BAB I LATAR BELAKANG
1.1
Gambaran Umum Desa Secara Geografis
1.1.1 Situasi Keadaan Umum
Desa Tanjung Pasir terletak di utara dari Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten yang merupakan daerah pesisir pantai dan mempunyai luas wilayah 564,25 hektar dan merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggiansatu meter dari permukaan laut 0
0
dengan suhu udara 30 -37 C. Luas wilayah terdiri dari sawah seluas 79 hektar, daratan seluas 108,185 hektar dan empang seluas 377,065 hektar. Pada daratan terdiri dari dua hektar pemakaman umum. Batasbatas wilayah Desa Tanjung Pasir, sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah barat berbatasan dengan Desa Tanjung Burung, sebelah timur berbatasan dengan Desa Muara, dan sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tegal Angus, Angus, Lemo dan Pangkalan. Jarak Desa Tanjung Pasir kurang lebih 29 km dari kota Tangerang atau kurang lebih 25 km dari pintu keluar M-1 (west gate) Bandara Soekarno Hatta melalui jalan Marsekal Surya Darma (Jalan Selapanjang). Perbaikan sistem transportasi seperti perbaikan jalan dan penyediaan sarana angkutan umum akan mempermudah akses masyarakat ke tempat pelayanan kesehatan. Suasana sebelum memasuki Desa Tanjung Pasir melewati daerah Kampung Melayu Teluk Naga, selepas pasar maju sekitar 200 meter mengambil arah kanan. Setelah itu akan melewati Desa Tegal Angus sebelum sampai ke Desa Tanjung Pasir. Kondisi fisik jalan menuju Desa Tanjung pasir dari arah Bandara Soekarno Hatta sudah menggunakan aspal. Berdasarkan data Puskesmas Tegal Angus, pada tahun 2011 Desa Tanjung Pasir berjumlah 10.225 penduduk dengan jumlah rumah tangga 2473 dan yang memenuhi syarat rumah sehat sebanyak 218. Mayoritas masyarakat Tanjung Pasir bersuku bangsa Betawi dan beragama Islam. Mata pencaharian utama penduduk desa Tanjung Pasir adalah nelayan dan 2
sebagian wiraswasta. Kepadatan jumlah penduduk desa Tanjung Pasir ± 1,625 penduduk/km , yang rata-rata penduduk tinggal didaerah pesisir pantai. Jumlah penduduk miskin masih cukup besar menunjukan kondisi ekonomi di wilayah desa Tanjung Pasir masih rendah. Masih banyaknya penduduk miskin di desa Tanjung Pasir dapat menjadi hambatan dalam pembangunan
1
dibidang kesehatan. Tingkat pendidikan masyarakat desa Tanjung Pasir juga masih sangat rendah sehingga kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat masih kurang. Desa Tanjung Pasir memiliki dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Di desa Tanjung Pasir ini terdapat pelayanan kesehatan seperti Posyandu, Poskesdes, beberapa bidan dan Puskesmas yang terletak di desa Tegal Angus. Posyandu di Tanjung Pasir berjumlah sembilan dengan jadwal kegiatan sebulan sekali. Satu buah Poskesdes terletak di dalam area TNI Angkatan Laut dengan jadwal kegiatan dua kali dalam seminggu. Masyarakat Tanjung Pasir juga memiliki pelayanan kesehatan berupa Puskesmas di wilayah Tegal Angus yang berjarak sekitar 7 km yang dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua atau roda empat. Di Puskesmas terdapat 2 dokter umum, 2 dokter gigi dan 6 bidan desa.
Gambar 1.1 Peta Batas Wilayah Desa Tanjung Pasir
(Sumber: Data Puskesmas Tegal Angus)
1.2
Gambaran Umum Desa Secara Demografi
1.2.1 Situasi Kependudukan
Desa Tanjung Pasir terdiri dari enam kepala dusun, 14 Rukun Warga (RW), dan 34 Rukun Tetangga (RT) yang dapat dilihat pada gambar 1.2. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011 jumlah penduduk di wilayah Desa Tanjung Pasir adalah 10.225 jiwa terdiri dari 4.115 jiwa laki-laki dan 6.110 jiwa perempuan. 2
dibidang kesehatan. Tingkat pendidikan masyarakat desa Tanjung Pasir juga masih sangat rendah sehingga kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat masih kurang. Desa Tanjung Pasir memiliki dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Di desa Tanjung Pasir ini terdapat pelayanan kesehatan seperti Posyandu, Poskesdes, beberapa bidan dan Puskesmas yang terletak di desa Tegal Angus. Posyandu di Tanjung Pasir berjumlah sembilan dengan jadwal kegiatan sebulan sekali. Satu buah Poskesdes terletak di dalam area TNI Angkatan Laut dengan jadwal kegiatan dua kali dalam seminggu. Masyarakat Tanjung Pasir juga memiliki pelayanan kesehatan berupa Puskesmas di wilayah Tegal Angus yang berjarak sekitar 7 km yang dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua atau roda empat. Di Puskesmas terdapat 2 dokter umum, 2 dokter gigi dan 6 bidan desa.
Gambar 1.1 Peta Batas Wilayah Desa Tanjung Pasir
(Sumber: Data Puskesmas Tegal Angus)
1.2
Gambaran Umum Desa Secara Demografi
1.2.1 Situasi Kependudukan
Desa Tanjung Pasir terdiri dari enam kepala dusun, 14 Rukun Warga (RW), dan 34 Rukun Tetangga (RT) yang dapat dilihat pada gambar 1.2. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011 jumlah penduduk di wilayah Desa Tanjung Pasir adalah 10.225 jiwa terdiri dari 4.115 jiwa laki-laki dan 6.110 jiwa perempuan. 2
Gambar 1.2 Peta Desa Tanjung Pasir
(Sumber: Data Puskesmas Tegal Angus)
Kepadatan penduduk rata-rata 1,625 jiwa/km2. Dengan jumlah rumah tangga 1.4853 dan rata-rata jumlah jiwa per rumah tangga adalah 3.7 jiwa. Jumlah penduduk berdasarkan umur adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Jumlah penduduk Desa Tanjung Pasir berdasarkan umur
No.
Usia
Jumlah penduduk
1
0 – 4 – 4 tahun
669
2
– 9 tahun 5 – 9
914
3
10 – 10 – 14 14 tahun
665
4
15 – 15 – 19 19 tahun
452
5
20 – 20 – 24 24 tahun
345
6
25 – 25 – 29 29 tahun
231
7
30- 34 tahun
237
8
35 – 35 – 39 39 tahun
122
9
40 – 40 – 44 44 tahun
145
10
45 – 45 – 49 49 tahun
119
11
50 – 50 – 54 54 tahun
143
12
>55 tahun
178
(Sumber: Data Puskesmas Tegal Angus) 3
Dilihat dari berbagai aspek, maka Desa Tanjung Pasir berbatasan langsung dengan kota Jakarta atau administratif Kepulauan Seribu yang mempunyai fungsi sebagai penyangga dari berbagai aspek kehidupan, yang tentunya sangat mempengaruhi berbagai pembangunan dan sebagai alat dari perkembangan teknologi, transformasi dan telekomunikasi yang semakin luas dengan jumlah penduduk sebesar 10.225 jiwa serta didukung dari sarana dan prasana pendidikan dari tingkat TK sampai dengan tingkat SLTP/MTs. Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan berdasarkan data yang tercatat di Desa Tanjung Pasir adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Jumlah penduduk Desa tanjung pasir berdasarkan tingkat pendidikan
No
Pendidikan
Jumlah penduduk
1
Tamat akademi/sederajat
45 orang
2
Tamat Perguruan Tinggi/sederajat
521 orang
3
Buta huruf
498 orang
.
(Sumber: Data Puskesmas Tegal Angus)
1.2.2 Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat sangat berperan dalam membentuk sikap dan perilaku masyarakat terhadap program kesehatan sehingga pendidikan sangat berperan dalam pembangunan kesehatan. Prasarana pendidikan di Desa Tanjung Pasir adalah sebagai berikut: a. TK ( Taman Kanak-Kanak) Jumlah Sekolah
: 5 buah
Jumlah Murid
: 153 orang
Jumlah Guru
: 5 orang
b. SD (Sekolah Dasar) Negeri Jumlah Sekolah
: 2 buah
Jumlah Murid
: 1.269 orang
Jumlah Guru
: 28 orang
4
c. Madrasah Ibtidaiyah (MI) Jumlah Sekolah
: 2 buah
Jumlah Murid
: 876 orang
Jumlah Guru
: 16 orang
d. SLTP ( Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama ) Negeri Jumlah Sekolah
: - buah
Jumlah Murid
: - orang
Jumlah Guru
: - orang
e. Madrasah Tsanawiyah ( MTs ) Jumlah Sekolah
: 1 buah
Jumlah Murid
: 413 orang
Jumlah Guru
: 16 orang
f. SLTP ( Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama ) Swasta Islam Jumlah Sekolah
: - buah
Jumlah Murid
: - orang
Jumlah Guru
: - orang
g. SMUN ( Sekolah Mengah Umum ) Negeri Jumlah Sekolah
: - buah
Jumlah Murid
: - orang
Jumlah Guru
: - orang
h. SMUN ( Sekolah Mengah Umum ) Kejuruan Jumlah Sekolah
: - buah
Jumlah Murid
: - orang
Jumlah Guru
: - orang
i. SMUN ( Sekolah Mengah Umum ) Jumlah Sekolah
: - buah
Jumlah Murid
: - orang
Jumlah Guru
: - orang
j. Lembaga Pendidikan Pendidikan Usia dini (PAUD)
: - buah 5
Kursus bahasa
: - buah
Kursus menjahit
: - buah
1.2.3 Keadaan Sosial Ekonomi
Secara umum penduduk Desa Tanjung Pasir belum berkembang secara ekonomi. Keadaan ekonomi erat kaitannya dengan sumber mata pencaharian penduduk, dari jumlah penduduk 10.225 jiwa yang usia pekerjaan dan pencari kerja diperkirakan sebanyak 2.039 jiwa.Mata pencaharian penduduk didominasi oleh nelayan, petani, pedagang dan buruh dengan pendapatan yang tidak tetap. Mayoritas penduduk berprofesi sebagai nelayan dikarenakan bertempat tinggal di wilayah pesisir pantai. Ada beberapa keluarga yang memiliki perahu milik sendiri namun kebanyakan mereka tidak memiliki perahu sendiri. Bagi keluarga yang tidak mempunyai perahu sendiri, mereka dapat bekerja dengan pemilik perahu yang dimiliki oleh warga yang umumnya berasal dari Jakarta. Para nelayan biasanya berangkat untuk bekerja dimulai sejak subuh dan baru kembali lagi pada sore harinya bahkan ada pula yang melaut hingga seminggu kemudian. Jumlah penduduk menurut mata pencaharian pokok adalah sebagai berikut: 1.
Nelayan
: 2.331 orang
2.
Buruh/swasta
: 65 orang
3.
Pegawai Negeri Sipil (PNS)
: 15 orang
4.
Pedagang
: 1.213 orang
5.
Penjahit
: 24 orang
6.
Tukang Batu
: 62 orang
7.
Tukang kayu
: 42 orang
8.
Peternak
: 6 orang
9.
Pengrajin
: 5 orang
10.
Montir
: 25 orang
11.
Dokter/Bidan
: 6 orang
12.
Supir
: 30 orang
13.
Pengemudi Becak
: 43 orang
14.
TNI / POLRI
: 6 orang
15.
Pengusaha
: 8 orang 6
16.
Petani
: 176 orang
Sarana perekonomian dan perdagangan di Desa Tanjung pasirantara lain : 1.
Koperasi
: 1 buah
2.
Pasar
: - buah
3.
Warung/kedai
: 100 buah
4.
Kios Kelontong
: 5 buah
5.
Bengkel
: 8 buah
6.
Toko
: 20 buah
7.
Percetakan/sablon
: - buah
8.
Material/ tokoo bangunan
: - buah
9.
Swalayan
: - buah
10.
Super Mall
: - buah
11.
Pegadaian
: - buah
12.
Bank BRI
: - buah
13.
Bank Swasta
: - buah
14.
