LAPORAN PENDAHULUAN A. Pengerti Pengertian an Tifus Tifus abdominali abdominaliss merupakan merupakan penyakit infeksi yang yang terjadi terjadi pada usus
halu haluss yang ang dise diseba babk bkan an oleh oleh Salmonella Salmonella thypii thypii, yang ditu ditula lark rkan an melal melalui ui makanan, makanan, mulut atau minuman minuman yang terkontaminas terkontaminasii oleh kuman Salmonella thypii (Hidayat, thypii (Hidayat, 2006). Menurut Menurut ursalam et al . (200!), demam tipoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pen"ernaan dengan gejala demam yang lebih dari # minggu, gangguan pada pen"ernaan dan gangguan kesadaran. Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman Salmonella thypii ( thypii ( $rief Mansjoer, 2000). %ari %ari beberap beberapaa penger pengertia tian n diatas diatas dapat dapat disim disimpul pulkan kan sebaga sebagaii beriku berikut, t, Typho Typhoid id adalah adalah suatu suatu penya penyakit kit infeksi infeksi usus usus halus halus yang yang diseba disebabk bkan an oleh oleh Salmonella thypii dengan thypii dengan gejala demam yang lebih dari # minggu, gangguan pada pen"ernaan dan gangguan kesadaran yang ditularkan melalui makanan, mulut atau minuman yang terkontaminasi oleh kuman Salmonella thypii. thypii . B. Penyeb Penyebab ab &enyebab typhoid adalah Salmonella thypii. thypii . Salmonella para typhi A, B
dan C . $da $da dua dua sumb sumber er penu penula laran ran Salmonella Salmonella thypii thypii yaitu yaitu pasien pasien dengan dengan demam typhoid dan pasien dengan "arier. Carier adalah adalah orang yang sembuh dari demam typhoid dan masih terus mengekresi Salmonella thypii dalam thypii dalam tinja dan air kemih selama lebih dari # tahun. Salm Salmon onell ella a Thyp Thypos osa a merupakan basil gram negatif yang bergerak dengan dengan bulu bulu getar, getar, tidak tidak berspo berspora. ra. %i 'ndone 'ndonesia, sia, thypoi thypoid d terdapa terdapatt dalam dalam keadaan endemik. &asien klien yang ditemukan berumur di atas satu tahun. ebagian ebagian besar pasien yang yang diraat dibagian dibagian 'lmu *esehatan *esehatan *lien +*'/M akarta berumur diatas 1 tahun (gastiyah 2001). C. Patofisio Patofisiologi logi &enularan Salmonella thypii dapat thypii dapat ditularkan melalui berbagai "ara, yang
dikenal dengan 1+ yaitu Food yaitu Food (makanan), Fingers (makanan), Fingers (jari tangankuku), Fomitus tangankuku), Fomitus (munta (muntah), h), Fly (lalat), dan melalui feses. +eses dan muntah pada penderita typhoid dapat menularkan kuman Salmonella thypii kepada thypii kepada orang lain. *uman tersebut dapat ditularkan melalui perantara lalat, dimana lalat akan hinggap
dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat. $pabila orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti men"u"i tangan dan makanan yang ter"emar kuman Salmonella thypii masuk ke tubuh orang yang sehat melalui mulut. Salmonella thyposa masuk melaui saluran pen"ernaan kemudian masuk ke lambung. 3asil akan masuk ke dalam lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus bagian distal dan men"apai jaringan limpoid. %i dalam jaringan limfoid ini kuman berkembang biak, lalu masuk ke aliran darah dan men"apai sel-sel retikuloendotelial. el-sel retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman ke dalam sirkulasi darah dan menimbulkan bakterimia, kuman selanjutnya masuk limpa, usus halus dan kandung empedu ke organ terutama hati dan limpa serta berkembangbiak sehingga organ-organ tersebut membesar (gastiyah 2001). emula klien merasa demam akibat endotoksin, sedangkan gejala pada saluran pen"ernaan di sebabkan oleh kelainan pada usus halus. &ada minggu pertama sakit, terjadi hyperplasia plaks payers. 'ni terjadi pada kelenjar limfoid usus halus. Minggu kedua terjadi nekrosis dan pada minggu ketiga terjadi ulserasi plak pyeri (uriadi 2006).
