Politeknik Negeri Medan44
Politeknik Negeri Medanii
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PENERAPAN K3 PADA PEMBANGUNAN PINTU KANAL PEMBAGI SALURAN BENDUNG D.I BELUTU KABUPATEN SERDANG BEDAGAI SUMATERA UTARA
LAPORAN
Ditulis untuk menyelesaikan
Matakuliah Praktek Kerja Lapangan (PKL) Semester V
Pendidikan Program Diploma III
Oleh:
AMBROCIUS A.P SIHOMBING FAJRI RAMADHONI
NIM : 1305022088 NIM : 1305022111
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
2015-2016
LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, Dosen Pembimbing, Pembimbing PKL, dan Ketua Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan menyatakan bahwa laporan Praktik Kerja Lapangan dari:
Ambrocius A.P Sihombing Fajri Ramadhoni
NIM: 1305022088 NIM: 1305022111
Dengan judul:
PENERAPAN K3 PADA PEMBANGUNAN PINTU KANAL PEMBAGI SALURAN BENDUNG D.I BELUTU KABUPATEN TEBING TINGGI SUMATERA UTARA
Telah selesai diperiksa dan dinilai oleh Dosen Pembimbing dan Pembimbing PKL.
Medan, 07 Januari 2016
Disahkan oleh:
Dosen Pembimbing PKL, Pembimbing Lapangan,
Pengawas Utama
Mercedes Purba,B.Sc,Ci.Eng.,Msc Masa Managam Tua Sinaga
NIP: NIP: 1959 05091989 03 1004
Ketua Jurusan Teknik Sipil
Ir. Samsudin Silaen, M.T.
NIP: 196202041989031002
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Nikmat dan Hidayah-Nya memberikan pengetahuan, pengalaman, kekuatan, dan kesempatan kepada penulis, sehingga mampu menyelesaikan laporan PKL ini.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi kegiatan mata kuliah Praktik Kerja Lapangan yang dilaksanakan pada semester V. Selain memenuhi persyaratan mata kuliah, kegiatan Praktik Kerja Lapangan juga dilaksanakan guna memperoleh pengetahuan yang lebih lanjut lagi di bidang teknik sipil, hingga mempraktikkan ilmu yang diperoleh mahasiswa yang lebih kreatif, berkemampuan lebih tinggi, hingga menjadi sumber daya manusia yang mampu memenuhi standar kerja yang dapat diandalkan dan dipertanggung jawabkan di dunia nyata.
Laporan ini ditulis berdasarkan hasil pengamatan penyusun di lapangan serta data-data pelengkap yang diberikan oleh Pembimbing PKL. Laporan ini membahas tentang Penerapan K3 pada Pembangunan Pintu Kanal Pembagi Saluran pada bendung D.I Belutu Kabupaten Serdang Bedagai Sumatera Utara. Adapun cakupan kerja pada proyek Bendung dan Irigasi ini meliputi: Penerapan K3, pembuatan dan pemasangan Pintu kanal pembagi saluran, dan pembuatan saluran.
Dalam proses penyusunan laporan ini, penyusun telah mendapat bimbingan, arahan, dan bantuan dari berbagai pihak di Lokasi Proyek dan di Politeknik Negeri Medan, baik itu berupa moril, material, hingga informasi yang menjadi ilmu baru yang penyusun peroleh. Oleh sebab itu, sudah seharusnya penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
Bapak M. Syahruddin, S.T., M.T. selaku Direktur Politeknik Negeri Medan.
Bapak Ir. Samsudin Silaen, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan.
Bapak Mercedes Purba,B.Sc,Ci.Eng.,M.Sc. selaku Dosen Pembimbing PKL.
Bapak Sinaga, selaku ketua Pengawas lapangan PU bendung di Sei Belutu.
Bapak Eko, selaku Kepala pelaksana proyek bendung di Sei Belutu.
Bapak Nevi, selaku Pelaksana Lapangan Bendung di Sei Belutu.
Bapak Karyono, selaku Pelaksana lapangan saluran kiri bendung di Sei Belutu.
Bapak Amin, selaku Pelaksana lapangan saluran kanan bendung di Sei Belutu.
Bapak Maskuri, selaku Logistik proyek.
Bapak Sahwin , selaku Surveyor Proyek
Abang Rozi , selaku Sekretaris K3LMP proyek.
Abang Ahmad, selaku Draftmen bidang teknik
Seluruh Dosen dan Pegawai Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan
Orangtua serta saudara-saudari dan seluruh keluarga yang telah banyak membantu baik secara langsung maupun tidak langsung
Teman-teman khususnya SI-5D yang telah ikut membantu menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dan kesilapan dalam menyusun laporan ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Demikian laporan ini ditulis, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun semua pihak yang membaca, terutama yang berkecimbung di dunia pendidikan dalam bidang teknik sipil.
Medan, 07 Januari 2015
Hormat kami penulis,
AMBROCIUS A.P SIHOMBING FAJRI RAMADHONI
NIM: 1305022088 NIM: 1305022111
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
1.1 Tinjauan Umum Tempat Perusahaan 1
1.1.1 Latar Belakang 1
1.1.2 Visi dan Misi 1
1.1.3 Struktur Organisasi Kontaktor (PT. Waskita) 1
1.1.4 Location Map 3
1.1.5 Koordinasi 3
1.1.6 Tinjauan Umum tempat PKL 4
1.2 Tujuan Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan 4
1.3 Manfaat Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan 5
1.4 Latar belakang proyek 6
1.5 Jadwal Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) 6
BAB II 9
PENERAPAN K3 PADA PEMBANGUNAN PINTU KANAL PEMBAGI BENDUNG D.I BELUTU 9
2.1 Tinjauan Umum 9
2.2 Penerapan K3 10
2.3 Peroses pembuatan pintu kanal pembagi 26
2.4 Pembuatan Saluran 29
2.5 Bangunan Bendung 30
2.5.1 Bangunan utama 31
2.5.2 Bangunan pembawa 32
2.5.3 Bangunan Bagi Sadap 32
2.5.4 Bangunan Pengatur dan Pengukur 33
2.5.5 Bangunan Drainase 33
2.5.6 Bangunan Pelengkap 33
2.5.7 Bangunan Talang atau Flume 33
2.6 Teknik Pelaksanaan Pekerjaan 34
2.6.1 Alat dan bahan 34
2.6.2 Pekerjaan persiapan. 36
BAB III 38
PENUTUP 38
3.1 Kesimpulan 38
3.2 Saran 38
3.3 Dokumentasi Kegiatan 38
BAB I
PENDAHULUAN
Tinjauan Umum Tempat Perusahaan
Latar Belakang
PT. Waskita Karya merupakan Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang bergerak di bidang konstruksi. Perusahaan yang didirikan pada tanggal 1 Januari 1961 ini berasal dari nasionalisasi perusahaan Belanda dengan nama Volker Aannemings Maatschappij N.V. yang berubah bentuk menjadi persero pada tahun 1973. Sejak saat itu, perusahaan ini mulai mengembangkan usahanya sebagai kontraktor dengan jangkauan yang lebih luas seperti jalan raya, jembatan, pelabuhan, bandara, bangunan, pabrik semen dan fasilitas pembangunan umum lainnya (www.waskita.co.id).
Kantor pusat Waskita Karya beralamat di Gedung Waskita Jln. M.T. Haryono Kav. No. 10 Cawang, Jakarta – 13340.
Pemegang saham mayoritas Waskita Karya (Persero) Tbk adalah Negara Republik Indonesia, dengan persentase kepemilikan sebesar 66,068%.
Visi dan Misi
Visi
Menjadi perusahaan Indonesia terkemuka di bidang industry konstruksi,rekayasa,investasi,insfatruktur dan property / realty.
Misi
Meningkatkan nilai perusahaan yang berkelanjutan melalui :
1.SDM yang kompeten.
2.Sistem dan teknologi terintegrasi.
3.Sinergi dengan mitra usaha
4.Inovasi
5.Diversifikasi usaha.
Budaya Perusahaan
IPTEX,Integrity,Profesionalism,Teamwork,Excellence.
Motto
" Maju dengan Karya Bermutu"
Struktur Organisasi Kontaktor (PT. Waskita)
Pelaksanaan proyek dipimpin oleh Kepala Proyek, dibantu oleh beberapa tenaga staf dan beberapa tenaga pelaksana lapangan. Struktur organisasi PT.Waskita seperti terlihat pada gambar berikut.
Location Map
Area lokasi pembangunan bendung tempat praktik kerja lapangan berada di Kabupaten Serdang Bedagai,Provinsi Sumatera Utara. Seperti pada gambar berikut.
Area Lokasi Pembangunan bendung, desa Malasori, kec, belutu,Tebing tinggi,Serdang Bedagai
Area Lokasi Pembangunan bendung, desa Malasori, kec, belutu,Tebing tinggi,Serdang Bedagai
Gambar 1.2 : Peta lokasi Bendung
Koordinasi
Pada proyek pembangunan bendung daerah irigasi di Belutu, kepala proyek memimpim semua kegiatan proyek, baik di bidang administrasi, teknik dan lain-lain. Urusan engineering dan quality control, kepala proyek dibantu oleh bagian teknik beserta stafnya. Urusan keuangan, administrasi umum dan personalia, dibantu oleh bagian Personalia dan Keuangan beserta stafnya. Urusan logistik dan peralatan, dibantu oleh Bagian Logistik dan Peralatan.
Secara organisasi perusahaan, Kepala proyek bertanggung jawab langsung kepada Kepala Wilayah yang bertindak sebagai pengelola operasional perusahaan dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi PT. Waskita.. Hal tersebut benar-benar menjadi perhatian dan komitmen sebagai Pelaksana/Penyedia Jasa. Adapun hubungan antara pemberi tugas, direksi lapangan, konsultan perencana dan pengawas serta penyedia jasa konstruksi (kontraktor) digambarkan seprti bagan dibawah ini.
