Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Pabrik I PT Petrokimia Gresik Jurusan Kimia FMIPA UM
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perguruan Tinggi merupakan lembaga yang melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu: pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat, diharapkan mampu mendidik dan mencetak sarjana yang dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi secara praktis, teoritis serta mampu berperan dalam kehidupan masyarakat. Perguruan Tinggi dalam hal ini sebagai pencetak tenaga ten aga profesional dan perusahaan sebagai seba gai pasar dari output Perguruan output Perguruan Tinggi tersebut membutuhkan jembatan yang menghubungkan antara dua institusi guna terjadi transformasi timbal balik atas ilmu pengetahuan, teknologi dan alih informasi. Dalam rangka mewujudkan tujuan diatas maka diharapkan pada manusia dalam menekuni bidang masing-masing dapat mendalam dan mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap perkembangan teknologi dan permasalahan yang ada.Selain itu, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan memperluas pandangan tentang cakrawala ilmu dan teknologi terutama yang berhubungan dengan profesionalisme akademik yang ditekuni dan melihat secara langsung penerapan ilmunya.Atas pertimbangan tersebut, maka dilakukan penerjunan mahasiswa secara langsung ke dalam lingkungan sesuai dengan disiplin ilmunya. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang merupakan salah satu Jurusan yang diharapkan dapat menghasilkan peneliti-peneliti yang mampu membantu penelitian dan pengembangan dalam suatu perusahaan atau instansi.Penelitian dan pengembangan yang dimaksud meliputi pembuatan produk baru, pengembangan produk, dan pengolah an limbah. Ilmu dan teknologi yang semakin berkembang menuntut sumber daya manusia yang terampil dan profesional dibidangnya. Dengan adanya praktek kerja lapangan diharapkan dapat membentuk kerja sama melalui pengaplikasian
1
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Pabrik I PT Petrokimia Gresik Jurusan Kimia FMIPA UM
ilmu pengetahuan.Oleh karena itu penting bagi kami untuk melakukan Praktek Kerja Lapangan di perusahan atau instansi.
1.2 Tujuan
Tujuan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini adalah : 1. Mahasiswa dapat menambah pemahaman dan pengalaman dalam menghadapi permasalahan-permasalahan dalam bidang kimia. 2. Mahasiswa dapat melakukan dan membantu pekerjaan yang berhubungan dalam bidang kimia. 3. Mempersiapkan mahasiswa menjadi tenaga kerja praktis yang kreatif,terampil dan jujur dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
1.3 Manfaat Bagi Mahasiswa :
1. Mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama masa p erkuliahan. 2. Memperluas pengetahuan dan wawasan sebelum terjun ke dunia kerja yang erat dengan persaingan 3. Memperdalam dan meningkatkan kualitas, ketrampilan dan kreatifitas pribadi mahasiswa. 4. Melatih diri agar tanggap dan peka terhadap situasi dan kondisi lingkungan kerja. 5. Mengukur kemampuan mahasiswa untuk bersosialisasi dan bekerja dalam suatu perusahaan. 6. Menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman sebagai generasi terdidik untuk terjun dalam masyarakat terutama di lingkungan industri. Bagi Perusahaan :
4 Memanfaatkan sumber daya manusia yang potensial. 5 Membantu menyelesaikan tugas dan pekerjaan sehari-hari di instansi tempat Praktek Kerja Lapangan.
2
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Pabrik I PT Petrokimia Gresik Jurusan Kimia FMIPA UM
6 Sebagai sarana untuk menempatkan hubungan kerja sama antara perusahaan dengan fakultas MIPA Universitas Negeri Malang dimasa yang akan datang khususnya mengenai pengembangan R & D (Research and Development) dalam bidang kimia. 7 Sebagai sarana untuk mengetahui kualitas pendidikan yang ada di Universitas Negeri Malang.
Bagi Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang :
1. Mencetak tenaga kerja yang terampil dan jujur dalam menjalankan tugas. 2. Sebagai bahan masukan untuk mengevaluasi sampai sejauh mana kurikulum yang telah diterapkan sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja yang terampil di bidangnya. 3. Sebagai sarana pengenalan instansi pendidikaan Universitas Negeri Malang khususnya Jurusan Kimia, pada Badan Usaha Perusahaan yang membutuhkan lulusan.
1.4 Metode Praktek Kerja Lapangan
Penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan ini menggunakan beberapa metode, diantaranya sebagai berikut : 1. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan
dengan metode metode survey atau observasi,
yaitu pengambilan data melalui wawancara dan responden , baik lisan maupun tulisan. Penelitian atau pengambilan data diambil di pabrik I Departement Proses dan Pengolahan Energi PT Petrokimia Gresik , Jalan Achmad Yani Gresik, Jawa Timur. 2. Metode Pustaka Metode
pustaka
dilakukan
dengan
mencari
bahan-bahan
yang
berhubungan dengan proses produksi pupuk ZA I/III dan analisa kimianya.
3
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Pabrik I PT Petrokimia Gresik Jurusan Kimia FMIPA UM
BAB II KEGIATAN YANG DILAKUKAN
2.1 Analisa Pupuk ZA I dan ZA III
Pupuk ZA (zwavelzuur amonia) atau amonimum sulfat (NH4)2SO4) merupakan pilihan terbaik untuk memenuhi kebutuhan unsur hara belerang dan nitrogen. Pupuk ini terdiri dari senyawa senyawa sulfur dan dalam bentuk sulfat yang mudah diserap dan nitrogen dalam bentuk amoniumnya yang mudah larut diserap tanaman. Pupuk ini mengandung belerang dan nitrogen dengan kadar tinggi yaitu kadar belerang 24% dan nitrogen 21%. Pupuk ZA memberikan banyak manfaat pada tanaman yaitu antara lain memperbaiki kualitas dan meningkatkan produksi serata nilai gizi hasil panen dan pakan ternak karena peningkatan kadar protein pati, gula, lemak, vitamin, dan lain-lain, memperbaiki rasa dan warna hasil panen, dan tanaman lebih sehat dan lebih tahan terhadap gangguan lingkungan (hama,penyakit, kekeringan).
2.2 Konsep Proses Pembuatan Ammonium Sulfat (ZA I/III)
Pada Pabrik I PT. Petrokimia Gresik, pembuatan ammonium sulfat menggunakan bahan baku asam sulfat dan amonia berdasarkan pada reaksi netralisasi irreversible. Reaksi yang terjadi : H2SO4 (l) + 2NH3 (g) (NH4)2SO4 (s) + q Reaksi
yang
terjadi
di
dalam
reaktor
bersifat
eksotermis
karena
menghasilkan panas. Panas yang dilepas dari reaksi akan menaikkan suhu campuran dalam reaktor sehingga terjadi pemekatan dan pengkristalan hasil reaksi. Atas dasar ini reaktor disebut juga saturator atau crystalizer . Panas yang dihasilkan oleh reaksi, sebagian besar akan menguapkan air dari larutan dalam saturator, dan sebagian kecil panas hilang melalui dinding saturator.
4
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Pabrik I PT Petrokimia Gresik Jurusan Kimia FMIPA UM
Reaksi pembentukan ammonium sulfat dari asam sulfatd
- - atmosfer, level larutan 4-4, 5 meter dengan perbandingan mol reaktan H2SO4 dan NH3 sebesar 1:2. Pembentukan kristal ammonium sulfat di dalam reaktor melalui beberapa tahapan berikut : a. Pembentukan larutan ammonium sulfat jenuh Mula-mula mother liquor/ kondensat dimasukkan ke dalam reaktor sampai mencapai level yang diinginkan, kemudian asam sulfat dan uap amonia dimasukkan secara continue ke dalam reaktor dalam bentuk gelembung melalui sparger melalui sparger sehingga sehingga terjadi reaksi dan membentukammonium sulfat. Gas amonia dan asam sulfat cair dimasukkan secara terus menerus sehingga tercapai kondisi larutan jenuhnya. b. Pembentukan larutan lewat jenuh Setelah tercapai kondisi jenuh dari ammonuim sulfat, gas amonia dan assam sulfat terus dimasukkan, sehingga akan diperoleh kondisi lewat jenuh (super saturasi) dari ammonium sulfat, yang pada akhirnya akan membentuk kristal ammonium sulfat. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kristal ammonium sulfat adalah : a. Kristal ammonium sulfat cenderung mengendap di dasar saturator. Untuk mencegah pengendapan kristal dan menjaga homogenitas slurry dalam reaktor. Pengadukan diperoleh dari pemasukan gas amonia melalui sparger melalui sparger . Selain itu pengadukan dilakukan dengan memasukkan udara bertekanan yang masuk ke bagian tengah reaktor menggunakan sparger menggunakan sparger . Pengadukan ini juga dimaksudkan untuk mengurangi kehilangan amonia. b. Kondisi ammonium sulfat dalam reaktor harus dijaga dalam kondisi lewat jenuh dengan jalan mengatur kecepatan dan kestabilan pemasukkan bahan baku.
5
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Pabrik I PT Petrokimia Gresik Jurusan Kimia FMIPA UM
c. Densitas slurry Densitas slurry dalam reaktor diatur dengan mengatur kecepatan pengeluaran kristal kristal yang dilakukan dengan menjaga jumlah kristal dalam reaktor tidak lebih dan tidak kurang dari 50%. Bila jumlah kristal melebihi jumlah tersebut maka akan terjadi penggumpalan kristal yang menyumbat jalan pengeluaran. Hal ini dapat dihindari dengan jalan menambah air ke dalam saturator. d. Suhu reaksi dalam saturator pada kondisi normal - . Sebagian uap yang terbentuk diembunkan dan dikembalikan ke saturator sebagai kondensat retur untuk mengatur konsentrasi dan menyerap panas reaksi. e. Level larutan dalam reaktor dijaga tetap (ZA I : 4-4, 5 m). Level yang terlalu rendah mengakibatkan pencampuran yang kurang sempurna, sedangkan level yang terlalu tinggi akan mengakibatkan adanya larutan yang terbawa uap keluar melalui kondensor. f.
