Laporan Pendahuluan Dan Askep CA SarkomaDeskripsi lengkap
dsaFull description
MenopauseFull description
Laporan Pendahuluan Dan Askep MastitisFull description
Full description
Deskripsi lengkap
MenopauseDeskripsi lengkap
laporan pendahuluan asuhan keperawatan ca mamaeFull description
lp ca tiroidFull description
LP Ca. ProstatFull description
LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE DI RUANG BEDAH TUMOR
irham res
KMBDeskripsi lengkap
mddkelmDeskripsi lengkap
Laporan Pendahuluan Ca Mamae
keperawatanFull description
ca femurDeskripsi lengkap
INJAUAN TEORI
1. DEFINISI Sarkoma adalah tumor yang berasal dari jaringan penyambung (Danielle. 1999: 244 ).
Kanker adalah neoplasma yang tidak terkontrol dari sel anaplastik yang menginasi jaringan dan !enderung bermetastase sampai ke sisi yang jauh dalam tubuh.( "ong. 2##$: %9% ). &steos &steosark arkoma oma ( sarkom sarkomaa osteog osteogeni enik k ) adalah adalah tumor tumor yang yang mun!ul mun!ul dari dari mesenk mesenkim im pembentuk tulang. ( "ong. "ong. 2##$: '1' ). Sarkoma osteogenik ( &steosarkoma ) merupakan neoplasma tulang primer yang sangat ganas. umor umor ini tumbuh di bagian metaisis metaisis tulang tempat yang paling paling sering sering terserang terserang tumor ini adalah bagian ujung tulang panjang* terutama lutut. ( +ri!e. 199,: 121$ ). &steosarkoma ( sarkoma osteogenik ) merupakan tulang primer maligna yang paling sering sering dan paling paling atal. atal. Ditand Ditandai ai dengan dengan metast metastasi asiss hemato hematogen gen a-al a-al ke paru. paru. umor umor ini menyebabkan mortalitas tinggi karena sarkoma sering sudah menyebar ke paru ketika pasien pertama kali berobat.( Smelter. 2##1: 2$4/ ). empat0 empat0tempa tempatt yang paling sering sering terkena terkena adalah emur distal* tibia proksimal proksimal dan humerus proksimal. empat yang paling jarang adalah pelis* kolumna* ertebra* mandibula* klaikula* skapula* atau tulang0tulang pada tangan dan kaki. ebih dari %# kasus terjadi pada daerah lutut. ( &tto.2##$ : /2 ). Sarkoma osteogenik atau osteosarkoma adalah merupakan neoplasma tulang primer yang sangat ganas. &steosarkoma merupakan tumor tulang maligna primer yang paling laim dan seringkali berakibat atal dan dapat timbul sebagai metastase sekunder dari ekstrimitas tungkai pada %# kasus. 3iasanya terdapat pada lokasi bekas radiasi atau lebih sering sebagai penyerta pada penyakit paget. pag et. &steosarkoma sering terjadi pada laki0laki pada kelompok usia 1#02% tahun dan d an pada orang tua yang mengalami penyakit paget.
2. ETIOLOGI a. adiasi sinar radio akti dosis tinggi b. Keturunan !. 3eberapa kondisi tulang yang ada sebelumnya seperti penyakit paget (akibat pajanan radiasi). d. 5irus 5irus onkogenik ( Smelter. 2##1: 2$4/ ).
3. ANATOMI DAN FISIOLOGI ulang paha atau emur adalah bagian tubuh terbesar dan tulang terkuat pada tubuh
manusia. 6a menghubungkan tubuh bagian pinggul dan lutut. 7emur pada ujung bagian atasnya memiliki !aput* !ollum* tro!hanter major dan tro!hanter minor. 3agian !aput merupakan lebih kurang dua pertiga bola dan berartikulasi dengan a!etabulum dari os !o8ae membentuk arti!ulatio !o8ae. +ada pusat !aput terdapat lekukan ke!il yang disebut oea !apitis* yaitu tempat perlekatan ligamentum dari !aput. Sebagian suplaii darah untuk !aput emoris dihantarkan sepanjang ligamen ini dan memasuki tulang pada oea. 3agian !ollum* yang menghubungkan kepala pada batang emur* berjalan ke ba-ah* belakang* lateral dan membentuk sudut lebih kurang 12% derajat (pada -anita sedikit lebih ke!il) dengan sumbu panjang batang emur. 3esarnya sudut ini perlu diingat karena dapat dirubah oleh penyakit. ro!hanter major dan minor merupakan tonjolan besar pada batas leher dan batang. ang menghubungkan dua tro!hanter ini adalah linea intertro!hanteri!a di depan dan !rista intertro!hanteri!a yang men!olok di bagian belakang* dan padanya terdapat tuber!ulum uadratum. 3agian batang emur umumnya menampakkan ke!embungan ke depan. 6a li!in dan bulat pada permukaan anteriornya* namun pada bagian posteriornya terdapat rabung* linea aspera. epian linea aspera melebar ke atas dan ke ba-ah. epian medial berlanjut ke ba-ah sebagai !rista supra!ondylaris medialis menuju tuber!ulum addu!torum pada !ondylus medialis.epian lateral menyatu ke ba-ah dengan !rista supra!ondylaris lateralis. +ada permukaan posterior batang emur* di ba-ah tro!hanter major terdapat tuberositas glutealis* yang ke ba-ah berhubungan dengan linea aspera. 3agian batang melebar ke arah ujung distal dan membentuk daerah segitiga datar pada permukaan posteriornya* disebut as!ia poplitea. ;jung ba-ah emur memiliki !ondylus medialis dan lateralis* yang di bagian posterior dipisahkan oleh in!isura inter!ondylaris. +ermukaan anterior !ondylus dihubungkan oleh permukaan sendi untuk patella. Kedua !ondylus ikut membentuk arti!ulatio genu. Di atas !ondylus terdapat epi!ondylus lateralis dan medialis. uber!ulum addu!torium berhubungan langsung dengan epi!ondylus medialis.
