LAPORAN PRAKTIKUM ILMU FAAL
TES KESEGARAN JASMANI DAN ELEKTROKARDIOGRAFI
Disusun oleh : KELOMPOK D3 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama Meriam Howard P. Wiedya Shintayani .S. Fera Novianti Indra Reska Pratama Elizabeth Kosasih Putu Yos Mulyadi
NPM 10700249 10700251 10700253 10700255 10700259 10700261
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2010/2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan atas berkat dan rahmat penyertaan-Nya yang selalu menyertai kami dalam proses pembuatan laporan yang berjudul tes kesergaran jasmani dan EKG. Kami juga berterima kasih kepada dosen ilmu fisiologi yang telah mendampingi ketika praktikum dan memberi materi pada kuliah sehingga kami mampu menyelesaikan laporan praktikum ini. Laporan praktikum ini bertujuan untuk membahas praktikum kami yaitu menilai kesegaran jasmani serta mengukur ketahanan kerja yang dimiliki oleh setiap orang dan merekam serta menilai kerja jantung seseorang lewat EKG (Elektro Kardiogram). Topik bahasan tes kesegaran jasmani dapat memberi pengetahuan kepada mahasiswa bagaimana mengukur kemampuan kerja fisik seseorang.Sedangkan topik EKG sangat penting untuk dimengerti dan dipahami bagi orang-orang yang berkerja dalam bidang medis termasuk juga penyusun sebagai mahasiswa kedokteran yang nantinya akan lulus dan bekerja sebagi seorang dokter, karena EKG merupakan salah satu pemeriksaan penunjang yang penting dalam mendiagnosis kelainan kerja ung. Demikian laporan ini kami susun bila ada kekurangan dan kesalahan dalam laporan yang kami buat ini, kami mengajukan permohonan maaf dan bersedia menerima segala kritik dan saran agar dapat membangun kami ke arah yang lebih baik di masa mendatang.
Surabaya, 18 Oktober 2011
Penyusun
TES KESEGARAN JASMANI
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kepentingan pemeriksaan kesanggupan badan sangatlah luas.Didalam setiap lapangan pekerjaan diperlukan suatu derajat kesegaran jasmanitertentu. Ditinjau dari segi ilmu Faal, tes kesegaran jasmani merupakan suatukesanggupan untuk melakukan kerja. Parameter yang digunakan adalah hal-hal yang berhubungan dengan kerja otot dan fungsi organisnya. Kerjaseseorang ditentukan dari berat badan, kenyamanan suhu udara, kelembabanudara, waktu, kadar hemoglobin darah, lama latihan, dan tes dilakukan berapalama setelah makan. Salah satu tes kesanggupan badan adalah Harvard StepUp Test (Percobaan Naik Turun Bangku). Tes ini dikembangkan oleh Brouha dan teman - temannya pada tahun 1943 di laboratorium universitas Harvardselama perang dunia II. Parameter dari tes ini adalah waktu lamanya kerja danfrekuensi nadi. Keuntungan dari tes ini adalah menggunakan peralatan dan biaya minim al, sert a dapat dikelol a sendi ri. Kel emahan tes ini adal ah tid ak memperthitungkan adanya perbedaan biomekanik dalam tiap individu yangdapat mempengaruh hasil tes, misalnya: orang tinggi akan lebih diuntungkankarena energy yang digunakan untuk melangkah naik ke bangku lebih sedikit dibanding orang yang lebih pendek, demikian juga perbedaan be ra t badan dapat mempengaruhi hasi l tes yang di dapat. 1.2.Permasalahan 1. Adakah perbedaan didalam penilaian indeks kesanggupan badan antara cara lamban dengan cara cepat? 2. Berapa orang didalam kelompok saudara yang mempunyai indeks kesanggupan badan termasuk baik/baik sekali/cukup/sedang/kurang? 3. Sebutkan tes lain yang dapat digunakan untuk menggukur tingkat kesegaran jasmani? 4. Buatlah daftar guna melengkapi laporan saudara. 4.1.Tujuan Tes ini bertujuan untuk menentukan tingkat kesegaran jasmani secara aerobik menggunakan cara yang sederhana dan peralatan minimal.