Larutan ammonium sulfat harus dijaga dalam keadaan asam dengan menjaga kadar assam bebas dalam larutan antara 0,2-0,4 % berat. Hal ini untuk memastikan semua amonia dapat bereaksi dengan asam sulfat.
P “Nl” (D N) NH3 dimasukkan saturator yang sudah terisi asam sulfat dan ditambahkan air kondensat sebagai penyerap panas hasil reaksi dengan bantuan udara sebagai pengaduk. Adapun langkah proses pembuatan pupuk ZA adalah : a. Evaporasi amonia Amonia cair diubah menjadi amonia gas dengan LPS (10 kg/cm 2
-
). b. Netralisasi dan kristalisasi kristalisasi Alat utama yang digunakan dalam tahapan ini disebut sebagai saturator (sebagai reaktor dan kristalizer). Alat ini berfungsi untuk mereaksikan gas amonia dengan asam sulfat dan memekatkan amonium sulfat yang terbentuk. Uap amonia masuk melalui sparger melalui sparger di di bawah dan asam sulfat masuk melalui sparger di sparger di bagian dinding saturator, sedangkan udara pengaduk dihembuskan
6
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Pabrik I PT Petrokimia Gresik Jurusan Kimia FMIPA UM
dari bagian atasnya untuk mencegah terbentuknya endapan pada bagian dasar saturator. Reaksi yang terjadi pada reaktor adalah : NH3 (g) + H2SO4 (aq) (NH4)2SO4 (aq) + panas
D - , acidity 0,2 % berat dan jumlah kristal 50%. Sebagian uap yang terbentuk diembunkan dan dikembalikan ke saturator sebagai kondensat retur untuk mengatur dan menyerap panas reaksi. c. Pemisahan kristal Slurry amonium sulfat dengan perbandingan antara likuid : solid = 1:1. Slurrydalam Slurrydalam saturator dialirkan ke centrifuge yang terdapat screen 30 US mesh untuk memisahkan kristal ari larutannya. Kristal yang diharapkan 60% tertahan di screen 30 mesh. Mother liquor bersama sama retur condensat ditampung dalam Mother Liquor Tank. Untuk mengendapkan impurities dalam larutan ditambahkan asam fosfat 50%. Larutan mother liquor selanjutnya di recycle ke saturator.
d. Pengeringan produk Alat utama yang digunakan dalam tahap ini adalah Rotary dryer yang berfungsi untuk mengeringkan kristal amonium sulfat sampai kandungan air 0,15% berat (maksimum). Kristal ZA basah dialirkan ke Rotary dryer dan dikontakkan dengan udara kering (panas) secara searah untuk mencegah penggumpalan ZA. Sebelum masuk ke dryer dilakukan penambahan anti caking Armoflo 11 (2,5%). Debu ZA selanjutnya ditarik dengan kompresor dan masuk ke Cyclone Separator kemudian Separator kemudian disemprot air, di mana cairannya akan ditampung di tanki sebagi umpan Saturator Saturator sedangkan debu yang lolos dapat langsung dibuang ke udara bebas. e. Penampungan produk Produk ZA kering yang keluar dari dryer dengan dryer dengan bucket elevator dikirim elevator dikirim ke bagian Hopper dan diangkut dengan belt conveyor menuju ke bagian pengantongan untuk selanjutnya dilakukan d ilakukan pengepakan. Produk ZA memiliki
7
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Pabrik I PT Petrokimia Gresik Jurusan Kimia FMIPA UM
kadar nitrogen 20,08% berat (minimum), asm sulfat 0,1% berat (maksimum), dan ukuran 75% tertinggal pada 30 US mesh.
Gambar 12. Skema Proses Pembuatan Pupuk ZA I/III
Mengingat besar pengaruh pupuk ZA I/III pada tanaman maka kualitas produk tersebut haus dijaga. Untuk menjaga kualitas produk tersebut, dilakukan kontrol pada proses pembuatan pupuk ZA. Analisa pupuk ZA tersebut meliputi : 1. Analisa ZA dalam larutan induk (Mother Liquor) 2. Analisa kadar PO4 dalam larutan induk 3. Analisa kadar Fe dalam larutan induk 4. Analisa kadar air dalam kristal dari centrifuge dan produk ZA I/III 5. Analisa asam bebas ( Free acid ) dalam kristal dari centrifuge dan produk ZA I/III 6. Analisa distribusi ukuran butiran produk ZA (ukuran kristal)
2.3 Data dan Pembahasan Analisa Pupuk ZA I/III 2.3.1 Analisa ZA dalam larutan induk (Mother Liquor)
Tujuan analisa ZA dalam larutan induk adalah untuk menentukan konsentrasi ZA dalam larutan tersebut. Konsentrasi ZA dalam larutan induk ditentukan dengan mengukur densitass dan temperatur dari larutan induk. Densitas larutan induk ditentukan dengan hidrometer sedangkan
8
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Pabrik I PT Petrokimia Gresik Jurusan Kimia FMIPA UM
suhunya diukur dengan termometer. Data yang diperoleh kemudian dicocokkan dengan tabel ammonium sulfat untuk menentukan konsentrasi ZA. Pada analisa ini juga ditentukan ada tidaknya kristal ZA dalam larutan induk. Konsentrasi ZA dalam larutan mother liquor harus dikontrol setiap hari karena larutan ini merupakan hasil reaksi antara gas amonia dan larutan asam sulfat. Reaksi yang terjadi: NH3 (g) + H2SO4 (aq) (NH4)2SO4 (aq) Batas maksimum konsentrasi ZA dalam larutan induk adalah 60% berat. Apabila konsentrasinya lebih besar dari 60%, larutan induk akan menjadi sangat pekat, sehingga dikhawairkan pembentukan kristal terjadi lebih cepat dan menghambat pipa-pipa yang dilaluinya, dan juga terjadi pengendapan kristal di dalam larutan induk. Setelah diketahui konsentrasi ZA dalam larutan induk dapat diketahui kadar air dalam larutan dengan menghitung selisih 100% dengan konsentrasi ZA yang sudah diketahui. Prinsip untuk uji ZA dalam larutan induk adalah sebagai berikut: 1.
Prinsip Kandungan ZA dalam larutan induk ditetapkan berdasarkan pengukuran Density dengan suhu.
2.
Peralatan 2.1. Hydrometer 1.100 – 1.200 2.2. Hydrometer 1.200 – 1.300 2.3. Thermometer 0 – 100°C 2.4. Plastik ukur 250 ml
3.
Pereaksi -
4.
Cara kerja 4.1. Tuangkan larutan contoh kedalam plastik ukur . 4.2. Kemudian tetapkan density dan temperatur.
9
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Pabrik I PT Petrokimia Gresik Jurusan Kimia FMIPA UM
5.
Perhitungan Kadar % ZA dalam larutan Mother liquor dipergunakan tabel Density
vs
Temperatur
(
Lange
Hand
Book
&
Percobaan
Laboratorium) Tabel 2: Kadar ZA dalam Mother Liquor T °C
40
45
50
55
60
65
70
75
28
1.1529
1.1506
1.1482
1.1458
1.1431
1.1410
1.1499
1.1362
30
1.1641
1.1618
1.1594
1.1570
1.1546
1.1522
1.1778
1.1475
35
1.1919
1.1896
1.1872
1.1849
1.1825
1.1802
1.2057
1.1755
40
1.2196
1.2173
1.2150
1.2127
1.2104
1.2081
1.2336
1.2034
45
1.2471
1.2449
1.2426
1.2404
1.2381
1.2359
1.2612
1.2313
50
1.2745
1.2723
1.2701
1.2679
1.2657
1.2911
1.2889
1.259
55
1.3018
1.2997
1.2975
1.2954
1.2932
1.3184
1.3164
1.2867
60
1.3291
1.3270
1.3249
1.3227
1.3207
1.3184
1.3440
1.3149
65
1.3562
1.3542
1.3521
1.3500
1.348
1.3460
1.2336
1.3419
% ZA
6.
Acuan Oronzio De Nora, Operating Manual, Unit 300 Ammonium Sulfate. Lange Hand Book. Data yang diperoleh dari perhitunagan tanggal 11 Juni 2013 sampai 19 Juni 2013 adalah sebagai berikut : Tanggal
Densitas
Temperatur
Kristal ZA
% ZA
% H2O
11-06-2013
1,265
57
0
50
50
12-06-2013
1,265
57
0
50
50
13-06-2013
1,256
54
0
48
52
14-06-2013
1,270
58
0
50
50
15-06-2013
1,253
63
0
43
52
16-06-2013
1,262
60
0
49
51
17-06-2013
1,264
60
+
50
50
18-06-2013
1,262
60
0
49
57
10
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Pabrik I PT Petrokimia Gresik Jurusan Kimia FMIPA UM
19-06-2013
1,264
67
0
50
50
Tabel 3. Densitas, Temperatur, Kristal ZA, %ZA dan %H2O dalam larutan induk ZA I
Tanggal
Densitas
Temperatur
Kristal ZA
% ZA
% H2O
11-06-2013
1,206
59
0
39
61
12-06-2013
1,188
58
0
36
64
13-06-2013
1,230
52
0
43
57
14-06-2013
1,219
55
0
41
59
15-06-2013
1,223
65
0
43
57
16-06-2013
1,205
63
0
39
61
17-06-2013
1,221
59
0
46
58
18-06-2013
1,199
59
0
38
62
19-06-2013
1,190
66
0
47
63
Tabel 4. Densitas, Temperatur, Kristal ZA, %ZA dan %H2O dalam larutan induk ZA III Dari tabel 3 dan 4 terlihat bahwa konsentrasi ZA dalam larutan induk semuanya kurang dari 60% berat. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi ZA dalam larutan induk tidak terlalu pekat. Kristal ZA menunjukkan angka 0 berarti dalam larutan induk tidak terdapat kristal ZA. Larutan induk tersebut tidak berwarna. Tanda positif (+) pada kristal ZA menunjukkan bahwa kandungan kristal ZA dalam larutan induk banyak dan harus segera ditangani.
