LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR PELVIS DI RUANG RU ANG INSTA INS TALASI LASI GAWAT GAWAT DARURAT (IGD) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ULIN BANJARMASIN
Disusun ole! A"i Se#i$%$n& S' Ke NIM' *'NS'+,
PENDIDIKAN PROGRAMPROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SARI MULIA BANJARMASIN ,+-
FRAKTUR PELVIS
A'
An$#o n$#o. .i Fis Fisiolo iolo/i /i 1. Tula Tulangng-Tu Tulan lang g Pangg Panggul ul Terdiri Terdiri dari: dar i: a. Os coxae, terdiri dari: ilium,iskium,pubis. Coxa Coxae e Terlet rletak ak di sebela sebelah h depan depan dan dan sampin samping g dari dari Pelvis Pelvis wanita nita..
Os
Cox Coxae
terd terdir irii dari dari buah buah tul tulang ang !aitu aitu
pen! pen!us usu un, Os"l Os "liium,
"schium,
dan
Os Os
Pubis. 1# Os "lium
$erupakan tulang terbesar dari panggul dan membentuk bagian atas dan belakang panggul. $emili $emiliki ki permuk permukaan aan anter anterio iorr berben berbentuk tuk konka% konka% !ang !ang disebut %ossa iliaca.&agian atasn!a disebut 'rista iliaca. ()ungu)ung disebut *pina "liaca anterior superior dan spina "liaca poste posterio riorr superi superior or.T .Te erdapat rdapat ton)ol ton)olan an meman meman)a )ang ng di bagian bagian dalam os ilium !ang membagi pelvis ma!or dan pelvis minor disebut linea innominata +linea terminalis#. # Os "s "schium Terdap Terdapat at disebela disebelah h bawah bawah os ilium.$e ilium.$erupa rupakan kan tulang tulang !ang tebal dengan tiga tepi di belakang %oramen obturator. Os "ch "chium merup erupa akan kan bagia gian tere terend nda ah dari
Os
Coxae.$emiliki ton)olan di bawah tulang duduk !ang sangat tebal disebut Tuber "schii ber%ungsi pen!angga tubuh sewaktu duduk.
# Os Pubis
Terdapat disebelah bawah dan depan os ilium.engan tulang duduk dibatasi oleh %oramen obturatum.Terdiri atas korpus +mengembang ke bagian anterior#. Os Pubis terdiri dari ramus superior +meluas dari korpus ke asetabulum# dan ramus in%erior +meluas ke belakang dan berat dengan ramus ischium#. amus superior os pubis berhubungan dengan dengan os ilium, sedangkan ramus in%erior kanan dan kiri membentuk arkus pubis. amus in%erior berhubungan dengan os ischium. b. Os sacrum Tulang ini berbentuk segitiga dengan lebar dibagian atas dan mengecil dibagian bawahn!a. Tulang kelangkang terletak di antara kedua tulang pangkal paha !ang terdiri dari dan mempun!ai ciri :Os sacrum berbentuk ba)i, terdiri atas / vertebra sacralis.0ertebra pertama paling besar, mengahadap ke depan. Pinggir atas vertebra ini dikenal sebagai promontorium, merupakan suatu tanda penting dalam penilaian ukuran-ukuran panggul.i kanan dan kiri, garis tengah terdapat lubang !ang akan dilalui sara%: %oramina sacralis anterior. c. Os koksigeus &erbentuk segitiga dengan ruas sampai / buah bersatu.Pada saat persalinan, Os Cocc!gis dapat didorong ke belakang sehingga dapat memperluas )alan lahir.ang ketigan!a saling berhubungan, didepan: sim%isis pubis, dibelakang artikulasio sakroiliaka, dibawah artikulasio sakrokoksigea. ang memungkinkan pergeseran untuk memperbesar sedikit ukuran panggul saat persalinan. *ecara %ungsional panggul terdiri dari bagian: a. Pelvis ma!or2 3alse Pelvis: diatas linea terminalis. b. Pelvis $inor2 True Pelvis: dibawah linea terminalis, !ang bentukn!a men!erupai saluran bersumbu melengkung kedepan 2 sumbu carus. *umbu
carus
adalah
garis
!ang
menghubungkan
titik-titik
persekutuan antara diameter transversa dan con)ugata vera pada Pintu 4tas Panggul +P4P# dengan titik-titik se)enis di 5"",""","0. &idang atas saluran ini normaln!a berbentuk hampir bulat disebut Pintu 4tas Panggul2 Pelvic inlet. &idang bawah saluran ini terdiri bagian disebut Pintu &awah Panggul2 Pelvic outlet. iantara kedua pintu ini terdapat ruang panggul2 Pelvic cavit!6 !ang
