LAPORAN PRAKTIKUM IKHTIOLOGI “Sistem Pencernaan dan Urat daging pada Ikan Kerisi (Pristipomoides filamentosus)”
Oleh: Riko (2021611035)
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN PERIKANAN DAN BIOLOGI UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG 2017
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Karunia Nya, sehingga penulis dapat merampungkan laporan praktikum ikhtiologi dengan judul: “Sistem Pencernaan dan Urat Daging pada Ikan Kerisi ( Pristipomoides filamentosus) ”. Laporan ini dapat tersusun tak lepas dari bantuan banyak pihak. Oleh karena itu penulis berikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada, 1. Kedua orang tua yang senantiasa mendo’akan penulis dan segala fasilitas yang mereka berikan 2. Dosen pengampu Ibu Umroh, S.T, M.Si. yang menyampaikan materi dengan baik 3. Asisten dosen Navisa Safira yang membimbing penulis dalam praktikum 4. Teman-teman yang bekerja sama dengan baik pada saat praktikum Akhir kata penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu, penulis memohon saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaannya dan semoga bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Balunijuk, 30 November 2017, penulis
Riko 2021611035
ii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1 1.2 Tujuan ................................................................................................. 2 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 3
2.1 Sistem Pencernaan .............................................................................. 3 2.1.1 Saluran Pencernaan .................................................................... 3 2.1.2 Kelenjar Pencernaan................................................................... 5 2.2 Sistem Urat Daging ............................................................................. 6 2.2.1 Otot Polos .................................................................................. 6 2.2.2 Otot Jantung .............................................................................. 7 2.2.3 Otot Bergaris ............................................................................. 7 2.2.4 Organ Listrik ............................................................................. 8 BAB III. METODOLOGI .................................................................................9
3.1 Waktu dan Tempat .............................................................................. 9 3.2 Alat dan Bahan .................................................................................... 9 3.3 Cara Kerja ........................................................................................... 9 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 10 4.1 Hasil .................................................................................................... 10 4.1.1 Sistem Pencernaan Ikan Kerisi ( Pristipomoides filamentosus) . 10 4.1.2 Sistem Urat Daging Ikan Kerisi ( Pristipomoides filamentosus) 10
4.2 Pembahasan ......................................................................................... 11 4.2.1 Jenis Ikan Kerisi ......................................................................... 11 4.2.2 Sistem Pencernaan Ikan Kerisi ................................................... 11 4.2.3 Sistem Urat Daging Ikan Kerisi ................................................. 11 4.2.4 Habitat Ikan Kerisi ..................................................................... 11 BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................12
5.1 Simpulan .............................................................................................. 12 5.2 Saran..................................................................................................... 12 DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Ikan di definisikan sebagai hewan bertulang belakang yang hidup di air dan secara sistematik ditempatkan pada filum chordata dengan karakteristik memiliki insang yang berfungsi untuk mengambil oksigen terlarut dari air dan sirip digunakan untuk berenang. Ikan dapat ditemukan hampir disetiap perairan di dunia dengan bentuk dan karakter yang berbeda-beda (Rasyid, 2012). Sistem pencernaan (digestive system) adalah sistem yang terdiri dari pencernaan saluran dan organ-organ lain yang membantu tubuh memecah dan menyerap makanan. Organ-organ dalam system pencernaan di luar saluran pencernaan (discbut organ pencemaan aksesori adalah lidah, kelenjar ludah, hati pancreas dan kandung empedu. Bagian dari system saraf (yang disebut system saraf eneterik) dan perdaran darah juga berperan penting dalam system pencernaan (Rasyid, 2012). Struktur alat pencernaan berbeda-beda dalam berbagai jenis hewan tergantung pada tinggi rendahnya tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis makanannya. Pada hewan invertebrata alat pencernaan makanan umumnya masih