3
20
23
LAPORAN PRAKTIKUM
PEMASARAN HASIL PERTANIAN
Diajukan untuk matakuliah Pemasaran Hasil Pertanian
Dosen Pengampu: Hj Andjar Astuti, M.Si.
Disusun oleh:
Ayu Nurfadilah 4441140401
Cut Firda Annisa 4441140713
Ersarani Putri 4441141386
Maldini Siarmata 4441141348
Nur Fitria Winda L 4441141381
Rexy Darmawan 4441140568
Putri Dwi Sholekhah 4441142004
Virantri Nugia 4441141994
Arie Nugraha 4441131274
Moch Herlix N H 4441131273
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGGENG TIRTAYASA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan Laporan Praktikum Pemasaran Hasil Pertanian. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas praktikum mata kuliah Pemasaran Hasil Pertanian.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga laporan praktikum ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Laporan praktikum ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan praktikum ini.
Semoga laporan praktikum ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Serang, 27 November 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan dan Manfaat 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3
2.1. Saluran Pemasaran Hasil Pertanian 3
2.2. Lembaga Pemasaran Hasil Pertanian 4
2.3. Fungsi Pemasaran Hasil Pertanian 7
2.4. Margin dan Biaya Pemasaran Hasil Pertanian 10
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 15
3.1. Saluran Pemasaran Komoditi Jeruk Lokal Pasar Rau Trade Center 15
3.2. Lembaga Pemasaran Komoditi Jeruk Lokal Pasar Rau Trade Center 15
3.3. Fungsi Pemasaran Komoditi Jeruk Lokal Pasar Rau Trade Center 16
3.4. Margin dan Biaya Pemasaran Komoditi Jeruk Lokal Pasar Rau Trade Center 19
3.5. Analisi Efisiensi 20
BAB IV PENUTUP 22
4.1. Kesimpulan 22
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Istilah pasar diartikan sebagi tempat pertemuan antar penjual dan pembeli untuk mempertukarkan barang- barang mereka (tempat melakukan barter). Pengertian pasar yang sering disarankan oleh para ahli ekonomi adalah sekumpulan pembeli dan penjual yang melakukan transaksi atas sejumlah produk atau kelas produk tertentu.
Pemasaran adalah suatu kegiatan usaha/bisnis untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen melalui pendistribusian suatu produk. Untuk hasil-hasil produk pertanian dibutuhkan peran dari tataniaga hasil pertanian, di mana tataniaga merupakan suatu aktivitas bisnis yang di dalamnya terdapat aliran barang dan jasa dari titik produksi sampai ke titik konsumen. Tataniaga pertanian juga merupakan salah satu faktor pertanian untuk memperlancar proses produksi, distribusi dan pemasaran hasil produk pertanian.
Pemasaran produksi barang pertanian, membutuhkan lembaga pemasaran dan proses yang lebih panjang (pengolahan, penyimpanan, pengangkutan) bila dibandingkan dengan pemasaran produk non pertanian. Hal tersebut terjadi karena komoditas pertanian memiliki karakteristik khusus yang dimiliki oleh barang-barang non pertanian, karakteristik tersebut meliputi: sifat produk pertanian yang mudah busuk, rusak dan bersifat bulky serta sangat tergantung oleh faktor lingkungan (khususnya musim). Karakteristik hasil pertanian tersebut menuntut lembaga-lembaga pemasaran untuk lebih mengefesienkan biaya dalam proses produksi pertanian, karena pada dasarnya kegiatan pemasaran produk pertanian membutuhkan rantai pemasaran yang panjang, sehingga dengan adanya efisiensi tersebut diharapkan dapat memberikan pemasaran yang efisien, di mana pendapatan untuk petani dapat meningkat, namun harga yang dibebankan pada konsumen juga tidak terlampau tinggi.