men!empit dibagian tengah disebabkan oleh adan!a spina iskiadika !ang kadang menon)ol ke dalam ruang panggul. 'apasitas pintu atas panggul +pelvic inlet capacit!, "C# dan pintu tengah panggul +midpelvic capacit!, $C# dapat dihitung dengan rumus :adalah kapasitas inlet panggul dihitung dalam gram adalah 7/8 x 9 g;< g, dan kapasitas midpelvis adalah <8 x 9 g; g. $aka kapasitas terkecil panggul itu adalah g, karena )ika lebih dari itu ba!i tidak akan dapat melewati midpelvis. =ilai ini disebut sebagai a!a 4komodasi Panggul +4P#. a!a akomodasi panggul adalah 'emampuan suatu panggul untuk dapat dilewati oleh anak terbesar, nilain!a sama dengan kapasitas terkecil bidang panggul tersebut.&entuk dan ukuran panggul pada wanita dewasa umumn!a tetap seumur hidup, kecuali )ika ada pengaruh trauma, in%eksi panggul, atau tumor. &egitu pula da!a akomodasi panggul wanita tersebut akan tetap. *ehingga )ika ada riwa!at pemeriksaan panggul dengan radiologi +oentgen, CT scan
atau
ultrasonogra%i#,
)ika
tidak
ada
kecurigaan
!ang
memungkinkan ter)adi perubahan tersebut, pemeriksaan tidak perlu diulangi lagi. PINTU ATAS PANGGUL (PAP) Pintu atas panggul adalah suatu bidang !ang dibentuk oleh promontorium, korpus vertebrae sacral 1, linea terminalis, pinggir atas sim%isis.>arak dari pinggir atas sim%isis ke promontorium +con)ugata vera# adalah 11cm.>arak ter)auh garis melintang +diameter transversa# adalah 1,/?1 cm.ari artikulasio sakroiliaka ke titik persekutuan diameter transversa dan con)ugata vera ke linea terminalis +diameter obli@ue# adalah 1 cm. >arak bagian bawah diagonalis#
secara
iagonal?1,/cm
statistik
>arak
dari
sim%isis
ke
diketahui bagian
promontorium Con)ugata
dalam
+con)ugata
0era;Con)ugata
tengah
sim%isis
ke
promontorium +con)ugata obstetrica#. alam obstetric dikenal 9 )enis panggul: a. Ainekoid +9/8# >enis !ang paling baik, dimana bentuk P4P hampir bulat. b. 4ndroid +1/8# P4P berbentuk segitiga. (mumn!a bentuk ini dimiliki pria. imana diameter
anterior-posterior
transversa, mendekati sakrum. c. 4ntropoid +/8#
hampir
sama
dengan
diameter
P4P agak lon)ong seperti telur. Pan)ang diameter anterior-posterior lebih besar. d. Platipelloid +1/8# *ebenarn!a )enis ginekoid !ang men!empit pada arah mukabelakang. (ntuk mengetahui ukuran pelvis secara tepat dengan pelvimetri rontgen, namun han!a untuk indikasi tertentu seperti: a. 3eto-pelvic disproportion b. 4da riwa!at trauma c. Pen!akit tuberkulosa tulang panggul d. &ekas *C dan rencana partus pervaginam pada letak sungsang, presentsi muka, kelainan letak lain. PINTUBAWAH PANGGUL (PBP) Terdiri dari bidang datar, !aitu bidang !ang dibentuk oleh garis antara kedua tuber ossis iskii dengan u)ung os sacrum dan segitiga lainn!a dengan bagian bawah sim%isis. Pinggir bawah sim%isis berbentuk melengkung ke bawah membentuk sudut +arkus pubis# normaln!a kurang lebih 7. >arak antara kedua tuber ossis iskii +distansia tuberum# kurang lebih 1,/ cm. pinggir bawah sim%isis berbentuk lengkung ke bawah dan merupakan sudut +arkus pubis#.dalam keadaan normal besarn!a sudut ini B 7 atau lebih sedikit. &ila kurang sekali dari 7 ,maka kepala )anin akan lebih sulit dilahirkan karna memerlukan tempat lebih ban!ak ke dorsal. alam hal ini perlu di lihat, apakah u)ung os sacrum tidak menon)ol ke depan hingga kepala )anin tidak dapat dilahirkan. >arak antara kedua tuber ossis iskii +distansia tuberum# tengah-tengah distansia tuberum ke u)ung sacrum +diameter sagitalis posterior# harus cukup pan)ang agar ba!i normal dapat dilahirkan. RUANG PANGGUL (PELVI0 0AVIT1) i panggul tengah pen!empitan dipanggul tengah setinggi spina iskiadika +distansia interspinarum# kurang lebih 1,/ cm. &idang terluas pada pertengahan sim%isis dengan os sacral. -. BIDANG HODGE 'egunaann!a untuk menentukan sampai mana bagian terendah )anin turun dalam panggul pada persalinan. a. 5odge ": dibentuk oleh P4P +setinggi tepi atas sim%isis sampai promontorium# b. 5odge "": se)a)ar 5" dibagian bawah sim%isis + se)a)ar hodge 1setinggi tepi bawah sim%isis#