4. PATOFISIOLOGI
Sarkoma osteogenik (&steosarkoma) merupakan neoplasma tulang primer yang sangat ganas. umor ini tumbuh dibagian metaisis tulang tempat yang paling sering terserang tumor ini adalah bagian ujung tulang panjang* terutama lutut. +enyebab osteosarkoma belum jelas diketahui* adanya hubungan kekeluargaan menjadi suatu predisposisi. 3egitu pula adanya hereditery. Dikatakan beberapa irus onkogenik dapat menimbulkan osteosarkoma pada he-an per!obaan. adiasi ion dikatakan menjadi $ penyebab langsung osteosarkoma. garis epiisis membentuk terhadap gambarannya di dalam tulang.
+ath-ay +atoisiologi &steosarkoma 7aktor
esiko* Keturunan (?ereditery)* 5irus &nkogenik* dan adiasi 6on
Sel umor =enginasi @aringan unak
espon &steolitik
espon &steoblastik (+embentukan ulang)
Destruksi ulang
+enimbunan +eriosteum ulang yang baru dekat lempat
lesi terjadi +enghan!uran ulang okal
erjadi pertumbuhan tulang
yang aborti &steoporosis
+embedahan +enambahan massa tulang
7raktur Ayeri
Kerusakan =obilitas 7isik
esiko 6neksi
5. ABSES
ini*
maka
jaringan
di
sekitarnya
akan
terdorong.
@aringan pada akhirnya tumbuh di sekeliling abses dan menjadi dinding pembatas abses> hal ini merupakan mekanisme tubuh untuk men!egah penyebaran ineksi lebih lanjut.
6. GAMBARAN KLINIS a. asa sakit (nyeri)* Ayeri dan atau pembengkakan ekstremitas yang terkena (biasanya menjadi
semakin parah pada malam hari dan meningkat sesuai dengan progresiitas penyakit). b. +embengkakan* +embengkakan pada atau di atas tulang atau persendian serta pergerakan yang !. d. e. .
terbatas (Bale. 1999: 24%). Keterbatasan gerak 7raktur patologik. =enurunnya berat badan eraba massa> lunak dan menetap dengan kenaikan suhu kulit di atas massa serta distensi
pembuluh darah maupun pelebaran ena. g. Bejala0gejala penyakit metastatik meliputi nyeri dada* batuk* demam* berat badan menurun dan malaise (Smelter. 2##1: 2$4/).
7. LABORATORIUM dan RADIOGRAFI Studi radiograikal* s!an =6 dan C pada tulang yang terkena penyakit* mielogram*
artetiograi* dan essai biokimia darah dan urine akan memberikan inormasi diagnosti!. +ada radiograi* terdapat tanda kerusakan tulang di dalam diaisis dengan erosi korteks tulang* terangkatnya periosteum terlihat pada tepi lesi di tempat terbentuknya tulang baru di ba-ah (segitiga !odman). erbentuknya tulang baru terlihat di dalam medula atau korteks tulang* tergantung dari tumor tersebut apakah osteolitik atau osteoblastik.
