PERCOBAAN VII ANALISIS PARAMETER PENCEMARAN TANAH
A. PELAKSANAAN PENELITIAN
1. Tujuan Penelitian
: Untuk mengetahui beberapa parameter pencemaran tanah dan membandingkan parameter pencemaran tanah pada lokasi yang berbeda
2. Hari, tanggal Penelitian
: Minggu, 22 Mei 2016
3. Tempat Penelitian
: Gunung Sari
B. LANDASAN TEORI 1. Pengertian Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah adalah suatu keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan dapat merubah lingkungan tanah alami. alami. Pencemaran tanah biasanya terjadi terjadi karena terjadi kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial, penggunaan pestisida, masuknya air permukaan tanah tercemar dalam lapisan sub permukaan, zat kimia atau air limbah dari tempat penimbunan sampah serta pembuangan limbah ke tanah yang tidak memenuhi syarat. Suatu pencemaran yang masuk ke dalam tanah yang terendap akan menjadi zat kimia beracun dalam tanah tersebut. Dari zat beracun tersebut ini dapat memberi efek atau dampak ketika bersentuhan atau dapat mencemari arus air tanah dan udara di atasnya. Demikian pula bahan pencemar dalam air permukaan tanah (air sungai, air selokan, air danau dan air payau) dapat masuk ke dalam tanah yang dapat menyebabkan pencemaran tanah. Dengan itu lingkungan hidup yang paling banyak dan mudah tercemar ialah tanah. Tanah yang dimaksud adalah bagian permukaan bumi yang dihuni oleh banyak makhluk hidup terutama manusia, tumbuhan, dan bermacam-macam hewan serta mikroorganisme. Pencemaran tanah tidak jauh beda atau bisa dikatakan memiliki hubungan dengan pencemaran udara dan air, maka yang menjadi sumber pencemaran tanah ialah sumber pencemaran udara dan sumber pencemaran air. Sebagai contoh gas-gas karbon oksida, nitrogen oksida, belerang oksida yang menjadi bahan pencemar udara yang larut dalam air
hujan yang turun ke tanah dan dapat menyebabkan terjadinya hujan asam sehingga menimbulkan terjadinya pencemaran pada tanah. Air permukaan tanah yang mengandung bahan percemar misalnya yang tercemari zat radioaktif, logam berat dalam limbah industri, sampah rumah tangga, limbah rumah sakit, sisa-sisa pupuk dan peptisida dari lingkup pertanian, limbah detergen yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran tanah pada daerah tempat air permukaan atau tanah yang dilalui air yang tercemar tersebut. Maka sumber bahan pencemaran tanah dapat dikelompokan menjadi sumber pencemar yang berasal dari sampah rumah tangga, sampah pasar, sampah rumah sakit, gunung berapi yang meletus atau kendaraan bermotor dan limbah industri. 2. Komponen Bahan Pencemar Tanah
Komponen-komponen yang menjadi bahan pencemaran dalam tanah adalah sebagai berikut: a. Senyawa organik Dimana senyawa ini dapat membusuk karena diuraikan oleh mikrooraginisme, seperti sisa-sisa makanan, daun, tumbuh-tumbuhan dan hewan yang mati. b. Senyawa anorganik Senyawa ini tidak dapat dimusnahkan ataupun diuraikan oleh mikroorganisme seperti plastik, serat, keramik, kaleng-kaleng dan bahan bekas bangunan dimana semua ini menyebabkan tanah tidak subur. c. Pencemar udara Pencemar udara ini berupa gas yang larut dalam air hujan seperti nitrogen oksida (NO dan NO2), belerang oksida (SO2 dan SO3), karbon oksida (CO dan CO2), yang menghasilkan hujan asam yang kan menyebabkan tanah yang bersifat asam dan merusak kesuburan tanah atau tanaman. d. Pencemar logam Pencemar berupa logam-logam berat yang dihasilkan dari limbah industri seperti Hg, Zn, Pb, Cd dapat mencemari tanah. e. Zat radioaktif Zat radioaktif yang dihasilkan dari PLTN, reaktor atom atau percobaan lain yang menggunakan atau menghasilkan zat radioaktif. f. Limbah domestik