D. Pathway Salmonella Thyposa
aluran pen"ernaan 4olos dari asam lambung
%imusnahkan oleh lambung
sus halus
aringan limfoid
5tak
$liran darah
Merangsang 4idah tertutup %efisit selaput yeri 3ibir perabaan Mengeluarkan &elepasan mediator pusat muntah &eristaltik &eraatan apas berbau *ekurangan kering dan %efisit 7olume "airan "airan dan putih kotor ("oated 3edrest%iri &eristaltik usus eluruh Tubuh g. &emenuhan utrisi Muntah di medulla $noreksia nyeri perut *el. 4imfoid sus Halus kuadran atas *elemahan Mual Motilitas ekrosis usus usus terganggu halus Masuk &embesaran Masuk retikuloendotelial limfa hati dan dan hati limfa almonella endotoksin yeri kepala Hipertermia inflamasi usus *onstipasi SS lkus di &lak &eyeri nyeri(5ral kepala hygine) tidak aringan Thyposa limfoid uhu Tubuh sedap pe"ah-pe"ah %ehidrasi dan %iare elektrolit tongue) elektrolit Total oblongata
E. Manifestasi Klini Masa inkubasi typhoid #0-20 hari. *lien biasanya mengeluh nyeri kepala dan terlihat
lemah dan lesu disertai demam yang tidak terlalu tinggi dan berlangsung selama 8 minggu. Minggu pertama peningkatan suhu tubuh naik turun. 3iasanya suhu tubuh meningkat pada malam hari dan menurun pada pagi hari. &ada minggu kedua suhu tubuh terus meningkat dan pada minggu ketiga suhu berangsur-angsur turun dan kembali normal. &ada gangguan di saluran pen"ernaan, terdapat napas berbau tidak sedap, bibir kering dan pe"ah-pe"ah (ragaden). 4idah tertutup selaput putih kotor (coated tongue), ujung dan tepinya kemerahan, jarang disertai tremor. &ada abdomen dapat ditemukan keadaan perut kembung (meteorismus). Hati dan limfa membesar disertai nyeri pada perabaan. 3iasanya terjadi konstipasi tetapi juga terdapat diare atau normal menurut gastiyah
(2001).
mumnya klien mengalami penurunan kesadaran yaitu apatis sampai somnolent, jarang terjadi stupor, koma, atau gelisah ke"uali terjadi penyakit berat dan terlambat mendapatkan pengobatan. !. Ko"#liasi *antong empedu dapat meradang dan membesar. *uman dapat berkumpul dan menetap pada penderita. 5rang ini disebut disebut mengenai daerah hati bahkan bisa berefek pada kejiaan, yang paling berbahaga dari penyakit ini adalah apabila terjadi kebo"oran usus.apabila terjadi maka yang harus dlakukan adalah mengoprasinya. #. komlikasi a) &erdarahan usus b) &eroferasi usus ") 'lius paralitik 2. *omplikasi e9tra intestinal a) *omplikasi kardio7askuler: kegagalan sirkulasi, miokarditis, tromboplebitis. b) *omplikasi darah: anemia hemolitik, trombositopenia dan sindrom uremia hemolitik ") *omplikasi paru: pneumonia, empiema d) *omplikasi pada hepar dan kandun empedu: hepatitis, kolealitiasis e) *omplikasi ginjal: glomerulus nefritis, pyelonepritis dan perinefritis. f) *omplikasi pada tulang: osteomealitis, osteoporosis, spondilitis, dan arthritis g) *omplikasi neuropsikiatrik: delirium meningitis, polineuritis perifer, sindrom guilarmo bare dan sindrom katatomia
$. Pe"erisaan Diagnosti Menurut uryadi (2006) pemeriksaan pada klien dengan typhoid adalah pemeriksaan
laboratorium, yang terdiri dari: a. &emeriksaan leukosit %i dalam beberapa literatur dinyatakan baha demam typhoid terdapat leukopenia dan limposistosis relatif tetapi kenyataannya leukopenia tidaklah sering dijumpai. &ada kebanyakan kasus demam typhoid, jumlah leukosit pada sediaan darah tepi
berada pada batas-batas normal bahkan kadang-kadang terdapat leukosit alaupun tidak ada komplikasi atau infeksi sekunder. 5leh karena itu pemeriksaan jumlah leukosit tidak berguna untuk diagnosa demam typhoid. b. &emeriksaan 5T %$ &T 5T dan &T pada demam typhoid seringkali meningkat tetapi dapat kembali normal setelah sembuhnya typhoid. ". 3iakan darah 3ila biakan darah positif hal itu menandakan demam typhoid, tetapi bila biakan darah negatif tidak menutup kemungkinan akan terjadi demam typhoid. Hal ini dikarenakan hasil biakan darah tergantung dari beberapa faktor: a) Teknik pemeriksaan 4aboratorium Hasil pemeriksaan satu laboratorium berbeda dengan laboratorium yang lain, hal ini disebabkan oleh perbedaan teknik dan media biakan yang digunakan. ;aktu pengambilan darah yang baik adalah pada saat demam tinggi yaitu pada saat bakteremia berlangsung. b) aat pemeriksaan selama perjalanan penyakit 3iakan darah terhadap Salmonella thypii terutama positif pada minggu pertama dan berkurang pada minggu-minggu berikutnya. &ada aktu kambuh biakan ")
darah dapat positif kembali.
