PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Latar Belak Belakang ang Perencanaan Perencanaan produksi dimulai dengan meramalkan permintaan secara tepat sebagai input utamanya. Selain peramalan, input-input untuk permintaan produk tersebut juga harus memasukkan pesanan-pesanan aktual yang telah dijanjikan, kebutuhan spare-part dan dan serv servic ice, e, kebu kebutu tuha hann pers persed edia iaan an guda gudang ng,, dan dan peny penyes esua uaia iann ting tingka katt pers persed edia iaan an sebagaimana yang telah ditentukan dalam perencanaan perencanaan strategi bisnis. Peramalan permintaan biasanya dibuat untuk kelompok-kelompok produk secara kasar (tanpa memperhatikan perbedaan spesifikasi produk), khususnya selama periode waktu yang panjang. Perencanaan agregat kemudian dikembangkan untuk merencanakan kebu kebutu tuha hann prod produk uksi si bula bulana nann atau atau triwu triwula lana nann bagi bagi kelo kelomp mpok okkk elom elompo pokk prod produk uk sebagaimana yang telah diperkirakan dalam peramalan permintaan. Perencanaan produksi akan mudah dibuat bila tingkat permintaan bersifat konstan atau bila waktu produksi tidak menjadi kendala. Tetapi kedua kondisi mi jarang terjadi dalam keadaan sebenarnya, dimana secara nyata tingkat permintaan akan berfluktuasi dan perusahaan selalu dibatasi oleh tanggal waktu penyerahan produk. Perencanaan produksi yang tidak tepat dapat mengakibatkan tingginya/rendahnya tingka tingkatt persed persediaa iaan, n, sehin sehingga gga menga mengakib kibatk atkan an pening peningka katan tan ongko ongkoss simpa simpan/o n/ongk ngkos os kehabisa kehabisann persedia persediaan. an. Dan yang lebih fatal, fatal, hal tersebut tersebut dapat dapat menguran mengurangi gi pelayanan pelayanan kepada konsumen karena keterlambatan penyerahan produk. Pere Perenc ncan anaa aann prod produk uksi si seba sebaga gall suat suatuu pere perenc ncan anaa aann takt taktis is adal adalah ah bert bertuj ujua uann memb member erik ikan an kepu keputu tusa sann yang yang opti optimu mum m berd berdas asar arka kann sumb sumber er daya daya yang yang dimi dimili liki ki perusahaan dalam memenuhi permintaan akan produk yang dihasilkan. Yang dimaksud dengan sumber daya yang dimiliki adalah kapasitas mesin, tenaga kerja, teknologi yang dimiliki, dan Iainnya. Kete Keterl rlib ibat atan an mana manaje jeme menn punc puncak ak pada pada taha tahapp pere perenc ncan anaa aann prod produk uksi si sang sangat at diperl diperluka ukan, n, khusus khususnya nya perenc perencana anaan an menge mengenai nai penent penentuan uan pabrik pabrikasi asi,, pemasa pemasaran ran dan dan keuangan keuangannya. nya. Dan sudut sudut pandang pandang pabrikas pabrikasi, i, perencana perencanaan an produksi produksi membantu membantu dalam dalam menentukan berapa peningkatan kapasitas yang dibutuhkan dan penyesuaian-penyesuaian penyesuaian-penyesuaian kapasitas apa saja yang perlu dilakukan. Dan sudut pandang pemasaran, perencanaan SUARMAN(D22106007)/TEKNIK SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT produksi menentukan berapa jumlah produk yang akan disediakan untuk memenuhi permintaan. Dan sudut pandang keuangan, perencanaan produksi mengidentifikasikan besarnya kebutuhan dana dan memberikan dasar dalam pembuatan anggaran. B. Batasan Batasan Masalah Masalah Adapun batasan masalah dan praktikum mi antara lain: 1.
Permas Permasala alaha hann yang yang aka akann di bahas bahas adalah adalah menge mengenai nai perenc perencana anaan an agre agregat gat..
2.
Pengolahan data perhitungan yang berhubungan dengan Perencanaan Agregat.
3.
Penyel Penyelesa esaian ian persoa persoalan lan yang yang berh berhubu ubunga ngann denga dengann peren perencan canaan aan agreg agregat. at.
C. Tujuan Tujuan Praktikum Praktikum Adapun tujuan dan praktikum ini adalah: 1.
Mengetahui ko konsep me mengenai ag agregat
2.
Mampu menyusun rencana agregat
3.
Meng Menget etaahui tuj tujuan, dan dan sifa sifatt Pere erenca ncanaan aan Agre Agreggat
4.
Mengetahui in input da dan ou output Pe Perencanaan Ag Agreg regat.
5.
Meng Menget etah ahui ui ongk ongkos os-o -ong ngko koss yan yangg ter terli liba batt dal dalam am Pere Perenc ncan anaa aann Agr Agreg egat at.. 6. Menge Mengetah tahui ui strate strategi gi Peren Perencan canaan aanAgr Agrega egatt besert besertaa keunt keuntung ungan an dan kerugi kerugiann annya ya masing-masing. 7. Mengetahui contoh contoh perhitungan perhitungan yang berhubungan berhubungan dengan Perencanaan Perencanaan Agregat. Agregat. 8. Mengetah Mengetahui ui metode dalam dalam menyusun menyusun rencana rencana agregat agregat
SUARMAN(D22106007)/TEKNIK SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perencanaan Perencanaan Agregat Agregat
Perencanaan Perencanaan agregat ( agregat planning) juga dikenal sebagai sebagai penjadwalan agregat agregat adalah adalah suatu suatu pende pendekat katan an yang yang biasan biasanya ya dilak dilakuka ukann oleh oleh para para manaj manajer er operas operasii untuk untuk menentukan kuantitas dan waktu produksi pada jangka menengah ( biasanya antara 3 hingga 12 bulan ke depan). Perencanaan agregat dapat digunakan dalam menentukan jalan terbaik untuk memenuhi permintaan yang diprediksi dengan menyesuaikan nilai produksi, tingkat tenaga kerja, tingkat persediaan, pekerja lembur, tingkat subkontrak dan variable lain yang dapat dikendalikan. dikendalikan. Keputusan penjadwalan menyangkut perumusan rencana bulanan dan kuartalan yang mengutam mengutamakan akan masalah masalah mencocok mencocokkan kan produktifit produktifitas as dengan dengan permintaa permintaann yang fluktu fluktuati atif. f. Oleh Oleh karena karenanya nya perenc perencana anaan an agreg agregat at termas termasuk uk dalam dalam renca rencana na jangk jangkaa menengah.
B. Tujuan Tujuan Perencanaa Perencanaann Agregat Pada dasarnya dasarnya tujuan tujuan perencana perencanaan an agregat agregat adalah adalah berusaha berusaha untuk memperole memperolehh suatu pemecahan pemecahan yang optimal dalam biaya atau keuntungan keuntungan pada periode perencanaan. perencanaan. Namun bagaimanapun juga, terdapat permasalahan starategis lain yang mungkin lebih penting daripada biaya rendah. Permasalahan strategis yang dimaksud itu antara lain mengurangi permasalahan tingkat ketenagakerjaan, menekan tingkat persediaan, atau memenuhi tingkat pelayanan yang lebih tinggi. Bagi perusahaan manufaktur, jadwal agregat bertujuan menghubungkan sasaran strategis perusahan dengan rencana produksi, tetapi untuk perusahaan jasa, penjadwalan agregat bertujuan menghubungkan sasaran dengan jadwal pekerja. Ada empat hal yang diperlukan dalam perencanaan agregat antara lain:
SUARMAN(D22106007)/TEKNIK SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT
1.
Kese Keselu luru ruha hann unit unit yang yang logi logiss untu untukk meng menguk ukur ur penj penjua uala lann dan dan outp output ut..
Maksudnya di sini adalah untuk meramalkan agregat yang 2.
Pred Predik iksi si per permi mint ntaa aann untu untukk suat suatuu perio periode de per peren enca cana naan an jan jangk gkaa mene meneng ngah ah yan yangg
layak pada waktu agregat. 3.
metode untuk menentukan biaya.
4.
model yang mengombinasikan prediksi dan biaya sehingga keputusan
penjadwalan penjadwalan dapat dibuat untuk periode perencanaan.
C. Sifat Perenca Perencanaan naan Agrega Agregatt Perencan Perencanaan aan agregat agregat menurut menurut istilah istilah agregat agregat berarti berarti mengombin mengombinasika asikann sumber sumber daya yang sesuai ke dalam jangka waktu keseluruhan. Dengan prediksi permintaan, kapas kapasita itass fasili fasilitas tas,, tingka tingkatt persed persediaa iaan, n, ukuran ukuran tenag tenagaa kerja kerja,, dan input input yang yang saling saling berhubungan, perencana harus memilih tingkat output untuk sebuah fasilitas selama 3 hingga 12 bulan yang akan datang. Dalam perencanaan agregat, rencana produksi tidak menguraikan per produk tetapi menyangkut berapa banyak produk yang akan dihasilkan tanpa mempermasalahkan jenis dan produk tersebut. Sebagai contoh pada perusahaan pembuat mobil, hanya memperhitungkan berapa banyak mobil yang akan dibuat, tetapi bukan berapa banyak mobil dua pintu atau empat pintu atau berapa banyak mobil berwarna merah atau biru.
SUARMAN(D22106007)/TEKNIK SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT
D. Hubungan Input Input dan Output Output Perencanaan Perencanaan Agregat Input Dan Output Perencanaan Perencanaan Agregat Pembatasan kapasitas
Alokasi permintaan untuk produksi
untuk alternatif produksi
Keputusan
menggunakan alternatif yang mungkin
INPUTS
OUTPUTS
Ramalan permintaan tiap periode Alternatif produksi yang mungkin Data biaya pada item 2
Rata-rata produksi
Perencana an Agregat
Kondisi inisial : P1, I1
Ukuran tenaga kerja Inventori tersimpan Jumlah subkontrak St Untuk t = 1,2,.....,12
Kriteria Performan
Peminimalan total biaya produksi
E. Ongkos-ongkos yang Terlibat Dalam Perencanaan Perencanaan Agregat
Berd Berdas asar arka kann kete ketera rang ngan an diat diatas as,, maka maka ongk ongkos os-o -ong ngko koss yang yang terli terliba batt dala dalam m perencanaan perencanaan agregat adalah: 1.