BAB II METODE KERJA
2.1.Alat dan Bahan Praktikum
Bangku datar setinggi 49 inci/48,24 cm (untuk laki-laki) dan 17 inci/43,16 cm (untuk perempuan)
Stopwatch
Metronom
2.2.Tata Kerja Praktikum Tentukan dulu frekuensi nadi istirahatnya. a. Orang coba berdiri menghadap bangku (yang tingginya berbeda untuk laki -laki dan perempuan). Pasanglah metronom dengan frekuensi 120 kali permenit. b. Suruhlah orang coba naik turun bangku, selalu di mulai dengan kaki yang sama. Tiap langkah kaki harus sesuai dengan irama detik metronom. Lakukan tindakan tersebut 2-3 kali sebelum percobaan sesungguhnya dimulai. Pada saat percobaan dimulai, pemeriksa harus menekan tombol stopwatch untuk menentukan waktu lamanya percobaan berlangsung. c. Pemeriksa menekan tombol stopwatch lagi segera setelah waktu 5 menti berakhir, atau segera setelah orang coba merasa tidak kuat lagi untuk meneruskan percobaannya. Suruhlah segera orang coba duduk dan hitung denyut nadi segera setelah percobaan berhenti (selama 10 detik dan kalikan enam). d. Hitunglah jumlah nadi pemulihan selama 30 detik, tiga kali berturut-turut yaitu dari : 1. Satu menit sampai satu setengah menit dari saat percobaan berhenti. 2. Dua menit sampai dua setengah menit dari saat percobaan berhenti. 3. Tiga menit sampai tiga setengah menit dari saat percobaan berhenti. e. Perhitungan serta penilaian indeks kesanggupan badan : Cara Lambat :
Cara Cepat
I.K.B = Indeks Kesanggupan Badan Cara lambat : dibawah 55
Cara cepat :
=
kurang
55-64
=
sedang
65-79
=
cukup
80-90
=
baik
Diatas 90
=
baik sekali
dibawah 50
=
kurang
50-80
=
cukup
Diatas 80
=
baik
CATATAN : Untuk orang coba yang tidak mampu melakukan tes selama 5 menit maka hasilnya harus dihubungkan dengan koreksi dari Clarke. Dianjurkan diperhitungkan dengan rumus : CARTER & WINSMAN
D = Duration (waktu) p = Pulse (nadi) dari 1-1,5 menit Penilaian hasil sama dengan IKB cara cepat. Kelemahan tes ini adalah tidak memperhitungkan adanya perbedaan biomekanik dalam tiap individu yang dapat mempengaruhi hasil tes, misalnya : orang tinggi akan lebih diuntungkan karena energi yang digunakan untuk melangkah naik ke bangku lebih sedikit dibanding orang yang lebih pendek, demikian juga perbedaan berat badan dapat mempengaruhi hasil tes yang didapat.