Pos Giro
: - buah
Pendapatan Desa Tanjung Pasir berasal dari jual beli tanah serta urusan administrasi. Desa Tanjung Pasir tidak mendapatkan pendapatan dari wisata pantai Tanjung Pasir. Desa Tanjung pasir juga merupakan daerah pariwisata yang biasanya di akhir minggu atau hari libur banyak dikunjungi oleh para wisatawan. Tempat pariwisata yang terdapat di desa Tanjung Pasir adalah taman buaya , resort , serta wisata pantai Tanjung Pasir. Tempat yang paling banyak dikunjungi biasanya adalah kawasan pantai. Namun keadaan pantai di Tanjung Pasir tidak terawat dengan baik. Banyak sampah yang tidak terurus dan air pantai yang terlihat bewarna kecoklatan. Hal ini mungkin dapat juga disebabkan karena masih banyaknya warga setempat yang membuang sampah rumah tangganya ke pantai. Selain memancing dan bermain di pantai, Desa Tanjung Pasir juga merupakan salah satu tempat yang bisa dimanfaatkan untuk para wisatawan menyeberang ke kawasan Pulau Seribu.
7
1.2.4 Keadaan Sosial Budaya
Desa Tanjung Pasir memiliki beberapa suku di dalam masyarakatnya. Suku tersebut antara lain betawi, melayu dan sisanya adalah pendatang. Berdasarkan pencatatan yang dilakukan oleh kantor kepala desa setempat, mayoritas warga desa Tanjung Pasir beragama Islam dan adapula yang beragama Hindu, sisanya menganut agama Kristen Katolik, Protestan dan agama Budha. Suasana beragama warga Desa Tanjung Pasir cukup baik, rukun, aman, dan tentram, saling menghormati dan tolong-menolong. Jumlah penduduk berdasarkan agama adalah sebagai berikut: ( Sumber: Data Puskesmas Tegal Angus)
a.
Islam
: 9.594 orang
b.
Katolik
: 12 orang
c.
Protestan
: 2 orang
d.
Hindu
: 56 orang
e.
Budha
: 51 orang
Sarana peribadatan yang tersedia di Desa Tanjung Pasir adalah sebagai berikut: a.
Mesjid
: 6 unit
b.
Musholla
: 30 unit
c.
Majelis Taklim
: 12 unit
d.
Gereja
:-
e.
Pura
:-
1.2.5 Transportasi
Sarana transportasi masyarakat Desa Tanjung Pasir dengan menggunakan angkutan umum, ojek motor, becak serta sepeda.
1.2.6 Kesehatan
Upaya Pemerintah Desa Tanjung Pasir dengan Instansi terkait, dalam hal ini Puskesmas untuk pelayanan kesehatan masyarakat, antara lain : ( Sumber: Data Puskesmas Tegal Angus) 1.
Peningkatan Gizi keluarga Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada balita yang ada di setiap posyandu, pemeriksaan kesehatan kepada ibu hamil. 8
2.
Pencegahan penyakit, Vaksinasi Filariasis (kaki gajah), imunisasi polio bagi Balita, pemberian vitamin A.
3.
Penyuluhan Kesehatan dan Penyakit antara lain Demam Berdarah dengue, Flu Burung, Chikungunya, dan sejenisnya.
4.
Penanganan bagi Balita yang kekurangan Gizi dengan memberikan susu dan makanan yang bernutrisi
5.
Penyuluhan
Kessehatan
tentang
bagaimana
menjaga
dan
memelihara
lingkungan dengan membersihkan rumah masing-masing dan lingkungan sekitarnya. 6.
Pemanfaatan dengan ditanami sayur mayor dan tanaman Obat keluarga (TOGA), tabulapot dan Tabulakar.
Sebagai penunjang kegiatan tersebut, dibutuhkan sarana kesehatan yang tersedia di Desa Tanjung Pasir : ( Sumber: Data Puskesmas Tegal Angus) 1.
Poskesdes
: 1 unit
2.
Pos KB Keluarga
: - unit
3.
Posyandu
: 6 unit
4.
Pos Mandiri
: - unit
5.
Klinik Bersalin/BKIA
: - unit
6.
Praktek dokter/Bidan
: 4 unit
7.
Praktek Bidan
: 4 unit
8.
Paraji
: 4 orang
9.
Keluarga Berencana
: - orang
a.
Jumlah Pos/ Klinik KB
: - unit
b.
Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS)
: 334 Pasang
c.
Jumlah Akseptor KB
:
-
Pil
: 127 orang
-
IUD
: 14 orang
-
Kondom
: - orang
-
Suntik
: 190 orang
-
Implan
: 13 orang 9
1.2.7 Ketersediaan Jamban
Berdasarkan data yang diperoleh dari POSKESDES tahun 2011, untuk ketersediaan jamban di seluruh Desa Tanjung Pasir baik jamban keluarga maupun jamban umum berjumlah 726 buah.
1.2.8 Ketersediaan Pekarangan
Desa Tanjung Pasir merupakan sebuah desa nelayan yang ada di wilayah Banten, di desa ini tanaman yang dapat tumbuh amat terbatas hal ini dikarenakan kondisi air yang berkadar garam tinggi dan tanah yang mengandung pasir amat menyulitkan untuk bertanaman sayuran, tanaman obat maupun tanaman buah-buahan. Mengingat kondisi ini maka Direktorat Budidaya dan Pascapanen Sayuran dan Tanaman Obat melakukan pengamatan dan menyimpulkan bahwa warga di Desa Tanjung Pasir melirik pekarangan yang dapat dimanfaatkan dalam berbudidaya sayuran. Pada saat ini, desa Tanjung Pasir dijadikan sebagai percontohan dan pembelajaran agar budidaya sayuran dapat dilakukan juga di tingkat rumah tangga untuk mengurangi pengeluaran akan kebutuhan pangan namun dapat meningkatkan pendapatan keluarga.
10
BAB II GAMBARAN KELUARGA BINAAN
Dalam melakukan diagnosis komunitas digunakan 5 keluarga yaitu:
Gambar 2.1. Denah lokasi keluarga binaan 11
a. Keluarga Tn. Nurdin a. Data Dasar Keluarga Tn. Nurdin
Keluarga Tn. Nurdin terdiri atas lima orang anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Keluarga Tn. Nurdin tinggal di rumah milik sendiri di RT 03/ RW 05 Kampung Sukamulya Desa Tanjung Pasir. Tn. Nurdin dan Ny. Een memiliki tiga orang anak. Anak pertama bernama Erik usia 12 tahun seharusnya sekarang duduk di kelas 4 SD, tapi sejak 4 bulan ini sudah tidak sekolah, menurut orang tuanya dikarenakan anaknya sendiri yang tidak ingin melanjutkan sekolahnya. Kegiatan sehari-hari anaknya ini adalah bermain. Anak kedua bernama Mutia usia 10,5 tahun, saat ini duduk di kelas 3 SD. Dan anak ketiga bernama Dinda usia 7 bulan dan diberi ASI eksklusif. Ketiga anaknya tersebut tinggal satu rumah bersama orang tuanya. Saat ini Tn. Nurdin berusia 36 tahun dan bekerja sebagai makelar jual beli motor, dengan penghasilan yang tidak menentu biasanya pendapatan diperoleh Rp. 300.000-500.000 perhari. Ny. Een sendiri saat ini berusia 42 tahun dan sehari-harinya bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Tabel 1.1. Data Dasar Keluarga Tn. Nurdin
No.
1.
Nama
Tn. Nurdin
Status
Jenis
keluarga
Kelamin
Kepala
Laki-laki
Usia
35 Tahun
Pendidika
Pekerjaan/
n
Penghasilan
SD
Makelar jual beli
keluarga
motor/300.000500.000 per hari
2.
Ny. Een
Isteri
Perempuan
42 tahun
SD
Ibu rumah tangga
3.
An. Erik
Anak ke-1
Laki-laki
12 tahun
SD
Bermain
4.
An. Mutia
Anak ke-2
Laki-laki
10,5 tahun
SD
Pelajar
5.
An. Dinda
Anak ke-3
Laki-laki
7 bulan
-
-
12
13
Gambar 2.2. Denah rumah Tn. Nurdin
14
b. Bangunan tempat tinggal
Keluarga Tn. Nurdin tinggal di rumah milik sendiri dengan luas bangunan sekitar 6 x 9 meter dan tidak bertingkat. Dinding rumah terbuat dari tembok pada seluruh ruangan dan sudah dicat. Atap rumah keluarga terbuat dari genteng dan disertai plafon. Ketinggian atap rumahnya ± 4 meter. Rumah Tn. Nurdin
terdiri dari 6 ruangan, yang terdiri dari dua kamar tidur,
dengan luas tiap kamarnya sekitar 3 x 3 meter dengan lantai beralaskan semen. Selain itu juga terdapat ruang tamu yang berukuran 4 x 3 meter dengan lantai beralaskan keramik . Dalam rumah ini juga terdapat ruang keluarga berukuran 4 x 6 meter dengan lantai beralaskan keramik, dapur 4 x 2 meter dengan lantai beralaskan tanah, dapur berukuran 2 x 6 meter dengan lantai beralaskan tanah, kamar mandi berukuran sekitar 2 x 2 meter dengan lantai beralaskan semen dan teras berukuran 3 x 3 meter dengan lantai beralaskan tanah. Dalam rumah ini sistem ventilasi rumah Tn. Nurdin belum memenuhi standar kriteria ventilasi yang baik, karena luas ventilasi rumahnya < 10% dari luas lantai rumah. Ventilasi hanya terdapat di ruang tamu dua buah jendela depan dengan ukuran 100 x 60 cm. Satu kamar tidur memiliki satu buah jendela berukuran 40 x 60 cm dan terdapat ventilasi angin di atasnya, dan kamar tidur yang lain tidak memiliki ventilasi. Di ruang TV tidak terdapat ventilasi, di dapur dan kamar mandi terdapat
ventilasi angin-angin di
atasnya. Kamar mandi keluarga Tn. Nurdin terletak di dekat dapur dan kamar mandi tersebut tersedia fasilitas jamban (WC) di dalamnya dilengkapi dengan leher angsa, dan dilengkapi septic tank dan tertutup. Jarak tempat penampungan kotoran dengan sumber air bersih cukup jauh, yaitu sekitar 10 meter. Pencahayaan di rumah keluarga Tn. Nurdin sudah cukup, masing masing ruangan menggunakan lampu neon.
c. Lingkungan Pemukiman
Rumah keluarga Tn. Nurdin terletak di lingkungan yang padat, dimana jarak antar rumah sangat dekat bahkan berdempetan. Keluarga Tn. Nurdin tidak memiliki pembuangan sampah khusus, mereka membuang sampah di kebun belakang rumahnya yang jaraknya sekitar 15 meter dari rumah, yang di kebun itu juga terdapat tiga buah 15
makam, dan seringkali kebun itu juga dijadikan tempat buang air besar oleh warga yang tidak memiliki jamban. Sampah yang ditumpukkan di kebun hanya dipagari oleh batang pohon pisang. Di belakang rumahnya terdapat kandang ternak milik orang tua Tn. Nurdin, hewan yang dipelihara adalah bebek dan ayam. Di samping kiri rumahnya terdapat kandang ayam milik Tn. Nurdin dan terdapat pula bengkel milik adiknya. Keluarga Tn. Nurdin membuangan limbah rumah tangga ke sungai yang berada di depan rumahnya yang berjarak sekitar 5 m. Sumber air bersih keluarga Tn. Nurdin berasal dari PAM yang pipanya terpasang melalui sambungan terminal yang langsung dari pusat. Air PAM ini digunakan untuk konsumsi air minum, memasak. Untuk mandi dan mencuci ataupun istinja mereka menggunakan air sumur yang digali di dapur rumah mereka. Air dari sumur diambil dengan cara menimba, karena pompa airnya sudah rusak.
d. Pola Makan
Keluarga Tn. Nurdin makan sebanyak tiga kali dalam sehari. Ny. Een selaku ibu rumah tangga adalah orang yang bertanggung jawab untuk menyediakan hidangan. Makanan yang disajikan berupa makanan seperti nasi disertai lauk tahu/tempe, dan sayur. Namun, kadang-kadang Ny. Rokiah juga menyajikan telur, ayam, atau ikan, biasanya dua hari sekali. Sementara balitanya diberi makan bubur nestle dan ASI. Keluarga Tn. Nurdin jarang mengkonsumsi buah-buahan. Keluarga Tn. Nurdin biasa makan di ruang TV. Alat makan yang digunakan oleh keluarga ini terbuat dari piring kaca gelas kaca, serta sendok/ garpu yang terbuat dari logam. Namun biasanya keluarga lebih sering makan dengan menggunakan tangan. Sebelum mencuci tangan
Keluarga ini memasak dengan
menggunakan kompor gas yang menggunakan tabung gas 3 kg. Keluarga ini mengaku jarang membeli makanan ke luar.
e. Riwayat Obstetri dan Pola Asuh Ibu dan Anak
Ny. Een selalu mengikuti program Keluarga Berencana (KB). Selama kehamilan Ny.Rokiah selalu memeriksakan kehamilannya di bidan. Riwayat persalinan ketiga anaknya di rumah sendiri dan ditolong oleh bidan. Riwayat imunisasi ketiga anaknya tidak lengkap, bahkan anak ketiganya tidak diimunisasi sama sekali dan kadang-kadang mengikuti kegiatan penimbangan di posyandu. Ny. Een mengaku ketiga anaknya 16
mendapatkan ASI ekslusif, dikarenakan Ny. Een mengetahui jika pemberian ASI dapat menyebabkan anaknya jarang terkena penyakit. Anak pertamanya jarang berada di rumah, dia lebih senang bermain di luar rumah, dan meminta uang jajan sehari sebesar 50.000 rupiah. Anak keduanya lebih sering berada di rumah, dan rajin belajar. Perkembangan anak ketiga saat ini sudah bisa tengkurap, tapi belum bisa mengangkat kepalanya, dan belum bisa duduk.
f.
