LAPORAN PRAKTIKUM PROTEIN Laporan ini disusun untuk untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Kimia Pangan Dosen : Cucuk Suprihartini,STP. M.Kes.
Oleh : ARINDITA OKTAVINA
2015.05.002
EFRANSIANA MENGE
2015.05.011
EMIKA MAURICE DIAZ
2015.05.014
IKHFAN MUZAKI SAPUTRA
2015.05.023
ISNAINI MURSYIDAH
2015.05.026
RISMA TRISNAGATI
2015.05.036
PROGRAM STUDI D3 GIZI STIKES KARYA HUSADA KEDIRI Jln. Soekarno-Hatta No. 07 Telp. (0354) 399912 Fax. 3938888 Website : www.stikes-khkediri.ac.id 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia Nya, kami dapat menyelesaikan laporan dengan judul “PROTEIN “PROTEIN”. ”. Laporan ini disusun guna memenuhi tugas dari mata kuliah Ilmu Kimia Pangan. Tujuan dari laporan ini adalah untuk mengetahui kandungan protein dalam tahu dengan melakukan uji xanthroprotein, uji biuret, uji ninhydrin, pengaruh asam kuat dan alkali apakah terjadi adanya pengendapan protein, reaksi warna dengan menggunakan pb asetat, dan penentuan nitrogen amino. Dalam penyusunan laporan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini, khususnya kepada: 1. Cucuk Suprihartini,STP. M.Kes., selaku dosen Mata Kuliah Ilmu Kimia Pangan. 2. Orang tua kami yang banyak memberikan semangat dan bantuan baik moral maupun spiritual. 3. Teman-teman
yang
senantiasa
membantu
dan
mendukung
dalam
penyempurnanan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna.Karena itu, kami mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan makalah mendatang.Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat dan memenuhi harapan berbagai pihak. Pare, 9 Mei 2016
Penyusun
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...................................................................................... i DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 1 1.3 Tujuan ................................................................................................... 2 BABII TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 3 BAB
III
BAHAN DAN METODE
3.1 Tempat Dan Waktu ............................................................................... 5 3.2 Bahan Dan Alat ..................................................................................... 5 3.3 Metodologi ........................................................................................... 6 BAB IV HASIL PENGAMATAN
4.1 Uji Xanthroprotein ................................................................................ 8 4.2 Uji Biuret ............................................................................................. 8 4.3 Uji Ninhydrin ........................................................................................ 8 4.4 Pengaruh Asam Kuat Dan Alkali Terhadap Protein ............................. 8 4.5 Reaksi Warna Dengan Menggunakan Pb Asetat .................................. 8 4.6 Penentuan Nitrogen Amino ................................................................... 9 BAB V PEMBAHASAN ............................................................................................... 10 BAB VI KESIMPULAN ................................................................................................. 16 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 17 ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Tahu merupakan salah satu produk makanan yang sudah popular di masyarakat Indonesia. Sejak dulu, masyarakat Indonesia terbiasa mengonsumsi tahu sebagai lauk pauk pendamping nasi atau sebagai makanan ringan. Tahu menjadi makanan yang sangat diminati oleh masyarakat Indonesia karena rasanya enak dan harganya juga relatif murah. Tahu mengandung beberapa nilai gizi, seperti protein, lemak, karbohidrat, kalori, mineral, fosfor, dan vitamin Bkompleks. Tahu juga kerap dijadikan salah satu menu diet rendah kalori karena kandungan hidrat arangnya yang rendah (Utami, 2012). Pada tahu mengandung protein, karena tahu terbuat dari kedelai. Protein merupakan senyawa organik kompleks yang terdiri atas unsur C, H, O dan kadang-kadang mengandung unsur S dan P (belerang dan fosfor). Jenis protein ada dua, yaitu protein hewani dan protein nabati. Protein hewani antara lain berasal dari ikan, susu, daging, telur dan lain-lain, sedangkan protein nabati diperoleh dari biji-bijian, kacang-kacangan, dan juga sayuran.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Apakah pada tahu terkandung asam amio/ protein yang mempunyai gugus indol ?
Apakah ada ikatan peptide pada tahu ?
Apakah pada tahu terkandung protein ?
Apa pengaruh asam kuat dan alkali, apakah terjadi adanya pengendapan protein ?
Apa reaksi warna yang terjadi bila tahu dicampur dengan menggunakan pb asetat ?
Bagaimana cara menentukan nitrogen amino pada tahu ?
