah mulai menurun, tekanan nadi masih normal atau takikardia yang minimum dan pemeriksaan fisik dalam batas normal.
Diare dengan dehidrasi sedang (5%-10%) Pada keadaan ini, penderita akan
mengalami takikardi, kencing yang kurang atau langsung tidak ada, irritabilitas atau lesu, mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung, turgor kulit berkurang, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering, air mata berkurang dan masa pengisian kapiler memanjang (≥ 2 detik) dengan kulit yang dingin yang dingin d an pucat.
Diare dengan dehidrasi berat (10%-15%) Pada keadaan ini, penderita sudah
banyak kehilangan cairan dari tubuh dan biasanya pada keadaan ini penderita mengalami takikardi dengan pulsasi yang melemah, hipotensi dan tekanan nadi yang menyebar, tidak ada penghasilan urin, mata dan ubun-ubun besar menjadi sangat cekung, tidak ada produksi air mata, tidak mampu minum dan keadaannya mulai apatis, kesadarannya menurun dan juga masa pengisian kapiler sangat memanjang ( ≥ 3 detik) dengan kulit yang dingin dan pucat
Jenis Diare Menurut WHO (2005) diare dapat diklasifikasikan kepada: 1. Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari. 2. Disentri, yaitu diare yang disertai dengan darah. 3. Diare persisten, yaitu diare yang berlangsung l ebih dari 14 hari. 4. Diare yang disertai dengan malnutrisi berat.
Menurut Ahlquist dan Camilleri (2005), diare dibagi menjadi akut apabila kurang dari 2 minggu, persisten jika berlangsung selama 2-4 minggu, dan kronik jika berlangsung lebih dari 4 minggu. Lebih dari 90% penyebab diare akut adalah agen pen yebab infeksi dan akan disertai dengan muntah, demam dan nyeri pada abdomen. 10% lagi disebabkan oleh pengobatan, intoksikasi, iskemia dan kondisi lain. Berbeda dengan diare akut, penyebab diare yang kronik lazim disebabkan oleh penyebab non infeksi seperti allergi dan lain-lain.
7. Apa hubungan riwayat mengkonsumsi makanan laut dengan keluhan? 21
Jawab: Keluhan yang dialami pasien ialah diare bercampur lender dan darah disertai pusing, mual, muntah dan kram otot perut setelah sehari sebelum keluhan mengkonsumsi ikan dan kepiting. Diketahui bahwa keracunan pada hewan laut baru akan terjadi bila seseorang menyantap hewan laut yang mengandung racun, tidak bergantung apakah racun tersebut terdapat secara alami, terbentuk oleh kegiatan jasad renik tertentu, atau akumulasi dari zat pencemar di sekitarnya (air laut). Zat beracun dalam tubuh ikan terakumulasi di dalam jaringan / organ tertentu. Berdasarkan jaringan atau organ yang mengandung racun, ikan dibagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu: a) Jenis ichtyosarcotoxic (racun terkonsentrasi di dalam otot, kulit, hati, usus, dan jaringan lain termasuk zat lender pada tubuh ikan, kecuali gonad) b) Jenis ichtyootoxic (racun terkumpul di gonad : ovarium, testis, dan ovum) c) Jenis ichtyohemotoxic (racun terkandung di dalam darah)
8. Apa saja penyakit yang ditandai dengan diare bercampur lendir dan darah? Jawab: a. Disentri Disentri adalah infeksi pada usus yang menyebabkan diare yang disertai darah atau lendir. Diare merupakan buang air besar encer dengan frekuensi yang lebih sering dari biasanya. Di samping diare, gejala disentri lainnya meliputi kram perut, mual atau muntah, serta demam.
b. Ca Recti Carsinoma recti adalah keganasan yang menyerang pada daerah rektum. Keganasan ini banyak menyerang laki-laki usia 40-60 tahun, jenis keganasan yang terbanyak adalah adenoma carsinoma 65%. Kanker colorectal berasal dari jaringan kolon (bagian terpanjang di usus besar) atau jaringan rektum (beberapa inci terakhir di usus besar sebelum anus). 22
Sebagian besar kanker colorectal adalah adenocarcinoma(kanker yang dimulai di sel-sel yang membuat serta melepaskan lendir dan cairan lainnya).
c. Typhus Abdominalis Penyakit Typhus Abdominalis disebabkan oleh kuman Salmonella thyposa/Eberthella typhosa basil gram negatif yang bergerak dengan rambut getar dan tidak berspora dengan masa inkubasi 10-20 hari.. Kuman ini dapat hidup baik sekali pada suhu tubuh manusia maupun suhu yang lebih rendah sedikit serta mati pada suhu 700C maupun oleh antiseptik.
