LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI ORAL I “DETERMINASI RASA PENGECAP PADA LIDAH”
Oleh:
Jesica Ceren K.P.
021611133030 021611133030
Tiffany Josephine H. 021611133037 021611133037
Ayulfa Putri Ardanti 021611133031 021611133031
Shantya Reztika H.
021611133038 021611133038
Berliana Ayu P.P.
021611133032 021611133032
Jihan Sanuria F.
021611133039 021611133039
Ayu Vania A.
021611133033 021611133033
Cahyo Pulunggono
021611133040 021611133040
Anindita D.
021611133034 021611133034
Nidya Pramesti O.A. 021611133041 021611133041
Nadya Innasa K.
021611133035 021611133035
Alisawati Hilda A.
Nia Nur Haliza
021611133036 021611133036
DEPARTEMEN DEPARTEMEN BIOLOGI ORAL FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS AIRLANGGA SEMESTER GANJIL 2017/2018
021611133042 021611133042
1. Tujuan
a. Mengetahui fungsi fisiologis dari indra pengecapan. b. Memahami dan mengetahui proses terbentuknya rasa dari makanan. c. Mengetahui letak-letak reseptor indera pengecap (taste buds) pada buds) pada lidah. d. Mengetahui hubungan antara kondisi fisiologis tubuh dengan respon indera pengecapan (taste (taste bud). bud). 2. Alat dan Bahan
2.1 Alat a. Gelas b. Pipet c. Cotton buds d. Kertas tisu e. Ember 2.2 Bahan a. Asin
: NaCl : NaCl → 0,5%, 1,5%, 2,5%, 2,5%, 3,5%, 4,5%
b. Asam : Asam Sitrat → 0,5%, 0,75%, 1%, 1,25%, 1,5% c. Manis : Glukosa → 2%, 3%, 4%, 5%, 6% d. Pahit
: Quinine → 0,025%, 0,5%, 0,075%, 0,1%, 0,125%
e. Umami: Umami: MSG → 2%, 3%, 4%, 5%, 6% f. Pedas : Capsiasin → 2%, 3%, 4%, 5%, 6%
(a)
(b)
(c)
(d) (d)
(e)
(f)
(g)
(h)
(i)
Gambar 1. (a) pipet, (b) tisu, (c) cotton buds, buds, (d) glukosa, (e) quinine, (f) capsiasin, (g) umami, (h) asam sitrat, (i) NaCl
3. Cara Kerja
1.
Membagi kelas menjadi 4 kelompok.
2.
Menentukan orang coba dalam praktikum dengan syarat yaitu: a. Pada orang normal b. Wanita 12 hari sebelum tanggal menstruasi c. Wanita 3 hari sebelum tanggal menstruasi d. Wanita 3 hari sesudah tanggal menstruasi e. Wanita hari pertama menstruasi f. Wanita 6-7 hari sesudah tanggal menstruasi g. Pria atau wanita yang sedang influenza
A.
Asam a.
Orang coba berkumur 3 kali
b.
Lidah di lujurkan
c.
Keringkan lidah dengan tisu sampai kering
d.
Tetesi dengan Asam Sitrat 1 %, apabila orang coba dapat
merasakan asam turunkan konsenterasi sampai tidak terasa, apabila orang coba tidak dapat merasakan asam, naikkan konsentrasinya sampai terasa.
B.
Asin a. Orang coba berkumur 3 kali b. Lidah di lujurkan c. Keringkan lidah dengan tisu sampai kering d. Tetesi dengan NaCl 2,5 %, apabila orang coba dapat merasakan asin turunkan konsenterasi sampai tidak terasa, apabila orang coba tidak dapat merasakan asin, naikkan konsentrasinya sampai terasa.
C.
Manis a. Orang coba berkumur 3 kali b. Lidah di lujurkan c. Keringkan lidah dengan tisu sampai kering d. Tetesi dengan Glukosa 4 %, apabila orang coba dapat merasakan manis turunkan konsenterasi sampai tidak terasa, apabila orang coba tidak dapat merasakan manis, naikkan konsentrasinya sampai terasa.
D.
Pahit a. Orang coba berkumur 3 kali b. Lidah di lujurkan c. Keringkan lidah dengan tisu sampai kering d. Tetesi dengan quinine 0.1%, apabila orang coba dapat merasakan pahit turunkan konsenterasi sampai tidak terasa, apabila orang coba tidak dapat merasakan pahit, naikkan konsentrasinya sampai terasa.
E.
Umami a. Orang coba berkumur 3 kali b. Lidah di lujurkan
c. Keringkan lidah dengan tisu sampai kering d. Tetesi dengan Larutan Umami 4 %, apabila orang coba dapat merasakan umami turunkan konsenterasi sampai tidak terasa, apabila orang coba tidak dapat merasakan umami, naikkan konsentrasinya sampai terasa.
F.
Pedas a. Orang coba berkumur 3 kali b. Lidah di lujurkan c.
Keringkan lidah dengan tisu sampai kering.
d.