Jeruk merupakan salah satu jenis komoditas hortikultura yang banyak disukai masyarakat dan pemasarannya cukup baik. Pada pasar Rau Trade Center komoditi jeruk melalui saluran pemasaran yaitu petani-pedagang pengumpul-pedagang pengecer hingga ke konsumen akhir. Tingkat harga pun berbeda-beda sesuai dengan jenis, ukuran dan rasa. Selain itu, tingkat harga antara petani kepada pedagang pengumpul dan pedagang pengumpul kepada pedagang pengecer pun berbeda sehingga dapat ditentukan marginnya.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah dari laporan praktikum ini, yaitu:
Bagaimanakah saluran pemasaran komoditi jeruk di pasar Rau Trade Center ?
Bagaimanakah lembaga pemasaran komoditi jeruk di pasar Rau Trade Center?
Bagaimanakah fungsi pemasaran komoditi jeruk di pasar Rau Trade Center?
Bagaimanakah margin pemasaran komoditi jeruk di pasar Rau Trade Center?
1.3 Tujuan dan Manfaat
Untuk mengetahui bagaimana saluran pemasaran komoditi jeruk di Pasar Rau Trade Center
Untuk mengetahui bagaimana lembaga pemasaran komoditi jeruk di Pasar Rau Trade Center
Untuk mengetahui bagaimana fungsi pemasaran komoditi jeruk di Pasar Rau Trade Center
Untuk mengetahui bagaimana margin pemasaran komoditi jeruk di Pasar Rau Trade Center
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Saluran Pemasaran Hasil Pertanian
Pemasaran hasil pertanian merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan kegiatan pemasaran suatu produk, kita harus mempertimbangkan saluran pemasaran yang dapat dipakai untuk menyalurkan produk dari produsen ke konsumen. Menurut Philip Khotler (1996) mengemukakan bahwa saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung dan terlibat dalam proses menjadikan suatu produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi.
Sedangkan menurut Basu Swastha (1999) saluran pemasaran adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau pemakai industri. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung dalam rangka proses penyaluran barang dari produsen kepada konsumen. Suatu barang dapat berpindah melalui beberapa tangan sejak dari produsen sampai kepada konsumen. Ada beberapa saluran distribusi yang dapat digunakan untuk menyalurkan barang-barang yang ada.
Jenis saluran distribusi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Saluran distribusi langsung, saluran ini merupakan saluran distribusi yang paling sederhana dan paling rendah yakni saluran distribusi dari produsen ke konsumen tanpa amenggunakan perantara. Di sini produsen dapat menjual barangnya melalui pos atau mendatangi langsung rumah konsumen, saluran ini bisa juga diberi istilah saluran nol tingkat (Zero Stage Channel).
Saluran disrtibusi yang menggunakan satu perantara yakni melibatkan produsen dan pengecer. Di sini pengecer besar langsung membeli barang kepada produsen, kemudian menjualnya langsung kepada konsumen. Saluran ini biasa disebut dengan saluran satu tingkat (One Stage Channel).
Saluran distribusi yang menggunakan dua kelompok pedagang besar dan pengecer, saluran distrinusi ini merupakan saluran yang banyak dipakai oleh produsen. Di sini produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar kepada pedagang besar saja, tidak menjual kepada pengecer pembelian oleh pengecer dilayani oleh pedagang besar dan pembelian oleh konsumen hanya dilayani oleh pengecer saja. Saluran distribusi semacam ini disebut juga saluran distribusi dua tingkat (Two Stage Channel).
Saluran distribusi yang menggunakan tiga pedagang perantara. Dalam hal ini produsen memilih pedagang pengumpul sebagai perantara untuk menyalurkan barangnya kepada pedagang besar yang kemudian menjualnya kepada took-toko kecil. Saluran distribusi seperti ini dikenal juga dengan istilah saluran distribusi tiga tingkat (Three Stage Channel), Philip Kotler (1996).
Lembaga Pemasaran Hasil Pertanian
Menurut Kotler (1997) lembaga pemasaran timbal karena adanya keinginan konsumen untuk memperoleh komoditi yang sesuai waktu, tempat, dan bentuk yang diinginkan konsumen. Tugas lembaga pemasaran ini adalah menjalankan fungsi-fungsi pemasaran serta memenuhi keinginan konsumen semaksimal mungkin konsumen memberikan balas jasa kepada lembaga pemasaran ini berupa marjin pemasaran. Lembaga pemasaran ini dapat digolongkan menurut penguasaannya terhadap komoditi yang dipasarkan dan bentuk usahanya. Sedangkan Sudiyono (2001) menjelaskan lembaga pemasaran sebagai badan usaha atau individu yang menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan jasa dan komoditi dari produsen kepada konsumen akhir serta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau individu lain.