BAB III HASIL PRAKTIKUM
No
1
Nama
Shinta
Denyut Nadi
Lama Test
Istirahat
Segera
43 dtk
84
156
Hasil
1-1,5
2-2,5
3-3,5
Cepat
Lambat
C&W
mnt
mnt
mnt
Score
Score
Score
144
108
106
-
-
61,97
BAB IV PEMBAHASAN 4.1.Diskusi Hasil Praktikum
Shinta :
Perhitungan I.K.B CARTER & WINSMAN
4.2.Diskusi Jawaban Pertanyaan 1. Adakah perbedaan didalam penilaian indeks kesanggupan badan antara cara lamban dengan cara cepat? Ada 2. Berapa orang didalam kelompok saudara yang mempunyai indeks kesanggupan badan termasuk baik/baik sekali/cukup/sedang/kurang? Ada 2 orang nilai kesanggupan badan termasuk kurang 3. Sebutkan tes lain yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesegaran jasmani? 1. Tes Bruce Dirancang untuk mengevaluasi kinerja kardiovaskular, Uji Bruce dirancang sebagai treadmill stress test klinis. Tujuannya adalah untuk mendiagnosa pasien dengan penyakit jantung diduga, dan hasilnya akan menunjukkan masalah koroner mungkin. Saat ini, tes kebugaran fisik juga digunakan untuk mengukur VO2 Max, atau asupan oksigen maksimum, antara atlet. Anda mulai di treadmill dengan kecepatan dikelola dan miring.. Pada interval tertentu, baik tanjakan dan meningkatkan kecepatan treadmill sampai ambang Anda tercapai. 2. Illinois Agility Juga disebut Illinois Agility Run, tes kebugaran fisik ini dirancang untuk menentukan kelincahan. Kursus berjalan terdiri dari kerucut berbaris, dan menetapkan menjalankan lagu yang crisscrosses sekitar kerucut. Hal ini
menentukan kemampuan Anda untuk dengan cepat mengubah arah lain saat berjalan pada kecepatan tinggi. 3. Harvard Step Test Juga tes untuk fungsi kardiovaskular, tes ini dapat dengan mudah diberikan di rumah. Yang Anda butuhkan adalah sebuah bangku tinggi 12-inci atau kotak untuk berdiri di atas, dan stopwatch. Selama tiga menit, cukup maju dan turun panggung dengan kecepatan tetap. Kemudian waktu berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk detak jantung Anda untuk menormalkan. Semakin pendek interval, semakin baik kondisi kardiovaskular Anda. Ini tes kebugaran fisik juga dikenal sebagai Stres Jantung atau Jantung Endurance Test Test. 4. Bunyi Pengujian Tes ini juga dikenal sebagai Bleep Test atau Shuttle Run. Beberapa juga menyebutnya sebagai Uji perintis atau 20 meter Shuttle Run Test. Untuk memulai pengujian ini, kerucut ditempatkan 20 meter terpisah dari satu sama lain. Anda kemudian jalankan ke dan dari setiap kerucut menurut dicatat beep atau bleeps. Sebuah Bleep Test CD khusus mungkin diperlukan untuk ini. Interval antara bleeps mendapatkan lebih pendek, sehingga membutuhkan Anda untuk berjalan lebih cepat. Ini tes kebugaran fisik ini umumnya digunakan untuk mengukur VO2 Max. Ini juga merupakan indikasi dari daya tahan dan energi aerobik. 5. Vertikal Langsung Ini adalah tes lain yang dapat Anda lakukan di rumah dengan persyaratan yang sangat minim. Ini digunakan untuk menentukan kekuatan otot kaki. Hal ini kadang-kadang disebut Lompatan vertikal atau Sargent Langsung bernama setelah perintis pendidikan Amerika fisik, Dudley Sargent. Untuk melakukan pengujian, Anda mencoba untuk mencapai titik tertinggi di dinding dengan melompat.
ELEKTROKARDIOGRAFI
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Jantung
Jantung adalah salah satu organ tubuh yang paling vital fungsinya dibandingkan dengan organ tubuh vital lainnya. Dengan kata lain, apabila fungsi jantung mengalami gangguan maka besar pengaruhnya terhadap organ-organ tubuh lainya terutama ginjal dan otak. Karena fungsi utama jantung adalah sebagai single pompa yang memompakan darah ke seluruh tubuh untuk kepentingan metabolisme sel-sel demi kelangsungan hidup. Jantung mempunyai beberapa tempat utama sel-sel pacemaker yaitu SA node, AV node, Bundle of His dan Furkinje fiber. Normal sel pacemaker jantung berada di SA node yang secara teratur mengeluarkan impuls 60-100x/menit. Sedangkan pacemaker lain yang berfungsi sebagi backup apabila SA node mengalami gangguan. Pacemaker yang berfungsi sebagai backup yaitu AV node 40-60x/menit, Furkinje fiber 20-40x/menit.