Limbah domestik berasal dari pemukiman penduduk, perdagangan atau pasar atau tempat usaha hotel dan lain sebagainya. Baik berupa limbah padat maupun cair. Limbah padat itu berupa senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan maupun diuraikan oleh mikrooragisme seperti plastik, serat, keramik, kaleng-kaleng dan bekas bahan bangunan yang menyebabkan tanah menjadi kurang subur. Bahan pencemar itu akan tetap utuh hingga 300 tahunyang akan datang. Bungkus plastik yang kita buang ke lingkungan akan tetap ada dan mungkin akan akan ditemukan oleh anak cucu kita ratusan tahun lagi. Sedangkan limbah cair berupa tinja, detergen, oli, cat, jika meresap ke dalam tanah akan merusak kandungan air dalam tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah. g. Limbah industry Limbah industri berasal dari sisa-sisa produksi industri. Limbah cair merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya. Zat-zat yang dihasilkan dari proses industri pelapisan logam seperti Hg, Zn, Pb, Cd yang dapat mencemari tanah seperti tembaga, timbal, perak, khrom, arsen, dan boron. Zat ini merupakan zat beracun bagi mikroorganisme. Dimana mikro-organisme ini memiliki fungsi sangat penting terhadap kesuburan tanah. h. Limbah pertanian Limbah pertanian dapat berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah atau tanaman, misalnya pupuk urea dan pestisida untuk pemberantas hama tanaman. Penggunaan pupuk yang terus menerus dalam pertanian akan merusak struktur tanah, yang menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan tidak dapat ditanami jenis tanaman tertentu karena hara tanah semakin berkurang. Dan penggunaan pestisida bukan saja mematikan hama tanaman tetapi juga mikroorga-nisme yang berguna di dalam tanah. Padahal kesuburan tanah tergantung pada jumlah organisme di dalamnya. Selain itu penggunaan pestisida yang terus menerus akan mengakibatkan hama tanaman kebal terhadap pestisida tersebut 3. Dampak Pencemaran Tanah
a. Pada Kesehatan
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi. Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat dapat menyebabkan ganguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan kematian. b. Pada Ekosistem Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut. Sampah anorganik tidak ter-biodegradasi, yang menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air sehingga peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme di dalam tanahpun akan berkurang akibatnya tanaman sulit tumbuh bahkan mati karena tidak memperoleh makanan untuk berkembang.
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama. 4. Cara mencegah dan menanggulangi pencemaran tanah a.
Cara mencegah terjadinya pencemaran pada tanah, yaitu sebagai berikut. 1. Biasakan buat memisahkan sampah-sampah organik dan anorganik di rumah Anda. Sampah orgaik bisa terurai oleh mikroorganisme. Sampah ini bisa dikubur dalam tanah buat dibuat pupuk kompos. Untuk sampah anorganik atau bahkan organic yang tak dapat terurai oleh mikroorganisme dibakar di lokasi spesifik yang jauh dari pemukiman penduduk. Sampah yang tak bisa dibakar, bisa digiling atau dihancurkan hingga menjadi partikel kecil, lalu dikubur. 2. Untuk pegolahan limbah industri yang di dalamnya terkandung logam berat, sebaiknya dilakukan proses pemurnian terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai atau ke lokasi pembuangan. 3. Menggunakan pupuk atau pestisida dengan dosis yang sesuai. Karena jika hiperbola akan mencemari tanah yang digunakan tersebut. 4. Gunakan
ditergen
yang
ramah
lingkungan
sehingga
ia
bisa
terurai
oleh
mikroorganisme. Dengan begitu tak menimbulkan zat-zat yang membuat tanah tercemar. b.