2.3.2 Analisa kadar PO 4 dalam larutan induk
Pada proses pembuatan pupuk ZA I/III ditambahkan asam fosfat 50% untuk mengendapkan impurities. impurities. Asam fosfat yang ditambahkan pada larutan induk tidak mempengaruhi produk karena pada saat di tanki mother liquor , amonia gas lebih cenderung untuk bereaksi dengan asam sulfat
11
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Pabrik I PT Petrokimia Gresik Jurusan Kimia FMIPA UM
daripada asam fosfatnya. Fosfat yang terdapat dalam sistem, selain berfungsi
untuk
mengendapkan
impurities, impurities,
juga
berperan
untuk
mengurangi laju korosi, mencegah pembentukan kerak, dan mengurai kadar O2 terlarut. Semua bentuk PO4 yang ada dijadikan bentuk orthofosfat yang sifatnya stabil Orthofosfat yang terbentuk direaksikan dengan ammonium molibdat dalam suasana asam dan membentuk fosfat molibdat. Reaksi yang terjadi : 2H3PO4 + 24(NH4)2MoO4 + 21H2SO4 (NH4)3PO4.12MoO3 + 12H2O + 21(NH4)2SO4 Larutan kompleks ini berwarna kuning karena terjadinya eksitasi pada logam transisi dari keadaan tingkat energi rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi pada saat absorpsi energi. Energi yang diserap berada pada daerah tampak atau visibelregion. visibelregion. Senyawa kompleks molibdat ini merupakan logam transisi. Logam ini memiliki orbital d. Ketika orbital d mengalami spliting mengalami spliting akan terbentuk t2g yang energinya tinggi. Energi yang diserap diteruskan dalam bentuk komplemen. Warna komplemen inilah yang dapat kita lihat pada senyawa kompleks. Warna kuning terbentuk karena kompleks menyerap sinar pada daerah panjang gelombang warna biru (4.350-4.
Ǻ) w l w
kuning. Berdasarkan panjang gelombang optimum dalam daerah UV-Vis disebabkan transisi elektro antara logam dan ligan yaitu transisi elektro antara logam dan ligan yaitu transisi elektron dari PO4
3-
ke ammonium
molibdat. Untuk mengetahui kadar PO4 dalam larutan induk, larutan yang mengandung
fosfat
molibdat
direduksi
dengan
penambahan
aminonaptholsulfonic acid (Amino), menbentuk senyawa kompleks berwarna biru. Reaksinya adalah sebagai berikut : (NH4)3PO4.12MoO3 + C10H9 NO4S Mo2O3 atau MoO atau MoO2 Senyawa
kompleks
yang
terbentuk
kemudian
dianalisa
dengan
spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 650 nm.
12
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Pabrik I PT Petrokimia Gresik Jurusan Kimia FMIPA UM
Prinsip analisa kadar PO4 dalam larutan induk sebagai berikut : 1.
Prinsip Semua bentuk Phosphat yang ada dijadikan bentuk ortho phosphat.Ortho-phosphat
dengan
Ammonium
Molybdate
dalam
suasana asam membentuk phosphat-molybdate. Persenyawaan ini direduksi oleh Amino Naphtol Sulfonic Acid (Amino) menjadi senyawa komplek yang berwarna biru. Warna yang terbentuk diukur intensitasnya dengan spektrophotometer pada panjang gelombang 650 nm. 2.
Peralatan 2.1. Neraca 2.1. Neraca Analitik. 2.2. Hotplate/ pemanas listrik. 2.3. Erlenmeyer 250 ml 2.4. Pipet skala 10 ml 2.5. Gelas ukur 50 ml 2.6. Spektrophotometer.
3.
Pereaksi 3.1. H2SO4 37 % Tuangkan 2960 ml H2SO4 pekat teknis perlahan-lahan kedalam botol 8 liter yang sudah berisi aquadest ± 5 liter, dinginkan dan tepatkan sampai 8 liter ( SG = 1.2695 @ 30°C). u
3.2. Ammonium Molybdate /PO4 96 gram Ammonium Molybdate larutkan dengan aquadest kedalam erlenmeyer 2 liter, tambahkan 5 ml Ammonia 20%, tepatkan volume hingga 2 liter. 3.3. Amino ( Amino Naphtol Sulfonic Acid ) 124 gram Natrium disulfit larutkan dengan ± 500 ml aquadest kedalam erlenmeyer 2 liter (A). 74 gram Natrium Sulfit dan 2 gram ANSA dilarutkan dengan ± 250 ml aquadest dalam beaker b eaker glass (B).
13
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Pabrik I PT Petrokimia Gresik Jurusan Kimia FMIPA UM
Masukkan larutan B kedalam A sedikit demi sedikit sampai homogen dan tepatkan volume hingga 2 liter. 4.
Cara kerja 4.1. Timbang 5 gram contoh kedalam erlenmeyer tambahkan ± 50 ml aquadest dan + 2.5 ml H2SO4 37 %, Panaskan hingga setengah volume dan dinginkan. 4.2. Tepatkan volume menjadi 50 ml dengan aquadest kemudian tambahkan 2.5 ml Ammonium Molybdate, kocok diamkan 5 menit. 4.3. Tambahkan 2.5 ml Amino, kocok dan diamkan 10 menit. 4.4. Baca pada Spektrophotometer dengan panjang gelombang 650 nm. 4.5. Buat Blanko dan kerjakan seperti contoh.
5.
Perhitungan
Kadar PO4 , ppm =
6.
50/1000 x ppm Pembacaan Gram contoh
x 1000
Acuan Oronzio De Nora, Operating Manual, Unit 300 Ammonium Sulfate.
Tanggal
Kadar PO4 dalam
Kadar PO4 dalam
larutan induk ZA I
larutan induk ZA III
(ppm)
(ppm)
11-06-2013
675,7
459,8
12-06-2013
616,2
426,3
13-06-2013
641,8
381,6
14-06-2013
437,1
507,9
14
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Pabrik I PT Petrokimia Gresik Jurusan Kimia FMIPA UM
15-06-2013
877,9
519,4
16-06-2013
892,6
589,8
17-06-2013
837,8
390,2
18-06-2013
774,3
526,2
19-06-2013
297,7
719,1
Tabel 5. Kadar PO4 dalam larutan induk ZA I dan ZA III Berdasarkan tabel 5 terlihat bahwa kadar PO4 dalam larutan induk lebih dari 100 ppm sehingga masih sesuai dengan Standar Industri Kerja Pabrik I. Kadar fosfat ini meningkat seiring meningkatnya kadar Fe pada larutan induk karena fungsinya sebagai pengikat Fe sehingga Fe tidak mempengaruhi produk. Dengan demikian apabila kadar Fe terlalu tinggi pada larutan induk maka fosfat yang ditambahkan ke dalam larutan semakin meningkat pula.
2.3.3 Analisa kadar Fe dalam larutan induk
Bahan baku yang digunakan untuk membuat pupuk ZA yaitu larutan asam sulfat yang mengandungbesi sebanyak 100 ppm. Ini merupakan sumber besi yang terdapat dalam larutan induk. Selain itu, korosi pada alat yang digunakan dalam proses juga merupakan sumber besi lainnya. Oleh karena itu diperlukan kontrol terhadap besi. Tujuan dari uji Fe dalam larutan induk adalah menentukan kadar Fe 3+
terlarut yaitu besi dalam bentuk Fe . Prinsip dari uji ini adalah reaksi redoks dan pembentukan senyawa kompleks. 2+
Reaksi redoks yang terjadi adalah pembentukan fero (Fe ) menjadi 3+
feri (Fe ) dengan adanya KMnO4.ion fero terbentuk karena sebelum ditambah KMnO4 besi total direaksikan dengan HCl ion feri merupakan keadaan yang paling stabil. Reaksi yang terjadi antara besi total dengan HCl yaitu : Fe + 2HCl
2+
Fe
-
+ 2Cl + H2
Untuk reaksi antara Fe dan KMnO4 adalah : 15
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Pabrik I PT Petrokimia Gresik Jurusan Kimia FMIPA UM -
+
5Fe + MnO4 + 8H
3+
5Fe
2+
+ Mn
+ 4H2O
Ion feri yang telah terbentuk direaksikan dengan ion thiosianat 3+
membentuk senyawa kompleks berwarna merah. Reaksi antara ion feri ( ) dengan thiosianat adalah spesifik. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : 3+
Fe
+ 3SCN
Fe(SCN)3
Merah 5
Ion besi (III) memiliki elektron d , dalam bentuk ion bebas kelima -
elektron ini tidak berpasangan. Dengan adanya medan ligan SCN
menyebabkan spliting pada orbital d yang memungkinkan terjadinya transisi elektronik dalam kompleks. Dengan penyerapan energi radiasi, elektron pada orbital dengan energi rendah akan berpindah ke energi yang lebih tinggi. Sinar yang diserap tersebut terdapat di daerah sinar tampakatau visibel, sehingga senyawa yang terbentuk dari reaksi ion besi (III) dengan thiosianat berwarna merah. Warna merha meruakan warna komplemen yaitu warna sinar yang tidak diserap. Warn aynag diserap oleh\ kompleks adalah warna hijau kebiruaan yang terletak pada panjang gelombang 4,900-5.000A. senyawa kompleks yang terbentuk dianalisa dengan spektrofotometer UV visibel pada panjang gelombang 520nm. Batas maksimum kadar besi dalam larutan induk adalah 10ppm. Apabila kadar besi melebuhi batas tersebut maka menyebabkan larutan induk terkorosi sehinggan megganggu proses pembentukan kristal pupuk ZA I/III. 1.