Jenis-Jenis Lembaga Pemasaran
Swastha berpendapat bahwa secara luas terdapat dua golongan besar lembaga pemasaran yang terlibat dalam saluran distribusi yaitu perantara pedagang dan perantara pedagang pengumpul.
Perantara Pedagang
Perantara ini mempunyai hubungan yang erat dalam kepemilikan barang. Mereka berhak memiliki barang-barang yang dipasarkan, meskipun memilikinya tidak secara fisik. Pedagang dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu:
Produsen, yang membuat sekaligus menyalurkan barang ke pasar.
Pedagang besar, yang menyalurkan barang ke pengusaha lain.
Pengecer, yang menjual barang kepada konsumen akhir.
Perantara Pedagang pengumpul (Agen)
Pedagang pengumpul disini didefinisikan sebagai lembaga yang membeli atau menjual barang-barang kepada pihak lain. Dalam kenyataannya, pedagang pengumpul dapat beroperasi pada semua tingkat dalam statu saluran pemasaran. Secara garis besar pedagang pengumpul dibagai kedalam dua kelompok, yaitu pedagang pengumpul penunjang dan pedagang pengumpul pelengkap.
Pedagang pengumpul Penunjang (Facilitating Agent)
Pedagang pengumpul penunjang merupakan pedagang pengumpul yang mengkhususkan kegiatannya dalam beberapa aspek pemindahan barang dan jasa. Kegiatan pedagang pengumpul penunjang adalah membantu untuk memindahkan barang-barang sedemikian rupa sehingga mengadakan hubungan langsung dengan pembeli dan penjual. Pedagang pengumpul penunjang dibagi dalam beberapa golongan, yaitu: Pedagang pengumpul pengangkutan borongan, pedagang pengumpul penyimpanan, pedagang pengumpul pengangkutan khusus, serta pedagang pengumpul pembelian dan penjualan.
Pedagang Pengumpul Pelengkap (Supplemental Agent)
Pedagang pengumpul pelengkap berfungsi melaksanakan jasa-jasa tambahan dalam penyaluran barang dengan tujuan memperbaiki adanya kekurangan-kekurangan. Apabila pedagang atau lembaga lain tidak dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan penyaluran barang, maka pedagang pengumpul pelengkap ini dapat menggantikannya. Jasa-jasa yang dilakukannya antara lain berupa: jasa konsultasi, jasa finansial, jasa informasi dan jasa khusus lainnya.
Sementara Sudiyono (2001) mengungkapkan bahwa menurut penguasaannya terhadap komoditi yang diperjual-belikan, lembaga pemasaran dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
Lembaga yang tidak memiliki tapi menguasai komoditi, seperti pedagang pengumpul perantara, makelar (broker, selling broker dan buying broker)
Lembaga yang memiliki dan menguasai komoditi pertanian yanng diperjual-belikan, seperti pedagang pengumpul, tengkulak, eksportir, dan importer
Lembaga pemasaran yang tidak memiliki dan tidak menguasai komoditi pertanian yang diperjual-belikan, seperti perusahaan-perusahaan penyedia fasilitas transportasi, asuransi, surveyor dan lain sebagainya.
Lebih lanjut Sudiyono (2001) menyatakan bahwa pada kenyataannya suatu lembaga pemasaran dapat menjalankan lebih dari satu fungsi pemasaran. Oleh sebab itu, perlu diketahui mengenai bentuk usaha dari lembaga pemasaran tersebut. Lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran komoditi pertanian sangat beragam. Ada komoditi yang melibatkan banyak lembaga pemasaran dan ada pula yang hanya melibatkan sedikit lembaga pemasaran.
