LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA PASIEN DENGAN FIBROADENOMA MAMMAE (FAM) (FAM) YANG YANG AKAN DILAKUKAN EXCISI DI DI RUANG INSTALASI BEDAH SENTRAL (IBS) RSD dr. SOEBANDI JEMBER
oleh Riana Vra Andan!i"a# S.K$ NIM %&&'%%%% %&&'%%%%
PROGRAM PROFESI NERS PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER &%*
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Laporan pendahulu pendahuluan an dan asuhan keperawatan keperawatan perioperati perioperatiff pada pasien dengan dengan Fibroadenoma Fibroadenoma Mammae (FA (FAM) yang akan akan dila dilaku kuka kan n tind tindak akan an Excisi di Instalasi Instalasi Bedah Sentral (IBS) RSD dr. Soeandi Soeandi !e"er telah disetu#ui dan disahkan pada$ %ari %ari&& tangg tanggal al $ ' Fer Ferua uari ri '*+ '*+ ,e"pat$ ,e"pat$ Instalasi Bedah Sentral (IBS) RSD dr. Soeandi
!e"er& ' Feruari '*+
Mahasiswa
(Riana -era Andantika& S. ep) /IM. *0***'*'' *0***'*''
1e"i"ing linik
(%. Mustaki".& S. ep. /s& MMes.) /I1.* /I1.*2+3'3 2+3'3 *22+'0 *22+'0 * ''0
1e"i"ing Akade"ik
(/s. Mulia %aka"& M. ep& Sp. MB) /I1.* /I1.*24*'0*2 24*'0*2 '*5'5 '*5'5 * '
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Laporan pendahulu pendahuluan an dan asuhan keperawatan keperawatan perioperati perioperatiff pada pasien dengan dengan Fibroadenoma Fibroadenoma Mammae (FA (FAM) yang akan akan dila dilaku kuka kan n tind tindak akan an Excisi di Instalasi Instalasi Bedah Sentral (IBS) RSD dr. Soeandi Soeandi !e"er telah disetu#ui dan disahkan pada$ %ari %ari&& tangg tanggal al $ ' Fer Ferua uari ri '*+ '*+ ,e"pat$ ,e"pat$ Instalasi Bedah Sentral (IBS) RSD dr. Soeandi
!e"er& ' Feruari '*+
Mahasiswa
(Riana -era Andantika& S. ep) /IM. *0***'*'' *0***'*''
1e"i"ing linik
(%. Mustaki".& S. ep. /s& MMes.) /I1.* /I1.*2+3'3 2+3'3 *22+'0 *22+'0 * ''0
1e"i"ing Akade"ik
(/s. Mulia %aka"& M. ep& Sp. MB) /I1.* /I1.*24*'0*2 24*'0*2 '*5'5 '*5'5 * '
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN FIBROADENOMA MAMMAE DI INSTALASI BEDAH SENTRAL RSD dr. SOEBANDI JEMBER O+, - Riana Vra Andan!i"a# S. K$. 1. Kn/$ T Tri ri %.% Ana!0i dan Fi/i+1i Fi/i+1i Pa23dara Pa23dara %.%.% %.%.% Ana!0 Ana!0ii Se6ara u"u"& payudara terdiri atas dua #enis #aringan yaitu #aringan
kelen#ar dan #aringan stro"al. !aringan kelen#ar "eliputi lous dan duktus. Seda Sedang ngka kan n #arin #aringa gan n stro" stro"al al "eli "elipu puti ti #arin #aringa gan n le"ak le"ak dan dan #arin #aringa gan n ikat ikat.. 1ayu 1ayuda dara ra terd terdap apat at dala dala" " fasia fasia supe superf rfisi isial alis is dind dindin ing g tora torak k 7ent 7entra rall yang erke"ang "enon#ol tegak dari sukla7ikula sa"pai dengan cost costae ae atau intercostae keli"a sa"pai keena" (%aryono et al.& al.& '**).
8a"ar *. Anato"i "a""ae anterior
Menurut 1a"ungkas ('**) pada payudara terdapat tiga agian uta"a& yaitu $ a. Korpus ( adan) Korpus alveolus& alveolus& yaitu unit terke6il yang yang "e"produk "e"produksi si susu. Bagian dari alveolus adalah sel aciner & #aringan le"ak& sel plas"a& sel otot polos dan pe"uluh darah. Lobulus& Lobulus& yait yaitu u ku"p ku"pul ulan an dari alveolus. alveolus. Lobus Lobus& yaitu eerapa loulus yang erku"pul "en#adi *39' lous pada tiap payudara.ASI disalurkan dari alveolus ke dala" saluran ke6il (duktulus ( duktulus)& )& ke"udian eerapa duktulus ergaung "e"entuk saluran yang leih esar (duktus (duktus laktiferus) laktiferus) b. Areola
Sinus laktiferus& yaitu saluran di awah areola yang esar "elear& akhirnya "e"usat ke dala" puting dan er"uara ke luar. Di dala" dinding alveolus "aupun saluran9saluran terdapat otot polos yang ila erkontraksi dapat "e"o"pa ASI keluar. c. Papilla atau puting Bagian yang "enon#ol yang di"asukan ke "ulut ayi untuk aliran air susu (/ugroho& '**). Menurut 1a"ungkas ('**)& entuk putting ada 5& yaitu $ a) Bentuk putting susu nor"al
) Bentuk putting susu pendek
6) Bentuk putting susu pan#ang
d) Bentuk putting susu terena"
1erdarahan #aringan payudara erasal dari arteri perforantes anterior yang "erupakan 6aang dari arteri "a""aria interna& arteri torakalis lateralis& dan arteri interkostalis posterior. Sedangkan& siste" li"fatik payudara terdiri dari pleksus suareola dan pleksus profunda. 1leksus suareola "en6akup agian tengah payudara& kulit& areola dan puting yang akan "engalir kearah kelen#ar getah ening pektoralis anterior dan seagian esar ke kelen#ar getah ening aksila. 1leksus profunda "en6akup daerah "uskulus pektoralis "enu#u kelen#ar getah ening rotter & ke"udian ke kelen#ar getah ening sukla7ikula
atau route of Grouzsman& dan 3: sisanya "enu#u kelen#ar getah ening "a""aria interna (Soetrisno& '*').
8a"ar . Siste" Li"fatik Ma""ae 1ersarafan sensorik payudara diurus oleh 6aang pleksus ser7ikalis dan 6aang saraf interkostalis kedua sa"pai keena" sehingga dapat "enyeakan penyearan rasa nyeri teruta"a pada punggung& skapula& lengan agian tengah& dan leher (Moore et al.& ''2). -askularisasi "a""ae $ a. Arteriae a) ;aang96aang perforantesa "a""aria interna. ;aang96aang I& II& III& I-& - dari arteria "a""aria interna "ene"us di dinding dada dekat tepi sternu" pada interkostal yang sesuai& "ene"us "uskulus pektoralis "ayor dan "e"eri aliran darah pada tepi "edial glandulla "a""a. ) Ra"i pektoralis arteri thorako9akro"ialis. Arteri ini er#alan turun di antara "uskulus pektoralis "inor dan "uskulus pektoralis "ayor. 1e"uluh ini "erupakan pe"uluh uta"a "uskulus pektoralis "ayor& arteri ini akan "e"erikan aliran darah ke glandula "a""a agian dala" (deep surfa6e) 6) A.thorakalis lateralis (arteri "a""ae eksternal). 1e"uluh darah ini er#alan turun "enyusuri tepi lateral "uskulus pektoralis "ayor untuk "endarahi agian lateral payudara. . -ena a) ;aang96aang perforantes 7. "a""aria interna. -ena ini "erupakan 7ena yang tersear pada #aringan payudara yang "engalirkan darah dari payudara dan er"uara pada 7. Ma""aria interna yang ke"udian er"uara pada 7. "ino"inata. ) ;aang96aang 7. aksillaris& yang terdiri dari 7. thorakoakro"ialis. 7. thoraklais lateralis dan 7. thorako9dorsalis.