d)
negatif. &engobatan dengan obat anti mikroba. 3ila klien sebelum pembiakan darah sudah mendapatkan obat anti mikroba pertumbuhan kuman dalam media biakan terhambat dan hasil biakan mungkin
negatif. d. ji ;idal ji idal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi (aglutinin). $glutinin yang spesifik terhadap Salmonella thypii terdapat dalam serum klien dengan typhoid juga terdapat pada orang yang pernah di7aksinasikan. $ntigen yang digunakan pada uji idal adalah suspensi Salmonella yang sudah dimatikan dan diolah di laboratorium. Tujuan dari uji idal ini adalah untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum klien yang disangka menderita typhoid. $kibat infeksi oleh Salmonella thypii, klien membuat antibodi atau aglutinin yaitu : a. $glutinin 5, yang dibuat karena rangsangan antigen 5 (berasal dari tubuh kuman). b. $glutinin H, yang dibuat karena rangsangan antigen H (berasal dari flagel kuman). ". $glutinin
e. &emeriksaan Tubo9 &emeriksaan yang dapat dijadikan alternatif untuk mendeteksi penyakit demam tifoid
lebih
dini
adalah mendeteksi
antigen
spesifik
dari
kuman
Salmonella
(lipopolisakarida 5=) melalui pemeriksaan 'gM $nti almonella (Tube9 T+). &emeriksaan ini lebih spesifik, lebih sensitif, dan lebih praktis untuk deteksi dini infeksi akibat kuman Salmonella thypii. *eunggulan pemeriksaan Tubo9 T+ antara lain bisa mendeteksi se"ara dini infeksi akut akibat Salmonella thypii, karena antibody 'gM mun"ul pada hari ke 8 terjadinya demam. 3erbagai penelitian menunjukkan baha pemeriksaan ini mempunyai sensiti7itas yang tinggi terhadap kuman Salmonella (lebih dari =1>). *eunggulan lain hanya dibutuhkan sampel darah sedikit, dan hasil dapat diperoleh lebih "epat. !. Penatalasanaan Me%is &asien yang di raat dengan diagnosis obser7asi tifus abdominalis harus dianggap dan diperlakukan langsung sebagai pasien tifus abdominalis dan di berikan peraatan sebagai berikut: #. &eraatan o
*lien diistirahatkan ? hari sampai demam hilang atau #@ hari untuk men"egah
o
komplikasi perdarahan usus. Mobilisasi bertahap bila tidak ada panas, sesuai dengan pulihnya kondisi bila ada
komplikasi perdarahan. 2. %iet o o
o o o
Makanan mengandung "ukup "airan, kalori dan tinggi protein 3ahan makanan tidak boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang kerja usus dan tidak mengandung gas, dapat diberikan susu 2 gelas sehari &ada penderita yang akut dapat diberi bubur saring. etelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim. %ilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam selama ? hari.