Tetesi dengan Capsiasin 4 %, apabila orang coba dapat merasakan
asin turunkan konsenterasi sampai tidak terasa, apabila orang coba tidak dapat merasakan asin, naikkan konsentrasinya sampai terasa.
HASIL PERCOBAAN a. Hasil Percobaan Mahasiswa dalam Keadaan Flu
Mahasiswa Coba : Cahyo Cah yo Pulunggono Pulunggono Tabel 4.1 Mahasiswa dalam Keadaan Flu
Lokasi
Pinggir dorsum
Tasta
Pinggir dorsum
Anterior
Posterior
lidah
lidah
medial
Palatum
Asin
2.5 %
2.5 %
2.5 %
3.5 %
3.5 %
Asam
1%
1%
1.25 %
1%
1.5 %
Manis
4%
4%
5%
5%
6%
Pahit
0.1 %
0.5 %
0.1 %
0.1%
0.5 %
Umami
4%
4%
5%
6%
X
Pedas
3%
6%
4%
6
%
X
b. Hasil Percobaan Mahasiswa dalam Keadaan Normal
Mahasiswa Coba : Daniel Sukandar Tabel 4.2 Mahasiswa dalam Keadaan Normal Lokasi
Tastant
Pinggir dorsum
Pinggir dorsum medial
Anterior
Posterior
lidah
lidah
Palatum
Asin
0,5%
0,5%
4,5%
4,5%
4,5%
Asam
0,5%
X
0,5%
X
X
Manis
4%
6%
4%
2%
X
Pahit
0,1%
0,1%
0,1%
0,025%
X
Umami
5%
6%
2%
X
X
Pedas
1%
1%
1%
1%
X
c. Hasil Percobaan Mahasiswa dalam Keadaan H-3 Menstruasi Menstruasi
Mahasiswa Coba : Ailani Sabrina Tabel 4.3 Mahasiswa dalam Keadaan H-3 Menstruasi Lokasi
Pinggir dorsum
Tastan
Pinggir dorsum medial
Anterior
Posterior
lidah
lidah
Palatum
Asin
3,5%
3,5%
0,5%`
0,5%
X
Asam
0,75%
0,5%
0,5%
0,5%
0,25%
Manis
X
5%
2%
5%
X
Pahit
0,5%
0,025% 0,0 25%
0,125%
0,025%
X
Umami
3%
5%
2%
3%
X
Pedas
3%
6%
2%
X
X
d. Hasil Percobaan Mahasiswa dalam Keadaan H-12 Menstruasi
Mahasiswa Coba : Wilda Septilah Aulia Tabel 4.4 Mahasiswa dalam Keadaan H-12 Menstruasi Lokasi
Tastan
Pinggir dorsum
Pinggir dorsum medial
Anterior
Posterior
lidah
lidah
Palatum
Asin
3,5%
X
0,5%`
3,5%
X
Asam
0,5%
X
0,025%
1,25%
X
Manis
2%
X
6%
X
X
Pahit
0,025%
0,125%
0,075%
0,025%
0,125%
Umami
4%
4%
2%
3%
X
Pedas
6%
X
5%
6%
X
e. Hasil Percobaan Mahasiswa dalam Keadaan H Menstruasi Menstruasi
Mahasiswa Coba : Intan Savina Tabel 4.5 Mahasiswa dalam Keadaan H Menstruasi Lokasi
dorsum
Tastan
f.
Pinggir
Pinggir dorsum medial
Anterior
Posterior
lidah
lidah
Palatum
Asin
2,5%
1,5%
1,5%`
3,5%
X
Asam
1%
1%
0,05%
0,75%
X
Manis
5%
4%
4%
4%
X
Pahit
0,025%
0,025%
0,025%
0,025%
0,075%
Umami
5%
4%
4%
5%
5%
Pedas
6%
5%
3%
4%
6%
Hasil Percobaan Mahasiswa dalam Keadaan H+3 Menstruasi
Mahasiswa Coba : Hananah Oktalidial Tabel 4.6 Mahasiswa dalam Keadaan H+3 Menstruasi Lokasi
Tastan
Pinggir dorsum
Pinggir dorsum medial
Anterior
Posterior
lidah
lidah
Palatum
Asin
2,5%
X
1,5%
X
X
Asam
0,5%
0,5%
0,5%
1,25%
X
Manis
5%
5%
5%
X
X
Pahit
0,075%
0,075%
0,025%
0,125%
X
Umami
2%
2%
2%
6%
X
Pedas
X
X
X
X
X
g. Hasil Percobaan Mahasiswa dalam Keadaan H+6 Menstruasi
Mahasiswa Coba : Sofia Yusnur Tabel 4.8 Mahasiswa dalam Keadaan H+6 Menstruasi Lokasi
Tastan
Pinggir dorsum
Pinggir dorsum medial
Anterior
Posterior
lidah
lidah
Palatum
Asin
2,5%
4,5%
X
2,5%
X
Asam
1%
1,25%
1%
1.25%
X
Manis
6%
X
3%
4%
X
Pahit
0,1%
0,1%
0,1%
0,025%
X
Umami
4%
4%
3%
6%
X
Pedas
6%
5%
2%
X
X
4. PEMBAHASAN