1
1.3 TUJUAN
Mahasiswa dapat mengetahui apakah protein pada tahu memiliki gugus indol
Mahasiswa dapat mengetahui adanya ikatan peptide pada tahu
Mahasiswa dapat mengetahui kandungan asam amino secara umum
Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh asam kuat dan alkali serta adanya pengendapan protein pada tahu
Mahasiswa dapat mengetahui reaksi warna yang terjadi bila tahu dicampur dengan pb asetat
Mahasiswa dapat mengetahui jumlah nitrogen amino pada tahu
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tubuh manusia rata-rata mengandung 20% lemak, 15% protein, sedikit karbohidrat sekitar 1% dan sejumlah besar air. Juga banyak mengandung mineral makro dari Ca dan P sampai S dan Mg serta sejumlah kecil dari hampir semua elemen yang didapatkan dalam tabel periodik. Makanan manusia menggambarkan komposisi yang dibutuhkan dan terdiri dari banyak bahan makanan yang kaya akan air, bahan bersifat protein, lemak dan karbohidrat, serta bahan lain yang mengandung
mineral-mineral
makro.
Mineral-mineral
makro
didapatkan
sehubungan dengan zat-zat makanan lain kecuali kalau pemrosesan dan perifikasi dilakukan secara intensif. Dari semua zat makanan yang diketahui dapat dibagi menjadi enam bagian: protein, karbohidrat, lemak, vitamin mineral makro dan mikro. Dalam pembagian ini tidak termasuk air dan oksigen sebagai zat-zat makanan karena tidak diperlukan usaha untuk menghasilkan dan menyediakan keduanya (Linder, 1992: h. 16-17). Makanan adalah substansi yang dimasukkan ke dalam tubuh dengan tujuan menyediakan bahan yang penting untuk pembentukan protoplasma baru atau mengganti protoplasma yang rusak, menyediakan energi yang sangat penting untuk pembentukan bermacam-macam aktivitas tubuh seperti kontraksi otot, sekresi kelenjar, sintesis bermacam-macam substansi, absorbsi makanan di saluran pencernaan, reabsorpsi substansi atau zat di tubuli ginjal, pertumbuhan dan reproduksi, dan menyediakan substansi esensial untuk pengaturan fungsi sel, dan alat tubuh secara keseluruhan (Tim Dosen, 2012: h. 37). Protein merupakan makromolekul yang sangat serbaguna pada makluk hidup dan melakukan fungsi yang sangat vital dalam seluruh sistem biologis. Protein disusun oleh 20 jenis asam amino. Struktur primer: asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida membentuk rantai polipeptida. Struktur sekunder : ikatan polipeptida terlipat menjadi struktur yang reguler seperti alpha helix, beta sheet, & loops. Struktur tersier: protein yang larut dalam air terlipat menjadi struktur yang kompak dengan inti yang non-polar. Struktur Kwartener: rantai-
3
rantai polipeptida dapat membentuk menjadi struktur multi-sub-unit. Untaian asam amino dari suatu protein menentukan struktur 3-dimensinya. Protein adalah polimer linear, disusun oleh unit monomer asam amino – secara spontan melipat menjadi struktur 3-dimensi, protein memiliki sejumlah gugus fungsi - alkohol,thiol, thioether, asam karbosilat, karboksiamida, & beberapa gugus basa - contoh. Penting untuk fungsi enzim, Protein dapat berinteraksi satu dengan yang lain, & dengan mkaromolekul biologis lain untuk , Beberapa protein cukup membentuk susunan kompleks – mesin makromolekuler
kaku, tetapi, yang lain menunjukkan fleksibilitas terbatas – komponen struktur pada cytoskeleton bagian v yang bekerja sebagai engsel, pegas & handle (engkol) atau tuas.
4
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 WAKTU DAN TEMPAT
Adapun
waktu
dan
tempat
dilaksanakannya
praktikum
ini
pada
hari/tanggal Rabu, 4 Mei 2016. Pukul 10:00 – 15:00 WIB. Tempat Laboratorium kimia Stikes Karya Husada Kediri Pare.