Elektrokardiografi (EKG)
Sewaktu impuls jantung melewati jantung, arus listrik juga akan menyebar dari jantung ke dalam jaringan di dekatnya di sekeliling jantung. Sebagian kecil dari arus listrik ini akan menyebar ke segala arah di seluruh permuka an tubuh. Bila pada kulit yang be rlawan an dengan sisi
jantung
ditempatkan
elektroda,
dicetuskan oleh arust e r s e b u t rekaman
ini
disebut
maka
akan
potensial
dapar
listrik
yang
direkam
dan
d e n g a n elektrokardiogram (EKG). EKG
merupakan gambar hasil pencatatan potensiallistrik selama satu siklus jantung. (Guyton, Arthur C., 5.,ed. 1982. Fisiologikedokteran Jakarta: EGC, hal 128). Pada pemeri ks aan EKG ya ng sederhana, di guna kan penc atat an bi polar, unipolar, dan augmented unipolar. Pencatatan bipolar digunakandalam pencatatan standart limb leads atau standart leads (sandapan standart).Augmented
unipolar leads digunakan pada augmented unipolar limb leads,dan unipolar leads digunakan pada sandapan precordial. 1.Sandapan
standart (bipolar)
Istilah bipolar berarti bahwa elektrokardiogram yang direkam berasal daridua elektroda yang terletak pada bagian jantung yang berbeda. Hipotesayang dianut di dalam sandapan ini ialah hipotesa dari Einthoven sebagai berikut: •
Aktivitas listrik dari jantung merupakan sumber listrik dan terletak ditengah tubuh.
•
Tubuh dianggap sebagai suatu bola dengan cairan tubuh dan organyang mempunyai tahanan yang sama.
•
Lengan kiri, lengan kanan, dan kaki kiri terletak sama jauh dari jantung dan dari satu sama lainnya.
•
Jantung dan ekstremitas terletak dalam satu bidang frontal.Pada sandapan standart ini digunakan 3 sandapan yaitu:
•
Sandapan I= LISandapan I mencatat perbedaan potensial antara lengan kiri dan lengankanan, dimana elektrode negatif terletak di lengan k a n a n , d a n elektrode positif di lengan kiri
•
Sandapan II= LIIElektrode negatif terletak di lengan kanan, dan elektrode positif di kakikiri.
•
Sandapan III= LIIIElektrode negatif terletak di lengan kiri, dan elektrode positif di kaki kiri (Guyton, Arthur C., 5.,ed. 1982. Fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC, hal132-133)2 .
2. Sandapan augmented unipolar leads Sandapan ini merupakan pelepasan satu sandapan dari sentral keekstremitas yang akan diperiksa agar mendapatkan defl eksi t anpa gangguan yang berarti sehingga didapatkan defleksi yang 50% lebih besar.Pa da ti pe pere kama n ini, kedua anggota badan dihubungkan melaluitahanan listrik dengan ujung negatif alat elektrokardiograf, sedangkanagngota badan yang ketiga dihubungkan dengan ujung positif. Bila ujung positif terletak pada lengan kanan, maka sandapan ini disebut sandapanaVR; bila pada lengan kiri disebut sebagai sadapan aVL; dan
bila pada tungkai kiri disebut sebagai sedapan aVF. (Guyton, Arthur C., 5.,ed. 1982. Fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC, hal 135)3 .
3 . S a n d a p a n Sandapan
p r e c o r d i a l ini
merupakan
perubahan potensial
jantung
sandapan dalam
unipolar
bidang
untuk
mengetahui
horizontal.