c. 5 """: setinggi spina iskiadika +se)a)ar hodge 1setinggi spina ischiadika# d. 5 "0: setinggi os koksigeus +se)a)ar hodge 1setinggi tepi bawah os. coccig!s UKURAN LUAR PANGGUL $' con)ugate veraperbatasan dari tepi atass sim%isis sampai ke promontorium tidak dapat di ukur secara klinis, ukuran normal B11 cm 2' con)ugate diagonalistepi bawah sim%isis sampai ke promontorium, ukuran normal B 1-1 3' diameter obli@uemen!ilang !aitu dari articulation saccroiliaka sampai tuber pubicum, ukuran normal 1,/ "' istansia intertrokanterika e' diameter tranversal)arak antara linea terminalis kiri dan kanan, ukuran normal B1,/ . &agian Dunak >alan Dahir Pada kala "" !ang ikut membentuk )alan lahir adalah segmen bawah uterus dan vagina. Otot dasar panggul dibagi: a. &agian luar: - m. *%ingter ani externus. - m.&ulbokavernosus +mengelilingi vagina#. - m. Perinei tansversus super%isialis b. &agian tengah: - m.*%ingter uretra, - m, iliokoksigeus,
-
m."skiokoksigeus, - m. Perinei transversus pro%undus c. &agian dalam: - diag%rahma pelvis, terutama m.levator ani. idalamn!a ber)alan n.pudendus masuk ke rongga panggul melalui canalis 4lcock +antara spina iskiadika dan tuber iskii# penting untuk anestesi blok n.pudendus. Otot-otot !ang melingkari uretra +muskulus s%ingter uretrae#, otototot !ang melingkar vagina bagian tengah dan anus, antara lain pro%undus, dan muskulus levator ini adalah sedemikian rumah, sehingga bagian depan muskulus coccigeous. Patokan !ang dipakai adalah ukuran panggul rata-rata perempuan normal, !aitu: a. Pintu atas panggul +pelvic inlet# minimal memiliki diameter cm. b. Pintu tengah panggul +mid pelvic# diameter minimaln!a adalah cm. c. Pintu bawah panggul, pan)ang diameter normaln!a rata-rata minimal 1E cm. &ila ukuran rata-rata pintu panggul tersebut kurang, maka panggul !ang bersangkutan kurang sesuai untuk proses persalinan normal.
=amun, bisa sa)a dokter tetap mengusahakan agar ba!i bisa keluar secara alamiah&atas bawah pintu bawah panggul berbentuk segi empat pan)ang, di sebelah anterior dibatasi oleh arkus pubis, di lateral oleh tuber ischii, dan di posterior oleh os cocc!geus dan ligamen sacrotuberosum. Pada panggul normal besar sudut +arkus pubis# adalah kurang lebih 7o, lahirn!a kepala )anin lebih sulit karena ia memerlukan lebih ban!ak tempat ke posterior. iameter anteroposterior pintu bawah panggul diukur dari aspeks arkus pubis ke u)ug os cocc!geus. B'
Pen/e4#i$n F4$5#u4 Pel6is 3raktur adalah terputusn!a kontinuitas tulang !ang ditandai oleh rasan!eri, pembengkakan, de%ormitas, gangguan %ungsi, pemendekan, dan krepitasi. 3raktur adalah terputusn!a )aringan tulang2tulang rawan !ang umumn!a disebabkan oleh ruda paksa. *ehingga %raktur pelvis dapat dikatakan sebagai trauma tulang rawan pada pelvis !ang disebabkan oleh ruda paksa, misal: kecelakaan, benturan hebat !ang ditandai oleh rasa n!eri, pembengkakan, de%ormitas, dan lain-lain. 3raktur pelvis merupakan /8 dari seluruh %raktur. 2 trauma pelvis ter)adi akibat kecelakaan lalu lintas. 18 diantaran!a disertai trauma pada alat-alat dalam rongga panggul seperti uretra, buli-buli, rektum serta pembuluh darah. 3raktur pelvis berhubungan dengan in)uri arteri ma!or, saluran kemih bagian bawah, uterus, testis, anorektal dinding abdomen, dan tulang belakang. apat men!ebabkan hemoragic +pelvis dapat menahan seban!ak B9 liter darah# dan umumn!a timbul mani%estasi klinis seperti hipotensi, n!eri dengan penekanan pada pelvis, perdarahan peritoneum atau saluran kemih. 3raktur pelvis berkekuatan-tinggi merupakan cedera !ang membaha!akan )iwa. Perdarahan luas sehubungan dengan %raktur pelvis relati% umum namun terutama laFim dengan %raktur berkekuatan-tinggi. 'irakira 1/?8 pasien dengan cedera pelvis berkekuatan-tinggi tidak stabil secara hemodinamik, !ang mungkin secara langsung dihubungkan dengan hilangn!a darah dari cedera pelvis. Perdarahan merupakan pen!ebab utama kematian pada pasien dengan %raktur pelvis, dengan keseluruhan angka kematian antara E-/8 pada %raktur pelvis berkekuatan-tinggi rangkaian besar.