Pemberi Tugas
Pemberi Tugas
PT. WaskitaKonsultanPerencana
PT. Waskita
KonsultanPerencana
Head Office
Head Office
Site ProjectTeam ProyekDireksi LapanganKonsultan Pengawas
Site Project
Team Proyek
Direksi Lapangan
Konsultan Pengawas
Garis Instruksi
Garis Konsultasi
Garis Koordinasi
Gambar 1.3 : Bagan koordinasi proyek bendung di Aek Sigeaon
Tinjauan Umum tempat PKL
Nama Proyek : Pembangunan Bendung dan Peningkatan jaringan
irigasi D.I. Belutu 5.832 Ha Kab.Serdang Bedagai.
Sumber Dana
(Financial Source) : APBN Tahun Anggaran 2014-2016
(Kontrak Jamak)
Nama Badan Pelaksana : Balai Wilayah Sungai Sumatera Utara II,
PPK Irigasi dan Rawa I SNVT Lubuk Pakam
Name of Executing Body : Balai Wilayah Sungai Sumatera II
Nama Konsultan : PT.Alles Klar Prima
Nama Kontraktor : PT. Waskita Karya (Persero) Tbk.
Nomor Kontrak : HK.02.03/IR.I-SNVT.PJPA.SII/02
Periode Kontrak : 1.058 Hari Kelender
Tanggal Kontrak : 28 Januari 2014
Harga Kontrak : Rp. 155.221.303.600,00
Peta Lokasi : Tebing Tinggi, Serdang Bedagai
Tujuan Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
Untuk mengadakan pengamatan, pengumpulan data dan informasi mengenai penerapan K3 pada pembangunan pintu kanal pembagi saluran bendung D.I Belutu, memberikan pengalaman dan pengetahuan kerja secara singkat di bidang teknik sipil untuk mahasiswa.
Memperluas pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang penerapan K3 pada pembangunan pintu kanal pembagi saluran bendung D.I Belutu di lapangan agar apa yang dilakukan di lapangan selama praktik kerja lapangan dapat mengamati dan membantu pelaksana dimana hal ini dapat memberi dampak positif apabila mahasiswa bekerja nanti.
Memberikan peluang bagi mahasiswa untuk dapat beradaptasi dengan dunia kerja proyek.
Mampu memahami kesulitan dan hambatan yang terjadi di lapangan dan mampu berpikir bagaimana cara mengatasi masalah yang terjadi di lapangan.
Untuk mampu berinteraksi dengan para pengawas, perencana, pelaksana dan para pekerja.
Manfaat Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
Bagi mahasiswa
Menambah wawasan dan pengalaman tentang Penerapan K3 pada pembangunan pintu kana pembagi saluran pada bendungan secara menyeluruh di suatu proyek.
Dapat memperoleh kesempatan untuk menerapkan dan memperluas ilmu yang didapat selama perkuliahan.
Dapat membandingkan teori yang diperoleh selama perkuliahan dengan pelaksanaan praktik kerja lapangan.
Menambah kemampuan di bidang teknik sipil sehingga mampu bersaing di dunia kerja.
Mampu menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan situasi kerja yang sebenarnya.
Mendapat pengalaman kerja secara singkat
Bagi Jurusan dan Politeknik Negeri Medan
Dapat memperluas kerja sama ke perusahaan dan instansi tempat praktik kerja lapangan.
Mengenalkan kemampuan mahasiswa yang dapat diandalkan.
Menambah citra jurusan teknik sipil Politeknik Negeri Medan ke instansi tempat praktik kerja lapangan (PKL).
Ruangan Lingkup Praktik Kerja Lapangan (PKL)
Pada zaman sekarang ini cukup luasnya lingkup dan permasalahan dalam pelaksanaan suatu bangunan, khususnya pembangunan bangunan Irigasi dan Rawa.
Latar belakang proyek
1.4.1 Uraian singkat
Pembangunan Bendung dan Peningkatan Jaringan Irigasi DI Belutu,dengan luas 5.832 Ha,terletak di kabupaten Serdang Bedagai,Provinsi Sumatera Utara,yang bertujuan untuk meningkatkan produksi beras melalui pembangunan bendung dan perbaikan / peningkatan Jaringan irigasi yang terdiri dari Saluran Irigasi Primer,Saluran Irigasi Sekunder,Bangunan Irigasi dan Bangunan Pelengkapnya.
1.4.2 Akses ke lokasi
Akses ke lokasi pembangunan bendung ini dari Jakarta dapat ditempuh dengan pesawat terbang ke kota Medan ( ibukota provinsi) dan selanjutnya lokasi pekerjaan tersebut dapat dijangkau melalui jalan provinsi, jalan kabupaten, dan jalan kecamatan.
1.4.3 Ruang lingkup pekerjaan.
Lingkup pekerjaan yang akan diikat dalam kontrak adalah pembangunan bendung dan peningkatan jaringan irigasi D.I. Belutu kecamatan Tebing Tinggi, Serdang Bedagai. Dalam pelaksaanaan praktik pekerjaan lapangan ini hanya membatasi Penerapan K3 pada pembangunan pintu kanal pembagi saluran bendung D.I Belutu.
Jadwal Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
Sesuai dengan ketentuan yang ada di Politeknik Negeri Medan khususnya Jurusan Teknik Sipil, setiap mahasiswa semester V diwajibkan untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) selama satu bulan dimulai pada tanggal 15 Oktober 2015 sampai dengan 07 November 2015. Selama pelaksanaan praktik kerja lapangan (PKL), mahasiswa sudah berada di lokasi pelaksanaan praktik kerja lapangan pada pukul 08.00 WIB, dan pulang sesuai dengan kondisi yang terjadi di tempat praktik kerja lapangan. Jadwal kegiatan PKL seperti pada tabel berikut.
Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Peraktek Kerja Lapangan Proyek Bengung D.I Belutu
Tebing Tinggi,Serdang Bedagai,
Provinsi Sumatera Utara
Minggu Pertama Kegiatan (21-28 Okt 2015)
No.
Hari,Tanggal Kegiatan
Kegiatan tang dilakukan
Keterangan
1.
Rabu,21 Okt 2015
Mendatangi Kantor Waskita
Untuk menyampaikan Surat PKL dan Ijin PKL
2.
Kamis,22 Okt 2015
Mendatangi Lapangan Proyek Belutu
Untuk Memperkenalkan diri pada pelaksana proyek lapangan
3.
Jum'at,23 Okt 2015
Menuju proyek
Untuk melihat bagian saluran bendung
4.
Sabtu,24 Okt 2015
Menuju Politeknik Negeri Medan
Untuk melaporkan kegiatan yang telah dilakukan di proyek dan mendapat bimbingan untuk laporan Pkl
5.
Senin,25 Okt 2015
Menuju proyek
Untuk melihat saluran kanan bendung belutu dan mendapatkan data saluran kanan bendung sei belutu
6.
Selasa,26 Okt 2015
Menuju Proyek
Untuk melihat saluran kiri bendung belutu dan mendapatkan data saluran kiri bendung sei belutu
7.
Rabu,27 Okt 2015
Menuju Proyek
Untuk melihat pemasangan pintu kanal pembagi saluran bendung D.I Belutu
Minggu Kedua Kegiatan (28 Okt-03 Nov 2015)
No.
Hari,Tanggal Kegiatan
Kegiatan tang dilakukan
Keterangan
1.
Kamis,29 Okt 2015
Menuju Proyek
Untuk melihat kegiatan penggalian untuk prngalihan air sungai sementara ke bendung belutu dalam proses penutupan sungai dengan tanggul banjir kiri
2.
Jum'at,30 Okt 2015
Menuju Proyek
Untuk melihat proses penggalian tanah pada sungai belutu dan melihat proses pengecoran pintu air (BKR 1) pada saluran kiri bendung belutu
3.
Sabtu,31 Nov 2015
Menuju proyek
Untuk melihat proses pembukaan saluran sementara untuk pengalihan aliran sungai belutu menuju bendung belutu sebagai percobaan dan target pengaliran melalui bendung belutu
4.
Minggu,01 Nov 2015
Menuju proyek
Untuk mencari data pada galian dalam proses pengalihan sungai belutu pada surveyor
5.
Senin,02 Nov 2015
Menuju proyek
Persiapan penyusunan laporan PKL
6.
Selasa,03 Nov 2015
Menuju Proyek
Melihat peroses pemasangan pintu pembagi pada saluran kiri bendug belutuu
7.
Rabu,04 Nov 2015
Menuju Proyek
Melihat dan Pengawasan Pengecoran bangunan drop(terjunan) saluran Bendung D.I Belutu
Penyusun Jadwal Kegiatan Pelaksanaan,
(Ambrocius A.P Sihombing) (Fajri Ramadhoni)
NIM. 1305022088 NIM.1305022111
Mengetahui,
Pengawas Utama
(Masa Managam Tua Sinaga)
NIP: 1959 05091989 03 1004
BAB II
PELAKSANAAN PEKERJAAN JARINGAN IRIGASI
2.1 Tinjauan
Kegiatan yang kami lakukan selama praktik kerja lapangan di proyek Irigasi dan Rawa D.I. Belutu,Serdang Bedagai seluas 5.832 Ha adalah berupa kegiatan mempelajari dan mengamati bagian dan bentuk konstruksi yang ada serta metode pelaksanaan dan pengerjaannya. Bangunan Pintu kanal pembagi saluran merupakan bagian dari konsentrasi yang kami pelajari dalam perkuliahan di Politeknik Negeri Medan. Selanjutnya, kami juga mempelajari gambar proyek di lapangan dan menyesuakan ke proyek yang sedang dikerjakan. Bagusnya rasa kerja sama di dalam proyek membuat proyek yang dikerjakan dapat dikerjakan sesuai jadwal yang direncanakan.
