1
Tugas 1 Metodologi Konstruksi Pondasi
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Be Belakang
PLAXIS 2D adalah program elemen hingga dua-dimensi, yang dikembangkan untuk analisis analisis deformas deformasii , stabilitas dan dan aliran air tanah tanah dalam dalam rekayasa rekayasa geoteknik geoteknik . PLAXIS PLAXIS 2D adalah bagian dari rangkaian produk-produk PLAXIS , paket program elemen hingga yang digunakan di seluruh dunia untuk desain desain dan rekayasa geoteknik. geoteknik. Perkembangan Perkembangan PLAXIS dimulai pada tahun 1987 di Delft University of Technology sebagai inisiatif
dari
Kementerian
Pekerjaan Pekerjaan
Umum
dan
Pengelolaan Pengelolaan
Air
(Rijkswaterstaat) Belanda. Tujuan semula semula adalah adalah untuk mengembangkan mengembangkan kode kode elemen elemen hingga 2D yang mudah digunakan untuk analisis tanggul sungai di tanah lunak dari dataran rendah Belanda. Belanda. Dalam beberapa tahun tahun berikutnya, PLAXIS telah diperluas diperluas untuk mencakup sebagian besar wilayah lain untuk rekayasa geoteknik. Karena aktifitas terus berkembang, berkembang, perusahaan PLAXIS (Plaxis bv) dibentuk pada tahun 1993. Dengan PLAXIS 2D geometri model dapat dengan mudah didefinisikan dalam mode tanah dan struktur, setelah model padat independen secara otomatis dapat dipotong dan menyatu. Modus konstruksi dipentaskan memungkinkan untuk simulasi proses konstruksi dan penggalian dengan mengaktifkan dan menonaktifkan cluster tanah dan obyek struktural. Perhitungan kernel memungkinkan simulasi realistis dari linear, waktu perilaku non tergantung dan anisotropik tanah dan / atau rock. Karena tanah merupakan bahan multi-fase, prosedur khusus khusus memungkinkan memungkinkan untuk perhitungan perhitungan yang berhubungan dengan dengan tekanan hidrostatik pori hidrostatik dan non dalam tanah. Output terdiri dari rangkaian
Magister Terapan Rekayasa Infrastruktur Politeknik Negeri Bandung 2018
Alpin Maulidin 171158002
2
Tugas 1 Metodologi Konstruksi Pondasi
lengkap dari alat visualisasi untuk memeriksa rincian model tanah-struktur 2D bawah tanah. PLAXIS 2D adalah program geoteknik user friendly menawarkan fleksibel dan interoperable geometri, simulasi realistis dari tahap konstruksi, perhitungan kernel kuat dan dapat diandalkan, dan pasca-pengolahan komprehensif dan rinci, sehingga solusi lengkap untuk desain geoteknik harian Anda dan analisis. Fitur Umum
Modelling: ·
Logical alur kerja geoteknik
·
Antarmuka pengguna grafis yang mudah digunakan
·
Elemen struktural; struktural; piring, geogrids dan dan jangkar, tertanam tertanam tumpukan baris baris
·
Engsel dan rotasi springs
·
Kombinasi Unlimited pasukan titik dan gardu distribusi
·
Fasilitas Fasilitas impor CAD CAD (VIP)
·
SoilTest
·
Analisis Inverse parameter material (optimasi parametrik).