Taste buds mengandung sel reseptor kecap ( gustatoris), gustatoris), terletak di dalam epitel mulut (berlapis gepeng), terutama pada papilla, papilla, tetapi dapat juga dijumpai di tempat lain dalam rongga mulut, palatum, dan epiglotis (Roland 2005). Taste buds memiliki beberapa tipe reseptor rasa, setiap tipe ini akan mendeteksi satu jenis rasa dari 5 rasa dasar yaitu, asam, asin, manis, pahit, dan umami. Seluruh rasa ini dapat dirasakan oleh seluruh permukaan lidah, tetapi satu jenis rasa akan lebih sensitif pada daerah tertentu (Jacewicz 2008). Taste buds merupakan sel epitel yang telah dimodifikasi, beberapa diantaranya disebut sebagai sel sustentakular dan lainnya disebut sebagai sel reseptor. Sel-sel reseptor ini terus-menerus digantikan melalui pembelahan mitosis dari sel-sel epitel di sekitarnya dengan waktu paruh sekitar sepuluh hari (Guyton 2009). Taste buds terdapat tiga jenis sel epitel: 1) Sel penyokong atau sel sustentakular , terletak terutama di bagian perifer taste buds; buds; 2) Sel pengecap neuroepitel yang biasanya hanya berjumlah 10 sampai 14 sel pada tiap taste buds; buds; 3) Sel basal letaknya di perifer dekat lamina basal , dianggap sebagai sel induk ( stem) stem) sel jenis lainnya.
Pergantian sel di dalam taste buds buds berlangsung relatif cepat, masa hidup pada umumnya 10 hari, dan sel sustentakular mungkin merupakan suatu tahap perantara dalam perkembangan diferensiasi sel sensorik. Rangsang kimiawi sampai pada sel sensoris dan diteruskan oleh neurotransmiter ke ujung akhir saraf yang berbentuk putik dan terletak diantara sel-sel. Akhir – Akhir – akhir akhir ini telah dapat diperlihatkan bahwa satu kuncup kecap (satu papilla) papilla) dapat merasakan keempat macam rasa dasar; tentunya tak ada perbedaan struktural yang ditemukan untuk menjelaskan perbedaan dalam rasa dasar tersebut. Saraf dari taste buds yang letaknya pada dua pertiga bagian depan lidah berjalan di dalam chorda thympani, thympani , cabang saraf fasialis; sedangkan dari taste buds pada sepertiga bagian belakang lidah berjalan dalam saraf glosofaringues yang membawa rasa kecap dari epiglottis dan faring bawah berjalan dalam saraf vagus (C.Roland 1996).
Gambar Taste buds pada buds pada lidah (Hermanto 2012)
Jenis – Jenis Jenis Papilla
Terdapat 4 jenis papilla jenis papilla pada pada manusia,yaitu:
a. Papilla filiformis Terdapat di atas seluruh permukaan lidah, umumnya tersusun dalam barisan barisan sejajar dengan sulkus terminalis (Jacob 2010). Papilla filiformis bentuknya filiformis bentuknya kurang lebih seperti kerucut, langsing dan tingginya 2-3 mm. Bagian tengahnya terdiri atas jaringan ikat lamina
propria. Jaringan ikat ini juga membentuk papila sekunder. Epitel yang meliputi papila sebagian mengalami pertandukan yang cukup keras sifat nya (C.Roland 1996).
b. Papi Papi lla fungi fungifornis fornis Letaknya tersebar di antara deretan papilla filiformis, filiformis , dan jumlahnya makin banyak ke arah ujung lidah, bentuknya seperti jamur dengan tangkai pendek, dan bagian atas yang lebih lebar. Jaringan ikat di tengah-tengah papilla membentuk papilla sekunder sedangkan epitel di atasnya tipis sehingga pleksus pembuluh darah di dalam lamina propria menyebabkannya berwarna merah atau merah muda. Taste buds terdapat di dalam epitel (C.Roland 1996). Papila ini diinervasi oleh nervus facial (N.VII) (Jacob 2010). Sebuah penelitian di China mengungkapkan bahwa adanya hubungan antara kepadatan papilla fungiform dengan pemeriksaan rasa manis menggunakan larutan sukrosa pada pria dewasa muda. Penelitian ini menyimpulkan bahwa anatomi papilla sangat erat hubungannya dengan ambang sensitivitas rasa khususnya pada papilla pada papilla fungiformis (Zhang Gen-H et al. 2008).