Prinsip Besi total dilarutkan dengan HCl membentuk ion Ferro kemudian dengan penambahan KMnO4 ion Ferro dirubah menjadi ion Ferri. Ion Ferri dengan Thiocyanat membentuk senyawa berwarna merah. Warna yang terbentuk diukur intensitasnya dengan spektrophotometer pada panjang gelombang 520 nm.
16
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Pabrik I PT Petrokimia Gresik Jurusan Kimia FMIPA UM
2.
Peralatan 2.1. Neraca 2.1. Neraca Analitik. 2.2. Hotplate/ pemanas listrik. 2.3. Erlenmeyer 250 ml atau 125 ml. 2.4. Pipet skala 10 ml 2.5. Gelas ukur 50 ml 2.6. Spektrophotometer.
3.
Pereaksi 3.1. HCl 1:1 500 ml HCl pa tambahkan kedalam 500 ml Aquadest (kerjakan dalam ruang asam). 3.2. KMnO4 0.1 N 100 ml KMnO4 1 N encerkan dengan aquadest sampai 1 liter dalam labu ukur. 3.3. KCNS 10 % 100 gram KCNS larutkan dengan aquadest sampai 1 liter dalam labu ukur.
4.
Cara kerja 4.1. Timbang 5 gram contoh larutkan dengan ± 50 ml aquadest tambahkan 1 ml HCl 1:1, panaskan sampai semua larut atau tinggal ½ volume dan dinginkan. 4.2. Tambahkan tetes demi tetes KMnO4 0.1 N sampai larutan sedikit berwarna merah. 4.3. Tepatkan volume menjadi 50 ml dengan aquadest. 4.4. Tambahkan 10 ml KCNS 10 % dan langsung baca pada pad a Spektrophotometer dengan panjang gelombang 520 nm. 4.5. Buat Blanko dengan aquadest dan kerjakan seperti contoh.
5.
Perhitungan
50/1000 x ppm Pembacaan Kadar Fe , ppm w = x 1000 Gram contoh
17
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Pabrik I PT Petrokimia Gresik Jurusan Kimia FMIPA UM
6.
Acuan Oronzio De Nora, Operating Manual, Unit 300 Ammonium Sulfate. Tanggal
Kadar Fe dalam larutan
Kadar Fe dalam larutan
induk ZA I (ppm)
induk ZA I (ppm)
11-06-2013
3,5
4,8
12-06-2013
2,7
2,2
13-06-2013
2,0
2,5
14-06-2013
3,0
3,0
15-06-2013
2,9
2,2
16-06-2013
3,1
2,2
17-06-2013
3,3
2,9
18-06-2013
1,8
2,5
19-06-2013
1,8
2,5
Tabel 6. Kadar Fe dalam larutan induk ZA I dan ZA III Berdasarkan tabel kadar besi dalam larutan induk diatas menunjukkan bahwa kadar besi tidak melebihi batas maksimum yaitu 10 ppm, artinya analisa kadar basi tersebut telah memenuhi Standar mutu Industri Kerja Pabrik I.
2.3.4 Analisa kadar air dalam kristal dari centrifuge dan produk ZA I/III
Proses pembuatan pupuk ZA I/III membutuhkan air baik sebagai pelarut bahan baku maupun sebagai penyerap panas dalam proses pembuatan pupuk ZA I/III. Seperti yang kita ketahui bahwa bahan baku yang digunakan untuk pembuatan pupuk ZA mengandung air meskipun kadarnya tidak terlalu besar. Pada centrifuge, kristal ZA dan larutan dipisahkan. Kemudian kristal tersebut akan menuju dryer untuk dikeringkan. Sebelum masuk dryer kristal ini ditambah dengan anti caking yaitu AFFA (Asean Free Flowing Agent) 4008. Dari penjelasan tersebut terlihat bahwa meskipun kristal telah
18
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Pabrik I PT Petrokimia Gresik Jurusan Kimia FMIPA UM
dipisahkan dari larutannya, kristal akan tetap mengandung air. Begitu juga saat kristal telah melewati dryer. Tidak semua air akan menguap. Kadar air dalam kristal dari centrifuge maupun produk sangat mempengaruhi fisik kristal. Apabila terlalu besar konsentrasinya, kristal yang telah terbentuk akan rusak. Hal ini disebabkan kristal akan terlarut kembali ikatan yang telah terbentuk antara ammonium dan sulfat akan terputus dengan adanya air yang berlebih. Kadar air padda kristal dari centrifuge makssimal 2%, sedangkan padda produk sekitar 1%. Kadar air di centrifugelebih centrifugelebih besar daripada produk karena ada centrifuge hanya terjadi pemisahan antara kristal dan larutan ada pengeringan, sedangkan produk melalui proses pengeringan terlebih dahulu, Prinsip penentuan kadar air pada kristal dari centrifuge dan produk ZA I/III sebagai berikut : 1.
Prinsip Kadar air ditetapkan dengan berdasarkan kehilangan berat sebelum dan sesudah pemanasan pada 100 °C - 105 °C.
2.
Peralatan 2.1. Cawan Nikel 2.2. Oven 2.3. Neraca Analitik 2.4. Exikator 2.5. Sendok
3.
Pereaksi -
4.
Cara kerja 4.1. Timbang cawan nikel kosong 4.2. Timbang ± 2.5 gram contoh kedalam cawan . 4.3. Keringkan dalam pemanas ( Oven ) pada suhu 100 °C - 105 °C °C selama 2 jam
19
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Pabrik I PT Petrokimia Gresik Jurusan Kimia FMIPA UM
4.4. Dinginkan kedalam exikator , kemudian timbang. 5.
Perhitungan % H2O =
A - B A
x 100 %
Dimana : A = Berat contoh sebelum dikeringkan B = Berat contoh sesudah dikeringkan 6.
Acuan Oronzio De Nora , Operating Manual, unit 300 Ammonium Sulfat
Kadar Air (%) Centrifuge
Tanggal
ZA I
produk ZA III
ZA I
ZA III
A
B
A
B
11-06-2013
0,41
1,60
0,85
1,53
0,16
0,12
12-06-2013
0,11
1,27
1,49
0,64
0,13
0,14
13-06-2013
0,24
0,68
0,45
0,28
0,09
0,15
14-06-2013
0,14
0,45
0,17
0,11
0,10
0,06
15-06-2013
0,42
1,13
0,40
0,40
0,17
0,12
16-06-2013
0,48
0,66
0,67
0,48
0,19
0,11
17-06-2013
0,46
0,66
0,45
1,27
0,16
0,12
18-06-2013
0,23
0,80
0,22
0,27
0,12
0,26
19-06-2013
0,14
0,59
0,03
0,18
0,11
0,09
Tabel 7. Kadar airpada kristal dari centrifuge dan produk ZA I/III Pengujian kadar air dalam produk dan kristal dari centrifuge dilakukan setiap hari. Dari Tabel 7 terlihat bahwa kadar air (H2O) pada kristal dari centrifugemaupun centrifugemaupun produk ZA I/III beberapa kali tidak memenuhi standar mutu. Pada tanggal 11 juni 2013 sebesar 1,60% untuk centrifuge untuk centrifuge ZA IB dan 1,53% untuk centifuge ZA IIIB. Pada tanggal 12 juni 2013 sebesar 1,27% untuk centrifuge ZA IB dan 1,49% untuk centrifuge ZA IA. Pada 20
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Pabrik I PT Petrokimia Gresik Jurusan Kimia FMIPA UM
tanggal 15 juni 2013 sebesar 1,13% untuk centrifuge untuk centrifuge ZA IB. Pada tanggal 17 juni 2013 sebesar 1,27% untuk centrifuge ZA IIIB. Hal ini dimungkinkan karena alat pengering Rotary dryer yang berfungsi untuk mengeringkan produk yang baru keluar dari centrifuge separator belum cukup panas untuk dapat mengeringkan produk pupuk ZA sehingga kandungan air pada produk masih besar.
2.3.5 Analisa asam bebas ( F r ee acid ) dalam kristal dari centrifuge dan produk ZA I/III
Larutan asam sulfat (H2SO4) merupakan bahan baku dalam pembuatan pupuk ZAI/III. Pengertian asam bebas dalam kristal dari centrifuge dan produk adalah asam sulfat yang tidak bereaksi dengan amoniak. Prinsip dari analisa ini adalah asidi alkalimetri di mana larutan induk dititrasi dengan NaOH 0,02N. Larutan NaOH akan bereaksiH2SO4 dengan yang terkandung dalam larutan induk. Pada analisa asam bebas dalam kristal dari centrifuge dan produk digunakan indikator metil merah. Pada saat larutan yang mengandung kristal dari centrifuge maupun produk yang ditambah indikator MM terjadi perubahan warna dari tibak berwarna menjadi merah. Setelah dititrasi dengan NaOH maka larutan berubah menjadi berwarna kuning. Reaksi yang terjadi adalah 2NaOH + H2SO4
MM
Na2SO4 + 2H2O
Pada analisa ini digunakan indikator MM karena titik ekuivalennya berada pada trayek pH 4,4-6,2. Indikator MM berwarna merah apabila berada pada pH kurang dari 4,4 dan berwarna kuning pada pH lebih dari 6,2. Batas maksimum kadar asam bebas dalam produk sebesar 0,12% berat. Asam bebas dalam produk harus dibatasi karena apabila kadar kad ar asam bebasnya terlalu tinggi maka akan berpengaruh pada tanaman maupun
21
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Pabrik I PT Petrokimia Gresik Jurusan Kimia FMIPA UM
tanah yang dipupuk. Apabila kadar asam bebas terlalu tinggi tanaman dapat mati dan komposisi tanah akan jadi rusak. 1.