sederhana, dilakukan secara fagositosis dan secara intrasel sedangkan pada hewan vertebrata alat pencernaanya sudah sempurna yang dilakukan secara ekstrasel (Gunarso, 2009). Alat pencemaan ikan terdiri atas sal uran penccmaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencemaan pada ikan dimulai dari rongga mulut (cavumoris). Pada rongga mulut terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada geraham bawah dan lidah pada dasar mulut yang tidak dapat digerakkan. Lidah ikan banyak menghasilkan lendir, tetapi tidak menghasilkan ludah (enzim). Dari rongga mulut, makanan masuk ke esophagus melalui faring yang terdapat di daerah sekitar insang kemudian kanan di dorong masuk ke lambung. Lambung ikan pada umumnya membesar dan memiliki batas yang jelas dengan usus. Dari lambung, makanan masuk ke ususyang berupa pipa panjang berkelok-kelok dan sama besarnya. Usus bermuara pada anus (Rasyid, 2012). Pekerjaan urat daging atau otot untuk setiap aktifitas kehidupan hewan sehari-hari sangat penting. Mulai gerakan tubuh hingga kepada peredaran darah, kegiatan utama gerakan tubuh disebabkan karena keaktifan otot tersebut. Secara fungsional otot ini dibedakan menjadi dua tipe, yaitu yang dibawah rangsangan otak dan yang tidak dibawah rangsangan otak. Pada prinsipnya ikan mempunyai tiga macam urat daging atau otot berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu: otot polos, otot bergaris, dan otot jantung. Dari penempelannya juga bisa dibedakan menjadi dua yaitu otot menempel pada rangka yaitu otot bergaris dan yang tidak menempel pada rangka yaitu otot jantung dan otot polos. Sistem urat daging atau sistem otot pada ikan secara fungsional dibedakan menjadi dua tipe, yaitu yang dibawah rangsangan otak dan yang tidak dibawah rangsangan otak. Pada prinsipnya ikan mempunyai tiga macam urat daging berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu: otot polos, otot bergaris, dan otot jantung.
1
Myoelectric merupakan modifikasi otot tertentu yang menghasilkan arus listrik. Beberapa ratus spesies ikan memiliki organ penghasil listrik, namun hanya sedikit yang dapat menghasilkan daya listrik yang kuat. Organ penghasil listrik yang dimiliki oleh kebanyakan ikan tersusun dari sel saraf dan sel otot yang telah mengalami perubahan penting. Bentuk organ listrik seperti piringan kecil yang memproduksi lendir disebut elektrosit, tersusun dan menyatu di bagian atas dari susunan lain yang sejajar otot adalah salah satu organ penting yang mempengaruhi keberlangsungan hidup ikan.
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengenal bagian-bagian dan posisi alat pencernaan pada ikan serta bentuk sistem urat daging pada tubuh ikan.
2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pencernaan
Pencernaan adalah suatu proses penyederhanaan makanan melalui mekanisme fisik dan kimiawi sehingga menjadi bahan yang mudah diserap dan disebarkan ke berhubungan melalui sistem perdaran Sistem pencemaan meliputi organ yang dengan pengambilan makanan, mekanismenya, dan penyediaan bahan bahan kimia, serta pengeluaran sisa-sisa makanan yang tidak tercemakan keluar dari tubuh (Anonim, 2015). Dalam sistem pencernaan, terdapat organ-organ yang terlibat dalam proses pencernaan makanan. Dilihat dari organ pencernaan ikan dapat dibedakan atas dua bagian, yaitu saluran pencernaan dan kelenjar Saluran pencemaan adalah organorgan yang bekerja langsung dalam proses pencernaan dan penyerapan makanan, sedangkan kelenjar pencernaan adalah organ-organ yang berperan dalam menghasilkan cairan digestif yang digunakan dalam proses pencernaan, yakni hati dan pankreas (Eksata, 2013). 2.1.1 Saluran Pencernaan Bila diurut secara berurutan dari awal makanan masuk kemulut sampai ke proses pencernaan dan selanjutnya sisa makanan yang tidak dicerna dibuang dalam melalui anus, organ yang termasuk saluran pencemaan terdiri atas mulut, rongga mulut, tekak, kerongkongan, lambung, pylorus, usus, dan anu (Rahardjo, 2011). A. Mulut Organ pertama yang berhubungan dengan makanan adalah mulut. Organ ini merupakan bagian depan dari saluran pencemaan, berfungsi untuk mengambil makanan yang biasanya ditelan bulat-bulat tanpa ada perubahan. Lendir yang dihasilkan oleh sel-sel kelenjar dari epithel rongga mulut akan bercampur dengan makanan memperlancar proses penelanan makanan dibantu oleh kontraksi otot dinding mulut ( Rahardjo, 2011) B. Tekak Tekak terletak antara mulut bagian belakang dan insang bagian belakang pada sisi kanan dan kiri tekak terdapat insang. Pada dinding atas dan bawah, tekak biasanya terdapat gigi tekak (Rahardjo, 2011). C. Insang Insang terletak di belakang rongga mulut, didalam pharynx. Umumnya terdapat 4 pasang pada ikan bertulang sejati, sedangkan pada ikan chodrchthyes mempunyai 5-7 pasang lengkung insang. Tapus insang melidungi filament insang yang lembut dari kikisan material makanan yang dimakan keluar melalui insang ikan (Raharjo, 2011).