Cara menanggulangi pencemaran tanah yang sudah terlanjur terjadi yaitu: 1. Remidiasi Kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah dikenal dengan remediasi. Sebelum melakukan remediasi, hal yang perlu diketahui:
Jenis pencemar (organik atau anorganik), terdegradasi atau tidak, berbahaya atau tidak.
Berapa banyak zat pencemar yang telah mencemari tanah tersebut.
Perbandingan karbon (C), nitrogen (N), dan fosfat (P).
Jenis tanah.
Kondisi tanah (basah, kering).
Telah berapa lama zat pencemar terendapkan di lokasi tersebut.
Kondisi pencemaran (sangat penting untuk dibersihkan segera/bisa ditunda).
2. Remediasi onsite dan offsite Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in situ (atau on site) dan ex situ (atau off site). Pembersihan on site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi. Pembersihan off site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak atau tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak atau tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off site ini jauh lebih mahal dan rumit. 3. Bioremediasi Bioremediasi
merupakan
proses
pembersihan
pencemaran
tanah
dengan
menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air). Proses bioremediasi harus memperhatikan temperatur tanah, ketersediaan air, nutrien (N, P, K), perbandingan C : N kurang dari 30 : 1, dan ketersediaan oksigen. Ada 4 teknik dasar yang biasa digunakan dalam bioremediasi:
Stimulasi
aktivitas
mikroorganisme
asli
(di
lokasi
tercemar)
dengan
penambahan nutrien, pengaturan kondisi redoks, optimasi pH, dan sebagainya.
Inokulasi
(penanaman)
mikroorganisme
di
lokasi
tercemar,
yaitu
mikroorganisme yang memiliki kemampuan biotransformasi khusus.
Penerapan immobilized enzymes.
Penggunaan tanaman (phytoremediation) untuk menghilangkan atau mengubah pencemar.
5. Perbedaan Tanah Tercemar dan Tidak Tercemar
a. Tanah tercemar
Tanah indonesia terkenal dengan kesuburanya. Hingga dalam sejarah Indonesia pernah tercetat. Kesuburan itu telah mengundang para penjajah asing untuk mengeksploitasinya. Fenomena sekarang lain lagi. Sebagian tanah Indonesia tercemar oleh polusi yang diakibatkan oleh kelainan masyarakat. Pencemaran ini menjadikan tanah rusak dan hilang kesuburanya, mengandung zat asam tinggi. Berbau busuk, kering, mengandung logam berat, dan sebagainya. Kalau sudah begitu maka tanah akan sulit untuk dimanfaatkan. Dari pernyataan diatas, bisa ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri tanah tercemar adalah : Tanah tidak subur
pH dibawah 6 (tanah asam) atau pH diatas 8 (tanah basa)
Berbau busuk
Kering
Mengandung logam berat
Mengandung sampah anorganik
b. Tanah tidak tercemar Tanah yang tidak tercemar adalah tnah yang masih memenuhi unsur dasarnya sebagai tanah. Ia ti\dak mengandung zat-zat yang merusak keharaanya. Tanah tidak tercemar bersifat subur, tidak berbau busuk, tingkat keasaman normal. Yang paling utama adalah tidak mengandung logam berat. Tanah yang tidak tercemar besar potensinya untuk alat kemaslahatan umat manusia. Pertanian dengan tanah yang baik bisa mendatangkan keuntungan berlipat ganda. Dari pernyataan diatas, bisa ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri tanah tercemar adalah :
Tanahnya subur
Trayek pH minimal 6, maksimal 8
Tidak berbau busuk
Tidak kering, memiliki tingkat kegemburan yang normal
Tidak Mengandung logam berat
Tidak mengandung sampah anorganik
6. Pengaruh Ph Terhadap Kesuburan Tanah
