LAPORAN ANGKA KEJADIAN INFEKSI RUMAH SAKIT TRIWULAN I PERIODE JANUARI s/d FEBRUARI TAHUN 2017
KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG TAHUN 2017
KATA PENGANTAR LAPORAN KOMITE PPI
1
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, penulis panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan “Laporan Triwulan Angka Kejadian Infeksi di RSUD Kota Padang Panjang tahun 2017”. Laporan Angka Kejadian Infeksi RSUD Kota Padang Panjang ini dibuat sebagai upaya dalam mendapatkan data infeksi rumah sakit, menurunkan laju infeksi rumah sakit, identifikasi dini KLB infeksi rumah sakit, memenuhi standar mutu pelayanan medis dan keperawatan dan untuk memenuhi akreditasi RSUD Kota Padang Panjang. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus disampaikan kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam pengumpulan data dan informasi sehingga laporan ini bisa diselesaikan tepat pada waktunya. Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar laporan ini mencapai kesempurnaan. Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi pelayanan kesehatan di RSUD Kota Padang Panjang. Padang Panjang, April 2017 Ketua Komite PPI RSUD Kota Padang Panjang
dr.Mahda Rahim Sp.PK DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................
i
LAPORAN KOMITE PPI
2
DAFTAR ISI ......................................................................................... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang................................................................. B. Rumusan Masalah............................................................ C. Tujuan Penelitian............................................................. D. Manfaat Penelitian........................................................... E. Ruang Lingkup................................................................ BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Pencegahan dan Pengendailian Infeksi............................ 1. Falsafah dan Tujuan..................................................... 2. Administrasi dan Pengelolaan...................................... 3. Organisasi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi....... 4. Prinsip Pencegahan Infeksi dan Strategi...................... B. Konsep Infeksi Luka Operasi.......................................... 1.. Definisi Infeksi Luka Operasi..................................... 2.. Kriteria Infeksi Luka Operasi..................................... 3.. Etiologi Infeksi Luka Operasi..................................... 4.. Patofisiologi Infeksi Luka Operasi............................. 5.. Rantai Penularan Infeksi............................................. 6.. Petunjuk Surveilans Infeksi Luka Operasi.................. 7.. Tanda-tanda Infeksi Luka Operasi.............................. 8.. Pencegahan Infeksi Luka Operasi............................... 9.. Mempercepat Penyembuhan Luka............................` C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Infeksi Luka Operasi ........................................................................... D. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka Operasi. ........................................................................... E. Proses Penyembuhan Luka.............................................. F. Kerangka Teori................................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian............................................................... B. Tempat dan Waktu Penelitian.......................................... C. Populasi dan Partisipan.................................................... D. Etika Penelitian................................................................ E. Teknik Pengumpulan Data............................................... F. Instrumen Penelitian........................................................ G. Keabsahan Data............................................................... H. Analisa Data .................................................................... I. Alur Penelitian.................................................................
iii 1 6 7 7 8
9 9 10 10 12 14 14 16 23 24 25 27 27 29 33 36 39 42 45
46 46 46 48 50 51 54 54 60
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB V PEMBAHASAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpilan....................................................................... B. Saran................................................................................
93 93
BAB I PENDAHULUAN LAPORAN KOMITE PPI
3
I. PENDAHULUAN Pencegahan dan Pengendalian infeksi adalah merupakan suatu upaya untuk meminimalkan atau mencegah terjadinya infeksi. Mengingat besarnya kerugian yang harus ditanggung pasien, keluarga dan Rumah Sakit akibat terjadinya infeksi di rumah sakit. Pelaksanaan di lapangan, Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
sering menemukan beberapa kendala antara lain : banyaknya pasien yang
dirawat di Rumah Sakit sehingga dapat menjadi sumber infeksi bagi lingkungan dan pasien lain, adanya kontak langsung antara pasien satu dengan pasien lainnya, adanya kontak langsung antara pasien dengan petugas Rumah Sakit yang terinfeksi, penggunaan alat-alat yang terkontaminasi, kurangnya perhatian tindakan aseptik dan antiseptik serta kondisi pasien yang lemah. Juga persediaan sarana dan prasarana yang ada masih kurang memadai, sehingga mudah untuk menimbulkan terjadinya infeksi. Infeksi dirumah sakit merupakan masalah global dan menjangkau paling sedikit sekitar 9 % (variasi 3% - 21 %) lebih dari 1.4 juta pasien rawat inap di rumah sakit di seluruh dunia. Angka ini dilaporkan oleh WHO dari hasil surveynya di 14 negara, meliputi 28.861 pasien di 47 rumah sakit yang berada di 4 wilayah (region) WHO pada tahun 1986. Survey WHO ini juga menghasilkan : 18 % dari pasien yang terkena infeksi di rumah sakit menderita lebih dari satu jenis infeksi, terutama pada pasien penyakit kronis, adanya kemiripan tentang jenis infeksi di rumah sakit dan penyebabnya.