·
Pendekatan Pendekatan desain (Eurocode 7, LRFD, dll)
Material Model: ·
Elastis Linear
·
Mohr-Coulomb
·
Pengerasan Tanah
·
HS regangan Kecil kekakuan
·
Tanah lunak Magister Terapan Rekayasa Infrastruktur Politeknik Negeri Bandung 2018
Alpin Maulidin 171158002
3
Tugas 1 Metodologi Konstruksi Pondasi
·
Lembut merayap Tanah
·
Jointed Batu
·
Modified Cam Tanah Liat
·
NGI-ADP (VIP)
·
Hoek-Brown (VIP)
·
Sekiguchi-Ohta, kental & inviscid (VIP)
·
Ditetapkan Pengguna Tanah Model (VIP)
Perhitungan: ·
Nyaman dan intuitif Tahap explorer
·
Bedakan antara perhitungan, analisis konsolidasi-, dan keamanan Plastik
·
Regenerasi Otomatis tahap konstruksi
·
Prosedur perhitungan yang terbukti dan kuat
· Komputasi multicore (VIP) · Fasilitas untuk perhitungan aliran air tanah steady-state, termasuk parameter yang
berhubungan dengan aliran material, kondisi batas, saluran air dan sumur.
Hasil: ·
Penilaian yang realistis dari tekanan dan perpindahan
·
Kontur, shading, iso-permukaan dan vektor plot
·
Laporan dan film yang luas Generator
·
Kekuatan struktural dalam volume
·
Plot Anotasi
·
Curve Manajer
·
Petunjuk box Magister Terapan Rekayasa Infrastruktur Politeknik Negeri Bandung 2018
Alpin Maulidin 171158002
4
Tugas 1 Metodologi Konstruksi Pondasi
1.2
·
Hasil Angkatan View
·
Hasil perhitungan Preview
·
Animasi (penciptaan AVI files)
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan Laporan Tugas Plaxis 2D Versi 8.6 adalah : 1. Melakukan analisis permodelan Latihan 1 - Lereng Galian (Stabilitas Lereng) menggunakan aplikasi plaxis 2D Versi 8.6 2. Melakukan analisis permodelan Latihan 2 - Lereng Timbunan (Konsolidasi dan Stabilitas Lereng) menggunakan aplikasi plaxis 2D Versi 8.6 3. Melakukan analisis permodelan Latihan 3 – Perbaikan Tanah Menggunakan PVD (Konsolidasi dan Slope Stability) menggunakan aplikasi plaxis 2D Versi 8.6 4. Melakukan analisis permodelan Latihan 4 – Galian Dalam (Contoh Kasus Shetpile) menggunakan aplikasi plaxis 2D Versi 8.6 5. Melakukan analisis permodelan Latihan 5 – Pondasi Dangkal (Penurunan Pondasi Lingkaran pada Lapisan Pasir) menggunakan aplikasi plaxis 2D Versi 8.6 6. Melakukan analisis permodelan Latihan 6 – Pondasi Dalam menggunakan aplikasi plaxis 2D Versi 8.6 7. Melakukan analisis permodelan Latihan 7 – Penurunan Akibat Konstruksi Terowongan menggunakan aplikasi plaxis 2D Versi 8.6
Magister Terapan Rekayasa Infrastruktur Politeknik Negeri Bandung 2018
Alpin Maulidin 171158002
5
Tugas 1 Metodologi Konstruksi Pondasi
1.3
Tujuan Laporan
Penulisan laporan ini bertujuan untuk melakukan dan menganalisis permodelan geometrik dengan menggunakan PLAXIS 2D Versi 8.6, permodelan yang dilakukan sesuai dengan latihan no 1 sampai dengan latihan no 7 pada modul “ Pelatihan Plaxis Versi 8”.
Magister Terapan Rekayasa Infrastruktur Politeknik Negeri Bandung 2018
Alpin Maulidin 171158002
6
Tugas 1 Metodologi Konstruksi Pondasi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bagian ini akan
menjelaskan tentang beberapa notasi dan dasar-dasar dari
penggunaan program PLAXIS. Pada modul pelatihan, menu yang terdapat pada plaxis dicetak miring. Kapanpun tombol pada keyboard atau tombol teks pada layar harus ditekan.diindikasikan dalam nama dan tanda kurung (contoh tombol ).