0'
M$ni7es#$si Klinis
3raktur panggul sering merupakan bagian dari salah satu trauma multipel !ang dapat mengenai organ-organ lain dalam panggul. 'eluhan berupa ge)ala pembengkakan, de%ormitas serta perdarahan subkutan sekitar panggul. Penderita datang dalam keadaan anemia dan s!ok karena perdarahan !ang hebat. Pengka)ian awal !ang perlu dilakukan adalah riwa!at kecelakaan sehingga luasn!a trauma tumpul dapat diperkirakan. *edangkan untuk trauma penetrasi, pengka)ian !ang perlu dilakukan adalah posisi masukn!a dan kedalaman. 'lien dapat menun)ukkan trauma abdomen akut. Pada kedua tipe trauma ter)adi hemoragi baik baik internal maupun eksternal. >ika ter)adi rupture perineum, mani%estasi peritonitis berisiko muncul,seluruh drainase abdomen perlu dika)i untuk mengetahui isi drainase tersebut. &ilas abdomen umumn!a dilakukan untuk mengka)i adan!a perdarahan diseluruh abdomen !ang mengalami luka, dengan cara memasukkan cairan kristaloid ke dalam rongga peritoneum diikuti dengan paracentesis +rainase isi abdomen#.Catat dan dokumentasikan warna dan )umlah drainase. D'
E#iolo/i 1. Trauma langsung: benturan pada tulang dan mengakibatkan %raktur pada tempat tersebut. . Trauma tidak langsung: bilamana titik tumpul benturan dengan ter)adin!a %raktur ber)auhan. . Proses pen!akit: kanker dan riketsia. 9. Compresion %orce: klien !ang melompat dari tempat ketinggian dapat mengakibatkan %raktur kompresi tulang belakang. /. $uscle +otot#: akibat in)uri2sakit ter)adi regangan otot !ang kuat sehingga dapat men!ebabkan %raktur +misal6 elektrik shock dan tetani#.
E'
P$#o7isiolo/i Tulang bersi%at rapuh namun cukup mempun!ai kekuatan dan ga!a pegas untuk menahan. Tapi apabila tekanan eksternal !ang datang lebih besar dari !ang dapat diserap tulang, maka ter)adilah trauma pada tulang !ang mengakibatkan rusakn!a atau terputusn!a kontinuitas tulang. *etelah ter)adi %raktur, periosteum dan pembuluh darah serta sara% dalam korteks, marrow, dan )aringan lunak !ang membungkus tulang rusak.
Perdarahan ter)adi karena kerusakan tersebut dan terbentuklah hematoma di rongga medula tulang. >aringan tulang segera berdekatan ke bagian tulang !ang patah. >aringan !ang mengalami
nekrosis ini
menstimulasi ter)adin!a respon in%lamasi !ang ditandai dengan vasodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit, dan in%iltrasi sel darah putih. 'e)adian inilah !ang merupakan dasar dari proses pen!embuhan tulang nantin!a Trauma biasan!a ter)adi secara langsung pada panggul karena tekanan !ang besar atau karena )atuh dari ketinggian. Pada orang tua dengan osteoporosis dan osteomalasia dapat ter)adi %raktur stress pada ramus pubis.
F'
Kl$si7i5$si $enurut $arvin Tile disruption o% pelvic ring dibagi : 1. *table +Tipe 4# . (nstable +Tipe . $iscellaneous +Tipe C# 3raktur Tipe 4: pasien tidak mengalami s!ok berat tetapi merasa n!eri bila berusaha ber)alan. Terdapat n!eri tekan lokal tetapi )arang terdapat kerusakan pada visera pelvis.3raktur Tipe & dan C: pasien mengalami s!ok berat, sangat n!eri dan tidak dapat berdiri, serta )uga tidak dapat kencing. 'adang ? kadang terdapat darah di meatus eksternus. =!eri tekan dapat bersi%at lokal tetapi sering meluas, dan )ika menggerakkan satu atau kedua ala ossis ilium akan sangat n!eri.