6) -ena97ena ke6il er"uara pada 7. Interkostalis. -ena interkostalis er"uara pada 7. -erteralis& ke"udian er"uara pada. A
pada
"asa
pra"enopause
dan
peri"enopause
siste"
kesei"angan hor"onal siklus haid terganggu sehingga eresiko terhadap perke"angan dan in7olusi siklik fisiologis& seperti #aringan parenki" atrofi diganti #aringan stro"a payudara& dapat ti"ul feno"ena kista ke6il dala" susunan loular atau c"stic c!ane yang "erupakan proses ain (Soetrisno& '*'= Saiston& '**). ,erdapat hor"on yang erperan dala" proses perke"angan payudara antara lain $ a. 1eranan >strogen (1ertu"uhan siste" duktus) Sela"a keha"ilan& se#u"lah esar estrogen disekresikan oleh plasenta sehingga
siste"
duktus
payudara
tu"uh
dan
er6aang.
Se6ara
ersa"aan& stro"a payudara #uga erta"ah esar dan se#u"lah esar le"ak terdapat dala" stro"a. Sedikitnya ada 5 hor"on lain yang penting dala" pertu"uhan siste" duktus diantaranya hor"on pertu"uhan& prolaktin& glukokortikoid
adrenal
dan
insulin.
Masing9"asing hor"on terseut
diketahui "e"ainkan paling sedikit eerapa peranan dala" "etaolis"e protein.
. 1eranan 1rogesteron (1erke"angan siste" loulus9al7eolus) 1erke"angan akhir payudara "en#adi organ yang "enyekresi air susu #uga "e"erlukan progesteron. Sekali siste" duktus telah erke"ang& progesteron eker#a se6ara sinergistik dengan estrogen& #uga dengan se"ua hor"on9hor"on lain yang diseutkan di atas "enyeakan pertu"uhan
loulus
payudara&
dengan
pertunasan
al7eolus
dan
perke"angan sifat9sifat sekresi dari sel9sel al7eoli. 1eruahanperuahan ini analog dengan efek sekresi progesteron pada endo"etriu" uterus sela"a pertengahan akhir siklus seksual wanita. %.& D4ini/i Firoadeno"a "a""ae (FAM) adalah tu"or #inak yang "e"iliki
karakter tidak nyeri& dapat digerakkan& eratas tegas dan erkonsistensi padat kenyal ( u"ar& ''+). Firoadeno"a "a""ae "erupakan suatu tu"or #inak yang tu"uh "eliputi kelen#ar dan stro"a #aringan ikat. FAM #uga "erupakan en#olan #inak yang diseakan oleh pertu"uhan erleihan pada salah satu loulus payudara (1ier6e& ''+). Firoadeno"a "a""ae "erupakan tu"or #inak pada payudara en#olan yang dapat digerakkan (Indonesian /urse& ''4). FAM "erupakan neoplas"a #inak yang teruta"a terdapat pada wanita "uda& teraa seagai en#olan ulat dan konsistensi kenyal. ,u"or ini tidak "elekat pada #aringan sekitarnya dan a"at "udah untuk digerakkan& Biasanya FAM tidak disertai rasa nyeri dan tidak lagi dite"ukan pada "asa "enopause (S#a"suhida#at& '*'). Sehingga dapat disi"pulkan ahwa FAM "erupakan tu"or #inak yang erupa en#olan pada payudara tidak nyeri dan dapat digerakkan yang anyak dite"ui pada wanita yang erusia "uda. %.' E!i+1i Menurut u"ar (''+) penyea dari firoadeno"a "a""ae adalah peningkatan "utlah atau nisi aktifitas estrogen di perkirakan erperan dala" pe"entukan FAM. Lesi serupa "un6ul ersa"a dengan peruahan firokistik (firoadenosis) pada usia ? 0' tahun& #enis kela"in& genetik& stress& serta lesi prekanker yang #uga dapat "enyeakan terentuknya FAM. Firoadeno"a "a""ae ini ter#adi akiat adanya keleihan hor"on estrogen. Biasanya ukurannya akan "eningkat pada saat "enstruasi atau pada saat
ha"il karena produksi hor"on estrogen "eningkat. Se6ara histology firoadeno"a "a""ae dapat diagi "en#adi dua yatiu$ %.'.%
Intra6anali6ular firoadeno"a Firoadeno"a pada payudara yang se6ara tidak teratur dientuk dari pe"e6ahan
antara
stro"a
firosa
yang
"engandung
serat
#aringanepitel. %.'.& 1eri6anali6ular firoadeno"a Firoadeno"a pada payudara yang "enyerupai kelen#ar atau kista yang dilingkari oleh #aringan epitel pada satu atau anyak lapisan.Sedangkan firoadeno"a "a""ae dapat diagi "en#adi 0 "a6a" yaitu #ommon fibroadenoma& Giant fibroadenoma u"u"nya erdia"eter leih dari 3 6" dan $uvenile fibroadenoma pada re"a#a. %.5 Fa"!r R/i" Sa"pai saat ini penyea FAM "asih elu" diketahui se6ara pasti& na"un erdasarkan hasil penelitian ada eerapa faktor risiko yang "e"pengaruhi ti"ulnya tu"or ini antara lain riwayat perkawinan yang dihuungkan dengan status perkawinan dan usia perkawinan& paritas dan riwayat "enyusui anak. Berdasarkan penelitian Bidgoli ('**) "enyatakan ahwa pasien yang tidak "enikah "eningkatkan risiko ke#adian FAM (@R.5& ;I 23: .3*.0*) artinya penderita FAM ke"ungkinan &5 kali adalah wanita yang tidak "enikah. Selain itu& hasil penelitian terseut #uga "enyatakan ahwa "enikah ?* tahun "eningkatkan risiko ke#adian FAM (@R.45& ;I 23: *.0.30) artinya penderita FAM ke"ungkinan &45 kali adalah wanita yang "enikah pada usia ?* tahun. 1enurunan paritas "eningkatkan insiden ter#adinya FAM& teruta"a "eningkat pada kelo"pok wanita nullipara. Berat adan yang erleihan dengan IM, C0' kg" #uga "en#adi faktor resiko ter#adinya FAM (@R.53&;I 23: *.'50.'0) artinya wanita dengan IM, C0' kg" "e"iliki risiko &53 kali "enderita FAM diandingkan wanita dengan IM, nor"al. %.6 Pa!4i/i+1i Firoadeno"a erasal dari proliferasi kedua unsur loulus yaitu asinus atau duktus ter"inalis dan #aringan firolasti6 (/asar& '*'). Firoadeno"a "erupakan tu"or #inak payudara yang sering dite"ukan pada "asa
reproduksi yang diseakan oleh eerapa ke"ungkinan yaitu akiat sensiti7itas #aringan sete"pat yang erleihan terhadap estrogen sehingga kelainan ini sering dgolongkan dala" "a""ary dysplasia. Firoadeno"a "a"ae ukan "erupakan satu9satunya penyakit pada payudara& na"uninsiden kasus terseut tinggi& tergantung pada #aringan payudara yang terkena& estrogen danusia per"ulaan. ,u"or dapat ter#adi karena "utasi dala" D/A sel. 1eni"unan "utasi"erupakan pe"i6u "un6ulnya tu"or. 1eni"unan "utasi di #aringan firosa dan #aringan epitel dapat "enyeakan proliferasi sel yang anor"al sehingga akan ta"pak tu"or yang"e"entuk lous9 lous hal ini dikarenakan ter#adi gangguan pada nukleus sel yang"enyeakan sel kehilangan
fungsi
deferensiasi
yang
diseut
anaplasia.