2.1
Instalasi Plaxis Versi 8.6
Dalam melakukan instalasi, pengguna dapat mengikuti langkah-langkah yang tertera pada jendela informasi yang tertera pada proses install. 2.2
Aspek Permodelan
Dalam tiap kali pemodelan baru yang akan dilakukan, langkah awal yang harus dilakukan yaitu membuat geometri. Geometri yang dibuat merupakan geometri dalam bentuk 2 Dimensi yang menggambarkan dari kondisi nyata dalam bentuk 3 dimensi. Model geometri yang digambarkan harus sesuai dengan kondisi di lapangan, baik itu jumlah laisan tanah, struktur dari permukaan tanah, tahap konstruksi dan pembebanannya. · Points : Titik dari awal dan akhir sebuah garis. Points juga dapat digunakan untuk menentukan posisi angkur, titik beban, titik dari kondisi batas dan
local
refinementdalam jaring-jaring elemen. · Lines : Lines digunakan untuk menetapkan batas-batas fisik dari geometri yang akan dibuat seperti dinding atau kerangka, pemisah dari lapisan tanah atau tahap dari lapisan konstruksi.
Magister Terapan Rekayasa Infrastruktur Politeknik Negeri Bandung 2018
Alpin Maulidin 171158002
7
Tugas 1 Metodologi Konstruksi Pondasi
· Clusters : Clusters merupakan area penuh yang terbuat dari garis yang saling terhubung menggunakan lines. PLAXIS secara otomatis menentukan area dari pertemuan antar garis yang membentuk suatu objek tertutup.
Dengan adanya
clusters, property tanah akan dianggap homogen.Setelah membuat model geometri, secara otomatis elemen hingga pada geometri tersebut akan terbentuk berdasarkan pada komposisi dari lapisan tanah yang terindentifikasi. · Elements : Berdasarkan dari terbentuknya jaring elemen, cluster akan terbagi menjadi elemen-elemen segituga. Pilihan dari elemen tersebut dapat ditentukan berdasarkan 2 jenis elemen yaitu
15-node elements
dan
6-node elements.
Penggunaan 15-node elements akan memberikan hasil yang lebih akurat pada hasil perhitungan tegangan maupun keruntuhan. Pilihan lain model elemen yaitu 6-node triangles tersedia untuk perhitungan cepat terhadap serviceability states. · Nodes :15-node element terdiri atas 15 nodes dan segitiga 6-node terdiri dari 6 nodes. Penyebaran terhadap kedua nodes dapat dilihat pada gambar 2.1. Stress points:Berbeda dengan perpindahan, tegangan dan regangan dihitung secara individual dengan intregrasi Gaus. Untuk 15-node, segitiga elemen terdiri dari 12 titik tegangan seperti pada gambar 2.1a. dan untuk 6-node, segitiga elemen terdiri dari 3 point tegangan seperti pada gambar 2.1b.
Magister Terapan Rekayasa Infrastruktur Politeknik Negeri Bandung 2018
Alpin Maulidin 171158002
8
Tugas 1 Metodologi Konstruksi Pondasi
Gambar 2.1 : Nodes dan Titik Tegangan Modul Pelatihan Plaxis Versi 8
2.3
Latihan Permodelan Analisis Geometri Menggunakan Plaxis Versi 8.6
Analisis permodelan yang dilakukan berupa analisis geometri terhadap beberapa kondisi tanah, dimulai dari stabilitas lereng hingga stabilitas terowongan. Latihan analisis permodelan berdasarkan pada modul “ Pelatihan Plaxis Versi 8”. 2.3.1 Latihan 1 - Lereng Galian (Stabilitas Lereng)
Latihan 1 ini mengilustrasikan program PLAXIS untuk menganalisis suatu galian tanah. Galian yang dilakukan terhadap suatu penampang datar hingga membentuk kemiringan 1:2. Dalam kasus ini akan dicoba analisis terhadap stabilitas lereng yang terbentuk dari hasil galian. Perlapisan tanah yang dimodelkan diasumsikan lempung homogen dan muka air tanah diasumsikan tidak ada/ berada di bawah dasar perencanaan galian. Magister Terapan Rekayasa Infrastruktur Politeknik Negeri Bandung 2018
Alpin Maulidin 171158002
9
Tugas 1 Metodologi Konstruksi Pondasi
2.3.2 Latihan 2 - Lereng Timbunan (Konsolidasi dan Stabilitas Lereng)
Latihan 2 akan memodelkan konstuksi timbunan untuk perencanaan jalan raya. Pada analisis kali ini akan dicoba pemodelan terhadap konsolidasi yang terjadi akibat adanya timbunan serta nilai faktor keamanan yang akan di dapat.