Prinsip Cara uji ini ditentukan secara acidi-alkali metri.
2.
Peralatan 2.1. Erlenmeyer 250 ml 2.2. Buret Buret 50 ml 2.3. Neraca Analitik 2.4. Sendok
3.
Pereaksi 3.2. Larutan standart NaOH 0.02 N Pipet 320 ml NaOH 0.5 N kedalam botol 8 liter encerkan dengan air suling
jadikan 8 liter. Tetapkan normalitet normalitet dengan
Asam Oksalat. 3.3. Indikator MM 0.1 % ( Metil Merah ) Timbang 2 gram Methyl
Red , larutkan
dengan 1400 ml
Alkhohol , tepatkan volume hingga 2 liter dengan air suling 4.
Cara kerja 4.1. Timbang 5 gram contoh dari centrifuge masukan kedalam erlenmeyer , larutkan dengan air suling 50 ml. 4.2. Tambahkan tiga tetes indikator MM 4.3. Titar dengan NaOH 0.02 N sampai terjadi terjadi perubahan warna merah menjadi merah kekuningan
5.
Perhitungan % Asam bebas sebagai H2SO4 =
6.
ml x N NaOH x 49 mgr Contoh
x 100
Acuan Oronzio De Nora , Operating Manual, unit 300 Ammonium Sulfat Tanggal
ZA I
ZA III
22
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Pabrik I PT Petrokimia Gresik Jurusan Kimia FMIPA UM
Kristal dari
Produk (ppm)
Kristal dari
Produk
centrifuge
centrifuge
(ppm)
(ppm)
(ppm)
11-06-2013
0,030
0,023
0,024
0,020
12-06-2013
0,027
0,021
0.014
0,011
13-06-2013
0,029
0,018
0,034
0,032
14-06-2013
0,043
0,043
0.056
0,049
15-06-2013
0,053
0,022
0,044
0,034
16-06-2013
0,041
0,014
0,046
0,024
17-06-2013
0,022
0,012
0,023
0,029
18-06-2013
0,050
0,025
0,023
0,010
19-06-2013
0,018
0,012
0,007
0,006
Tabel 8, Kadar asam bebas dalam kristal dai centrifuge dan Produk ZA I/III Berdasarkan tabel 8, kualitas produk ZA yang diproduksi telah memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan. Karena kadar asam bebas dalam kristal baik dari centrifuge maupun produk kurang dari 0,1%.
2.3.6 Analisa distribusi ukuran butiran produk ZA (ukuran kristal)
Reaksi antara gas amoniak dan larutan asam sulfat pada akhirnya menghasilkan produk yang berbentuk kristal putih. Batas ukuran produk yang memenuhi standar akan mempermudah petani dalam proses pemupukan tanaman, agar pemberian pupuk dapat merata. Pengukuran produk ZA dilakukan dengan ayakan no.30 US Mesh. Prinsip analisa distribusi ukuran butiran produk ZA(ukuran butiran) sebagai berikut : 1.
Prinsip Berat kristal yang tertahan diatas ayakan No.30 US Mesh.
2.
Peralatan 2.1. Sieve Shaker ( Alat penggoyang ayakan).
23
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Pabrik I PT Petrokimia Gresik Jurusan Kimia FMIPA UM
2.2. Ayakan US Mesh No.30 2.3. Balance Top Loading. 2.4. Penampung dan Penutup ayakan. 3.
Pereaksi -
4.
Cara Kerja 4.1. Ayakan dan penampung disusun pada alat Sieve Shaker. 4.2. Timbang 200 gram contoh, masukkan pada ayakan dan pasang penutupnya. 4.3. ON alat penggoyang dan jalankan selama 10 menit , dapat pula digoyang dengan menggunakan tangan. 4.4. Timbang contoh yang tertampung diatas ayakan.
5.
Perhitungan % Distribusi butiran pada US Mesh No.30 =
6.
Berat diatas ayakan Berat contoh
x 100
Acuan Oronzio De Nora , Operating Manual , 300 Ammonium Sulfat. Hitachi Zosen , Standard of Analisis , Reference 09 , page 29 Tanggal
Ukuran kristal ZA I
Ukuran kristal ZA III
11-06-2013
69,6
77,0
12-06-2013
68,0
71,1
13-06-2013
74,2
75,4
14-06-2013
76,6
69,1
15-06-2013
67,8
73,9
16-06-2013
64,6
65,9
17-06-2013
76,1
70,4
18-06-2013
86,1
80,1
19-06-2013
77,1
73,2
Tabel 9. Distribusi ukuran butiran Produk ZA I/III
24
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Pabrik I PT Petrokimia Gresik Jurusan Kimia FMIPA UM
Berdasarkan tabel 9 terlihat bahwa ukuran kristal produk ZA I dan III pada tanggal 11 juni sampai 19 juni 2013 telah memenuhi kualitas mutu yaitu minimal 55% tertahan di mesh.
2.3 Kendala
1. Kurangnya pengalaman dan keterampilan dalam menggunakan alat analisis. 2. Kurangnya pembekalan pengetahuan tentang analisis produk ZA sebelum melakukan analisis di laboratorium.
25
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Pabrik I PT Petrokimia Gresik Jurusan Kimia FMIPA UM
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan dan Rekomendasi
1.
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di PT. Petrokimia Gresik dapat menambah pemahaman dan pengalamanbagi mahasiswa di bidang industri
2.
Pupuk ZA diproduksi di unit produksi 1 dengan bahan baku utama yaitu amonia gas, amonia cair, asam sulfat.
3.
Laboratorium pabrik 1 melakukan quality control meliputi analisa terhadap proses pembuatan dan produk akhir amonia dan pupuk ZA.
4.
Hasil analisa pupuk ZA I/III I/III meliputi
Analisa ZA dalam larutan induk
(Mother Liquor), Analisa kadar PO4 dalam larutan induk, Analisa kadar Fe dalam larutan induk, Analisa kadar air dalam kristal dari centrifuge dan produk ZA I/III, Analisa asam bebas ( Free Free acid ) dalam kristal dari centrifuge dan produk ZA I/III, Analisa distribusi ukuran butiran produk ZA (ukuran kristal) 5.
Data konsentrasi ZA dalam larutan induk yang diperoleh pada tanggal 11 Juni 2013 sampai 19 Juni 2013 telah memenuhi Standar mutu Industri Kerja Pabrik I yang ditetapkan yaitu dibawah batas maksimum 60% berat.
6.
Data kadar PO4 dalam larutan induk yang diperoleh pada tanggal 11 Juni 2013 sampai 19 Juni 2013 lebih dari 100 ppm sehingga masih sesuai dengan Standar mutu Industri Kerja Pabrik I.
7.
Data kadar besi dalam larutan induk yang diperoleh pada tanggal 11 Juni 2013 sampai 19 Juni 2013 menunjukkan bahwa kadar besi tidak melebihi batas maksimum yaitu 10 ppm, artinya analisa kadar basi tersebut telah memenuhi Standar mutu Industri Kerja Pabrik I.
8.
Data kadar air (H2O) pada kristal dari centrifuge maupun produk ZA I/III yang diperoleh pada tanggal 11 Juni 2013 sampai 19 Juni 2013 beberapa kali tidak memenuhi Standar mutu Industri Kerja Pabrik I.Hal ini dimungkinkan karena alat pengering Rotary dryer yang berfungsi untuk mengeringkan
26
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Pabrik I PT Petrokimia Gresik Jurusan Kimia FMIPA UM
produk yang barukeluar b arukeluar dari centrifuge separator belum separator belum cukup panas untuk dapat mengeringkan produk pupuk ZA sehingga kandungan air pada produk masih besar. 9.
Data kadar asam bebas dalam kristal baik dari centrifuge maupun produk ZA yang diproduksi pada tanggal 11 Juni 2013 sampai 19 Juni 2013 telah memenuhi Standar mutu Industri Kerja Pabrik I yaitu kurang dari 0,1%.
10. Data distribusi ukuran kristal produk ZA I dan III pada tanggal 11 juni sampai 19 juni 2013 telah memenuhi Standar mutu Industri Kerja Pabrik I yaitu minimal 55% tertahan di mesh.
3.2 Saran dan Tindak Lanjut
1.
Perlunya meningkatkan Safety equipment saat melakukan analisa di laboratorium
2.
Bagi mahasiswa diperlukan waktu yang lebih banyak untuk mengetahui proses pembuatan ZA I/III dan cara sampling.