3.2 ALAT DAN BAHAN A. Alat
Tabung reaksi
Erlenmeyer
Pipet ukur
Spatula
Pipet tetes
Penangas air
Bunsen
Timbangan
Gelas ukur
Mortar dan alu
Karet penghisap
Corong
Labu ukur 50ml
Burret
Beker glass
Penjepit
B. Bahan
Tahu putih
Asam pikrat jenuh
HNO3 pekat
Pb asetat
HCL pekat
CuSO4 1%
Asam asetat pekat
Larutan ninhydrin
NaOH pekat
Aquades
0,1N NaOH
Formalin
TCA 1%
Indikator pp
5
3.3 METODOLOGI
a. Uji Xanthroprotein Memasukkan 3ml larutan tahu kedalam tabung reaksi, kemudian menambahkan 1ml HNO 3 pekat. Amati perubahan yang terjadi. Dinginkan tabung reaksi dan perlahan – lahan tambahkan NH 4OH atau NaOH secara berlebih. Amati perubahan warna yang terjadi. b. Uji Biuret Memasukkan 2ml larutan tahu kedalam tabung reaksi, kemudian menambahkan 10% NaOH sebanyak 3ml, kocok homogen dan tambahkan 2 tetes larutan CuSO4 1% sambil dikocok perlahan – lahan. Amati perubahan yang terjadi. c. Uji Ninhydrin Memasukkan 5ml larutan tahu yang telah diatur pH nya menjadi 5 kedalam tabung reaksi. Tambahkan 0,5ml larutan ninhydrin, panaskan sampai mendidih dan dinginkan. Amati perubahan warna yang terjadi. Positif jika timbul warna biru. d. Pengaruh Asam Kuat Dan Alkali Apakah Terjadi Pengendapan Protein Siapkan 7 tabung reaksi, masing – masing diisi dengan 2ml reagen HNO3 pekat, HCL pekat, asam asetat pekat, NaOH pekat, TCA 1%, asam pikrat jenuh. Tambahkan secara perlahan – lahan larutan tahu melalui pipet sampai terjadi perubahan (endapan). Kocok tabung reaksi secara hati – hati dan amati perubahan yang terjadi. e. Reaksi Warna Dengan Menggunakan Pb Asetat Campur 10ml larutan tahu dan 3ml NaOH 10%, tambahkan 2 tetes Pb asetat, panaskan diatas penangas air. Hasil positif jika larutan itu mula - mula berwarna kuning kemudian coklat dan akhirnya hitam, serta Pb mengendap sebagai koloid.
6
f. Penentuan Nitrogen Amino Menimbang tahu 1 gram. Mengencerkan tahu dengan aquades sampai 50ml. Masukkan ke dalam beker glass. Uapkan sampel sampai 25ml. Angkat, dan tambahkan aquades 25ml kemudian saring. Filtrat, di tambah formalin 2ml dan indikator pp 2 tetes. Titrasi dengan 0,1N NaOH sampai berwarna merah jambu. Buat sampel dengan campuran aquades 50ml, formalin 5ml dan indikator pp 2 tetes. Titrasi juga dengan 0,1N NaOH sampai berwarna merah jambu.
7
BAB IV HASIL PENGAMATAN
UJI
Uji Xanthroprotein Uji Biuret Uji Ninhydrin
PERUBAHAN WARNA
Terbentuk gumpalan berwarna kuning Terdapat warna ungu sedikit dan endapan putih dibawahnya Ada warna biru
kuning diatas - HCL pekat = terdapat endapan warna putih dibawah
Kuat Dan Alkali Apakah Terjadi
(+)
(+) (+)
- HNO3 pekat = terdapat endapan warna
Pengaruh Asam
HASIL
- Asam asetat pekat = terdapat endapan warna putih - NaOH pekat = berwarna ungu, dan ada
Pengendapan
endapan berwarna coklat dibawah
Protein
- TCA 1% = terdapat endapan warna putih dibawah
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
- Asam pikrat jenuh = berwarna kuning, dan ada endapan berwarna kuning
(+)
dibawah Reaksi Warna Dengan Menggunakan Pb
Berwarna coklat
Asetat
8
(-)
Penentuan Nitrogen Amino : %N.Amino = ml NaOH (S - B) x 14,008 gram sampel x 1000 = (2 – 0,3) x 14,008
x 100%
1000 = 1,7 x 14,008
x 100%
1000 = 2,381%
9
x 100%
BAB V PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, tahu digunakan sebagai sampel. Sebagai hasil olahan kacang kedelai, tahu merupakan makanan andalan untuk perbaikan gizi karena tahu mempunyai mutu protei nabati terbaik karena mempunyai komposisi asam amino paling lengkap dan diyakini memiliki daya cerna
yang tinggi
(sebesar 85% - 98%). Pada tahu terdapat berbagai macam kandungan gizi seperti protein, lemak, karbohidrat, kalori dan mineral, fosfor, vitamin B-kompleks seperti thiamin, riboflavin, vitamin E, vitamin B12, kalium dan kalsium (yang bermanfaat mendukung terbentuknya kerangka tulang). Pada pengamatan tahu digunakan beberapa jenis tes untuk mengetahui kandungan protein, yaitu tes kualitatif dan kuatitatif. Tes kualitatif meliputi uji xanthroprotein, uji biuret, uji ninhydrin, pengaruh asam kuat dan alkali apakah terjadi adanya pengendapan protein, reaksi warna dengan menggunakan pb asetat sedangkan kuatitatif adalah uji penentuan nitrogen amino. Perlakuan pertama yaitu tahu dihaluskan terlebih dahulu agar lebih mudah dilarutkan dengan air. Kemudian dimasukkan pada gelas kimia secukupnya dan diberi aquades hingga volumenya sekitar 100ml.