pH adalah tingkat keasaman suatu benda yang diukur dengan menggunakan skala pH 0-14. Sifat asam mempunyai pH antara 0-7 dan sifat basa mempunyai pH antara 7-14. Tanah juga memiliki ukuran pH tertentu agar dapat di Tanami. Artinya, suatu tanaman dapat tumbuh dan menyerap unsure hara dari tanah apabila tanah dalam kadar pH yang sesuai. Biasanya jika pH tanah semakin tinggi maka unsur hara akan semakin sulit di serap tanaman, demikian juga sebaliknya jika terlalu rendah akar juga akan sulit menyerap makanannya yang berada dalam tanah. Akar tanaman akan mudah menyerap unsure hara atau pupuk yang kita berikan jika pH dalam tanah sedang-sedang saja atau cenderung basa. Jika pH tanah meningkat hingga diatas 5,5 nitrogen (dalam bentuk nitrat) akan tersedia bagi tanaman. Di sisi lain pospor akan tersedia bagi tanaman pada pH antara 6,0 – 7,0. Beberapa bakteri membantu tanaman mendapatkan unsur nitrogen dengan mengubah nitrogen di atmosfer menjadi bentuk yang dapat di gunakan oleh tanaman. Bakteri ini hidup dalam nodule akar tanaman legume (seperti kedelai) dan berfungsi secara biak bila tanaman dimana bakteri tersebut hidup tumbuh pada tanah dengan kisaran pH yang sesuai. Sebagai contoh, kedelai tmbuh pada tanah dengan kisaran pH antara 6,0 – 7,0. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hydrogen (H+) di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ dalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Selain ion H+ dan ion-ion lain, di dalam tanah juga ditemukan ion OH- yang jumlahnya berbanding terbalik dengan banyaknya H+. jika tanah terlalu asam, tanaman tidak dapat memanfaatkan unsure hara tanah yang menjadi nutrisi tanaman tersebut. Tanaman akan terlihat kurang subur dan hasilnya tidak maksimal walau pun sudah diberi pupuk. Pengukuran pH tanah dapat dilakukan dengan kertas lakmus atau pH meter dan cara tradisional. Berikut kami akan mengukus beberapa sampel tanah menggunakan kertas lakmus dan cara tradisional.
C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat
Gelas Plastik
Sendok
Pisau
Kayu
Stopwatch
Pengaduk
2. Bahan
Sampel tanah
Kertas pH universal
Kertas saring
Air keran
D. LANGKAH KERJA
Tentukan lokasi pengambilan sampel (satu lokasi yang ditentukan diperkirakan mengalami pencemaran contoh lokais sekitar TPA, daerah pertanian dan lain-lain. Dan satu lokasi yang diperkirakan tidak mengalami pencemaran. Setiap lokasi juga disertai dengan data kondisi udara yang diperoleh secara akurat dari data yang tersedia di daerah setempat atau bdengan wawancara masyarakat sekitar. a. Analisis Fisik (pengamatan lapangan langsung) 1. disiiapkan alat dan bahan 2. Diambil sampel tanah dari setiap lokasi 3. Diamati dan catat sifat fisik seperi aroma tanah, warna tanah,tekstur tanah. Dilakukan untuk semua lokasi. b. Analisis Kimia (pengamatan bisa langsung dilapangan atau dilab) 1. Tes dengan pH Universal
a. Diambil sedikit sample tanah dan air bening dengan perbandingan 1 : 1 b. Dimasukkan dalam gelas c. Diaduk-aduk hingga benar-benar homogen (merata) d. Dibiarkan beberapa menit hingga campuran air dan tanah tadi memisah (tanahnya mengendap) e. Setelah airnya terlihat agak jernih masukkan ujung kertas lakmus atau pH Indikator kedalam campuran tadi (sekitas 1 menit) tetapi jangan sampai mengenai tanahnya. f.
Tunggu beberapa saat sampai kertas lakmus atau pH indikator berubah warnanya.
g. Setelah warnanya stabil, cocokkan warna yang diperoleh oleh kertas lakmus atau pH indikator tadi dengan bagan warna petunjuknya.
2. Uji Bahan Organik
Pada uji ini, digunakansecara sederhana dngan menggunakan metode plastic pengukuran bahan organic dengan cara: a.
Disiapkan plastic panjang 1 meter
b.