27
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Pabrik I PT Petrokimia Gresik Jurusan Kimia FMIPA UM
DAFTAR PUSTAKA
Kartika, tanti.2011. Proses Proses Produksi dan Analisia Pupuk ZA I dan III. PT. III. PT. Petrokimia Gresik. Univ. Airlangga : Surabaya. Reza dan shandyka Arifin. 2007. Perencanaan produksi menggunakan metode material requirement planning (MPR) berbsasi amonium sulfat (ZA I/III) .PT. Petrokimia gresik : gresik : ITS. Diah Ayu. 2004. Analisis Amoniak, Urea Dan ZA I/III Di Laboratorium Produksi Pabrik I PT. Petrokimi Gresik : Gresik : Universitas Diponogoro Semarang. http://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk_ZA
http://www.petrokimia-gresik.com/za.asp
28
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Pabrik I PT Petrokimia Gresik Jurusan Kimia FMIPA UM
LAMPIRAN TINJAUAN PROFIL PT. PETROKIMIA GRESIK
2.1 Sejarah
PT. Petrokimia Gresik merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam lingkup Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Pada mulanya pabrik pupuk yang hendak dibangun di Jawa Timur ini disebut Proyek Petrokimia Surabaya dimana pemerintah telah merancang keberadaannya sejak tahun 1956 melalui Biro Perancang Negara (BPN). Nama Petrokimia sendiri berasal dari
“ Petroleum chemical ” Petrochemical , yaitu bahan-bahan kimia yang berasal dari minyak dan gas alam. Proyek Petrokimia Surabaya ini didirikanberdasarkan ketetapan MPRS No. II tahun 1960 sebagai Proyek Prioritas dalam pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana tahap I (1961 - 1969) dan diperkuat dengan Surat Keputusan Presiden RI No. 260 tahun 1960. Pelaksanaan proyek pada 1964 atas dasar Instruksi Presiden no. 1 tahun 1963 dan selaku Kontraktor Cosindit SpA dari Italia. Gresik dipilih sebagai lokasi pabrik pupuk merupakan hasil studi kelayakan pada tahun 1962 oleh Badan Persiapan Proyek-Proyek Industri (BP3I) yang dikoordinir Departemen Perindustrian Dasar dan Pertambangan. Pembangunan proyek sempat terhenti sebelum tahun 1968 karenapada tahun tersebut terjadi krisis moneter. Pada tahun 1969 proyek dijalankan kembali hingga akhirnya proyek tersebut dapat beroperasi kembali untuk pertama kalinya pada Maret 1970. Pada tanggal 10 Juli 1972, PT. Petrokimia Gresik diresmikan penggunaannya oleh Presiden Soeharto yang kemudian diabadikan sebagai Hari Jadi PT Petrokimia Gresik dengan bentuk badan usaha Perusahaan Umum (Perum) dengan produknya yang masih berupa pupuk urea dan pupuk ZA. Pada tanggal 10 Juli 1975 badan usaha Petrokimia Gresik berubah menjadi Persero (milik lebih dari penanam modal) sehingga namanya menjadi PT. Petrokimia Gresik (Persero). Setelah berkembang selama 20 tahun, pada tahun 1997 berdasarkan PP No. 28/1997, PT. Petrokimia Gresik menjadi anggota
29
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Pabrik I PT Petrokimia Gresik Jurusan Kimia FMIPA UM
holding dengan PT. Pupuk Sriwijaya. Sampai dengan saat ini PT. Petrokimia Gresik telah memiliki 15 pabrik yang menghasilkan produk pupuk dan non pupuk.Produk pupuk disini meliputi pupuk urea, SP-36 I, SP-36 II, ZA I/II/III, phonska, NPK blending, kalium sulfat dan NPK granulasi.Sedangkan produk non pupuk antara lain amoniak, asam sulfat, asam fosfat, cement retarder dan aluminium fluorida.
2.2 Lokasi Industri
PT. Petrokimia Gresik menempati lahan kompleks seluas 450 Ha dimana lahan tersebut sudah ditempati dan dikelola semua sehingga tidak ada lahan kosong lagi. Daerah-daerah yang ditempati antara lain : 1. Kecamatan Gresik meliputi Desa Ngipik, Desa Tlogopojok, Desa Sukorame, Desa Karang Turi, Desa Lumpur 2. Kecamatan Kebomas meliputi Desa Tlogopatut, Desa Randuagung, Desa Kebomas 3. Kecamatan Manyar meliputi Desa Pojok Pesisir, Desa Rumo Meduran, Desa Tepen.
2.3 Visi dan Misi 2.3.1 Visi
Visi PT.
P G : “M
kimia lainnya yang berdaya saing tinggi dan produknya paling diminati
”. 2.3.2 Misi
Misi PT. Petrokimia Gresik, yaitu : 1. Mendukung
penyediaan
pupuk nasional untuk tercapainya program p rogram
swasembada pangan. 2. Meningkatkan hasil usaha untuk menunjang menunjang kelancaran kegiatan operasional dan pengembangan usaha.
30
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Pabrik I PT Petrokimia Gresik Jurusan Kimia FMIPA UM
3. Mengembangkan potensi usaha untuk pemenuhan industri kimia nasional dan berperan aktif dalam community development. 4. Mengutamakan keselamatan, kesejahteraan dan kesehatan kerja dalam setiap setiap kegiatan operasional. 5. Memanfaatkan profesionalisme untuk peningkatan kepuasan pelanggan.
2.4 Struktur Organisasi N A N S N A A R U W E T A T A G I S N N E P . P M M D O S K
BID. PENGAWASAN OPERASIONAL
BID. PENGAWASAN ADMINISTRASI BIRO ORGANISASI & PROSEDUR BIRO PERSONALIA BIRO PENDIDIKAN & PELATIHAN DEP. KEAMANAN
S N I A R A A T H A E S R U K E R E S P
BIRO KEMITRAAN & L INGKUNGAN BIRO.HUMAS BIRO. HUKUM BIRO UMUM & SEKRETARIAT
& N N I A A . A L A A P N D A N H M A C E S O K N G U E N R E E P P M U . M R I U D & M D S
N A . G R I N A D U E K
A M A T U R U T K E R I D
N A . R A R I S D A M E P
N A G N A B M . E G R I D N E P & K I N K E T
I S K . U R I D D O R P
I S A N . R A P T G S N M I A O N K I U M E D K A N . A P R A M S O A K M E P I I L I . W P N A M L O A K U J N E P I L I W . P N A M L O A K U J N E P N A G . N P A B M M O K E G N E P G N . I P R E M E O N K I G N E N . A A P D M A O G K N E P I G . P O L M O O N K K E T
BIRO ANGGARAN
BIRO MENEJEMEN RESIKO
DEP. PERWAKILAN JAKARTA DEP. AKUNTANSI DEP. KEUANGAN
BIRO PERENCANAAN PEMASARAN BIRO PELAYANAN & KOMUNIKASI PRODUK BIRO BANK PASAR & APLIKASI PRODUK
DEP PENJUALAN INDUSTRI & PERKEBUNAN II DEP DISTRIBUSI WIL II DEP PENJUALAN WIL II
DEP PENJUALAN INDUSTRI & PERKEBUNAN I DEP DISTRIBUSI WIL I DEP PENJUALAN WIL I
BIRO TEKNOLOGI INFORMASI
BIRO PENGEMBANGAN USQ
DEP PRASARANA PABRIK & KAWASAN
BIRO RANCANG BANGUN
BIRO JASA TEKNIK & KONSTRUKSI
DEP. PERALATAN & PERMESINAN
BIRO PERENCANAAN & GUDANG MATERIAL
BIRO PENGADAAN
BIRO LINGKUNGAN & K3
BIRO PROSES & LAB
B. INSPEKSI TEKNIK
I I . I P I K M R O B K A P I . I K P I M R O B K A P . I K P I R M B O K A P A F M A A T T S U
DEP. PRODUKSI III
DEP. PEMELIHARAAN III
DEP. PRODUKSI II
DEP. PEMELIHARAAN II
DEP. PRODUKSI I
DEP. PEMELIHARAAN I
STAF UTAMA MUDA
Gambar 1. Struktur Organisasi PT. Petrokimia Gresik.
31
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Pabrik I PT Petrokimia Gresik Jurusan Kimia FMIPA UM
2.5 Arti Logo
Gambar 2. Logo PT. Petrokimia Gresik.
2.5.1 Dasar Pemilihan Logo
Kerbau dengan warna kuning emas dipilih sebagai logo karena : 1. Penghormatan kepada daerah Kebomas dimana PT. Petrokimia Gresik berada di desa Kebomas dan Kecamatan Kebomas. 2. Kerbau suka bekerja keras, mempunyai loyalitas loyalitas dan jujur. 3. Dikenal luas masyarakat Indonesia dan merupakan sahabat petani.
2.5.2 Arti Logo
1. Warna kuning emas melambangkan keagungan. 2. Daun hijau berujung lima, mempunyai arti :
● D lb b ● Berujung lima melambangkan sila-sila dari Pancasila 3. Huruf PG merupakan singkatan dari PT. Petrokimia Gresik 4. Warna putih melambangkan kesucian Jadi arti logo secara kesuluruhan adalah : Dengan hati yang bersih berdasarkan kelima sila Pancasila, PT. Petrokimia Gresik berusaha mencapai masyarakat yang adil dan makmur untuk menuju keagungan Bangsa.
32
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Pabrik I PT Petrokimia Gresik Jurusan Kimia FMIPA UM
2.6 Perluasan Perusahaan
Perluasan I th 1979 : TSP I, Prasarana Pelabuhan, Penjernian Air dan Boaster Pump di Gunungsari Surabaya
Perluasan II th 1983 : TSP II, Perluasan Prasarana Pelabuhan, Penjernian Air dan Boaster Pump di Babat Lamongan
Perluasan III th 1984 : Pabrik Asam Phosphat, Cement Retarder, Allumunium Flouride dan Pabrik ZA II
Perluasan IV th 1986 : Pembangunan Pabrik ZA III yang dilakukan oleh tenaga PG, mulai dari study kelayakan dan pengoperasiannya
Perluasan V th 1994 : Pembangunan Pabrik Ammoniak dan Urea
Perluasan VI th 2000 : Pembangunan Pabrik NPK / Phonska
Perluasan VII th 2005 : Pembangunan Pabrik ZK, NPK Kebomas I dan Petroganik
Perluasan VIII th 2006 – 2009 2009 : Petrobio dan NPK Kebomas II, III & IV
Sedang direncanakan : Pembangunan Pabrik PA II, SA II, DAP, ROP I&II dan NPK/Phonska II
33
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Pabrik I PT Petrokimia Gresik Jurusan Kimia FMIPA UM
2.7 Unit Produksi
Gambar 3.Bagan Unit Produksi PT. Petrokimia P etrokimia Gresik.