Dengan
rangsanganestrogen firoadeno"a "a"ae ukurannya akan leih "eningkat hal ini terlihat saat"enstruasi dan ha"il. /yeri pada payudara diseakan karena ukuran dan te"patpertu"uhan firoadeno"a "a"ae. arena firoadeno"a "a"ae tu"or #inak "akapengoatan yang dilakukan adalah dengan "engangkat tu"or terseut& untuk "engetahuiapakah tu"or itu ganas atau tidak tu"or yang sudah di a"il akan di awa ke laoratoriu"patologi untuk pe"eriksaan leih lan#ut. Sifat lesi #inak ini erupa en#olan yang mobile atau dapat digerakkan& loulasi tidak nyeri tekan& kenyal seperti karet erukuran satu sa"pai dengan e"pat senti"eter& dan anyak dite"ukan pada kuadran lateral kanan atas payudara kiri pada penderita yang ri!t !anded. Ben#olan ini dapat erta"ah esar satu senti"eter diawah pengaruh estrogen haid nor"al& keha"ilan& laktasi& atau penggunaan kontrasepsi oral. Se6ara "akroskopik& en#olan ini ereda "orfologinya dari lesi ganas yaitu tepi ta#a" dan per"ukaannya putih keauan sa"pai "erah "uda serta ho"ogen. Sedangkan se6ara "ikroskopik& terdapat susunan loulus 1ada ga"aran histologis "enun#ukkan stro"a dengan proliferasi firolast yang "engelilingi kelen#ar dan rongga kistik yang dilapisi epitel dengan entuk dan ukuran yang ereda. 1e"agian firoadeno"a erdasarkan histologik yaitu $ %.6.%
Firoadeno"a 1eri6anali6ulare
elen#ar erentuk ulat dan lon#ong dilapisi epitel selapis atau eerapa lapis. %.6.& Firoadeno"a intra6anali6ulare !aringan ikat yang "engala"i proliferasi leih anyak sehingga kelen#ar erentuk pan#ang9pan#ang (tidak teratur) dengan lu"en yang se"pit atau "enghilang.1ada saat "en#elang haid dan keha"ilan ta"pak pe"esaran sedikit dan pada saat"enopause ter#adi regresi. %. Mani4/!a/i K+ini/ Adapun tanda ge#ala yang dute"ukan pada pasien dengan firoadeno"a "a""ae antara lain seagai erikut. a. Se6ara "akroskopik $ tu"or ersi"pai& erwarna putih keau9auan& pada . 6. d. e.
pena"pangta"pak #aringan ikat erwarna putih& kenyal Ada agian yang "enon#ol ke per"ukaan Ada penekanan pada #aringan sekitar Ada atas yang tegas Bila dia"eter "en6apai *' E *3 6" "un6ul Firoadeno"a raksasa ( 8iant
Firoadeno"a) f. Me"iliki kapsul dan soliter g. Ben#olan dapat digerakkan h. 1ertu"uhannya la"at i. Mudah diangkat dengan lokal surgery #. Bila segera ditangani tidak "enyeakan ke"atian %.* K0$+i"a/i FAM "e"punyai risiko yang sangat rendah untuk "en#adi tu"or ganas. o"plikasi yang "ungkin ter#adi adalah erlakunya pe"esaran yang terlalu pada tu"or terseut yang isa "enyeakan ter#adinya defor"itas entuk payudara penderita. o"plikasi FAM "eliputi $ a. Da"pak psikologi . 8angguan dala" kehidupan seharian 6. ,u"or #inak "en#adi ganas d. Metastasi ke #aringan organ lain %.7 P0ri"/aan Pn3n8an1 %.7.% Ana0n/i/ Ana"nesis harus diawali dengan pen6atatan identitas pasien se6ara
lengkap& keluhan apa yang "endasari penderita untuk datang ke dokter. eluhan ini dapat erupa "assa di payudara yang eratas tegas atau tidak&
en#olan dapat digerakkan dari dasar atau "elekat pada #aringan di awahnya& adanya nyeri& 6airan dari puting& adanya retraksi puting payudara& ke"erahan& ulserasi sa"pai dengan pe"engkakan kelen#ar li"fe (Britto& ''3= Saiston& '**). ,erdapat ke"ungkinan patologis yang "enyeakan terdapatnya lesi klinis pada payudara wanita dari eragai u"ur& seperti yang terdapat pada tael *. ,ael *. %uungan u"ur dengan keadaan lesi (nderwood G ;ross& '*').
Pr/n!a/i K+ini/
Ben#olan "oile Ben#olan eratas tegas Ben#olan keras dan "elekat Dis6harge papila lserasi papila
K03n1"inan Pn29a9 Pa!+1i/ :&6 !a,3n &6;'6 !a,3n '6;66 <66 !a,3n !a,3n FAM FAM FAM& 1hyloides 1hyloides !arang Firokistik Firokistik !arang
!arang
arsino"a
arsino"a
!arang
!arang
Adeno"a papila
Adeno"a papila
Duktus eksatia Paet disease& Adeno"a papila
arsino"a& /ekrosis le"ak Duktus eksatia Paet disease& Adeno"a papila
1erlu ditanyakan pula riwayat penyakit terdahulu hingga riwayat penyakit sekarang. ,u"or "ulai dirasakan se#ak kapan& 6epat "e"esar atau tidak terasa sakit atau tidak. Ana"nesis penderita kelainan payudara harus disertai pula dengan riwayat keluarga& riwayat keha"ilan "aupun riwayat ginekologi (nderwood G ;ross& '*'). %.7.& P0ri"/aan Fi/i" a. Inspeksi 1asien di"inta duduk tegak atau eraring atau kedua duanya& ke"udian perhatikan entuk kedua payudara& warna kulit& ton#olan& lekukan& retraksi adanya kulit erintik seperti kulit #eruk& ulkus dan en#olan (Britto& ''3). . 1alpasi
1alpasi leih aik dilakukan eraring dengan antal tipis dipunggung sehingga payudara terentang rata. 1e"eriksaan ini dapat dilakukan sendiri oleh pasien atau oleh klinisi "enggunakan telapak #ari tangan yang digerakan perlahanlahan tanpa tekanan pada setiap kuadran payudara. Ben#olan yang tidak teraa ketika penderita eraring kadang leih "udah dite"ukan pada posisi duduk. 1eraaan aksila pun leih "udah dilakukan dala" posisi duduk. Dengan "e"i#at halus puting susu dapat diketahui adanya pengeluaran 6airan& darah& atau nanah. ;airan yang keluar dari kedua puting susu harus diandingkan (De !ong G S#a"suhida#at& ''3= %anriko G Mustofa& '**). ,eknik palpasi ini tersa#i pada ga"ar 0.
8a"ar 0.,eknik palpasi pada payudara ,erdapat tanda atau ge#ala dari hasil pe"eriksaan fisik yang dapat "enun#ukkan entuk lesi "a""a& seperti pada tael . ,ael . ,anda hasil pe"eriksaan fisik Tanda a!a3 G8a+a Bn8+an Difus
Soliter Moile Melekat Ga09aran K3+i! >de"a (peau dHorange) Berkerut atau erlekatan >rite"a Pa$i+a Ma00a
Da/ar Pa!+1i/
Firosis& hyperplasia eptel dan kista pada peruahan firokistik /eoplas"a atau kista soliter /eoplas"a #inak (iasanya FAM) /eoplas"a In7asif (arsino"a) 8angguan aliran li"fe akiat karsino"a In7asi kulit akiat karsino"a Aliran darah "eningkat akiat radang atau tu"or
Dis6harge Retraksi >rite"a dan ersisik
Mirip ASI atau darah ,erkait karsino"a in7asi7e 1enyakit paget papilla "a""a atau ek
N2ri Ma00a Siklik 1ada 1alpasi P09/aran K+n8ar A"/i+a N2ri T3+an1 a!a3 Fra"!3r
1enyakit #inak "a""a Lesi radang Metastasis karsino"a "a""a Metastasis karsino"a "a""a atau erhuungan dengan hiperkalse"ia
%.7.' Fine Needle Aspiration Biopsi (FNAB) 1rosedur pe"eriksaan ini dengan 6ara "enyuntikkan #aru" erukuran
3 aue "elewati kulit atau se6ara percutaneous untuk "enga"il 6ontoh 6airan dari kista payudara atau "enga"il sekelo"pok sel dari "assa yang solid pada payudara. Setelah dilakukan F/AB& "aterial sel yang dia"il dari payudara akan diperiksa di awah "ikroskop yang seelu"nya terleih dahulu dilakukan penge6atan sa"pel (Mulandari& ''0= Fad#ari& '*). Seelu"
dilakukan
penga"ilan
#aringan&
terleih
dulu
dilakukan
pe"ersihan pada kulit payudara yang akan diperiksa. Apaila en#olan dapat diraa "aka #aru" halus terseut di "asukan ke daerah en#olan seperti pada ga"ar 5.