Kebiasaan sehari-hari
Hampir semua anggota keluarga memiliki kebiasaan yang sama, yaitu tidak memakai alas kaki saat keluar rumah, kecuali Ny. Een dan anak keduanya yang sesekali memakai alas kaki saat keluar rumah. Tn. Nurdin memiliki kebiasaan merokok tiap hari, sehari menghabiskan 1 bungkus rokok Dji Sam Soe, sebanyak 12 buah. Kebiasaan ini dilakukan sejak Tn. Nurdin berusia 13 tahun.
g. Kebiasaan Berobat
Bila sakit, keluarga Tn. Nurdin biasa berobat dengan menggunakan obat warung, namun bila tidak ada perbaikan keluarga biasanya berobat ke puskemsas Tegal Angus. Keluarga ini tidak memiliki asuransi ataupun Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) untuk berobat. Dalam enam bulan terakhir ini anak ketiga Tn. Nurdin pernah mengalami campak, Tn. Nurdin juga terkadang mengalami sesak nafas.
h. Riwayat Penyakit
Dalam keluarga ini, ada salah satu anggota keluarga yang pernah menderita penyakit gatal-gatal pada kakinya.
17
Tabel 1.2. Faktor internal dan eksternal keluarga Tn. Nurdin NO
FAKTOR INTERNAL
YA/TIDAK
KETERANGAN
1
Kebiasaan merokok
Ya
Tn. Nurdin merokok di dalam dan di luar rumah, 1 bungkus per dua hari
2
Kebiasaan jajan
Ya
Jarang
3
Olahraga
Ya
Tidak
ada
kebiasaan
rutin
untuk
berolahraga 4
Pola pengobatan
Ya
Biasanya berobat ke puskesmas
5
Menabung
Tidak
Tidak rutin, tabungan disimpan di rumah
6
Kebiasaan
Tidak
Hanya sesekali memakai sandal saat keluar
memakai
sandal
rumah.
NO
FAKTOR EKSTERNAL
1
Bangunan tempat tinggal
YA/TIDAK
KETERANGAN
Ventilasi
Ya
< 10% dari luas lantai
Pencahayaan
Ya
Baik
MCK (WC)
Ya
( 1 ), bergabung dengan kamar mandi
Air bersih
Ya
Sumur ( jarak sumur dengan penampungan limbah 10 m)
Selokan
Tidak
Tidak terdapat selokan
Kandang
Tidak
Kandang ayam tidak bersatu dengan rumah, jarak 1 m dari dinding luar rumah
Pekarangan
Tidak
Tidak
terdapat
pohon
di
pekarangan
Dapur
Ya
Tersedia sarana pembuangan asap dapur
18
Ya
Kamar
Dua
kamar
tidur,
ukuran
masing-masing 3 x 3 m
Ruang keluarga
Ya
Ruang
TV
biasa
dijadikan
sebagai ruang keluarga dan ruang untuk makan berukuran 4x6m 2
Kepadatan penduduk
Kepadatan rumah
Cukup
Sistem
Penampungan
pembuangan
sampah dan limbah
sampah
di
kebun
belakang
rumah,
sampah
dibiarkan
sampai
busuk
Keramik (ruang TV, ruang
Lantai rumah
tamu), semen (kamar tidur, kamar mandi), tanah (dapur, teras)
Dinding rumah
Tembok dan sudah di cat
Atap rumah
Tiap ruangan memiliki plafon, kecuali dapur dan kamar mandi
3
Pemicu
Tidak
Pagar dalam
lingkungan
rumah
Asap dapur
Ada
Asap rokok
Ada
Debu
Ada
19
b. Keluarga Tn. Mistar a. Data Dasar Keluarga Tn. Mistar
Keluarga Tn. Mistar terdiri atas tiga orang anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Keluarga Tn. Mistar tinggal di rumah milik sendiri di RT 03/ RW 05 Kampung Suka Mulya Desa Tanjung Pasir. Tn. Mistar dan Ny. Epa memiliki satu orang anak perempuan bernama Milda berusia 4 tahun dan belum bersekolah. Saat ini. Tn. Amat berusia 27 tahun dan bekerja sebagai wiraswasta dengan membuka bengkel motor pribadi di depan rumahnya dengan penghasilan tidak menentu biasanya pendapatan maksimal yang diperoleh sekitar ± Rp. 300.000- tiap minggunya. Ny. Epa sendiri saat ini berusia 25 tahun dan sehari-harinya tidak bekerja hanya mengurus pekerjaan rumah tangga dan mengurus anak mereka.
No.
1.
Nama
Tn. Mistar
Status
Jenis
keluarga
Kelamin
Kepala
Laki-laki
Usia
Pendidikan
Pekerjaan/ Penghasilan
27 Tahun
SD
keluarga
Pemilik bengkel ±Rp.300.000/ minggu
2.
Ny. Epa
Isteri
Perempuan
25 tahun
SD
Ibu rumah tangga
3.
An. Milda
Anak ke-1
Perempuan
4 tahun
Belum
-
bersekolah
Tabel 1.1. Data Dasar Keluarga Tn. Mistar
20
Halamanbelakang 4 m
Kamar
Sumur
mandi
4 x 2 m dapur
1x2m
3 x 3 m kamartidur 3x3m ruangkeluarga 7m
5 x 2 m ruangtamu
5m
Gambar 2.3. Denah Rumah Tn. Mistar
21
b. Bangunan tempat tinggal
Keluarga Tn. Mistar tinggal di rumah milik sendiri dengan luas bangunan sekitar 5 x 7 meter dan tidak bertingkat. Dinding rumah terbuat dari anyaman bamboo pada bagian luar dan dalam ruangan yang digunakan sebagai penyekat ruangan dengan pintu utama dan pintu belakang rumah terbuat dari kayu yang dapat dibuka setengah pada bagian atasnya sehingga dapat digunakan sebagai jendela. Lantai rumah beralaskan semen (ubin) tanpa keramik. Atap rumah keluarga terbuat dari genteng dimana pondasi bangunannya merupakan tiang bamboo tanpa disertai plafon dengan ketinggian atap rumahnya ± 5 meter. Rumah Tn. Mistar
terdiri dari 5 ruangan, yang terdiri dari satu kamar tidur
dengan luas sekitar 3 x 3 meter. Dalam rumah ini juga terdapat ruang keluarga dan ruang tamu yang bergabung menjadi satu dengan ukuran ruang keluarga 3 x 2 meter dan ruang tamu berukuran 2x 5 meter, dapur berukuran 2 x 4 meter dan kamar mandi berukuran sekitar 2 x 1 meter. Dalam rumah ini Sistem ventilasi rumah Tn. Mistar belum memenuhi standar kriteria ventilasi yang kurang karena luas ventilasi rumahnya < 10% dari luas lantai rumah. Ventilasi hanya terdapat di ruang tamu melalui pintu utama yang dapat dibuka di bagian atasnya dan tidak memiliki jendela, selain melalui pintu utama udara dapat masuk melalui celah- celah anyaman bambu pada bagian dinding depan dan belakang. Pada masingmasing ruang tidur tidak terdapat ventilasi angin maupun jendela kaca. Di dapur juga tidak terdapat
jendela ataupun ventilasi angin-angin di atasnya. Hanya terdapat pintu yang
menuju halaman belakang yang jarang dibuka. Pada bagian dapur rumah Tn. Mistar masih beralaskan tanah yang belum di semen dan tidak terdapat ventilasi, pada bagian dapur terdapat sumur yang merupakan sumber air bersih keluarga mereka. Pada bagian dapur terdapat kompor gas yang digunakan seharihari oleh Ny. Epa untuk memasak yang letaknya berhadapan dengan sumur. Sedangkan rak piring mereka terletak di samping sumur. Kamar mandi keluarga Tn. Mistar terletak di dekat dapur dan kamar mandi tersebut tidak tersedia fasilitas jamban (WC), tidak memiliki septic tank , sehingga keluarga tersebut bila ingin buang air besar mereka menumpang di
rumah kakak dari Tn. Mistar yang terletak di depan rumah mereka. Kamar mandi biasanya digunakan untuk mandi dan mencuci baju, sedangkan untuk mencuci piring keluarga Tn. 22
Mistar biasanya menampung air di ember dan mencuci di depan kamar mandi setelah itu air sisa cucian piring di buang di dalam kamar mandi. Kamar mandi tidak terdapat ventilasi dan lantai kamar mandi terbuat dari semen (ubin) tanpa keramik. Pada bagian halaman belakang rumah keluarga Tn. Mistar terdapat tempat penampungan sisa-sisa sampah rumah tangga keluarga Tn. Mistar.
c. Lingkungan Pemukiman
Rumah keluarga Tn. Mistar terletak di lingkungan yang padat di dalam gang kecil tanpa pagar, dimana jarak antar rumah sangat dekat bahkan berdempetan. Keluarga Tn. Mistar tinggal berdekatan dengan orang tuanya dan kakaknya. Keluarga Tn. Mistar tidak memiliki hewan peliharaan tetapi di depan rumah keluarga Tn. Mistar banyak hewan ternak berkeliaran milik tetangganyaa. Keluarga Tn. Mistar tidak memiliki pembuangan sampah khusus, mereka membuang sampah di belakang rumahnya yang apabila sudah terkumpul banyak barulah dibakar, tempat membakarnya di belakang rumah. Halaman belakang rumahnya tersebut sudah lama dijadikan tempat penimbunan sampah. Di rumah Tn. Mistar tidak terdapat pembuangan limbah rumah tangga khusus jadi membuangnya bercampur dengan pembuangan sampah. Sumber air bersih keluarga Tn.Mistar berasal dari sumur yang terletak di dalam dapur rumah mereka. Air sumur ini tidak berbau, tidak berwarna dan tampak jernih, sehingga air sumur ini biasanya digunakan untuk memasak, mandi, mencuci baju dan mencuci piring. Sedangkan untuk kebutuhan air minum mereka sehari-hari mereka membeli air isi ulang.
d. Kebiasaan sehari-hari
Sehari-hari Tn. Mistar menghabiskan waktunya untuk bekerja di bengkel motor pribadi miliknya, sedangkan Ny. Epa setiap hari senin selalu berkunjung ke rumah orangtuanya di Kampung Gaga bersama dengan anak perempuannya. Keluarga Tn. Mistar sering tidak menggunakan alas kaki (sandal) saat keluar rumah. Tn. Mistar memiliki kebiasaan merokok sejak muda. Tn. Mistar biasanya merokok saat bekerja di bengkelnya dan sering merokok di dalam rumah saat bersantai bersama keluarga. Keluarga Tn. Mistar terkadang sering menyisihkan uang mereka untuk menabung dan unag tabungannya biasanya di simpan di dalam rumah dan terkadang sering terpakai bila ada keperluan yang 23
terdesak. Tn. Mistar dan keluarganya jarang melakukan olahraga dikarenakan Tn, mistar sibuk bekerja di bengkel dan Ny. Epa sibuk mengurus anak dan pekerjaan rumah tangga. Keluarga Tn. Mistar jarang berekreasi mereka biasanya bila berekreasi bila memang pekerjaan Tn. Mistar di bengkel tidak terlalu banyak.
e. Pola Makan
Keluarga Tn. Mistar makan sebanyak dua kali dalam sehari. Ny. Epa selaku ibu rumah tangga adalah orang yang bertanggung jawab untuk menyediakan hidangan. Makanan yang disajikan berupa makanan sederhana seperti nasi disertai lauk tahu/tempe dan sayur bayam, kangkung. Namun, kadang-kadang Ny. Epa juga menyajikan telur atau ikan, biasanya seminggu sekali. Keluarga Tn. Mistar jarang mengkonsumsi buah-buahan. Keluarga Tn. Amat biasa makan di ruang keluarga sambil menonton tv. Alat makan yang digunakan oleh keluarga ini terbuat dari piring kaca gelas kaca, serta sendok/ garpu yang terbuat dari logam. Namun biasanya keluarga lebih sering makan dengan menggunakan tangan. Keluarga ini memasak dengan menggunakan kompor gas yang menggunakan tabung gas 3 kg. keluarga ini mengaku sesekali suka membeli makanan ke luar.
f. Riwayat Obstetri dan Pola Asuh Ibu dan Anak
Ny. Epa mengikuti program Keluarga Berencana (KB). Ny. Epa memakai program KB suntik. Selama kehamilan Ny. Epa selalu memeriksakan kehamilannya di bidan dekat rumahnya, pertama kali Ny. Epa memeriksakan kehamilannya saat usia kehamilannya menginjak usia 3 bulan. Riwayat persalinan anaknya di rumah sendiri dan di tolong oleh paraji. Riwayat imunisasi anaknya tidak pernah dilakukan sama sekali dikarenakan menurutnya bahwa imunisasi tidak terlalu penting dan takut anaknya menjadi sakit, sesekali Ny. Epa mengikuti kegiatan penimbangan di posyandu. Ny. Epa mengaku memberikan ASI eksklusif dikarenakan menurutnya ASI eksklusif penting.
g. Riwayat Penyakit
Dalam keluarga ini, anak Tn. Mistar pernah mengalami keluhan susah makan dan berat badan yang tidak naik.
