17
v
LAPORAN PRAKTIKUM
BOTANI DAN SISTEMATIKA TANAMAN
"MORFOLOGI BUAH PADA TANAMAN"
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Botani dan Sistematika Tanaman
Disusun oleh:
Nama : Agung Virgiawan
NIM : 4442170056
Kelas : 2B
Kelompok : 3 (Tiga)
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan kasih-Nya, atas anugrah hidup dan kesehatan yang telah penyusun terima, serta petunjuk-Nya sehingga memberikan kemampuan dan kemudahan bagi penyusun dalan penyusunan laporan ini. Sholawat serta salam juga tidak pernah lupa penyusun hanturkan untuk Nabi Muhammad SAW. Alhamdulillah dengan bantuan dari banyak pihak akhirnya laporan ini selesai tepat pada waktunya.
Dalam pembuatan laporan ini, penyusun sangat berterima kasih kepada Ibu Imas Rohmawati S.P., M.Si,. dan juga kepada saudara Febrianto dan Saudari Shavira Fitriani. Laporan praktikum ini memberikan banyak tambahan wawasan pengetahuan kepada mahasiswa/i universitas sultan ageng tirtayasa. Di dalam laporan ini hanya sebatas ilmu yang dapat penyusun sajikan, sebagai tuntutan tugas.
Penyusun menyadari laporan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini. Harapan penyusun, semoga laporan ini membawa manfaat bagi kita semua mahasiswa/i Universitas Sultan Ageng Tirtayasa khususnya Fakultas Pertanian Jurusan Agroekoteknologi. Penyusun juga berharap laporan ini memberikan kesan positif bagi pembaca. Untuk menumbuhkan daya nalar, pengetahuan dan pola pikir.
Serang, April 2018
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR GAMBAR iv
BAB I PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3
Morfologi Tumbuhan 3
Tumbuhan Tingkat Tinggi Morfologi Buah 5
Penggolongan Buah 9
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM 11
Waktu dan Tempat 11
Alat dan Bahan 11
Cara Kerja 11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 12
4.1 Hasil 12
4.2 Pembahasan 13
BAB V PENUTUP 18
Kesimpulan 18
Saran 18
DAFTAR PUSTAKA 19
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1.1 Hasil Pengamatan Morfologi Buah 12
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1.1 Morfologi Tumbuhan 3
Gambar 2.2.1 Struktur Buah 6
Gambar 2.3.1 Jenis-Jenis Buah 9
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Istilah Morfologi berasal dari kata Morphologi (Morphe: bentuk, logos: ilmu) berarti ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk luar dari tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji mengenai organ-organ tubuhnya dengan segala variasinya (Evika, 2005).
Morfologi merupakan ilmu pengetahuan yang mendasari pemahaman tentang sistematika tumbuhan. Banyak istilah yang kita jumpai dalam morfologi sebagai identitas nama atau penunjuk utama dari suatu divisio, anak division, kelas, anak kelas, bangsa/ordo, keluarga/famili, marga/genus, maupun penunjuk spesies/jenis tumbuhan (Evika, 2005).
Pada dasarnya, tumbuhan terdiri atas tiga organ pokok, yaitu akar, batang, dan daun. Tumbuhan yang mempunyai ketiga unsur pokok tersebut adalah golongan kormofita. Selain itu bagian lain dari tubuh tumbuhan dapat dikatakan sebagai turunan (derivat) dari salah satu atau dua bagian pokok tersebut yang telah mengalami perubahan bentuk, sifat dan fungsi, seperti buah, bunga dan biji (Pratiwi, 2007).
Tumbuhan merupakan organisme autotrof atau organisme yang dapat membuat makanannya sendiri. Tumbuhan sangat banyak jumlahnya di dunia ini. Tumbuhan yang tersebar memiliki berbagai perbedaan satu sama lain. Ilmu yang mempelajari tumbuhan disebut ilmu botani. Ilmu botani mencakup beberapa kajian salah satunya yaitu tentang morfologi tumbuhan. Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mengkaji berbagai organ tumbuhan, baik bagian-bagian, bentuk maupun fungsinya. Secara klasik, tumbuhan terdiri dari tiga organ dasar tumbuhan terdiri atas 3 (tiga) organ pokok, yaitu akar (radiks), batang (caulis), dan daun (folium). (Tjitrosoepomo, 2003)
Dalam pandangan botani, buah adalah organ pada tumbuhan berbunga. Pada banyak species tumbuhan, yang disebut buah mencakup bakal buah yang telah berkembang lanjut beserta dengan jaringan yang mengelilinginya. Bagi tumbuhan berbunga, buah adalah alat untuk menyebar luaskan biji-bijinya; adanya biji di dalam dapat mengindikasikan bahwa organ tersebut adalah buah, meski ada pula biji yang tidak berasal dari buah. Dalam batasan tersebut, variasi buah bisa sangat besar, mencakup buah mangga, buah apel, buah tomat, cabai, dan lain-lain. Namun juga bulir (kariopsis) padi, 'biji' (juga merupakan bulir) jagung, 'biji' bunga-matahari, 'biji' lada, atau polong kacang tanah. Sementara, dengan batasan ini, buah jambu monyet atau buah nangka tidak termasuk buah sejati (Ashari, 2004).
Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan. Pengertian buah dalam lingkup pertanian (hortikultura) atau pangan adalah lebih luas daripada pengertian buah di atas. Karena buah dalam pengertian ini tidak terbatas yang terbentuk dari bakal buah, melainkan dapat pula berasal dari perkembangan organ yang lain. Karena itu, untuk membedakannya, buah yang sesuai menurut pengertian botani biasa disebut buah sejati. Buah seringkali memiliki nilai ekonomi sebagai bahan pangan maupun bahan baku industri karena di dalamnya disimpan berbagai macam produk metabolisme tumbuhan, mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, alkaloid, hingga terpena dan terpenoid. Ilmu yang mempelajari segala hal tentang buah dinamakan pomologi (Ashari, 2004).
Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan mengidentifikasi bagian-bagian buah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Morfologi Tumbuhan
Morfologi tumbuhan ialah ilmu yang mempelajari struktur organ tumbuhan baik mengenal akar, daun, batang, bunga, buah, maupun bijinya. Pada dasarnya, tumbuhan terdiri atas 3 (tiga) organ pokok, yaitu akar (radiks), batang (caulis), dan daun (folium). Tumbuhan yang mempunyai ketiga unsur pokok tersebut adalah golongan kormofita (kormofita berasal dari Bahasa Yunani yaitu, cormus berarti akar, batang dan daun; sedangkan phyta berarti tumbuhan). Selain itu bagian lain dari tubuh tumbuhan dapat dikatakan sebagai turunan (derivat) dari salah satu atau dua bagian pokok tersebut yang telah mengalami perubahan bentuk, sifat dan fungsi (Tjitrosoepomo, 2003).
Gambar 2.1.1 Morfologi Tumbuhan
Secara umum struktur anatomi akar tersusun atas jaringan epidermis, sistem jaringan dasar berupa korteks, endodermis, dan empulur; serta sistem berkas pembuluh. Pada akar sistem berkas pembuluh terdiri atas xylem dan floem yang tersusun berselang-seling. Pada struktur anatomi tumbuhan dikotil dan monokotil berbeda, baik dari segi fungsi, susunan serta bagian-bagian dari tumbuhan tersebut (Setjo, 2004).
Akar tumbuhan menyerap air dan berbagai mineral seperti nitrogen, fosfor, besi, kalsium dan kalium dari dalam tanah. Zat-zat ini sangat penting dalam proses pembuatan makanan pada tumbuhan. Perjalanan dari akar menuju daun, tempat makanan dimasak, bisa memakan waktu lama. Tumbuhan mempunyai jaringan vaskuler untuk mengalirkan air dan sari makanan. Air yang mengandung larutan mineral masuk melalui rambut-rambut halus di dekat ujung akar. Dari sini air mengalir melalui sel-sel sampai ke jaringan xylem yang tersusun dari pembuluh-pembuluh yang didukung oleh serat tipis. Pembuluh ini mengalirkan air ke atas sampai ke daun (Sambodo, 1996).
Akar merupakan organ tumbuhan yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur-unsur hara serta untuk menompang tegaknya tumbuhan. Akar merupakan bagian pertama yang tumbuh dari suatu biji yang berkecambah yang kemudian tumbuh tegak ke bawah dan kemudian berkembang menjadi akar utama. Selanjutnya tumbuh cabang yang kecil. Sistem perakaran ini disebut sistem akar tungggang dan merupakan salah satu ciri kelas dikotil. Jika cabang tumbuh lebih besar dengan akar utama atau akar utama berdegenerasi dan diganti dengan akar-akar ramping yang keluar dari akar utama yang tidak berkembang, maka sistem akar ini disebut sistem akar serabut dan merupakan salah satu ciri tumbuhan monokotil (Tjitrosoepomo, 2003).
Makanan yang dimasak oleh daun melalui proses fotosintesis dialirkan ke seluruh tumbuhan melalui sel-sel kecil berbentuk tabung. Sel ini disebut sel tapis karena pada dindingnya terdapat lubang kecil menyerupai saringan. Lubang kecil ini didukung oleh oleh sel lain membentuk jaringan floem. Floem dan xylem saling berdekatan, dan diantaranya terdapat lapisan sel-sel yang disebut kambium. Setiap tahun jaringan veskuler yang dihasilkan di pusat tumbuhan akan bertambah banyak. Lapisan disekelilingnya juga tumbuh semakin banyak untuk melindungi dan mendukungnya (Sambodo 1996).