Pada laporan ini, akan dipaparkan beberapa hal yang kami amati selama mekakukan praktik kerja lapangan di proyek Irigasi dan Rawa D.I. Belutu Serdang Bedagai dan juga beberapa hasil pengamatan dan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja(K3),gambar yang dibutuhkan dalam proses pengerjaan, dokumentasi dari pengamatan yang kami lakukan dilampirkan di bagian lampiran dari laporan ini.
Penerapan K3LMP
Keselamatan dan Kesehatan Kerja,Mutu dan Pengamanan proyek Pembangunan Bendung dan Peningkatan Jaringan Irigasi D.I Belutu 5.832 Ha,akan di bahas pada
Pendahuluan
Kegiatan konstruksi adalah suatu kegiatan yang kompleks perpaduan antara kondisi lingkungan dan tuntutan spesifikasi teknis bangunan yang didalamnya banyak terjadi interaksi antara alat-alat kerja dan sumber daya manusia.
Interaksi antar alat-alat kerja, lingkungan dan sumber daya manusia mempunyai potensi untuk terjadinya kecelakaan kerja, penurunan kualitas lingkungan akibat pembuangan limbah dari proses konstruksi dan limbah dari aktivitas kantor serta tempat tinggal.
Untuk menjamin tidak terjadinya kecelakaan kerja, penurunan kualitas lingkungan, serta tercapainya mutu pekerjaan yang diinginkan di Proyek Pembangunan Pembangunan Bendung dan Peningkatan Jaringan Irigasi D.I Belutu 5.832 Ha, maka dibuat rencana K3LM yang dimulai dari Identifikasi Resiko, Aspek Lingkungan dan Keberterimaan Pelanggan sehingga diharapkan dapat memenuhi peraturan perundang-undangan dan pesyaratan terkait yang berlaku.
Ada pun tujuan rencana K3LMP pada Proyek ini adalah sebagai berikut :
Memastikan Proyek Pembangunan Bendung dan Peningkatan Jaringan Irigasi D.I Belutu 5.832 Ha dijalankan sesuai dengan kebijakan Waskita.
Memastikan Proyek Pembangunan Bendung dan Peningkatan Jaringan Irigasi D.I Belutu 5.832 Ha dijalankan sesuai dengan peraturan perundang-undangan & peraturan terkait yang berlaku.
Memastikan Proyek Pembangunan Bendung dan Peningkatan Jaringan Irigasi D.I Belutu 5.832 Ha dapat berkomitmen untuk menjaga keselamatan kesehatan kerja, melindungi dan memelihara lingkungan, serta tercapainya mutu pekerjaan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.
Berikut merupakan ruang lingkup pembahasan rencana K3LMP pada proyek ini.
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan Pendahuluan
Mobilisasi & Demobilisasi
Pembuatan Direksi Keet
Pembuatan Gudang Material dan Bedeng Pekerja
Pembuatan Pagar Proyek Sementara
Papan Nama Proyek
Pengadaan Perlengkapan P3K,Keselamatan Kerja,& Kebersihan
Pengadaan Listrik & Air Bersih
Pengadaan Dokumentasi
Pembuatan Shop Drawing & As Built Drawing
Pembuatan Laporan Proyek
Pembuatan Bowplang & Bench Mark (BM) Bangunan
Perijinan
Pengadaan Keamanan Proyek
Jembatan Sementara untuk Konstruksi Bangunan
Cofferdam dan Sementara dengan Pengeringan
Pemeliharaan Jalan Kerja Sementara
Pembangunan Jembatan akses jalan kerja
Pekerjaan Bendung Belutu
Pekerjaan Tubuh Bendung
Pekerjaan Intake
Pekerjaan Kantong Lumpur
Pekerjaan Bangunan Pembilas
Pekerjaan Bangunan Inlet
Pekerjaan Tanggul
Pekerjaan Lain-lain.
Pembuatan Jembatan (Akses Kelokasi)
Pengukuran Elevasi
Pekerjaan Box Culvert
Pemasangan Lantai Kerja
Pembesian
Pengecoran
Pekerjaan Tanggul Banjir
Pengupasan tanah lapis atas (Striping)
Timbunan / Urugan kembali tipe-a
Gebalan Rumput
Pekerjaan Saluran
Pekerjaan Saluran Induk Belutu
Pekerjaan Saluran Induk Sekunder Belutu Kanan
Pekerjaan Saluran Induk Sekunder Belutu Kiri
Pekerjaan Saluran jalur Tanah Merah
Pekerjaan Saluran Sekunder Singkong
Pekerjaan Saluran Sekunder Gempolan
Pekerjaan Saluran Sekunder Sungai Mati
Pekerjaan Saluran Sekunder Jatian
Pekerjaan Saluran Sekunder Tanah Merah Baru
Pekerjaan Saluran Sekunder Kebun Sayur
Pekerjaan Saluran Sekunder Kelapa Tinggi
Pekerjaan Saluran Pebuangan
Pekerjaan Bangunan Pelengkap
Definisi
Lingkup rencana K3LMP proyek pembangunan bendung dan peningkatan jaringan irigasi D.I Belutu 5.832 Ha ini dimaksud agar :
Melindungi para pekerja dan orang lain di tempat kerja
Menjamin agar setiap sumber produksi dapat dipakai secara aman dan efisien
Menjamin peroses produksi berjalan aman
Menjamin pemenuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
Mengurangi Kecelakaan Kerja,Sakit akibat kerja dan dampak terhadap lingkungan
Menjamin komitmen terhadap pelaksanaan kebijakan Waskita
Secara umum dapat diartikan tujuan penerapan K3LMP di proyek adalah tidak terjadinya kerja (Zero Accident).
Program K3LMP Proyek
Perogram K3LMP Proyek meliputi :
1.Kondisi Lingkungan & Perencanaan Site
a. Kondisi Lingkungan
Proyek Pembangunan Bendung dan peningkatan jaringan irigasi D.I Belutu 5.832 Ha merupakan proyek dengan kontrak pekerjaan struktur, arsitektur, & Mekanikal / elektrikal , yang berada di kabupaten Serdang Bedagai.
b. Perencanaan Site
- Pegaturan jalan mobilitas bahan,tenaga,dan alat
- Lokasi penyimpanan bahan / material
- Lokasi fabrikasi
- Direksi keet
- Barak pekerja
- Dapur pekerja
- Jalur lalu lintas kendaraan di area proyek
- Saluran drainase air buangan / kotor
- Penanganan sampah
2. Struktur Organisasi K3LMP
Ketua Unit K3LMP : Kepala Proyek
Sekretaris K3LMP : Petugas K3LMP
-Security
Anggota : 1. Teknik & Adm.Kontrak
2. SDM & Keuangan
3. Logistik & Peralatan
4. Pelaksana Lapangan
5. Para Sub Kontraktor
6. Para Mandor
3. Pokok-pokok Perhatian K3 :
a. Kecelakaan kerja akibat dari penggunaan :
1. Pengunaan terhadap alat / mesin
2. Tahap / metode pelaksanaan
b. Penyakit akibat kerja :
1. Suara dan Asap pengunaan alat
2. Penggunaan bahan kimia berbahaya
3. Faktor cuaca (panas terik & hujan) di lapangan
4. Getaran yang berlangsung secara terus menerus
c. Pemaparan tehadap kondisi lingkungan
1. Minimalisasi segala akibat yang berdampak terhadap lingkungan yang diteimbulkan oleh kegiatan konstruksi
2. Manajemen pengelolaan limbah yan gdihasilkan oleh kegiatan konstruksi yang akan berdampak.
4. Identifikasi resiko kecelakaan dan pencegahan
a. Jatuh : 1. Menggunakan safety harness
2. Pemasangan railing pada jembatan penghubung
3. Penggunaan scaffolding yang benar
4. Pemasangan rambu & tanda
b. Luka : Pemasangan sarung tangan,sepatu
c. Sakit Mata : Pemakaian kacamata
d. Pencemaran Tanah : 1. Minimasilimbah padat dan cair
2. Prosedur penanganan tumpahan
3. Manajemen pengelolaan sampah padat
4. Penyediaan bak sampah dan pemisahan jenis
sampah
e. Pencemaran Udara : 1. Mengukur emisi kendaraan dan udara ambient
2. Pemberian rambu larangan merokok dilokasi
kerja
3. Pengunaan masker
f. Kebakaran : 1. Menempatkan bahan mudak terbakar sesuai
MSDS
2. Memproteksi dan menampung tumpahan yang
Ada
g. Kebersihan
Lingkungan : 1. Menempatkan tenaga pembersih sesuai
jumlah sampah yang dihasilkan
2. manajemen pengelolaan sampah
i. Kenyamanan
Masyarakat : Pemasangan rambu
g. Pencemaran Air : 1. Mengukur kondisi limbah cair
2. Penanganan tumpahan dan menyediakan bak
sampah khusus
3. Minimasi pemakaian air dan memasang tanda
penghematan pemakaian
4. Pembuaan sakuran air buangan
h. Kerusakan
Lapisan Ozon : Menggsnti alat yang mengandung bahan perusak ozon
dengan alat lain yang tidak merusak ozon
i. Berkurangnya
Sumber energi : 1. Penghematan pemakaian listrik dan air
2. Memasana rambu tentang penghematan pemakaian
listrik dan air
3. Penghematan penggunaan kertas
Pencegahan & Penanggulangan :
Pencegahan & Penaanggulangan Kecelakaan
Pemasangan poster /himbauan tentang K3
Penggunaan alat keselamatan yang memadai (helm,kacamata,sarung tangan,sepatu,dan lain-lain)
Pemberian rambu-rambu petunjuk & larangan
Briefing pagi staff,mandor,sub,pekerja yang terlibat (morning briefing)
Pemasangan pagar pengaman di antara lanatai dan tangga
Menjaga kondisi jalan kerja agar tetap layak pakai
Penempatan material / bahan yang sensitive berbahaya
Penggunaan alat sesuai fungsi dan manualnya
Perlu mendapatkan perhatian terhadap alat yang menimbulkan suara bising,asap,dan residu lainnya
Penyediaan alat pemadam kebakaran
Penempatan security
Penyediaan ruang P3K & bekerjasama dengan rumah sakit terdekat.