Gambar 2.2 : Situasi Timbunan Jalan di atas Tanah Lunak Modul Pelatihan Plaxis Versi 8
Gambar 2.2 menunjukkan potongan melintang dari kondisi timbunan jalan yang akan dimodelkan. Timbunan memiliki lebar 16 meter dengan tinggi 4 meter. Kemiringan lereng timbunan yaitu 1:3. Kasus kali ini timbunan dianggap si metris terhadap panjangnya sehingga hanya dibutuhkan 1 pemodelan saja untuk mewakili panjang keseluruhan timbunan. Timbunan yang digunakan merupakan tanah pasir. Tanah keras berada 6 meter dibawah permukaan tanah eksisting. Sedalam 3 meter dari permukaan dimodelkan tanah gambut dan sedalam 3 meter setelah tanah gambut yaitu tanah lempung. Muka air tanah dianggap berada tepat di permukaan tanah asli. Dibawah tanah lunak merupakan dense soil dan tidak dimasukkan ke dalam pemodelan.
Magister Terapan Rekayasa Infrastruktur Politeknik Negeri Bandung 2018
Alpin Maulidin 171158002
10
Tugas 1 Metodologi Konstruksi Pondasi
2.3.3 Latihan 3 - Perbaikan Tanah Menggunakan PVD (Konsolidasi dan Slope Stability)
Latihan 3 merupakan pengembangan materi dari latihan 2. Pengguna dapat membuka file Latihan 2 yang sudah disimpan sebelumnya. Jika pada latihan 2 dilakukan analisis terhadap perhitungan nilai faktor keamanan dan bidang gelincir pada timbunan dan konsolidasi, pada latihan 3 ini akan dicoba perbaikan tanah timbunan dengan menerapkan PVD.
Gambar 2.3 : Situasi Timbunan Dengan Penambahan Material PVD Modul Pelatihan Plaxis Versi 8
2.3.4 Latihan 4 - Galian Dalam (Contoh Kasus Shetpile)
Latihan
4 akan
memberikan ilustrasi tentang penggunaan PLAXIS dalam
melakukan analisis konstruksi galian yang berada di bawah elevasi muka air tanah. Latihan ini membahas tentang suatu konstuksi galian yang dilakukan di dekat sungai. Penggalian dilakukan untuk melakukan konstruksi suatu terowongan berupa pemasangan segmensegmen terowongan yang telah difabrikasi sebelumnya. Galian akan dilakukan dengan lebar 30 meter dan kedalaman 20 meter. Terowongan tersebut memanjang dalam arah longitudinal pada jarak yang cukup panjang, sehingga model regangan bidang dapat
Magister Terapan Rekayasa Infrastruktur Politeknik Negeri Bandung 2018
Alpin Maulidin 171158002
11
Tugas 1 Metodologi Konstruksi Pondasi
digunakan. Sisi galian didukung oleh dinding diafragma sedalam 30 meter, yang didukung oleh penyangga horizontal setiap interval 5 meter. Beban permukaan yang bekerja sepanjang galian juga diperhitungkan. Beban bekerja mulai jarak 2 meter hingga 7 meter 2
dari dinding diafragma sebesar 5 kN/m /m. Lapisan tanah asal setebal 20 meter merupakan tanah lempung lunakm yang dimodelkan sebagai lapisan lempung yang homogen. Di bawah lapisan terdapat lapisan pasir yang lebih padat hingga kedalaman yang cukup dalam.