Akar adalah bagian pokok samping batang dan daun bagi tumbuhan yang tubuhnya telah merupakan kormus. Sifat-sifat akar antara lain: (1) bagian tumbuhan yang biasanya terdapat di dalam tanah, dengan arah tumbuh kepusat bumi (geotrop) atau menuju ke air (hidrotrop) meninggalkan udara dan cahaya, (2) tidak berbuku-buku, tidak beruas dan tidak mendukung daun-daun atau sirik-sirik maupun bagian-bagian yang lainnya, (3) warna tidak hijau, biasanya keputih-putihan atau kekuning-kuningan, (4) tumbuh terus pada ujungnya tetapi umumnya pertumbuhan masih kalah pesat jika dibandingkan dengan bagian permukaan tanah, (5) bentuk ujungnya sering kali merunjing sehingga lebih mudah untuk menembus tanah (Setjo, 2004).
Batang merupakan sumbu dengan daun yang melekat padanya. Diujung titik tumbuhnya batang dikelilingi oleh daun muda dan menjadi tunas terminal. Dibagian batang yang lebih tua yang daunnya saling berjauhan, buku (nodus) tempat daun yang melekat pada batang dapat dibedakan dari ruas (internodus), yakni bagian batang diantara dua buku yang berurutan. Diketiak daun biasanya terdapat tunas ketiak. Bergantung pada tumbuhan ruas dapat dibedakan beberapa macam bentuk tumbuha. Batang bisa memperlihatkan tumbuh yang memanjang dengan buku dan ruas yang jelas. Sebaliknya batang juga dapat amat pendek dan letak daunnya merapat membentuk roset. Taraf percabangan yang terjadi jika tunas ketiak tumbuh menjadi ranting menambah keragaman bentuk (Gunawan, 1989).
Daun merupakan bagian vegetatif dari tumbuhan, dimana proses fotosintesis dapat berlangsung. Daun pertama berkembang dari bagian embrio yang disebut plumule. Ada 3 (tiga) ciri daun yang penting, yaitu tipis melebar, berwarna hijau, dan duduk pada batang dengan posisi menghadap sinar matahari. Sifat-sifat tersebut sesuai dengan fungsi daun sebagai tempat untuk asimilasi, respirasi, transpirasi, dan gutasi (Tjitrosoepomo, 2003).
Baik dari segi morfologi maupun anatomi, daun merupakan organ yang amat beragam. Struktur jaringan pembuluh dalam tangkai dan daun utama biasanya mirip dengan dalam batang. Ciri yang paling penting pada daun adalah bahwa pertumbuhan pada aspeknya segera terhenti. Berdasarkan macamnya, dikenal adanya daun tunggal dan daun majemuk. Perbedaan utama dari keduanya adalah pada katiak daun tunggal terdapat tunas, sedangkan pada ketiak anak daun majemuk tidak ditemukan adanya tunas (Marimin 2012).
Morfologi Buah
Buah (Fructus) adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan (Campbell, 2003).
Pada pembentukan buah, ada kalanya bagian bunga selain bakal buah ikut tumbuh dan merupakan suatu bagian buah, sedang umumnya segera setelah terjadi penyerbukan dan pembuahan bagian-bagian bunga selain bakal buah segera menjadi layu dan gugur. Dari putik sendiri dengan tegas disebut hanya bakal buahnya, karena biasanya tangkai dan kepala putiknya gugur pula seperti halnya dengan bagian-bagian yang lain (Rosanti, 2011).
Gambar 2.2.1 Struktur Buah
Bagian-bagian bunga yang kadang-kadang tidak gugur, melainkan ikut tumbuh dan tinggal pada buah, biasanya tidak mengubah bentuk dan sifat buah itu sendiri, jadi tidak merupakan suatu bagian buah yang penting, misalnya: (Syaiful, 2011).
Daun-daun pelindung. Pada jagung daun-daun pelindung bunga betina tidak gugur, dan kita kenal kemudian sebagai pembungkus tongkol jagung (klobot)
Daun-daun kelopak. Pada terong dan pada jambu, masih dapat kita lihat kelopak yang ikut merupakan bagian buah.
Tangkai kepala putik. Juga bagian ini sering tinggal pada buah, misalnya pada jagung, yang kita kenal sebagai rambut jagung, juga pada semua macam jambu, masih dapat kita lihat tangkai kepala putik di bagian ujung buah.
Kepala putik. Buah yang masih mendukung kepala putik ialah buah manggis, yang sekaligus dapat pula menunjukkan jumlah daun buah dan jumlah ruangan dalam buah manggis tadi.