24
h. Kebiasaan Berobat
Bila sakit, keluarga Tn. Mistar biasa berobat dengan menggunakan obat warung, namun bila tidak ada perbaikan keluarga biasanya berobat ke bidan di dekat rumahnya. Keluarga ini tidak memiliki asuransi ataupun Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) untuk berobat. Dalam satu bulan terakhir ini keluarga Tn. Mistar pernah mengalami batuk dan pilek bergantian dan tidak berobat ke puskesmas, melainkan hanya member obat warung saja.
Tabel 1.2. Faktor internal dan eksternal keluarga Tn. Mistar NO
FAKTOR INTERNAL
YA/TIDAK
KETERANGAN
1
Kebiasaan merokok
Ya
Tn. Mistar merokok di dalam dan di luar rumah,
masing-masing
sebanyak
1-2
bungkus per dua hari. 2
Kebiasaan jajan
Ya
Jarang ( hanya bila tidak ada lauk )
3
Olahraga
Ya
Tidak
ada
kebiasaan
rutin
untuk
berolahraga 4
Pola
pencarian
Tidak
Biasanya hanya membeli obat warung
Tidak
Tidak rutin, tabungan disimpan di rumah
Tidak
Lebih nyaman tidak menggunakan alas kaki
pengobatan 5
Menabung
6
Memakai
alas
kaki
(sendal)
NO
FAKTOR EKSTERNAL
1
Bangunan tempat tinggal
Ventilasi
YA/TIDAK
KETERANGAN
Tidak
< 10% dari luas lantai, tidak memiliki jendela hanya pintu utama yang di buka di bagian atasnya 25
Pencahayaan
Tidak
Kurang, hanya terdapat lampu di ruang keluarga
MCK (WC)
Tidak
Untuk buang air besar biasanya keluarga Tn. Mistar menumpang di rumah kakak dari Tn. Mistar
Air bersih
Ya
Sumur ( jarak sumur dengan penampungan limbah < 10 m)
Selokan
Tidak
Tidak terdapat selokan
Kandang
Tidak
Tidak
memiliki
hewan
peliharaan
Pekarangan
Tidak
Terdapat
beberapa
pohon
di
pekarangan seperti jambu air, mangga, dll
Ya
Dapur
Lantai dapur masih tanah belum di
semen
ataupun
di
beri
keramik
Ya
Kamar
satu kamar tidur yang selalu di gunakan
untuk
tidur
dengan
ukuran 3x3 meter
Ruang keluarga
Ya
Ruangan berukuran 3x2 meter yang bergabung dengan ruang keluarga
2
Kepadatan penduduk
Kepadatan rumah
Ya
Terletak
di
gang
kecil
dan
berdepetan dengan rumah di sampingnya
Sistem
pembuangan
sampah dan limbah
Ya
Penampungan halaman setelah
sampah
di
belakang
rumah,
terkumpul
sampah
dibakar
26
Lantai rumah
Tidak
Semen tanpa ubin
Dinding rumah
Tidak
Dinding dan penyekat ruangan hanya menggunakan anyaman bamboo
Atap rumah
Ya
Memiliki genteng tanpa plafon dengan
pondasi
tiang
yang
terbuat dari bamboo
Tidak
Pagar
Tidak terdapat pagar di depan rumah
3
Pemicu
dalam
lingkungan
rumah
Asap dapur
Ya
Tidak ada ventilasi udara yang cukup untuk keluar masuknya udara dib again dapur
Asap rokok
Ya
Tn. Mistar sering merokok di dalam rumah
Debu
Ya
Ada
c. Keluarga Tn. Leman a. Data Dasar Keluarga Tn. Leman
Keluarga Tn. Leman terdiri atas sepuluh orang anggota keluarga. Keluarga Tn. Leman tinggal di rumah milik sendiri di RT 03/ RW 05 Kampung Sukamulya Desa Tanjung Pasir. Tn. Leman dan Ny. Enah memiliki tujuh belas orang anak, tiga orang diantaranya meninggal saat di kandungan dan enam orang meninggal saat bayi. Saat ini anak-anak mereka yang masih hidup berjumlah delapan orang. Keempat anaknya adalah laki-laki, dan sisanya perempuan. Anak pertama meninggal saat masih bayi. Anak kedua bernama Mulina berusia 30 tahun, sudah tidak sekolah sejak kelas 3 SD, menurut orang tuanya dikarenakan anaknya sendiri yang tidak 27
ingin melanjutkan sekolahnya. Saat ini anaknya bekerja sebagai buruh pabrik bawang, penghasilannya tidak tetap minimum Rp. 20.000 per minggu. Anak ketiga bernama Edi meninggal saat berusia 19 tahun, karena sakit. Anak keempat dan kelima juga meninggal karena sakit saat berusia 1 tahun, masing-masing bernama munawati dan mulyati. Anak keenam bernama Joni berusia 24 tahun, sudah tidak sekolah sejak kelas 3 SD, bekerja pengurus empang, dan penghasilannya sekitar Rp. 40.000 per hari. Anak ketujuh bernama Marwati berusia 19 tahun, sudah tidak sekolah sejak kelas 4 SD, sudah menikah dan tidak bekerja. Anak kedelapan dan kesembilan meninggal saat berusia 1 hari. Anak kesepuluh bernama Gunawan berusia 18 tahun, sudah tidak sekolah sejak kelas 5 SD, bekerja sebagai buruh pabrik dan penghasilannya sekitar Rp.195.000 per minggu. Anak kesebelas bernama Basuni berusia 14 tahun, sudah tidak sekolah sejak kelas 3 SD, bekerja sebagai buruh pabrik dan penghasilannya sekitar Rp.195.000 per minggu. Anak kedua belas dan ketiga belas kembar, bernama Mardilah dan Marsidah, berusia 13 tahun. Mardilah sudah tidak sekolah sejak kelas 4 SD, karena kemauan anaknya sendiri, sekarang tidak bekerja. Sedangkan Marsidah masih sekolah kelas 2 SMP, dan sampai saat ini masih dibiayai oleh pamannya dan tinggal bersama pamannya. Anak keempat belas bernama Mardianah, masih sekolah kelas 1 SD. Rumah Tn. Leman dihuni oleh enam orang anggota keluarga, yaitu Tn. Leman dan istrinya, dan keempat anaknya, yaitu Gunawan, Basuni, Mardilah dan Mardianah. Saat ini Tn. Amat berusia 50 tahun dan sudah tidak bekerja sejak 1 tahun yang lalu, karena rasa baal pada kaki kirinya. Sebelumnya ia bekerja sebagai buruh bangunan dengan penghasilan Rp. 50.000 per hari. Ny. Enah sendiri saat ini berusia 48 tahun dan sehari-harinya selain bekerja sebagai ibu rumah tangga, juga terkadang menjadi buruh di tempat pengupasan bawang, dengan penghasilan Rp. 20.000 per minggu. Untuk memenuhi kebutuhan sehariharinya ia dibantu oleh anaknya yang bernama Gunawan dan Basuni.
28
No.
Nama
Status Keluarga
Jenis kelamin
Usia
Pendidikan
Pekerjaan
Penghasilan
1.
Tn. Leman
Laki-laki
3.
Ny. Mulina
Anak kedua
Perempuan
30 tahun
SD kelas 3
4.
Tn. Samin
Menantu
Laki-laki
32 tahun
SD kelas 3
5.
Tn. Joni
Laki-laki
Ny. Marwati
24 tahun 19 tahun
SD kelas 3
6.
Anak keenam Anak ketujuh
7.
Gunawan
Anak kesepuluh
Laki-laki
18 tahun
SD kelas 5
Tidak Bekerja IRT, Buruh Pabrik (tidak tetap) IRT, Buruh Pabrik (tidak tetap) Buruh Angkut Pasir Pengurus Empang Ibu Rumah Tangga Buruh
-
Ny. Enah
50 tahun 48 tahun
SD
2.
Kepala Keluarga Isteri
8.
Basuni
Anak kesebelas
Laki-laki
14 tahun
SD kelas 3
Buruh
9.
Mardilah
10.
Marsidah
11.
Mardianah
Anak Perempuan 13 SD kelas 3 Tidak kedua tahun Bekerja belas Anak Perempuan 13 SMP naik Pelajar ketiga tahun kelas 3 belas Anak Perempuan 10 SD kelas 1 Pelajar keempat tahun belas Tabel 1.1 Data Dasar Keluarga Tn. Leman
Perempuan
Perempuan
Tidak Sekolah
SD kelas 4
± Rp 20.000/ minggu
± Rp 20.000/ minggu
± Rp 30.000/ hari ± Rp 40.000/ hari -
± Rp 195.000/ minggu ± Rp 195.000/ minggu -
-
-
29
Gambar 2.4. Denah Rumah Tn. Leman
30
b. Bangunan Tempat Tinggal Keluarga Tn. Leman tinggal di rumah milik sendiri dengan luas bangunan sekitar 3 x 5 meter dan tidak bertingkat. Dinding rumah terbuat dari anyaman bambu. Lantai rumah beralaskan pecahan-pecahan keramik pada ruang tamu, dan semen pada ruangan lainnya. Atap rumah keluarga terbuat dari genteng susun tanpa disertai plafon. Ketinggian atap rumahnya ±3.5 meter. Rumah Tn. Amat terdiri dari 3 ruangan, yang terdiri dari ruang tamu, kamar tidur dan dapur. Ruang tamu luasnya 3 x 2.5 meter. Kamar tidur luasnya 2 x 2.5 meter, sedangkan dapur luasnya 1 x 2.5 meter. Kamar mandi luasnya 1.5 x 1.5 meter berdinding anyaman bambu. Di depan rumahnya terdapat tempat untuk mencuci piring luasnya 1.5 x 1.5 meter. Dalam rumah ini tidak terdapat sistem ventilasi. Fasilitas mandi, cuci, dan kakus (MCK) serta air bersih terdapat di samping rumahnya. Fasilitas ini digunakan bersamasama dengan tetangganya. Di bagian kiri depan rumahnya terdapat tempat untuk mencuci piring terbuka tanpa dilengkapi dinding ataupun atap. c. Lingkungan Pemukiman Rumah keluarga Tn. Leman terletak di lingkungan yang padat, dimana jarak antar rumah sangat dekat dan berdempetan. Keluarga Tn. Leman tidak memiliki pembuangan sampah khusus, mereka membuang sampah di sungai, terkadang di kebun tetangganya kemudian dibakar. Saluran pembuangan limbahnya dialirkan ke sungai melalui pipa. Sumber air bersih keluarga Tn. Leman berasal dari sumur timba. sumur ini digunakan untuk konsumsi air minum, memasak, mandi, dan mencuci. Di sekitar rumah Tn. Leman banyak hewan ternak milik tetangganya, seperti ayam dan bebek yang berkeliaran. Di samping rumahnya terdapat rumah anaknya yang bernama Mulina. Di teras depan rumahnya terdapat sebuah dipan yang digunakan untuk duduk-duduk anggota keluarga. d. Pola Makan Keluarga Tn. Leman makan sebanyak dua kali dalam sehari. Ny. Enah selaku ibu rumah tangga adalah orang yang bertanggung jawab untuk menyediakan hidangan.