Gambar 2.4 : Model Geometri dari Situasi di bawah Elevasi Muka Air Modul Pelatihan Plaxis Versi 8
Batas bawah dari model yang akan dianalisis diambil sebesar 40 meter dari permukaan tanah. Karena geometri adalah simetris, maka analisis akan dilakukan hanya pada setengah (sisi kiri) bagian saja dari geometri. Analisis dilakukan dengan 3 tahapan yang berbeda. Dinding diafragma dimodelkan sebagai pelat. Interaksi antara dinding dengan tanah dimodelkan pada kedua sisi dari dinding dengan menggunakan menu interface. Interface memngkinkan adanya reduksi dari gesekan dinding terhadap gesekan pada tanah. Penyangga horizontal dimodelkan oleh sebuah elemen pegas dimana kakakuan normal merupakan parameter masukan yang diperlukan. Magister Terapan Rekayasa Infrastruktur Politeknik Negeri Bandung 2018
Alpin Maulidin 171158002
12
Tugas 1 Metodologi Konstruksi Pondasi
2.3.5 Latihan 5 - Pondasi Dangkal (Penurunan Pondasi Lingkaran pada Lapisan Pasir)
Pada latihan 5, akan dicoba analisis terkait penurunan suatu pondasi berbentuk lingkaran yang dibangun di atas lapisan pasir. Sebuah pondasi berbentuk lingkaran dengan jari-jari 1 meter diletakkan di atas pasir dengan ketebalan lapisan 4 meter. Di bawah lapisan pasir merupakan lapisan batu dengan kedalaman yang sangat dalam. Tujuan dari latihan ini adalah untuk memperoleh perpindahan dan tegangan-tegangan dalam tanah yang diakibatkan oleh beban yang diberikan pada pondasi. Perhitungan dilakukan baik untuk pondasi yang rigid atau kaku maupun pondasi yang fleksibel. Geometri dari model elemen hingga untuk kedua situasi ini adalah sama. Lapisan batu tidak diikutsertakan dalam model, melainkan diterapkan sebagai kondisi batas pada dasar dari lapisan pasir. Agar dapat menggambarkan berbagai mekanisme yang mungkin terjadi dalam lapisan pasir tersebut dan untuk menghindari pengaruh dari kondisi batas, maka model diperbesar dalam arah horisontal hingga radius 5 m.
Gambar 2.5 : Geometri Dari Pondasi Lingkaran Pada Tanah Pasir Modul Pelatihan Plaxis Versi 8
Magister Terapan Rekayasa Infrastruktur Politeknik Negeri Bandung 2018
Alpin Maulidin 171158002
13
Tugas 1 Metodologi Konstruksi Pondasi
2.3.6 Latihan 6 – Pondasi Dalam
Latihan ini akan memodelkan suatu konstruksi pondasi dalam (tiang beton) yang dipasang sedalam lapisan tanah pasir homogen dengan panjang 11 meter (lihat gambar 2.6). Tiang pondasi memiliki diameter 0.4 meter.
Pemodelan akan dilakukan degan model
Axisimetry dan elemen 15-Nodes.
Gambar 2.6 : Situasi Pemasangan Pondasi Modul Pelatihan Plaxis Versi 8
2.3.7 Latihan 7 – Penurunan Akibat Konstruksi Terowongan
PLAXIS mempunyai fasilitas khusus untuk pembuatan
terowongan dengan
penampang lingkaran maupun non-lingkaran serta simulasi proses konstruksi terowongan. Dalam bab ini akan dibahas suatu konstruksi dari terowongan dengan shield pada tanah dengan
konsistensi lunak-sedang dan pengaruhnya pada pondasi tiang.