HIRI HIRING NG COST COST (Ong (Ongko koss Pena Penamb mbah ahan an Tena Tenaga ga Kerj Kerja) a)
SUARMAN(D22106007)/TEKNIK SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT Penambahan tenaga kerja menimbulkan ongkos-ongkos untuk iklan, proses seleksi dan training. Ongkos training merupakan ongkos yang besar apabila tenaga kerja yang direkrut adalah tenaga kerja yang belum berpengalaman. berpengalaman. 2. FIRING FIRING COST (Ongkos (Ongkos Pemberhent Pemberhentian ian Tenaga Tenaga Kerja) Kerja) Pember Pemberhen hentia tiann tenaga tenaga kerja kerja biasan biasanya ya terja terjadi di karena karena semaki semakinn rendah rendahnya nya permintaan akan produk yang dihasilkan, sehingga tingkat produksi menurun dengan drastis. drastis. Pemberhe Pemberhentian ntian ini mengakib mengakibatka atkann perusahaa perusahaann harus harus mengelua mengeluarkan rkan uang pesangon bagi karyawan yang di-PHK, menurunnya moral kerja dan produktifitas karyawan yang masih bekerja, dan tekanan yang bersifat sosial. Kesemua akibat ini dian diangg ggap ap seba sebaga gaii ongk ongkos os pemb pember erhe hent ntia iann tena tenaga ga kerj kerjaa yang yang akan akan dita ditang nggu gung ng perusahaan. 3. OVER OVERTI TIME ME COST COST DAN DAN UNDE UNDERT RTIM IME E COST COST (Ong (Ongko koss Lemb Lembur ur Dan Dan Ongk Ongkos os Menganggur) Pen Penggun ggunaaan
wakt waktuu
lem lembur bur
bertu rtujuan uan
untu ntuk
menin eninggkatk katkaan
outp utput
produksi,tetapi konsekwensinya perusahaan harus mengeluarkan ongkos tambahan lembur yang biasanya 150% dari ongkos kerja reguler. Disamping ongkos tersebut, adanya lembur akan memperbesar tingkat absen karyawan karena capek. Kebalikan dari dari kondis kondisii diatas diatas adala adalahh bila bila perus perusaha ahaan an mempun mempunyai yai kelebi kelebiha hann tenaga tenaga kerja kerja dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk kegiatan produksi. Tenaga kerja berlebih ini kadang-kadang bisa dialokasikan untuk kegiatan lain yang produktif meskipun tidak selamanya efektif. Bila tidak dapat dilakukan alokasi yang efektif, maka perusahaan dianggap menanggung ongkos menganggur yang besarnya merupakan perkalian antara jumlah jam kerja yang tidak terpakai dengan tingkat upah dan tunjangan lainnya. 4. INVENTORY INVENTORY COST DAN BACKORDE BACKORDER R COST (Ongkos Persedi Persediaan aan Dan Ongkos Ongkos Kehabisan Persediaan) Persediaan mempunyai fungsi mengantisipasi timbulnya kenaikan permintaan pada saat-saat tertentu. Konsekwensi dari kebijaksanaan persediaan bagi perusahaan adalah timbulnya ongkos penyimpanan (inventory cost/holding cost) yang berupa ongkos ongkos tertahannya tertahannya modal, modal, pajak, asuransi asuransi,, kerusakan kerusakan bahan, dan ongkos ongkos sewa gudang. Kebalikan dari kondisi diatas, kebijaksanaan tidak mengadakan persediaan seolah-olah menguntungkan, tetapi sebenarnya dapat menimbulkan kerugian dalam SUARMAN(D22106007)/TEKNIK SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT bentuk bentuk ongkos ongkos kehabisa kehabisann persedia persediaan. an. Ongkos Ongkos kehabisan kehabisan persediaa persediaann ini dihitung dihitung berdasarkan berapa permintaan yang datang tetapi tidak dapat dilayani karena barang yang diminta tidak tersedia. Kondisi ini pada sistem MTO (Make TO Order = Memproduksi Berdasarkan Pesanan) akan mengakibatkan jadwal penyerahan order terlambat, sedangkan pada sistem MTS (Make To Stock = Memproduksi Untuk Memenuhi Persediaan) akan mengakibatkan beralihnya pelanggan pada produk lain. Kekec Kekecewa ewaan an pelang pelanggan gan karena karena tidak tidak tersed tersedian ianya ya barang barang yang yang diingi diingikan kan akan akan diperhitungkan sebagai kerugian bagi perusahaan, dimana kerugian tersebut akan dikelompokkan sebagai ongkos kehabisan persediaan. Ongkos kehabisan persediaan ini sama nilainya dengan ongkos pemesanan kembali bila konsumen masih bersedia menunggu. 5. SUBCONTRA SUBCONTRACT CT COST (Ongko (Ongkoss Subkontra Subkontrak) k) Pada Pada saat saat permin permintaa taann meleb melebihi ihi kemam kemampu puan an kapas kapasita itass regule reguler, r, biasan biasanya ya perusahaan mensubkontrakkan kelebihan permintaan yang tidak bisa ditanganinya sendiri kepada perusahaan lain. Konsekuensi dari kebijaksanaan ini adalah timbulnya ongkos ongkos subkontrak subkontrak,, dimana dimana biasanya biasanya ongkos ongkos mensubko mensubkontrak ntrakkan kan ini lebih mahal mahal diband dibanding ingkan kan mempr memprodu oduksi ksi sendir sendirii dan adanya adanya resiko resiko terja terjadin dinya ya kelamb kelambata atann penyerahan dari kontraktor. F. Strategi Strategi Perenc Perencanaa anaann Agregat. Agregat. Pada Pada umumny umumnya, a, ada ada empat empat jenis jenis strate strategi gi yang yang dapat dapat dipili dipilihh dalam dalam membua membuatt peren perencan canaa aann agreg agregat. at. Pemili Pemilihan han strate strategi gi terseb tersebut ut tergan tergantun tungg dari dari kebija kebijaksa ksanaa naann perus perusah ahaan aan,, keter keterbat batas asan an perus perusaha ahaan an dalam dalam prakte praktekny knya, a, dan pertim pertimban banga gann biaya. biaya. Keempat jenis strategi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Memp Mempro rodu duks ksii bany banyak ak bara barang ng pada pada saat saat perm permin inta taan an rend rendah ah,, dan dan meny menyim impa pann kelebihannya kelebihannya sampai saat yang dibutuhkan. Alternative ini akan menghasilkan tingkat produksi relative konstan, tetapi mengakibatkan mengakibatkan ongkos persediaan yang tinggi. 2. Merekrut
(menambah)
tenaga
kerja
pada
saat
permintaan
tinggi
dan
memberhentikannya (mengurangi) pada saat permintaan rendah. Penambahan tenaga kerja memerlukan biaya rekruitmen dan pelatihan. Biaya konpensasi dan reorganisasi sering kali harus dikeluarkan jika dilakukan pengurangan tenaga kerja. Biaya-biaya SUARMAN(D22106007)/TEKNIK SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT ini biasanya diikuti oleh biaya tak tampak seperti: kemerosotan moral kerja dan turn over tenaga kerja yang tinggi. Karena kapasitas fasilitas produksi adalah tetap, maka penurunan produktivitas mungkin akan terjadi jika penambahan tenaga kerja tanpa disertai dengan penambahan peralatan produksi (mesin-mesin). 3. Melemb Melemburk urkan an peker pekerja. ja. Alternat Alternative ive ini sering sering dipakai dipakai dalam dalam peren perencan canaan aan agregat, agregat, tetapi ada keterbatasannya dalam menjadwalkan kapasitas mesin dan tenaga kerja yang ada. Jika permintaan naik, maka kapasitas produksi dapat dinaikkan dengan melemburkan pekerja. Tetapi penggunaan lembur hanya dapat dilakukan dalam batas batas maksimum kerja lembur yang bisa dilakukan perusahaan, misalnya pemerintah mengatur kerja lembur tidak boleh melebihi 25% dari waktu total kerja regular. Kenaikkan kapasitas produksi melebihi aturan tersebut hanya dapat dilakukan melalui penambahan tenaga kerja. Alternative lembur akan menyebabkan biaya tambahan karena biasanya tarif upah lembur adalah 150% dari upah regular. Jika permintaan turu turun, n, maka maka kapa kapasi sita tass prod produk uksi si dapa dapatt dise disesu suai aika kann deng dengan an meng mengat atur ur peke pekerj rjaa (undertime). Undertime akan mengakibatkan biaya tetap yang harus dibayar meskipun tenaga menganggur, kecuali manajemen dapat memberikan kerja tambahan selama mereka menganggur seperti pemeliharaan mesin dan lain-lain. 4. Mens Mensub ubko kont ntra rakk kkka kann seba sebagi gian an peke pekerj rjaa aann pada pada saat saat sibu sibuk. k. Alte Altern rnat ativ ivee ini ini akan akan mengak mengakiba ibatka tkann tambah tambahan an ongkos ongkos karen karenaa subkon subkontra trakk dan dan ongko ongkoss kekece kekecewaa waann konsumen bila terjadi kelambatan penyerahan dari barang yang disubkontakkan. Masing-masing alternative tersebut akan mempunyai dampak yang berpengaruh secara secara psikologi psikologiss (moral, (moral, produktivi produktivitas) tas) maupun maupun non psikologi psikologiss (ongkos, (ongkos, efisiensi efisiensi). ). Sebagai contoh, perusahaan yang menaikkan tingkat produksi dengan cara lembur pada saat permintaan tinggi ada kemungkinan akan mengalami penurunan semangat pekerja pada saat lembur ditiadakan. Biasanya bagian perencanaan produksi akan membuat peren perencaa caann agreg agregat at dengan dengan mengko mengkombi mbinas nasika ikann altern alternate ate-alt -altern ernati atiff di atas atas sehing sehingga ga fluktuasi permintaan dapat dikendalikan dan biaya total produksi yang direncanakan dapat ditekan seminim mungkin.