31
Makanan yang disajikan berupa makanan sederhana seperti nasi disertai lauk tahu/tempe, dan sayur kangkung dan genjer. Namun, kadang-kadang Ny. Enah juga menyajikan ikan, biasanya dua kali seminggu. Keluarga Tn. Leman jarang mengkonsumsi buah-buahan. Keluarga Tn. Leman biasa makan di dipan teras depan rumahnya. Alat makan yang digunakan oleh keluarga ini terbuat dari piring plastik, serta sendok/ garpu yang terbuat dari logam. Namun biasanya keluarga lebih sering makan dengan menggunakan tangan. Keluarga ini memasak dengan menggunakan kayu bakar yang dimasak di dapur rumahnya. Keluarga ini mengaku jarang membeli makanan ke luar. e. Riwayat Obstetri dan Pola Asuh Ibu dan Anak Ny. Enah tidak pernah mengikuti program Keluarga Berencana (KB). Selama beberapa kehamilan Ny. Enah hanya sekali memeriksakan kehamilannya di bidan posyandu. Riwayat persalinan semua anaknya di rumah sendiri dan ditolong oleh paraji. Riwayat imunisasi dan kegiatan penimbangan tidak pernah dilakukan. Ny. Enah mengaku semua anaknya tidak mendapatkan ASI ekslusif sampai usia 6 bulan, karena sebelum usia tersebut ia sudah memberi makan anaknya buah-buahan, seperti pisang. f. Kebiasaan sehari-hari Hampir semua anggota keluarga memiliki kebiasaan yang sama yaitu tidak memakai alas kaki (sandal) saat keluar rumah. Tn. Leman sudah berhenti merokok sejak 2 tahun yang lalu, sebelumnya ia merokok sebanyak 1 bungkus per hari.
g. Riwayat Penyakit Dalam keluarga ini ada riwayat penyakit yang berhubungan dengan penggunaan alas kaki, yaitu Ny. Enah. Beliau pernah mengalami penyakit kutu air dan gatal-gatal.
h. Kebiasaan Berobat Bila sakit, keluarga Tn. Leman biasa berobat ke klinik dokter dan bidan. Keluarga ini memiliki kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) untuk berobat. Dalam satu
32
tahun terakhir ini Tn. Leman menderita tekanan darah tinggi, serta baal pada kakinya dan berobat ke klinik dokter/bidan.
Tabel 1.2 Faktor Internal dan Eksternal Keluarga Tn. Leman No.
Faktor Internal
Ya/Tidak
Keterangan
1.
Kebiasaan merokok
Tidak
Sejak 2 tahun yang lalu sudah berhenti merokok
2.
Kebiasaan jajan
Tidak
Jarang
3.
Olahraga
Tidak
-
4.
Pola pencarian pengobatan
Ya
Ke klinik dokter/bidan
No.
Faktor Eksternal
Ya/Tidak
Keterangan
1
Bangunan tempat tinggal
Ventilasi
Tidak
Tidak memiliki ventilasi
Pencahayaan
Ya
Kurang
pencahayaan
hanya
terdapat 2 lampu, masing-masing bohlam kuning 15 watt dan neon 18 watt
MCK (WC)
Ya
Penggunaannya
bersama-sama
dengan tetangga
Air bersih
Ya
Sumur
(jarak
sumur
dengan
penampungan limbah < 10 meter)
Selokan
Ya
Tidak terdapat selokan
Kandang
Tidak
Tidak memiliki kandang
Pekarangan
Tidak
Tidak ada pepohonan di sekitarnya
Dapur
Ya
Tidak tersedia sarana pembuangan asap dapur.
Kamar
Ya
Satu kamar tidur berukuran 2 x 2.5 meter
33
2
Ruang keluarga
Tidak
Tidak memiliki ruang keluarga
Ya
Jarak
Kepadatan penduduk
Kepadatan rumah
antar
rumah
berdekatan.
Jumlah anggota keluarga yang tinggal tidak sesuai dengan luas rumah yang ada.
Sistem
pembuangan
Ya
ke sungai.
sampah dan limbah
3
Pembuangan sampah dan limbah
Lantai rumah
Tidak
Keramik dan semen
Dinding rumah
Tidak
Anyaman bamboo
Atap rumah
Pagar
Pemicu
dalam
Genteng dan tidak terdapat plafon
Tidak
Tidak terdapat pagar
lingkungan
rumah
Asap dapur
Ada
Asap rokok
Tidak ada
Debu
Ada
4. Keluarga Tn. Yasin a. Data Dasar Keluarga Tn. Yasin
Keluarga Tn. Yasin terdiri atas tujuh orang anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Keluarga Tn. Yasin tinggal di rumah milik sendiri di RT 03/ RW 05 Kampung Sukamulya Desa Tanjung Pasir. Tn. Yasin dan Ny. Rohayah memiliki 5 orang anak. Tn Yasin berumur 50 tahun, dengan kelahiran desa kampung melayu. Saat ini Tn Amin bekerja di perusahaan sebagai penyapu halaman dengan penghasilannya Rp. 70.000 per minggu. . Ny. Rohayah sendiri saat ini berusia 42 tahun dan sehari-harinya bekerja sebagai ibu rumah tangga, mengurus keluarganya. Dari pernikahan ini tertua adalah Tn.Mamad berumur 23 tahun dan ia bekerja di bangunan sebagai buruh dengan gaji 65.000 ribu per 34
minggu nya. Anak keduanya Tn. Marup dengan umur 17 tahun dan saat ini tidak bekerja maupun tidak sekolah, dikarenakan malas untuk bersekolah. Yang ketiga adalah Nn. Munah dengan umur 15 tahun tidak bersekolah sehingga pekerjaannya adalah membantu Ny. Rohayah untuk memasak. Yang keempat An. Asep dengan umur 11 tahum, saat ini kelas 5 SD. Dan yang terakhir adalah An. Mumun dengan umur 8 tahun yang sekarang ini sedang duduk dikelas 3 SD . untuk saat ini pendidikan anak-anak Tn Yasin tdak ada yana melebihi sampai di atas SD.
Tabel 1.1. Data Dasar Keluarga Tn. Yasin
No.
1.
Nama
Tn. Yasin
Status
Jenis
keluarga
Kelamin
Kepala
Laki-laki
Usia
Ny.
Isteri
Perempuan
50 Tahun
42 tahun
Rohayah 3.
Tn. Mamad
Pekerjaan/ Penghasilan
keluarga 2.
Pendidikan
Tidak
Tukang kebun
sekolah
± 70.00/minggu
Tidak
Ibu rumah tangga
sekolah Anak ke-1
Laki-laki
23 tahun
SD
Wiraswasta 500.000
4.
Tn.Marup
Anak ke-2
Laki-laki
17 tahun
SD
Wiraswasta 350.000/minggu
5.
Nn. Muna
Anak k- 3
Laki-laki
15 tahun
SD
Wiraswasta 300.000/minggu
6.
An Asep
Anak ke-4
Laki-laki
11 tahun
SD
Supir 250.000/minggu
7.
Nn.
Anak ke-5
Perempuan
8 tahun
SD
Ibu Rumah Tangga
Mumun
35
Gambar 2.5. Denah Rumah Tn. Yasin 36
b. Bangunan tempat tinggal
Keluarga Tn. Yasin tinggal di rumah milik sendiri dengan luas bangunan sekitar 6 x 6 meter dan tidak bertingkat. Dinding rumah terbuat dari tembok hanya pada daerah teras depan serumah namun selebihnya terbuat dari anyaman bambu. Lantai rumah beralaskan keramik pada ruang tamu depan dan selebihnya beralasakan tanah yang yang s tutup batu-batu. Atap rumah keluarga terbuat dari genteng dan asbes susun tanpa disertai plafon. Ketinggian atap rumahnya ±6 meter. Rumah Tn. Yasin terdiri dari 4 ruangan, yang terdiri dari dua kamar tidur, dengan luas tiap kamarnya sekitar 2 x 2 meter. Selain itu juga terdapat ruang tamu yang digabungkan dengan ruang keluarga yang berukuran 4 x 4 meter. Terdapat juga dapur 2 x 4 meter, dan teras berukuran 1 x 2 meter. Dalam rumah ini Sistem ventilasi rumah Tn. Yasin belum memenuhi standar kriteria ventilasi yang baik, karena luas ventilasi rumahnya < 10% dari luas lantai rumah. Ventilasi hanya terdapat di ruang tamu satu buah jendela depan dengan ukuran 120 x 80 cm. dan jarang sekali dibuka untuk Pada masing-masing ruang tidur terdapat jendela kaca berukuran 70 x 50 dan jarang dibuka. Di ruang makan dan dapur juga tidak terdapat jendela maupun ventilasi angin-angin di atasnya. Kamar mandi terletak pada bagian samping kanan rumah dan hanya terdapat sumur berdiameter 1,5 m. ini di pergunakan hanya untuk mencuci pakaian, mandi dan mencuci piring. Kamar mandi berlantaikan tanah dengan batu-batu kecil. Untuk wc sendiri keluarga Tn. Yasin tidak mempergunakan wc ataupun septic tank juga tidak terdapat. Mereka membuang air besar mereka di kebun pisang yang kira-kira berjarak 2 m ke belakang dari rumah mereka.
c. Lingkungan Pemukiman
Rumah keluarga Tn. Yasin terletak di lingkungan yang padat, dimana jarak antar rumah sangat dekat bahkan berdempetan. Keluarga Tn. Yasin tidak memiliki pembuangan sampah khusus, mereka membuang sampah di kebun pisang yang berada di belakang rumahnya yang apabila sudah terkumpul banyak barulah dibakar, tempat membakarnya di belakang rumah. Di rumah Tn. Yasin tidak terdapat pembuangan limbah rumah tangga khusus jadi membuangnya bercampur dengan pembuangan sampah. Di belakang rumah Tn.Yasin terdapat genangan air yang cukup luas kira-kira berdiameter 30 cm . Sumber air 37
keluarga Tn.Yasin berasal dari sumur. Air sumur ini tidak digunakan untuk konsumsi air minum, memasak sehingga hanya digunakan untuk mencuci piring maupun baju. Untuk minum keluaga Tn. Yasin membeli air minum isi ulang. Untuk 1 galonnya keluarga ini bisa meghabiskan dalam waktu 4 hari.
d. Pola Makan
Tn Yasin dan keluarga dalam satu rumahnya makan makanan sehari hari sebanyak 3 kali sehari. Ny Rohaya yang merupakan ibu rumah tangga selalu masak dengan menggunakan kayu bakar yang di ambilnya di belakang rumahnya sendiri. Untuk makanannya sendiri Ny Rohaya mengaku lauk pauk yang di masak tidak banyak. Hanya mengikuti saja dengan keadaan ekonomi yang ada sehai harinya. Misalnya seperti tempe tahu dan telur. Untuk ayam maupun daging sapi mereka biasanya memakan saat hari-hari besar saja. Sayuran ang mereka makan juga tidak banyak macamnya, contohnya seperti toge, daun pepaya,timun, dan daun singkong. Semua bahan-bahan ini diakui oleh Ny. Rohaya di cuci dahulu sebelum diolah, yaitu dengan menggunakan air sumurnya sendiri. Untuk makan buah mereka jarang, dan kalaupun buah yang mereka makan biasanya adalah duku, pisang dan pepaya.
e. Riwayat Obstetri dan Pola Asuh Ibu dan Anak
Ny Rokayah mengakui 5 orang anaknya di lahirkan di Paraji terdekat dan dirumahnya sendiri. Semua anaknya selamat dilahirkan. Dan sampai detik ini tidak ada cacat lahir. Untuk riwayat ASI semua anaknya tidak diberikan ASI eksklusif, hanya sampai 3 lan saja. Untuk memulai makanan juga saat umur rata-rata 3 bulan. Dengan maknanan pertamanya bubur susu lembut. Buah yang mereka makan pertama kali saat umur 7 bulanan yaitu buah pisang. Riwayat imunisasi untuk 3 orang anak pertama tidak lengkap, namun untuk 2 anak terakhir diakuinya lengkap sampai campak. Dan sering di bawa ke posyandu untuk pengukuran berat badan.
f. Kebiasaan Berobat
Tn Yasin dan keluarga mengaku berobat pada bidan terkahir. Namun ini dilkaukan saat 1 tahun terakhir ini, dan sesekalai mereka juga ke pusksmas. Sebelumnya 38
mereka membeli obat di warung dan jika keadaan ekonomi tidak baik, mereka mempergunakan tanaman-tanaman sebagai obat-obatan.
g. Riwayat Penyakit
Dalam keluarga ini, terdapat riwayat penyakit yang berhubungan dengan penggunaan alas kaki, yaitu pada anak terakhir Tn. Yasin pernah mengalami keluhan susah makan dan berat badan yang sulit naik, dan juga pernah mengalami gejala gatal-gatal pada kaki.
h. Kebiasaan Sehari hari
Tn. Yasin dan keluarga dalam kehidupan sehari harinya banyak hal yang diilakukannya, misalnya seperti memakai alas kaki, ini di lakukan saat mereka hanya keluar rumah untuk kerja atau pun untuk ke pesta. Saat ke kamar mandi maupun pergi ke kebun untung buang air besar pun mereka tidak menggunakan alas kaki. Ini mereka lakukan dengan alasan sudah menjadi kebiasaan. Begitu juga membuang sampah, saat itu mereka.