Anindita (2004) menjelaskan bahwa kelembagaan dalam tataniaga meliputi berbagai organisasi usaha yang dibangun untuk menjalankan pemasaran. Perdagan perantara adalah individu-individu atau pengusaha yang melaksanakan berbagai fungsi pemasaran yang terlibat dalam pembelian dan penjualan barang karena mereka ikut memindahkan barang dari produsen ke konsumen. Mereka melaksanakan kegiatan sebagai propietor (pemilik), partnership (mitra) atau perusahaan koperasi/nonkoperasi.
Fungsi Pemasaran Hasil Pertanian
Fungsi Pertukaran
Produk harus dijual dan dibeli sekurangnya sekali dalam proses pemasaran. Fungsi pertukaran yaitu melibatkan kegiatan yang menyangkut pengalihan hak kepemilikan dari satu pihak ke pihak lainnya dalam sistem pemasaran. Pihak-pihak yang terlibat dalam proses ini ialah pedagang, distributor dan pedagang pengumpul yang memperoleh komisi karena mempertemukan pembeli dan penjual.
Fungsi Pertukaran dalam fungsi pemasaran terdiri atas 2 bagian, yaitu:
Fungsi penjualan
Tugas pokok pemasaran adalah mempertemukan permintaan dan penawaran (pembeli atau penjual). Hal ini dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung (melalui perantara).
Fungsi penjualan yaitu meliputi sejumlah fungsi tambahan sebagai berikut.
Fungsi perencanaan dan pengembangan produk. Sebuah produk yang memuaskan konsumen merupakan tujuan mendasar dari semua usaha pemasaran. Perencanaan dan pengembangan produk dianggap sebagai fungsi produksi, tetapi hal itu penting pula bagi pemasaran.
Fungsi mencari kontak. Fungsi ini meliputi tindakan-tindakan mencari dan membuat kontak dengan para pembeli.
Fungsi menciptakan permintaan. Fungsi ini meliputi semua usaha yang dilakukan oleh para penjual untuk mendorong para pembeli membeli produk-produk mereka. Termasuk pada tindakan yang menjual secara individu, dengan undian dan juga mengadakan reklame.
Fungsi melakukan negosiasi. Syarat serta kondisi penjualan harus dirundingkan oleh para pembeli dan penjual. Termasuk merundingkan kualitas, kuantitas, waktu, harga, pengiriman, cara pembayaran dan sebagainya.
Fungsi melakukan kontak. Fungsi ini mencakup persetujuan akhir untuk melakukan penjualan dan transfer hak milik.
Fungsi pembelian
Fungsi pembelian yaitu meliputi segala kegiatan dalam rangka memperoleh produk dengan kualitas dan jumlah yang diinginkan pembeli serta mengusahakan agar produk tersebut siap dipergunakan pada waktu dan tempat tertentu dengan harga yang layak.
Fungsi Pembelian, sebagai berikut:
Fungsi perencanaan. Pembeli harus mempelajari pasar mereka sendiri untuk mengetahui kualitas, jenis dan kuantitas dari produk yang mereka perlukan. Konsumen akhir juga harus dapat membuat keputusan mengenai produk yang ingin mereka miliki.
Fungsi Mencari Kontak. Fungsi ini meliputi usaha-usaha mencari sumber produk yang mereka inginkan. Penting bagi seorang pembeli agar mencari para penjual yang dapat menawarkan produk atau jasa tertentu.
Fungsi assembling. Persediaan bahan harus dikumpulkan untuk digunakan dalam proses produksi oleh para produsen dan pedagang eceran atau untuk dikonsumsi sendiri oleh para konsumen akhir.
Fungsi mengadakan perundingan. Dalam hal ini syarat serta kondisi pembelian harus dirundingkan terlebih dahulu dengan pihak penjual agar tidak ada perselisihan di kemudian hari.
Fungsi kontrak. Setelah syarat dan kondisi tertentu yang telah disepakati, selanjutnya dibuat perjanjian akhir dalam bentuk kontrak jual beli dan perpindahan hak milik terjadi.