Gambaran
elektrokardiogramdirekan dengan cara menempatkan sebuah elektroda pada permukaa nanterior dada la ngsung di at as ja ntung. Elektr oda positi f dihubungkanden gan el ektr okar diograf, se dangkan el ektroda negatif disebut sebagaielektroda indiferen, dihubungkan melalui tahanan listrik yang sama kelengan kanan, lengan kiri, dan tungkai ki ri. Pada dindin g ante ri or dada dapat direkam 6 macam sandapan, yaitu: • V1: elektroda pencatat diletakkan pada ruang antar costa keempatsebelah kanan sternum. • V2:
elektroda
precordial
diletakkan
pada
ruang
antar
antar
costa
cos ta keempat sebelah kiri sternum. • V3: elektroda precordial diletakkan antara V2 dan V4 • V4:
elektroda
precordial
diletakkan
di
ruang
kelima pada garis medioclavikular. • V5: elektroda precordial diletakkan di left anterior axillary linesetinggi V4. • V6: elektroda precordial diletakkan di left mid axillary l ine setinggi V4.(Guyton, Arthur C., 5.,ed. 1982. Fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC, hal134) Elektrokardiogram normal terdiri atas sebuah gelombang P, sebuahkomplek QRS, dan sebuah gelombang T. seringkali tapi tidak selalu,kompleks QRS itu terdiri atas tiga gelombang yang terpisah yakni gelombangQ, gelombang R, dan gelombang S. Gelombang P disebabkan
oleh
potensiallistrik
yang
dicetuskan
sewaktu
atrium
berdepol aris asi se belum kont raksi atrium di mul ai . Komplek QRS disebabkan oleh potensial listrik yangdicetuskan sewaktu ventrikel berdepol aris asi
se belum
berkontr aksi,
yait usewaktu
gelombang
depolarisasi menyebar melewati ventrikel. Oleh karenaitu, baik gelombang P, maupun komponen-komponen kompleks QRS disebutsebagai gelombang
depolarisasi. Gelombang T disebabkan oleh potensiallistrik yang dicetuskan
sewaktu
ventrikel
pulih
dari
keadaan
depol aris asi. Gelombang T dikenal sebagai gelombang repolarisasi. (Guyton, Arthur C.,5.,ed. 1982. Fisiologi kedokteran . Jakarta: EGC, hal 128). Lama
waktu
antara
permulaan
gelombang
P
dan
permulaan
kompleksQRS adalah interval waktu antara permulaan eksitasi listrik atrium dan permulaan eksitasi ventrikel. Periode waktu ini disebut sebagai interval P-Q.Seringkali disebut sebagai interval P-R sebab gelombang Q sering tidak ada.Kontraksi ventrikel berlangsung hampir dari permulaan gelombang Q (ataugelombang R jika gelombang Q tidak ada) sam pai akhi r gelo mban g T. Interval ini disebut sebagai interval Q-T. (Guyton, Arthur C., 5.,ed. 1982.Fisiologi kedokteran . Jakarta: EGC, hal 131) Sifat dari sinyal EKG adalah periodik, gambar standar dari sinyal EKG dapat dilihat pada gambar.
Keterangan: 1. Gelombang P disebabkan oleh potensial listrik yang dicetuskan sewaktu atrium berdepolarisasi sebelum kontraksi atrium dimulai. Gelombang P berasal Sinoatrial node (SA node) pada atrium kanan, yang merupakan penyebaran rangsangan pada atrium. 2. Komples QRS disebabkan oleh potensial listrik yang dicetuskan sewaktu ventrikel berdepolarisasi sebelum berkontraksi, yaitu sewaktu gelombang depolarisasi menyebar melewati ventrikel. Oleh karena itu, baik gelombang P maupun komponen-komponen QRS komplekss, disebut sebagai gelombang depolarisasi.
3. Sedangkan Gelombang T disebabkan oleh potensial listrik yang dicetuskan sewaktu ventrikel pulih dari keadaan terdepolarisasi, dan gelombang T dikenal sebagai gelombang repolarisasi. Gelombang P selalu terdapat pada jantung yang normal. Gelombang P pada sinyal EKG kemungkinan tidak ada, karena atrium kanan tidak kuat memompa, contohnya disebabkan oleh kurang darah (anemia). Pola sinyal EKG yang terdapat gelombang P, mendiagnosa pasien memiliki kelainan jantung karena seharusnya gelombang P tidak ada. Karena alat EKG tidak dapat merekam pergerakan atrium kanan yang lambat. Sedangkan pola sinyal EKG yang terdapat gelombang T pasien tidak memiliki kelainan jantung, karena gelombang T merekam atrium kiri yang pergerakannya sangat kuat.