Tabel 1.2. Faktor internal dan eksternal keluarga Tn. Yasin NO
FAKTOR INTERNAL
YA/TIDAK
1
Kebiasaan merokok
Tidak
2
Kebiasaan jajan
Tidak
3.
Olahraga
Tidak
4
Pola
pencarian
Tidak
KETERANGAN
Biasanya berobat ke puskesmas
pengobatan 5
Menabung
Tidak
6.
Kebiasaan sehari – hari
Ya
Dengan tidak menggunakan sandal atau alas kaki apapun saat d teras rumah, kamar 39
mandi, maupun buang air besar
NO
FAKTOR EKSTERNAL
1
Bangunan tempat tinggal
YA/TIDAK
KETERANGAN
Ventilasi
Ya
< 10% dari luas lantai
Pencahayaan
Ya
Tidak adanya celah pada rumah yang dapat membuat masuknya cahaya.
MCK (WC)
Ya
tidak ada WC dan menggunakan kebun pisang sekitar rumah untuk buang air besar
Air bersih
Ya
Sumur
Selokan
Ya
Tidak terdapat selokan
Kandang
Ya
Kandang kambing tidak bersatu dengan rumah, jarak 1,5m dari dinding luar rumah
Pekarangan
Tidak
Terdapat
beberapa
pohon
di
pekarangan seperti jambu air, mangga, dll
Dapur
Ya
Tidak tersedia sarana pembuangan asap dapur
Kamar
Ya
Dua kamar tidur, digunakan untuk tidur,
2
Ruang keluarga
Tidak
Kepadatan penduduk
Kepadatan rumah
Padat
Sistem pembuangan
Penampungan
sampah dan limbah
samping
sampah
rumah,
setelah
di
kebun
terkumpul
sampah dibakar
Lantai rumah
Keramik pada bagian ruang tamu, dan selebihnya terbuat dari semen. 40
Terbuat dari anayaman bambu pada
Dinding rumah
setiap ruang hanya pada sebagian dapur terdapat batu bata yang ditimbun dengan semen.
Genteng dari tanah liat dan tidak ada
Atap rumah
plafon pada seluruh atap rumah.
3
Tidak ada
Pagar
Pemicu dalam lingkungan rumah
Asap dapur
Ya
Asap rokok
Tidak
Debu
Ya
5. Keluarga Tn. Aming a. Data Dasar Keluarga Tn. Aming
Keluarga Tn. Aming terdiri atas lima orang anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Keluarga Tn. Amat tinggal di rumah milik sendiri di RT 03/ RW 05 Kampung Sukamulya Desa Tanjung Pasir. Tn. Aming dan Ny. Mursiah memiliki 12 orang anak. Namun yang masih hidup terdiri dari 5 orang anak. Tn Amin berumur 55 tahun, dengan kelahiran desa kampung melayu. Saat ini bapak Amin bekerja di di perumahan sebagai penyiram tanaman dengan penghasilannya Rp. 300.000 per minggu. . Ny. Mursiah sendiri saat ini berusia 40 tahun dan sehari-harinya nekerja sebagai ibu rumah tangga, mengurus keluarganya. Dari pernikahan ini anak yang masih hidup dan tertua adalah Tn. Murdin. tn Murding dengan umur 35 tahun dan sudah berkeluarga serta tinggal d rumahnya sendiri. Tn Murdin bekerja sebagai wiraswasta dengan penghasilan 500.000 tapi tidak tentu. Anak keduanya Tn. Muasim dengan umur 30 tahun. Tn muasim juga sudah berkeluarga dan berumah tangga sendiri. Kerjanya sebagai buruh dengan gaji 350.000 per minggu. Anak ketiga adalah Tn. Mistar dengan umur 25 tahun dan sudah berkeluarga, juga sudah 41
berumah tangga sendiri. Kerjanya sebagai wiraswasta dengan penghasilan 300.00 per minggu. Selanjutnya anaknya bernma Dani dengan umur 20 tahun. Anaknya yang ini belum menikah, namun sudah tidak tingaal bersama Tn. Aming. Ia juga sudah bekerja sebagai supir dengan gaji 250.000 per minggu. Dan yang terakhir dari anaknya yang masih hidup, Tn Aming mempunyai seorang anak perempuan. Anak perempuannya berumur 18 tahun dan sudah menikah. Ia dan suaminya yang berumur 22 tahun tinggal bersama Tn Aming. Dan dikaruniai anak berumur 1 tahun 2 bulan. Jadi dalam rumah Tn Aming terdapat 5 oarang, terdiri dari Tn.Aming dan istri, anaknya daan suaminya, serta cucu Tn Aming sendiri.
42
Tabel 1.1. Data Dasar Keluarga Tn. Aming
No.
1.
Nama
Tn. Aming
Status
Jenis
keluarga
Kelamin
Kepala
Laki-laki
Usia
Pendidikan
Pekerjaan/ Penghasilan
55 Tahun
Tidak sekolah
keluarga
Tukang kebun ± 300.00/minggu
2.
Ny.
Isteri
Perempuan
40 tahun
Tidak sekolah
Mursiah 3.
Tn. Murdin
Ibu
rumah
tangga Anak ke-1
Laki-laki
35 tahun
SD
Wiraswasta 500.000
4.
Tn.Muasim
Anak ke-2
Laki-laki
30 tahun
SD
Wiraswasta 350.000/mingg u
5.
Tn. Mistar
Anak k- 3
Laki-laki
25 tahun
SD
Wiraswasta 300.000/mingg u
6.
Tn. Doni
Anak ke-4
Laki-laki
20 tahun
SD
Supir 250.000/mingg u
7.
Ny. Aminah
Anak ke-5
Perempuan
18 tahun
SD
Ibu
Rumah
Tangga
43
Gambar 2.6. Denah Rumah Tn. Aming
44
b. Bangunan tempat tinggal
Keluarga Tn. Aming tinggal di rumah milik sendiri dengan luas bangunan sekitar 5 x 6 meter dan tidak bertingkat. Dinding rumah terbuat dari anyaman bambu pada seluruh ruangan. Lantai rumah beralaskan keramik pada ruang tamu depan dan selebihnya beralasakan seme. Atap rumah keluarga terbuat dari genteng dan asbes susun tanpa disertai plafon. Ketinggian atap rumahnya ±5 meter. Rumah Tn. Aming
terdiri dari 4 ruangan, yang terdiri dari dua kamar tidur,
dengan luas tiap kamarnya sekitar 1 x 2 meter. Selain itu juga terdapat ruang tamu yang berukuran 1x2 meter. Terdapat juga dapur 2 x 2 meter, dan teras berukuran 1 x 1 meter. Dalam rumah ini Sistem ventilasi rumah Tn. Aming belum memenuhi standar kriteria ventilasi yang baik, karena luas ventilasi rumahnya < 10% dari luas lantai rumah. Ventilasi hanya terdapat di ruang tamu satu buah jendela depan dengan ukuran 100 x 60 cm. dan jarang sekali dibuka untuk
Pada
masing-masing ruang tidur tidak terdapat
ventilasi angin maupun jendela kaca. Di ruang makan dan dapur juga tidak terdapat jendela maupun ventilasi angin-angin di atasnya. Kamar mandi keluarga Tn. Aming terletak pada depan rumahnya sendiri , tersebut tersedia sumur berdiameter 1m tanpa ditutpi dan dengan keadaan air berwarna keruh sedikit berbau. Kamar mandi tidak dilengkapi septic tank dan tidak tertutup jadi seringkali kotoran dari hewan-hewan ternak seperti ayam dan bebek terdapat pada kamar mandi tersebut. Keluarga tersebut lebih sering buang air besar di rumah tetangganya yang juga termasuk salah satu dari anaknya. Kamar mandi tidak terdapat ventilasi dan lantai kamar mandi terbuat dari semen (ubin) tanpa keramik.
c. Lingkungan Pemukiman
Rumah keluarga Tn. Aming terletak di lingkungan yang padat, dimana jarak antar rumah sangat dekat bahkan berdempetan. Keluarga Tn. Amingtidak memiliki pembuangan sampah khusus, mereka membuang sampah di depan rumahnya yang apabila sudah terkumpul banyak barulah dibakar, tempat membakarnya di depan rumah kadang di belakang rumah. Di rumah Tn. Aming tidak terdapatpembuangan limbah rumah tangga khusus jadi membuangnya bercampur dengan pembuangan sampah. Di depan rumah Tn.Aming terdapat genangan air yang cukup luas kira. Sumber air keluarga Tn.Aming 45
berasal dari sumur. Air sumur ini tidak digunakan untuk konsumsi air minum, memasak sehingga hanya digunakan untuk mencuci piring maupun baju. Untuk minum keluaga Tn. Aming membeli air minum isi ulang. Yang menurut pengakuannya juga digunakan untuk memasak. Air isi ulang ini seharaga 3.000 untuk setiap galonnya. Untuk 1 galonnya keluarga ini bisa meghabiskan dalam waktu 3 hari.
d. Pola Makan
Tn Aming dan keluarga dalama satu rumah nya makan makanan sehari hari sebanyak 3 kali sehari. Ny Mursiah sbagai ibu rumah tangga selalu menyiapakan nasi dengan lauk pauk. Namun lauk pauk yang diberikan diakui Ny. Mursiah tidak selalu bermacam-macam. Mereka semua mengikuti dengan keadaan uang yang mereka temukan. Lauk yang paling sering adalah tempe, tahu, ikan mujair. Ayam jarang dikonsumsi oleh keluarga Tn Aming, pengganti protein mereka yang tersering adalah telur. Sayuran mereka juga konsumsi seperti kangkug, sawi, dan terong. Sayuran terkadang beli datau bahakan meminta tetangga di perkarangan rumahnya. Ny Mursiah memasak dengan menggunakan kompor gas dan gas 3 kg. Ny Mursiah mengakui semua bahan-bahan yang dipergunakan untuk memasaka diakuinya dicuci menggunakan air sumurnya. Sampai memasak nasi pun dicuci dengan air sumur.
e. Riwayat Obstetri dan Pola Asuh Ibu dan Anak
Ny. Mursiah mengaku bahwa semua anaknya yang dilahirkan ditolong oleh Paraji yang di panggil langsung ke rumah. Ini dilakukan dikarenakan tidak adanya pelayaan kesehatan maupun pihak dokter atau bidan yang dekat dengan lingkungan rumahnya. Anak-anak Tn. Amin tidak diberikan imunisasi. Dan juga tidak pernah dibawa ke posyandu terdekat. Ini dikarenakan fakor keuanagan dan fasilitas mereka yang tidak dapat pergi jauh. Asi yang diberikan Ny. Mursiah juga tidak termasuk dalam ASI eksklusif. Tidak hanya itu saja makanan yang diberikan juga tidak saat usia si anak-anak diatas 6 bulan. Makanan yang diberikan pertama itu rata-rata saat umur 3 bulan dan diberikan biscuit yang dihaluskan. Tn Aming dan istri juga tidak menggunakan KB dalam bentuk apapun. Namun sekarang cucu Tn Aming yang berusia 1 tahun 2 bulan ini silahirkan di
46
seorang bidan yang terdekat. Dan di berikan ASI eksklusif dengan pemberian makan diatas 6 bulan. Dan dilkaukan imunisasi terkahir 9 bulan yairu campak.
f. Kebiasaan Berobat
Tn. Aming dan keluarga merupakan keluarga yang jarang berobat. Dahulu mereka sering beli obat di warung jika ada keluhan dalam diri mereka. Namun sudah 3 tahun terakhir ini mereka semua berobat di puskesmas yang terdekat. Jadi untuk saat ini tidak ada lagi dari keluarga yang satu rumah dengan Tn. Aming yang berobat sendiri dengan membeli obat di warung.
g. Kebiasaan Sehari hari
Tn. Aming dan keluarga mempunyai kebiasaan sehari hari yang berbeda beda. Contohnya seperti penggunaan alas kaki. Untuk menggunakan alas kaki di luar rumah maupun d dalam rumah termasuk kamar mandi atau dapur, mereka jarang menggunakan alas kaki seperti sendal. Ini di karenakan mereka malas untuk memakainya. Dan sudah menjadi kebiaaan mereka untuk tidak mempergunakan alas kaki. Menurut mereka alas kaki dipergunakan saat berpergian saja, misalnya kerja, ataupun ke pesta. Selain alas kaki kebiasaan Tn Aming sehari hari adalah merokok. Ini sudah menjadi kebiasaanya sejak masih muda kira-kira umur 18 tahun. Namun saat ini ia sudah mempunyai cucu yang tinggal 1 rumah dengannya, jadi Tn Aming mengaku tidak lagi merokok di dalam rumah. Adapun juga olah raga yang seharusnya dilakunan sehari-hari. Ini jarang dilakukan oleh meereka, dengan alesan tidak adanya waktu mereka dan tik pernah memikirkan bagaimana olahraga yang baik dan benar.
h. Riwayat Penyakit
Dalam keluarga ini, anak terakhir Tn. Aming pernah mengalami keluhan BAB keluar cacing.