c. P api api lla sir si r kumvalat kumvalata a (Vallum = dinding) pada manusia jumlahnya hanya 10 sampai 14, dan letaknya di sepajang sulkus terminalis. Papilla ini sensitif terhadap rasa asam dan pahit di 1/3 posterior lidah yang diinervasi oleh nervus glossopharyngeal (IX) (Jacob 2010). Tiap papilla menonjol sedikit di atas permukaan dan dibatasi oleh suatu parit melingkar banyak taste buds pada epitel dinding lateralnya. Saluran keluar kelenjar serosa (kelejar ebner) bermuara pada dasar alur itu. Kelenjarnya sendiri terletak pada lapisan yang lebih dalam. Sekret serosa cair kelenjar tersebur membersihkan parit dari sisa bahan makanan, sehingga memungkinkan penerimaan rangsang kecap baru oleh taste buds (C.Roland 1996). 1996) .
d. P api api lla foliat foli ata a Terletak pada bagian samping dan belakang lidah, berbentuk lipatan-lipatan mirip daun, dengan taste buds di dalam epitel lekukan yang terdapat di lipatan. Sama seperti pada papilla sirkumvalata, sirkumvalata, kelenjar-kelenjar serosa bermuara pada dasar alur. Sensitivitas papila ini lebih dominan terhadap rasa asam yang diinervasi oleh nervus glossopharyngeal (IX) (Jacob 2010). Semua papilla mengandung banyak saraf sensorik untuk rasa sentuhan dan taste buds terdapat pada semua papilla semua papilla kecuali papilla kecuali papilla filiformis (C.Roland filiformis (C.Roland 1996).
Gambar Letak papila pada lidah manusia (Jacob 2010). 4.1 Rasa Asin
Rasa asin dipicu oleh NaCL dengan reseptor utamanya adalah ENaC. Rasa asin dihasilkan oleh garam yang terionisasi dan terutama karena konsentrasi ion natrium. Masuknya ion Na + melalui saluran khusus pada reseptor dan menyebabkan depolarisasi reseptor sebagai respon terhadap garam. Reseptor, baik di rongga mulut mulut maupun di tempat lain dihambat dihambat oleh amilorid.Namun, penghambatan di lidah sifatnya tidak lengkap (atau sempurna) sehinggabisa jadi ada reseptor lain pada taste buds. Masuknya Na+ ke dalam reseptorgaram menyebabkan depolarisasi reseptor dan memicu pelepasan
glutamat
yangmendepolarisasi neuron-neuron di
sekitarnya
(Ganong, 2009). Nilai ambang bagi tiap-tiap senyawa pembawa asin berbeda beda. Substansiyang primer pada rasa asin adalah NaCl, meski banyak juga senyawa lainnya,dengan konsentrasi rata-rata terendah yang menimbulkan stimulasi, 0,01 M (Guyton, 2014). 4.2 Rasa Asam
Asam adalah salah satu rasa dasar yang dirasakan lidah. Rasa asam dapat dideteksi oleh lidah menggunakan saluran ion yaitu H +, sehingga termasuk dalam reseptor ionotropik. Beberapa reseptor di lidah diyakini sebagai reseptor asam antara lain ACCN, HCN, cTBAK-1, serta TRP-like TRP- like channel seperti PKD2L1 dan PKD1L3. Ion H + dalam larutan dapat menyebabkan sensasi rasa asam, rasa asam dipicu oleh proton (keberadaan ion H+) dan intensitas rasa asam hampir sebanding dengan logaritma konsentrasi ion H+. Ion H+ bereaksi terhadap sel rasa dengan cara masuk ke dalam sel secara langsung. Depolarisasi sel reseptor terjadi karena ion H+ menutup chanel ion K+ di membran sel reseptor, sehingga terjadi potensial aksi dan ion-ion positif dapat masuk dalam sel rasa. Muatan positif ini akan berakumulasi dan mendorong terjadinya te rjadinya depolarisasi yang dapat melepaskan neurotransmiter dan menyalurkan sinyal ke otak. Persepsi rasa asam dipengaruhi oleh pH ekstraseluler dan anion-anion yang menyertanyai. Pada keadaan pH yang sama, asam lemah memproduksi respon saraf dan sensasi rasa asam yang yang lebih besar jika dibandingkan dibandingkan dengan dengan asam kuat (Irianto, 2012). 4.3 Rasa Manis
Rasa manis lebih banyak disukai, namun di balik itu terdapat efek negatif rasa manis. Bahan manis yang terlalu tinggi di dalam pembuluh darah akan menyebabkan hiperglikemia yang dapat mengakibatkan terjadinya hiperinsulinia. Keadaan hiperinsulinia dapat mengakibatkan kelelahan pada sel pankres untuk mensekresi insulin yang selanjutnya berujung kepada penyakit diabetes mellitus. Selain itu, adanya gula berlebih di dalam pembuluh darah akan menyebabkan suasana asam dan dapat menyebabkan penuaan dini serta memberi makan kepada sel-sel ganas atau bakteri, virus,