G' Pe.e4i5s$$n Penun8$n/ 1. Pemeriksaan radiologis: a. *etiap penderita trauma panggul harus dilakukan pemeriksaan radiologis dengan prioritas pemeriksaan rongent posisi 4P. b. Pemeriksaan rongent posisi lain !aitu oblik, rotasi interna dan eksterna .
H'
bila keadaan umum memungkinkan. Pemeriksaan urologis dan lainn!a: a. 'ateterisasi b. (reterogram c. *istogram retrograd dan postvoiding d. Pielogram intravena e. 4spirasi diagnostik dengan lavase peritoneal
Pen$#$l$5s$n$$n 1. Tindakan operati% bila ditemukan kerusakan alat ? alat dalam rongga panggul . *tabilisasi %raktur panggul, misaln!a:
a. 3raktur avulsi atau stabil diatasi dengan pengobatan konservati% seperti istirahat, traksi, pelvic sling b. 3raktur tidak stabil diatasi dengan %iksasi eksterna atau dengan operasi !ang dikembangkan oleh grup 4*"3 &erdasarkan klasi%ikasi Tile: 1. 3raktur Tipe 4: han!a membutuhkan istirahat ditempat tidur !ang dikombinasikan dengan traksi tungkai bawah. alam 9-E minggu pasien akan lebih n!aman dan bisa menggunakan penopang. . 3raktur Tipe &: 1. 3raktur tipe openbook >ika celah kurang dari ./cm, diterapi dengan cara beristirahat ditempat tidur, kain gendongan posterior atau korset elastis.>ika celah lebih dari ./cm dapat ditutup dengan membaringkan pasien dengan cara miring dan menekan ala ossis ilii menggunakan %iksasi luar dengan pen pada kedua ala ossis ilii. . 3raktur tipe closebook &eristirahat ditempat tidur selama sekitar E minggu tanpa %iksasi apapun bisa dilakukan, akan tetapi bila ada perbedaan pan)ang kaki melebihi 1./cm atau terdapat de%ormitas pelvis !ang n!ata maka perlu dilakukan reduksi dengan menggunakan pen pada krista iliaka. . 3raktur Tipe C *angat berbaha!a dan sulit diterapi. apat dilakukan reduksi dengan traksi kerangka !ang dikombinasikan %iksator luar dan perlu istirahat ditempat tidur sekurang?kurangn!a 1 minggu. 'alau reduksi belum tercapai, maka dilakukan reduksi secara terbuka dan mengikatn!a dengan satu atau lebih plat kompresi dinamis.
I'
Ko.li5$si 1. 'omplikasi segera a. Trombosis vena ilio %emoral : sering ditemukan dan sangat berbaha!a. &erikan antikoagulan secara rutin untuk pro%ilaktik. b. obekan kandung kemih : ter)adi apabila ada disrupsi sim%isis pubis atau tusukan dari bagian tulang panggul !ang ta)am. c. obekan uretra: ter)adi karena adan!a disrupsi sim%isis pubis pada daerah uretra pars membranosa. d. Trauma rektum dan vagina e. Trauma pembuluh darah besar !ang akan men!ebabkan perdarahan masi% sampai s!ok. %.
Trauma pada sara%:
1# Desi sara% skiatik: dapat ter)adi pada saat trauma atau pada saat operasi. 4pabila dalam )angka waktu E minggu tidak ada perbaikan, maka sebaikn!a dilakukan eksplorasi. # Desi pleksus lumbosakralis: biasan!a ter)adi pada %raktur sakrum !ang bersi%at vertikal disertai pergeseran. apat pula ter)adi gangguan %ungsi seksual apabila mengenai pusat sara%. . 'omplikasi lan)ut a. Pembentukan tulang heterotro%ik: biasan!a ter)adi setelah suatu trauma )aringan lunak !ang hebat atau setelah suatu diseksi operasi. &erikan "ndometacin sebagai pro%ilaksis. b. =ekrosis avaskuler: dapat ter)adi pada kaput %emur beberapa waktu setelah trauma. c. Aangguan pergerakan sendi serta osteoartritis sekunder : apabila ter)adi %raktur pada daerah asetabulum dan tidak dilakukan reduksi !ang akurat, sedangkan sendi ini menopang berat badan, maka akan ter)adi ketidaksesuaian sendi !ang akan memberikan gangguan pergerakan serta osteoartritis dikemudian hari. d. *koliosis kompensator
J'
Fo5us Pen/5$8i$n Pengka)ian %raktur meliputi :
1. 4ktivitas2istirahat Tanda: 'eterbatasan2 kehilangan %ungsi pada bagian !ang terkena +mungkin segera, %raktur itu sendiri, atau tr)adi secara sekunder, dari pembengkakan )aringan, n!eri#
. *irkulasi Ae)ala: 5ipertensi +kadang-kadang terlihat sebagai respon terhadap n!eri2ansietas#, atau hipotensi +kehingan darah#
. =eurosensori Ae)ala : 5ilang gerak2sensasi,spasme otot, 'ebas2kesemutan +parestesis# Tanda: emormitas local6 angulasi abnormal, pemendakan, ratotasi, krepitasi +bun!i berderit, spasme otot, terlihat kelemahan atau hilang %ungsi#.