47
Tabel 1.2. Faktor internal dan eksternal keluarga Tn. Aming
NO
FAKTOR INTERNAL
YA/TIDAK
KETERANGAN
1
Kebiasaan merokok
Ya
Tn Amat merokok di dalam dan di luar rumah,
masing-masing
sebanyak
1-2
bungkus per dua hari 2
Kebiasaan jajan
Tidak
3
Olahraga
Tidak
4
Pola
pencarian
Tidak
Biasanya berobat ke puskesmas
pengobatan 5
Menabung
Tidak
Erasa uang sudah pas untuk biaya hidup
6.
Kebiasaaan sehari – hari
Ya
Tidak memakai alas kaki saat keluar rumah dan didalam rumah
NO
FAKTOR EKSTERNAL
1
Bangunan tempat tinggal
YA/TIDAK
KETERANGAN
Ventilasi
Ya
< 10% dari luas lantai
Pencahayaan
Ya
Tidak adanya celah pada rumah yang dapat membuat masuknya cahaya.
MCK (WC)
Ya
Tidak ada adanya wc dalam kamar mandi dan tempat pembuangan limbah kamar mandi yang baik.
Air bersih
Ya
Sumur
Selokan
Ya
Tidak terdapat selokan
Kandang
Ya
Kandang ayam tidak bersatu dengan rumah, jarak 1m dari dinding luar rumah
Pekarangan
Tidak
Terdapat
beberapa
pohon
di
pekarangan seperti jambu air, mangga,
48
dll
Ya
Dapur
Tidak tersedia sarana pembuangan asap dapur
Ya
Kamar
Dua kamar tidur, digunakan untuk tidur,
2
Ruang keluarga
Tidak
Kepadatan penduduk
Kepadatan rumah
Padat
Sistem
Penampungan
pembuangan
samping
sampah dan limbah
sampah
rumah,
setelah
di
kebun
terkumpul
sampah dibakar
Keramik pada bagian ruang tamu, dan
Lantai rumah
selebihnya terbuat dari semen.
Terbuat dari anayaman bamboo pada
Dinding rumah
setip ruang hanya pada sebagian dapur terdapat batu bata yang d timbun dengan semen.
Genteng dari tanah liat dan tidak ada
Atap rumah
plafon pada seluruh atap rumah.
3
Pemicu
Tidak ada
Pagar dalam
lingkungan
rumah
Asap dapur
Ya
Asap rokok
Ya
Debu
Ya
49
BAB III AREA PERMASALAHAN
3.1
Keluarga binaan Tn. Nurdin
RUMUSAN AREA MASALAH
Masalah non medis
Lingkungan -
Jarak antar rumah sangat berdempetan
-
Ventilasi rumah yang tidak seusai dengan kriteria rumah sehat, karena luas ventilasi < 10 % dari luas rumah.
-
Sosial budaya -
Kurangnya pengetahuan keluarga tentang pentingnya imunisasi.
Perilaku -
Larangan mengkonsumsi makanan tertentu saat sedang diare
Pengetahuan kesehatan -
Terbatasnya sarana untuk tempat pembuangan sampah.
Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya penggunaan alas kaki
Masalah medis
Anggota keluarga ada yang mengalami keluhan sesak, yang memiliki riwayat kebiasaan merokok sebelumnya.
Terdapat bayi yang mengalami penyakit campak yang belum pernah diimunisasi sebelumnya.
Anak pertama Tn. Nurdin pernah mengalami keluhan gatal-gatal pada kakinya.
50
USULAN AREA MASALAH
1. Pengetahuan tentang pentingnya penggunaan alas kaki di pemukiman keluarga binaan RT 03/05 Kampung Sukamulya Desa Tanjung Pasir 2. Pengetahuan tentang imunisasi dasar di pemukiman keluarga binaan Rt. 03/05 Kampung Sukamulya Desa Tanjung Pasir. 3. Kurangnya ketersediaan ventilasi rumah di pemukiman keluarga binaan Rt. 03/05 Kampung Sukamulya Desa Tanjung Pasir. 4. Pentingnya penyediaan sarana pembuangan sampah di pemukiman keluarga binaan Rt. 03/05 Kampung Sukamulya Desa Tanjung Pasir.
3.2.
Keluarga binaan Tn. Mistar
RUMUSAN AREA MASALAH
Masalah non medis
Lingkungan -
Jarak sumber air bersih terlalu dekat
-
Jarak antar rumah sangat berdempetan
-
Ventilasi rumah yang tidak sesuai dengan kriteria rumah sehat
-
Tidak adanya tempat pembuangan limbah dan tempat pembuangan sampah khusus
-
Tidak adanya jamban keluarga (WC)
-
Kurangnya perhatian masyarakat tentang manfaat penggunaan alas kaki saat keluar rumah
Pencahayaan di dalam rumah tidak sesuai dengan kriteria rumah sehat
Sosial ekonomi -
Terbatasnya pendapatan warga untuk membuat jamban keluarga
-
Keterbatasan tersedianya jumlah air bersih tidak sebanding dengan banyaknya jumlah penduduk
Sosial budaya -
Adanya pola pikir bila anak diimunisasi akan membuat anak menjadi sakit
-
Adanya pola pikir bila tidak menggunakan alas kaki ( sandal ) saat keluar rumah membuat tubuh menjadi lebih sehat 51
Pengetahuan kesehatan -
Kurangnya pengetahuan ibu tentang manfaat imunisasi dan posyandu
-
Kurangnya pengetahuan keluarga tentang manfaat penggunaan alas kaki
Masalah medis
Anggota keluarga sering menderita batuk dan pilek secara bersamaan dalam satu waktu
Anak Tn. Mistar pernah mengalami gejala susah makan, dan susah mengalami peningkatan berat badan.
USULAN AREA MASALAH 1. Kurangnya aksesibilitas air bersih bagi warga di kampung Suka Mulya RT 03 RW 05 desa Tanjung Pasir 2.
Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai manfaat pentingnya penggunaan alas kaki
3. Kurangnya sarana pembuangan limbah dan sampah di pemukiman warga 4. Tidak menunjangnya fasilitas jamban di pemukiman warga 5. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang syarat ventilasi yang baik di pemukiman warga 1. Kurangnya pengetahuan warga tentang syarat penerangan rumah yang baik di pemukiman warga
3.3. Keluarga binaan Tn. Leman
RUMUSAN AREA MASALAH
Masalah non medis
Lingkungan - Tidak terdapatnya tempat pembuangan sampah yang baik. -
Kurangnya luas rumah jika dibandingkan dengan banyaknya jumlah anggota keluarga yang tinggal.
-
Kurangnya pencahayaan yang baik di dalam rumah
-
Tidak terdapatnya ventilasi di dalam rumah
-
Tidak terdapatnya ventilasi sebagai tempat pembuangan asap dapur
52
-
Perilaku -
Kebiasaan jarang mencuci tangan sebelum makan menggunakan sabun
-
Kebiasaan jarang memakai sandal saat di luar rumah
Pengetahuan Kesehatan - Kurangnya pengetahuan mengenai manfaat ventilasi rumah. -
Kurangnya pengetahuan mengenai manfaat pencahayaan dalam rumah yang baik.
-
Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi dan akibat dari hipertensi
-
Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan, proses kelahiran dan imunisasi di dokter/bidan
-
Kurangnya pengetahuan mengenai ASI Eksklusif pada anak.
-
Kurangnya pengetahuan mengenai program Keluarga Berencana (KB) dan imunisasi.
Sosial Ekonomi - Kurangnya biaya untuk meningkatkan gizi makanan -
Kurangnya biaya untuk memperluas rumah guna mengurangi kepadatan anggota keluarga yang tinggal
Sosial budaya -
Jarak antar rumah yang sangat dekat
Kepercayaan mengenai imunisasi yang akan membuat anak menjadi sakit
Masalah medis -
Anggota keluarga ada yang menderita darah tinggi, namun tidak terkontrol dan hanya diobati bila datang keluhan
-
Penyakit kutu air dan gatal-gatal yang pernah diderita pada salah satu anggota keluarga.
53
USULAN AREA MASALAH 1. Tidak terdapatnya tempat pembuangan sampah yang baik. 2. Kurangnya luas rumah jika dibandingkan dengan banyaknya jumlah anggota keluarga yang tinggal 3. Kebiasaan jarang memakai sandal saat di luar rumah 4. Kurangnya pengetahuan mengenai persalinan di tenaga kesehatan.
3.4. Keluarga binaan Tn. Yasin
RUMUSAN AREA MASALAH
Masalah non medis
Lingkungan -
Kualitas air sumur yang merupakan sarana air bersih, namun keadaannya berwarna keruh dan berbau.
-
Keadaan halaman yang sangat dekat dengan kandang kambing dan menyebabkan kotoran-kotorannya banyak di sekitar halaman rumah
-
Kurangnya sirkulasi udara dan cahaya yang masuk ke dalam rumah karena kurangnya ventilasi
-
Adanya sarana alas kaki namun kurangnya kesadaran untuk memakai alas kaki tersebut.
-
Tidak terdapat jamban pada kamar mandi sehingga mengharuskan membuang kotoran ke kebun yang dekat dengan rumah.
-
Kurangnya kualitas air bersih di daerah setempat
-
Jarak antar rumah sangat berdempetan
-
Jarak antar rumah denga kebn yang digunakan untuk buang air besar juga sangat dekat.
Sosial ekonomi -
Terbatasnya pendapatan warga untuk merenovasi membuat jamban pada kamar mandinya.
Pengetahuan kesehatan
54
-
Kurangnya pengetahuan masyarakat akan pentignya penggunaan alas kaki saat di luar rumah
Kurangnya pengetahuan dampak penyakit karena tidak memakai alas kaki.
Sosial budaya -
tidak terbiasa memakai alas kaki dengan kondisi rumah ddan lingkungan yang seharusnya mempergunakan alas kaki
Masalah medis
Anggota keluarga sering menderitagatal pada kulit kakinya.
Anggota keluarga pernah mengalami keluhan susah makan dan berat badan yang sulit naik.
USULAN AREA MASALAH 1.
Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai manfaat pentingnya penggunaan alas kaki
2. Kurangnya sarana pembuangan limbah dan sampah di pemukiman warga 3. Tidak menunjangnya fasilitas jamban di pemukiman warga 4. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang syarat ventilasi dan peneraangan rumah yang baik di pemukiman warga 5. Kurangnya pengethauan bagaimana tempat yang paling tepat untuk membuang air besar
3.5. Keluarga binaan Tn. Aming
RUMUSAN AREA MASALAH
Masalah non medis
Lingkungan o
Keadaan halaman yang sangat dekat dengan kanang ayam dan bebek dan menyebabkan kotoran-kotorannya banyak di sekitar halaman rumah
-
Kedaan sumur yang merupakan smber air bersih namun , air yang sesungguhnya berbau, dan berwarna keruh
-
Ventilasi rumah yang tidak seusai dengan kriteria rumah sehat
-
Cahaya yang masuk juga sedikit dikaenakan kurangnya ventilasi. 55
-
Adanya sarana alas kaki namun kurangnya kesadaran untuk memakai alas kaki tersebut.