SUARMAN(D22106007)/TEKNIK SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT
G. Metode Metode Perencan Perencanaan aan Agregat. Agregat. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan pada perencanaan produksi agregat. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
Jumlah Tenaga Kerjanya Tetap dan Struktur Biayanya Linier •
Trial and Error
•
Program Linier
•
Transportasi
•
Programa Dinamis
Jumlah Tenaga Kerjanya Berubah-ubah dan Struktur Biayanya Linier •
Programa Linier
Jumlah Tenaga Kerjanya Berubah-ubah dan Struktur Biayanya Non Linier •
Linier Decision Rule
•
Heuristic Search
Metode Trial-Error
Metode trial-error ini merupakan metode yang paling sederhana, tetapi tidak menghasi menghasilkan lkan keputusa keputusann yang optimal. Metode Metode ini memerluka memerlukann ketelitia ketelitiann dalam dalam perhitungannya, karena sekali langkah awal salah, maka langkah berikutnya akan salah. Metode Transportasi
Perencanaan agregat dapat mengunakan metode transportasi yang merupakan bagian dari perencanaan produksi programa linier dengan jumlah tenaga kerja ( work SUARMAN(D22106007)/TEKNIK SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT force force)) tetap. tetap. Metode Metode ini mengi mengijin jinkan kan penggu pengguna naan an produk produksi si regule reguler, r, overtim overtime, e, inventori, backorder, dan subkontrak. Hasil perencanaan yang diperoleh dapat dijamin optimal dengan asumsi optimistik bahwa tingkat produksi (yang dipengaruhi oleh hiring dan training pekerja) dapat dirubah dengan cepat. Agar metode ini dapat diaplikasikan, kita harus memformulasikan persoalan perencanaan agregat sehingga : 1.
Kapasitas Kapasitas tersedia tersedia (suppla (supplay) y) dinyata dinyatakan kan dalam dalam unit yang yang sama sama denga dengann kebutuha kebutuhann ( demand).
2.
Total Total kapasit kapasitas as untuk untuk horison horison peren perenca canaa naann harus sama sama denga denga total perama peramalan lan kebutuhan. Bila tidak sam, kita gunakan variabel bayangan (dummy) sebanyak jumlah selisih tersebut dengan unit cost = 0.
3.
Semua Semua hub hubung ungan an biay biayaa merup merupaka akann hubun hubungan gan linier linier..
Metode Programa Dinamis Tanpa Backorder
Prog Progra rama ma dina dinami miss dapa dapatt diap diapli lika kasi sika kann dala dalam m meny menyel eles esai aika kann prob proble lem m perencanaan produksi agregat dengan batasan-batasan tertentu. Ada 2 algoritma yang diperkena diperkenalkan lkan,, yaitu yaitu Algoritma Algoritma Wagner Wagner Within Within yang digunakan digunakan untuk untuk membuat membuat perencan perencanaan aan produksi produksi tanpa tanpa ada kasus backorder backorder,, dan Algoritma Algoritma Zangwill yang digunakan untuk membuat perencanaan produksi yang melibatkan kasus backorder. Asumsikan bahwa biaya produksi pada periode-t (C(Pt)) mengikuti tungsi sebagai berikut : 0
, bila Pt = 0
At + bPt
, bila Pt > 0
C(Pt) = (1.1)
dimana : At = biaya produksi tetap pada periode-t b = biaya produksi variabel per-unit Pt = jumlah produksi pada periode –t Bila kita definisikan variabel-variabel berikut ini sedemikian, dimana : Ft = peramalan (forecast) permintaan pada periode t SUARMAN(D22106007)/TEKNIK SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT It = persediaan (inventory) pada akhir periode t Maka Wagner dan Within menyatakan bahwa solusi optimal akan mempunyai sifatsifat sebagai berikut : It-1 . Pt
(1.2)
Pt = 0, Ft, Ft+Ft+1, Ft+ Ft+1+ Ft+2,........., ∑ F t
(1.3)
Persam Persamaan aan (1.2) (1.2) menyat menyatak akan an bahwa bahwa untuk untuk period periode-t e-t kapan kapanpun pun kita kita dapat dapat memakai persediaan dari periode sebelumnya untuk memenuhi semua permintaan pada periode sekarang (I t-1 > Ft, Pt = 0) atau kita dapat memenuhi semua permintaan pada periode sekarang hanya memproduksi saja tanpa menggunakan persediaan (P t > Ft , It-1 = 0). Persamaan (1.3) menyatakan bahwa jumlah produksi yang ditetapkan dalam periode kapanpun akan merupakan produksi keseluruhan periode atau kombinasi dari keseluruhan periode. Asumsikan bahwa akan dibuat perencanaan produksi yang sederhana untuk dua perio periode de dengan dengan perama peramalan lan permin permintaa taann F1 = F2 = 10. 10. Jika Jika back backor orde derr tida tidak k diperbolehkan, maka akan ada 11 kombinasi yang mungkin dan jumlah produksi (P t) sebagai berikut : P1
P2
20
0
19
1
18
2
-
-
-
-
-
-
12
8
11
9
SUARMAN(D22106007)/TEKNIK SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT 10
10
karena It-1 . Pt=0, maka kasus tersebut akan mengakibatkan dua jadwal utama yaitu : karena kita hanya perlu mengevaluasi jadwal yang utama, maka akan ada pengurangan usaha yang besar dalam perhitungan.
P1
P2
20
0
10
10
Struktur dari situasi perencanaan perencanaan untuk banyak periode ditunjukkan pada gambar dibawah ini : Pada akhir periode ke-j kapanpun, dimana I j = 0, maka akan ada sejumlah strategi produksi yang mungkin sehingga memenuhi seluruh permintaan yang masih tersisa dalam horison perencanaan, perencanaan, J+1 sampai T.
0
j
k
t
Bila C jk = ongkos ongkos produk produksi si pada pada period periodee –j+1 –j+1 untuk untuk memenuhi memenuhi perminta permintaan an pada pada j+1, j+1, j+2,....,k. C jk diatas termasuk biaya produksi dan biaya persediaan selama sub-periode-j ke periode-k adalah sebagai berikut : C(P jk ) = AI + bI (F j+1 + F j+2 +.....+ Fk ) = AI + bI PI SUARMAN(D22106007)/TEKNIK SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT
] j < r < k C (Ir ) = dimana : hr
= biaya simpan untuk periode-r
C(P jk )
= biaya produksi untuk interval j ke k
C (Ir )
= bia biaya ya pers persed edia iaan an yang yang diba dibawa wa pada pada akhi akhirr per perio iode de-r -r
C(I jk )
= bia biaya ya pers persed edia iaan an yang yang diba dibawa wa sela selama ma inte interv rval al j ke ke k
Oleh karena itu, total biaya produksi dan persediaan selama periode –j ke –k dapat ditulis sebagai berikut : TC jk = C(P jk ) + C(I jk ) = A j+1 + bP j+1 + TC jk merupakan semua biaya-biaya yang terlibat dalam subperiode ke-k dalam keseluruhan horizon perencanaan dari 0 ke T. Untuk mendefinisikan persamaan, program dinamis rekursiv yang akan menghasilkan solusi optimal, maka diperoleh persamaan ; Zk =
TC jk }
, k = 1,2,......,T
Hal Hal ini ini bera berart rtii bahw bahwaa seti setiap ap taha tahapp reku rekurs rsiv iv,, kita kita menc mencar arii komb kombin inas asii biay biayaa prod produk uksi si mminimum diantara dua titik regenerasi (j dan k) ditambah dengan solusi optimal ke-j. Langkah rkursiv dihitung untuk ke T, dimana Zo* = 0. Metode Programa Dinamis Dengan Backorder
Pada Pada bagi bagian an sebe sebelu lumn mnya ya,, algo algori ritm tmaa Wagn Wagner er –Wit –Withi hinn terl terlih ihat at dapa dapatt dialokasikan pada kondisi dimana kurva biaya yang berbeda dari periode ke periode tanpa tanpa mempun mempunya yaii sifat sifat pening peningkat katan an biaya biaya margi marginal nal.. Hal ini berla berlaku ku pada pada kasus kasus dimana biaya-biaya bersifat konkav dan pada kasus khusus dengan: 0
, bila Pt = 0
At + bPt
, bila Pt > 0
C(Pt) =
SUARMAN(D22106007)/TEKNIK SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT dimana bt tidak konstan untuk semua periode-t. Zang Zangwi will ll memp memper erba baki ki algo algori ritm tmaa
Wagn Wagner er-W -Wit ithi hinn
untu untukk
kasu kasuss
yang yang
memper memperbol boleh ehkan kan terjad terjadiny inyaa backo backorde rder. r. Keputu Keputusan san produk produksi si pada pada kasus kasus denga dengann backorder ini dapat digambarkan sebagai berikut :
0
j
l
k
t
Bila TC jk adalah biaya minimum untuk satu periode, j+1, j+2,....., k untuk memenuhi permintaan yang terjadi selama periode j+1 sampai k, dan bila kegiatan produksi terjadi selama periode I, dimana terjadi backorder terakumulasi dari periode j+1 sampai I, maka kegiatan produksi pada periode-I harus dapat dengan segera memenu memenuhi hi kondis kondisii backo backorde rderr sebelu sebelumny mnyaa dan dan juga juga harus harus dapat dapat menyed menyediak iakan an invent inventori ori untuk untuk memenu memenuhi hi permin permintaa taann dari dari period periodee I+1 sampa sampaii k, seca secara ra lebih lebih tepatnya, karena C(P jk ) = AI + bI (F j+1 + F j+2 +.....+ Fk ) = AI + bI PI dimana : PI = Ongkos persediaan dan backorder adalah sebagai berikut : C(I jk ) =
=
SUARMAN(D22106007)/TEKNIK SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT
C(S jk ) =
=
dimana : St = backorder pada akhir periode-t Pt = ongkos penalti per-unit terjadinya backorder (P t biasanya disimbolkan juga dengan t
) sehingga : TC jk = dan programa dinamik rekursivnya adalah : Zk =
11.8. Fase-Fase Perencanaan Agregat Pengembangan perencanaa agregat mengikuti prosedur yang terdiri dari empat fase. Setelah prosedur ini diaplikasikan beberapa kali dan persoalan-persoalan pokok yang terlibat pada fase 2 dan 3 telah dapat dipecahkan, maka pihak manajemen dapat memproses langsung dari fase 1 ke fase 4.