Diambil sampel tanah di beberapa titik lokasi dalam lahan
c.
Kemudian campur tanh hingga merata
d.
Dikat salah satu ujung plastic dan dimasukkan tanah hingga setengah panjang plastic
e.
Dimasukkan air hingga penuh kemudian ikat ujungnya
f.
Dikocok sampai tanah itu merata, gantung plastic pada tiang dan biarkan 1-2 jam
g.
Setelah benar-benar mengendap akan terlihat komposisi Humus akan berada pada lapisan tanah paling atas dan berwarna hitam, dibawahnya ada alapisan debu dan lempung, dan paling bawah adalah kerikil dan pasir. Semakin tebal lapisan bahan organik maka semakin subur tanah tersebut.
h.
Diamati dan dicacat asilnya untuk semua lokasi
3. Analisis secara Biologi
Cacing tanah merupakan salah stu indkator biologi pada pengukuran tingkat pousi tanah karena bisa menjadi indicator kesuburan tanah. Jadi analisis biologi bisa dilakukan dengan melihat keberadaan cacing tanah.
E. HASIL PENGAMATAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada beberapa sampel tanah yang diteliti, diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Analisis Fisik No 1
Lokasi
Aroma tanah
Warna tanah
Tekstur tanah
Pasar
Aroma tanah agak
Berwarna coklat
Tekstur tanahnya
Gunung Sari
busuk dan dan masih
cerah
sedikit kasar,
terdapat kehidupan seperti belatung 2
Rumah
Aroma tanah tidak
Warna tanah
Tekstur tanahnya
Praktikan di
busuk dan masih ada
hitam atau Tetap
gembur dan
Gunung Sari
kehidupan seperti
berwarna cerah.
terdapat tumbuhan
cacing dan terdapat
seperti rumput dan
tumbuhan seperti
pohon yang hidup
rumput dan pohon
diatasnya.
yang hidup diatasnya.
2. Analisis Kimia No
Indikator Universal
1
pHnya 8
2
pHnya 7
3. Analisis Organik dan Biologi No
Lokasi
1
Organik
Pasar Gunung Sari
Terdapat
Biologi Humus Tidak
berwarna
hitam
terdapat
pada cacing
Rumah Praktikan di lapisan tanah paling atas, Terdapat Cacing
2
dbawah ada lapisan debu
Gunung Sari
dan empung , dan paling bawah
terdapat
kerikil
dan pasir F. ANALISIS DATA No.
Lokasi Tanah
Keadaan
1.
Gunung Sari
Tercemar
2
Rumah praktikan di gunung sari
Tidak tercemar
Persamaan Reaksi
Tanah +
Tanah + Pb (s)
(plastik)
tanah tidak subur tanah bersifat basa pH > 7
G. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini tentang analisis parameter pencemaran tanah. Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui beberapa parameter pencemaran tanah dan membandingkan parameter pencemaran tanah pada lokasi yang berbeda. Bahan mineral tanah merupakan bahan anorganik tanah yang terdiri dari berbagai ukuran, komposisi dan jenis mineral. Mineral tanah berasal dari hasil pelapukan batuan-batuan yang menjadi bahan induk tanah. Pada mulanya batuan dari bahan induk tanah mengalami proses pelapukan dan menghasilkan regolit. Pelapukan lebih lanjut menghasilkan tanah dengan tektur masih kasar. Ukuran mineral tanah sangat beragam mulai dari ukuran sangat kasar sampai dengan ukuran yang sangat halus seperti mineral liat. Mineral liat hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop elektron. Sifat mineral liat ditentukan dari: 1. Susunan kimia pembentuknya yang tetap dan tertentu, terutama berkaitan dengan penempatan internal atom-atomnya, 2. Sifat fisika-kimia dengan batasan waktu tertentu dan kecendrungan membentuk geometris tertentu. Komposisi mineral dalam tanah sangat tergantung dari bebe rapa faktor sebagai berikut: 1. jenis batuan induk asalnya 2. Proses-proses yang