8a"ar 5. 1e"eriksaan F/AB Apaila en#olan tidak dapat diraa& prosedur F/AB akan dilakukan dengan panduan dari siste" pen6itraan yang lain seperti "a""ografi atau S8. Setelah #aru" di"asukkan ke dala" agian payudara yang tidak nor"al& "aka dilakukan aspirasi "elalui #aru" terseut (,a"unan G Lukito& ''+). 1ada prosedur F/AB seringkali tidak dilakukan pe"iusan lokal karena prosedur anastesi leih "e"erikan rasa sakit diandingkan pe"eriksaan F/AB itu sendiri. Selain itu& lidokain yang digunakan seagai
ahan anestesi
isa "eni"ulkan artefak
yang dapat terlihat
pada
pe"eriksaan "ikroskopis (Soetrisno& '*'). %a"pir se"ua tu"or dapat dilakukan iopsi aspirasi& aik yang letaknya superfisial palpable ataupun tu"or yang terletak di dala" rongga tuuh unpalpable% dengan indikasi$ a. Me"edakan tu"or kistik& solid dan peradangan . Diagnosis praedah kanker seagai pengganti diagnosis potong eku intraoperatif 6. Diagnosis perta"a pada wanita "uda yang kurang dari 0' tahun dan wanita lan#ut usia d. 1ayudara yang telah dilakukan eerapa kali iopsi diagnostik e. 1enderita yang "enolak operasi atau anestesi f.
/odulnodul lokal atau regional setelah operasi "astekto"i
g. asus kanker payudara stadiu" lan#ut yang sudah inoperael h. Menga"il spesi"en untuk kultur dan penelitian (Lestadi& ''5). 1rosedur F/AB "e"iliki eerapa keuntungan antara lain F/AB adalah "etode ter6epat dan ter"udah diandingkan iopsi eksisi "aupun insisi payudara. %asil dapat diperoleh dengan 6epat sehingga pasien dapat segera "endapatkan terapi selan#utnya. euntungan lain dari "etode ini adalah iaya pe"eriksaan leih "urah& rasa 6e"as dan stress pasien leih singkat diandingkan "etode iopsi (Ausale"& ''= nderwood G ;ross& '*'). ekurangan dari "etode ini hanya "enga"il sangat sedikit #aringan atau sel payudara sehingga hanya dapat "enghasilkan diagnosis erdasarkan keadaan sel. Dari kekurangan terseut& F/AB tidak dapat "enilai luasnya in7asi tu"or dan terkadang sutipe kanker tidak dapat diidentifikasi sehingga dapat ter#adi negatif palsu (,a"unan G Lukito& ''+= Mulandari& ''0). Diawah "ikroskop tu"por terseut ta"pak seperti erikut $ a. ,a"pak #aringan tu"or yang erasal dari "esenki" (#aringan ikat firosa) danerasal dari epitel (epitel kelen#ar) yang erentuk lous9lous. . Louli terdiri atas #aringan ikat kolagen dan saluran kelen#ar yang erentuk ular(perikanalikuler) atau er6aang (intrakanalikuler).
6. Saluran terseut diatasi sel9sel yang erentuk kuoid atau kolu"nar pendek unifor".
%.7.5 P0ri"/aan Hi/!+1i
1e"eriksaan ini dapat dilakukan aik dengan "enggunakan #aru" yang sangat halus "aupun dengan #aru" yang 6ukup esar untuk "enga"il #aringan. e"udian #aringan yang diperoleh "enggunakan "etode insisi "aupun eksisi dilakukan pewarnaan dengan %e"atoylin dan >osin. Metode iopsi eksisi "aupun insisi ini "erupakan penga"ilan #aringan yang di6urigai patologis disertai penga"ilan seagian #aringan nor"al seagai pe"andingnya. ,ingkat keakuratan diagnosis "etode ini ha"pir *'': karena penga"ilan sa"pel #aringan 6ukup anyak dan ke"ungkinan kesalahan diagnosis sangat ke6il. ,etapi "etode ini "e"iliki kekurangan seperti harus "eliatkan tenaga ahli anastesi& "ahal& "e"utuhkan waktu pe"ulihan yang leih la"a karena harus di insisi& "eni"ulkan ekas erupa #aringan parut yang nantinya akan "engganggu ga"aran "a""ografi& serta dapat ter#adi ko"plikasi erupa perdarahan dan infeksi (Saiston& '**). %.7.6 Ma001ra4i dan U+!ra/n1ra4i
Ma""ografi dan ultrasonografi erperan dala" "e"antu diagnosis lesi payudara yang padat palpable "aupun impalpable serta er"anfaat untuk "e"edakan tu"or solid& kistik dan ganas. ,eknik ini "erupakan dasar untuk progra" skrinnin seagai alat antu dokter untuk "engetahui lokasi lesi dan seagai penuntun F/AB. Menurut Muhartono ('*)& F/AB yang dipandu S8 untuk "endiagnosis tu"or payudara "e"iliki sensiti7itas tinggi yaitu 2: dan spesifisitas 2: (nderwood G ;ross& '*'). 1e"eriksaan ini "e"pergunakan linear scanner dengan transduser erfrekuensi 3 M%<. Se6ara siste"atis& scannin di"ulai dari kuadran "edial atas dan awah dilan#utkan ke kuadran lateral atas dan awah dengan fil" polaroid pada potongan kraniokaudal dan "ediolateral olik. /ilai ketepatan S8 untuk lesi kistik adalah 2'23:& sedangkan untuk lesi solid seperti FAM adalah +3 43:. ntuk "engetahui tu"or ganas nilai ketepatan diagnostik S8 hanya
+4: sehingga "asih diperlukan pe"eriksaan lainnya untuk "enentukan keganasan pada payudara (Rasad G Makes& ''3= %anriko G Mustofa& '**).
%.7.
MRI (Magneti6 Resonan6e I"aging) 1e"eriksaan yang direko"endasikan pada wanita yang
"e"iliki resiko %.7.*
S8 1ayudara Dikenal
dengan
beast
ultrasound
digunakan
untuk
"enge7aluasi adanya ketidaknor"alan pada payudara yang telah dite"uka pada hasil pe"eriksaan mammorafi. %.= Pna!a+a"/anaan
,erapi untuk fibroadenoma tergantung dari eerapa hal seagai erikut ukuran& terdapat rasa nyeri atau tidak& usia pasien& dan hasil iopsy. ,erapi dari fibroadenoma mammae dapat dilakukan dengan operasi pengangkatan tu"or terseut& iasanya dilakukan general anaestheti6 pada operasi. @perasi tidak akan "eruah entuk dari payudara& tetapi hanya akan "eninggalkan luka atau #aringan parut yang nanti akan diganti oleh #aringan nor"al se6ara perlahan (/ugroho& '**). %.=.% 1rosedur ,eknik @perasi
Dengan pe"iusan general& punggung penderita digan#al antal tipis& sendi ahudiaduksikan ke arah kranial. Lokasi tu"or ditandai dengan spidol tinta. Desinfeksilapangan operasi (diawah kla7ikula)& "idsternal& linea aksilaris& posterior& sela iga ke 4 dengan larutan desinfektan po7idone iodine *'3. Lapangan operasi diperse"pit denganduk steril. Bila "e"ungkinkan insisi diker#akan sirku"areolar& tetapi ila lokasi tu"or 6ukup #auh dari areola (C5 6")& "aka insisi diker#akan di atas tu"or sesuai dengan garis Langeratau diletakkan pada daerah9daerah yang terse"unyi. ntuk insisi sirku"arelar "aka putingsusu dipegang dengan #ari telun#uk dan iu #ari& dilakukan "arker insisi. Dengan pisaudilakukan insisi periareolar sa"pai fasia superfisialis sukutan. Flap kulit diangkat keatasdengan antuan hak ta#a"& dengan gunting dilakukan under"ining sepan#ang fasia superfisialkear ah lokasi tu"or.