Uji Xanthroprotein
Uji pertama yang dilakukan adalah uji xanthroprotein, uji xanthroprotein digunakan untuk menguji atau mengidentifikasi adanya senyawa protein yang memiliki gugus indol dalam molekulnya, karena uji xanthroprotein dapat menunjukkan
adanya senyawa amino yang memiliki cincin benzen seperti
fenilalanin, tirosin dan triptofan. Langkah pengujiannya adalah sampel seban yak 3 ml ditambah dengan 1 ml HNO 3 kemudian dipanaskan dan didinginkan kemudian ditambahkan NaOH sebanyak 5 tetes. Larutan yang diduga mengandung senyawa protein ditambahkan larutan asam nitrat pekat sehingga terbentuk endapan berwarna putih. Larutan kemudian dipanaskan dan terbentuk larutan berwarna kuning. Suatu protein mengandung
10
gugus benzena (cincin fenil), jika ditambahkan asam nitrat pekat terbentuk endapan putih dan
berubah menjadi kuning sewaktu dipanaskan. Maka uji
xanthroprotein yang kami lakukan terbuki positif. Uji xanthroprotein ini hanya
positif jika mengandung
asam amino
tirosin, triptofan, dan fenilalanin. Penambahan alkali atau amonia pekat inilah yang mengubah warna zat menjadi kuning. Sedangkan penambahan NaOH menyebabkan pH larutan diatas pH isoelektrik sehingga kelarutan protein dalam air meningkat dan larutan tetap bening.
Uji Biuret
Uji kedua yang dilakukan adalah uji biuret. Pada uji ini sampel sebanyak 2 ml ditambahkan dengan 3 ml larutan NaOH, dan ditambahkan 2 tetes larutan CuSO4. Kemudian warna larutan menjadi berwarna violet atau ungu. Uji biuret merupakan suatu uji untuk mengetahui ada atau tidaknya ikatan peptide dalam suatu senyawa sehingga uji biuret dapat dipakai untuk menunjukkan
adanya
senyawa protein. Indikasi adanya protein dapat diketahui apabila larutan berubah warna menjadi ungu. Pada uji biuret yang telah dilakukan, didapati warna violet hal ini menunjukkan uji yang dilakukan positif. Warna violet dikarenakan adanya ikatan peptide dalam protein dengan tes biuret. Ikatan peptide adalah ikatan yang terbentuk ketika atom karbon dari gugus karboksil suatu molekul berikatan dengan atom nitrogen dari gugus amina lain. Senyawa – senyawa amida asam yang bersama gugus amida lain inilah yang menimbulkan warna tersebut. Warna violet juga disebabkan karena kurangnya kadar protein pada sampel sehingga tidak berwarna ungu pekat. MaOH dan CuSO4 merupakan larutan biuret yang berfungsi untuk mengetahui kandungan protein pada suatu bahan. Semakin tinggi tingkat / pekat warna ungu maka semakin tinggi pula kandungan protein yang dimiliki bahan tersebut (Siswanto, 2010). NaOH tergolong basa kuat yang ditunjukkan dengan adanya endapan setelah pemanasan. Sedangkan setelah didiamkan, tidak tampak adanya perubahan. Hal ini kemungkinan terjadi karena NaOH yang ditambahkan
11
tidak cukup banyak sehingga belum mampu mendenaturasikan protein yang terdapat dalam larutan tahu. Penambahan NaOH ke dalam larutan protein menyebabkan pH larutan diatas pH isoelektrik sehingga kelarutan protein dalam air meningkat dan larutan tetap bening. Ketika ditambahkan dengan etanol, larutan tetap bening. Hal ini terjadi karena molekul – molekul protein yang kelarutannya telah meningkat akibat penambahan basa tidak kalah bersaing dengan gugus OH dari etanol untuk mengikat air, sehingga molekul protein tidak mengendap dan larutan tetap bening.