SUARMAN(D22106007)/TEKNIK SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT
FASE 1 : Persiapan Peramalan Permintaan Agregat
Peramala Peramalann permintaa permintaann agregat agregat mencakup mencakup beberapa beberapa permintaa permintaann yang diperkirak diperkirakan an pada tiap-tiap periode selama horison perencanaan dalam satuan unit yang sama untuk semua jenis item produk yang dihasilkan. Peramalan ini dapat menggunakan analisis deret waktu, rata-rata bergerak, dan lain-lain. FASE 2 : Mengkhususkan Kebijaksanaan Organisasi Untuk Melancarkan Penggunaan Kapasitas
Pada fase ini, manajeme manajemenn mencoba mencoba mengiden mengidentifika tifikasi si kebijaksa kebijaksanaan naan-kebij -kebijaksa aksanaan naan yang dapat melancarkan perkiraan permintaan agregat yang telah diramalkan pada fase sebelumn sebelumnya. ya. Kombinasi Kombinasi dari kebijak kebijaksana sanaan-ke an-kebija bijaksan ksanaan aan yang paling paling diinginka diinginkann akan merupa merupakan kan strate strategi gi terba terbaik ik untuk untuk mengan mengantis tisipa ipasi si permin permintaa taann dimasa dimasann menda mendatan tangg yang yang bersifat musiman dan berfluktuasi secara acak. Penentuan kebijaksanaan ini akan melibatkan kerja sama divisi marketing dengan divisi produksi, dimana kebijaksanaan-kebijaksanaan umum yang biasa diambil adalah:
SUARMAN(D22106007)/TEKNIK SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT 1. Memper Memperken kenalk alkan an produk produk pelengk pelengkap ap pada pada saat saat permin permintaa taann tahuna tahunann produk produk utama menurun, misalnya produsen AC akan memperkenalkan produk berupa unit pemanas pada saat musim dingin tiba. 2. Member Memberika ikann diskon diskon harga harga pada pada saat saat yang tidak sibuk, sibuk, misalnya misalnya tarif tarif pulsa pulsa telepon telepon pada malam hari lebih murah 75% dibanding jam-jam sibuk. 3. Meningkatk Meningkatkan an kegiatan kegiatan promosi promosi untuk untuk mempenga mempengaruhi ruhi konsume konsumen. n. 4. Menawa Menawarka rkann perja perjanj njian ian khusu khususs kepada kepada konsum konsumen en untuk untuk mendap mendapatk atkan an batas batas waktu waktu pengiriman barang yang fleksibel sehingga kegiatan produksi dapat dijadwalkan lebih merata. FASE 3 : Menentukan Alternatif Produksi yang Layak
Fase ini terdiri dari 2 alternati, yaitu : 1. Merubah Merubah tingkat tingkat produksi produksi dengan dengan tenaga tenaga kerja kerja yang sama, sama, hal ini dilakukan dilakukan dengan dengan melemburkan karyawan yang ada pada saat permintaan tingggi, dan mengalokasikan karyawan yang ada ke pekerjaan non produksi pada saat permintaan turun. 2. Meruba Merubahh tingka tingkatt produk produksi si dengan dengan merubah merubah jumlah jumlah tenaga tenaga kerja, kerja, hal ini dilakuka dilakukann dengan merekrut tenaga kerja baru pada saat permintaan tinggi dan memberhentikan tenaga kerja pada saat permintaan turun. FASE 4 : Menentukan Strategi Produksi yang Optimal
Setelah alternatif produksi yang layak telah dipilih dan dihitung perkiraan ongkosnya, langka langkahh beriku berikutny tnyaa adala adalahh menent menentuka ukann strate strategi gi produk produksi si yang yang optima optimal. l. Langka Langkahh ini melibatkan pengalokasian peramalan permintaan dengan menggunakan alternatif-alternatif dala dalam m seti setiap ap peri period odee yang yang memi memini nima masi sika kann ongk ongkos os tota totall untu untukk kese keselu luru ruha hann hori horiso sonn perencanaan. perencanaan. Metode perencanaan perencanaan agregat untuk mengalokasikan permintaan selama periode produksi adalah bervariasi tergantung asumsi-asumsi yang dibuat pada alternatif-alternatif yang dianggap layak dan biayanya (Linier atau Non Linier). Secara matematis, maka ongkos produksi selama periode-t adalah; Ct = CR + CO + CI + CB + CH + CF + CS dimana : Ct = ongkos produksi pada periode-t CR = ongkos produksi reguler CO = ongkos produksi overtime (lembur) CI = ongkos unit yang dipakai dari inventori (persediaan) SUARMAN(D22106007)/TEKNIK SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT CB = ongkos backorder CH = ongkos hiring (penambahan (penambahan tenaga kerja) CF = ongkos firing (pemberhentian tenaga kerja) CS = ongkos subkontrak Sedangkan ongkos total produksi selama horison perencanaan (TPC) adalah : TPC – C1 + C2 + ..... + C 12 = ∑ Ct
BAB IV PENGOLAHAN DATA
1. Suatu Suatu perusahaa perusahaann mempunyai mempunyai data-dat data-dataa permintaan permintaan produk produk X, sebagai sebagai berikut berikut :
SUARMAN(D22106007)/TEKNIK SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT
BULAN
PERMINTAAN
Januari
65
Februari
60
Maret
50
April
45
Mei
75
Juni
70
Diketahui : tenaga kerja regular sebanyak 5 orang, dimana setiap tenaga kerj aratarata menghasilkan 5 unit/bulan , persediaan awal sebesar 35 unit dan biaya tenaga kerja rata-rata Rp 500.000,- per bulan. Strategi yang digunakan yaitu : a. Berproduk Berproduksi si dengan dengan jumlah jumlah tenaga tenaga kerja kerja tetap, dan dan melakukan melakukan subkon subkontrak trak untuk untuk memenuhi kekurangan permintaan dan biaya marginal sebesar Rp 30.000,- per unit. Biaya penyimpangan persediaan ditetapkan Rp 10.000,- per unit. b. Melakukan Melakukan variasi variasi jumlah jumlah tenaga kerja kerja sesuai sesuai dengan dengan kebutuhan kebutuhan produksi. produksi. Biaya Biaya penam penambah bahan an tenaga tenaga kerja kerja sebesa sebesarr Rp 400.00 400.000,0,- per orang, orang, sedang sedangkan kan biaya biaya penurangan tenaga kerja sebesar Rp 600.000,- per orang. c. Buat Buat prod produk uksi si kons konsta tann seba sebany nyak ak 60 unit unit per per bula bulann yang yang akan akan meme memenu nuhi hi permintaan minimal kemudian gunakan subkontrak. d. Pertah Pertahank ankan an tenaga tenaga kerja kerja stabil stabil denga dengann mempe memperth rthana anakan kan tingkat tingkat produk produksi si yang yang sama dengan kebutuhan kebutuhan rata-rata dan memboleh membolehkan kan tingkat tingkat persedia persediaan an yang SUARMAN(D22106007)/TEKNIK SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT beragam. Jika hari kerja/bulan : Jan = 21, Feb = 18, Mar = 21, Apr = 20, Mei = 20, Jun= 21, dan biaya penjualan yang hilang karena persediaan yang kososng adalah Rp 6.000,- setiap unit. 2. Ramala Ramalann permi perminta ntaan an agregat agregat dalam dalam satuan satuan unit unit serta serta waktu produks produksii yang yang tersed tersedia ia pada PT. UNTUNG adalah :
Bulan
Prediksi (unit)
Waktu regular
Waktu lembur
Subkontrak
1
100
200
130
100
2
200
50
-
200
3
150
175
100
75
4
100
250
150
-
Dik : Persediaan awal 50 unit Biaya waktu regular : $1/unit Biaya lembur :$2/unit Biaya subkontrak : $1/unit Biaya penanganan persediaan : $0,20/unit Biaya tunggakan pesanan : $0,50/unit Dit : Dapatkan rencana optimal dengan menggunkan metode transportasi, jumlah biaya.