3
Ikan-ikan yang memakan mangsa besar, mempunyai tapis insang yang berukuran besar dan jumlahnya sedikit. Pada ikan-ikan pemakan tapis insangnya ramping, memanjang, dan jumlahnya banyak. Jari-jari tapis pendek dan besar didapatkan pada ikan omnivora. Tampak adanya kaitan yang erat antara jenis makanan dengan bentuk dan jumlah jari jari tipis insang (Rahardjo, 2011). D. Kerongkongan Esophagus ikan biasa disebut kerongkongan. Bentuknya pendek dan mempunyai kemampuan untuk menggelembung. Organ ini merupakan lanjutan bentuknya seperti kerucut dan terdapat di belakang daerah insang. Kemampuan menggelembung organ ini tampak jelas pada ikan predator yang mampu menelan makanan yang relative besar ukurannya. Sedangkan ikan-ikan pemakan jasad kecil mempunyai kemampuan untuk menggelembung yang kurang dibanding dengan ikan predator. Karena adanya kemampuan menggelembung inilah, maka jarang terjadi seekor ikan sampai mati bila makan suatu makanan yang melalui mulutnya tetapi tidak dapat ditelan (Rahardjo, 2011). Pinggiran esophagus terdiri dari epithelium yang berlapis-lapis dan columnar, dengan sejumlah sel atau kelenjar lendir. Dinding esophageal delengkapi secara khusus dengan lapisan otot yang berhubungan dengan esophagus. Kantung esophageal berfungsi sebagai penghasil lendir, gudang makanan, dan penggilingan makanan. Pada ikan belut, Monopterus albus esophageal dimodifikasi menjadi alat pemafasan tambahan (Rahardjo, 2011). E. Lambung Lambung (ventriculus) atau perut besar adalah lanjutan dari esophagus. Lambung menunjukkan beberapa adaptasi, diantaranya adalah adaptasi dalam bentuknya. Pada ikan pemakan ikan, lambung semata-mata berbentuk memanjang seperti pada ikan gar (Lepisosteus), bowfi (Amia)pike (Esor. barracuda (Sphyraend) dan stripedbass (Horone atilis). Pada ikanomnivora, seringkali lambung terbentuk seperti kantung. Pada ikan belanak (Mugi), lambung bermodifikasi menjadi alat penggiling. Lambung tersebut berukuran kecil, tetapi dindingnya tebal dan berotot. Pada saccopharyngidaae dan Eupharyngidae, lambung mempunyai kemampuan menggelembung yang besar sehingga memungkinkan ikanikan ini memakan mangsa yang relative besar (Rahardjo, 2011). F. Pilorik Di antara lambung dan usus terdapat pilorik yang merupakan penyempitan saluran pencernaan. Pada bagian ini terdapat penebalan otot licin melingkar Pilorik berfungsi mengatur pengeluaran makanan dari lambung dan masuk ke usus. Pada beberapa jenis ikan, seperti Mugilidae,
4
di bagian depan ususterdapat kantung menjari yang dinamakan pilorik kaeka. Struktur histologis organ ini sama dengan usus. Fungsi pilorik kaeka adalah sebagai tempat pencernaan dan penyerapan makanan terutama lemak. Pilorik kaeka merupakan sumber lipase yang memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserin. Jumlah bentuk pilorik kaeka sangat bervariasi (Rahardjo, 2011). G. Usus Usus berada di antara pilorik dan rektum. Usus terdiri atas beberapa lapisan yakni mukosa, submukosa, muskulus, dan serosa. Pada lapisan lukosa terdapat selgoblet (mucocyte) yang memiliki mikrovi pada bagian permukaannya illi Fungsi usus sebagai organ untuk mencerna makanan, juga sebagai tempat penyerapan makanan. Efektifitas penyerapan meningkat dengan semakin luasnya area penyerapan (Rahardjo, 2011). H. Rektum dan Anus Di bagian belakang ada rektum dan anus. Rektum berfungsi menyerap air dan mineral, dan memproduksi lender untuk mempermudah pengeluaran makan tak tercerna. Anus berfungsi untuk mengeluarkan tinja (Rahardjo,2011). 