Pemeliharaan Kesehatan
Penyediaan air bersih
Pembuatan sarana MCK yang memadai
Penyediaan tempat sampah dan pembuangan ke luar lokasi
Penyediaan oabt-obatan
Kerjasama dengan puskesmas atau rumah sakit setempat.
Pencegahan & Penanggulangan Pencemaran (Pollution Prevention)
Source Reduction,menganalisa pengurangan penggunaan sumber daya yang dapat menimbulkan limbah
Recycling / reuse,memanfaatkan kembali bahan-bahan buangan yang dapat didaur ulang
Treatment,mengelola limbah yang berbahaya dan beracun (B3) untuk diuraikan untuk menjadi limbah yang tidak berbahaya melalui peroses kimiawi,biologis,dan peroses fisika
Ultimate Disposal,merupakan langkah akhir jika limbah tersebut tidak dapat diolah dengan recycling
Clean technology,menggunakan teknologi ramah lingkungan sehingga limbah yang dihasilkan kecil
5. Penanganan Khusus
Penanganan khusu dari program K3LMP meliputi :
Material berbahaya
Daftar material yang memerlukan penanganan khusu :
Semen
Solar,oli
Masing-masing bahan diperlukan penanganan khusus dengan penyimpanan dan disertai MSDS
Peralatan khusus
Daftar peralatan yang memerlukan penanganan khusus :
Excavator
Bulldozer
Generator set
Mesin las
Bar bending
Bar cutter
APAR
Concrete mixer
Pompa air
Water pass
Total station
Vibro roller
Dumptruck
Tenaga Ahli
Tenaga ahli yang harus mempunyai sertifikat keahlian :
Mekanik
Operator Excavator,compactor dan bulldozer
Surveyor
Drafter
Petugas K3
Pekerjaan Berbahaya
Pekerjaan yang dianggap berbahaya harus menggunakan metode pengerjaan tertentu,menggunakan alat khusus,IK,Ijin kerja dan APD
Galian
Timbunan
Pengecoran
Pasangan Batu
Pembesian
Bongkar pasang Bekisting
Pemancangan Segitiga pile
Pembuatan pintu air
Pemancangan pile
Pemancangan Sheet pile
Daftar Legalisasi Lingkungan dan K3
Berikut merupakan daftar legalisasi undang-undang,peraturan presiden,peraturan menteri,keputusan menteri dan surat edaran RI yang terkait dengan lingkungan yang dipakai untuk pedoman K3LMP pada pembangunan proyek ini sesuai pemaparan table berikut.
DAFTAR LEGISLASI LINGKUNGAN
UNDANG-UNDANG, PERATURAN PEMERINTAH, KEPUTUSAN PRESIDEN, PERATURAN MENTERI, KEPUTUSAN MENTERI DAN SURAT EDARAN RI YANG TERKAIT DENGAN LINGKUNGAN
NO
NO UNDANG-UNDANG
TEMA UNDANG-UNDANG
1
Undang-Undang RI No. 19 Tahun 2009
Pengesahan Konvensi Stockholm Tentang Bahan Pencemar Organik yang Persisten
2
Undang-Undang RI No. 22 Tahun 2009
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
3
Undang-Undang RI No. 32 Tahun 2009
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
4
Undang-Undang RI No. 18 Tahun 2008
Pengelolaan Sampah
5
Undang-Undang RI No. 30 Tahun 2007
Energi
6
Undang-Undang RI No. 01 Tahun 1970
Keselamatan Kerja
No.
NO. KEPUTUSAN PRESIDEN
TEMA KEPUTUSAN PRESIDEN
7
Keputusan Presiden RI No. 92 Tahun 1998
Pengesahan Montreal tentang zat-zat yang merusak Lapisan Ozon
No.
NO. PERATURAN PEMERINTAH
TEMA PERATURAN PEMERINTAH
8
Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
9
Peraturan Pemerintah RI No. 74 Tahun 2001
Pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun
10
Peraturan Pemerintah RI No. 41 Tahun 1999
Pengendalian Pencemaran Udara
11
Peraturan Pemerintah RI No. 18 Tahun 1999 dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 85 Tahun 1999
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
No.
NO. PERATURAN MENTRI
TEMA PERATURAN PEMERINTAH
11
Peraturan Mentri Negara Lingkungan Hidup No. 14 Tahun 2013
Simbol dan Label Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
12
Peraturan Mentri Negara Lingkungan Hidup No. 01 Tahun 2010
Tata Laksana Pengendalian Pencemaran air
13
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 08 Tahun 2010
Kriteria dan Sertifikasi Bangunan Ramah Lingkungan
14
Permen Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 14 Tahun 2010
Dokumen Lingkungan Hidup Bagi Usaha Dan/ Atau Kegiatan yang Telah Memiliki Izin Usaha dan/ atau Kegiatan Tetapi Belum Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup
15
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2010
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
16
Peraturan Mentri Negara Lingkungan Hidup No. 04 Tahun 2009
Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru
17
Peraturan Mentri Negara Lingkungan Hidup No. 03 Tahun 2008
Tata Cara Pemberian Simbol dan Label Bahan Berbahaya dan Beracun
18
(Lampiran Peraturan Mentri Negara Lingkungan Hidup No. 03 Tahun 2008)
Tata Cara Pemberian Simbol dan Label Bahan Berbahaya dan Beracun
19
Peraturan Pemerintah RI No. 43 Tahun 2008
Air Tanah
20
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 05 Tahun 2006
Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Lama
21
Kep Men Negara Lingkungan Hidup No. 112 Tahun 2003
Baku Mutu Air Limbah Domestik
22
Kep Men LH No. 115 Tahun 2003
Pedoman Penentuan Status Mutu Air
23
Kep Men Kesehatan Nomor : 1405/Menkes/SK/XI/2002
Persyaratan dan Tata Cara Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri
24
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.86/2002
Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
25
Kep MENKES No.907/MENKES/SK/VII/2002
Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum
26
Kep Men Perindustrian dan Perdagangan RI Nomor : 790/MPP/Kep/12/2002
Perubahan Kep Men Perindustrian dan Perdagangan Nomor: 110/MPP/Kep/1/1998 tentang larangan memproduksi dan memperdagangkan bahan perusak lapisan ozon serta memproduksi dan memperdagangkan barang baru yang menggunakan bahan perusak lapisan ozon. (ozon depleting substances) sebagaimana telah diubah dengan Kep Men Perindustrian dan Perdagangan Nomor 410/MPP/Kep/9/1998
27
Kep Menaker RI No. KEP 187/MEN 1999
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya
28
Kep Men Perindustrian dan Perdagangan RI Nomor : 410/MPP/Kep/9/1998
Perubahan Kep Men Perindustrian dan Perdagangan Nomor: 110/MPP/Kep/1/1998 tentang larangan memproduksi dan memperdagangkan bahan perusak lapisan ozon serta memproduksi dan memperdagangkan barang baru yang menggunakan bahan perusak lapisan ozon. (Ozon Depleting Substances)
29
Kep Men Perindustrian dan Perdagangan RI Nomor : 110/MPP/Kep/1/1998
Larangan memproduksi dan memperdagangkan bahan perusak lapisan ozon serta memproduksi dan memperdagangkan barang baru yang menggunakan bahan perusak lapisan ozon
30
Kep Men Lingkungan Hidup No. 45/MENLH/1997
Indeks Standar Pencemaran Udara
31
Kep Men Lingkungan Hidup No.Kep-48/MENLH/11/1996
Baku Tingkat Kebisingan
32
Kep Men Lingkungan Hidup No.Kep-49/MENLH/11/1996
Baku Tingkat Getaran
33
Kep Men Lingkungan Hidup No. 50/ MENLH/11/1996
Baku Tingkat Kebauan
34
Kep Men Lingkungan Hidup No.13/MENLH/3/1995
Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak
35
Surat Kep Men Perindustrian nomor:250/M/SK/10/1994
Pedoman Teknis Penyusunan Pengendalian Dampak Terhadap Lingkungan Hidup pada Sektor Industri
36
Keputusan Bersama KepMen Kesehatan dan Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No.183/Menkes/SKB/II/1993 dan No.Kep-09/Bapedal/023/1993
Pelaksanaan Pemantauan Dampak Lingkungan
37
Per. Men Kesehatan RI Nomor: 416/MENKES/PER/IX/1990
Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air
No.