1.2.Permasalahan 1. Hitunglah frekuensi jantung dengan menggunakan RR interval. Tentukan iramanya, normal atau tidak. 2. Dari hantaran II, hitunglah lamanya : a. P-R interval
: awal gelombang P sampai awal QRS kompleks
b. QRS kompleks
: awal timbulnya gelombang Q atau R sampai akhir gel S
c. Q-T interval
: awal gelombang Q sampai akhir gelombang T
3. Hitunglah besar voltage puncak-puncak P, Q, R, S, dan T pada hantaran I,II, dan III. Apakah terdapat kelainan? Lakukan juga pada sandapan precordial. 4. Buktikan kebenaran persamaan Einthoven pada QRS kompleks : II = I + III 5. Tentukan axis dari QRS kompleks (posisi jantung pada bidang frontal) 6. Lihatlah gambar pada precordial leads (posisi jantung pada bidang horizontal), apakah ada Counter Clockwise Rotation atau Clockwise Rotation? 7. Bagaimana konklusi elektrokardiogram saudara? Apakah ada kelainan ataukah masih dalam batas normal?
1.3.Tujuan Agar mahasiswa mampu mengamati, mengukur dan mencatat macam macam jenis sinyal yang dihasilkan oleh EKG selama praktikum.
BAB II METODE KERJA
2.1.Alat dan Bahan Praktikum
Elektrokardiografi
Sandapan ekstremitas
Sandapan precordial
2.2.Tata Kerja Praktikum a. Persiapan alat Elektrokardiografi dari Fukuda model FJC-7110. Pada alat ini ada dua tombol untuk power. Sebelum percobaan dimulai, kedua tombol harus dalam posisi off. Pada alat Fukuda, didapatkan tombol pengukur pilihan sandapan, digunakan untuk semua sandapan tersebut di atas dengan cara memutar pengatur sandapan sesuai dengan pencatatan yang akan dikerjakan. b. Persiapan penderita 1) Orang coba diharuskan berbaring diatas dipan periksa dengan tenang. Aktivitas otot lainnya akan menyebabkan gangguan dari EKG (baju dan kaos dilepas). 2) Bersihkan dengan kapas alkohol bagian ventral da ri kedua lengan bawah didekat pergelangan tangan dan bagian antero lateral/medial dari kedua tungkai bawah di dekat pergelangan kaki. Berilah sedikit pasta elektrode di berbagai tempat tersebut, kemudian pasanglah elektrodenya. 3) Hubungkan kabel yang berasal dari elektrokardiografi dengan masing-masing elektrodenya, yaitu kabel : RA, LA, RF, dan LF, masing-masing dengan elektrode di lengan kanan, lengan kiri, tungkai kanan dan tungkai kiri. Hubungkan juga elektrode pada dinding rongga dada sesuai dengan petunjuk tersebut diatas. Pencatatan siap dimulai. 4) Kedua tombol power EKG diletakkan pada kedudukan ON. J arum penulis akan bergerak ke bawah, nantikan sampai jarum tersebut kembali ke tengah atau berhenti. Apabila berhentinya tidak di tengah, aturlah jarum penulis dengan penggerak jarum penulis supaya terletak di tengah. Kerjakan standarisasi dengan menjalankan kertas, tombol pengatur sandapan pada posisi
C dan menekan tombol kepeekaan sehingga tergambar besarnya voltage pada kertas EKG. Telah diatur, perangsangan dengan tombol standarisasi sebesar 1 mV. Pencatatan yang sesungguhnya siap dimulai. 5) Putarlah pencatat sandapan berturut-turut mulai dari 1-2-3- dan seterusnya sampai kembali ke C. 6) Setiap kembali ke hantaran selanjutnya, beristirahatlah beberapa detik agar penulis kembali ke garis dasar. Setiap kali pencatatan, dikerjakan paling sedikit 3 cyclus jantung, kecuali pada L2 dimana paling sedikit harus dikerjakan 6 cyclus jantung.