-
Tidak afdana jamban pada kamar mandi
-
Kurangnya kualitas air bersih di daerah setempat
-
Jarak antar rumah sangat berdempetan
-
Ventilasi rumah yang tidak seusai dengan kriteria rumah sehat
Sosial ekonomi o
Terbatasnya pendapatan warga untuk merenovasi keadaan sumur dan dapur dan bangunan rumah lainnya.
Terbatasnya dana untuk mebuat kandang ayam dan bebek yang baik.
Pengetahuan kesehatan -
Kurangnya pengetahuan masyarakat akan pentignya penggunaan alas kaki saat di luar rumah
Kurangnya pengetahuan damapak penyakit karena tidak memakai alas kaki.
Sosial budaya -
tidak terbiasa memakai alas kaki dengan kondisi rumah ddan lingkungan yang seharusnya mempergunakan alas kaki
Masalah medis o
Anggota keluarga sering menderitagatal pada kulit kakinya.
o
Anggota keluarga pernah mengalami keluhan BAB keluar cacing.
USULAN AREA MASALAH 1. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai manfaat pentingnya penggunaan alas kaki 2. Kurangnya sarana pembuangan limbah dan sampah di pemukiman warga 3. Tidak menunjangnya fasilitas jamban di pemukiman warga 4. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang syarat ventilasi dan peneraangan rumah yang baik di pemukiman warga
56
5. Kurangnya engetahuan tentang kandang hewan ternak di sekitar rumah serta bagaiman cara membersihkan kotoran hewan-hewan tersebut.
BAB IV DIAGNOSA KOMUNITAS
4.1.
Alasan Pemilihan Diagnosis
Dari sekian masalah yang ada pada keluarga tersebut, kami memutuskan untuk mengangkat permasalahan ”PENGETAHUAN TENTANG PENGGUNAAN ALAS KAKI DI PEMUKIMAN KELUARGA BINAAN RT.03 RW. 05 KAMPUNG SUKAMULYA DESA TANJUNG PASIR” .
Pemilihan area masalah kesehatan ini didasarkan atas berbagai
pertimbangan yaitu :
Selama kami melakukan kunjungan beberapa kali ke rumah keluarga binaan, kami memperhatikan kelima keluarga binaan memiliki kebiasaan yang sama, yaitu saat keluar rumah mereka tidak memakai alas kaki (sandal), padahal untuk fasilitas ketersediaan alas kaki itu sendiri sudah ada di setiap keluarga binaan. Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya menggunakan alas kaki mungkin menjadi faktor yang menyebabkan mereka malas untuk menggunakan alas kaki saat keluar rumah.
Banyak anggota keluarga yang pernah mengalami penyakit kulit pada kaki, serta ada salah satu keluarga yang pernah mengalami keluhan BAB keluar cacing.
Lingkungan sekitar rumah keluarga binaan banyak yang memelihara hewan ternak, dan kotoran hewan terlihat banyak di sekitar rumah keluarga binaan dan tidak dibersihkan, sehingga memudahkan masuknya berbagai mikroorganisme yang berasal dari kotoran hewan apabila mereka tidak menggunakan alas kaki.
Sebagian besar rumah keluarga binaan memiliki dapur yang lantainya masih beralaskan tanah, dan saat melakukan aktivitas
di dapur mereka tidak
menggunakan alas kaki, selain itu apabila pergi ke sawah pun mereka tidak menggunakan alas kaki, hal ini dapat memungkinkan masuknya organisme seperti cacing masuk melalui kaki dan menyebabkan cacingan. 57
Selain itu apabila kaki terkena luka dan tidak memakai alas kaki dapat memungkinkan masuknya kuman tetanus dan menginfeksi dapat menyebabkan penyakit tetanus.
Khususnya anak-anak di sekitar keluarga binaan yang memiliki kebiasaan bermain tanpa memakai alas kaki, terjangkit penyakit kulit di kakinya.
Pentingnya pengetahuan tentang penggunaan alas kaki ini berhubungan dengan dampak yang dapat ditimbulkan akibat tidak memakai alas kaki. Salah satu dampaknya adalah penyakit kulit yang dapat menyerang kaki. Dari data sekunder yang kami dapatkan dari Puskesmas Tegal Angus, terdapat 10 penyakit besar pada tahun 2010 dan 2011 yang diperlihatkan dalam grafik berikut :
10 Besar Penyakit Tahun 2010
2605
480
336
519
872
398 395
Batuk
326 Diare Basiler
Diare HT dan Esensial Enteritis
ISPA
Myalgia
Penyakit kulit lain
Penyakit lain
276
Sakit Kepala
Gambar 4.1. Sepuluh Besar Penyakit Puskesmas Tegal Angus Tahun 2010 (Sumber : Puskesmas Tegal Angus)
58
Data 10 Besar Penyakit Tahun 2011
2472 1575 913
1156 649
779
565
329
361
Gambar 4.2. Sepuluh Besar Penyakit Puskesmas Tegal Angus Tahun 2011 (Sumber : Puskesmas Tegal Angus)
Pengetahuan tentang penggunaan alas kaki di pemukiman keluarga binaan Rt.03/05 di kampung Sukamulya Desa Tanjung Pasir. Dari hasil kuesioner, dapat dibuat rekapitulasi di pemukiman keluarga binaan kampung Sukamulya seperti yang ditunjukkan pada gambar :
59
Pendidikan Terakhir 6 5 4 3 2 1 0 Tidak Sekolah
Tidak Tamat SD
SD
SMP
SMA
Gambar 4.3. Tingkat Pendidikan Keluarga binaan Kampung Sukamulya
Dari gambar 4.3. dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memiliki pendidikan terakhir SD. Hal itu memperlihatkan bahwa terdapat hubungan antara kurangnya pengetahuan dengan tingkat pendidikan rendah.
Tingkat Ekonomi
Cukup 20%
Rendah 80%
60
Gambar 4.4. Tingkat ekonomi Keluarga binaan Kampung Sukamulya
Dari gambar 4.4. dapat dilihat bahwa tingkat ekonomi di keluarga binaan kami cenderung seimbang antara tingkat ekonomi cukup dan rendah. Hal ini menggambarkan bahwa ketersediaan fasilitas alas kaki dapat terpenuhi. Tetapi karena kurangnya pengetahuan menyebabkan keluarga binaan ini tidak memanfaatkan fasilitas tersebut.
Informasi Tentang Penggunaan Alas Kaki dari Pamflet atau Poster dan Media Massa
Terpapar 20% Tidak terpapar 80%
4.5 Paparan Media Massa pada Keluarga Binaan Kampung Sukamulya
Dari gambar 4.5 dapat dilihat bahwa sebagian besar anggota keluarga (responden) kurang terpapar berbagai informasi yang terdapat dalam media massa. Kurangnya informasi ini dapat menyebabkan kurangnya pengetahuan anggota keluarga binaan terhadap berbagai informasi mengenai pentingnya penggunaan sandal dalam mencegah timbulnya berbagai penyakit.
61
Hubungan Sosial
Baik 0%
Buruk 100%
Gambar 4.6 menunjukkan buruknya hubungan sosial responden. Hubungan sosial dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, dimana apabila hubungan sosial baik akan lebih mudah untuk seseorang mendapatkan pengetahuan.
62
BAB V RENCANA INTERVENSI
a. Rencana Intervensi
A. JANGKA PENDEK 1. Memberikan penyuluhan secara langsung mengenai pentingnya menggunakan alas kaki, dan dampak yang ditimbulkan akibat tidak memakai alas kaki. 2. Memberikan penyuluhan agar mencuci kaki saat masuk rumah setelah melakukan aktivitas di luar rumah. 3. Memberikan alas kaki (sandal) pada keluarga binaan.
B. JANGKA MENENGAH 1. Pemberian obat cacing melalui puskesmas keliling guna mencegah penyakit cacingan yang merupakan salah satu dampak akibat tidak menggunakan alas kaki, sebanyak dua kali dalam satu tahun. 2. Mengadakan kegiatan “jumat bersih” untuk membersihkan lingkungan sekitar rumah.
C. JANGKA PANJANG 1. Melakukan survey mengenai banyaknya warga yang terkena penyakit cacingan. 2. Melakukan penyuluhan tentang keharusan menggunakan alas kaki di sekolah-sekolah dasar Desa Tanjung Pasir. 3. Puskesmas menugaskan para kader di kegiatan pusling untuk mempromosikan tentang kewajiban menggunakan alas kaki bagi setiap masing-masing anggota keluarga.
63
Lampiran 2. Kuesioner LAPORAN DIAGNOSIS DAN INTERVENSI KOMUNITAS
PENGETAHUAN TENTANG PENTINGNYA PENGGUNAAN ALAS KAKI DI PEMUKIMAN KELUARGA BINAAN RT 03/05 DESA TANJUNG PASIR KECAMATAN SUKAMULYA KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN PERIODE 25 JUNI-07 JULI 2012
DAFTAR KUESIONER
RESPONDEN
NO. I. UMUM IDENTITAS RESPONDEN
1.Nama Kepala Keluarga : 2.Nama Responden
:
3.Status Dalam Keluarga : 4.Jenis Kelamin
:
5.Umur
:
6.Pekerjaan
:
7. Alamat
:
Kel./Kec ………………………………….. Berapa lama anda tinggal ditempat ini ………. Tahun
64
II. KHUSUS Pendidikan
1. Apakah pendidikan terakhir Anda? a. Tidak sekolah b. SD c. SMP d. SMA e. Perguruan tinggi
2. Apakah sewaktu Anda sekolah pernah diajari tentang pentingnya menggunakan alas kaki dalam mencegah berbagai penyakit ? a. Pernah b. Tidak pernah
Informasi Mengenai Penggunaan Alas Kaki
3. Media elektronik apa yang Anda miliki di rumah ? a.
Televisi
b.
Radio
c.
Televisi dan radio
d.
Tidak punya keduanya
4. Apakah Anda pernah mendengar informasi tentang pentingnya memakai alas kaki melalui pamflet, brosur, media massa ? a. Pernah b. Tidak pernah
5. Jika pernah, apakah Anda tahu alasannya mengapa memakai alas kaki itu penting ? a.
Ya
b.
Tidak
6. Apakah Anda pernah mendengar informasi tentang penyakit cacingan ? 65
a. Pernah b. Tidak pernah
7. Jika pernah, apakah Anda tahu salah satu penyebab penyakit cacingan ? a. Karena banyak minum b. Karena tidak memakai alas kaki saat keluar rumah c. Karena makan makanan pedas d. Karena minum susu e. Karena makan mie terlalu banyak
Ekonomi
8. Berapa pendapatan Anda tiap bulannya ? a. Tidak berpenghasilan b. 100.000 – 299.000 c. 300.000 – 499.000 d. 500.000 – 699.000 e. > 700.000
9. Apakah dengan pendapatan tersebut Anda dapat membeli sandal? a.
Ya
b.
Tidak
Sosial Budaya
10. Apakah petugas kesehatan pernah mengadakan penyuluhan mengenai pentingnya penggunaan alas kaki terhadap kesehatan? a. Ya b. Tidak
66
11. Apakah Anda membiasakan anggota keluarga Anda untuk memakai alas kaki sejak kecil? a.
Ya
b. Tidak
12. Apakah antara Anda dengan tetangga sekitar pernah melakukan perbincangan mengenai penggunaan alas kaki ? a.
Pernah
b.
Tidak pernah
67
Skoring No 1. 2.
Pertanyaan Pendidikan Apa pendidikan terakhir Anda?
Apakah sewaktu Anda sekolah pernah diajari
A
B
C
D
E
0 1
0 0
0
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
tentang pentingnya menggunakan alas kaki dalam mencegah berbagai penyakit ? Informasi Mengenai Penggunaan Alas Kaki Apakah Anda pernah mendengar informasi 3.
tentang pentingnya memakai alas kaki melalui TV ?
4.
Apakah Anda pernah mendengar informasi tentang pentingnya memakai alas kaki melalui pamflet, brosur, media massa ?
5.
Jika pernah, apakah Anda tahu alasannya mengapa memakai alas kaki itu penting ?
6.
Apakah Anda pernah mendengar informasi tentang penyakit cacingan ?
7.
Jika pernah, apakah Anda tahu salah satu penyebab penyakit cacingan ? Ekonomi
8. 9.
Berapa pendapatan Anda tiap bulannya ? Apakah dengan pendapatan tersebut Anda dapat membeli sandal? Sosial Budaya
10.
Apakah mengadakan
petugas
kesehatan
penyuluhan
pernah mengenai
pentingnya penggunaan alas kaki terhadap kesehatan?
68