Buah yang semata-mata terbentuk dari bakal buah, atau paling banyak padanya terdapat sisa-sisa bagian bunga yang lazimnya telah gugur itu, umumnya merupakan buah yang tidak terbungkus, jadi merupakan buah yang telanjang (fructus nudus).Buah ini juga dinamakan buah sejati atau buah sungguh (Syaiful, 2011).
Kecuali bakal buahnya sendiri seringkali terjadi, bahwa ada bagian bunga ikut mengambil bagian dalam pembentukan buah, bahkan seringkali merupakan bagian buah yang paling menarik perhatian.Dalam pembicaraan sehari-hari buahnya yang benar seringkali tidak dikenal lagi.Apa yang dinamakan buahnya justru bagian bunga yang telah berubah sedemikian rupa, sehingga menjadi bagian buah yang penting. Buah yang demikian dinamakan buah palsu atau buah semu (fructus spurius).Pada buah semu buah yang sesungguhnya seringkali tidak kelihatan (tertutup), karena itu seringkali buah semu dinamakan pula buah tertutup (fructus clausus).Perkecualian tetap ada, misalnya buah jambu mete, buah yang sebenarnya (yang menghasilkan metenya) tetap kelihatan (Campbell, 2003).
Adapun bagian-bagian bunga yang seringkali ikut tumbuh dan menyebabkan terjadinya buah semu, misalnya (Mutmainah, 2014):
Tangkai bunga. Pada jambu monyet atau jambu mete (Anacardium occidentale L.), tangkai bunga menjadi besar, tebal, berdaging dan merupakan bagian buah yang dapat dimakan pula, sedang buah yang sesungguhnya lebih kecil, berkulit keras terdapat pada ujung bagian yang membesar ini.
Dasar bunga bersama pada suatu bunga majemuk, misalnya pada bunga lo (Ficus glomerata Roxb.) dan sebangsanya. Dasar bunga yang berbentuk periuk itu juga membesar dan membulat, tebal berdaging, menyelubungi sejumlah besar buah-buah yang sesungguhnya, yang tidak tampak dari luar, karena terdapat dalam bahan yang berbentuk seperti periuk tadi. Juga bagian ini seringkali dapat dimakan.
Dasar bunga pada bunga tunggal, misalnya pada arbe (Fragraria vesca L.) yang kemudian menjadi berdaging tebal dan merupakan bagian yang dapat dimakan pula, sedang buah yang sesungguhnya kecil, hampir tak kelihatan.
Kelopak bunga. Pada ciplukan (Physalis minima L.) pada pembentukan buah, kelopak tumbuh terus menjadi badan yang menyelubungi buah yang sebenarnya. Jadi buah yang sebenarnya tadi tidak nampak sama sekali dari luar.
Tenda bunga dan ibu tangkai pada bunga majemuk. Pada pohon nangka (Artocarpus integra Merr.), misalnya: ibu tangkai bunga dan semua tenda bunga pada bunga majemuk ini akhirnya tumbuh sedemikian rupa, sehingga seluruh perbungaan seakan-akan hanya menjadi satu buah saja.).
Peristiwa penyerbukan yang telah terjadi kemudian diikuti pula oleh pembuahan, maka bakal buah akan tumbuh menjadi buah dan bakal biji yang terdapat di dalam bakal buah akan tumbuh menjadi biji (Evika. 2005). Setelah itu, zigot yang terbentuk mulai bertumbuh menjadi embrio (lembaga), bakal biji tumbuh menjadi biji, dan dinding bakal buah, yang disebut perikarp, tumbuh menjadi berdaging (pada buah batu atau drupa) atau membentuk lapisan pelindung yang kering dan keras (pada buah geluk atau nux).Sementaraitu, kelopakbunga(sepal), mahkota (petal), benangsari (stamen) dan putik (pistil) akan gugur atau bisa jadi bertahan sebagian hingga buah menjadi. Pembentukan buah ini terus berlangsung hingga biji menjadi masak. Pada sebagian buah berbiji banyak, pertumbuhan daging buahnya umumnya sebanding dengan jumlah bakal biji yang terbuahi (Hidayat, 1995).
Pada sebagian buah, khususnya buah tunggal yang berasal dari bakal buah tenggelam, terkadang bagian-bagian bunga yang lain (umpamanya tabung perhiasan bunga, kelopak, mahkota, atau benangsari) bersatu dengan bakal buah dan turut berkembang membentuk buah. Jika bagian-bagian itu merupakan bagian utama dari buah, maka buah itu lalu disebut buah semu (Kimball, 1999).
Dinding buah, yang berasal dari perkembangan dinding bakal buah pada bunga, dikenal sebagai perikarp (pericarpium). Perikarp ini sering berkembang lebih jauh, sehingga dapat dibedakan atas dua lapisan atau lebih. Yang di bagian luar disebut dinding luar, eksokarp (exocarpium), atauepikarp (epicarpium), yang di dalam disebut dinding dalam atau endokarp (endocarpium), serta lapisan tengah (bisa beberapa lapis) yang disebut dinding tengah atau mesokarp (mesocarpium) (Kimball, 1999).