infeksi di rumah sakit merupakan salah satu infeksi yang sering
terjadi di negara-negara berkembang maupun di negara-negara industri. Sebagian besar masalah dan kendala yang dihadapi berbagai negara untuk mencegah dan mengendalikan kejadian infeksi di rumah sakittidak jauh berbeda sehingga strategi dan pelaksanaan pencegahan dan pengendalian
infeksi di rumah sakit dapat
disusun untuk diterapkan pada kondisi masing-masing negara dan rumah sakit. Akibat lain dari kejadian infeksi di rumah sakit adalah : Lama perawatan (LOS) lebih lama. Upaya yang dilakukan Komite Pencegahan dan Pengendalian infeksi di rumah sakit adalah monitoring yaitu untuk mengamati pelayanan sedini mungkin, untuk dapat menemukan dan selanjutnya memperbaiki masalah dan pelaksanaan program. II.
LATAR BELAKANG Rumah Sakit Umum Daerah Kota padang Panjang berupaya untuk meningkatkan mutu dalam memberikan pelayanan dan dukungan kesehatan bagi masyarakat umum. Demikian juga dalam bidang pencegahan dan pengendalian infeksi
di
Rumah
sakit
dimana
hal
ini
merupakan
faktor
utama
LAPORAN KOMITE PPI
yang 4
menggambarkan kualitas pelayanan. Hal ini mengacu pada komitmen bersama dalam mempersiapkan akreditasi. Infeksi di Rumah Sakit merupakan masalah serius yang berdampak langsung terhadap pasien dan Rumah sakit, berpengaruh terhadap lama hari perawatan yang berakibat meningkatnya biaya, morbiditas dan mortalitas sehingga mutu pelayanan Rumah sakit menurun, bahkan dapat terjadi tuntutan hukum. Sebagai Rumah sakit yang berorientasi pada keselamatan pasien akan menerapkan metode yang tepat untuk mencegah dan mengendalikan hal tersebut. Data statistik angka kejadian infeksi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padang Panjang pada tahun 2016 tercatat angka plebitis sebesar 4,66 % melebihi standar WHO ≤ 1.5 % luka tertusuk jarum tercatat sebanyak 1 orang. Data infeksi lain seperti ISK, IDO belum ada karena belum dilakukan surveilans. Laporan kerja Komite PPI di RSUD Kota Padang Panjang ini digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan yang terencana dalam sembilan bulan ke depan. III.
TUJUAN a. Tujuan Umum 1. Untuk memberikan gambaran kinerja kegiatan Pencegahan
TIM PPI dalam melaksanakan
dan Pengendalian infeksi di rumah sakit di RSUD
Kota Padang Panjang. 2. Sebagai pedoman
bagi Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
RSUD Kota Padang Panjang dalam melakukan surveilans kegiatan PPI untuk menurunkan resiko infeksi pada pasien dan karyawan rumah sakit. b. Tujuan Khusus : 1. Mendapatkan data dasar infeksi RSUD Kota Padang Panjang. 2. Menurunkan laju infeksi RSUD Kota Padang Panjang. 3. Identifikasi dini KLB infeksi RSUD Kota Padang Panjang 4. Meyakinkan para tenaga kesehatan tentang adanya masalah yang memerlukan penanggulangan. 5. Mengukur dan menilai keberhasilan suatu program PPI di RSUD Kota Padang Panjang. 6. Memenuhi standar mutu pelayanan medis dan keperawatan 7. Salah satu unsur pendukung untuk memenuhi akreditasi RSUD Kota Padang Panjang.