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG +emeriksaan yang biasa dilakukan: a. +emeriksaan radiologis menyatakan adanya segitiga !odman dan destruksi tulang. b. C s!an dada untuk melihat adanya penyebaran ke paru0paru. !. 3iopsi terbuka menentukan jenis malignansi tumor tulang* meliputi tindakan insisi* eksisi* biopsi
jarum* dan lesi0 lesi yang di!urigai. d. Skening tulang untuk melihat penyebaran tumor. e. +emeriksaan darah biasanya menunjukkan adanya peningkatan alkalin osatase. . =6 digunakan untuk menentukan distribusi tumor pada tulang dan penyebaran pada jaringan lunak sekitarnya. g. S!intigrai untuk dapat dilakukan mendeteksi adanya skip lesionE* ( asjad. 2##$). . DIAGNOSA BANDING a. esi tulang ineksiosa terutama karena siilis. b. Aeoplasma tulang yang lain seperti khondrosarkoma !. umor sel datia atau deosit metastasis karsinomatosa pada tulang dari tumor primer. 1!. PENATALAKSANAAN a. +enatalaksanaan medis +enatalaksanaan tergantung pada tipe dan ase dari tumor tersebut saat didiagnosis. ujuan
penatalaksanaan se!ara umum meliputi pengangkatan tumor* pen!egahan amputasi jika memungkinkan dan pemeliharaan ungsi se!ara maksimal dari anggota tubuh atau ekstremitas yang sakit. +enatalaksanaan meliputi pembedahan* kemoterapi* radioterapi* atau terapi kombinasi. &steosarkoma biasanya ditangani dengan pembedahan dan F atau radiasi dan kemoterapi. +rotokol kemoterapi yang digunakan biasanya meliputi adriamy!in (doksorubisin) !ytoksan dosis tinggi (sikloosamid) atau metrote8ate dosis tinggi (=G) dengan leukoorin.
3erkurangnya nasu makan* mual* muntah sering terjadi sebagai eek samping kemoterapi dan radiasi* sehingga perlu diberikan nutrisi yang adekuat.
dengan tepat. +ertahankan linen klien tetap kering* bebas keriput.
a.
+ada pengangkatan tumor dengan pembedahan biasanya diperlukan tindakan amputasi pada ekstrimitas yang terkena* dengan garis amputasi yang memanjang melalui tulang atau sendi di atas tumor untuk !ontrol lokal terhadap lesi primer. 3eberapa pusat pera-atan kini memperkenalkan reseksi lokal tulang tanpa amputasi dengan menggunakan prosthetik metal atau
b.
allograt untuk mendukung kembali penempatan tulang0tulang. Kemoterapi &bat yang digunakan termasuk dosis tinggi metotreksat yang dila-an dengan a!tor !itroorum* adriamisin* sikliosamid* dan inkristin.
11. KOMPLIKASI a.
kemoterapi.
12. PROGNOSA
+rognosa jelek* hanya kira0kira seperlima atau kurang dari 1# persen yang kasus yang mempunyai harapan hidup F bertahan sampai F lebih dari % tahun.
ASU"AN KEPERA#ATAN PADA KLIEN DENGAN OSTEOSAR$OMA
A. PENGKAJIAN
1. 6dentitas pasien Aama* umur* jenis kelamin* pendidkan* pekerjaan* status
perka-inan* alamat* dan lain0
lain.
2. i-ayat kesehatan a. b. !.
+asien mengeluh nyeri pada daerah tulang yang terkena. Klien mengatakan susah untuk beraktiitasFketerbatasan gerak =engungkapkan akan ke!emasan akan keadaannya
$. +engkajian isik a. b. !. d.
+ada palpasi teraba massa pada derah yang terkena. +embengkakan jaringan lunak yang diakibatkan oleh tumor. +engkajian status neuroaskuler> nyeri tekan Keterbatasan rentang gerak
4. ?asil laboratoriumFradiologi a. b. !.
erdapat gambaran adanya kerusakan tulang dan pembentukan tulang baru.
B. DIAGNOSA KEPERA#ATAN 1. Ayeri akut berhubungan dengan proses patologik dan pembedahan (amputasi).
ujuan : Setelah dilakukan tindakan kepera-atan selama $ 8 24 jam masalah nyeri akut teratasi seluruhnya. DS : Klien mengatakan nyeri sebelum dan setelah pembedahan D& : a. 7okus diri klien tampak menyempit* dan b. +erilaku klien tampak melindung diri F berhati0hati.
Kriteria ?asil : a. Klien mengatakan nyeri hilang dan terkontrol* b. Klien tampak rileks* tidak meringgis* dan mampu istirahatFtidur dengan tepat* !. ampak memahami nyeri akut dan metode untuk menghilangkannya* dan d. Skala nyeri #02.
Intervensi:
a.