dan jamur yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan keseimbangan dan terjadinya penyakit. Pengikatan substansi rasa manis dilakukan oleh gen protein reseptor rasa manis T1R3 dan T1R2 untuk membentuk suatu GPCR. GPCR ini merupakan reseptor gen rasa manis pada manusia. Kompleks Gprotein disebut sebagai gustducin dengan persamaan struktur dan aksi terhadap transdusin. Proses penghantaran impuls rasa manis ini dimulai dengan adanya bahan manis yang terdapat di rongga mulut yang berperan dalam mengaktivasi Gprotein. Setelah Gprotein teraktivasi akan memediasi perubahan
dari
ATP
menjadi
cAMP
yang kemudian
mengaktivasi
phosphokinase A hingga memediasi fosforilasi dan inhibisi K+ channels yang dapat menyebabkan depolarisasi membran yang merangsan pelepasan Ca2+. Pelepasan Ca2+ menyebabkan kenaikan Ca2+ intraseluler yang menyebabkan masuknya kation Na+, depolarisasi membran, dan mengarah pada pelepasan neurotransmitter. Aferen serat dalam sarat pengecap mempunyai kontak sinaptik dengan sel pengecap yang mentransfer ke gustatory are pada hypothalamus dan cerebral lymbic system. Pada bagian otak ini rasa manis di persepsi. 4.4 Rasa Pahit Rasa pahit ditimbulkan karena berbagai senyawa yang tidak dapat
saling bereaksi. Rasa pahit dipicu oleh berbagai macam substansi. Secara keseluruhan terdapat 35 protein berbeda pada sel sensorik yang merangsang adanya rasa pahit. Zat yang memberikan rasa pahit hampir seluruhnya zat organik. Dua kelas tertentu dari suatu zat sangat cenderung menyebabkan sensasi rasa pahit: (1) zat organik rantai panjang yang mengandung nitrogen, dan (2) alkaloid. Alkaloid mencakup banyak obat yang digunakan dalam obat-obatan, seperti kina (quinine), (quinine), kafein, strychnine, dan nikotin. Sensasi senyawa rasa pahit diperoleh dengan mekanisme yang mirip dengan rasa manis. Hanya saja jarak antar gugus fungsional menjadi penentu. Rasa pahit umumnya diasosiasikan dengan kelompok komponen fenolik dan alkaloid seperti naringin pada grapefruit dan anggur, limonin pada sitrus, kafein pada kopi, dan sebagainya. Selain itu peptida dengan berat molekul lebih kecil
6000 atau asam amino hidrofobik dapat juga memberikan rasa pahit. Senyawa pemberi rasa pahit terkini yang dilaporkan memiliki rasa pahit yang sangat intens intens adalah “quinozolate” dengan ambang batas 0.00025 mmol/kg air (Ottinger dan Hofmann, 2001). 5.5 Rasa Umami
Kata “umami” berasal dari bahasa jepang yaitu “umai” yang artinya adalah “sedap” dan “mi “mi”” yang artinya adalah “rasa”. Umami merupakan rasa kelima yang berhasil diteliti oleh Prof. Kikunae Ikeda pada tahun 1908. Rasa umami sendiri merupakan gabungan dari rasa manis dan asin dari garam inorganik yang merupakan gabungan dari asam organik, asam glutamat, dan asam amino. Semua garam yang terbentuk dari asam glutamat disebut glutamat, dan semua glutamat dapat memberikan rasa umami. Glutamat yang dicerna dalam tubuh, diserap pada lambung dan usus melalui sistem transport aktif yang terletak pada sel membran mukosa, yang kemudian 95% dari senyawa ini mengalami metabolisme dan diubah menjadi energi. Karenanya, hanya sedikit glutamat glutamat yang mencapai aliran darah. Salah satu
sumber rasa
umami adalah monosodium glutamate glutamate atau MSG yang merupakan garam natrium dari asam L-glutamat (Mouritsen & Styrbaek, 2014, hlm. 23-24). Glutamat direspon oleh dua jenis reseptor yaitu reseptor ionotropik (calcium selective channels) channels) dan reseptor metabotropik yaitu reseptor G protein yaitu T1R1 dan T1R3 serta reseptor pada taste bud yaitu yaitu mGluR4 dan mGluR1. Reseptor ionotropik menyebabkan terjadinya influks Ca 2+ dan tertutupnya saluran ion K + yang mengkibatkan depolarisasi. Sedangkan reseptor metabotropik melalui IP3/Ca2+ membuka saluran transient receptor potential dan menyebabkan depolarisasi. Reseptor yang peka terhadap rasa umami diinervasi oleh CN VII (N. facialis) facialis ) (Finger, 2009, hlm. 53 ; Costanzo, 2009, hlm. 96.).