LAPORAN KOMITE PPI
5
BAB II PROSES PELAKSANAAN KEGIATAN PPI
A. PELAKSANAAN KEGIATAN 1. Melakukan survei harian untuk angka kejadian plebitis LAPORAN KOMITE PPI
6
2. 3. 4. 5. 6. 7.
Melakukan survei harian untuk angka kejadian ISK Melakukan survei harian untuk angka kejadian IDO Melakukan survei harian untuk kepatuhan HH Melakukan survei harian Pembuangan Benda Tajam Melakukan survei harian Pembuangan Limbah Melakukan pertemuan pembahasan ICRA, setiap kegiatan rehab
gedung. 8. Melakukan kunjungan monitoring terkait PPI ke ruangan dan Unit kerja 9. Audit Insiden plebitis, ISK dan IDO B. DATA 1. Angka Kejadian Plebitis Plebitis adalah iritasi vena oleh alat IV, obat-obatan, atau infeksi yang ditandai dengan kemerahan, bengkak, nyeri tekan pada sisi IV.(Weinstein, 2001) Dalam istilah yang lebih teknis lagi, plebitis mengacu ke temuan klinis adanya nyeri, nyeri tekan, bengkak, pengerasan, eritema, hangat dan terbanyak vena seperti tali. Semua ini diakibatkan peradangan, infeksi dan/atau trombosis. Banyak faktor telah dianggap terlibat dalam patogenesis plebitis, antara lain: 1. Faktor-faktor kimia seperti obat atau cairan yang iritan; 2. Faktor-faktor mekanis seperti bahan, ukuran kateter, lokasi dan lama kanulasi serta 3. Agen infeksius. Faktor pasien yang dapat mempengaruhi angka plebitis mencakup, usia, jenis kelamin dan kondisi dasar (yakni. diabetes melitus, infeksi, luka bakar). Suatu penyebab yang sering luput perhatian adalah adanya mikropartikel dalam larutan infus dan ini bisa dieliminasi dengan penggunaan filter.
KEJADIAN PLEBITIS JANUARI 2017 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama Ruangan Interne Pria VIP Kebidanan ICU Anak Perinatologi BEDAH,MATA, THT PARU Interne Wanita JANTUNG
∑ Pasien Terpasang Infus 79 28 55 6 21 19 74 18 93 9
∑ Plebitis 7 0 0 0 0 0 0 5 1 0
LAPORAN KOMITE PPI
% 0,09 0,00 0,00 0,33 0,00 0,00 0,00 0,33 0,04 0,00
7
TOTAL
402
13
0,03
Dari tabel diatas pada bulan Januari 2017 dapat tergambar ada 3 (tiga) ruangan raawatan yang terdapat angka kejadian plebitis yaitu ruangan interne pria sebanyak 7 kejadian, ruang ICU sebanyak 2 orang, ruangan interne wanita sebanyak 4 orang dan terakhir di ruangan paru yaitu sebanyak 6 orang, Dari 402 orang pasien secara keseluruhan ruangan yang terpasang infus di bulan Januari terdapat kasus plebitis sebanyak 19 orang dengan persentase 0,80 % KEJADIAN PLEBITIS FEBRUARI 2017 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama Ruangan Interne Pria VIP Kebidanan ICU Anak Perinatologi BEDAH,MATA, THT PARU Interne Wanita JANTUNG TOTAL
∑ Pasien Terpasang Infus 73 22 28 9 33 17 44 46 40 78
∑ Plebitis 2 0 0 0 0 0 0 5 0 5
% 0,03 0,00 0,00 0,11 0,00 0,00 0,00 0,11 0,00 0,06
390
12
0,03
Dari tabel diatas pada bulan Februari 2017 dapat tergambar ada 4 (empat) ruangan raawatan yang terdapat angka kejadian plebitis yaitu ruangan interne pria sebanyak 2 kejadian, ruang ICU sebanyak 1 orang, ruangan jantung 5 orang dan terakhir di ruangan paru yaitu sebanyak 5 orang, Dari 390 orang pasien secara keseluruhan ruangan yang terpasang infus di bulan Januari terdapat kasus plebitis sebanyak 13 orang dengan persentase 0,31 % KEJADIAN PLEBITIS MARET 2017 No 1 2 3 4 5 6 7