Pb Asetat
Tes selanjutnya adalah tes dengan Pb asetat, langkah pertama yang dilakukan pada sampel sebanyak 10 ml dan 3 ml larutan NaOH ditambahkan 2 tetes Pb asetat dan dipanaskan. Hasil dari perlakuan ini adalah sampel berwana coklat. Uji positif jika terdapat endapan berwarna hitam. Untuk mengetahui suatu protein yang mengandung asam amino dengan atom S, misal sistein dan met ionin. Pada uji ini dalam suasana basa, Pb asetat akan bereaksi dengan S dari asam amino membentuk garam Pb S berwarna hitam. Akan tetapi uji pada sampel yang kami lakukan tidak didapati endapan berwarna hitam, sehingga sampel tidak terdapat sulfur labil.
Uji Ninhydrin
Uji Ninhydrin berfungsi untuk menguji adanya gugus asam amino bebas. Asam amino bebas adalah asam amino dimana gugus aminonya tidak terikat. Uji ini dilakukan dengan cara menambahkan reagen ninhydrin pada sampel, kemudian dipanaskan. Reaksi positif dari uji ini adalah adanya perubahan warna sampel menjadi biru atau hijau. Pada praktikum yang dilakukan dengan menggunakan sampel tahu terjadi perubahan warna yaitu warna biru. Hal ini menunjukkan bahwa pada sampel positif terdapat gugus asam amino bebas. Asam amino bereaksi dengan ninhydrin membentuk aldehida dengan satu atom C lebih rendah dan melepaskan molekul NH3 dan CO 2. Ninhydrin yang telah bereaksi akan membentuk hidrindantin. Hasil positif ditandai dengan terbentuknya kompleks berwarna
12
biru/keunguan yang disebabkan oleh molekul ninhidrin dan hidrindantin yang yang bereaksi dengan NH 3 setelah asam amino tersebut dioksidasi.
Pengaruh Asam Kuat Dan Alkali Apakah Terjadi Pengendapan Protein
Menyiapkan 7 tabung reaksi, masing – masing diisi dengan 2ml reagen HNO3 pekat, HCL pekat, asam asetat pekat, NaOH pekat, TCA 1%, asam pikrat jenuh. Menambahkan secara perlahan – lahan larutan tahu melalui pipet sampai terjadi perubahan (endapan). Kocok tabung reaksi
secara hati – hati dan
mengamati perubahan yang terjadi. Dan dari percobaan yang dilakukan mendapatkan hasil sebagai berikut : HNO3 pekat =
terdapat endapan warna kuning diatas, HCL pekat = terdapat
endapan warna putih dibawah, Asam asetat pekat = terdapat endapan warna putih, NaOH pekat = berwarna ungu, dan ada endapan berwarna coklat dibawah, TCA 1% = terdapat endapan warna putih dibawah, Asam pikrat jenuh = berwarna kuning, dan ada endapan berwarna kuning dibawah. Ini menunjukkan bahwa ada pengaruh asam kuat dan alkali pada protein dengan ditandai adanya endapan. Protein juga ada yang bersifat amfoter, artinya protein tersebut dapat bereaksi dalam asam maupun basa. Dalam asam akan bersifat basa dan sebaliknya dalam basa akan bersifat asam. Asam kuat yang dapat digunakan adalah H2SO4, HCl, Asam asetat pekat, NaOH dan KOH 10 %. Penambahan ini dilakukan secara perlahan agar timbul 2 lapisan, kocok beberapa saat dengan hati-hati. Dan amati perubahan yang terjadi. Pengendapan Protein. Uji ini dapat dilakukan denga dua reagen, yaitu TCA ( Tri Chloo Acid) 1% atau dengan menggunakan asam pikrat jenuh. Jika uji ini positif, maka kuning telur akan bereaksi membentuk warna kuning dan terjadinya pengendapan. Endapannya biasanya berwarna putih. (Sudarmaji, 2003)
13
Penentuan Nitrogen Amino