PERATURAN PEMERINTAH DAERAH (PERDA)
TEMA PERATURAN DAERAH
38
PERWAKO MEDAN NO 16 TAHUN 2011
Tertib Lalu Lintas
40
PERDA KAB BATU BARA NO 03 TAHUN 2013
Pengelolaan Air Tanah
41
PERDA KABUPATEN LABUHAN BATU NO. 18 TAHUN 2011
Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor
42
PERDA KOTA MEDAN NO. 05 TAHUN 2011
Mendirikan Bangunan
43
PERDA KOTA MEDAN NO. 13 TAHUN 2013
Izin pengelolaan dan Pemanfaatan Limbah
44
PERDA KOTA MEDAN NO. 27 TAHUN 2002
Retribusi Pengelolaan Pengeboran, Pengambilan dan Pemanfaatan Air Tanah
45
PERDA KOTA MEDAN NO. 10 TAHUN 2012
Retrebusi Pelayanan Kebersihan
46
PERDA KAB TAPANULI SELATAN NO. 09 TAHUN 2008
Pajak Pengembilan Bahan Galian Golongan C
47
PERDA KOTA MEDAN NO. 16 TAHUN 2002
Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran
48
PERWAKO MEDAN NO. 01 TAHUN 2012
Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Badan Penggulangan Bencana Daerah Kota Medan
49
PERDA KOTA MEDAN NO. 01 TAHUN 2012
Pencegahaan dan Penanggulangan HIV/AIDS
No.
NO. PERATURAN PEMERINTAH
TEMA PERATURAN DAERAH
No.
BAPEDAL/DINAS PERTAMBANGAN
TEMA PERATURAN
50
Kepala Bapedal No. 255 tahun 1996
Tata cara dan persyaratan Penyimpanan dan Pengumpulan Minyak Pelumas Bekas
51
Kepdal No. 01/BAPEDAL/09/1995
Tatacara dan Persyaratan Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
52
Kepdal No. 02/BAPEDAL/09/1995
Dokumen Limbah B3
53
Kepdal No. 03/BAPEDAL/09/1995
Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah B3
54
Kepdal No. 04/BAPEDAL/09/1995
Tata Cara Persyaratan Penimbunan Hasil Pengolahan, Persyaratan Lokasi Bekas Pengolahan, dan Lokasi Bekas Penimbunan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
DOKUMEN PENDUKUNG
TEMA
Disesuaikan dengan lokasi pengguna yang berkepentingan.
DAFTAR LEGISLASI KKK
PROYEK PEMBANGUNAN BENDUNG DAN PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI D.I BELUTU 5.832 HA
UNDANG-UNDANG, PERATURAN PEMERINTAH, KEPUTUSAN PRESIDEN, PERATURAN MENTERI, KEPUTUSAN MENTERI DAN SURAT EDARAN RI YANG TERKAIT DENGAN K3
NO
NO UNDANG-UNDANG
TEMA UNDANG-UNDANG
1
Undang-Undang RI No. 22 Tahun 2009
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
2
Undang-Undang RI No. 36 Tahun 2009
Kesehatan
3
Undang-Undang RI No. 24 Tahun 2007
Penanggulangan Bencana
4
Undang-Undang RI No. 40 Tahun 2007
Perseroan terbatas
5
Undang-Undang RI No. 02 Tahun 2004
Penyelesaian perselisihan hubungan industrial
6
Undang-Undang RI No. 21 Tahun 2003
Pengawasan Ketenagakerjaan dalam Industri dan Perdagangan
7
Undang-Undang RI No. 13 Tahun 2003
Ketenagakerjaan
8
Undang-Undang RI No. 30 Tahun 1999
Arbitrase dan alternatif Penyelesaian sengketa
9
Undang-Undang RI No. 18 Tahun 1999
Jasa Konstruksi
10
Undang-Undang RI No. 05 Tahun 1999
Larangan praktek Monopoli dan persaingan Usaha tidak sehat
11
Undang-Undang RI No. 03 Tahun 1992
Jaminan Sosial Tenaga Kerja
12
Undang-Undang RI No. 01 Tahun 1970
Keselamatan Kerja
13
Undang-Undang RI No. 14 Tahun 1969
Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja
14
Keputusan Presiden No. 22 Tahun 1993
Penyakit yang timbul karena hubungan kerja
15
Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012
Perubahan kedua atas Perpres No. 54 tahun 2010 tentang pengadaan barang dan jasa Pemerintah
16
Peraturan Presiden No. 56 Tahun 2011
Perubahan Perpres No. 67 tahun 2005 tentang kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur
NO
NO PERATURAN PEMERINTAH
TEMA PERATURAN PEMERINTAH
17
Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2012
Perubahan Kedelapan Atas Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
18
Lampiran PP No. 53 Tahun 2012
Lampiran Perubahan Kedelapan Atas Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
19
Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012
Penerapan Sistem Manajemen K3 (SMK3)
20
Peraturan Pemerintah No. 92 Tahun 2010
Perubahan kedua atas PP No. 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi
21
Peraturan Pemerintah No. 59 Tahun 2010
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
22
Peraturan Pemerintah RI No. 01 Tahun 2009
Perubahan keenam atas peraturan pemerintah nomor 14 tahun 1993 tentang penyelenggaraan program jaminan sosial tenaga kerja
23
Peraturan Pemerintah RI No. 76 Tahun 2007
Penyelenggaraan Program Kerja Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(Perubahan yg ke Lima dari Peraturan Pemerintah RI No.14 Tahun 1993)
24
Peraturan Pemerintah RI No. 30 Tahun 2000
Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi
NO
NO PERATURAN MENTERI
TEMA PERATURAN MENTERI
26
Permenakertrans No. 20 Tahun 2012
Perubahan Atas Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor. Per-12/MEN/VI2007 Tentang Petunjuk Teknis Pendaftaran Kepersertaan, Pembayaran Iuran, Pembayaran Santunan, dan Pelayanan Jaminan Sosial Tenaga Kerja
27
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER.13/MEN/X/2011
Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia Di Tempat Kerja
28
Peraturan mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER.09/MEN/VII/2010
Operator dan Petugas Pesawat Angkat dan Angkut
29
Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER.08/MEN/VII/2010
Alat Pelindung Diri
30
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 09/PER/M/2008
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
31
Permenakertrans No.12 Tahun 2007
Petunjuk Teknis Pendaftaran Kepersertaan, Pembayaran Iuran, Pembayaran Santunan, dan Pelayanan Jaminan Sosial Tenaga Kerja
32
Peraturan Mentri Pekerjaan Umum No. 29/PRT/M/2006
Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung
33
Peraturan Pemerintah Menakertrans RI No. PER-11/MEN/2005
Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan Dan Peredaran Gelap Narkotika, Psikotropika Dan Zat Adiktif Lainnya di Tempat Kerja
34
Peraturan Menakertrans RI NOMOR : PER- 15 /MEN/VIII/2008
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DI TEMPAT KERJA
35
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. PER-04/MEN/1998
Pengangkatan, pemberhentian & tata kerja dokter penasihat
36
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. PER-03/MEN/1998
Tatacara pelaporan & pemeriksaan kecelakaan
37
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. PER-01/MEN/1998
Penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan bagi tenaga kerja dengan manfaat lebih baik dari pada paket jaminan pemeliharaan kesehatan dasar Jaminan Sosial Tenaga Kerja
38
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. PER-05/MEN/1996
Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan kerja
39
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. PER-02/MEN/1992
Tata cara penunjukan kewajiban dan wewenang ahli keselamatan kerja
40
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. PER-04/MEN/1995
Perusahaan jasa keselamatan & kesehatan kerja
41
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. PER-02/MEN/1989
Pengawasan instalasi penyalur petir
42
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. PER-04/MEN/1987
P2K3 serta tata cara penunjukan ahli keselamtan Kerja
43
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. PER-05/MEN/1985
Pesawat Angkat Dan Angkut
44
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. PER-04/MEN/1985
Pesawat Tenaga Dan Produksi
45
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. PER-03/MEN/1982
Pelayanan Kesehatan Dan Tenaga Kerja
46
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. PER-02/MEN/1982
Kwalifikasi Juru Las
47
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. PER-01/MEN/1981
Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja
48
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. PER-02/MEN/1980
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
49
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. PER-04/MEN/1980
Syarat Syarat Pemasangan Dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan
50
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. PER-01/MEN/1979
Kewajiban Latihan Hygiene Perusahaan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bagi Paramedis Perusahaan
51
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. PER-03/MEN/1978
Persyaratan Penunjukan dan Wewenang Serta Kewajiban Pegawai Pengawas Keselamatan Kerja dan Ahli Keselamatan Kerja
52
Peraturan Menteri Perburuhan RI No. PER-07 Tahun 1964
Syarat Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan di Tempat Kerja.
NO
NO KEPUTUSAN MENTERI
TEMA KEPUTUSAN MENTERI
52
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP-68/MEN/IV/2004
Pencegahan Dan Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja
53
Keputusan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No. KEP. 102/MEN/VI/2004
Waktu Kerja Lembur dan Upah Kerja Lembur
54
Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan No. KEP.311/BW/2002
Sertifikasi Kompetensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Teknisi Listrik
55
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP-79/MEN/2003
Pedoman Diagnosis dan Penilaian Cacat Karena Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja
56
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP-75/MEN/2002
Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. SNI-04-1225-2000 Mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) di Tempat Kerja.
57
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. KEP-1405/MENKES/SK/XI/2002
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri
58
Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. KEP-186/MEN/1999
Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja
59
Keputusan Mentri Tenaga Kerja RI N0. KEP. 187/MEN/1999
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya
60
Instruksi Mentri Tenaga Kerja No. Ins. 11/M/BW/1997
Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran
61
Keputusan Menteri Nakertrans RI No. KEP-245/MEN/1990
Hari Keselamatan Kerja Nasional
62
Keputusan Mentri Tenaga Kerja No. KEPTS. 333/MEN/1989
Diagnosis dan Pelaporan Penyakit Akibat Kerja
63
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP-1135/MEN1987
Bendera Keselamatan dan Kesehatan Kerja
64
Keputusan Bersama Menakertrans dan Menteri pekerjaan Umum No. KEP-174/ MEN/86 dan No. 104/KPTS/1986
Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi
No.