Rawat perdarahan& lalu identifikasi tu"or. !epit #aringan sekitar tu"orpada 0 te"pat dengan ko6her& lalu dilakukan eksisi tu"or sesuai tuntunan ko6her. Rawatperdarahan lagi& orientasi seluruh ed tu"or lalu dipasang redon drain dengan luang dikuadran lateral awah (ila "enggunakan penrose drain& darin dikeluarkan di garis insisi).!ahit sukutan fat dengan plain 6at gut 0.'. !ahit kulit dengan. prolene 5.'. Luka operasiditutup dengan kasa etadine. Dilakukan dressing luka operasi dengan teknik suspense payudara (B% uatan) tanpa "engganggu gerakan sendi ahu. %.=.& @perasi >6isi
@perasi eksisi "erupakan satu9satunya pengoatan untuk firoadeno"a. @perasi dilakukan se#ak dini& hal ini ertu#uan untuk "e"elihara fungsi payudara dan untuk "enghindari ekas luka.1e"ilihan tipe insisi dilakukan erdasarkan ukuran dan lokasi dari lesidi payudara. terdapat 0 tipe insisi yang iasa digunakan& yaitu. *. Radial In6ision& yaitu dengan "enggunakan sinar . ;ir6u"areolar In6ision 0. ;ur7eSe"i6ir6ular In6ision ,ipe insisi yang paling sering digunakan adalag tipe radial. ,ipe 6ir6u"areolar& hanya "eninggalkan sedikit ekas luka dandefor"itas& tetapi hanya "e"erikan pe"ukaan yang teratas. ,ipeini digunakan hanya untuk firoadeno"a yang tunggal dan ke6il danlokasinya sekitar 6" di sekitar atas areola. Se"i6ir6ular in6ision iasanya digunakan untuk "engangkat tu"or yang esar dan eradadi daerah lateral payudara. a. euntungan >ksisi a) Seluruh spe6i"en dapat diperiksa untuk diagnosis histologis dan sekaligus "elaksanakan eksisi total ) 1asien9pasien tidak "e"erlukan follow up yang erkepan#angan setelah eksisi karena angka keka"uhan setelah eksisi total sangat rendah 6) %anya "e"erlukan satu terapi sa#a
d) 1enye"uhan luka pri"er iasanya ter6apai dengan "e"erikan hasil kos"ertik yang aik. . erugian >ksisi a) Diperlukan anestesi lo6al ) Diperlukan tehnik asepti6 dengan "enggunakan instru"ent9instru"en edah&kain penyeka dan lap steril 6) Diperlukan sedikit waktu dan tingkat keahlian tertentu operatornya 6. ,eknik >ksisi ,erdapat eerapa "a6a" teknik eksisi yaitu eksisi elips si"ple& eksisi wedge& eksisi sirkular dan eksisi "ultipel a) >ksisi >lips (Fusifor") Bentuk eksisi dasar dengan arah yang se#a#ar dengan garis dan lipatan kulit. Irisian tegak lurus atau leih luas kedala" sa"pai atas sukutis. Lesi9lesi yang dieksisi erentuk elips akan "enghasilkan parut yang leih pan#ang dari lesi kulitnya. ,u#uan uta"a "engeksisi lesi erentuk elips adalah "engurangi terentuknya sisa kulit. ) >ksisi Jedge Lesi9lesi yang terletak pada area eas seperti iir& sudut "ata& 6uping hidung dan telinga dieksisi "ennggunakan eksisi wedge. arsino"a sel skua"osa pada iir disarankan untuk dilakukan eksisi - sehingga dapat "engangkat #aringan yang sa"a kelen#ar li"fenya. 6) >ksisi Sirkular 1ada kulit wa#ah yang terletak di atas #aringa kartilago seperti atang hidung satu per"ukaan anterior telinga& lesi9lesi dapat dieksisi dengan entuk sirkular dan defek ditutup dengan skin graft full thi6kness. ,ehnik ini #uga dapat digunakan pada agian tuuh lain dengan sangat luas. d) >ksisi Multipel >ksisi serial atau ekspansi #arigan kadanng diperlukan untuk lesi9lesi yang luas seperti 6ongenital nae7i. ,ehnik ini "e"ungkinan luka
ditutup dengan skar yang leih pendek disanding dengan eksisi elips satu langkah. d. o"plikasi >ksisi a) 1endarahan ) Infeksi 6) >de"a d) %ipertrofi skar e) ,erukanya #ahitan %.% Pn>1a,an
1erlu untuk diketahui& ahwa 2 di antara *' wanita "ene"ukan adanya en#olan di payudaranya. ntuk pen6egahan awal& dapat dilakukan sendiri. Seaiknya pe"eriksaan dilakukan sehais selesai "asa "enstruasi. Seelu" "enstruasi& payudara agak "e"engkak sehingga "enyulitkan pe"eriksaan. ;ara pe"eriksaan adalah seagai erikut $ a. Berdirilah di depan 6er"in dan perhatikan apakah ada kelainan pada payudara. Biasanya kedua payudara tidak sa"a& putingnya #uga tidak terletak pada ketinggian yang sa"a. 1erhatikan apakah terdapat keriput& lekukan& atau puting susu tertarik ke dala". Bila terdapat kelainan itu atau keluar 6airan atau darah dari puting susu& segeralah pergi ke dokter. . Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan ke"ali kedua payudara. 6. Bungkukkan adan hingga payudara tergantung ke awah& dan periksa lagi. d. Beraringlah di te"pat tidur dan letakkan tangan kiri di elakang kepala& dan seuah antal di awah ahu kiri. Raalah payudara kiri dengan telapak #ari9#ari kanan. 1eriksalah apakah ada en#olan pada payudara. e"udian periksa #uga apakah ada en#olan atau pe"engkakan pada ketiak kiri. e. 1eriksa dan raalah puting susu dan sekitarnya. 1ada u"u"nya kelen#ar susu ila diraa dengan telapak #ari9#ari tangan akan terasa kenyal dan "udah digerakkan. Bila ada tu"or& "aka akan terasa keras dan tidak dapat digerakkan (tidak dapat dipindahkan dari te"patnya). Bila terasa ada seuah en#olan seesar * 6" atau leih& segeralah pergi ke dokter. Makin
dini penanganan& se"akin esar ke"ungkinan untuk se"uh se6ara se"purna. Lakukan hal yang sa"a untuk payudara dan ketiak kanan 2. Clinical Patha! "#erla$pir% &. A/3,an K$ra?a!an '.% Pn1"a8ian $ ,erdiri dari na"a& u"ur& #enis kela"in& peker#aan& '.%.% Identitas lien suku angsa& aga"a& status perkawinan& ala"at& no"or MR& tanggal '.%.&
"asuk dan penanggung #awa. Riwayat 1enyakit Dahulu Riwayat "enstruasi$ iasanya ter#adi pada wanita yang "enar6he pada usia yang leih "uda. a. Riwayat perkawinan$ iasanya ter#adi pada wanita yang terla"at
"e"iliki anak. %al ini "enyangkut pada usia erapa pasien "enikah. . Riwayat keha"ilan& persalinan dan nifas terdahulu$ 6. Riwayat B$ 9 d. Riwayat Laktasi$ apakah iu "enyusui atau tidak. e. Riwayat
gynekologi$
pernah
atau
tidak
"enderita
FAM
seelu"nya. f.