BAB III HASIL PRAKTIKUM Pada LEADS II : (WAKTU) 1. RR interval rata-rata =
= 16,87 mm = 0,67 detik
2. PR interval
=
3,5 mm
= 0,14 detik
3. PR segmen
=
4 mm
= 0,16 detik
4. QT interval
=
9 mm
= 0,36 detik
5. ST segmen
=
2 mm
= 0,08 detik
6. QRS kompleks
=
3 mm
= 0,12 detik
BESAR VOLTAGE
P
LEAD I
LEAD II
LEAD III
QRS
Q
R
S
T
0,5 mm
0 mm
3 mm
-1 mm
2 mm
2 mm
0,05 mV
0 mV
0,25 mV
-0,1 mV
0,2 mV
0,15 mV
2 mm
-1 mm
17 mm
2 mm
5,5 mm
18 mm
0,2 mV
-0,1 mV
1,7 mV
0,2 mV
0,55 mV
1,8 mV
1 mm
-2 mm
17 mm
1 mm
3 mm
16 mm
0,1 mV
-0,2 mV
1,6 mV
0,15 mV
0,3 mV
1,55 mV
CATATAN : 1. Kecepatan kertas = 25 mm/det 2. Pada absis dibaca “Skala waktu”, yaitu 0,04 detik/mm = 0,2 det/5 mm 3. Pada ordinat dibaca “Skala voltage”, yaitu 0,1 mV/mm = 1 mv/cm
komples
BAB IV PEMBAHASAN 4.1.Diskusi Hasil Praktikum Pada LEADS II : 1. RR interval rata-rata =
Harga normalnya 2. PR interval Harga Normal 3. QT interval Harga Normal 4. QRS kompleks Harga Normal
= 16,87 mm = 0,67 detik
= 60 – 100 x / menit =
3,5 mm = 0,14 detik
= 0,12- 0,20 detik ( 3 - 5mm ) =
9 mm
= 0,36 detik
= tidak lebih dari 0,42 detik =
3 mm
= 0,12 detik, menandakan patologis
= 0,06 – 0,10 detik
4.2.Diskusi Jawaban Pertanyaan 1. Hitunglah frekuensi jantung dengan menggunakan RR interval. Tentukan iramanya, normal atau tidak.
Harga normalnya : 60 – 100 x / menit Iramanya normal
2. Dari hantaran II, hitunglah lamanya : a. P-R interval
: awal gelombang P sampai awal QRS kompleks
P-R interval = 3,5 mm = 0,14 detik b. QRS kompleks
: awal timbulnya gelombang Q atau R sampai akhir gel
QRS kompleks = 3 mm = 0,12 detik c. Q-T interval
: awal gelombang Q sampai akhir gelombang T
Q-T interval = 9 mm = 0,36 detik
3. Hitunglah besar voltage puncak-puncak P, Q, R, S, dan T pada hantaran I,II, dan III. Apakah terdapat kelainan? Lakukan juga pada sandapan precordial.