Pada umumnya buah hanya akan terbentuk sesudah terjadi penyerbukan dan pembuahan pada bunga. Walaupun demikian mungkin pula buah terbentuk tanpa ada penyerbukan dan pembuahan. Peristiwa terbentuknya buah yang demikian itu dinamakan partenokarpi (parthenocarpy). Buah yang terjadinya dengan cara ini biasanya tidak mengandung biji, atau jika ada bijinya, biji itu tidak mengandung lembaga, jadi bijinya tak dapat dijadikan alat perkembangbiakan. Pembentukan buah dengan cara ini lazim kita dapati pada pohon pisang (Musa paradisiacal L.) (Tjitrosoepomo. 2003)
2.3 Penggolongan Buah
Buah pada tumbuhan umumnya dapat dibedakan dalam dua golongan, yaitu : (Tjitrosoepomo, 2003).
Buah semu atau buah tertutup, yaitu buah terbentuk dari bakal buah beserta bagian-bagian lain bunga, yang perlahan menjadi bagian utama buah ini, sedang buah yang sesungguhnya kadang-kadang tersembunyi.
Buah sungguh atau buah telanjang, yang melulu terjadi dari bakal buah, dan jika ada bagian bunga lainnya yang masih tinggal bagian ini tidak merupakan bagian buah yang berarti
Gambar 2.3.1 Jenis-Jenis Buah
Buah semu dapat dibedakan atas : (Tjitrosoepomo, 2003).
Buah semu tunggal, yaitu buah terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah. Pada buah ini selain bakal buah ada bagian lain bunga yang ikut membentuk buah, misalnya : tangkai bunga, pada buah jambu monyet dan kelopak bunga pada buah ciplukan.
Buah semu ganda, jika pada satu bunga terdapat lebih dari satu bakal buah yang bebas satu sama lain, dan kemudian masing-masing dapat tumbuh menjadi buah, tetapi disamping itu ada bagian lain pada bunga itu yang ikut tumbuh, dan merupakan bagian buah yang mencolok (dan seringkali yang berguna), misalnya pada buah arbe (Fragraria vesca L.)
Buah semu majemuk, ialah buah semu yang terjadi dari bunga majemuk, tetapi seluruhnya dari luar tampak seperti satu buah saja, misalnya buah nangka (Artocarpus integra Merr.), dan keluwih (Artocarpus communis Forst.), yang terjadi dari ibu tangkai bunga yang tebal dan berdaging, beserta daun-daun tenda bunga yang pada ujungnya berlekatan satu sama lain, hingga merupakan kulit buah semu ini
Buah sejati terdapat 3 golongan, yaitu : (Rifai, 1976).
Buah sejati tunggal, ialah buah sejati yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah saja. Buah ini dapat berisi satu biji atau lebih, dapat pula tersusun dari satu atau banyak daun buah dengan satu atau banyak ruangan, misalnya :
Buah mangga (Mangifera indica L.), mempunyai satu ruang dengan satu biji.
Buah pepaya (Carica papaya L.), terjadi dari beberapa daun buah dengan satu ruang dan banyak biji.
Buah durian (Durio zibethinus Murr.), yang terdiri atas beberapa daun buah, mempunyai beberapa ruang, dalam tiap ruangnya terdapat beberapa biji.
Buah sejati ganda, terjadi dari satu bunga dengan beberapa bakal buah yang bebas satu sama lain, dan masing-masing bakal buah menjadi satu buah, misalnya pada cempaka (Michelia champaka Bail.).
Buah sejati majemuk, yaitu buah yang berasal dari suatu bunga majemuk, yang masing-masing bunganya mendukung satu bakal buah, tetapi setelah menjadi buah tetap berkumpul, sehingga seluruhnya tampak seperti buah saja, misalnya pada pandan (Pandanus tectorius Sol.)
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 10 April 2018. Pukul 13:00-14:40 WIB. Bertempat di Laboratorium Bioteknologi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum ini antara lain: Alat tulis, HVS, alpukat, jeruk, strawberry, jambu biji, tomat, belimbing.
Cara Kerja
Cara kerja yang dilakukan pada saat praktikum antara lain adalah, sebagai berikut:
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
Diamati masing-masing morfologi buah yang telah dibawa.
Digambar masing-masing buah yang telah dibawa dengan menggunakan alat tulis dan HVS.
Ditulis bagian-bagian buah, nama tanaman beserta nama latin tanaman tersebut, dan keterangan-keterangan batang.
Dibuat hasil dalam bentuk laporan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel 4.1 1 Hasil Pengamatan Morfologi Buah
No
Gambar
Keterangan
1.