bekerja dalam pelapukan batuan tersebut, dan 3. Tingkat perkembangan tanah. Bahan induk tanah mineral berasal dari berbagai jenis batuan induk, sehingga dalam proses pelapukannya akan menghasilkan keragaman mineral tanah yang lebih tinggi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat hubungan yang erat antara komposisi mineral bahan induk dengan komposisi mineral batuannya. Sebagai contoh adalah tanah yang terbentuk dari bahan induk yang berasal dari batuan basalt dan granit, akan memiliki komposisi mineral tanah sebagai berikut:1) Mineral kuarsa, 2) Mineral ortoklas, 3) Mineral, 4) mikroklin, 5) Mineral albit, 6) Mineral oligoklas, 7) Mineral muskovit, dan 8) Mineral biotit. Pada tanah-tanah yang mudah melapuk dan peka terhadap proses pencucian (leaching), seperti tanah Podzol, ditemukan mineral yang didominasi hanya jenis mineral: (1) kuarsa, dan
(2) ortoklas. Dominasi kedua mineral ini disebabkan karena kedua mineral ini relatif lebih resisten terhadap pelapukan. Berbeda dengan tanah-tanah yang belum mengalami pelapukan (kurang mengalami pelapukan), maka dalam tanah tersebut masih ditemukan mineral tanah yang beragam dengan komposisi mineral tanah pada setiap lapisan yang hampir seragam. Berdasarkan
keberadaan
silikat
dalam
mineral
tanah,
maka
mineral
dalam
tanah
dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu: 1. Kelompok mineral silikat, dan 2. Kelompok mineral bukan silikat. Nilai pH merupakan salah satu ciri kimia tanah, menjadi faktor sangat penting dalam menentukan kesuburan tanah karena ketersediaan unsur hara bagi tanaman sangat berkaitan dengan nilai pH. Semakin tinggi nilainya berarti semakin asam tanah tersebut. Populasi dan kegiatan mikroorganisme di dalam tanah juga sangat dipengaruhi oleh tingkat keasaman tanah. Pengukuran nilai pH dapat dengan berbagai cara, yaitu menggunakan kertas lakmus, pH meter, dan pH tester. Pada tanah asam (pH rendah), tanah didominasi oleh ion Al, Fe, dan Mn. Ion-ion ini akan mengikat unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman, terutama unsur P (fosfor), K ( kalium), S (sulfur), Mg (magnesium) dan Mo (molibdenum) sehingga tanaman tidak dapat menyerap makanan dengan baik meskipun kandungan unsur hara dalam tanahnya banyak. Pada kondisi ini, derajat keasaman tanah bernilai < 7. Selain ion-ion Al, Fe, dan Mn mengikat unsur hara, ion-ion tersebut juga meracuni tanaman. Pada tanah asam, kandungan unsur mikro seperti seng (Zn), tembaga (Cu) dan kobalt (Co) juga tinggi sehingga meracuni tanaman. pH netral bernilai 7, pada kondisi ini kebanyakan unsur hara mudah larut dalam air sehingga tanaman dapat dengan mudah menyerap unsur hara. Pada tanah basa dengan nilai derajat keasaman (pH) >7 unsur P (fosfor) akan banyak terikat oleh Ca (kalsium), sementara unsur mikro molibdenum (Mo) berada dalam jumlah banyak. Unsur Mo pada tanah basa menyebabkan tanaman keracunan. Pada praktikum kali ini, kami mencoba mengukur pHnya dengan menggunakan Indikator Universal. Sampel yang kami uji adalah tanah dari Pasar Gunung Sari dan Rumah praktikan di Gunung Sari. Tanah Pasar Gunung Sari sebagai tanah yang kurang subur. Hasil yang kami peroleh memperlihatkan bahwa tanah di Pasar Gunung Sari adalah tanah yang kurang subur dengan pH 8. Tanah berwarna coklat cerah dan hanya terdapat belatung disana dengan kondisi tanah kasar dengan aroma yang busuk (bau). Sementara tanah yang di rumah