Terowongan
dengan shield dikerjakan dengan menggali tanah di depan mesin pembor terowongan atau TBM (tunnel boring machine) dan memasang dinding terowongan (lining) dibelakangnya.
Magister Terapan Rekayasa Infrastruktur Politeknik Negeri Bandung 2018
Alpin Maulidin 171158002
14
Tugas 1 Metodologi Konstruksi Pondasi
Gambar 2.7 : Situasi Pemasangan Pondasi Modul Pelatihan Plaxis Versi 8
Pada prosedur pemboran seperti ini, tanah umumnya tergali secara berlebih, yaitu bahwa luas penampang melintang final yang digunakan oleh terowongan selalu lebih kecil dibandingkan dengan luas penampang tanah yang digali. Walaupun tindakanpencegahan telah dilakukan untuk mengisi celah ini, namun redistribusi dari tegangandan deformasi dalam tanah akibat proses konstruksi terowongan tidak dapat dihindari. Untuk menghindari terjadinya kerusakan pada bangunan maupun pondasi yang telah ada diatasnya, perlu untuk memprediksi efek-efek ini serta mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan. Analisis semacam ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode elemen hingga. Pelajaran ini menunjukkan contoh dari analisis tersebut. Terowongan dalam pelajaran ini mempunyai
diameter 5.0 m dan berada pada
kedalaman rata-rata 20 m. Profil tanah menunjukkan empat buah lapisan yang berbeda. 13 m pertama merupakan tanah lempung lunak dengan kekakuan yang meningkat kurang lebih secara linier terhadap kedalaman tanah. Di bawah lapisantersebut terdapat lapisan
Magister Terapan Rekayasa Infrastruktur Politeknik Negeri Bandung 2018
Alpin Maulidin 171158002
15
Tugas 1 Metodologi Konstruksi Pondasi
pasir halus setebal 2.0 m. Lapisan ini digunakan sebagai lapisan pendukung dari pondasi-pondasi tiang kayu tua dari rumah-rumah tradisional. Pondasi tiang dari bangunan-bangunan tersebut dimodelkan berada di dekat terowongan. Perpindahan dari tiang-tiang ini dapat menyebabkan kerusakan pada bangunan-bangunan tersebut, yang jelas sangat tidak diinginkan. Di bawah lapisan pasir terdapat lapisan lempung kelanauan setebal 5.0 m. Lapisan tersebut merupakan salah satu lapisan tanah dimana terowongan akandikonstruksikan. Lapisan tanah yang lain dimana terowongan akan dibuat adalah lapisan pasir, yang merupakan lapisan pasir padat bercampur kerikil dan sangat kaku. Dalam model elemen hingga, lapisan ini hanya dimodelkan setebal 5.0 m saja. Lapisan yang
lebih dalam lagi dianggap sangat kaku dan dimodelkan sebagai kondisi batas.
Distribusi tekanan air pori adalah hidrostatik. Garis freatik berada pada elevasi 3 m di bawah permukaan tanah (pada elevasi y = 0 m). Karena situasi permasalahan kurang-lebih simetris, maka hanya setengahnya (bagian kanan) saja yang diterapkan dalam model regangan bidang. Dari koordinat awal terowongan, model melebar ke arah horizontal hingga sejauh 30 m. Elemen dengan 15 titik nodal digunakan untuk contoh ini.