SUARMAN(D22106007)/TEKNIK SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT
3. Ramala Ramalan n permin permintaan taan PT UNTU UNTUNG NG Pasokan dari Persediaan Awal Bulan 1
Bulan 2
Bulan 2
Bulan 3
Bulan 4
50
Tidak Terpakai (dummy )
Kapasitas Total yang tersedia (pasokan)
50
150
10 0
-
1 30
-
1 00
Bulan 1
50
-
-
-
15 0
50 15 0
Bulan 3
1 00
25
-
1 00
-
75
Bulan 4
Total
2 00
2 00
1 00
15 0
-
1 50
1 50
10 0
1 50
1 00
930
B.Bulan 1 = 50 x 1 = 50 B.Bulan 2 = (50x1,2) + (150x1,2) = 60 + 180 = 240 B.Bulan 3 = (150x1,4)= 210 B.Bulan 4 = (100x1,6) = 160 TOTAL BIAYA = B.Bln 1 + B.Bln 2+ B.Bln 3+B.Bln 4 = 50+240+210+160
SUARMAN(D22106007)/TEKNIK SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS UNIVERSITAS HASANUDDIN
550
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT = 470
SUARMAN(D22106007)/TEKNIK SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT JAWAB: 2.a
PERSEDI AAN BULAN
PRODU KSI
PERMINT AAN
PERUBA HAN
SUBKONT RAK
PERSEDI AAN (UNIT)
AWAL
(UNIT)
UPAH TENAGA KERJA (∑ UNITX BIAYA T.KERJA/BLN) (Rp.500.000) (RP)
BIAYA SUBKONTRAK (∑ UNITX BIAYA SUBKONTRAK/BULAN) (Rp.30.000)) (RP)
(UNIT)
(UNIT)
(UNIT)
35
25
65
5
2.500.000
150.000
JANUA RI FEBRU ARI
25
60
35
2.500.000
1.050.000
MARET
25
50
25
2.500.000
750.000
APRIL
25
45
20
2.500.000
600.000
MEI
25
75
50
2.500.000
1.500.000
JUNI
25
70
45
2.500.000
1.350.000
TOTAL
150
365
180
15.000.000
5.400.000
Jadi biaya total produksi = ∑ biaya tenaga kerja + ∑ biaya subkontrak = Rp. 15.000.000 + Rp. 5.400.000 = Rp.20.400.000
SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT 2.b
PERSEDI AAN BULAN
PRODU KSI
PERMINTA AN
SUBKONT RAK
∑PEREKRU TAN
∑ PHK
(PEKER JA)
AWAL
(UNIT)
(UNIT)
B.PEREKRUTAN (PEKERJAXPENAM BAHAN T.K) (Rp.400 .000)
UPAH TENAGA KERJA (∑ UNITX BIAYA T.KERJA/BLN) (Rp.500.000)
(UNIT)
(UNIT)
(PEKERJA)
25
65
5
1
400.000
2.500.000
25
60
35
7
2.800.000
2.500.000
MARET
25
50
25
5
2.000.000
2.500.000
APRIL
25
45
20
4
1.600.000
2.500.000
MEI
25
75
50
10
4.000.000
2.500.000
JUNI
25
70
45
9
3.600.000
2.500.000
TOTAL
150
365
180
36
14.400.000
15.000.000
JANUA RI FEBRU ARI
35
BIAYA TOTAL PRODUKSI = ∑ B.PEREKRUTAN+ ∑ BIAYA UPAH TENAGA KERJA = Rp. 14.400.000 14.400.000 + Rp. 15.000.000 15.000.000 = Rp.29. 400.000
SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS HASANUDDIN
(Rp)
BIAYA PHK
(RP)
(RP)
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT 2.b
PERSEDI AAN BULAN
PRODU KSI
PERMINTA AN
SUBKONT RAK
∑PEREKRU TAN
∑ PHK
(PEKER JA)
AWAL
(UNIT)
(UNIT)
B.PEREKRUTAN (PEKERJAXPENAM BAHAN T.K) (Rp.400 .000)
UPAH TENAGA KERJA (∑ UNITX BIAYA T.KERJA/BLN) (Rp.500.000)
(UNIT)
(UNIT)
(PEKERJA)
25
65
5
1
400.000
2.500.000
25
60
35
7
2.800.000
2.500.000
MARET
25
50
25
5
2.000.000
2.500.000
APRIL
25
45
20
4
1.600.000
2.500.000
MEI
25
75
50
10
4.000.000
2.500.000
JUNI
25
70
45
9
3.600.000
2.500.000
150
365
180
36
14.400.000
15.000.000
JANUA RI FEBRU ARI
35
TOTAL
(Rp)
BIAYA PHK
(RP)
BIAYA TOTAL PRODUKSI = ∑ B.PEREKRUTAN+ ∑ BIAYA UPAH TENAGA KERJA = Rp. 14.400.000 14.400.000 + Rp. 15.000.000 15.000.000 = Rp.29. 400.000
SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT
2.c
PERSEDI AAN
PERMINT AAN
SUBKONT RAK
BULAN AWAL
UPAH TENAGA KERJA (∑ UNITX BIAYA T.KERJA/BLN)
BIAYA SUBKONTRAK (SUBKONTRAKXB.MARGIN AL)
(Rp.500.000)
(Rp.30.000))
(UNIT)
(UNIT)
(UNIT)
(RP)
(RP)
60
65
5
2.500.000
150.000
60
60
60
50
-10
2.500.000
APRIL
60
45
-15
2.500.000
MEI
60
75
15
2.500.000
10
JANUA RI FEBRU ARI MARET
JUNI
60
70
TOTAL
360
365
2.500.000
450.000
2.500.000
300.000
15.000.000
900.000
SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS HASANUDDIN
(RP)
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT
2.c
PERSEDI AAN
PERMINT AAN
SUBKONT RAK
BULAN
UPAH TENAGA KERJA (∑ UNITX BIAYA T.KERJA/BLN)
BIAYA SUBKONTRAK (SUBKONTRAKXB.MARGIN AL)
(Rp.500.000)
(Rp.30.000))
AWAL (UNIT)
(UNIT)
(UNIT)
(RP)
(RP)
60
65
5
2.500.000
150.000
60
60
MARET
60
50
-10
2.500.000
APRIL
60
45
-15
2.500.000
MEI
60
75
15
2.500.000
450.000
JUNI
60
70
10
2.500.000
300.000
TOTAL
360
365
15.000.000
900.000
JANUA RI FEBRU ARI
2.500.000
SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT
Jadi Biaya total Produksi = ∑ Biaya Tenaga Kerja + ∑ Biaya Subkontrak = Rp. 15.000.000 + Rp. 900.000 = Rp.15.900.000
2.d
PERSEDI AAN
PRODU KSI
PERMINT AAN
KEKURAN GAN
B. PENJUALAN YANG HILANG (∑ UNITXB.P.YANG HILANG) (Rp)
BULAN
JANUA RI FEBRU ARI MARET
UPAH TENAGA KERJA (∑ UNITX BIAYA T.KERJA/BLN) (Rp.500.000) (RP)
AWAL (UNIT)
(UNIT)
(UNIT)
PERSEDIA AN (UNIT)
35
25
65
40
240.000
2.500.000
25
60
35
210.000
2.500.000
25
50
25
150.000
2.500.000
SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT
Jadi Biaya total Produksi = ∑ Biaya Tenaga Kerja + ∑ Biaya Subkontrak = Rp. 15.000.000 + Rp. 900.000 = Rp.15.900.000
2.d
PERSEDI AAN
PRODU KSI
PERMINT AAN
KEKURAN GAN
B. PENJUALAN YANG HILANG (∑ UNITXB.P.YANG HILANG) (Rp)
BULAN
JANUA RI FEBRU ARI
UPAH TENAGA KERJA (∑ UNITX BIAYA T.KERJA/BLN) (Rp.500.000) (RP)
AWAL (UNIT)
(UNIT)
(UNIT)
PERSEDIA AN (UNIT)
35
25
65
40
240.000
2.500.000
25
60
35
210.000
2.500.000
25
50
25
150.000
2.500.000
MARET
SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT
APRIL
25
45
20
120.000
2.500.000
MEI
25
75
50
300.000
2.500.000
JUNI TOTAL
25 150
365
70
45
215
270.000 1.290.000
2.500.000 15.000.000
Jadi Total Biaya Produksi = ∑ Biaya Penjualan Hilang+ ∑ Biaya Upah Tenaga Kerja = Rp. 1.290.000 + Rp. 15.000.000 = Rp.16.290.000 Rp.16.290.000
SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT
APRIL
25
45
20
120.000
2.500.000
MEI
25
75
50
300.000
2.500.000
JUNI TOTAL
25 150
365
70
45
215
270.000 1.290.000
2.500.000 15.000.000
Jadi Total Biaya Produksi = ∑ Biaya Penjualan Hilang+ ∑ Biaya Upah Tenaga Kerja = Rp. 1.290.000 + Rp. 15.000.000 = Rp.16.290.000 Rp.16.290.000
SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT
BAB V PEMBAHASAN
IV.1 Metode Transportasi
Model transportasi adalah aplikasi dari model PL merupakan suatu prosedur iteratif untuk pemecahan masalah minimisasi biaya pengiriman (distribusi) dari pabrik atau sumber supplai m ke tujuan (pasar) n. Selain untuk persoalan distribusi, metode ini dapat digunakan untuk menentukan lokasi fasilitas pabrik baru.
A
1
B
2
C
3
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT
BAB V PEMBAHASAN
IV.1 Metode Transportasi
Model transportasi adalah aplikasi dari model PL merupakan suatu prosedur iteratif untuk pemecahan masalah minimisasi biaya pengiriman (distribusi) dari pabrik atau sumber supplai m ke tujuan (pasar) n. Selain untuk persoalan distribusi, metode ini dapat digunakan untuk menentukan lokasi fasilitas pabrik baru.
A
1
B
2
C
3 Model transportasi
Ada empat langkah dasar dalam model transportasi, yaitu (Krajewski dan Ritzman, 1993, 852) : a. Menterjemahkan permasalahan menjadi bentuk tabel: pabrik pada baris dan
daer daerah ah tuju tujuan an pada pada kolo kolom. m. Seti Setiap ap sel sel dala dalam m tabe tabell meru merupa paka kann suat suatuu rute rute pengiriman dari pabrik ke daerah tujuan. b. Menentukan solusi fisibel awal (initial fesible solution). c. Melakukan perbaikan pada solusi awal hingga kemungkinan perbaikan tidak mungkin dilakukan lagi (solusi optimal telah tercapai). d. Mengiden Mengidentifika tifikasi si dan mengeva mengevaluas luasii solusi akhir. akhir. Contoh soal : Sebuah perusahaan pertanian Subur Makmur memproses dan melakukan pengalengan sayur mayur dan buah-buahan untuk dijual pada took makanan segar. Saat ini perusahaan memiliki dua pabrik yang berlokasi di kota A dan B. perusahaan juga memiliki dan mengoperasikan empat toko yang berlokasi di kota M, D, L dan J. Diperkirakan bahwa sebuah pabrik bbar aruu deng dengan an kapa kapasi sita tass 8.00 8.0000 kale kaleng ng dibu dibutu tuhk hkan an untu untukk meme memenu nuhi hi peni pening ngka kata tann SUARMAN(D22106007)/TEKNIK SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT permintaan ini. Pihak manajemen telah menyetujui pembangunan pabrik baru, tetapi lokasinya masih belum ditentukan.
SUARMAN(D22106007)/TEKNIK SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT
Langkah I : Menterjemahkan Menterjemahkan permasalahan menjadi bentuk table
Langkah II: Solusi Fisibel Awal a. NorthWest Corner Rule Metode NWCR, sesuai dengan namanya, memulai
alokasi awal dari sel pada sisi paling kiri atas dengan cara: Mengalokasikan semua kapasitas pada setiap baris sebelum pindah pada baris berikutnya; c. Memenuhi semua kebutuhan pada setiap kolom sebelum pindah pada kolom sebelah kanan; dan d. Meny Menyei eimb mban angk gkan an kapa kapasi sita tass dan dan kebu kebutu tuha han. n. b.
b.
Vogel’s Approximation Method (VAM)
Ada enam langkah dalam aplikasi VAM, yaitu: Menentukan selisih antara dua biaya transportasi terendah pada setiap kolom dan baris. 1.
SUARMAN(D22106007)/TEKNIK SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT
2.
Memi Memili lihh kolo kolom m atau atau bari bariss deng dengan an seli selisi sihh terb terbes esar ar.. Dala Dalam m kasu kasuss ini, ini,
kita memilih kolom M. 3.
Mengalokasikan unit semaksimal mungkin pada sel berbiaya
transportasi terkecil pada kolom atau baris terpilih. Dalam kasus ini, kita mengalokasikan mengalokasikan 70 unit pada sel BM. 4.