d. Crohn Disease Crohn’s disease merupakan penyakit inflamasi kronis transmural pada saluran cerna dengan etiologi yang tidak diketahui. Crohn’s disease dapat melibatkan setiap bagian dari saluran cerna mulai dari mulut hingga anus tetapi paling sering menyerang usus halus dan colon
e. Gastroenteritis Akut Gastroenterits atau diare akut adalah inflamasi lambung dan usus yang disebabkan oleh berbagai bakteri, virus, dan pathogen,yang di tandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair), Diare juga dapat terjadi pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir dan darah.
9. Apa penyebab bising usus meningkat?
10. Apa interpretasi tanda vital pada pasien? Jawab: Normal Tanda Vital umur 35 tahun a) Tekanan Darah
: 90/60 mmHg Hipotensi
95-140/60-90 mmHg
b) Nadi
: 120 x/menit Takikardia
50-80 x/menit
c) Pernafasan
: 22x/menit
d) Suhu
: 37,5 oC Febris ringan
Normal
23
16-20 x/menit o 36,6-37,2 C
Catatan
:
Oral
: 0,2 oC – 0,5 oC lebih rendah dari suhu rektal
Axilla
: 0,5 oC lebih rendah dari suhu oral
Pasien kemungkinan mengalami dehidrasi dilihat dari tanda adanya hipotensi dan takikardi, komplikasi diare yang dialami pasien.
11. Bagaimana prinsip penanganan keracunan makanan? 12. Bagaimana alur penegakkan diagnose pasien? 13. Apa diagnosis keluhan pasien? 14. Apa saja diagnosis banding keluhan pasien? Jawab:
Disentri. Disentri adalah diare yang disertai darah, terutama disebabkan oleh shigella sp., dan memerlukan antibiotic untuk pengobatan.
Gastroenteritis akut. Gastroenteritis akut adalah infeksi usus yang ditandai dengan diare, kram, mual, muntah, dan demam.
Ca Recti adalah suatu keadaan dimana terjadi pertumbuhan jaringan abnormal pada daerah rectum. Ditandai dengan BAB berdarah, berlendir, obstruksi saluran pencernaan dan nyeri perut.
15. Bagaimana tatalaksana pasien? Jawab: I.Stabilisasi ,untuk menyelamatkan jiwa
1.pembebasan jalan nafas 2.perbaikan fungsi pernafasan (ventilasi dan oksigenasi) 3.Perbaikan sistem sirkulasi darah II.Dekontaminasi (intervensi untuk menurunkan pemaparan terhadap racun,mengurangi
absorpsi dan mencegahkerusakan
24
Dekontaminasi
Gastrointestinal
dengan
cara
pemberian
bahan
pengikat
(karbon
aktif),pengenceran atau pengeluaran isi lambung dengan cara induksi muntah,aspirasi dan kubah lambung dapat mengurangi bahan toksik III.Eliminasi
1.Pengeluaran racun dalam darah yang beredar di darah jika sudah lebih dari 4 jam pada gastrointestinal 2.jika masih di saluran cerna diberikan arang aktif dosis 30-50 gram(0,5-1 gram/KgBB) tiap 4 jam per oral.
16. Apa komplikasi pada keracunan makanan? Jawab: Komplikasi serius yang paling umum dari keracunan makanan adalah dehidrasi , yaitu hilangnya cairan tubuh berupa air dan garam serta mineral penting dalam jumlah yang signifikan. Jika seorang dewasa yang sehat dan minum cukup cairan setiap harinya untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang karena muntah dan diare, dehidrasi seharusnya tidak menjadi masalah.
Bayi, orang dewasa yang lebih tua dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah atau mereka yang menderita penyakit kronis dapat mengalami dehidrasi parah ketika mereka kehilangan cairan lebih banyak dari yang dapat digantikan. Dalam hal ini, mereka mungkin perlu dirawat di rumah sakit dan menerima cairan infus. Dalam kasus ekstrim, dehidrasi dapat berakibat fatal.
Jika tidak diobati, keracunan makanan bisa berakibat fatal dan mungkin akan menyebabkan hal-hal di bawah ini:
Dehidrasi berat
: Hilanya sejumlah besar cairan dan elektrolit tubuh.