9. =!eri2ken!amanan
Ae)ala : =!eri berat tiba-tiba pada saat cidera +mungkin terlokalisasi pada ara )aringan2kerusakan tulang6 dapat berkurang pada imobilisasi# tak ada n!eri akibat kerusakan sara%.
/. Pen!uluhan2Pembela)aran Ae)ala : Dingkungan cidera Pertimbangan : A menun)ukkan rerata lama dirawat : %emur G-< hari, panggul2 pelvis E-G hari, lain-lain!a 9 hari bila memerlukan perawatan dirumah sakit
E. encana pemulangan : $embutuhkan dengan transportasi, aktivitas perawatan diri, dantugas2 pemeliharaan rumah.
K'
Di$/nos$ Kee4$%$#$n 1. =!eri akut berhubungan dengan agen in)uri +biologi, kimia, %isik, psikologis#, kerusakan )aringan . Aangguan mobilitas %isik berhubungan dengan kehilangan integritas struktur tulang, gangguan metabolisme sel, kerusakan muskuloskletal dan neuromuskuler, n!eri. . esiko in%eksi berhubungan dengan kerusakan )aringan dan peningkatan paparan lingkungan, prosedur in%asi%, pertahanan primer !ang tidak adekuat +kerusakan kulit, trauma )aringan#
L'
In#e46ensi Kee4$%$#$n 1. =!eri akut +1# e%inisi: sensori !ang tidak men!enangkan dan pengalaman emosional !ang timbul dari kerusakan
)aringan aktual atau potensial
atau
penggambaran dari kerusakan +"nternational association %or the stud! o% pain#6 !ang ter)adi tiba-tiba atau secara pelan-pelan dari intensitas ringan hingga berat dengan diantisipasi atau dapat diprediksi dan dalam waktu kurang dari E bulan. e%ining characteristics : a. Perubahan respirasi +normaln!a 1-x2menit# b. Daporan secara verbal dari pasien NOC (Nursing Outcome Classifications) : a. Com%ort level +tingkat ken!amanan# e%inisi : Perasaan %isik dan psikologi !ang tenang "ndikator : 1# $elaporkan kese)ahteraan %isik # $elaporkan kepuasan dengan kontrol ge)ala
# $elaporkan kese)ahteraan psikologis 9# $engekspresikan kepuasan dengan kontrol n!eri b. Pain Control +kontrol n!eri# e%inisi : Tindakan seseorang untuk mengatasi n!eri "ndikator : 1# $engenal pen!ebab n!eri # $engenal onset n!eri # $enggunakan tindakan pencegahan 9# $enggunakan pertolongan non-analgetik /# $enggunakan analgetik dengan tepat E# $engenal tanda-tanda pencetus n!eri untuk mencari pertolongan G# $enggunakan sumber-sumber !ang ada <# $engenal ge)ala n!eri 7# $elaporkan ge)ala-ge)ala kepada tenaga kesehatan pro%esional 1# $elaporkan kontrol n!eri c. Pain Devel +Tingkat n!eri# e%inisi : Aambaran n!eri atau n!eri !ang ditun)ukkan *etelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama x 9 )am pada pasien dengan gangguann!eri akut dapat teratasi dengan kriteria: 1# $elaporkan n!eri berkurang # Tidak menunun)ukkan ekspersi wa)ah menahan n!eri # $ampu mengontrol n!eri +tahu pen!ebab n!eri,
mampu
menggunakan tehnik non%armakologi untuk mengurangi n!eri, mencari bantuan# 9# Tidak mual /# Tanda vital dalam rentang normal
Nursing Intervention Classification (NIC) Pain Acute "ntervensi a. 'a)i secara komphrehensi% tentang n!eri, meliputi: lokasi, karakteristik dan onset, durasi, %rekuensi, kualitas, intensitas2beratn!a n!eri, dan %aktor-%aktor presipitasi b. Observasi is!arat-is!arat non verbal dari ketidakn!amanan, khususn!a dalam ketidakmampuan untuk komunikasi secara e%ekti% c. Aunakan komunikasi terapeutik agar pasien dapat mengekspresikan n!eri d. Tentukan dampak dari ekspresi n!eri terhadap kualitas hidup: pola tidur, na%su makan, akti%itas kognisi, mood, relationship, peker)aan, tanggung)awab peran
e. &erikan in%ormasi tentang n!eri, seperti: pen!ebab, berapa lama %.
