Laporan Praktikum Biokimia Hewan
Hari/Tanggal : Jum’at/22 Februari 2013 Asisten : Yunan Nursyahbani Nurul Syifa
ENZIM 1 SIFAT DAN SUSUNAN AIR LIUR
Kelompok 10 Muhammad Fadli Farizal Raras Woro Suryandari Diah Wahyu Afifah
J3P212077 J3P212076
PROGRAM PARAMEDIK VETERINER INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013
Pendahuluan 1
Suatu reaksi kimia, khususnya antara senyawa organik yang dilakukan dalam laboratorium memerlukan suatu kondisi yang diperlukan oleh beberapa faktor seperti suhu, tekanan, waktu, dan lain-lain. Apabila salah satu kondisi tidak sesua sesuaii deng dengan an apa apa yang yang sehar seharus usny nyaa dibu dibutu tuhk hkan an maka maka reak reaksi si tida tidak k dapa dapatt berlangsung dengan baik. Reaksi atau proses kimia yang berlangsung dengan baik dalam tubuh dikarenakan adanya katalis yang disebut enzim (Nelson 2004). Enzim yang akan dibahas dalam laporan ini ialah enzim yang terdapat di mulu mulutt yait yaitu u air air liur liur atau atau sali saliva va.. Dala Dalam m mulu mulutt maka makana nan n diha dihanc ncur urka kan n secar secaraa mekanis oleh gigi dengan jalan dikunyah. Makanan yang dimakan dalam bentuk besar diubah menjadi ukuran yang lebih kecil. Semakin lama mengunyah akan semakin baik, sebab proses penghancuran lebih efektif. Apabila makanan menjadi lebih kecil ukurannya, maka luas permukaan akan bertambah. Selama penghancuran mekanis ini berlangsung, kelenjar yang ada di sekitar mulut mengeluarkan cairan yang disebut saliva atau air liur. Air liur atau saliva ini diekskresikan oleh tiga kelenjar, yaitu kelenjar parotid, kelenjar submandibular, dan kelenjar sublingual. Kelenjar sublingual adalah kelenjar saliva yang paling kecil, terletak di bawah lidah bagian depan. Kelenjar submandibular atau disebut juga kelenjar submaksilar terletak di belakang kelenjar sublingual dan lebih dalam. Kelenjar parotid ialah kelenjar saliva paling besar dan terletak di bagian atas mulut di depan telinga. Enzim amilase ini memiliki kemampuan aktivi aktivitas tas yang yang dipeng dipengaru aruhi hi oleh oleh konsen konsentra trasi si substra substrat, t, inhibi inhibitor tor,, nilai nilai pH atau atau derajat keasaman, konsentrasi enzim, keberadaan aktivator, dan kadar air (Cartono 2004). Air liur atau saliva manusia manusia α-amilase α-amilase sering digunakan digunakan dalam percobaan percobaan atau atau prak prakti tiku kum m pada pada sekol sekolah ah mene meneng ngah ah atas atas dan dan perg pergur urua uan n ting tinggi gi untu untuk k mempermudah mahasiswa dalam mempelajari konsep aktivitas enzim (Marini, 2005). Alasannya karena mudah didapat, cepat, dan tidak mahal. Mahasiswa dapat mempel mempelajar ajarii pengar pengaruh uh faktor faktor lingku lingkunga ngan n sepert sepertii temper temperatur atur,, pH, konsent konsentrasi rasi subs substr trat at,, dan dan kon konsent sentra rasi si enzi enzim m terh terhad adap ap reak reaksi si enzi enzim. m. Oleh Oleh kare karena na itu, itu, mahas ahasis iswa wa
dapa dapatt
deng engan
mudah udah
mem mempela pelaja jari ri
bio biokim kimia
enzi enzim, m,
aspe aspek k
fisiologisnya, serta penerapan bioteknologi dari enzim. 2
Tujuan Percobaan
Praktikum in bertujuan mengetahui sifat dan susunan air liur dan sifat susunan getah lambung.
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan kali ini adalah tabung reaksi, kertas saring, termometer, gelas piala, pipet tetes, pipet Mohr, bulb, tabung reaksi, glass wool , dan corong Bahan-bahan yang digunakan adalah air liur, asam asetat encer, pewarna FF dan Mo, asam sulfat pekat, HNO 3 10%, AgNO 3 2%, HCL 10%, BaCL 2-, larutan urea 10 %, pereaksi molibdat dan larutan ferosulfat khusus.