NO KEPUTUSAN DIRJEN
TEMA KEPUTUSAN DIRJEN
65
Keputusan Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No. KEP.45/DJPPK/IX/2008
Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bekerja Pada Ketinggian dengan Menggunakan Akses Tali (Rope Access)
66
Keputusan Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No.KEP-37/DJPeraturan PemerintahK/XI/2004
Kelengkapan dan Identitas Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
67
Keputusan Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No.KEP-22/DJPPK/V/2008
Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja
No.
NO SURAT EDARAN
TEMA SURAT EDARAN
68
Surat Edaran Menakertrans No. Surat Edaran-117/MENPeraturan PemerintahK-PKK/III/2005
Pemeriksaan Menyeluruh Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Pusat Perbelanjaan, Gedung Bertingkat dan Tempat-tempat Publik Lainnya
69
Surat Edaran Menakertrans No. Surat Edaran-140/MEN/2004
Safety Review
70
Surat Edaran Menakertrans No. SE.06/MEN/1990
Pewarnaan Botol Baja/ Tabung Gas Bertekanan
71
Surat Edaran Menakertrans No. Surat Edaran-01/MEN/1979
Pengadaan Kantin Dan Ruang Makan
72
Surat Edaran Dirjen Binawas Ketenagakerjaan No. Surat Edaran-07/BW/1997
Pengujian Hepatitis B Dalam Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
73
Surat Edaran Dirjen Binawas Ketenagakerjaan No. Surat Edaran-05/BW/1997
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
74
Surat Edaran Dirjen Binawas Ketenagakerjaan No. Surat Edaran-86/BW/1989
Perusahaan Catering yang mengelola Makanan Bagi Tenaga Kerja
NO
DOKUMEN PENDUKUNG
TEMA DOKUMEN PENDUKUNG
75
MSDS
Material Safety Data Sheet
NO
LEGISLASI KADALUWARSA
TEMA
76
Undang-Undang RI No. 23 Tahun 1992
Kesehatan
77
Undang - Undang No 14 Tahun 1992
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
78
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. PER-01/MEN/1989
Kualifikasi dan syarat-syarat operator keran angkat
79
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP-51/MEN/1999
Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja
80
Surat Edaran Menakertrans No. Surat Edaran-01/MEN/1997
Nilai Ambang Batas Faktor Kimia Di Udara Lingkungan Kerja
81
Keputusan Dirjen Binawas No. KPTS 157/BW/1999
Tata Cara Dan Bentuk Laporan Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja
82
Peraturan Pemerintah RI No. 29 Tahun 2000
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
Disesuaikan dengan lokasi pengguna yang berkepentingan.
Form PW-K3LM-02-01
Persero PT. WASKITA KARYA
Rev. 02, 10 Juni 2013
PROYEK PEMBANGUNAN BENDUNG DAN PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI D.I BELUTU 5.832 HA
DAFTAR LEGISLASI MUTU
No.
REGULASI
TEMA
1
SNI 03-1974-1990
Tentang Metode pengujian kuat tekan beton
2
SNI 03-4810-1998
Metode Pembuatan dan perawatan benda uji di lapangan
3
SNI 03-4433-1997
Spesifikasi beton siap pakai
4
SNI 15-2049-1994
Spesifikasi Semen Portland
5
SNI 07-2052-2002
Baja Tulangan Beton
6
SNI-1965-2008
Pengujian kadar air tanah
7
SNI-1742-2008
Cara Uji Kepadatan ringan Untuk tanah
8
SNI-1743-2008
cara Uji Kepadatan berat untuk tanah
9
SNI-03-6882-2002
Spesifikasi Mortar Untuk Pekerjaan Pasangan
10
PBI - 1971
Peraturan beton indonesia (lama)
11
PUIL 2000
Spesifikasi instalasi listrik
Form PW-K3LMP-02-01Rev. 02,07 Okt 2011
Form PW-K3LMP-02-01
Rev. 02,07 Okt 2011
Persero PT.
WASKITAKARYA
PROYEK PEMBANGUNAN BENDUNG DAN PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI D.I BELUTU 5.832 HA
DAFTAR LEGISLASI
UNDANG-UNDANG, PERATURAN PEMERINTAH, KEPUTUSAN PRESIDEN, PERATURAN MENTERI, KEPUTUSAN MENTERI DAN SURAT EDARAN RI YANG TERKAIT DENGAN PENGAMAN
NO
NO UNDANG-UNDANG
TEMA UNDANG-UNDANG
1
UU NO. 2 THN 2002
Kepolisian Negara Republik Indonesia
2
UU NO. 11 THN 2008
Informasi & Transaksi elektronik
NO
NO PERKAP
TEMA UNDANG-UNDANG
1
PERKAP NO. 24 /2007
Sistem Manajemen Pengamanan
Peroses Pembuatan Pintu Kanal Pembagi
Berdasarkan cara pengaturan,pengukuran, serta tata cara pembuatan pintu kanal pembagi saluran, dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu:
Pendirian frame (kosen) pintu kanal,
Pemasangan Daun Pintu kanal,
Pemasangan alat mekanik pintu kanal.
Karakteristik masing-masing jaringan irigasi dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1: Klasifikasi pintu kanal pembagi saluran
Klasifikasi pintu kanal pembagi saluran
Teknis
Semi teknis
Frame(kosen)
Bangunan Permanen
Bangunan permanen
Daun pintu kanal pembagi
Baik
Sedang
Alat mekanik pengaturan pintu
Menggunakan pegangan setir kapal disamping
Menggunakan pegangan setir kapal diatas
Efisiensi secara keseluruhan
60 % - 85 %
40 % - 80 %
Ukuran
bentang pintu (B) 1.60m dan tinggi pintu (H) 1.40m,sedangkan tinggi frame(rangka pintu) (HT) 4.410m,frame tegak plat besi UNP.120x60x6.0 dan frame atas dan bawah plat besi UNP.150x75x6.5, Daun pintu kanal menggunakan rangka daun pintu horizontal dan vertikal plat besi UNP.100x50x5,serta dialpisi plat besi dengan tebal 0.08m.sedangkan tinggi frame(rangka pintu) (HT) 4.410m.
bentang pintu (B) 1.0m dan tinggi pintu (H) 0.85m,sedangkan tinggi frame(rangka pintu) (HT) 4.5m,frame tegak plat besi L.80x80x8 dan frame atas dan bawah plat besi L.80x80x8, Daun pintu kanal menggunakan rangka daun pintu horizontal dan vertical serta diagonal plat besi L.60x60x6 ,serta dialpisi plat besi dengan tebal 0.08m.sedangkan bangunan pengikat untuk frame pintu kanal memiliki tinggi dinding 4.1m.
Sumber: Kriteria Detail pintu sorong bendung (intake kanan&kiri).
Pintu kanal pembagi saluran(intake) ialah bangunan yang dibuat untuk mengatur masuknya air menuju saluran.pada bendung D.I menggunakan pintu sorong yang menggunakan mekanik setir kapal di sampingna,yang membuat pekerjaan pengaturan pembuka dan penutupan pintu kanal(intake) lebih ringan. Namun, pintu kanal (intake) seperti ini masih memiliki kelemahan antara lain:
Tidak dapat digunakan untuk bukaan pembagi yang lebih besar,
Harus diperhitungkan gaya gesek yang akan diterimanya agar tidak terjadi hal yang tidak sesuai dengan perencanaan,
dan memiliki kelemahan pada system mekanik yang manual,
Gambar 2.1: bentuk fisik pintu sorong kanal(intake).
Pintu kanal(intake) pembagi saluran pada proyek bendung D.I Belutu memiliki 4 jumlah pada pembagi kanan dan 1 buah pada pembagi kiri.Pintu yang digunakan merupakan pintu sorong yang terbuat dari besi baja.ada juga karet kedap air yang digunakan pada pintu sorong tersebut,yang berfungsi untuk mengurangi gesekan pada pintu.Ada pun dimensi yang dibutuhkan aerasi dapat diperidiksikan dengan pertolongan rumus berikut :
q udara = 0.1 q airyp/ h11.5
Dimana :
q udara = udara yang diperlukan untuk aerasi per m1 lebar pintu,m3/det.
q air = debit diatas pintu m3
yp = kedalaman air diatas tirai luapan,m
h1 = kedalaman air diatas pintu,m
Peroses pendirian frame(kosen) pintu kanal (intake) saluran pada bendung D.I Belutu seperti pada gambar 2.2 berikut.
Gambar 2.2: Ilustrasi pemasangan frame (kosen)pintu kanal(intake)saluran.
Selanjutnya pemasangan daun pintu kanal(intake)saluran pada bendung D.I Belutu seperti ilustrasi pada gambar 2.3 berikut.
Gambar 2.3: Ilustrasi pemasangan daun pintu kanal(intake)pembagi saluran.
Dan terakhir pemasangan alat mekanik Spanel grade(as) pada pintu kanal(intake)pembagi saluran bendung Belutu seperti ilustrasi pada gambar 2.4 berikut.
Gambar 24: Ilustrasi pemasangan alat mekanik Spanel grade(as) pintu kanal(intake)pembagi saluran
Pembuatan Saluran
Pada proyek bendung D.I Belutu memiliki saluran prime dan sekunder yang memiliki sekitar 8.900 meter panjang dan siap mengaliri sekitar 4.299,38 Ha pertanian untuk beberapa desa disekitar peroyek bendung D.I Belutu.Ada pun gambar saluran pada bendung D.I Belutu seperti pada gambar 2.5 berikut ini.