2.1.2 Kelenjar Pencernaan Kelenjar pencernaan atau glandula digestoria berfungsi dalam proses pencernaan terdiri atas hati, pankreas dan kantong empedu (Rahardjo, 2011) A. Hati Hati adalah salah satu kelenjar pencernaan Organ ini umumnya terletak di depan lambung di bawah kerongkongan memanjang sampai di belakang usHati atau hepar besar, berwarna merah kecoklatan (Rahardjo, 2011). Fungsi hati yaitu sekresi empedu. Selain itu, hati juga berfungsi sebagai gudang penyimpanan lemak dan glikogen. Fungsi selanjutnya adalah dalam perusakan sel darah merah dan kimiawi darah seperti pembentukan urea dan senyawa yang berhubungan dengan ekskresi nitrogen dan menetralkan racun serta menghasilkan panas (Rahardjo, 2011). B. Pankreas Pankreas merupakan organ yang berperan penting dalam proses pencernaan. Pankreas mensekresikan beberapa enzim yang berfungsi dalam proses pencernaan makanan yakni protease (tripsin) dan karbohidrase Camilasedan lipase). Sebenarnya pankreas merupakan organ yang memiliki fungsi ganda, sebagai organ eksokrin dan organ endokrin. Sebagai organ eksokrin, pankreas mengeluarkan enzim pencernaan; dan
5
sebagai organ endokrin, pancreas memiliki kelompok sel ulau-pulau Langerhans) yang mensekresikan hormon insulin (Rahardjo, 2011). C. Kelenjar Empedu Kantung empedu berupa kantung tipis yang berisikan empedu. Kantung ini menempel pada bagian bawah hati. Kantung empedu atau vesicavelea bila penuh bentuknya membulat dengan warna kehijauhijauan. Fungsi dari kantong empedu ini untuk menampung atau menyimpan empedu (bilus dan mencurahkannya ke dalam usus, bila diperlukan. Empedu yang berasal dari kantung empedu mengandung pigmen empedu (bilirubin dan biliverdin) yang berasal dari perombakan sel hemoglobin. Selain itu, empedu juga berisikan garam empedu pengemulsi lemak yang membantu dalam pengubahan keasaman lambung menjadi netral dalam usus (Rahardjo, 2011). 2.2 Sistem Urat Daging Pekerjaan urat daging atau otot untuk setiap aktifitas kehidupan hewan sehari-har sangat penting.Gerakan tubuh hingga kepada peredaran darah, kegiatan utama gerakan tubuh disebabkan karena keaktifan otot tersebut secara fungsional otot ini dibedakan menjadi dua tipe, yaitu yang dibawah rangsangan otak dan yang tidak dibawah rangsangan otak. Pada prinsipnya ikan mempunyai tiga macam urat daging atau otot berdasarkan struktur dan fungsinya yaitu: otot polos, otot bergaris, dan otot jantung. Dari penempelannya juga bisa dibedakan menjadi dua yaitu otot menempel pada rangka yaitu otot bergaris dan yang tidak menempel pada rangka yaitu otot jantung dan otot polos (Andrew 2012) 2.2.1 Otot Polos Serabut otot polos lebih sederhana dan kecil dibandingkan dengan serabut otot lainnya. Serabut tumbuh dari mesenchim embrio. Secara primer berasal dari ini mesoderm dengan disertai sel-sel jaringan ikat, kemudian berkembang menjadi otot polos. Kerja otot polos ini disebut involuntary karena kerjanya tidak dipengaruhi oleh rangsangan otak. Serabut otot polos pada umumnya tersusun dalam ikatan,tetapi banyak pula yang tersebar. Kontraksi otot ini lambat dan kerjanya lama. Menurut Burhanudin (2014) otot polos antara lain terdapat pada: a. Otot polos yang terdapat pada dinding saluran pencernaan, baik yang melingkar maupun yang memanjang. Otot ini digunakan untuk mengerakkan makanan (gerakan peristaltic), pada saluran kelenjar pencernaan, kantung urine, trakhea dan bronkhi dari paru-paru. b. Otot polos yang terdapat pada saluran peredaran darah, yaitu urat daging melingkar berguna untuk mengatur tekanan darah. c. Otot polos yang terdapat pada mata yang digunakan dalam mengatur akomodasi dengan menggerakkan lensa mata dan mengatur intensitas cahaya.