Magister Terapan Rekayasa Infrastruktur Politeknik Negeri Bandung 2018
Alpin Maulidin 171158002
16
Tugas 1 Metodologi Konstruksi Pondasi
BAB III HASIL ANALISIS
3.1
Analisis Latihan 1 - Lereng Galian (Stabilitas Lereng)
Gambar 3.1 : Total Displacement Increments Menunjukan Indikasi Mekanisme Keruntuhanyang Terjadi Pada Pemodelan 3.2
Analisis Latihan 2 - Lereng Timbunan (Konsolidasi dan Stabilitas Lereng)
Gambar 3.2 : Bidang Gelincir Pada Plastic Analysis Atau Pada Saat Timbunan Biasa
Magister Terapan Rekayasa Infrastruktur Politeknik Negeri Bandung 2018
Alpin Maulidin 171158002
17
Tugas 1 Metodologi Konstruksi Pondasi
Gambar 3.3 : Bidang Gelincir Pada Saat Consolidation Analysis
3.3
Analisis Latihan 3 - Perbaikan Tanah Menggunakan PVD (Konsolidasi dan Slope Stability)
Gambar 3.4 Bidang Gelincir Timbunan Tanpa PVD
Magister Terapan Rekayasa Infrastruktur Politeknik Negeri Bandung 2018
Alpin Maulidin 171158002
18
Tugas 1 Metodologi Konstruksi Pondasi
Gambar 3.5 : Bidang Gelincir Timbunan Dengan PVD
Gambar 3.7: Kurva Perbandingan Waktu Dan Besar Penurunan
Magister Terapan Rekayasa Infrastruktur Politeknik Negeri Bandung 2018
Alpin Maulidin 171158002
19
Tugas 1 Metodologi Konstruksi Pondasi
Gambar 3.8 Waktu Vs Excess Pore Pressure Kondisi Dengan Dan Tanpa PVD (Penggunaan PVD Mempercepat Waktu Keluarnya Tekanan Air Pori) 3.4
Analisis Latihan 4 - Galian Dalam (Contoh Kasus Shetpile)
Gambar 3.9 : Jaring Elemen Terdeformasi Setelah Penggalian Di B Awah Muka Air
Magister Terapan Rekayasa Infrastruktur Politeknik Negeri Bandung 2018
Alpin Maulidin 171158002
20
Tugas 1 Metodologi Konstruksi Pondasi
Gambar 3.10 : Tegangan-Tegangan Utama Setelah Penggalian
Gambar 3.11 : Momen Lentur Pada Dinding
Magister Terapan Rekayasa Infrastruktur Politeknik Negeri Bandung 2018
Alpin Maulidin 171158002
21
Tugas 1 Metodologi Konstruksi Pondasi
Gambar 3.12 : Kurva Beban-Perpindahan Untuk Defleksi Dinding 3.5
Analisis Latihan 5 - Pondasi Dangkal (Penurunan Pondasi Lingkaran pada Lapisan Pasir)
Gambar 3.13 : Total Displacement Dengan Tampilan Contour Lines
Magister Terapan Rekayasa Infrastruktur Politeknik Negeri Bandung 2018
Alpin Maulidin 171158002
22
Tugas 1 Metodologi Konstruksi Pondasi
Gambar 3.14 : Tegangan Utama Yang Terjadi Dalam Pemodelan
Gambar 3.15 : Kurva Perbandingan Beban Vs Perpindahan Pada Pondasi
Magister Terapan Rekayasa Infrastruktur Politeknik Negeri Bandung 2018
Alpin Maulidin 171158002
23
Tugas 1 Metodologi Konstruksi Pondasi
3.6
Analisis Latihan 6 - Pondasi Dalam
Gambar 3.14 : Tegangan Utama Yang Terjadi Pada Pemodelan Pondasi Dalam
Magister Terapan Rekayasa Infrastruktur Politeknik Negeri Bandung 2018
Alpin Maulidin 171158002
24
Tugas 1 Metodologi Konstruksi Pondasi
Gambar 3.15 : Kurva Perbandingan Beban Vs Penurunan 3.7
Analisis Latihan 7 - Penurunan Akibat Konstruksi Terowongan
Gambar 3.16 : Jaring Elemen Terdeformasi Setelah Konstruksi Terowongan
Magister Terapan Rekayasa Infrastruktur Politeknik Negeri Bandung 2018
Alpin Maulidin 171158002
25
Tugas 1 Metodologi Konstruksi Pondasi
Gambar 3.17 : Kondisi Tegangan Efektif Setelah Konstruksi Terowongan
Gambar 3.18 : Momen Lentur Dalam Dinding Terowongan Setelah Tahap Ketiga
Magister Terapan Rekayasa Infrastruktur Politeknik Negeri Bandung 2018
Alpin Maulidin 171158002
26
Tugas 1 Metodologi Konstruksi Pondasi
Gambar 3.19 : Gaya Aksial Dalam Dinding Terowongan Setelah Tahap Ketiga
Magister Terapan Rekayasa Infrastruktur Politeknik Negeri Bandung 2018
Alpin Maulidin 171158002
27
Tugas 1 Metodologi Konstruksi Pondasi
BAB IV PENUTUP 4.1
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis geometri yang dilakukan untuk berbagai jenis kondisi menggunakan aplikasi plaxis versi 8.6, didapatkan simpulan sebagai berikut : 1.