2.7.1
Unit Pabrik 1
2.7.1.1 Pabrik NH 3 Cair
Kapasitas Produksi : 445.000 T/th
Bahan Baku
Bentuk / Sifat
: Cairan, mudah menguap
Kemasan
: Tangki isi 1.9 ton & 3.8 ton
Spesifikasi NH3 Cair ( SNI 06-0045-1987 ) : NH3
: Gas alam dan Udara
%
: 99.5 min
Air % Minyak
ppm
Kegunaan
: 0.5
maks
: 10
maks
: Bahan baku ZA, Urea, NPK, DAP,
Ammnium
Chlorida, Ammonium Nitrat dan Hydrazine.
2.7.1.2 Pabrik CO2 Cair
Kapasitas Produksi
: 23.200 Ton/th
34
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Pabrik I PT Petrokimia Gresik Jurusan Kimia FMIPA UM
Bahan Baku
: Pemurnian CO2 produk samping NH3
Bentuk/Sifat
: Cairan, mudah menguap
Spesifikasi CO2 Cair ( SNI 06-0029-1987 ) : CO2 %
: 99.7 min
Air ppm
: 0.05 maks
Kemasan
: Tangki isi 4.5 ton dan Botol isi 30 kg
Kegunaan
: Industri minuman berkarbonasi, Pemadam
kebakaran, Proses netralisasi, Mencega oksidasi pada pengelasan logam, Pengawetan daging / gabah / sayuran / ikan / benih.
2.7.1.3 Pabrik O2 Cair
Kapasitas Produksi
: 7.500 Ton/th
Bahan Baku
: Udara
Bentuk/Sifat
: Cairan, mudah menguap
Spesifikasi O2 Cair( SNI 06-0031-1990 ) : O2 % : 99.5 min
Kemasan
: Tangki isi 4.5 ton
Kegunaan
: Pengelasan, Pemotongan logam,
Perbengkelan, Penyulingan/pengilangan minyak, Peleburan logam, Pengecoran, Membuat gas sintesa untuk produksi ammonia/methyl alcohol/Acetylene, gas injection dalam penjernihan air, bidang kedokteran.
2.7.1.4 Pabrik N2 cair
Kapasitas Produksi
: 8.000 Ton/th
Bahan Baku
: Udara
Bentuk/Sifat
: Cairan, mudah menguap
Spesifikasi N2 Cair ( SNI 06-0042-1987 ) : N2
%
: 99.7
min
O2
%
: 0.05
maks
H2
ppm
: 20
maks
35
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Pabrik I PT Petrokimia Gresik Jurusan Kimia FMIPA UM
CO2
ppm
: 10
maks
Kemasan
: Tangki isi 4.5 ton
Kegunaan
:Pembuatan
ammoniak,
Cyanida,
Pemadam
kebakaran, Pengawetan bahan makanan, Industri listrik.
2.7.1.5 Pabrik ZA I & III ((NH 4)2SO4)
Kapasitas Produksi : 400.000 T/th
Bahan Baku
: NH3 dan H2SO4
Bentuk/Sifat
: Padatan Tidak Higroskopis, Mudah lrt dlm air
Spesifikasi ZA ( SNI 02-1760-2005 ) : Nitrogen
% : 20.8 min
Belerang
% : 23.8 min
Asam bebas
%: 0.1
Kadar Air
%: 1.0
maks
maks
Kegunaan
: Sebagai sumber unsur hara nitrogen dan
belerang bagi tanaman, bahan baku pembuatan herbisida
2.7.1.6 Pabrik Urea (NH 2CONH2)
Kapasitas Produksi
: 460.000 T/th
Bahan Baku
: NH3 dan CO2
Bentuk/Sifat
: Padatan higroskopis, mudah larut dalam air
Spesifikasi UREA ( SNI 02-2801-1998 ) :
Nitrogen
%
: 46 min
Biuret
%
: 1 maks
Kadar Air
%
: 0.5 maks
Kegunaan tanaman, bahan baku
: Sebagai sumber unsur hara nitrogen bagi pembuatan urea, formaldehid, melamin, sebagai
unsur sumber nitrogen pada pembuatan GA/MSG dan Lysine – HCl
36
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Pabrik I PT Petrokimia Gresik Jurusan Kimia FMIPA UM
2.7.2
Pabrik II
2.7.2.1 Pabrik SP-36
Kapasitas Produksi : 1.000.000 T/th
Bahan Baku
: Batuan fosfat (P. Rock), H3PO4 , danH2SO4
Bentuk/Sifat
: Padatan tidak Higroskopis, Mudah larut dalam air
Spesifikasi SP-36 ( SNI 02-3769-2005 ) : P2O5 total
%
P2O5 CS 2%
: 36
min
: 34 min
P2O5 WS
%
: 30
min
Belerang
%
:5
min
Asam bebas %
:6
maks
Kadar Air
:5
maks
%
Kegunaan
: Sebagai
sumber
unsur
hara
fosfat bagi
tanaman
2.7.2.2 Pabrik SUPERPHOS (SP-18)
Kapasitas Produksi
: 1.000.000 T/th
Bahan Baku
: Batuan fosfat (P. Rock), H3PO4 , Clay
danH2SO4
Bentuk/Sifat
: Padatan tidak higroskopis, mudah larut dalam
air
Spesifikasi SUPERPHOS (SP-18) Peraturan Menteri Perindustrian : P2O5 CS 2%
%
: 18
min
P2O5 WS
%
: 14
min
Belerang
%
:6
min
Asam bebas
%
:6
maks
:8
maks
Kadar Air %
Kegunaan
: Sumber unsur hara fosfat bagi tanaman
37
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Pabrik I PT Petrokimia Gresik Jurusan Kimia FMIPA UM
2.7.2.3 Pabrik Phonska
Kapasitas Produksi
: 300.000 T/th
Bahan Baku
: H3PO4 , NH3 dan KCl
Bentuk/Sifat
: Padatan Higroskopis, Mudah larut dalam air
Spesifikasi NPK padat ( SNI 02-2803-2000 ) : 15 – 15 – 15
Nitrogen total %
: 6 min
P2O5 CS 2 % %
: 6 min
K 2O
%
: 6 min
Jumlah
%
: 30 min
Kadar Air
%
: 2 maks
Kegunaan
: unsur hara fosfat, nitrogen, kalium, belerang
tanaman.
2.7.2.4 Pabrik NPK Kebomas
Kapasitas Produksi : NPK Granule I, II, III, dan IV = 740.000 T/th
Bahan Baku
: Tergantung formula N - P - K + (Mg/Zn/Cu/B/Fe)
Bentuk/Sifat
: Padatan Higroskopis, Mudah larut dalam air
Spesifikasi NPK padat ( SNI 02-2803-2000 ) : Tergantung formula
Nitrogen total %
:6
min
P2O5 CS 2 % %
:6
min
K 2O
%
:6
min
Jumlah
%
: 30
min
Kadar Air
%
:2
maks
Kegunaan
: sumber
unsur
hara
Fosfat, Nitrogen, Kalium,
Boron,Magnesium, Copper, Besi dan Zink bagi tanaman
2.7.2.5 Pabrik TSP
Kapasitas Produksi
: Tergantung Pemesanan Bahan Baku
Batuan fosfat (P. Rock)
: H3PO4 , danH2SO4
38
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Pabrik I PT Petrokimia Gresik Jurusan Kimia FMIPA UM
Bentuk/Sifat
: Padatan tidak Higroskopis, Mudah larut
dalam air
Spesifikasi TSP ( SNI 02- 0086 - 2005 ) : P2O5 total %
: 45 min
P2O5 CS 2%
%
P2O5 WS
: 36 min
%
: 40
Asam bebas
%
:6
Kadar Air %
:5
maks
min
maks
Kegunaan : Sebagai sumber unsur hara Fosfat bagi tanaman
2.7.2.6 Pabrik DAP (NH 4)2HPO4
Kapasitas Produksi : Tergantung Pemesanan
Bahan Baku
: NH3 dan H3PO4
Bentuk/Sifat
: Padatan tidak Higroskopis, Mudah larut dalam air
Spesifikasi DAP ( SNI 02 - 2858 - 2005 ) :
Nitrogen
%
: 45
min
P2O5 total
%
: 40
min
Kadar Air
%
:5
maks
Kadmium
ppm : 100
maks
Timbal
ppm : 500
maks
Raksa
ppm : 10
maks
Arsen
ppm : 100
maks
Kegunaan : Sumber unsur hara hara fosfat dan nitrogen bagi tanaman tanaman
2.7.2.7 Pabrik ZK K 2SO4
Kapasitas Produksi : 10.000 T/th
Bahan Baku
: H2SO4 dan KCl
Bentuk/Sifat
: Padatan tidak Higroskopis, Mudah larut sdalam air
Spesifikasi ZK ( SNI 02 - 2809 - 2005 ) :
39
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Pabrik I PT Petrokimia Gresik Jurusan Kimia FMIPA UM
K 2O
%
: 50
min
Belerang
%
: 17
min
Asam bebas
%
: 2.5
maks
Klorida
%
: 2.5
maks
Kadar Air
%
: 1.0
maks ma ks
Kegunaan
: Sumber unsur hara kalium dan belerang bagi tanaman.
2.7.2.8 Pabrik HCl
Kapasitas Produksi
:-
Bahan Baku
: H2SO4 dan KCl
Bentuk / Sifat
: Cairan yang sangat korosif
Spesifikasi HCl ( SNI 06 - 2557 - 1992 199 2 ) : Type 2 Klorida sebagai HCl %
: 31
min
Sisa pemijaran
%
: 0.2
maks
Besi sebagai Fe2O3
%
: 0.02
maks
2.7.2.9 Pabrik Petroganik
Kapasitas Produksi
: 10.000 T/th
Bahan Baku
: Kotoran Hewan
Bentuk/Sifat
: Granul tidak Higroskopis, Mudah larut dalam
air
Spesifikasi PETROGANIK : C Organik
%
: 12.5
C / N Ratio
%
: 10 – 25
Air
%
: 4 – 12
Kegunaan
: Sumber unsur hara C Organik, nitrogen bagi
tanaman.