6
d.
Otot polos yang terdapat pada saluran ekskresi dan reproduksi digunakan dalam menggerakkan produk yang ada di dalamnya. 2.2.2 Otot Jantung Jaringan pada otot jantung memperlihatkan garis-garis melintang pada serabutnya. Pada otot ini tidak ada serabut yang terpisah, lainnya. Otot jantung berkontraksi kuat dan terus menerus bekerja, sampai individu ini mati. Kerja otot jantung ini sifatnya involuntary karena bekerja diluar rangsangan otak. Secara embriologi, otot jantung merupakan tipe istimewa dari otot polos dimana sel-selnya menjadi bersatu seperti syncytium. otot ini berwarna merah tua, berbeda dengan otot bergaris yang antara warma putih hingga warna merah berkisar jambu bergantung pada jenis ikannya. otot ini disebut pula sebagai myocardium. um ini selaput pericardium (selaput luar) dan endocardium dilapisi oleh (selaput dalam). 2.2.3 Otot Bergaris Otot bergaris adalah otot yang memiliki serabut yang memperlihatkan garis-garis melintang dengan banyak inti tersebar pada bagian-bagian pinggimya. Otot ini disebut juga otot rangka karena meleka t pada rangka atau kulit, dan disebut voluntary karena kerianya dipengaruhi oleh rangsangan otak. Bila dilihat secara keseluruhan, otot bergaris pada seluruh tubuh ikan terdiri dari gumpalan blok otot atau urat daging Tiap-tiap blok otot dinamakan myotome (pada saat embryodisebutmyomer). Pada urat daging yang menempel pada tubuh ikan sebelah kiri dan kanan, dari belakang kepala sampai ke batang ekor Myotome tersusun menurut pola tertentu y biasa dibedakan menjadi dua tipe yaitu, Cyclostomine yang ditemukan pada kelompok agnatha dan Piscine yang ditemukan pada kelompok ikan Elasmobranchii dan Teleostei Kumpulan otot ini, biasanya diberi nama sesuai dengan pergerakannya atau organ tempat otot itu melekat, seperti otot penegak sirip punggung, otot penarik sirip dada. Pola kontruksi otot-otot parietal terdiri dari urutan myomere yang zig-zag diikat oleh myoseptum yaitu bagian jaringan ikat yang membatasi antara myomer berurutan. Myomer terbentang mulai dari tengkorak sampai ujung ekor yang berdaging. Setiap myomer terdiri dari bagian dorsal yang disebut epaksial dan bagian ventral disebut hypaksial Bagian-bagian besar otot bergaris pada tubuh ikan ada empat, yaitu: 1. Otot ocolomotor, yang terdapat pada mata dengan jumlah tiga pasang 2. Otot hypobranchial, terdapat pada dasar pharynx, rahang, hyoid dan lengkung. insang (berfungsi sebagai pengemban 3. Otot branchiomeric yang terdapat pada muka, rahang dan lengkung insang (berfungsi sebagai pengkerut 4. Otot appendicular yang berfungsi untuk menggerakkan sirip. Pada daerah sirip berpasangan (sirip perut dan sirip dada), otot-ototnya melanjutkan diri ke dinding tubuh, terjadi
7
pelekatan ikatan otothypaksial dari beberapa myomer yang berurutan ke gelang anggota dan menyebar pada sirip,membentuk dua macam kelompok otot yaitu Abductor (untuk menegakkan) dan Adductor (untuk mengembangkan), dengan beberapa tambahan seperti lembaran otot tipis yang di antara jarijari sirip (untuk melipat dan otot yang menegang dan menggerakkan girdle. 2.2.4
Organ Listrik Pada beberapa Elasmobranchii dan Teleostei, otot-otot tertentu sudah jauh berubah atau merupakan modifikasi dari sel-sel otot yang dapat menghasilkan, menyimpan, dan mengeluarkan muatan listrik. Jumlah ikan yang diketahui mempunyai organ listrik kira-kira 500 spesies yang tergolong dalam tujuh family Chonrichtheys dan Osteichthyes (Salmon 2008). Pada umumnya organ listrik ini berasal dari otot yang memiliki ragam penampilan, lokasi, struktur. Ikan yang hidup pada daerah beriklim sedang mempunyai voltage yang lebih tinggi dari pada ikan yang hidup pada daerah dingin. Organ listrik dipergunakan juga untuk menyerang lawan atau mempertahankan diri, bahkan ikan-ikan besarpun dapat dilemahkan dengan muatan listrik yang lebih kuat. Ikan-ikan listrik memancarkan muatan yang tetap, dan sangat sensitif terhadap gangguangangguan yang dihasilkan oleh obyek di dalam medan listrik dekat tubuhnya.