Prosedur Praktikum
Pada Pada prakti praktikum kum pertam pertamaa sifat sifat fisik fisik dan susuna susunan n air liur, liur, rongga rongga mulut mulut praktikan dibersihkan dengan cara berkumur berkali-kali. Sepotong kertas saring yang yang diba dibasah sahii sedik sedikit it asam asam aseta asetatt ence encerr dilet diletak akka kan n diba dibawa wah h lida lidah h untu untuk k menstimulir produk air liur. Air liur praktikan dikumpulkan sampai 50 ml dan disaring dengan kertas saring. Tabung reaksi di sediakan dan di isikan 1 ml air liur kemudian thermometer di masukan ke dalam tabung reaksi untuk mengtahui suhu dalam air liur. Pada percobaan selanjutnya dalam pengujian pH
3
Hasil Praktikum
Tabel 1 Uji Fisik Uji Suhu Uji FF/PP Uji JM/NO pH
Hasil 31oC Tidak Berwarna Tidak Berwarna Asam
Gambar
Tabel 2 Uji Kandungan Mineral Uji Hasil Klorida + Musin + Sulfat + Fosfat + Keterangan = (+) : Reaksi Positif
Gambar
(-) : Reaksi Negatif
Pembahasan
4
. Penguj Pengujian ian sifat sifat fisik fisik dan susunan susunan air liur liur yang yang mengan mengandun dung g enzim enzim amilase dilakukan dengan beberapa uji, mulai dari mengukur suhu dalam air liur, pengujian FF, dan MO untuk menguji sifatnya, serta uji musin, khlorida, sulfat, dan posfat, dilakukan untuk mengetahui susunannya atau apa yang dikandungnya Pengujian pengaruh suhu terhadap kerja enzim pada praktikum kali ini bermaksud untuk mengetahui ketergantungan suhu s uhu terhadap aktifitas enzim selalu asimetri asimetris. s. Pada Pada beberap beberapaa suhu suhu enzim enzim akan akan tidak tidak stabil stabil dan aktivi aktivitasn tasnya ya akan akan hilang hilang dengan dengan perbed perbedaan aan temper temperatu aturr yang yang kecil kecil sebagai sebagai hasil hasil dari dari denatu denaturasi rasi.. Temperatur optimal dari enzim pada organisme tingkat tinggi bisa sekitar 50 0C (Koolm (Koolman an 2005). 2005). Untuk Untuk α-amil α-amilase ase pada pada saliva saliva sendir sendiri, i, suhu suhu optima optimalny lnyaa ialah ialah sekitar 370C-400C. Begitu pula pada suhu 25 0C enzim amilase ini akan tetap aktif, sedangkan pada suhu 10 0C enzim akan inaktif, dan pada suhu 80 0C enzim akan mengalami denaturasi. Untuk pengujian lakmus ditunjukkan bahwa air liur atau saliva memiliki sifat yang asam dengan tak adanya perubahan warna pada penambahan indikator FF dan MO. Nilai pH dari saliva atau air liur adalah sekitar 6.4 sampai dengan 7.0 (Marini 2005). Dengan kata lain pH tersebut menunjukkan nilai pH yang asam. Selanjutnya uji musin dan khlorida menunjukkan reaksi positif dengan terbentuknya endapan. Hasil menunjukkan endapan pada uji musin lebih sedikit dari pada endapan hasil uji khlorida. Hal ini menunjukkan bahwa pada air liur terdapat musin dan klor. Musin dalam saliva adalah suatu zat yang kental dan licin yang berfungsi membasahi makanan dan sebagai pelumas yang memudahkan atau memperlacar proses menelan makanan Seharusnya uji musin menunjukkan reaksi negatif karena penyaringan dengan kertas saring akan menghilangkan musin atau lendir lendir,, tetapi tetapi reaksi reaksi positi positiff ini terjad terjadii kemun kemungki gkinan nan karena karena penyar penyaring ingan an yang yang kura kurang ng semp sempur urna na.. Begi Begitu tu pula pula deng dengan an uji uji fosf fosfat at dan dan sulfa sulfat, t, reak reaksi si posit positif if ditunjukkan dengan pembentukkan warna biru pada larutan dalam uji fosfat, dan terbentuknya endapan putih pada uji sulfat. Hasil menunjukkan indikasi reaksi positif pada pengujian air liur. Didapatkan adanya endapat pada uji sulfat dan terbentukny terbentuknyaa warna biru pada uji fosfat. Dengan demikian dapat disimpulkan disimpulkan bahwa air liur mengandung kedua mineral mineral tersebut. Bobot jenis pada kandungan air liur normal 5
Nilai pH berpengaruh pada aktivitas amilase air liur (Lehninger 1982). Enzim amilase pada air liur bereaksi relatif singkat. Amilase bekerja optimal pada pH sekitar 7.0 dan nilai pH dari saliva atau air liur normal adalah sekitar 6.4 sampai dengan dengan 7.0 (Marini (Marini 2005). Amilase Amilase akan inaktif pada pH sekitar sekitar asam, yakni yakni pada pada nilai nilai pH di bawah bawah 4.0. 4.0. Gambar Gambar di bawah bawah ini menunju menunjukka kkan n bahwa bahwa amilas amilasee tidak tidak menghi menghidro drolisi lisiss pati pati pada pada nilai nilai pH di bawah bawah 4.0, 4.0, serta serta nilai nilai pH optimum amilase bekerja adalah pada pH sekitar 7.0.
6
Simpulan
.
Daftar Pustaka
Cartono. 2004. Biologi 2004. Biologi Umum. Bandung: PRISMA PRESS. Koolman J, KH Roehm. Color Atlas of Biochemistry 2nd Editions. Editions. New York: Thieme Stuttgart. Lehninger AL. 1982. Principle 1982. Principle of Biochemistry. Biochemistry . New York: Worth Publishers, Inc. Marini I. 2005. Discovering 2005. Discovering an Accessible Enzyme: Salivary α-Amylase. α-Amylase. Vol. 33, No. 2, pp. 112–116, BIOCHEMISTRY AND MOLECULAR BIOLOGY EDUCATION Nelson DL, Lox MM. 2004. 2004. Lehningeer’s Lehningeer’s principle of biochemistry. biochemistry. 4th Editions. New Editions. New York: Worth Publishers, Inc. Riawan S. 1990. Kimia 1990. Kimia Organik. Edisi 1. Binarupa Aksara: Jakarta Sulistyani, editor. 2006. Diktat 2006. Diktat Kuliah Kuliah Biokimia Edisi Revisi. Revisi. Bogor: Departemen Biokimia FMIPA IPB.
7