Fungsi Fisis
Kegunaan waktu, tempat dan bentuk ditambahkan pada produk ketika produk diangkut, diproses dan disimpan untuk memenuhi keinginan konsumen. Oleh karena itu, fungsi fisis meliputi hal-hal berikut.
Pengangkutan. Pengangkutan merupakan gerakan perpindahan barang-barang dari asal mereka menuju ke tempat lain yang diinginkan (konsumen).
Penyimpanan atau penggudangan. Penyimpanan berarti menyimpan barang dari saat produksi mereka selesai dilakukan sampai dengan waktu mereka akan dikonsumsi.
Pemprosesan. Bahan hasil pertanian sebagian besar adalah bahan mentah bagi industri sehingga pengolahan sangat diperlukan untuk memperoleh nilai tambah (Value Added).
Fungsi Penyedia Sarana
Fungsi penyediaan sarana adalah kegiatan-kegiatan yang dapat membantu sistem pemasaran agar mampu beroperasi lebih lancar. Fungsi ini meliputi hal-hal berikut.
Informasi pasar. Pembeli memerlukan informasi mengenai harga dan sumber-sumber penawaran. Informasi pasar ini dapat diperoleh dari berbagai sumber, baik itu media massa, pemerintahan, perusahaan swasta, maupun lembaga pendidikan.
Penanggungan risiko. Pemilik produk menghadapi risiko sepanjang saluran pemasaran.
Standardisasi dan grading. Standardisasi memudahkan produk untuk dijual dan dibeli, sedangkan grading adalah klasifikasi hasil pertanian ke dalam beberapa golongan mutu yang berbeda-beda, masing-masing dengan label dan nama tertentu.
Pembiayaan. Pemasaran modern memerlukan modal (uang) dalam jumlah besar untuk membeli mesin-mesin dan bahan-bahan mentah, serta untuk menggaji tenaga kerja. Proses pemasaran pun menghendaki pemberian kredit kepada pembeli.
Margin dan Biaya Pemasaran Hasil Pertanian
Dalam teori harga dianggap produsen bertemu langsung dengan konsuen, sehingga harga pasar yang terbentuk merupakan perpotongan antara kurva penawaran dengan kurva permintaan. Realititas pemasaran pertanian sangat jauh dari anggapan ini, sebab komoditi pertanian yang produksikan di daerah sentra produksi akan dikonsumsi oleh konsumen akhir setelah menempuh jarak yag sangat jauh, antarkabupaten, antarpropinsi, antarnegara bahkan antarbenua, baik komoditi olahan maupun olahan. Dengan demikian sebenarnya jarang sekali produsen melalukan transaksi secara langsung dengan kosumen akhir. Untuk itu digunakan konsep margin pemasaran. Margin pemasaran dapat ditinjau dari dua sisi, yaitu sudut pandang harga dan biaya pemasaran. Pada analisis pemasaran yang sering menggunakan konsep marjin pemasaran yang dipandang dari sisi harga ini. Marjin pemasaran merupakan selisih harga yang yang dibayar konsumen akhir dan harga yang terima petani produsen.
Margin pemasaran dapat didefenisikan dengan dua cara, yaitu:
Margin pemasaran merupakan selisih antara harga yang dibayar konsumen akhir dengan harga yang diterima petani (produsen).
Margin pemasaran merupakan biaya dari balas jasa-jasa pemasaran.
Harga yang dibayar konsumen akhir merupakan harga di tingkat pedagang pengecer. Bila digambarkan dalam suatu kurva, maka keseimbangan harga ditingkat pengecer merupakan perpotongan antara kurva penawaran turunan (Derived Supply Curve), dengan kurva permintaan primer (Primary Demand Curve). Sedangkan keseimbangan harga di tingkat petani perpotongan antara kurva penawaran primer (Primary Supply Curve).
Komponen margin terdiri dari dua bahagian, yaitu:
Biaya-biaya yang diperlukan lembaga-lembaga pemasaran untuk melakukan fungsi-fungsi pemasaran, yang disebut dengan biaya pemasaran atau biaya fungsional (Functional Cost).
Keuntungan (Profit) lembaga pemasaran.