8. 5bat-obatan 5bat-obat yang dapat di berikan pada klien dengan thypoid yaitu : o
*lorampenikol dengan dosis tinggi, yaitu #00mgkg33hari (maksimum) 2 gramhari, diberikan peroral atau intra7ena. &emberian kloramfenikol dengan dosis tinggi tersebut mempersingkat aktu peraatan dan men"egah relaps. Afek negatifnya adalah mungkin pembentulan Bat anti berkurang karena basil terlalu "epat di musnahkan. %apat juga diberikan Tiampenikol, *otrimo9aBol, $mo9ilin dan ampi"illin disesuaikan dengan keluhan klien. *loramfenikol digunakan untuk memusnahkan dan menghentikan penyebaran kuman. %iberikan sebagai pilihan utama untuk mengobati demam thypoid di 'ndonesia.
o
3ila terdapat komplikasi, terapi disesuaikan dengan penyakitnya. 3ila terjadi
dehidrasi dan asidosis diberikan "airan intra7ena. $. Pen&egahan Menurut 3uku $jar 'lmu &enyakit %alam (2006), ada 8 strategi pokok untuk memutuskan transmisi thypoid yaitu: a. 'dentifikasi dan eradikasi Salmonella thypii baik pada kasus demam thypoid maupun pada kasus "arrier thypoid. b. &en"egahan transmisi langsung dari pasien terinfeksi Salmonella thypii akut maupun "arrier. ". &roteksi pada orang yang beresiko terinfeksi. /ara pen"egahan yang dilakukan pada demam typhoid adalah "u"i tangan setelah dari toilet dan khususnya sebelum makan atau mempersiapkan makanan, hindari minum susu mentah (yang belum dipasteurisasi), hindari minum air mentah, rebus air sampai mendidih dan hindari makanan pedas karena akan memperberat kerja usus dan pemberian 7aksin.
A'UHAN KEPERA(A)AN $. &engkajian data keperaatan a. 'dentitas. b. *eadaan umum 3iasanya pada pasien typhoid mengalami badan lemah, panas, pu"at, mual, perut tidak enak, anore9ia ". &emeriksaaan TT< uhu tubuh bisasanya meningkat, demam berlangsung selama 8 minggu bersifat febris remiten, dan suhunya tidak tinggi sekali. elama minggu pertama, suhu tubuh berangsur-angsur naik setiap harinya, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore hari dan malam hari. %alam minggu kedua, pasien terus berada dalam keadaan demam. &ada minggu ketiga, suhu berangsur turun dan normal kembali pada akhir minggu ketiga. d. iayat *esehatan #. iayat penyakit sekarang &ada umumnya keluhan utama pada pasien thypoid adalah: demam, anore9ia, mual, muntah, diare, perasaan tidak enak di perut, pu"at (anemia), nyeri kepala pusing, nyeri otot, lidah tifoid (kotor), gangguan kesadaran berupa somnolen sampai koma. 2. iayat kesehatan dahulu
*aji apakah sebelumnya pasin pernah diraat, dengan diagnose apaC *aji apa yang di rasakan klien belakangan ini. 8. iayat kesehatan keluarga $pakah dalam kesehatan keluarga ada yang pernah menderita Thypoid atau sakit yang lainnya. @. iayat kesehatan so"ial 4ingkungan sekitar tempat tinggal pasien tatus psikologi keluarga dan pasien: &ada pasien juga akan merasa ke"emasan akibat hospitalisasi dan "emas karena sesuatu hal yang tertunda seperti pekerjaan, dan pada klien-klien merasa sedih karena berpisah dari teman-temannya serta harus beradaptasi dilingkungan yang baru. Hal ini di anggap sebagai an"aman bagi mereka sehingga terkadang ada yang menutup diri. *eluarga mengalami ke"emasan akibat angggota keluarganya yang sakit, masalah biaya, lama peraatan. e. &emeriksaan Head to toedata fokus: f. Mata : konjungti7a anemis. a) Mulut : terdapat napas tidak sedap, bibir pe"ah-pe"ah dan kering. 4idah tertutup selaput putih yang kotor sementara ujung dan tepinya berarna kemerahan. b) Hidung: kadang terjadi epistaksis ") $bdomen: perut kembung (meteorismus), hepatomegali, splenomegali, nyeri tekan, bisa terjadi konstipasi, bisa juga diare atau normal. d) *ulit : bintik-bintik kemerahan pada punggung dan ekstremitas. e) istem respirasi: normal f) istem kardio7askuler: biasanya pada pasien dengan typoid yang ditemukan tekanan darah yang meningkat akan tetapi bisa didapatkan ta"hiardi saat pasien mengalami peningkatan suhu tubuh. g) istem integument : turgor kulit menurun, pu"at, berkeringat banyak, akral hangat. h) istem eliminasi: pada pasien typoid kadang-kadang diare atau konstipasi, produk kemih pasien bisa mengalami penurunan (kurang dari normal). D -# ""kg 33jam. i) istem persyarafan: apakah kesadaran penuh, apatis, somnolen dan koma g. &emeriksaan laboratorium #. &emeriksaan leukosit Terdapat leukopenia dan limposistosis relatif. &ada kebanyakan kasus demam typhoid, jumlah leukosit pada sediaan darah tepi berada pada batas-batas normal bahkan kadang-kadang terdapat leukosit alaupun tidak ada komplikasi atau infeksi sekunder.