Men Menghap ghapus us setiap tiap kolo kolom m atau tau bari bariss yang ang tela telahh terp terpeenuhi nuhi dengan ngan
memberikan tanda X pada setiap sel. 5.
Menghi Menghitun tungg kemba kembali li seli selisih sih biaya biaya transp transport ortasi asi setela setelahh mengh menghapu apuss bari bariss
atau kolom pada tahap sebelumnya.
SUARMAN(D22106007)/TEKNIK SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT 2.
Kemb Kembal alii mula mulaii dari dari lang langka kahh 2 hing hingga ga sol solus usii awal awal tel telah ah dip diper erol oleh eh..
Langkah III: Melakukan perbaikan pada solusi awal 1. Metode Metode Steppi Stepping ng Stone Stone Jumlah rute atau sel yang mendapat alokasi harus sebanyak: Jumlah Kolom + Jumlah Baris – 1 = 4 + 3 – 1 = 6 a.
Memi Memili lihh sala salahh satu satu sel sel kos koson ongg (yan (yangg tida tidakk mend mendap apat atka kann alok alokas asi) i)
b.
Mulai dari sel ini, kita membuat jalur tertutup melalui sel-sel yang
mendapatkan alokasi menuju sel kosong terpilih kembali. Jalur tertutup ini bergerak secara horisontal dan vertikal saja. c.
Mulai dengan tanda (+) pada sel kosong terpilih, kita menempatkan
tanda (-) dan (+) secara bergantian pada setiap sudut jalur tertutup. d.
Menghi Menghitun tungg indek indekss perbai perbaikan kan dengan dengan cara cara menju menjumla mlahka hkann biaya biaya
transportasi pada sel bertanda (+) dan mengurangkan biaya transportasi pada sel bertanda (-). e.
Mengulangi tahap 1 sampai 4 hingga indeks perbaikan untuk semua sel
kosong telah terhitung. Jika indeks perbaikan dari sel-sel kosong lebih besar atau sama dengan nol, solusi optimal telah tercapai. SUARMAN(D22106007)/TEKNIK SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT Mengikuti arah jalur tertutup, indeks perbaikan untuk sel AL adalah: AL – AD + BD – BL = 4 – 2 + 1 – 5 = - 2
SUARMAN(D22106007)/TEKNIK SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT
Metode Modified Distribution (Modi)
Metode Modi menghitung indeks perbaikan untuk setiap sel kosong tanpa menggu mengguna nakan kan jalur jalur tertut tertutup. up. Indek Indekss perbai perbaika kann dihi-t dihi-tung ung dengan dengan terleb terlebih ih dahulu dahulu menentukan nilai baris dan kolom. Notasi dalam metode MODI terdiri dari: Ri = nilai yang ditetapkan untuk baris i Kj = nilai yang ditetapkan untuk kolom j Cij = biaya transportasi dari sumber i ke tujuan j Ada lima langkah dalam aplikasi metode MODI, yaitu: 1. Menghitun Menghitungg nilai setiap setiap baris dan kolom, kolom, dengan dengan menetapkan menetapkan Ri + Kj = Cij. Formula tersebut berlaku untuk sel yang mendapat alokasi saja. 2. Setelah Setelah semua semua persamaan persamaan telah telah tertulis, tertulis, tetapkan tetapkan Ri = 0 3. Mencari Mencari solusi solusi untuk untuk semua semua R dan dan K. 4. Menghitun Menghitungg indeks perbaik perbaikan an dengan dengan mengguna menggunakan kan formula formula Iij = Cij - Ri - Kj . 5. Menga Mengapli plika kasik sikan an kriter kriteria ia optima optimalita litass sebaga sebagaima imana na pada pada metod metodee steppi stepping ng stone.
http://www.teknokrat.ac.id/pe http://www.tekn okrat.ac.id/perangkat_ajar rangkat_ajar/New /New %20Folder/TRO/Bab6_Transpor %20Folder/TRO /Bab6_Transportasi_Transpar tasi_Transparansi_Edit.pdf ansi_Edit.pdf
IV.2 Aplikasi di Perusahaan
SUARMAN(D22106007)/TEKNIK SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT
Integrasi Perencanaan Produksi Aggregat Dan Perencanaan Kebutuhan Mesin Pada Proses Produksi Ubin Keramik Gan Shu San
Dosen Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Mesin – Universitas Kristen Kr isten Petra Mirah S. Masbudi
Alumnus Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri – Universitas Kristen Petra Abstrak
Perencanaan produksi aggregat dan perencanaan kebutuhan mesin biasanya dilakukan secara terp terpis isah ah mesk meskip ipun un sebe sebena narn rnya ya ada ada kete keterk rkai aita tann yang yang erat erat yang yang dapa dapatt diju dijump mpai ai pada pada lingk lingkung ungan an produk produksi si umumny umumnya. a. Model Model integr integrasi asi mengga menggabun bungka gkann efek efek penga pengambi mbilan lan keputusan tingkat produksi dan tenaga kerja sekaligus pembelian peralatan produksi pada biaya biaya produk produksi. si. Peneli Penelitia tiann oleh oleh Behne Behnezha zhadd dan dan Khoshn Khoshnev evis8 is8.2) .2) menunj menunjukk ukkan an bahwa bahwa mathematical mathematical programming model programming model berdasarkan berdasarkan integrasi tersebut memberikan penghematan
biaya biaya dibandin dibandingkan gkan dengan dengan penerapa penerapann perencan perencanaan aan produksi produksi agregat agregat dan perencan perencanaan aan kebutuhan mesin secara terpisah. Pada makalah ini ingin diketahui keuntungan yang dapat dihasilkan oleh model integrasi pada proses produksi ubin keramik. Model integrasi disusun berda berdasar sarka kann data data yang yang dipero diperoleh leh dari dari sebuah sebuah pabri pabrikk keram keramik ik dan dan penyel penyelesa esaian ian model model diperoleh diperoleh dengan dengan mengguna menggunakan kan software software Quant-Sys Quant-System. tem. Dari hasil hasil penelitia penelitiann diperoleh diperoleh bahwa bahwa perencan perencanaan aan secara secara integrasi integrasi memberika memberikann penghema penghematan tan sebesar sebesar Rp.179.4 Rp.179.453.0 53.030,30,terhadap perencanaan produksi agregat dan sebesar Rp.470.062.980,- terhadap perencanaan kebutuhan mesin. Daftar Notasi Variabel Keputusan :
Pt Tingkat produksi pada periode t I t Tingkat persediaan pada periode t Lr t Jumlah waktu regular yang digunakan pada periode t Lo t Jumlah overtime yang digunakan pada periode t Lr t Jumlah undertime pada periode t L t+ Kenaikan jumlah tenaga kerja dari periode t-1 ke t SUARMAN(D22106007)/TEKNIK SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT L t- Pengurangan jumlah tenaga kerja dari periode t-1 ke t M t Jumlah mesin yang dioperasikan pada periode t M to Jumlah mesin yang dioperasikan selama overtime pada periode t W t Tingkat tenaga kerja pada periode t M t Jumlah mesin yang dioperasikan pada periode t M to Jumlah mesin yang dioperasikan selama overtime pada periode t Parameter :
N Jumlah periode perencanaan perencanaan Dt Permintaan pada periode t Ct Biaya produksi selain biaya tenaga kerja Crh t Biaya satu jam kerja pada waktu regular pada periode t Coh t Biaya satu jam kerja overtime pada periode t Cph t Biaya penambahan pekerja pada periode t Cmh t Biaya pengurangan jam pekerja pada periode t m Jumlah jam yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit produk ht Jumlah regular time dalam tiap periode produksi (jam/periode) ho Jumlah maksimum over time dalam tiap periode produksi (jam/periode) Cpt Biaya pengadaan mesin pada awal periode t Cdt Nilai sisa dari mesin pada awal periode t Crt Biaya operasi dan perawatan sebuah mesin selama regular time pada periode t Cot Biaya operasi dan perawatan sebuah mesin selama over time pada periode t Ci Biaya penyimpanan per unit per periode Cs Biaya shortage per unit per periode Crw Biaya gaji regular time per tenaga kerja per periode Cow Biaya gaji over time per tenaga kerja per periode Ch Biaya perekrutan seorang tenaga kerja Cf Biaya pemecatan seorang tenaga kerja i Tingkat suku bunga tiap periode (minimal MARR) K Jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk sebuah produk (periode/ unit) R Output mesin berupa produk yang baik per periode regular time (unit/ periode)
SUARMAN(D22106007)/TEKNIK SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT
1. Pendahuluan
Perencanaan kebutuhan mesin dan perencanaan produksi agregat memegang peranan yang penting dalam perencanaan kapasitas dan operasional suatu proses produksi. Obyektif dari perencanaan produksi agregat adalah menentukan tingkat produksi dan tingkat tenaga kerja agar biaya operasional dapat diminimalkan. Di lain pihak, perencanaan kebutuhan mesin menentukan jumlah optimal dari mesin agar dapat memenuhi permintaan yang berfluktuasi dengan biaya minimum. Pada kenyataannya, terdapat hubungan yang erat antara antara kedua keduanya nya dalam dalam kebany kebanyaka akann operas operasii manufa manufaktu ktur. r. Hal ini diliha dilihatt dari dari adanya adanya ketergantungan ketergantungan antara mesin dan tenaga kerja. Secara umum, tiap unit produk memerlukan sejumlah tertentu kerja manual sejalan dengan sejumlah tertentu operasi permesinan. Dengan melakukan perencanaan mesin dan tenaga kerja kerja secara secara terpisah terpisah dapat dapat terjadi terjadi ketidak-efi ketidak-efisien sienan an implementa implementasi si karena karena kurangny kurangnyaa keseimbangan keseimbangan antara mesin dan operator. Pada Pada proses proses produk produksi si ubin ubin keram keramik ik di perusa perusahaa haann ini, ini, terlih terlihat at kondis kondisii bahwa bahwa proses proses produksi hampir seluruhnya dilakukan oleh mesin namun juga dikendalikan oleh operator. Karena itu dilakukan penelitian untuk melihat unjuk kerja model integrasi pada proses produksi ubin keramik ini. 2. Proses Produksi
Proses produksi ubin keramik lantai merupakan proses single firing (pembakaran satu kali). Proses pembuatan ubin keramik melalui enam tahapan pokok, yaitu : a) Proses Pembuatan Powder Pembuatan Powder Keramik Keramik
Bahan Bahan baku body dimasukk dimasukkan an ke dalam dalam mesin penghanc penghancur ur dengan dengan mengguna menggunakan kan mechanical shovel . Bahan baku yang sudah dihancurkan dimasukkan ke dalam mesin continuous ball-mill dengan menggunakan beltconveyor. Bahan pendukung yang lain
juga dimasukkan ke dalam ball-mill dan digiling selama 8-10 jam agar diperoleh slurry yang halus dan homogen. Kemudian slurry dimasukkan dalam sumur slurry dimana terdapat pengaduk yang selalu berputar agar campuran bahan dasar dengan air yang dinamakan slip tidak padat dan tidak kering. Slip kemudian dipompakan ke dalam spray dryer dengan menggunakan pompa piston, untuk kemudian dikabutkan dengan
menggunakan nozel. Udara panas dengan suhu 600°C yang dihembuskan dari bagian atas spray dryer akan menguapkan air dan mengakibatkan mengakibatkan slip yang dikabutkan berubah SUARMAN(D22106007)/TEKNIK SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT menjadi powder . Selanjutnya powder disimpan melalui conveyor ke dalam silo-silo selama ± 8 jam dengan tujuan untuk menstabilkan kadar air. b) Proses Pembuatan Keramik Mentah (Green ( Green Tiles) Tiles)
Powder yang terdapat dalam silo siap digunakan dan dibawa ke mesin pres dengan
menggunakan tangki pres. Powder ditekan dengan mesin pres hidrolis dengan tekanan sebesar 220 bar, dan tonase 800 ton. Mesin pres hidrolis berfungsi untuk menempatkan powder menjadi ubin mentah yang disebut green tile di dalam suatu cetakan dengan
ukuran tertentu. Di dalam mesin pres, sekali pengepresan akan menghasilkan menghasilkan 3 buah green tiles , dengan flow rate yang diatur secara otomatis yaitu 8 kali pengepresan per menit. Green tile
tersebut diharapkan memiliki bending strength sebesar 300 kg per cm2. kemudian green green tile tile tersebut diangkut ke dalam mesin pengering ( Horizontal Dryer ) dengna
menggunakan Roller Roller Feeding Feeding Line. Dalam Dalam mesin mesin penger pengering ing,, kadar kadar air dituru diturunka nkann menjadi kurang dari 0,8% dengan tujuan untuk meningkatkan kekuatan tekan dari green green tile tile sehingga lebih tahan terhadap benturan-benturan yang akan terjadi serta
mempersiapkan green tile agar dapat menerima lapisan glazur dengan baik. c) Proses Glazur (Glazing ( Glazing line)
Ubin keramik yang biasa dipakai untuk membuat lantai suatu bangunan pada umumnya mempunyai bagian yang memiliki warna, motif dan tekstur yang beraneka ragam. Bagian ini disebut glazur keramik, yang terdiri dari : ·
Lapisan engobe, merupakan lapisan dasar glazur keramik dan sebagai perekat.