praktikan memiliki pH 7 (netral) menandakan bahwa tanahnya subur Dimana aroma tanah tidak busuk dan masih ada kehidupan seperti cacing dan terdapat tumbuhan seperti rumput dan pohon yang hidup diatasnya.. Hasil ini menandakan bahwa tanah di pasar Gunung Sari bersifat basa. Menurut teorinya, Pada tanah basa dengan nilai derajat keasaman (pH) >7 unsur P (fosfor) akan banyak terikat oleh Ca (kalsium), sementara unsur mikro molibdenum (Mo) berada dalam jumlah banyak. Unsur Mo pada tanah basa menyebabkan tanaman keracunan. Ion-ion ini akan mengikat unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman, terutama unsur P (fosfor), K ( kalium), S (sulfur), Mg (magnesium) dan Mo (molibdenum) sehingga tanaman tidak dapat menyerap makanan dengan baik meskipun kandungan unsur hara dalam tanahnya banyak terbukti karena tidak adanya tumbuhan yang hidup didaerah tersebut. Jadi, dapatlah dikatakan bahawa tanah di pasar Gunung Sari ini telah tercemar. Adapun untuk uji bahan organic, stelah kedua jenis tanah tersebut di campurkan dan di biarkan selama 2 jam pada campuran tersebut terdapat Humus berwarna hitam pada lapisan tanah paling atas, dibawah ada lapisan debu dan empung , dan paling bawah terdapat kerikil dan pasir. Semakin tebal lapisan bahan organick maka semakin subur tanah tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan bahan organik yang dihasilkan tebal sehingga dapat dikatakan bahwa tanah tersebut subur. Dan untuk uji analisis secara biologi dilakukan dengan melihat keadaan cacing tanah. Adapun pada tanah sampel yang digunakan cacing hanya terdapat pada tanah yang ada dirumah praktikan dan tidak terdapat cacing pada tanah yang diletakkan di pasar Gunung Sari. H. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan Berdasarkan tujuan, hasil pengamatan, analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa: a.
Tanah merupakan salah satu lingkungan abiotik yang rentan tercemar.
b.
Pencemaran tanah berkaitan erat dengan pencemaran udara dan air, karena semua yang dapat mencemari udara dan air dapat pula mencemari tanah. Pencemaran sangat berbahaya bagi semua mahkluk hidup.
c.
Tumbuhan tidak dapat tumbuh ditanah yang tercemar dan memiliki pH yang tidak sesuai dengan rentang pH dimana tanaman tersebut bisa tumbuh. Hal ini disebabkan
karena akar tanaman tidak dapat menyerap unsur hara ketika tanah memiliki pH yang yang terlalu asam ataupun terlalu basa. pH tanah juga berpengaruh terhadap ketersediaan unsur hara dalam tanah. d.
Dari hasil percobaan yang kami lakukan, di daerah Gunung Sari ini, tanahnya bersifat basa dan termasuk sudah tercemar diakibatkan dari pencemaran plastic atau sampah disekitarnya. Sampah plastic disini susah didekomposer lagi oleh mikroba, sehingga sampah tersebut tertimbun terlalu lama yang membuat tanah tersebut tidak bisa ditumbuhi oleh tanaman.
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2012. Pencemaran Tanah. http://informazioniunique.blogspot.com. Diakses Pada Tanggal 11 Mei 2014. Pukul 20.00 WITA. Anonim. 2010. Pencemaran Tanah. http://www.bplhdjabar.go.id. Diakses Pada Tanggal 11 Mei 2014. Pukul 20.30 Wita. Anonim. 2011. Pencemaran Lingkungan. http://mapegounhalu.blogspot.com. Diakses Pada Tanggal 11 Mei 2014. Pukul 17.00 Wita. Daniel. 2010. Pencemaran Tanah.http://danielyn.blogspot.com. Diakses pada tanggal 11 Mei 2014. Pukul 16.00 Wita.