Sindrom Uremik Hemolitik
: Suatu kondisi dimana tubuh tidak memiliki cukup
air dan menyebabkan penumpukan urea dalam tubuh yang menyebabkan gagal ginjal. 25
Arthritis reaktif
: Ini adalah suatu kondisi di mana sendi menjadi
meradang karena infeksi gastrointestinal. Pericarditis:
Peradangan
pada
jaringan
yang
membungkus
jantung
Sumber: Keracunan Makanan : Ciri-Ciri, Gejala, Pengobatan - Mediskus
Komplikasi yang kurang umum tetapi lebih serius tergantung pada bakteri yang menyebabkan keracunan makanan. Ini mungkin termasuk radang sendi ,masalah perdarahan,masalah ginjal ,kerusakan pada sistem saraf, dan bengkak atau iritasi pada jaringan di sekitar jantung. Sumber ; Sodha et al 2014
17. Bagaimana prognosis pada keluhan pasien? Jawab: Prognosisnya akan baik apabila pada pasien tersebut mendapatkan penanganan yang cepat dan adekuat
18. Bagaimana pencegahan dan edukasi terhadap penyakit pasien? Jawab: A. Berdasarkan WHO pencegah keracunan makanan adalah sebagai berikut: 1. Cuci tangan bersih-bersih sebelum mengolah makanan dan setelah setiap istirahat 2. Menghindari kontak antara bahan mentah dan makanan matang, karena makanan matang yang aman dapat menjadi tercemar lewat kontak dengan bahan makan mentah. 3. Memasak makanan sampai matang, karena banyak bahan makanan yang tercemar oleh organisme penyebab penyakit. 4. Makan makan yang dimasak segera. Jika makanan dingin pada suhu ruangan maka mikroba dapat berkembang biak.
26
5. Menyimpanan makanan yang sudah dimasak dengan hati-hati, karena makanan yang disiapkan lebih cepat atau sisa harus disimpan baik dalam keadaan panas atau dingin. 6. Memanaskan kembali makanan sepenuhnya, karena cara ini merupakan perlindungan paling baik terhadap mikroba yang mungkin berkembang biak selama penyimpanan. 7. Menjaga agar semua peralatan dapur selalu bersih. B. Edukasi yang dapat diberikan pada pasein tersebut adalah: 1. kurangi konsumsi makanan laut 2. Hindari konsumsi kerang mentah karena mengkonsumsi kerang dalam keadaan mentah akan meningkatkan resiko keracunan makanan lebih tinggi meskipun lebih nikmat dan lebih segar seperti menyantap tiram 3. Hindari makanan tidak dipasturasi karena beberapa jenis makanan dan minuman yang sudah melewati tahap pasturasi lebih aman dikonsumsi karena proses membunuh kuman sudah dilakukan 4. Hindari serangga dan hewan, makanan lebih mudah terkontaminasi oleh hama dan juga hewan sehingga jauhi makanan yang akan anda makan dari beberapa hewan tersebut agar terhindar dari keracunan makanan. 5. Memeriksa tanggal kedaluwarsa makanan karena semua jenis makanan harus secepatnya dikonsumsi sebelum melewati tanggal kedaluwarsa dalam kemasan karena ada bahaya makanan kadaluarsa yang mengancam tubuh 6. Menjaga suhu makanan, makanan panas tetap harus selalu dalam kondisi panas begitu juga dengan makanan dingin yang harus tetap dalam kondisi dingin. Bakteri bisa berkembang dengan pesat pada temperatur 4 derajat celcius dan juga 60 derajat celcius sehingga menjaga suhu makanan menjadi hal penting agar terhindar dari keracunan makanan. 27
7. Masak makanan sampai matang dengan memasak makanan sampai makanan matang menjadi bagian penting untuk menghindari keracunan khususnya untuk olahan daging merah, unggas dan juga telur yang lebih beresiko. Masak beberapa makanan tersebut sampai benar benar matang supaya kuman yang terdapat didalamnya bisa mati.
28
DAFTAR PUSTAKA
1. Dorland, W. A. Newman. Dorland’s Ilustrated Medical Dictionary. 31th Ed. Jakarta: EGC. 2010 2. Siti Setiati dkk. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi VI. Jakarta. Interna Publishing. Hal 1894-1895 3. Hasler WL, Owyang C. Approch to the patient with gastrointestinal disease . In : Kasper DL, Braunwald E, Fauci AS, Hauser SL (eds) Harrison’s Principles of Internal Medicine. 16th ed. McGraw-Hill. New York 2005 : 1725-9. 4. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi VI Hal: 571 5. Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan jilid 1.PT.Gramedia pustaka utama, jakarta.
29