Riwayat penyakit iu dan keluarga$ adakah keturunan dari keluarga yang "e"iliki FAM
g. Riwayat Bio91siko9Sosial9Spiritual$ a) Biologis$ #enis "akanan yang sering dikonsu"si iu& apakah yang erle"ak tinggi& "engandung anyak MS8& "akanan 6epat sa#i& atau yang lainnya. ) 1siko$ apakah iu sering "engala"i stress atau tidak
'.%.'
Riwayat 1enyakit Sekarang eluhan uta"a$ pasien iasanya datang dengan keluhan ada "assa pada daerah payudara yang erentuk ulat atau o7al& ertekstur kenyal atau padat& iasanya nyeri dna dapat ergerak ("oile).
'.%.5 1e"eriksaan Fisik a. eadaan "u" Biasanya di ka#i tingkat kesadaran klien& BB&,inggi adan& tekanan darah&
suhu& RR& /adi. . epala a) Ra"ut $ Biasanya kulit kepala dan ra"ut klien akan rontok atau alopesia karna pengaruh ke"oterapi& kulit kepala tidak ta"pak ersih. ) Ja#ah$
Biasanya tidak terdapat ede"a atau he"aton.
6) Mata $
Biasanya "ata si"etris kiri dan kanan on#ungti7a ane"is
diseakan
oleh
nutrisi
yang
tidak
adekuat
Sklera
tidak
ikterik&palpera tidak ede"a. d) %idung $
Biasanya hidung kurang ersih& ta"pak sekret& adanya
pernafasan 6uping hidung yang diseakan klien sesak nafas teruta"a pada pasien yang kankernya sudah er"etastase ke paru9paru. e) Biir $ f) 8igi$
Mukosa iir ta"pak pu6at dan kurang ersih. Biasanya gusi klien "udah ter#adi pendarahan akiat
rapuhnya pe"uluh darah dan 6aries positif g) Lidah$
Lidah iasanya ta"pak pu6at& dan lidah klien kurang
ersih. 6. Leher ,idak ada pe"esaran kelen#ar getah ening d. !antung a) Inspeksi$ Biasanya iktus tidak terlihat ) 1alpasi $Biasanya iktus teraa * #ari "edial LM;S RI; 6) 1erkusi$ Batas #antung nor"al& (atas #antung kanan RI; II& linea staralis dektra& atas #antung kiri RI; -&* #ari "edia linea 6la7ukularis sinistra) d) Auskultasi $ Biasanya ir"a #antung "urni&"ur"ur (9) e. 1ayudara a) Inspeksi 1asien di"inta duduk tegak atau eraring atau kedua duanya& ke"udian perhatikan entuk kedua payudara& warna kulit& ton#olan&
lekukan& retraksi adanya kulit erintik seperti kulit #eruk& ulkus dan en#olan (Britto& ''3). ) 1alpasi 1alpasi leih aik dilakukan eraring dengan antal tipis dipunggung sehingga payudara terentang rata. 1e"eriksaan ini dapat dilakukan sendiri oleh pasien atau oleh klinisi "enggunakan telapak #ari tangan yang digerakan perlahanlahan tanpa tekanan pada setiap kuadran payudara. Ben#olan yang tidak teraa ketika penderita eraring kadang leih "udah dite"ukan pada posisi duduk. 1eraaan aksila pun leih "udah dilakukan dala" posisi duduk. Dengan "e"i#at halus puting susu dapat diketahui adanya pengeluaran 6airan& darah& atau nanah. ;airan yang keluar dari kedua puting susu harus diandingkan (De !ong G S#a"suhida#at& ''3= %anriko G Mustofa& '**). ,eknik palpasi ini tersa#i pada ga"ar 0.
8a"ar 0.,eknik palpasi pada payudara ,erdapat tanda atau ge#ala dari hasil pe"eriksaan fisik yang dapat "enun#ukkan entuk lesi "a""a& seperti pada tael . ,ael . ,anda hasil pe"eriksaan fisik Tanda a!a3 G8a+a Bn8+an Difus
Soliter Moile Melekat Ga09aran K3+i! >de"a (peau dHorange) Berkerut atau erlekatan
Da/ar Pa!+1i/
Firosis& hyperplasia eptel dan kista pada peruahan firokistik /eoplas"a atau kista soliter /eoplas"a #inak (iasanya FAM) /eoplas"a In7asif (arsino"a) 8angguan aliran li"fe karsino"a In7asi kulit akiat karsino"a
akiat
>rite"a
Aliran darah "eningkat akiat radang atau tu"or
Pa$i+a Ma00a Dis6harge Retraksi >rite"a dan ersisik
Mirip ASI atau darah ,erkait karsino"a in7asi7e 1enyakit paget papilla "a""a atau ek
N2ri Ma00a Siklik 1ada 1alpasi P09/aran K+n8ar A"/i+a N2ri T3+an1 a!a3 Fra"!3r
f.
1enyakit #inak "a""a Lesi radang Metastasis karsino"a "a""a Metastasis karsino"a "a""a atau erhuungan dengan hiperkalse"ia
1erut a) Inspeksi $ Biasanya tidak ada pe"esaran
) 1alpasi$ tidak ada nyeri tekan& tidak teraa en#olan "assa pada ado"en 6) 1erkusi$ Biasanya lien dan hepar tidak teraa d) Auskultasi $,y"pani& ising usus dala" atas nor"al 39 '"enit g. 8enitourinaria $ Biasanya genetalia ersih h. >kstre"itas i.
$ Biasanya ekstre"itas tidak ode"a&tidak ada lesi
Siste" intergu"ent
$ Biasanya ter#adi peruahan pada kele"aan kulit
klien dan turgor kulit klien tidak elastis.
'.& Dia1n/a K$ra?a!an '.&.%
Dia1n/a Pr O$ra!i4
a. /utrisi kurang dari keutuhan tuuh erhuungan dengan$ 1enyakit kronis Ditandai dengan a)
Berat adan kurang dari ': atau leih diawah erat adan ideal untuk tinggi adan dan rangka tuuh
)
Asupan "akanan kurang dari keutuhan "etaoli6& aik kalori total "aupun
6)
ehilangan erat aan dengan asupan "akanan yang adekuat
d)
Melaporkan asupan "akanan yang tidak adekuat kurang dari RDA.
. etidakefektifan pola nafas erhuungan dengan$ 1enurunan energy dan kelelahan Ditandai dengan $ Sub&ektif a)
Dispnea
) /apas pendek
'b&ektif a)
1eruahan ekskursi dada
)
Menga"il posisi tiga titik tu"pu
6)
Bradipnea
d)
1enurunan tekanan inspirasi9ekspirasi
e)
1enurunan 7ntilasi se"enit
f)
1enurunan kapasitas 7ital
6. Ansietas
erhuungan dengan an6a"an
ke"atian& an6a"an atau
peruahan pada status peran& fungsi peran& lingkungan& status kesehatan& status ekono"i& atau pola interaksi& an6a"an terhadap konsep diri Ditandai dengan $ Perilaku a)
1enurunan produkti7itas
)
Mengekspresikan kekhawatiran akiat peruahan dala" peristiwa hidup
6)
8erakan yang tidak rele7an
d)
8elisah
e)
Me"andang sekilas
f)
Inso"nia
g)
ontak "ata kurang
h)
Resah
i)
Menyelidik dan tidak waspada
Afektif a)
8elisah
)
esedihan yang "endala"
6)
Distress
d)
etakutan
e)
1erasaan tidak adekuat
f)
Fokus pada diri sendiri
g)
1eningkatan kekhawatiran
h)
Iritailitas
i)
8ugup
#)
8e"ira erleihan
k) /yeri dan peningkatan ketidakerdayaan yang persisten l)
Marah
") Menyesal n)
1erasaan takut dan khawatir
o)
etidakpastianH
Fisiolois a)
Ja#ah tegang
)
1eningkatan keringat
6)
1eningkatan ketegangan
d)
,ergun6ang
e)
8e"etartre"or
f)
Suara ergetar
Parasimpatis a) /yeri ado"en )
1enurunan ,D& nadi
6)
Diare
d)
1ingsan
e)
eletihan
f)
Mual
g)
8angguan tidur
h)
ese"utan pada ekstre"itas
i)
Sering erke"ih
d. Defisiensi pengetahuan erhuungan dengan keteratasan kognitif& kesalahan dala" "e"aha"i infor"asi yang ada Ditandai dengan Sub&ektif( a) Mengungkapkan "asalah se6ara 7eral 'b&ektif a)
,idak "engikuti instruksi yang dierikan se6ara akurat
)
1erfor"a u#i tidak akurat
6)
1erilaku
yang
tidak
sesuai
atau
terlalu
erleihan
(histeris&
er"usuhan& agitasi atau apatis) 0.*.