5.6 Hubungan Orang Sakit dengan Indera Rasa Pengecap Pengecap
Orang yang sedang sakit flu akan mengalami penurunan sensasi pengecapan karena persarafan indera pengecapan menjadi tidak dapat berfungsi maksimal karena berkurangnya reseptor pengecapan yang ada pada lidah (Ganong, 2005). Selain itu juga orang coba mengkonsumsi obat-obatan yang dapat menurunkan sensitivitas indera pengecap (Guyton, 2014). Citarasa adalah kombinasi dari rasa dan bau, khususnya "retronasal "retronasal olfaction" olfaction" yaitu saat otak mencatat bau dari makanan yang dirasakan. Pada saat pengecapan juga dibantu dengan indra pembau. Jika pada orang coba yg sedang flu akan sulit merasakan rasa karena indra pembau yg terganggu. Taste bud selalu didegenerasi dan digantikan setiap 10 hari sampai 2 minggu. 5.7 Hubungan Menstruasi dengan indera rasa pengecap 5.7.1 Menstruasi
Pada orangcoba hari pertama menstruasi orang coba dapat merasakan rasa manis, asin, asam, dan pahit dengan baik. Hal tersebut ditunjukkan pada data bahwa orang coba dapat merasakan manis dengan konsentrasi 4-5%. Orang coba sangat peka terhadap rasa pahit, hal tersebut dibuktikan dari data bahwa orang coba sudah mampu merasakan rasa pahit dengan konsentrasi 0.025% pada lidah. Hal tersebut tidak sesuai dengan teori karena pada saat menstruasi, hormon estrogen menurun yang menyebabkan sensasi rasa manis lebih sulit untuk dirasakan, dan terjadi penurunan progesteron yang menyebabkan rasa pahit kurang dirasakan. Perbedaan ini, dapat terjadi karena faktor individu yang peka terhadap rasa-rasa tersebut. Sehingga, saat orang coba diberi tastant, otak ikut memberikan sugesti pada taste bud yang menyebabkan respon yang cukup tinggi. Dapat dikatakan bahwa orang coba merasakan sensasi manis, asin, dan pahit bukan sepenuhnya karena rangsangan dari tastant, namun sugesti yang diberikan oleh otak otak (Kusuma,2014)
5.7.2 Menjelang Menstruasi
Pada saat menjelang menstruasi, pada tubuh perempuan akan terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan sebaliknya terjadi peningkatan hormon progesteron.Penurunan hormon estrogen menyebabkan orang tersebut lebih sulit
merasakan
manis,
sedangkan
peningkatan
hormon
progesteron
menyebabkan orang tersebut lebih mudah merasakan pahit. Kondisi seperti ini mempengaruhi produksi hormon dalam otak, terutama hormon serotonin yang merupakan hormon yang mengendalikan kestabilan emosi. Proses inilah yang menyebabkan gejolak emosi sebagai bagian dari premenstruasi sindrom (PMS) cenderung mengalami stress dan kondisi emosi yang tidak stabil sehingga dapat memicu tekanan darah menjadi lebih tinggi (Guyton,2014) Pada percobaan yang telah dilakukan, data diperoleh dari dua mahasiswa coba dengan perbedaan waktu menjelang menstruasi yaitu mahasiswa coba pertama pada hari ketiga menjelang menstruasi, dan mahasiswa yang kedua yaitu pada hari ke dua belas sebelum menstruasi. Pada mahasiswa coba yang pertama didapatkan kepekaan pada rasa asin, pahit dan pedas lebih kecil daripada mahasiswa coba normal. Hasil tersebut ada yang sesuai dengan teori dan ada yang tidak. Hasil yang sesuai berdasarkan teori yaitu peka terhadap rasa asin. Hal tersebut dapat disebabkan karena pada saat menjelang menstruasi, orang coba berada pada kondisi emosi yangtidak stabil, yang memicu tekanan darah menjadi lebih tinggi. Tekanan darah yang tinggi ini dapat menyebabkan gangguan dalam penghantaran impuls rasa asin ke otak sehingga kemampuan merasakan rasa asin berkurang pada wanita yang sedang dalam masa pre menstruasi. Hasil yang tidak sesuai dengan teori dapat disebabkan oleh kesalahan operator pada saat meletakkan cotton buds pada lidah mahasiswa coba dan kesalahan mahasiswa coba pada saat berkumur. Pada mahasiswa coba pertama tingkat kepekaan terhadap rasa asam, manis, dan umami lebih tinggi daripada mahasiswa coba normal. Hasil yang tidak sesuai dengan teori yaitu kepekaan pada rasa manis. Orang coba pertama tergolong peka terhadap rasa manis. Hal tersebut t ersebut tidak sesuai dengan teori karena pada saat menjelang menstruasi, terjadi penurunan hormon
estrogen yang menyebabkan mahasiswa coba lebih sulit merasakan manis. Kesalahan ini dapat disebabkan karena mahasiswa coba tidak suka makan makanan yang manis dan jarang mengkonsumsi makanan yang manis. Pada mahasiswa coba kedua didapatkan bahwa tingkat kepekaan lidah terhadap rasa asin, manis, dan pedas lebih kecil dibanding mahasiswa coba normal, sedangkan untuk rasa asam, pahit dan umami memiliki tingkat kepekaan yang lebih tinggi, Hal ini sudah sesuai dengan teroi yang ada. 5.7.3 Setelah menstrusi
Setelah menstruasi, kadar hormon estrogen mengalami peningkatan terjadi pada hari ke-7 sampai ke-13. Kemudian memasuki masa ovulasi, pada masa ini kadar hormon estrogen dan progesteron sangat tinggi. Peningkatan hormon estrogen menyebabkan lebih mudah merasakan manis, dan peningkatan progesteron juga menyebabkan lebih mudah merasakan pahit. Pada percobaan yang dilakukan, data diperoleh dari mahasiswa coba hari ketiga setelah menstruasi dan mahasiswa coba hari keenam menstruasi. Pada mahasiswa coba hari ketiga setelah menstruasi, mahasiswa coba dapat merasakan dengan baik rasa asam, pahit dan umami. Untuk rasa asin, mahasiswa coba tidak dapat merasakan rasa asin pada daerah pinggir dorsum medial, posterior lidah, dan palatum. Untuk rasa manis, mahasiswa coba tidak bisa merasakan padadaerah posterior lidah dan palatum. Sedangkan untuk rasa pedas, mahasiswa coba tidak dapat merasakan sama sekali. Dari hasil percobaan tersebut, untuk rasa pahit hasilnya sesuai dengan teori karena pada keadaan post menstruasi, hormon progesteron meningkat sehingga menyebabkan lebih mudah merasakan pahit. Sedangkan untuk rasa manis hasil tidak sesuai dengan teori yang seharusnya mahasiswa coba lebih mudah merasakan rasa manis. Sedangkan untuk rasa pedas, mahasiswa coba tidak merasakan rasa pedas pada daerah-daerah yang dilakukan uji coba. Kesalahan ini mungkin terjadi karena orang coba suka dengan makan makanan yang pedas.