Dari analisis yang telah dilakukan untuk Lereng Galian (Stabilitas Lereng), didapatkan nilai SF sebesar 2,626.
2.
Dari analisis yang dilakukan untuk Lereng Timbunan (Konsolidasi dan Stabilitas Lereng), didapatkan nilai SF timbunan tanpa konsolidasi adalah 2,499 dan nilai SF timbunan dengan konsolidasi adalah 2,921.
3.
Dari analisis yang dilakukan untuk Perbaikan Tanah Menggunakan PVD (Konsolidasi dan Slope Stability), didapatkan nilai SF konsolidasi adalah 2,897 dan nilai SF hasil PVD adalah 2,865.
4.
Dari analisis yang dilakukan untuk Galian Dalam (Contoh Kasus Shetpile), dari kurva beban perpindahan Berkurangnya mengindikasikan
kemiringan terjadinya
untuk defleksi dinding ( Gambar 3.12).
dari
kurva
peningkatan
pada
tahap
deformasi
yang
plastis.
terakhir Walaupun
demikian hasil perhitungan menunjukkan bahwa galian masih stabil pada akhir konstruksi. 5.
Dari hasil analisis yang dilakukan untuk Pondasi Dangkal (Penurunan Pondasi Lingkaran pada Lapisan Pasir). Pengaruh kekasaran jaring elemen dalam hasil komputasi akan lebih berpengaruh pada model axi -simetri. Namun, jika jaring elemen yang digunakan sama, maka hasil komputasi dari kedua jenis model tidak akan jauh berbeda. Magister Terapan Rekayasa Infrastruktur Politeknik Negeri Bandung 2018
Alpin Maulidin 171158002
28
Tugas 1 Metodologi Konstruksi Pondasi
6.
Dari analisis yang dilakukan untuk Pondasi Dalam. Didapatkan kurva antara beban dan penurunan yang terjadi pada pondasi dalam ( Gambar 3.15).
7.
Dari
analisis
yang
dilakukan
untuk Penurunan
Akibat
Terowongan. Ampilan dari kondisi tegangan efektif pada
Konstruksi
Gambar 3.17
menunjukkan terjadinya efek busur atau arching effect diseputar terowongan. Arching
ini mereduksi tegangan yang bekerja pada dinding terowongan.
Hasilnya, gaya aksial pada tahap ini akan lebih rendah dari pada tahap perhitungan kedua. Walapun demikian, momen lentur yang bekerja lebih besar Gambar 3.18 dan 3.19. Pengaruh dari kontraksi terowongan pada pondasi
tiang dapat dilihat dengan menampilkan tegangan geser relatif atau dari perpindahan kaki tiang
Magister Terapan Rekayasa Infrastruktur Politeknik Negeri Bandung 2018
Alpin Maulidin 171158002