Nama Ruangan Interne Pria VIP Kebidanan ICU Anak Perinatologi BEDAH,MATA, THT
∑ Pasien Terpasang Infus 41 38 38 5 32 29 24
∑ Plebitis 5 0 0 0 0 0 0
LAPORAN KOMITE PPI
8
% 0,12 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
8 9 10
PARU Interne Wanita JANTUNG TOTAL
34 8 90
7 0 3
0,21 0,00 0,03
339
15
0,36
Dari tabel diatas pada bulan Maret 2017 dapat tergambar ada 3 (Tiga) ruangan raawatan yang terdapat angka kejadian plebitis yaitu ruangan interne pria sebanyak 5 kejadian, ruang Paru
sebanyak 7 orang,
ruangan jantung 3 orang . Dari 339 orang pasien secara keseluruhan ruangan yang terpasang infus di bulan Januari terdapat kasus plebitis sebanyak 15 orang dengan persentase 0,36 % Kesimpulan Jumlah keseluruhan pasien yang terpasang infus dari Januari s/d Maret 2017 adalah 1131 orang, kejadian plebitis 40 orang. Pada triwulan (Januari-Maret) 2017 terjadinya kejadian plebitis, hal ini menurut observasi yang dilakukan disebabkan karena banyaknya pasien yang terpasang cairan aminoplusin dan pemasangan infus masih banyak yang belum sesuai SPO. a.
Rencana Tindak Lanjut : 1. Mengaadakan pelatihan bagaimana melakukan pemasangan infus yang benar agar tidak terjadi phlebitis 2. Tehnik pemasangan infuse harus sesuai SPO 3. APD petugas harus selalu diperhatikan
2. Angka Kejadian ISK LAPORAN KOMITE PPI
9
Jumlah keseluruhan pasien yang terpasang kateter dari Januari s/d Maret 2017 adalah 73 orang, kejadian ISK 0
a.
Analisa Masalah Dari 73 orang yang terpasang kateter tidak ada kejadian ISK, hal ini harus di pertahankan baik secara SPO maupun pemakaian APD agar ISK tidak terjadi.
b.
Rencana Tindak lanjut Melakukan pengawasan dalam pemasangan kateter baik secara teknik maupun APD.
3. Angka Kejadian IDO Jumlah keseluruhan pasien operasi dengan jenis luka bersih dari Januari s/d Maret 2017 adalah 221 orang, kejadian IDO 0.
LAPORAN KOMITE PPI 10
a. Analisa Masalah Jumlah keseluruhan pasien operasi dengan jenis luka bersih dari Januari s/d Maret 2017 adalah 221 orang, kejadian IDO 0. b. Rencana Tindak Lanjut 4. Melakukan pengawasan terhadap SPO yang telah dibuat. 5. Pengadaan CLIPPER untuk pencukuran sebelum operasi
4. Kepatuhan HH
C. ANALISA
LAPORAN KOMITE PPI 11
LAPORAN KOMITE PPI 12
D. JADWAL KEGIATAN JADWAL KEGIATAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI RSUD KOTA PADANG PANJANG TAHUN 2017
BULAN NO
URAIAN KEGIATAN
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOP DES
KETERANGAN
1 MELAKSANAKAN SURVEILANS a. Plebitis b. Infeksi Daerah Operasi c. Infeksi Saluran Kemih d. Kejadian Dekubitus e. Kejadian Infeksi Emerging dan Re-Emerging f. Infeksi dengan virulensi tinggi
2 MONITORING : a. Sterilisasi b. Proses pencucian linen
LAPORAN KOMITE PPI 13
c. Peralatan kadaluwarsa, single-use menjadi re- use d. Pembuangan sampah infeksi dan cairan tubuh e. Penanganan pembuangan darah dan komponen darah f. Area transit jenazah g. Pembuangan benda tajam h. Penggunaan ruang isolasi i. Kepatuhan Hand Hygiene j. Kepatuhan penggunaan APD