Alpukat (Persea americana)
Termasuk buah sejati tunggal
Bagian-bagian
Eksokarp
Mesokarp
Endokarp
Biji
2.
Jeruk (Citrus sp)
Termasuk buah tunggal sejati
Bagian-bagian
Eksokarp
Mesokarp
Endokarp
Plasenta
Central colum
Biji
3.
Strawberry (Frageria)
Termasuk buah semu tunggal
Bagian-bagian
Eksokarp
Mesokarp
Endokarp
Biji
4.
Jambu biji (Psidium guajava)
Termasuk buah sejati tunggal
Bagian-bagian
Eksokarp
Mesokarp
Endokarp
Biji
Central colum
5.
Tomat (Solanum lycopersicum)
Termasuk buah sejati tunggal
Bagian-bagian
Eksokarp
Mesokarp
Endokarp
Plasenta
Central colum
Biji
6.
Belimbing (Averrhoa carambola L)
Termasuk buah sejati tunggal
Bagian-bagian
Eksokarp
Mesokarp
Endokarp
Plasenta
Central colum
Biji
Pembahasan
Dalam pembahasan kali ini akan di uraikan beberapa hasil praktikum yang telah dilakukan di laboratorium bioteknologi agroekoteknologi fakultas pertanian universitas sultan ageng tirtayasa. Praktikum kali ini membahas tentang morfologi buah yang dalam pengamatannya kita dibantu oleh asisten laboratorium untuk mengtahui bentuk morfologi dari tiap-tiap buah yang telah kita bawa untuk dilakukan penelitian. Adapun beberapa alat dan bahan yang dibawa pada saat praktikum yaitu Alat tulis, HVS, buah alpukat, buah jeruk, buah strawberry, buah jambu biji, buah tomat, buah belimbing dan juga beberapa alat bantu morfologi yang disediakan di laboratorium untuk melancarkan keberhasilan dalam melakukan praktikum. Tetapi tidak lupa juga mahasiswa di haruskan memakai jas lab pada saat berlangsungnya praktikum.
Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari tentang bagian bagian luar tumbuhan. Adapun pengertian menurut seorang ahli Tjitrosoepomo (2003). Morfologi tumbuhan ialah ilmu yang mempelajari struktur organ tumbuhan baik mengenal akar, daun, batang, bunga, buah, maupun bijinya. Pada dasarnya, tumbuhan terdiri atas 3 organ pokok, yaitu akar (radiks), batang (caulis), dan daun (folium). Tumbuhan yang mempunyai ketiga unsur pokok tersebut adalah golongan kormofita (kormofita berasal dari Bahasa Yunani yaitu, cormus berarti akar, batang dan daun; sedangkan phyta berarti tumbuhan). Selain itu bagian lain dari tubuh tumbuhan dapat dikatakan sebagai turunan (derivat) dari salah satu atau dua bagian pokok tersebut yang telah mengalami perubahan bentuk, sifat dan fungsi.
Pertama kami mengnyiapkan semua alat dan bahan. Semua bahan praktikum tersedia di dalam satu meja, jadi kami semua melakukan pengamatan secara bersama-sama. Lalu Asisten laboratorium mulai memberikan materi dan menjelaskan beberapa bagian-bagian dari buah tepatnya bagian morfologi dari buah yang telah dibawa untuk praktikum, setelah dijelaskan praktikan duharuskan menggambar buah-buah dari tumbuhan yang telah dibawa mulai dari buah alpukat, buah jeruk, buah strawberry, buah jambu biji, buah tomat, dan buah belimbing.
Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan. Ataupun ada pengertian lain Buah (Fructus) adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan. Hal ini sesuai dengan pendapat yang di kemukakan oleh seorang ahli Campbell (2003).
Sebelum memulai praktikum praktikan telah dijelaskan oleh asisten laboratorium mengenai pembagian buah, jenis buah dibagi menjadi 2 bagian yaitu buah tangguh atau sejati yaitu yang melulu terjadi dari bakal buah, dan jika ada bagian bunga lainnya yang masih tinggal bagian ini tidak merupakan bagian buah yang berarti, buah sejati juga dibagi menjadi beberapa jenis yaitu yang pertama sejati tunggal adalah ialah buah sejati yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah saja. Buah ini dapat berisi satu biji atau lebih, dapat pula tersusun dari satu atau banyak daun buah dengan satu atau banyak ruangan, kedua ada buah sejati ganda adalah buah yang terjadi dari satu bunga dengan banyak bakal buah yang masing - masing bebas, dan kemudian tumbuh menjadi buah sejati, tetapi kesemuanya tetap berkumpul pada satu tangkai, ketiga ada buah sejati majemuk adalah buah yang berasal dari suatu bunga majemuk, yang masing-masing bunganya mendukung satu bakal buah, tetapi setelah menjadi buah tetap berkumpul, sehingga seluruhnya tampak seperti buah saja. Selain jenis yang pertama kami juga dijelaskan jenis buah yang kedua yaitu buah semu yaitu buah terbentuk dari bakal buah beserta bagian-bagian lain bunga, yang perlahan menjadi bagian utama buah ini, sedang buah yang sesungguhnya kadang-kadang tersembunyi, jenis buah semu dibagi lagi menjadi beberapa diantaranya adalah, buah semu tunggal adalah yaitu buah terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah. Pada buah ini selain bakal buah ada bagian lain bunga yang ikut membentuk buah, kedua ada semu ganda yaitu jika pada satu bunga terdapat lebih dari satu bakal buah yang bebas satu sama lain, dan kemudian masing-masing dapat tumbuh menjadi buah, tetapi disamping itu ada bagian lain pada bunga itu yang ikut tumbuh, dan merupakan bagian buah yang mencolok, yang terakhir ada buah semu majemuk adalah buah semu yang terjadi dari bunga majemuk, tetapi seluruhnya dari luar tampak seperti satu buah saja.