·
Glaze, memberi warna dasar pada permukaan ubin keramik.
·
Printing , memberi corak atau motif permukaan.
d) Proses Pembakaran
Ubin yang telah melalui proses printing kemudian dibakar dalam kiln dengan tujuan supaya terbentuk ikatan yang kuat antara body dan glaze dengan kualitas yang baik. Ubin Ubin yang yang keluar keluar dari dari proses proses ini memili memiliki ki peruba perubahan han karakteristik dibandingkan sebelumny sebelumnyaa yaitu tegang tegangan an lentur lentur lebih lebih tinggi tinggi,, kepada kepadatan tan lebih lebih tinggi, tinggi, kandunga kandungann kelembaban kelembaban lebih rendah. Sepanjang roller kiln terdapat 3 bagian yaitu: ·
Preheating , temperatur antara 580°C hingga 930°C
·
Firing , temperatur antara 1000°C dan 1200°C
·
Cooling , temperatur antara 580°C dan 700°C
SUARMAN(D22106007)/TEKNIK SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT Ubin mengalami penyusutan sebesar 2-3% pada proses ini. e) Proses Sortir dan Pengepakan
Dari roller kiln ubin menuju ke meja operator yang memberi tanda kualitasberdasarkan kondisi permukaan ubin, yangdisebut visual sort , yaitu : ·
Tanda A: tidak cacat body, glasir maupun printing .
·
Tanda B : hanya cacat printing (kabur)
·
Tanda C : cacat body dan cacat printing .
Proses Proses selanjut selanjutnya nya adalah adalah calibre dimana mesin mesin sensor sensor memisa memisahka hkann ubin-u ubin-ubin bin calibre sort , dimana berdasarkan kualitas dan ketelitian ukuran dimensinya. Ubin kemudian dikemas dalam dos oleh mesin packaging dan disimpan dalam gudang. 3. Data Awal 3.1 Data Permintaan Masa Lalu
Data permintaan aktual selama 3 tahun yaitu dari April 1998 sampai dengan Maret 2001 dapat dilihat pada Gambar 1
Gambar 1. Data Permintaan April 1998 hingga Maret 2001
3.2 Test Faktor Trend
Dilakukan uji t statistik dengan taraf signifikansi 5%. Hipotesa : H0 : r = 0 (tidak ada trend) H1 : r = 1 (menunjukkan adanya adanya trend) Tolak H0 jika t hit > t tabel (t a/2, df = n-2).
SUARMAN(D22106007)/TEKNIK SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT Diperoleh t hit = r Ö [(n-2)/(1-r2)] = 4,162 > 2.0323. Tolak H0, berarti ada faktor trend, dapat dilihat pada Gambar 2.
Gamb Gambar ar 2. Fakt Faktor or
Tren Trendd
3.3 Peramalan
Metode peramalan yang cocok untuk kondisi berfaktor trend adalah double exponential smoothing, winter multiplicative dan multiplicative decomposition .
Dari ketiga metode tersebut, dipilih metode peramalan dengan MAD terkecil dan hasil peramalan dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Peramalan dengan Metode Multiplicative Decomposition
3.4 Data Mesin
SUARMAN(D22106007)/TEKNIK SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT
Tabel 1. Data Mesin
3.5 Waktu Baku
Penggunaan mesin secara otomatis mengakibatkan semua waktu proses di set-up melalui sistem komputerisasi dengan data seperti pada tabel dibawah ini.
3.6 Kapasitas Produksi
Perhitunga Perhitungann waktu baku digunakan digunakan untuk untuk menentuka menentukann kapasitas kapasitas produksi tiap mesin mesin seperti ditunjukkan pada tabel di bawah ini:
SUARMAN(D22106007)/TEKNIK SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT
3.7 Data Pekerja
Total pekerja 108 orang yang terbagi dalam 3 shift. Data pekerja pada masing-masing bagian adalah sebagai berikut :
Kebijaksanaan Kebijaksanaan perusahaan dalam hal tenaga kerja adalah : ·
Hari kerja sebulan 26 hari dengan 8 jam kerja per hari
·
Jam lembur maksimal 8 jam per minggu, dilaksanakan pada hari minggu
·
Sistem pengupahan :
·
Upah pokok : Rp. 20.500,- per hari
Upah lembur : Rp. 6.161,85 per jam
Pemu Pemutu tusa sann hubu hubung ngan an kerj kerjaa dan dan per perek ekru ruta tann :
Pesangon PHK : 6 bulan gaji = Rp. 3.198.000,-
Biaya rekrut : 2 stel seragam = Rp. 35.000,-
4. Model Integrasi
Perencaan produksi dilakukan untuk 24 bulan yang terbagi dalam 8 periode perencanaan. perencanaan. 4.1 Perencanaan Produksi Agregat
SUARMAN(D22106007)/TEKNIK SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT Pada Pada perenc perencana anaan an ini diten ditentuk tukan an tingka tingkatt produk produksi si dan tingka tingkatt tenag tenagaa kerja kerja yang yang meminimalkan biaya produksi untuk memenuhi permintaan pada tiap periode perencana. Model ini mengasumsikan bahwa jam kerja overtime menyesuaikan dengan jam kerja tenaga manual. Pengelompokan produk pada perencanaan agregat dilakukan berdasarkan body ubin keramik, yaitu body polos kilap dan body bergelombang, bergelombang, dimana :
·
body polos kilap : SYG, SYC, SYR, Malibu
·
body bergelombang : ROB, ROGreen, ROT, Ob, O’c, Safari
Pengelompokan dilakukan karena kesamaan dalam proses produksi maupun bahan baku yang digunakan. Model Perencanaan Agregat :
Variabel keputusan : P, I, S, Lr, Lo, Lu,L+,L Minimasi:
4.2 Perencanaan Kebutuhan Mesin
Model ini digunakan untuk menentukan jumlah mesin atau peralatan kerja sesuai dengan jumlah permintaan pada tiap periode perencanaan. Pada model ini diasumsikan overtime dapat digunakan secara penuh, jadi tenaga kerja menyesuaikan dengan jam kerja mesin. Model Perencanaan Kebutuhan Mesin :
Variabel keputusan : P, I, M, Mo Minimasi :
SUARMAN(D22106007)/TEKNIK SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT
Model ini menggunakan notasi : (a)+ = max {a,0} dan ( a)- = max {-a,0} yang menyebabkan model menjadi non-linier. Model Kebutuhan mesin diatas dapat dilinierkan dengan transformasi : Xt = ( Mt – Mt-1 )+ dan X ’t = ( Mt – Mt-1 )-
Pada kendala ditambahkan Mt – Mt-1 = Xt - X ’t It = It+ - It4.3 Model Integrasi
Pada Pada mode modell pere perenc ncan anaa aann agre agrega gatt dan dan pere perenc ncan anaa aann kebu kebutu tuha hann mesi mesin, n, tida tidak k diperhitu diperhitungka ngkann adanya adanya ketergant ketergantunga ungann antara antara tingkat tingkat tenaga tenaga kerja kerja dan mesin. mesin. Pada model perencanaan agregat biasanya diasumsikan kapasitas mesin cukup besar untuk memenuhi tingkat perencanaan produksi untuk pekerja. Sedangkan model perencanaan mesin mesin mengas mengasums umsika ikann bahwa bahwa tenaga tenaga kerja kerja yang yang tersed tersedia ia selalu selalu dapat dapat memenu memenuhi hi kebutuhan jumlah tenaga kerja manual untuk memproduksi suatu produk. Model integrasi menggabungkan kedua model tersebut sehingga diperhitungkan semua biaya baik yang terkait dengan mesin maupun tenaga kerja sebagai berikut : Variabel keputusan : P, I, W, M, Mo Minimasi:
SUARMAN(D22106007)/TEKNIK SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT
Model ini juga menggunakan notasi ( a)+ dan (a)- yang nantinya akan dilinierkan dengan transformasi yang sama seperti pada perencanaan kebutuhan mesin. 5. Hasil Perhitungan Dan Analisa
Pada saat model model perencan perencanaan aan agregat agregat yang digunakan, digunakan, akan didapatk didapatkan an perencan perencanaan aan tingkat tenaga kerja yang paling optimal, sedangkan jumlah mesin dan penggunaannya akan menyesuaikan dari hasil ini. Dengan cara sama, saat model kebutuhan mesin yang digunakan digunakan maka tingkat tingkat tenaga tenaga kerja kerja menyesua menyesuaikan ikan berdasarkan berdasarkan jumlah jumlah optimal optimal dan pengg pengguna unaan an optima optimall dari dari mesin. mesin. Hasil Hasil dari dari Peren Perencan canaan aan Agrega Agregatt dan Perenc Perencana anaan an Kebutuhan Mesin dapat dilihat pada tabel 5 dan 6 sedangkan hasil dari model integrasi dapat dilihat pada tabel 7. Pada model perencanaan agregat terlihat bahwa penggunaan tingkat tenaga kerja adalah lebih tinggi daripada pada kedua model perencanaan lainnya, namun tidak ada penugasan Rendahny hnyaa biaya biaya perekr perekruta utann dan pemeca pemecatan tan diband dibanding ingkan kan denga dengann biaya biaya over over time time. Renda oper operas asio iona nall kese keselu luru ruha hann pros proses es prod produk uksi si meny menyeb ebab abka kann begi begitu tu muda mudahn hnya ya terj terjad adii pengurangan dan penambahan tenaga kerja. Misalnya untuk model perencanaan agregat, pada periode 1 terjadi pemecatan 25 tenaga kerja tetapi pada periode 4, 6 dan 7 dimana SUARMAN(D22106007)/TEKNIK SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT demand relatif tinggi maka terjadi penambahan karyawan. Pada model integrasi juga terj terjad adii peme pemeca cata tann 51 oran orangg tena tenaga ga kerj kerjaa pada pada peri period odee 1 dan dan deng dengan an peni pening ngka kata tann pengg pengguna unaan an mesin mesin pada pada over over time time maka maka period periodee selanj selanjutn utnya ya tidak tidak memer memerluk lukan an penambahan tenaga kerja. Pada kenyataannya, menurut pengamatan yang dilakukan peneliti pada perusahaan ubin keramik ini, memang terjadi kurangnya efektifitas kerja dari tenaga kerja yang ada saat ini karena banyak tenaga kerja yang terlihat menganggur.