8
III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 30 November 2017 jam 10.00-11.30 WIB. Bertempat di Laboratrium Perikanan, Fakultas Pertanian, Perikanan dan Biologi. Universitas Bangka Belitung. 3.2 Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Ikan Kerisi ( Pristipomoides filamentosus). Sedangkan alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah nampan, pinset, tissue, dan alat-alat tulis seperti pena, pensil, buku gambar dan penghapus. 3.3 Prosedur Kerja
Adapun 2 langkah kerja yang dilakukan pada praktikum kali ini yaitu: 1. Pada sistem pencernaan: ditusukkan bagian yang runcing kebagian anus hingga terbentuk lubang kecil, kemudian pisau dirubah posisinya yang tadi diatas sekarang dibawah, diiris tubuh ikan kearah rongga perut bagian atas, mengirisnya harus hati-hati, kemudian dibukalah daging ikan yang telah dipotong tadi, lalu dibuatkanlah bagian-bagian mulut ikan sampai ke anus, setelah itu diambilkanlah usus ikan tersebut, selanjutnya diukurlah usus dengan menggunakan mistar/ penggaris, kemudian digambarkanlah ikan utuh, yang telah digunting dan dituliskanlah ukuran dan klasifikasi ikan tersebut. 2. Pada sistem urat daging: pertama dibersihkan sisik dari tubuh, kemudian itu ikan dikuliti sampai urat dagingnya terlihat. Dilaukan sedikit demi sedikit agar tidak mengenai bagian dari isi ikan tersebut. Kemudian digambarkan bentuk urat dagingnya, sedangkan pada tahap selanjutnya ikan dipotong secara vertikal menjadi dua bagian yaitu ekor dan bagian perut. Setelah itu digambarkan penampang melintang dari urat daging ikan tersebut.
9
1
V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini adalah bahwa Ikan Kerisi ( Pristipomoides filamentosus) memiliki sistem pencernaan yang dimulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus dan anus serta memiliki kelenjar pencernaan yang dihasilkan oleh hati dan kantong empedu sebagai alat pembantu proses pencernaan. Sedangkan sistem urat daging yang dimilikinya yaitu urat daging bergaris. 5.2 Saran
Adapun saran yang dapat saya berikan yaitu supaya pemerintah lebih bijak dalam melestarikan perairan Indonesia khususnya pemerintah provinsi supaya ikan dapat melakukan proses pencernaannya dengan baik di air yang bersih dan bebas dari pencemaran yang bisa mengakibatkan kematian massal pada ikan tersebut.
12
DAFTAR PUSTAKA
Andrew, W. 2012. Sistem Urat Daging . Ikhtiologi. Jakarta: Erlangga Anonim.
2015.
Sistem
Pencernaan
Ikan.
http://www.informasi-
pendidikan.com/2015/03/sistem-pencernaan-ikan.html (diakses pada 21 November 2016) Burhanudin, A. 2014. Sistem Urat Daging. Ikan. Ikhtiologi dan Segala Aspek Kehidupannya. Ed. 1. Cet. 1. Yogyakarta: Deepublish Darmanso, A. 2010. Klasifikasi Ikan Kurisi. http://IPB.ac.id (diakses 7 Oktober 2016) Effendi.2002. Biologi Dasar . Jakarta: Media Press Eksata.
2013.
Sistem
Pencernaan
pada
Ikan.
http://www.pustakasekolah.com/sistem-pencernaan-pada-ikan.html (diakses pada 15 November 2016) Gunarso, W. 2009. Dasar-dasar Histologi. Jakarta: Erlangga Kimball. 2006. Biologi. Jakarta: Erlangga Raharjo, M. F., dkk. 2011. IKHTIOLOGY . Bandung: Lubuk Rasyid. 2002. Pencernaan Ikan. Sumatera Selatan: Universitas Sriwijaya Salmon, P. 2008. Sistem Urat Daging. http://usu.resposity.ac.id (diakses 6 Oktober 2016) Suritno, M. 2009. Gambaran Ikan Kurisi. Ikhtiologi. Jakarta: Graha Ilmu
13
14