Gambar 2.5 Saluran Bendung D.I Belutu
Pembangunan yang dilaksanakan kontrak waskita ialah pembangunan saluran belutu kanan dan kiri dengan panjang sekitar 8.900 meter,pada bangunan lantai dan sayap bangunan dengan menggunakan beton k250.dan beberapa bangunan drop(terjunan) dan bangunan Jembatan.
Untuk pembangunan saluran kanan belutu ditargetkan harus selesai pada bulan februari tahun 2016 yang akan melewati beberapa desa di antaranya Desa Kebun Sayur,Desa Kelapa Tinggi,Desa Sei Belutu,dan Desa Sihonggang.Ada pun banyak bangunan yang akan dibangun pada saluran kanan belutu ialah 17 unit bangunan irigasi yang terdiri dari 8 unit bangunan pintu pembagi (Bkn 1-8),4 unit bangunan drop (terjunan),dan ada beberapa bangunan jembatan yang akan di bangunan sesuai dengan kontrak waskita pada jarak 500 m akan dibangun jembatan.
Untuk pembangunan saluran kiri belutu ditargetkan akan siap bulan November tahun 2015 yana akan berakhir pada Desa Pintu Air.Ada pun banyak bangunan yang akan dibangun pada saluran kiri belutu ialah pembuatan lantai dan sayap saluran dengan panjang 3200 meter,2 unit bangunan pintu pembagi (Bkr 1-2),1 unit bangunan drop (terjunan),3 unit Jembatan penyebrangan dan 3 unit bangunan tangga cucian.
Pada Pembuatan Lantai dan sayap saluran pertama kali dibuat menggunakan pas.batu kosong,lalu di cor beton dengan coran beton k250.seperti pada gambar 2.6 ilustrasi pembuatan saluran berikut.
Gambar 2.6 ilustrasi pembuatan saluran dengan k250.
Bangunan Bendung
Beberapa jenis bangunan irigasi yang sering dijumpai dalam proyek bendung antara lain:
Bangunan utama
Bangunan pembawa
Bangunan bagi
Bangunan sadap
Bangunan pengatur muka air
Bangunan pembuang dan penguras
Bangunan pelengkap
Bangunan utama
Bangunan utama yang dimaksudkan sebagai penyadap dari suatu sumber air untuk dialirkan ke seluruh daerah irigasi yang dilayani. Berdasarkan sumber airnya, bangunan utama dapat di klasifikasikan menjadi beberapa kategori antara lain.
Bendung
Bendung adalah bangunan air dengan kelengkapan yang dibangun melintang sungai atau sudetan yang sengaja dibuat dengan maksud untuk meninggikan elevasi muka air sungai. Apabila muka air di bendung mencapai elevasi tertentu yang dibutuhkan, maka air sungai dapat disadap dan dialirkan secara gravitasi ke tempat-tempat yang memerlukannya. Terdapat beberapa jenis bendung yaitu: (a). Bendung tetap (weir); (b). Bendung gerak (barrage); dan (c). Bendung karet (inflambleweir).Seperti pada gambar 2.7 berikut ini.
Gamabr 2.7 bangunan bendung
Pada bangunan bendung biasanya dilengkapi dengan :
Bangunan pengelak
Bangunan peredam
Bangunan pengambilan
Bangunan pembilas
Kantong lumpur
Tanggul banjir
Pengambilan bebas
Pengambilan bebas adalah bangunan yang dibuat di tepi sungai menyadap air sungai untuk dialirkan ke daerah irigasi yang dilayani. Perbedaan dengan bendung adalah pada pengambilan bebas tidak dilakukan pengaturan tinggi muka air di sungai. Untuk dapat mengalirkan air secara gravitasi muka air di sungai harus lebih tinggi dari daerah irigasi yang dilayani.
Bangunan pembawa
Bangunan pembawa mempunyai fungsi membawa/mengalirkan air dari sumbernya menuju petak irigasi.Bangunan pembawa meliputi saluranan primer,saluran sekunder,dan saluran tersier. Termasuk dalam bangunan pembawa adalah talang,gorong-gorong siphon,tenunan dan gotmiring. Saluran primer biasanya dinamakan sesuai dengan daerah irigasi yang di layaninya. Sedangkan saluran sering dinamakan sesuai dengan nama desa yang terletak pada petak sekunder tersebut. Berikut ini penjelasan berbagai saluran yang ada dalam satu system irigasi.
Saluran primer membawa air dari bangunan sadap menuju saluran sekunder dan ke petak-petak tersier yang diairi.Batas ujung saluran primer adalah pada bangunan bagi yang terakir.
Saluran tersier membawa air dari bangunan yang menyadap dari saluran primer menuju petak-petak tersier yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas akhir dari saluran sekunder adalah bangunan sadap terakhir.
Saluran tersier membawa air dari bangunan yang menyadap dari saluran sekunder menuju petak-petak kuater yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas akhir dari saluran sekunder adalah bangunan box tersier terakhir.
Saluran kuater membawa air dari bangunan yang menyadap dari box tersier menuju petak-petak sawah yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas akhir dari saluran sekunder adalah box kuater terakhir.
Bangunan Bagi Sadap
Bangunan bagi merupakan bangunan yang terletak pada saluran primer , sekunder dan tersier yang berfungsi untuk membagi air yang dibawa oleh saluran yang bersangkutan. Khusus untuk saluran tersier dan kuarter, bangunan bagi ini masing-masing disebut boks tersier dan boks kuarter. Bangunan sadap tersier mengalirkan air dari saluran primer dan sekunder menuju saluran tersier penerima. Dalam rangka penghematan, bangunan bagi dan bangunan sadap dapat digabungkan menjadi satu rangkaian bangunan.
Bangunan bagi pada saluran-saluran besar pada umumnya mempunyai 3 (tiga) bagian utama, yaitu:
Alat pembendung, berfungsi untuk mengatur elevasi muka air sesuai dengan tinggi pelayanan yang direncanakan.
Perlengkapan jalan air melintasi tanggul, jalan atau bangunan lain menuju saluran cabang. Konstruksinya dapat berupa saluran terbuka ataupun gorong-gorong. Bangunan ini dilengkapi dengan pintu pengaturagar debit yang masuk salurandapat diatur.
Bangunan ukur debit, yaitu suatu bangunan yang berfungsi untuk mengatur besarnya debit yang mengalir.
Bangunan Pengatur dan Pengukur
Agar pemberian air irigasi sesuai dengan yang direncanakan perlu dilakukan pengaturan dan pengukuran aliran dibangunan sadap (awal saluran primer), cabang saluran jaringan primer serta bangunan sadap primer dan sekunder. Bangunan pengatur muka air dimaksudkan untuk dapat mengatur muka air sampai batas-batas yang diperlukan untuk dapat memberikan debit yang konstan dan sesuai dengan yang dibutuhkan. Sedangkan bangunan pengukur dimaksudkan untuk dapat memberi informasi mengenai besar aliran yang dialirkan.
Bangunan Drainase
Bangunan drainase dimaksudkan untuk membuang kelebihan air dipetak sawah maupun saluran. Kelebihan air dipetak sawah dibuang melalui saluran pembuang, sedangkan kelebihan air disaluran dibuang melalui bangunan pelimpah. Terdapat beberapa saluran pembuang, yaitu saluran pembuang kuater, saluranpembuang tersier, saluran pembuang sekunder dan saluran pembuang primer. Jaringan pembuang tersier dimaksudkan untuk :
Mengeringkan sawah
Membuang kelebihan air hujan
Membuang kelebihan air irigasi
Saluran pembuang kuater menampung air langsung dari sawah di daerah atasnya atau dari saluran pembuang di daerah bawah. Saluran pembuang tersier menampung air buangan dari saluran pembuang kuater. Saluran pembuangan primer menampung dari saluran pembuang tersier dan membawanya untuk dialirkan kembali ke sungai.
Bangunan Pelengkap
Sebagaimana namanya, bangunan pelengkap berfungsi sebagai pelengkap bangunan-bangunan irigasi yang telah disebutkan sebelumnya. Bangunan pelengkap berfungsi sebagai untuk memperlancar para petugas dalam eksploitasi dan pemeliharaan. Bangunan pelengkapa dapat juga dimanfaatkan untuk pelayanan umum. Jenis-jenis bangunan pelengkap antara lain jalan inpeksi, tanggul, jembatan penyebrang, tangga mandi manusia, sarana mandi hewan, serta bangunan lainnya.
Bangunan Talang atau Flume
Talang, suatu bagian saluran diatas tanah dibangun ditempat dimana saluran pembawa melintasi saluran pembuang yang besar. Didalam merencanakan, jika tidak perlu benar sebaiknya jangan menggunakan talang, karna biayanya mahal dan sulit pembuatannya. Biasanya dibuat dari kayu, pasangan, beton dan sebagainya.
Untuk konfirmasi kondisi tanah pondasi perlu digunakan tambahan pengeboran, eksploratori boring and sounding, dengan bor inti (coredrllling) atau DCP atau SWST atau upaya lain sesuai perintah PPK yang dikerjakan sebelum pembangunan aquaduct mungkin pekerjaan sementara dan pekerjakan pendukung diperlukan untuk pengeringan, coffering dan lain-lain.
Teknik Pelaksanaan Pekerjaan
Pekerjaan galian yang dimaksud adalah galian tanpa endapan, tanah biasa dan galian batu termasuk pekerjaan lainya yang berkaitan misalnya upaya perlakuanya, jalan akses dan bangunan penunjang (seperator, relokasi , bangungan pengaman dan lain-lain) yang diperlukan serta pengangkutan material hasil galian kelokasi yang disepakati untuk tempat pembuangan akhir atau penimbunan sementara ( stock pilling ) sebelum dimanfaatkan lebih lanjut. Dalam proses penggalian tanah terlebih dahulu air disedot dari permukaan yang akan di gali.