ter)adi, dan tindakan pencegahan 'ontrol %aktor-%aktor lingkungan !ang dapat mempengaruhi respon pasien
terhadap
ketidakn!amanan
+ex:
temperatur
ruangan,
pen!inaran, dll# g. 4)arkan penggunaan teknik non-%armakologi +ex: relaksasi, guided imager!, terapi musik, distraksi, aplikasi panas-dingin, massase, TH=*, hipnotis, terapi bermain, terapi aktivitas, akupresusure# h. Tingkatkan tidur2istirahat !ang cukup i. $odi%ikasi kontrol n!eri sesuai respon pasien ). 'olaborasi : &eri analgetik sesuai dengan indikasi . Aangguan mobilitas %isik +# e%inisi : keterbatasan pada kemandirian, pergerakan %isik dari tubuh dengan maksud tertentu atau dari salah satu atau lebih dari ekstremitas. e%ining characteristics : a. 'eterbatasan pergerakan b. 'eterbatasan kemampuan untuk melakukan gerak !ang benar 3aktor !ang berhubungan : a. b. c. d. e.
"ntoleransi aktivitas 'ehilangan integritas dari struktur tulang Aangguan musculoskeletal =!eri Pembatasan bergerak sesuai medikasi dari medis
NOC (Nursing Outcome Classifications): a. b. c.
>oint $ovement : 4ctive, ange o% $otion pada sendi $obilit! Devel : 'emampuan untuk bergerak dengan tu)uan tertentu Trans%er per%ormance *etelah dilakukantindakan keperawatan gangguan mobilitas %isik teratasi dengan kriteria hasil : 1# 'lien meningkat dalam aktivitas %isik # $engerti tu)uan dari peningkatan mobilitas # $emverbalisasikan perasaandalammeningkatkankekuatandankemampuanberpindah 9# $emperagakan penggunaan alat &antu untuk mobilisasi +walker# Nursing Intervention Classification (NIC) Gangguan Mobilitas Fisik
a.
Perawatan &ed est e%inisi: dukungan ken!amanan dan keamanan dan pencegahan komplikasi pada pasien !ang tidak mampu untuk turun dari tempat tidur 4ktivitas 1# >elaskan alasan mengapa pasien perlu bed rest # >aga linen kasur tetap bersih, kering dan bebas dari kerutan
b.
# Aunakan perlengkapan pelindung bagi pasien pada bed 9# $onitor kondisi kulit /# $elakukan latihan rentang gerak akti% dan pasi% E# Tingkatkan kebersihan G# &antu aktivitas sehari-hari pasien <# $onitor %ungsi perkemihan 7# $onitor terhadap konstipasi 1# $onitor status perna%asan Pengaturan posisi e%inisi: penentuan penempatan pasien atau bagian tubuh pasien untuk mendukung %isik dan psikologis !ang baik 4ktivitas 1# $embantu pasien dalam perubahan posisi # $onitor status oksigen2perna%asan sebelum perubahan posisi dilakukan # Pemberian dukungan pada
bagian
tubuh
dan
setelah
!ang
perlu
diimobilisasikan 9# 3asilitasi posisi !ang mendukung ventilasi2per%usi /# Dakukan latihan rentang gerak pasi% dan akti% E# Cegah penempatan pasien pada posisi !ang dapat meningkatkan n!eri G# $inimalkan gesekan ketika positioning <# Posisikan pasien pada posisi !ang
mendukung
drainase
perkemihan 7# Posisikan pada posisi !ang dapat mencegah penekanan pada luka 1# "nstruksikan pasien terkait bagaimana postur !ang baik 11# 4tur )adwal perubahan posisi pada pasien . esiko in%eksi +9# e%inisi : ter)adi peningkatan resiko terhadap ter)angkitn!a organisme patogenik 3aktor resiko : a. Pertahanan primer !ang inadekuat +kerusakan kulit, )aringan traumatis# b. Prosedur invasi% c. Trauma NOC (Nursing Outcome Classifications): a. "mmune *tatus : ketahanan +natural dan didapat# !ang adekuat terhadap antigen eksternal dan internal. b. 'nowledge : "n%ection control, Peningkatan pemahaman mengenai pencegahan dan kontrol in%eksi c. isk control : Tindakan untuk menghilangkan dan mengurangi ancaman kesehatan !ang aktual, personal, dan modi%ikasi
*etelahdilakukantindakankeperawatanpasientidakmengalamiin%eksi dengankriteriahasil: a. b. c. d. e.