Data yang diperoleh dari mahasiswa coba hari ke enam setelah menstruasi mahasiswa coba memiliki tingkat kepekaan rasa manis yang lebih rendah daripada mahasiswa coba normal sedangkan tingkat kepekaan rasa pahit mahasiswa coba hari ke enam setelah menstruasi memiliki tingkat kepekaan hampir sama dengan mahasiswa coba normal. Hal tersebut tidak sesuai dengan teori. 5. Diskusi Jawaban Pertanyaan
1. Apakah tiap lokasi hanya merasakan 1 macam rasa saja? Tidak, taste bud tersebar merata dalam rongga mulut dan pada setiap taste bud memiliki sensitivitas yang berbeda terhadap setiap sensasi rasa. Pada pemberian konsentrasi rendah, taste bud biasanya dapat merasakan lebih dari satu rasa bahkan sampai empat rasa. 2. Sensasi rasa apa yang berubah bila orang coba sedang flu? Jika dilihat dari hasil percobaan ini didapatkan orang coba tidak peka terhadap rasa manis, pedas, dan umami. Namun Namun orang coba peka peka terhadap rasa asin, asam, dan pahit. Hal ini mungkin dapat disebabkan karena flu yang diderita masih ringan sehingga reseptor rasa asin, asam dan pahit masih dapat berfungsi. Menurut teori, sensasi rasa asin, manis, dan asam akan berubah menjadi tidak peka bahkan sampai hilang pada orang sakit dan sensasi terhadap rasa pahit menjadi lebih peka. Seringkali makanan dan minuman yang dikonsumsi akan terasa hambar. 3. Sensasi rasa apa yang berubah bila orang coba dalam keadaan sebelum menstruasi hari ke-3? Pada mahasiswa coba didapatkan kepekaan pada rasa asin, pahit dan pedas lebih kecil daripada mahasiswa coba normal. Hasil tersebut ada yang sesuai dengan teori dan ada yang tidak. Hasil yang sesuai berdasarkan teori yaitu peka terhadap rasa asin. Hal tersebut dapat disebabkan karena pada saat menjelang menstruasi, orang coba berada pada kondisi emosi yang tidak stabil, yang memicu tekanan darah menjadi lebih tinggi. Tekanan darah yang tinggi ini dapat menyebabkan gangguan dalam
penghantaran impuls rasa asin ke otak sehingga kemampuan merasakan rasa asin berkurang pada wanita yang sedang dalam masa pre menstru asi. 4. Sensasi rasa apa yang berubah bila orang coba sedang menstruasi? Pada wanita yang sedang dalam masa menstruasi kadar hormon esterogennya menurun sehingga membuat sensasi rasa manis lebih sulit untuk dirasakan, selain itu terjadi penurunan hormon progesteron yang menyebabkan sensasi rasa pahit kurang/sulit dirasakan. 5.
Sensasi rasa apa yang berubah bila orang coba dalam keadaan setelah menstruasi hari ke-3? Pada kondisi wanita setelah menstruasi hari ke-3 yaitu pada fase post menstruasi, kadar hormon esterogen meningkat dan hormon progesteron menurun. hal ini menyebabkan seorang perempuan yang ada pada fase ini akan cenderung lebih mudah merasakan manis dan lebih sulit merasakan pahit. selain itu pada fase post menstruasi kadar ion Na di dalam tubuh tidak setinggi pada saat pre-menstruasi sehingga sensasi rasa asin menjadi lebih mudah dirasakan.
6.