Pada pelaksanaan pekerjaan biasanya terdiri dari 1 orang mandor dan 3 tukang/pekerja.
Alat dan bahan
Pemilihan alat
Pemilihan perlatan yang tepat baik dari segi jenis, jumlah maupun kapasitasnya serta sesuai dengan kondisi lapangan akan menjamin tercapainya sasaran pelaksanaan pekerjaan yakni biaya hemat , mutu akurat dan waktu tepat. Kebutuhan peralatan minimun yang ditentukan akan dicukupi dengan alat milik sendiri, namun jika pelaksanaannya terjadi kekurangan alat, maka akan kami penuhi dari sumber alat yang banyak terdapat di Serdang Bedagai atau kami datangkan dari beberapa perusahaan yang menyediakan jasa penyewaan alat berat di beberapa kota besar seperti kota medan, sumatera utara.
Adapun daftar peralatan utama yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek ini antara lain sebagai berikut :
Exavator
Buildozer
Dump truk
Truk mixer beton
Alat pencuci agregat
Cangkul
Beko sorong /angkong
Sendok semen
Sekop
Sarung tangan
Martil
Godam
Meteran
Raskam
Scaffolding
Bahan-bahan
Material-material tersebut di bawa ke laboratorium untuk dilakukan pengujian, dan pada produk pabrik diminta menunjukkan sertifikat uji test yang pernah dilakukan yang masih berlaku untuk menjamin persyaratan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Material didatangkan sebelum jadwal pemakaian.Jenis-jenis bahan yang digunakan pada pembuatan bendung tetap :
Semen
Semen yang digunakan adalah ordinary portland certificate yang sesuai dengan ketentuan AASTHO M85 type -1, semen diletakkan dalam kantong kertas yang kuat dan tahan lama terhadap lingkungan dan terhadap bantingan dengan nama produsen , tipe semen, bulan dan tahun produksi dicetak jelas pada kantong. Setelah sampai dilokasi, semen disimpan di sebuah pondok penyimpanan semen yang kering, tidak bocor, beralaskan kayu balok dan ventilasi udara yang baik untuk mencegah kerusakan semen akibat udara yang lembab. Penyimpanan dan pemakain semen di pondok berdasarkan FIFO, dan kantong-kantong semen ditata sedemikian rupa sehingga memudahkan aksesibilitas untuk pemeriksaan. Berikut gambar penyimpanan semen yang digunakan dalam proyek D.I. Belutu.
Gambar 2.8 : Cara penyimpanan semen
Agregat Halus.
Agregat halus untuk campuran beton berasal dari galian pasir dari dalam sungai, bersih dari segala jenis kotoran, bahan organik, tidak tercampur bahan kimia, bebas dari lumpur dan tanah liat dan partikel – partikel yang berpengaruh pada kualitas beton. Berikut gambar tumpukan aggregat halus yang digunakan di proyek D.I. Belutu..
Gambar 2.9 : Pasir yang digunakan dalam pengecoran
Agregat kasar
Agregat kasar untuk campuran beton berasal dari batuan gunung yang bercampur dengan tanah liat. Batuan yang keras, padat, awet dan memiliki kekuatan yang tinggi. Untuk mendapatkan spesifikasi yang telah ditentukan batuan ini kemudian di pecahkan dan di cuci pada stone crusher di salah satu perusahaan suplier yang sebelumnya telah bekerja sama dengan pihak kontraktor sebagai pemasok agregat kasar.
Agregat kasar berukuran nominal maksimun 40 mm, ukuran dengan nominal 40 mm digunakan beton cyloof pada pembuatan mercu. Agregat dengan ukuran nominal maksimun 20 mm digunakan untuk campuran K250. Berikut adalah gambar aggregat kasar yang digunakan dalam proyek D.I. belutu.
Air
Air yang dapat digunakan untuk pengecoran adalah air bersih, air segar, dapat diminum dan bebas dari bahan organik, minyak, gula, klorida dan asam, pH air sebaiknya lebih dari tujuh (pH>7), dan tidak mengandung air garam. Berikut gambar air yang digunakan dalam proyek D.I. Belutu.
Gambar 2.10: Sumber air untuk campuran beton.
Tenaga kerja
Tenaga kerja yang digunakan dalam penanganan proyek ini terdiri atas :
Tenaga, pimpinan, dan staf manajemen proyek.
Tenaga operasional lapangan, pelaksana, pengawas, mekanik & operator.
Pekerja diusahakan mengambil sebagian tenaga lokal yang banyak terdapat di sekitar lokasi proyek, untuk pekerja yang terampil dan terlatih akan didatangkan dari daerah lain.
Berikut adalah daftar personil inti untuk pelaksanaan proyek pembangunan bendung ini antara lain, merupakan tenaga pilihan yang sering menangani proyek-proyek besar dan pekerjaan-pekerjaan yang sejenis. Berikut tabel daftar personil inti dalam proyek pembangunan bendung D.I. Belutu.
Tabel 2.2: Daftar personil inti proyek pembangunan bendung
No
Personil
Jumlah
1
Project Manager
1
2
Site manager
1
3
Manager administrasi
1
4
Pengawas/pelakasana
3
5
Mechanical engineer
3
6
Surveyor
1
7
Drafter
2
8
Logistik
1
9
Humas
1
Pekerjaan persiapan
Peninjauan lokasi sekaligus melakukan koordinasi dengan pemerintah setempat bersama dengan pihak direksi.
Mempersiapkan barak kerja di lapangan sebagai tempat personil, penempatan bahan dan peralatan.
Melakukan pengukuran awal bersama dengan pihak direksi ( tim mutual check ) untuk dasar dalam pembuatan kontruksi drawing.
Setelah pengukuran selesai dilakukan, akan dilanjutkan dengan penggambaran dan sekaligus perhitungan volume dan disesuaikan dengan aturan dalam kontrak,
Setelah mutual check awal selesai dibuat dan telah mendapat persetujuan dari direksi lapangan maka pelaksanaan pekerjaan akan dimulai di lapangan.
Melakukan mobilisasi personil dan peralatan.
Pemasangan nama proyek.
Pekerjaan landasan pasir .
Pekerjaan landasan pasir diperlukan untuk perbaikan pondasi riprap, pipa, gorong-gorong, pilar dan pangkal jembatan atau talang dan juga sebagai landasan timbunan tanah. Pasir untuk landasan pondasi bersih dari lempung dan kotoran lain dan dipadatkan dengan cermat dengan pemadat/ stamper.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pelaksanaan pembangunan bendung D.I. Belutu secara keseluruhan berjalan dengan baik, meskipun ada kesalahan- kesalahan kecil yang terjadi. Kesalahan- kesalahan tersebut masih bisa ditangani sehingga tidak berpengaruh pada proses pelaksanaannya.
Proyek pembangunan bendung menggunakan beton dengan spesifikasi k250.
Besi yang digunakan adalah besi dengan Ø22 mm, Ø 19 mm, Ø16, mm, Ø 13 mm, Ø 10 mm,dan Ø 8 mm.
Kelemahan yang di temui.
Banyak tenaga yang tidak seluruhnya mengerti K3 dan mengabaikannya.yang membuat adanya pekerja yang terluka dan sakit dan memperlambat pengerjaan.Kelebihan yang ditemui.
Pengendalian terhadap proyek bendung ini sangat baik. Kesalahan yang ada di lapangan dapat ditangani secara profesional sehingga kesulitan tim tetap terjaga.
Saran :
Pengawasan sangat penting untuk mengendalikan atau memaksimalkan pekerja dan material yang digunakan.
Keselamatan kesehatan kerja dan lingkungan sangat diperlukan dalam suatu proyek karena kelancaran dan kebersihan dalam suatu proyek akan dicapai apabila sistem dan manajemen K3 nya terjamin.
Sebaiknya dalam setiap mengakhiri proyek segala peralatan dan bahan-bahan yang sisa dirapikan kembali ketempatnya.
Pengambilan tukang dan anggotanya ada baiknya masyarakat yang tinggal di lokasi proyek supaya urusan sosial gampang dihadapi.
Pengambilan tenaga langsung yang profesional di bidangnya perlu diperhatikan agar tercapai target yang telah direncanakan sebelumya.
Sebelum material digunakan untuk suatu pekerjaan kontruksi terlebih dahulu dilakukan pengujian di laboratorium untuk mengetahui apakah material itu sesuai dengan spesifikasi yang telah disepakati atau tidak.
Dokumentasi Kegiatan PKL
1.Pengamatan saluran bersama ketua pelaksana proyek PT.waskita
2.Pengamatan Pemasangan daun pintu kanal(intake)pembagi saluran bendung D.I Belutu
3.pengamatan pemasangan batu kosong untuk lening sungai
4.Pengamatan dan pengawasan saluran bendung D.I Belutu
5.Pemeriksaan Bangunan Pintu Pembagi Saluran(BKN 8)
6.Pengamatan dan pengawasan pembuatan saluran Bendung Belutu
7.pengamatan pembutan aliran sungai sementara untuk pembuatan tanggul banjir pengalihan sungai belutu
8.Pengamatan dan Pengawasan kegiatan pengecoran Bangunan pembagi dan terjunan pada saluran bendung D.I Belutu.
9.pengamatan peroses penimbunan sungai belutu untuk pembukaan bendung D.I Belutu
10. Pengamatan dan pengawasan percobaan mercu bendung D.I Belutu kabupaten Serdang Bedagai
11. Pengamatan Uji slump pengecoran beton pada bangunan drop(terjunan)saluran bendung D.I Bendung Belutu
12. pengamatan dan pengawasan uji coba pintu kanal(intake)pembagi saluran bendung D.I Belutu