Sandapan Ekstremitas
P
LEAD I
LEAD II
LEAD III
Q
R
S
T
0,5 mm
0 mm
3 mm
-1 mm
2 mm
2 mm
0,05 mV
0 mV
0,25 mV
-0,1 mV
0,2 mV
0,15 mV
2 mm
-1 mm
17 mm
2 mm
5,5 mm
18 mm
0,2 mV
-0,1 mV
1,7 mV
0,2 mV
0,55 mV
1,8 mV
1 mm
-2 mm
17 mm
1 mm
3 mm
16 mm
0,1 mV
-0,2 mV
1,6 mV
0,15 mV
0,3 mV
1,55 mV
Tidak terdapat kelainan
Sandapan precordial
V1
V2
V3 V4
V5
P
Q
R
1 mm
0 mm
9 mm
-22,5 mm
2 mm
0,1 mV
0 mV
0,9 mV
-2,25 mV
0,2 mV
0,5 mm
0 mm
11,5 mm
-22 mm
4,5 mm
0,05 mV
0 mV
1,15 mV
-2,2 mV
0,45 mV
0,5 mm
0 mm
13 mm
-10 mm
5,5 mm
0,05 mV
0 mV
1,3 mV
-1 mV
0,55 mV
0,5 mm
0 mm
14,5 mm
-3,5 mm
4,5 mm
0,05 mV
0 mV
1 mm 0,1 mV
V6
QRS
0 mm 0 mV
1,45 mV 10,5 mm 1,05 mV
S
-0,35 mV
T
0,45 mV
-1 mm
3,5 mm
-0,1 mV
0,35 mV
0,5 mm
0 mm
8 mm
-0,5 mm
3 mm
0,05 mV
0 mV
0,8 mV
-0,05 mV
0,3 mV
komples
4. Buktikan kebenaran persamaan Einthoven pada QRS kompleks : II = I + III QRS kompleks Lead I
: 1 mm
= 0,04 detik
Lead II
: 3 mm
= 0,12 detik
Lead III
: 2 mm
= 0,08 detik
0,12=0,08+0,04 ( TERBUKTI )
5. Tentukan axis dari QRS kompleks (posisi jantung pada bidang frontal) - 90°
2
LI
14
aVF +90°
6. Lihatlah gambar pada precordial leads (posisi jantung pada bidang horizontal), apakah ada Counter Clockwise Rotation atau Clockwise Rotation? Tidak terdapat Counter Clockwise Rotation maupun Clockwise Rotation 7. Bagaimana konklusi elektrokardiogram saudara? Apakah ada kelainan ataukah masih dalam batas normal? konklusi elektrokardiogram masih dalam batas normal
LEAD I
P
= 0,5 mm
Q
= 0 mm
R
= 2,5 mm
S
= -1 mm
T
= 1,5 mm
P
= 2 mm
Q
= -1 mm
R
= 17 mm
S
= 2mm
T
= 5,5 mm
P
= 1mm
Q
= -2 mm
R
= 16mm
S
= 1,5mm
T
= 3 mm
LEAD II
LEAD III
aVL P
= -1 mm
Q
= 1 mm
R
= -7 mm
S
= 1 mm
T
= -3 mm
aVR P
= -2 mm
Q
= 1 mm
R
= -9 mm
aVF
P
= 2 mm
Q
= -1 mm
R
= 16 mm
S
= -1 mm
T
= 3 mm
P
= 1 mm
Q
= 0 mm
R
= 9 mm
S
= -22,5mm
T
= 2 mm
V1
V2
P
= 0,5 mm
Q
= 0 mm
R
= 11,5 mm
S
= -22 mm
T
= 4,5 mm
V3 P
= 0,5 mm
Q
= 0 mm
R
= 13 mm
S
= -10 mm
T
= 5,5 mm
P
= 0,5 mm
Q
= 0 mm
R
= 14,5 mm
S
= -3,5 mm
T
= 4,5 mm
P
= 1 mm
Q
= 0 mm
R
= 10,5 mm
S
= -1 mm
T
= 3,5 mm
V4
V5
V6 P
= 0,5 mm
Q
= 0 mm
R
= 8 mm
S
= -0,5 mm
T
= 3 mm
DAFTAR PUSTAKA Einthoven W. Un nouveau galvanometre. Arch Neerl Sc Ex Nat 1901; 6:625. Ganong,WF. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 22. Jakarta: penerbit buku kedokteran EGC. Guyton, A & Hall, J. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta : penerbit buku kedokteran EGC. Mark, Jonathan B. 1998. Atlas of cardiovascular monitoring . New York: Churchill Livingstone.