'lien bebas dari tanda dan ge)ala in%eksi $enun)ukkan kemampuan untuk mencegah timbuln!a in%eksi >umlah leukosit dalam batas normal $enun)ukkan perilaku hidup sehat *tatus imun, gastrointestinal, genitourinaria dalam batas normal
Nursing Intervention Classification (NIC) Resiko I nfeksi a.
'ontrol "n%eksi e%inisi: $eminimalkan paparan dan transmisi agen in%eksi 4ktivitas
b.
1# &ersikan lingkungan secara tepat setelah digunakan oleh pasien # Aanti peralatan pasien setiap selesai tindakan # Aunakan sarung tangan steril 9# Dakukan perawatan aseptic pada semua )alur "0 /# Dakukan teknik perawatan luka !ang tepat E# 4n)urkan istirahat G# &erikan terapi antibiotik "n%ection Protection +proteksi terhadap in%eksi# e%inisi: Pencegahan dan deteksi dini in%eksi pada pasien !ang beresiko 4ktivitas 1# # # 9# /#
c.
$onitor tanda dan ge)ala in%eksi sistemik dan lokal $onitor angka granulosit, I&C dan hasil !ang berbeda Partahankan teknik aspesis pada pasien !ang beresiko &erikan perawatan kulit !ang tepat pada area edematous "nspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas,
atau drainase E# "speksi kondisi luka G# ukungan masukkan nutrisi !ang cukup <# ukungan masukan cairan 7# "nstruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep *kin surveillance2pengawasan terhadap kulit e%inisi:
$engkoleksi
dan
menganalisis
data
pasien
untuk
mempertahankan integritas kulit dan membran mukosa 4ktivitas 1# $engamati ekstremitas terhadap kemerahan, panas, bengkak, tekanan, tekstur, edema dan ulserasi # $engamati kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas !ang ekstrim, atau drainase # $onitor terhadap sumber penekanan dan %riksi2gesekan 9# $onitor terhadap in%eksi d.
Perawatan luka
e%inisi: $encegah komplikasi luka dan meningkatkan kesembuhan 4ktivitas 1# $onitor karakteristik luka meliputi drainase, warna, ukuran dan # # 9# /# E#
bau Pertahankan teknik steril dalam perawatan luka "nspeksi luka setiap melakukan pergantian dreesing 4tur posisi untuk mencegah tekanan pada daerah luka Tingkatkan intake cairan 4)arkan pada pasien2anggota keluarga tentang
prosedur
perawatan luka G# 4)arkan pada pasien2anggota keluarga tentang tanda dan ge)ala in%eksi <# okumentasikan lokasi luka, ukuran, dan penampakann!a.
DAFTAR PUSTAKA 5erdman, T. 5eather.7.Nursing iagnoses : efinitions an! Classification "##$%"#&&.(*4 : Iile!-&lackwell. >ohnson, $., $ass, $., $oorhead, *., . Nursing Outcomes Classification (NOC) secon! '!ition. $issouri : $osb! ochterman, >oanne $., &ulecheck, Aloria =..Nursing Intervention classification (NIC) t'!ition.$issouri : $osb!.
P$#%$9
Trauma langsung
Trauma tidak langsung
Kondisi patologis
FRAKTUR Diskontinuitas tulang
Pergeseran fragmen tulang
Perubahan jaringan sekitar Pergeseran fragmen tulang
Nyeri
Kerusakan fragmen tulng $pasme otot
aserasi kulit
Tekanan sumsum tulang > tinggi dari kapiler Peningkatan tekanan kapiler Terputusnya !ena"arteri Kerusakan integritas kulit
Deformitas Gangguan fungsi
Reaksi stress klien
Perdarahan
Pelepasan histamin
Kehilangan !olume #airan
Gangguan mobilitas fsik
Melepaskan katekolamin
Protein plasma hilang
Memobilisasi asam lemak
Edema Syok hipovolemik
Penekanan pembuluh darah Bergabung dgn teombosit Emboli Penurunan perfusi jaringan Menyumbat pembuluh darah Gangguan perusi jaringan