2. &emeriksaan 5T %$ &T 5T dan &T pada demam typhoid seringkali meningkat tetapi dapat kembali normal setelah sembuhnya typhoid. 8. 3iakan darah 3ila biakan darah positif hal itu menandakan demam typhoid, tetapi bila biakan darah negatif tidak menutup kemungkinan akan terjadi demam typhoid. @. ji ;idal $kibat infeksi oleh salmonella thypi, klien membuat antibodi atau aglutinin yaitu : a. $glutinin 5, yang dibuat karena rangsangan antigen 5 (berasal dari tubuh kuman). b. $glutinin H, yang dibuat karena rangsangan antigen H (berasal dari flagel kuman). ". $glutinin
(lipopolisakarida
5=)
melalui
pemeriksaan
'gM
$nti
almonella (Tube9 T+). &emeriksaan ini lebih spesifik, lebih sensitif, dan lebih praktis untuk deteksi dini infeksi akibat kuman almonella typhi.
3. %iagnosa *eperaatan #. Hipertermia berhubungan dengan pelepasan endotoksin. 2. angguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan pembesaran hati dan limfa.
8. angguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia @. %efisit peraatan diri ( oral hygiene ) berhubungan dengan kelemahan. 1. esiko
tinggi
kekurangan
7olume
"airan
dan
elektrolit
berhubungan dengan defekasi berlebihan. 6. *onstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik usus.
/. 'nter7ensi
NO
D*A$NO'E KEPERA(A)AN
*N)ER+EN'*
#.
DAN )U,UAN Hipertermia berhubungan dengan
pelepasan endotoksin. etelah
dilakukan
tindakan
keperaatan selama # 9 2@ jam tidak terjadi kenaikan suhu tubuh
#. elaskan penyebab terjadinya panas kepada
#. Memba
kelaurga atau klien 2. $jurkan klien untuk banyak istirahat dan
klien m 2. $kti7it
mengurangi akti7itas
mempe mengh 8. Menge
8. 3erikan klien banyak minum
dengan "riteria hasil : #. 2. 8.
suhu tu 0
uhu badan klien 86-8? *lien merngatakan nyaman. TT< klien dalam batas normal.
@. 3erikan kompres air hangat 1. 3erikan klien pakaian yang mudah menyerap
men"eg @. Memba 1. Memba
keringat 6. /iptakan lingkungan yang nyaman dan tenang ?. Monitor tanda-tanda 7ital
klien 6. Membe
!. Monitor input dan output "airan =. *olaborasi medis untuk pemberian
?. ebagai obat
antibiotik
2.
angguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan pembesaran
penyeb #. Memb
#. *aji respon klien terhadap nyeri
pera 2. Men"o
2. *aji respon non7erbal klien
hati dan limfa. etelah
dilakukan
tindakan
keperaatan selama # 9 2@ jam tidak terjadi nyeri pada bagian
perkem !. Memba =. Memba
8. 3erikan posisi yang nyaman pada klien 8.
klien Memb
@.
rasaka Memb
1.
merek ebag
@. $jak klien untuk mengalihkan rasa sakit 1. Monitor TT<
perut dengan "riteria hasil #. *lien
mengatakan
nyeri
berkurang atau hilang. 2. *lien menunjukan ekspresi
8.