Apakah terjadi perubahan respon pengecap pada pemakai full denture rahang atas? jelaskan! Pada pemakai full denture rahang atas dapat menyebabkan terjadinya perubahan respon pengecap karena pada palatum juga terdapat taste bud. reseptor pada taste bud hanya dapat menangkap impuls yang berasal dari larutan atau zat padat yang telah larut dalam saliva. pemakai full denture rahang atas membuat hanya sedikit taste bud di daerah palatum yang dapat berikatan dengan larutan atau zat padat yang terlarut te rlarut dalam saliva karena aliran terhambatnya aliran saliva. hal ini membuat pada pemakai full denture mengalami penurunan terhadap sensasi rasa yang dapat dirasakan tetapi tidak sampai hilang.
7.
Mengapa pada orang tua terjadi penurunan rasa? Karena pada orang tua terjadi penurunan jumlah taste bud. hal ini disebabkan oleh terjadinya atrofi fisiologis pada manusia berusia lanjut
sehingga terjadi penurunan fungsi dari taste bud yang berakibat turunnya sensasi rasa yang dapat dirasakan.
6. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa kondisi fisiologis dari obyek pengamatan yakni rekan-rekan yang dalam kondisi menstruasi, pasca menstruasi, sebelum menstruasi dan sakit dapat mempengaruhi kepekaan respon dari indera pengecapan(taste bud).
DAFTAR PUSTAKA C. Roland leeson, 2005, Buku Ajar Histologi, Penerjemah: Yan Tambayong, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Depkes RI. 2004, Data Data dan Fakta Konsumsi Rokok di Indonesia, Indonesia, Agustus 12-Last Update [Homepage of website Departemen Kesehatan
Republik
Indonesia],
[Online].
Available:
http
://www.lizaherbal.com/main> ://www.lizaherbal.com/main> [12 Agustus 2007].
Costanzo, L. (2010). Physiology (2010). Physiology E-Book . 4th ed. Philadelphia: Elsevier, p.96. Finger, T. (2009). International (2009). International symposium on olfaction and taste. taste . Boston, Mass.: Published by Blackwell Pub. on behalf of the New York Academy of Sciences, p.53. Ganong WF. 2009. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (Review of Medical Physiology). Physiology). 22ed. Jakarta: EGC
Guyton, AC dan Hall, J.E. 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 12ed. Jakarta: EGC
Guyton AC, Hall AC, Hall JE. Text Text book of medical medical physiology (Taste (Taste and smell). smell). 11th Ed.
Guyton A C. 2001. Buku ajar fisiologi kedokteran kedokteran (Indera Kimia-pengecapan Kimia-pengecapan dan penciuman). Penerjemah: Penerjemah: Irawati Setiawan. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
G. Rensburg. 2005. Oral diseases and sosio-economic status (SES). (SES). British Dental Journal, vol.194, no 2, hlm 91- 96.
Irianto,
Koes. 2012. Anatomi Alfabeta.
Dan
Fisiologi
Untuk
Mahasiswa. Mahasiswa.
Bandung:
Jacewicz M. 2008, Smell and taste disorders (Merck Manual Hand Books). Books). http://www.merckmanuals.c http://www.merckmanuals.com/home om/home/print/ear_nose_a /print/ear_nose_and_throatdisorders/nose nd_throatdisorders/nose_si _si nus_and_taste_disorders/ nus_and_taste_disorders/ smell_and_taste_disorders.htm smell_and_taste_disorders.html#index. l#index. Last Update 20 Juli 2008.
Jacob
T.
2010, A A
tutorial
on
the
sense
of
taste
(Cardiff
University,UK).http://www.cf.a University,UK).http://www.cf.ac.uk/biosi/staffinfo/ja c.uk/biosi/staffinfo/jacob/teaching/s cob/teaching/sensory/taste.ht ensory/taste.ht ml#Inn ml#Inndex. Last Update 10 November 2010.
Kusuma,
R,.
2014. Determinasi
Rasa
Pengecap Pengecap
Lidah.[Online]. Lidah.[Online].
Tersedia:
https://www.scribd.com/doc/2254133 https://www.scribd.c om/doc/225413393/Determina 93/Determinasi-Rasa-Peng si-Rasa-Pengecap-Padaecap-Pada-Lidah Lidah [26 September 2017] Leopold D. Disorders D. Disorders of of taste aznd smell smell . Medscape Refference, article overview. 2012.
Lukmanto, dr.R.F. Maulany, MSc , dr .Huriawati .Huriawati Hartanto, Jakarta.
Mississippi: Elsevier Book Aid International, 2009:663-7.
Mouritsen, O., Styrbæk, K. and Johansen, M. (2014). Umami. Umami. New York: Columbia University Press, pp.23-24.
Sufitni. Anatomi (Lidah sebagai indera pengecap). pengecap). Departemen Anatomi Fakultas Kedokteran USU USU . 2008:87-8.
Zhang Gen-H, Zhang Hai-Y, et al. 2008, The Relationship between fungiform papillae density and detection threshold for sucrose in the young males. males. Journal of Oxford University Press 2008; vol.10, no 1, hlm 93-9.