Diagnosa Intra @peratif
a. Resiko 6edera erhuungan dengan tindakan operasi 0.*.0
Diagnosa 1ost @peratif
a. /yeri erhuungan dengan insisi edah& pe"asangan kateter& dan spas"e kandung ke"ih . Risiko infeksi erhuungan dengan insisi operasi 6. urang pengetahuan tentang penatalaksanaan paskaoperatif dan "asa penye"uhan
'.' Rn>ana Tinda"an K$ra?a!an %. Pr O$ra/i N
*.
Dia1n/a T383an dan Kri!ria Ha/i+ "$ra?a!an Ansietas NO An'iet! sel()control erhuungan An'iet! le*el dengan prosedur Setelah dilakukan tindakan pe"edahan yang keperawatan sela"a * akan dilakukan& 0'"enit& ansietas erkurang krisis situational a. Ma"pu "engidentifikasi dan "engungkapkan ge#ala 6e"as . Mengidentifikasi& "engungkapkan dan "enun#ukkan teknik untuk "engontrol 6e"as 6. ,anda9tanda 7ital dala" rentang nor"al d. 1ostur tuuh ekspresi wa#ah& ahasa tuuh dan tingkat akti7itas "enun#ukkan erkurangnya ke6e"asan
In!r@n/i "$ra?a!an NIAni!2 Rd3>!in a. Identifikasi tingkat ke6e"asan pasien
. !elaskan se"ua prosedur dan apa yang dirasakan sela"a prosedur 6. 1aha"i perspektif pasien terhadap ke6e"asan d. Dorong keluarga untuk senantiasa "ene"ani pasien dan "e"erikan ketenangan pada pasien e. Bantu pasien untuk "engenal situasi yang dapat "enyeakan 6e"as f. Berikan infor"asi "engenai kondisi penyakit pasien g. Dorong pasien untuk "engungkapkan perasaan& ketakutan& dan persepsi terhadap rasa sakit yang diala"inya h. olaorasikan pe"erian oat
untuk "enenangkan pasien
Ra/ina+
a. Mengidentifikasi seerapa #auh penyakit "enyeakan ke6e"asan pada pasien dan "erupakan pedo"an dala" "enentukan inter7ensi yang tepat agi pasien . Me"fasilitasi pengetahuan pasien terhadap tindakan yang akan dilakukan dan "e"eri ketenangan pada pasien 6. Me"antu "enentukan teknik untuk "engurangi ke6e"asan pada pasien d. Men6egah pasien "engala"i ansietas yang erleihan e. Men6egah pasien "engala"i 6e"as yang erulang akiat ketidak"a"puan dala" "engenal situasi f. Me"fasilitasi pengetahuan pasien "engenai kondisi penyakitnya dan "e"eri ketenangan pada pasien g. Mengurangi ean pasien terhadap ansietas yang dirasakan
h. Mengurangi ansietas yang dirasakan
pasien
&. In!ra $ra/i N
*.
Dia1n/a "$ra?a!an Resiko 6edera erhuungan dengan tindakan operasi
Resiko syok erhuungan dengan hipo7ole"ia
T383an dan Kri!ria ,a/i+
In!r@n/i "$ra?a!an
NO S+r,ical preca+tion Setelah dilakukan tindakan perawatan seala"a *5 #a" pasien akan terhindar dari risiko 6edera$ ,idak ada ko"plikasi pe"edahan pada #aringan daerah sekitar Risiko 6edera erkurang atau hilang
NI S+r,ical preca+tion *. ,idurkan klien pada "e#a operasi dengan posisi sesuai keutuhan . Monitor penggunaan instru"en 0. 1astikantidak ada instru"en yang tertinggal dala" tuuh klien
NO Blood lose se*erit! Blood -oa,+lation Setelah dilakukan tindakan keperawatan sela"a* 5 #a"& pasien tidak eresiko syok$ a. ,idak ada he"aturia dan he"ate"esis . ehilangan darah yang terlihat 6. ,ekanan darah dala"
NI B+din1 Pr>a3!in/ a. Monitor tanda9tanda 7ital . Monitor ketat tanda9tanda perdarahan 6. Monitor keutuhan 6airan pasien
d. Lindungi pasien dari trau"a atau prosesur pe"edahan yang dapat "enyeakan perdarahan erleihan e. ;atat nilai % dan %t seelu" dan
Ra/ina+
*. Men6egah #atuhnya klien. . Dapat "engetahuipe"akaian instru"en& #aru" dan kasa. 0. Dengan tertinggalnya enda asing dala" tuuh klien dapat "eni"ulkan ahaya.
a. Mengetahui kondisi u"u" pasien . Men6egah ter#adinya perdarahan erleihan yang tidak terlihat 6. ntuk "e"pertahankan kesei"angan 6airan tuuh pasien d. 1rosedur pe"edahan terkadang dapat "enyeakan perdarahan yang erleihan e. adar % dan %t "en#adi indikasi erkurangnya 7olu"e darah
untuk "enenangkan pasien
pasien
&. In!ra $ra/i N
*.
Dia1n/a "$ra?a!an Resiko 6edera erhuungan dengan tindakan operasi
Resiko syok erhuungan dengan hipo7ole"ia
T383an dan Kri!ria ,a/i+
In!r@n/i "$ra?a!an
NO S+r,ical preca+tion Setelah dilakukan tindakan perawatan seala"a *5 #a" pasien akan terhindar dari risiko 6edera$ ,idak ada ko"plikasi pe"edahan pada #aringan daerah sekitar Risiko 6edera erkurang atau hilang
NI S+r,ical preca+tion *. ,idurkan klien pada "e#a operasi dengan posisi sesuai keutuhan . Monitor penggunaan instru"en 0. 1astikantidak ada instru"en yang tertinggal dala" tuuh klien
NO Blood lose se*erit! Blood -oa,+lation Setelah dilakukan tindakan keperawatan sela"a* 5 #a"& pasien tidak eresiko syok$ a. ,idak ada he"aturia dan he"ate"esis . ehilangan darah yang terlihat 6. ,ekanan darah dala"
NI B+din1 Pr>a3!in/ a. Monitor tanda9tanda 7ital . Monitor ketat tanda9tanda perdarahan 6. Monitor keutuhan 6airan pasien
atas nor"al aik sistol "aupun diastole d. ,idak ada perdarahan per7agina "aupun internal leeding e. %e"ogloin dan he"atokrit dala" atas nor"al
d. Lindungi pasien dari trau"a atau prosesur pe"edahan yang dapat "enyeakan perdarahan erleihan e. ;atat nilai % dan %t seelu" dan
f.
sesudah ter#adinya perdarahan olaorasi dala" pe"erian transfusi darah
Ra/ina+
*. Men6egah #atuhnya klien. . Dapat "engetahuipe"akaian instru"en& #aru" dan kasa. 0. Dengan tertinggalnya enda asing dala" tuuh klien dapat "eni"ulkan ahaya.
a. Mengetahui kondisi u"u" pasien . Men6egah ter#adinya perdarahan erleihan yang tidak terlihat 6. ntuk "e"pertahankan kesei"angan 6airan tuuh pasien d. 1rosedur pe"edahan terkadang dapat "enyeakan perdarahan yang erleihan e. adar % dan %t "en#adi indikasi erkurangnya 7olu"e darah
f. Mengganti 7olu"e darah yang hilang
'. P/! O$ra/i N
*.