Mesin yang beroperasi secara penuh dan terus menerus adalah mesin kiln. Karena itu dengan penambahan mesin kiln maka biaya produksi akan dapat lebih ditekan. Sedangkan SUARMAN(D22106007)/TEKNIK SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT pada perencanaan kebutuhan mesin, jumlah mesin yang dioperasikan pada regular time sama dengan pada model integrasi. Tetapi pada perencanaan kebutuhan mesin semua mesin tersebut dioperasikan secara penuh pada over time, sedangkan pada model integrasi hanya mesin ball-mill yang dioperasikan secara over time namun tidak sepenuhnya, pada per perio iode de ke 6 dan dan 7. Sela Selain in itu itu ting tingka katt tena tenaga ga kerj kerjaa yang yang digu diguna naka kann pada pada mode modell perencanaan perencanaan kebutuhan mesin lebih tinggi daripada pada model integrasi. Ketiga Ketiga model model perenc perencana anaan an di atas atas mengh menghasi asilka lkann keputu keputusan san bahwa bahwa pada pada tiap tiap period periodee produksi tidak ada inventory. Faktor yang mempengaruhi unjuk kerja model integrasi terhadap kedua model lainnya adalah rasio kontribusi operator dan mesin terhadap proses produksi. Rasio ini dapat ditentukan dengan T/Tw dimana T adalah machining time yang diperlukan untuk memproduksi satu unit produk (jam/unit) dan Tw adalah muatan kerja manual dari satu unit produk (jam/unit). Rasio ini dapat pula ditentukan dengan KR dimana K adalah kebutuhan tenaga kerja per unit produk (periode-pekerja/unit) dan R adalah output mesin berupa produk yang baik dari tiap mesin (unit/periode). Semakin besar rasio ini berarti ketergantungan terhadap tenaga kerja akan semakin besar sehingga model perencanaan agregat akan lebih cocok. Begitu pula bila rasio ini semakin kecil, yang berarti peran mesin lebih dominan daripada peran tenaga manual, maka unjuk kerja model perencanaan kebutuhan mesin akan semakin meningkat. Analisa ini mendukung hasil penelitian diatas bahwa dengan KR>2 maka penghematan model integrasi terhadap model perencanaan kebutuhan mesin lebih besar dibandingkan terhadap model perencanaan agregat. Perhitungan total biaya dengan model perencanaan agregat adalah Rp.89.540.209.100,sedangkan dengan model perencanaan kebutuhan mesin adalah Rp.89.830.819.050,- dan dengan dengan model model integ integras rasii adala adalahh Rp.89. Rp.89.360 360.75 .756.0 6.070, 70,-- yang yang menun menunju jukka kkann total total biaya biaya terkecil.
SUARMAN(D22106007)/TEKNIK SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT
BAB V PENUTUP
V.1. Kesimpulan
1. Perenc Perencana anaan an agrega agregatt ( agrega agregatt planni planning) ng) adalah adalah suatu suatu pendeka pendekatan tan yang biasan biasanya ya dilakukan oleh para manajer operasi untuk menentukan kuantitas dan waktu produksi pada jangka menengah ( biasanya antara 3 hingga 12 bulan ke depan).
2. Tujua Tujuann perenc perencan anaan aan agrega agregatt adalah adalah berusa berusaha ha untuk untuk mempe memperol roleh eh suatu suatu pemec pemecaha ahann yang optimal dalam biaya atau atau keuntungan keuntungan pada periode perencanaan. perencanaan. Bagi perusahaan perusahaan manufa manufaktu ktur, r, jadwa jadwall agreg agregat at bertu bertujua juann menghu menghubun bungka gkann sasar sasaran an strate strategis gis perus perusah ahan an dengan rencana produksi, tetapi untuk perusahaan jasa, penjadwalan agregat bertujuan menghubungkan sasaran dengan jadwal pekerja.
3. Ongkos Ongkos-on -ongko gkoss yang yang terlib terlibat at dalam dalam peren perencan canaan aan agregat agregat yaitu Hiring cost (ongko (ongkoss penambahan tenaga kerja), Firing cost (ongkos pemberhentian tenaga kerja), Overtime cost dan undertime cost (ongkos lembur dan ongkos menganggur), Inventory cost dan backorder cost (ongkos persediaan dan ongkos kehabisan persediaan), dan Subcontract cost (ongkos subkontrak).
4. Strate Strategi-s gi-stra trateg tegii perenc perencana anaan an agregat agregat:: 5. Memp Mempro rodu duks ksii bany banyak ak bara barang ng pada pada saat saat perm permin inta taan an rend rendah ah,, dan dan meny menyim impa pann kelebihannya kelebihannya sampai saat yang dibutuhkan. SUARMAN(D22106007)/TEKNIK SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT 6. Merekrut
(menambah)
tenaga
kerja
pada
saat
permintaan
tinggi
dan
memberhentikannya memberhentikannya (mengurangi) pada saat permintaan rendah. 7. Mele Melemb mbur urka kann pek peker erja ja.. 8. Mensubko Mensubkontrak ntrakkkan kkan sebag sebagian ian pekerj pekerjaan aan pada pada saat saat sibuk. sibuk. 9. Ada beberapa beberapa metode metode yang yang dapat digunaka digunakann untuk menyeles menyelesaikan aikan permasa permasalaha lahann pada perencanaan perencanaan produksi agregat. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut: •
•
Jumlah Tenaga Kerjanya Tetap dan Struktur Biayanya Linier
Trial and Error
Program Linier
Transportasi
Programa Dinamis
Jumlah Tenaga Kerjanya Berubah-ubah dan Struktur Biayanya Linier
•
Programa Linier
Jumlah Tenaga Kerjanya Berubah-ubah dan Struktur Biayanya Non Linier
Linier Decision Rule
Heuristic Search
10. Fase-fase perencanaan perencanaan agregat agregat antara lain: Fase 1 : persiapan peramalan permintaan agregat Fase 2 : mengkhususkan mengkhususkan kebijaksanaan organisasi untuk melancarkan penggunaan kapasitas Fase 3 : menentukan alternatif produksi yang layak Fase 4 : menentukan strategi produksi yang optimal
V.2. Saran
1.
Ketenang Ketenangan an di di laborato laboratorium rium di jaga jaga terutama terutama keributan keributan pada saat asisten asisten menjelas menjelaskan. kan.
2.
Volume Volume suara suara diperbesa diperbesarr pada pada saat saat menje menjelask laskan an materi materi ke prakti praktikan. kan.
SUARMAN(D22106007)/TEKNIK SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI III/ PERENCANAAN AGREGAT
DAFTAR PUSTAKA http://74.125.153.132/search? q=cache:lxenP8LYGUkJ:digilib.pet q=cache:lxenP8LYGUkJ:digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1 ra.ac.id/jiunkpe/s1/tmi/2004/jiunkpe-ns /tmi/2004/jiunkpe-ns-s1-2004-s1-200425400071-4036-alaschapter2.pdf+aplikasi+peren chapter2.pdf+aplikasi+perencanaan+agre canaan+agregat+pada+perusa gat+pada+perusahaan&cd=21&hl=id&c haan&cd=21&hl=id&ct=cln t=cln k&gl=id&client=firefox-a
SUARMAN(D22106007)/TEKNIK SUARMAN(D22106007)/TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS UNIVERSITAS HASANUDDIN