Catat dan kaji lokasi dan intensitas nyeri (skala #01#). Selidiki perubahan karakteristik nyeri. F : ;ntuk mengetahui respon dan sejauh mana tingkat nyeri pasien. b. 3erikan tindakan kenyamanan (!ontoh ubah posisi sering* pijatan lembut). F : =en!egah pergeseran tulang dan penekanan pada jaringan yang luka. !. 3erikan sokongan (support) pada ektremitas yang luka. F : +eningkatan ena return* menurunkan edema* dan mengurangi nyeri. d. 3erikan lingkungan yang tenang. F :
Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian analgetik* kaji eektiitas dari tindakan penurunan rasa nyeri. F : ;ntuk mengurangi rasa sakit F nyeri.
2.
Kerusakan mobilitas isik yang berhubungan dengan kerusakan
muskuluskletal* nyeri* dan
amputasi. ujuan : Setelah dilakukan tindakan kepera-atan selama $ 8 24 jam masalah kerusakan mobillitas isik teratasi seluruhnya. DS : Klien mengatakan sulit untuk bergerak D& : Klien tampak mengalami Bangguan koordinasi> penurunan kekuatan otot* kontrol dan massa.
Kriteria ?asil : a. +asien menyatakan pemahaman situasi indiidual* program pengobatan* dan tindakan keamanan* b. +asien tampak ikut serta dalam program latihan F menunjukan keinginan berpartisipasi dalam aktiitas* !. +asien menunjukan teknik F perilaku yang memampukan tindakan beraktiitas* dan d. +asien tampak mempertahankan koordinasi dan mobilitas sesuai tingkat optimal.
6nterensi : a. Kaji tingkat immobilisasi yang disebabkan oleh edema dan persepsi pasien tentang immobilisasi tersebut. F: +asien akan membatasi gerak karena salah persepsi (persepsi tidak proporsional). b. Dorong partisipasi dalam aktiitas rekreasi (menonton 5* memba!a koran dll ). F : =emberikan kesempatan untuk mengeluarkan energi* memusatkan perhatian* meningkatkan perasaan mengontrol diri pasien dan membantu dalam mengurangi isolasi sosial. !.
d. 3antu pasien dalam pera-atan diri. F : =eningkatkan kekuatan dan sirkulasi otot* meningkatkan pasien dalam mengontrol situasi* meningkatkan kemauan pasien untuk sembuh. e. 3erikan diit inggi protein inggi kalori * itamin * dan mineral. F : =emper!epat proses penyembuhan* men!egah penurunan 33* karena pada immobilisasi
biasanya terjadi penurunan 33. . Kolaborasi dengan bagian isioterapi. F : ;ntuk menentukan program latihan.
$.
Kerusakan integritas kulit atau jaringan berhubungan dengan penekanan pada daerah tertentu dalam -aktu yang lama.
ujuan : Setelah dilakukan tindakan kepera-atan selama $ 8 24 jam masalah kerusakan integritas kulit F jaringan taratasi seluruhnya. iteria ?asil : Klien =enunjukkan prilaku F tehnik untuk men!egah kerusakan kulit tidak berlanjut. 6nterensi : 1) Kaji adanya perubahan -arna kulit. F : =emberikan inormasi tentang sirkulasi kulit. 2) +ertahankan tempat tidur kering dan bebas kerutan. F : ;ntuk menurunkan tekanan pada area yang peka resiko kerusakan kulit lebih lanjut. $) ;bah posisi dengan sesering mungkin. F : ;ntuk mengurangi tekanan konstan pada area yang sama dan meminimalkan
resiko
kerusakan kulit. 4) 3eri posisi yang nyaman kepada pasien. F : +osisi yang tidak tepat dapat menyebabkan !edera kulit F kerusakan kulit. %) Kolaborasi dengan tim kesehatan dan pemberian al F antibioti!. F : ;ntuk mengurangi terjadinya kerusakan integritas kulit.
4. esiko ineksi berhubungan dengan raktur terbuka kerusakan jaringan lunak. ujuan : Setelah dilakukan tindakan kepera-atan selama $ 8 24 jam masalah resiko ineksi tidak terjadi. Kriteria ?asil : a. idak ada tanda0tanda 6neksi* b. eukosit dalam batas normal* dan !. anda0tanda ital dalam batas normal. 6nterensi : 1)
Kaji keadaan luka (kontinuitas dari kulit) terhadap adanya: edema* rubor* kalor* dolor* ungsi laesa. F : ;ntuk mengetahui tanda0tanda ineksi.
2)
=e-aspadai adanya keluhan nyeri mendadak* keterbatasan gerak* edema lokal* eritema pada daerah luka. F : =erupakan indikasi adanya osteomilitis. %) Kolaborasi pemeriksaan darah : eukosit F : eukosit yang meningkat artinya sudah terjadi proses ineksi.
DAFTAR PUSTAKA
3runner and Suddart. 2##1. K%&%'a(a)an M%d*+a, B%da- . 5ol $. Hd ,. HBC. @akarta.