40
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Pabrik I PT Petrokimia Gresik Jurusan Kimia FMIPA UM
2.7.3
Pabrik III
2.7.3.1 Pabrik Asam Sulfat H 2SO4
Kapasitas Produksi
: 550.000 T/th
Bahan Baku
: Belerang & Udara kering
Bentuk/Sifat
: Cairan
Spesifikasi Asam Sulfat H2SO4 ( SNI 06 - 0030- 1996 ) : H2SO4
%
: 98
min
Sisa Pemijaran%
: 0.03
maks
Klorida, Cl ppm
: 10
maks
Nitrat, NO3 ppm
:5
maks
Besi, Fe
ppm
: 50
maks
Timah, Pb
ppm
: 50
maks
Kemasan
: Tangki isi 4.5 ton
Kegunaan
: Bahan baku pupuk ZA, SP-36, Gypsum, Asam
Fosfat, Tawas, Utilitas pabrik I, Bahan baku detergen, Industri MSG, Lysine-HCl, Tekstil, Pengelolaan Oil bekas, dll.
2.7.3.2 Pabrik Asam Fosfat H 3PO4
Kapasitas Produksi
: 200.000T/th
Bahan Baku
: Batuan fosfat (Ca3PO4) & H2SO4
Bentuk/Sifat
: Cairan
Spesifikasi Asam Fosfat H3PO4 ( SNI 06 - 2575- 1992 ) : Grade II P2O5
%
: 50
min
SO3
%
: 4.0
maks
CaO
%
: 0.7
maks
MgO
%
: 1.7
maks
Fe2O3
%
: 0.6
maks
Al2O3
%
: 1.3
maks
Cl
%
: 0.04
maks
41
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Pabrik I PT Petrokimia Gresik Jurusan Kimia FMIPA UM
F
%
: 1.0
maks
Kemasan
: Tangki isi 4.5 ton
Kegunaan
: Baku pupuk fosfat (TSP, SP-36, Superphos,
NPK, DAP), Sodium Tripoly Phosphate, Pengelolaan nira pada pabrik gula, Chemical Cleaning, bahan baku Lysine-HCl
2.7.3.3 Pabrik Cement Retarder
Kapasitas Produksi
: 440.000T/th
Bahan Baku
: Purified Gypsum ( CaSO4 2 H2O )
Bentuk/Sifat
: Granul tidak larut dalam air
Spesifikasi CR - CaSO4 2 H2O ( SNI 15 - 0715- 1989 ) : CaSO4.2H2O %
: 91
min
Air Kristal
%
: 19
min
SO3
%
: 42
min
CaO
%
:-
min
P2O5 Total
%
: 0.5
maks
P2O5 Larut Air%
: 0.02
maks
Fluorida total %
: 0.5
maks
Air Bebas
: 20
maks
Kadar IM in Asam% : 2.5
maks
Ukuran Butir %
min
%
: 90
Kemasan
: Curah
Kegunaan
:
Bahan
baku
semen,
plasterboard
dan
kedokteran
2.7.3.4 Pabrik AlF3
Kapasitas Produksi
: 12.600 T/th
Bahan Baku
: Al(OH)3 & H2SiF6
Bentuk/Sifat
:Kristal yang tidak larut dalam air
42
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Pabrik I PT Petrokimia Gresik Jurusan Kimia FMIPA UM
Spesifikasi AlF3( SNI 06 - 2603- 1992 ) : Purity %
: 94
min
SiO2
%
: 0.25
min
P2O5
%
: 0.02
min
Fe2O3 %
: 0.07
min
BD Unt %
: 0.700
min
Ukuran butir
: (Quality Plant)
+ 150 Tyler Mesh
% : 20 – 50
+ 200 Tyler Mesh
% : 50 – 75
+ 325 Tyler Mesh
% : 75 – 96
Kemasan
: Fleksibel Kontainer isi 1 ton
Kegunaan
: Sebagai bahan untuk
proses peleburan
Alumunium
2.7.3.5 Pabrik ZA II - (NH 4)2SO4
Kapasitas Produksi
Bahan Baku
: NH3CO3& CaSO4 2 H2O
Bentuk/Sifat
: Padatan Tidak Higroskopis, Mudah lrt dlm air
Spesifikasi ZA ( SNI 02-1760-2005 ) :
: 250.000 T/th
Nitrogen %
: 20.8
min
Belerang %
: 23.8
min
Asam bebas
%
: 0.1
maks
Kadar Air
%
: 1.0
maks ma ks
Kegunaan
: Sumber unsur hara nitrogen dan belerang bagi tanaman,
bahan baku pembuatan Herbisida dan Lisin.
2.8 Organisasi Perusahaan 2.8.1 Struktur Organisasi Perusahaan
Organisasi perusahaan di bawah kendali pimpinan perusahaan:
43
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Pabrik I PT Petrokimia Gresik Jurusan Kimia FMIPA UM
a. Dewan Komisaris, yang terdiri dari Komisaris Utama dan Komisaris b. Dewan Direksi, yang terdiri dari Direktur Utama yang membawahi Direktur Produksi, Direktur Keuangan, Direktur Teknik dan Pengembangan, Direktur Pemasaran, Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum.Masing-masing direktur membawahi beberapa Kepala Kompartemen, dan selanjutnya Kepala Kompartemen membawahi Kepala Departemen atau Kepala Biro. Ada beberapa Kepala Kompartemen yang berlangsung di bawah Direktur Utama, yaitu Kompartemen Sumber Daya Manusia dan Kepala Satuan Pengawas. Direktur Produksi membawahi Kepala Kompartemen Pabrik I, Pabrik II, Pabrik III, dan Teknologi.
2.8.2 Ketenagakerjaan
Menurut data dari Biro Tenaga Kerja per tanggal 31 Maret 2007, adalah sebagai berikut : 1) Berdasarkan Tingkat Tingkat Jabatan : a. Direksi
:
6
orang
b. Ka. Komp/Sat (Eselon I)
: 26
orang
c. Kadep/Biro/Bidang (Eselon II)
: 70
orang
d. Kabag/Staf Madya
: 183 orang
e. Kasie/Staf Muda (Eselon II)
: 414 orang
f. Karu/Staf Pemula
: 915 orang
g. Pelaksana
: 1.827 orang
h. Calon Karyawan
:
Jumlah
0 orang
: 3.441 orang
2) Berdasarkan Usia Karyawan : a. Usia 26 – 30 tahun
:0%
b. Usia 31 – 35 tahun
:4%
c. Usia 36 – 40 tahun
: 46 %
d. Usia 41 – 45 tahun
: 30 %
44
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Pabrik I PT Petrokimia Gresik Jurusan Kimia FMIPA UM
e. Usia 46 – 50 tahun
: 13 %
f. Usia 51 – 55 tahun
:7%
3) Berdasarkan Tingkat Pendidikan : a. Pasca Sarjana
:
b. Sarjana
: 482 orang
c. Diploma III
:
d. SLTA
: 2.498 orang
e. SLTP
:
260 orang
f. SD
:
31 orang
Jumlah
76 orang
94 orang
: 3.441 orang
2.10 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) 2.10.1 Filosofi Dasar Penerapan K3:
Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatan dalam
melakukan
pekerjaan
untuk
meningkatkan
produksi
dan
produktivitas.
Setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu terjamin keselamatannya
Setiap sumber-sumber sumber-sumber produksi harus digunakan secara aman dan efisien.
Pengurus/Pimpinan Perusahaan diwajibkan memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat dan ketentuan keselamatan kerja yang berlaku bagi usaha dan tempat kerja yang dijalankan.
Setiap orang yang memasuki tempat kerja diwajibkan mentaati semua persyaratan keselamatan kerja. Tercapainya kecelakaan nihil.
2.10.2 Tujuan K3
Menciptakan sistem K3 ditempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi
45
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Pabrik I PT Petrokimia Gresik Jurusan Kimia FMIPA UM
dalam rangka mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, nyaman, efisien dan produktif.
2.10.3 Sasaran
Memenuhi undang-undang No. 1/1970 tentang keselamatan kerja.
Memenuhi Permen Naker No : PER/05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen K3.
Mencapai nihil kecelakaan.
2.10.4 Organisasi K3 dibentuk sebagai berikut:
1. Organisasi Struktural 2. Organisasi Non Struktural
2.11 Kebijakan Sistem Manajemen PT. Petrokimia Gresik
PT Petrokimia Gresik bertekad menjadi produsen pupuk dan produk kimia lainnya yang berdaya saing tinggi dan produknya diminati oleh konsumen.
Penyediaan produk pupuk, produk kimia dan jasa yang berkualitas sesuai permintaan pelanggan dilakukan melalui proses produksi dengan menerapkan sistem manajemen yang menjamin mutu, pencegahan pencemaran dan berbudaya K3 serta penyempurnaan secara bertahap dan berkesinambungan. Untuk mendukung tekad tersebut, manajemen berupaya memenuhi standard mutu yang ditetapkan, peraturan lingkungan, ketentuan dan norma-norma K3 serta peraturan/perundangan terkait lainnya.
Seluruh karyawan bertanggung jawab dan mengambil peran dalam upaya meningkatkan ketrampilan, kedisiplinan untuk mengembangkan produk dan jasa yang berkualitas, pentaatan terhadap peraturan p eraturan lingkungan lingkun gan dan ketentuan K3 serta menjunjung tinggi integritas.
46