Setelah dijelaskan jenis-jenis buah kami dijelaskan bagian bagian dari buah oleh asisten praktikum yang pertama bagian paling luar adalah eksokap yaitu lapisan luar yang keras dan tidak tembus air, misalnya buah kelapa, lalu agak kedalam sedikit ada bagian yang disebut dengan mesokap yaitu Mesokarp merupakan lapisan yang tebal dan berserabut, misalnya bersabut (kelapa), berdaging (mangga dan pepaya). Makin kedalam kita akan menemukan lapisan yang bernama endokarp yaitu lapisan paling dalam yang tersusun atas lapisan sel yang sangat keras dan tebal, misalnya tempurung (kelapa), berupa selaput tipis (rambutan). Setelah itu biasanya ada biji didalam buah, biji merupakan struktur yang efisien untuk perkembangbiakan dan perbanyakan. Biji berasal dari bakal biji yang berkembang setelah mengalami pembuahan.
Setelah dijelaskan jenis-jenis dan struktur dari buah kami mulai menjani percobaan pertama kami melakukan pengamatan terhadap buah alpukat (Persea americana), buah yang cukup populer di Indonesia, khususnya sebagai jus. Rasa yang nikmat dan warnanya yang khas membuat buah ini gampang dikenali. buah alpukat termasuk ke dalam buah sejati tunggal karena satu buah tumbuh dari satu bakal bunga atau bakal buah saja. Bagian luarnya yaitu bagian eksokarp pada buah alpukat berwarna hijau tua, bagian mesokarpnya berwarna hijau lebih muda dari bagian eksokarp, bagian endokarp warnanya lebih ke kuning-kuningan, dan memiliki biji tunggal yang cukup besar yang berwarna coklat gelap.
Lalu kami melakuakan pengamatan terhadap buah jeruk (Citrus sp.), Jeruk adalah buah yang memiliki bentuk yang bulat dan kulit yang berwarna oranye. Aroma yang khas dikeluarkan oleh jeruk pun sangat kuat sehingga kita dapat dengan mudah menebak buah jeruk tanpa harus melihatnya hanya dengan mencium aromanya. buah jeruk termasuk ke dalam buah tunggal, dengan mesokarp yang berbentuk bulir-bulir dan juga terdapat eksokarp serta endocarp yang hamper sama seperti buah-buah pada umumnya.
Pada pengamatan yang ketiga kami melakukan pengamatan terhadap Strawberry (Frageria), Strawberry adalah buah dari tanaman herba memiliki rata-rata 200 biji kecil per satu buah. 700 dari berbagai jenis stroberi. Strawberry merupakan buah semu karena berasal dari bagian bunga yang menyatu menjadi satu dengan bakal buah sehingga membentuk bagian buah utama yang berbentuk lonjong mengerucut yang kita sebut strawberry. Suatu keunikan tersendiri dari buah strawberry ini dimana ia memiliki biji yang terletak di luar bagian utama buah dimana pada umumnya buah memiliki biji yang gterdapat di dalam inti buah.
Lalu yang keempat kami mencoba melakukan pengamatan terhadap buah jambu biji (Psidium guajava), Jambu batu (Psidium guajava) atau sering juga disebut jambu biji, jambu siki dan jambu klutuk adalah tanaman tropis yang berasal dari Brasil, disebarkan ke Indonesia melalui Thailand. Jambu batu memiliki buah yang berwarna hijau dengan daging buah berwarna putih atau merah dan berasa asam-manis. Buah jambu biji tergolong ke dalam buah sejati tunggal dengan kulit umumnya berwarna hijau dan daging buah berwarna putih atau kemerahan. Buah jenis ini mengandung banyak vitamin C dan diyakini dapat menngurangi gejala yang ditimbulkan oleh penyakit demam berdarah.