Pada penetapan kadar protein kali ini, digunakan sample tahu dengan metode Kjeldahl. Prinsip dari metode Kjeldahl ialah penentuan jumlah nitrogen yang dikandung oleh suatu bahan dengan cara mendegradasi protein dalam bahan dengan menggunakan H 2SO4 pekat untuk menghasilkan nitrogen sebagai ammonia. Pada metode Kjeldahl ini, ada 3 proses yang terjadi, yaitu destruksi, distilasi, dan titrasi. Pada proses destruksi, sample dipanaskan dalam H 2SO4 pekat sehingga terjadi penguraian sample menjadi unsur-unsurnya. Unsur N yang dihasilkan akan dipakai untuk menentukan kadar protein. Untuk mempercepat proses destruksi, perlu ditambahkan katalis. Katalis yang digunakan terdiri dari campuran K 2SO3 dan HgO. Blanko berfungsi sebagai faktor koreksi dari adanya senyawa nitrogen yang berasal dari reagensia yang digunakan. Dalam proses distilasi, larutan sample dan blanko yang telah dingin ditambahkan air untuk melarutkan sample hasil destruksi dan blanko, serta untuk membilas dinding labu agar tidak ada protein yang tersisa dalam labu. Pada dasarnya tujuan distilasi adalah memisahkan zat yang diinginkan, yaitu dengan memecah ammonium sulfat manjadi ammonia (NH 3) dengan tambahan NaOH Na2S2O3 .5H2O. Fungsi NaOH disini adalah untuk memberikan suasana basa karena reaksi tidak dapat berlangsung dalam keadaan asam. Amonia yang dihasilkan
dari
pemecahan
ammonium
sulfat
akan
diuapkan
kemudian
ditangkapoleh larutan asam borat (H3BO3). Mekanisme yang terjadi pada proses distilasi adalah: (NH4)2SO4 + 2 NaOH → Na2SO4 + 2 NH4OH 2 NH4OH
→ 2 NH3 + 2H2O
4 NH3 + 2 H3BO3 → 2(NH4)2BO3
+ H2
Tahap terakhir adalah tahap titrasi, diamana dilakukan titrasi pada sample dan blanko dengan menggunakan larutan HCl 0,02N. Hasil dari titrasi ini akan dimasukkan dalam suatu persamaan dan dihasilkan kadar N (dalam %). Kadar nitrogen yang dihasilkan akan dikalikan dengan suatu faktor konversi, sehingga akan diproleh kadar protein.
14
%N.Amino = ml NaOH (S - B) x 14,008
x 100%
gram sampel x 1000 = (2 – 0,3) x 14,008
x 100%
1000 = 1,7 x 14,008
x 100%
1000 = 2,381% Pada praktikum ini diperoleh kadar nitrogen amino sebanyak 2,381%.
15
BAB VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum diatas diperoleh simpulan sebagai berikut : Asam amino merupakan unit pembangun protein. Protein mengandung molekul organik kompleks, tersusun dari unsur-unsur C, H, O dan N, serta kadang-kadang P dan S. Kelarutan asam amino tergantung pada gugus-R dari masing – masing asam amino. Sebagian besar asam amino tidak dapat larut dalam pereaksi non polar seperti eter, aseton dan kloroform. Reaksi ninhydrin merupakan reagen peroksidasi yang sangat kuat, akan bereaksi dengan semua asam amino pada pH 4-8 membentuk senyawa berwarna ungu, kecuali pada prolin dengan ninhidrin menghasilkan warna kuning. Reagen biuret berfungsi untuk menguji kandunan protein dalam suatu zat makanan apabila setela ditetesi biuret, makanan/sari makanan yang menandung protein akan berubah menjadi warna ungu. Seperti albumin dan tyrosin.
16
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden,R.J and Fessenden,J.S.1989.Kimia Organik jilid II.Erlangga:Jakarta http://eprints.ums.ac.id/29639/2/BAB_I.pdf http://kimia.unpatti.ac.id/wp-content/uploads/2015/05/Protein-A-biokimia.pdf http://www.academia.edu/17427185/LAPORAN_PRAKTIKUM_BIOKIMIA_A NALISA_KUALITATIF_PROTEIN_DAN_ASAM_AMINO_ Muchtadi, D.,Nurheni Sri Palupi, dan Made Astawan.1992. metode kimia biokimia dan biologi dalam evaluasi nilai gizi pangan olahan. Winarno,F.G,1997.KIMIA PANGAN dan GIZI. Gramedia Pustaka Utama:Jakarta
17