Dia1n/a "$ra?a!an /yeri erhuungan dengan insisi edah& pe"asangan kateter& dan spas"e kandung ke"ih
T383an dan Kri!ria ,a/i+ NO Pain le*el Pain control Co$(ort le*el Setelah dilakukan tindakan keperawatan sela"a * 5 #a"& nyeri yang dirasakan pasien erkurang$ a. Ma"pu "engontrol nyeri (tahu penyea nyeri& "a"pu "enggunakan teknik nonfar"akologi untuk "engurangi nyeri) . Melaporkan ahwa
In!r@n/i "$ra?a!an NI Pain Mana10n! a. a#i karakteristik pasien se6ara 1KRS,
. Lakukan "ana#e"en nyeri sesuai skala nyeri "isalnya pengaturan posisi fisiologis 6. A#arkan teknik relaksasi seperti nafas dala" pada saat rasa nyeri datang d. A#arkan "etode distraksi
Ra/ina+
a. Me"antu dala" "enentukan status nyeri pasien dan "en#adi data dasar untuk inter7ensi dan "onitoring keerhasilan inter7ensi . Meningkatkan rasa nya"an dengan "engurangi sensasi tekan pada area yang sakit 6. 1eningkatan suplai oksigen pada area nyeri dapat "e"antu "enurunkan rasa nyeri d. 1engalihan rasa nyeri dengan 6ara distraksi dapat "eningkatkan respon pengeluaran endorphin untuk "e"utus
atas nor"al aik sistol "aupun diastole d. ,idak ada perdarahan per7agina "aupun internal leeding e. %e"ogloin dan he"atokrit dala" atas nor"al
f.
sesudah ter#adinya perdarahan olaorasi dala" pe"erian transfusi darah
f. Mengganti 7olu"e darah yang hilang
'. P/! O$ra/i N
*.
Dia1n/a "$ra?a!an /yeri erhuungan dengan insisi edah& pe"asangan kateter& dan spas"e kandung ke"ih
T383an dan Kri!ria ,a/i+ NO Pain le*el Pain control Co$(ort le*el Setelah dilakukan tindakan keperawatan sela"a * 5 #a"& nyeri yang dirasakan pasien erkurang$ a. Ma"pu "engontrol nyeri (tahu penyea nyeri& "a"pu "enggunakan teknik nonfar"akologi untuk "engurangi nyeri) . Melaporkan ahwa
nyeri erkurang dengan "enggunakan "ana#e"en nyeri Ma"pu "engenali nyeri (skala& intensitas& frekuensi dan tanda nyeri) 6. Menyatakan rasa nya"an setelah nyeri erkurang
.
Risiko infeksi erhuungan dengan insisi operasi
In!r@n/i "$ra?a!an NI Pain Mana10n! a. a#i karakteristik pasien se6ara 1KRS,
. Lakukan "ana#e"en nyeri sesuai skala nyeri "isalnya pengaturan posisi fisiologis 6. A#arkan teknik relaksasi seperti nafas dala" pada saat rasa nyeri datang d. A#arkan "etode distraksi
e. Beri "ana#e"en sentuhan erupa pe"i#atan ringat pada area sekitar nyeri f. Beri ko"pres hangat pada area nyeri g. olaorasi dengan pe"erian analgesik se6ara periodik
Ra/ina+
a. Me"antu dala" "enentukan status nyeri pasien dan "en#adi data dasar untuk inter7ensi dan "onitoring keerhasilan inter7ensi . Meningkatkan rasa nya"an dengan "engurangi sensasi tekan pada area yang sakit 6. 1eningkatan suplai oksigen pada area nyeri dapat "e"antu "enurunkan rasa nyeri d. 1engalihan rasa nyeri dengan 6ara distraksi dapat "eningkatkan respon pengeluaran endorphin untuk "e"utus
reseptor rasa nyeri e. Meningkatkan respon aliran darah pada area nyeri dan "erupakan salah satu "etode pengalihan perhatian f. Meningkatkan respon aliran darah pada area nyeri g. Me"pertahankan kadar oat dan "enghindari pun6ak periode nyeri
a. Monitor tanda dan ge#ala infeksi a. NO si st eni k dan l okal & Monitor Ris- Control kerentanan terhadap infeksi Setelah dilakukan tindakan . Ispeksi kondisi luka insisi edah . keperawatan sela"a 0 6. Dorong "asukkan nutrisi yang 6. 5#a"& resiko ineksi 6ukup& "asukan 6ai ran& dan terkontrol$ istirahat a. tidak ada tanda infeksi . penye"uhan luka aik d. Laporkan ke6urigaan infeksi& d. Laporkan kultur positif
ntuk "en6egah ter#adinya infeksi
Mendeteksi adanya infeksi /utrisi yang aik& 6airan yang 6ukup& serta istirahat yang 6ukup dapat "eningkatkan siste" i"un tuuh sehingga "en6egah ter#adiny infeksi. Agar segera dapat dia"il tindakan untuk "en6egah infeksi se"akin uruk.
nyeri erkurang dengan "enggunakan "ana#e"en nyeri Ma"pu "engenali nyeri (skala& intensitas& frekuensi dan tanda nyeri) 6. Menyatakan rasa nya"an setelah nyeri erkurang
.
Risiko infeksi erhuungan dengan insisi operasi
e. Beri "ana#e"en sentuhan erupa pe"i#atan ringat pada area sekitar nyeri f. Beri ko"pres hangat pada area nyeri g. olaorasi dengan pe"erian analgesik se6ara periodik
reseptor rasa nyeri e. Meningkatkan respon aliran darah pada area nyeri dan "erupakan salah satu "etode pengalihan perhatian f. Meningkatkan respon aliran darah pada area nyeri g. Me"pertahankan kadar oat dan "enghindari pun6ak periode nyeri
a. Monitor tanda dan ge#ala infeksi a. NO si st eni k dan l okal & Monitor Ris- Control kerentanan terhadap infeksi Setelah dilakukan tindakan . Ispeksi kondisi luka insisi edah . keperawatan sela"a 0 6. Dorong "asukkan nutrisi yang 6. 5#a"& resiko ineksi 6ukup& "asukan 6ai ran& dan terkontrol$ istirahat a. tidak ada tanda infeksi . penye"uhan luka aik d. Laporkan ke6urigaan infeksi& d. Laporkan kultur positif
ntuk "en6egah ter#adinya infeksi
Mendeteksi adanya infeksi /utrisi yang aik& 6airan yang 6ukup& serta istirahat yang 6ukup dapat "eningkatkan siste" i"un tuuh sehingga "en6egah ter#adiny infeksi. Agar segera dapat dia"il tindakan untuk "en6egah infeksi se"akin uruk.
5. Di/>,ar1 P+annin1 *. ontrol rutin sesuai #adwal& *9 tahun kontrol tiap ulan& 093
tahun kontrol tiap 0 ulan& C tahun kontrol tiap ulan. . Makan "akanan yang ergi
5. Di/>,ar1 P+annin1 *. ontrol rutin sesuai #adwal& *9 tahun kontrol tiap ulan& 093
tahun kontrol tiap 0 ulan& C tahun kontrol tiap ulan. . Makan "akanan yang ergi