ajah tenang. 8. yeri tekan berkurang. @. TT< dalambatas normal. angguan pemenuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan
tubuh
berhubungan dengan anoreksia : etelah
dilakukan
tindakan
keperaatan selama 8 9 2@ jam tidak
gangguan
pemenuhan
6. *olaborasi medis untuk pemberian
obat
analgetik
perke 6. Menur klien
#. *aji kebiasaan makan klien 2. aga
kebersihan
mulut,
#. Memb bersihkan
se"ret
maupun kotoran-kotoran sebelum makan 8. 3erikan makanan sedikit-sedikit tapi sering @. 3erikan atau anjurkan untuk memberikan makanan tambahan di luar jam makan sesuai
tepat 2. Memb klien 8. Memb saat denga
nutrisi dengan "riteria hasil
dengan kesukaan klien selama tidak ada
#. *lien mampu menghabiskan #
@.
porsi
makanan
yang
@. Memb
kontraindikasi 1. *olaborasi dengan ahli giBi
pada k
disajikan. 2. 33 klien stabil atau naik.
6. Monitor 33 setiap hari
%efisit peraatan diri ( oral
#. *aji tingkat ketergantungan klien
#.
2. 3antu klien dalam melakukan aktifitas ringan
berik 2. Mem
hygiene ) berhubungan dengan kelemahan. etelah dilakukan tindakan keperaatan selama # 9 2@ jam tidak terjadi defi"it peraatan diri (oral hygiene) dengan "riteria hasil :
1. Memb kebutu 6. Menu
seperti mengubah posisi 8. $jarkan keluarga dalam membantu klien agar
8.
dapat memenuhi $%4
Mene
meme *lien bantu dapat
#. Mulut tampak bersih. 2. Mulut ter"ium tidak berbau. 8. 4idah tampak bersih.
1.
esiko tinggi kekurangan 7olume "airan dan elektrolit berhubungan dengan defekasi berlebihan. etelah
dilakukan
tindakan
keperaatan selama # 9 2@ jam
#. 5bser7asi TT< klien @ jam sekali 2. Monitor tanda-tanda kekurangan "airan seperti turgor
tidak
elasti",
ubun-ubun
#. 2.
"ekung,
aal
prodiksi urin menurun, membrane mukosa kering, bibir pe"ah-pe"ah 8. 5bser7asi dan "atat intake dan output "airan
8.
tidak terjadi kekurangan 7olume dan "airan dan elektrolit dengan
@. Monitor pemberian "airan melalui intra7ena 1. 3erikan kompres dingin atau tepid sponge
kriteria hasil : #.
Mukosa
bibir
Mem Mela
tampak
lembab. 2. TT< dalam batas normal. 8. *lien tampak tidak lemas @. Tidak terdapat tanda-tanda
ntu outpu
@.
Men"
1.
yang Meng tidak
dehidrasi
6
*onstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik usus.
#. Tentukan pola defekasi bagi klien dan latih klien untuk menjalankannya
#. ntuk defekas
etelah
dilakukan
tindakan
keperaatan selama # 9 2@ jam pasien dapat defekasi
dengan
teratur (setiap hari) *riteria hasil : #. %efekasi dapat dilakukan satu kali sehari. 2. *onsistensi feses lembut 8. Aliminasi feses tanpa perlu
2. $tur aktu yang tepat untuk defekasi klien seperti sesudah makan 8. 3erikan "akupan nutrisi berserat sesuai dengan indikasi @. 3erikan "airan jika tidak kontraindikasi 2-8
1. &emberian laksatif atau enema sesuai indikasi
%$+T$ &T$*$
4odo, %. $. 20#2 . $suhan *eperaatan &ada *lien %engan Thypoid %i uang +ajar . 3ayangkara artika $sih 3andung. 3andung. &rogram &rofesi ers ekolah 'lmu
8. utrisi elimina @. ntuk
liter per hari
mengejan berlebihan
Tinggi
2. ntuk
*esehatan
'mmanuel
3andung
(https:.s"ribd."omdo"=!62?201$*A&-%AM$M-THE&5'%)
20#2 diakses
tanggal 22 februari 20#6. urarif, $.H. 20#1. $plikasi $suhan *eperaatan 3erdasarkan %iagnosa Medis %an $%$ '/-5/ Adisi 2. ogjakarta. Media"tion Mansjoer, $rif et al . 200#. *apita elekta *edokteran. Adisi '''. akarta : A/
1. ntuk
LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM )H-PO*D . $T$&$ &$4 . $$;$4' $T$
54AH: +'TH$T+
'EKOLAH )*N$$* *LMU KE'EHA)AN *NDONE'*A ,A-A PALU PRO!E'* NER'