Buah selanjutnya yang kami amati adalah buah tomat (Solanum lycopersicum). Tomat adalah tumbuhan dari keluarga Solanaceae, tumbuhan asli Amerika Tengah dan Selatan, dari Meksiko sampai Peru. Tomat merupakan tumbuhan siklus hidup singkat, dapat tumbuh setinggi 1 sampai 3 meter. Tomat merupakan buah sejati tunggal dengan susunan morfologi yang sama dengan buah pada umumnya yaitu eksokarp, mesokarp, endokarp, dan biji yang menyebar di sekitar daerah endokarp.
Terakhir buah yang kami amati adalah buah Belimbing (Averrhoa carambola L), Belimbing adalah tumbuhan buah berbentuk khas yang berasal dari Indonesia, India, dan Sri Langka. Saat ini, belimbing telah tersebar ke penjuru Asia Tenggara, Republik Dominika, Brasil, Peru, Ghana, Guyana, Tonga, dan Polinesia. Buah ini termasuk ke dalam buah sejati tunggal. Kulit dari buah ini berwarna kuning atau hijau, dengan daging buah berwarna putih dengan biji yang tersebar di sekitar daerah endokarp.
Setelah selesainya praktikum ini praktikan diharapkan bisa mengetahui dan dapat mengidentifikasi jenis buah berdasarkan morfologi dan mengetahui bagian-bagian dari buah.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan morfologi tumbuhan merupakan ilmu yang mempelajari struktur organ tumbuhan baik mengenai akar, daun, batang, bunga, buah, maupun bijinya. Pada dasarnya tumbuhan terbagi atas tiga organ pokok yaitu akar (radiks), batang (caulis), dan daun (folium). Buah (Fructus) adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Pada umumnya buah hanya akan terbentuk sesudah terjadi penyerbukan dan pembuahan pada bunga. Buah pada tumbuhan umumnya dapat dibedakan dalam dua golongan, yaitu : buah semu atau buah tertutup dan buah sungguh atau buah sejati.
Saran
Saat praktikum berlangsung sebaiknya lebih banyak lagi tanaman yang diamati agar para mahasiswa/i juga dapat lebih memahami atau mengerti tentang bagian-bagian yang terdapat pada suatu tanaman. Karena kendala tanaman yang diamati masih kurang jumlahnya Mahasiswa/i tidak bisa untuk lebih mengetahui bentuk dan bagian dari tanaman yang sedang diamati. praktikan sebaiknya membaca dan memahami atau setidaknya mengetahui sedikit tentang morfologi buah tumbuhan agar pada saat praktikum tidak terlihat bingung. Kita sebagai mahasiswa/i harus mengenal bentuk dan bagian-bagian dari buah tumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Ashari, S. 2004. Biologi Reproduksi Tanaman Buah-Buahan Komersial. Bayumedia Publishing: Malang.
Campbell. 2003. Biologi Jilid 2 lux ed. 5. Erlangga: Jakarta.
Evika, Sandi Savitri. 2005. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. UIN Press: Malang.
Gunawan, Tabrani, Agus Setiawan dan Elizabeth A. Widjaja. 1989. Culm Anatomy of Schizostachyum Collections Cultivated in Bogor Botanical Garden. Floribunda. Jurnal Ilmiah, Vol.1, No.11, Hal.41-44.
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. ITB: Bandung.
Kimball, John W. 1999. Biologi Jilid 2 dan 3. Erlangga: Jakarta.
Marimin. 2012. Jurnal Teknologi Industri Pertanian. Jurnal Ilmiah. Vol.7, No.1.
Mutmainah. 2014. Variasi Morfologi Buah Beberapa Kloni Kakao dari Perkebunan Rakyat Kecamatan Sigi Biromaru dan Pulolo Sulawesi Tengah. Jurnal Of Natural Science. Vol. 3. No. 3. Hal. 278-286.
Pratiwi, D. 2007. Biologi. Erlangga: Jakarta.
Rifai. 1976. Keanekaragaman Tumbuhan. UM press: Malang.
Rosanti. 2011. Morfologi Tumbuhan. Erlangga: Jakarta.
Sambodo, J. 1996. Kehidupan Tumbuhan. PT. Gramedia: Jakarta.
Setjo, Susetyoadi. 2004. Morfologi Tumbuhan, Universitas Negeri Malang: Malang.
Syaiful A.S., 2011. Respon Tumpangsari Tanaman Jagung dan Kacang Hijau Terhadap Sistem Oleh Tanah dan Pemberioan Pupuk Organik. Jurnal Agronomika. Vol.1, No.1.
Tjitrosoepomo, G. 2003. Morfologi Tumbuhan Edisi ke-14. Gajah Mada University Press: Yogyakarta.
LAMPIRAN
13