3 KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA a. Chek-Up kesehatan karyawan b. Pemberian Imunisasi Hepatitis B
Sesuai Kebutuhan
c. Penanganan pasca pajanan
Sesuai Kebutuhan
4 PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Sesuai Kebutuhan
a. Anggota dan Komite PPI b. Karyawan
Sesuai kebutuhan
LAPORAN KOMITE PPI 14
5 SOSIALISASI PPI a. Karyawan Baru
Sesuai Kebutuhan
b. Mahasiswa Praktek
Sesuai Kebutuhan
c. Pasien/keluarga/pengunjung
2 kali setiap bulan
6 Pengadaan Handrubs, handwash dan APD
7 PENYUSUNAN ICRA HAIs
8 LAPORAN
9 EVALUASI
LAPORAN KOMITE PPI 15
LAPORAN KOMITE PPI 16
E. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN
Evaluasi dan analisis dilakukan tiap 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun oleh Komite Pencegahan dan Pengedalian Infeksi dan hasil evaluasi diserahkan kepada Direktur, kemudian dilakukan tindak lanjut dari hasil yang didapat.
F. Pencatatan Pelaporan Evaluasi Kegiatan a.
Pencatatan Survelilans, dokumentasi kegiatan, dst...
b.
Pelaporan Kegiatan dilaporkan oleh komite PPI kepada direktur pada akhir tahun kegiatan
c.
Evaluasi Kegiatan Evaluasi kegiatan dilakukan dalam rapat triwulan PPI, evaluasi akhir dilakukan dalam rapat tahunan komite PPI
PROGRAM KERJA PPI
9
PROGRAM KERJA PPI
9
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI . 2008 ,Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dan Fasilitas Kesehatan Lainya, Jakarta, Depkes RI. Departemen Kesehatan RI, 2004, Pedoman Manajemen Linen di Rumah Sakit, Jakarta Depkes RI. Departemen Kesehatan RI, Pedoman Penata Laksanaan Pengelolaan Limbah Padat dan Cair di Rumah Sakit, Jakarta Depkes RI. Keputusan Mentri Kesehatan 1204 / MENKES/SK/X/2004, 2015, Persyaratan KesehatanLingkunganRumah Sakit, Jakarta Kepmenkes RI. Departemen Kesehatan RI, 1994, Buku Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit ( Konsep dasar dan Prinsip ), Jakarta Depkes RI. Departemen
Kesehatan
RI,
2008,
PanduanNasional
Keselamatan
Pasien
RumahSakit ( Patien Safety ), Jakarta Depkes RI. Permenkes RI No. 1691 / MENKES / PER / VIII/ 2011, Keselamatan Pasien RumahSakit, Jakarta, Kemenkes RI. Kepmenkes 875/MENKES/SK/VIII/2001, 2015, Penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan( UKL-UPL) Kegiatan Bidang Kesehatan,Jakarta Kemenkes RI. Kepmenkes 876/ MENKES/SK/VIII/2001, 2015, PedomanTeknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan, Jakarta Kepmenkes RI. Departemen Kesehatan RI, 2010, Pedoman Pelaksanaan Universal di Pelayanan Kesehatan , Jakarta Depkes RI. Departemen
Kesehatan
RI,
Pedoman
Pengendalian
infeksi
di
rumah
sakitdiRumahSakit, Jakrata Depkes RI. Departemen
kesehatan
RI,
2011,
Pedoman
Manajerial
Pencegahan
dan
Pengendalian Infeksi di RumahSakit dan Fasilitas Pelayan kesehatan Lainnya, Jakarta, Depkes RI.
Departemen Kesehatan RI, 2002, Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia, Jakarta, Depkes RI. Departemen Kesehhatan RI , 2012 , Pedoman Pencegahan dan Pengendalian InfeksiTuberculosis di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Jakarta Depkes RI. Departemen Kesehatan RI, 2004, Pedoman Manajemen Linen di Rumah Sakit, Jakarta Depkes RI.