Margin pemasaran adalah perbedaan harga di antara tingkat lembaga dalam sistem pemasaran atau perbedaan antara jumlah yang dibayar konsumen dan jumlah yang diterima produsen atas produk pertanian yang diperjualbelikan. Selain secara verbal, marjin pemasaran dapat dinyatakan secara matematis dan secara grafis. Produk referensi merupakan titik awal yang menunjukkan 1 kilogram dari produk yang dijual kepada konsumen, misalnya petani perlu menyediakan 1,11 kilogram tomat untuk menyediakan 1 kilogram dari produk referensi karena 10 persen dari produk yang dijual telah hilang/rusak dalam proses pemasaran.
Ada tiga metode untuk menghitung margin pemasaran yaitu dengan memilih dan mengikuti saluran pemasaran dari komoditi spesifik, membandingkan harga pada berbagai level pemasaran yang berbeda, dan mengumpulkan data penjualan dan pembelian kotor tiap jenis pedagang. Masing-masing metode memiliki kelemahan dan kelebihan. Margin pemasaran menurut jenisnya dibedakan menjadi margin absolut, persen margin dan kombinasi antara margin absolut dan persen margin. Persentase bagian margin merupakan suatu pengelompokan yang digunakan secara populer pada serangkaian angka yang menunjukkan margin absolut dari berbagai tipe pedagang atau berbagai fungsi pemasaran yang berbeda, dibagi dengan harga eceran.
Komponen biaya pemasaran berdasarkan berbagai kegiatan pemasaran yang umumnya dilakukan meliputi biaya persiapan dan pengepakan, biaya handling, biaya processing, biaya modal, pungutan-pungutan, komisi dan pembayaran tidak resmi.
Margin pemasaran atau margin tataniaga menunjukkan selisih harga dari dua tingkat rantai pemasaran. Margin tataniaga adalah perubahan antara harga petani dan harga eceran (retail) margin tataniaga hanya merepresentasikan perbedaan harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima petani, tetapi tidak menunjukkan jumlah kuantitas produk yang dipasarkan. Margin tataniaga merupakan penjumlahan antara biaya tataniaga dan margin keuntungan.
Nilai margin pemasaran adalah perbedaan harga di kedua tingkat sistem pemasaran dikalikan dengan kuantitas produk yang dipasarkan. Cara perhitungan ini sama dengan konsep nilai tambah (Value Added). Pengertian ekonomi nilai margin pemasaran adalah harga dari sekumpulan jasa pemasaran /tataniaga yang merupakan hasil dari interaksi antara permintaan dan penawaran produk–produk tersebut. Oleh karena itu nilai margin pemasaran dibedakan menjadi dua yaitu marketing costs dan marketing charges (Dahl, 1977).
Biaya pemasaran terkait dengan tingkat pengembalian dari faktor produksi, sementara marketing charges berkaitan dengan berapa yang diterima oleh pengolah, pengumpul dan lembaga tataniaga. Margin tataniaga terdiri dari tiga jenis yaitu absolut, persentase dan kombinasi. Margin pemasaran absolut dan persentase dapat menurun, konstan dan meningkat dengan bertambahnya kuantitas yang dipasarkan. Hubungan antara elastisitas permintaan di tingkat rantai tataniaga yang berbeda memberikan beberapa kegunaan analisis. Hubungan bergantung pada perilaku dari margin pemasaran.
Margin pemasaran dalam teori harga diasumsikan bahwa penjualan pembeli bertemu langsung, sehingga harga hanya ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan secara agregat. Dengan demikian disimpulkan tidak ada perbedaan antara harga di tingkat petani dengan harga di tingkat pengecer atau konsumen akhir. Berdasarkan penelitian-penelitian dari ilmu ekonomi pertanian, ternyata terdapat perbedaan harga di tingkat pengecer (konsumen akhir) dengan harga di tingkat petani. Perbedaan ini disebut margin pemasaran. Margin dapat dibedakan menjadi dua cara, yaitu: Pertama, margin pemasaran merupakan perbedaan antara harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima petani. Definisi pertama dikemukakan oleh Daly (1958) dan diterangkan lebih lanjut oleh Friedman (196). Kedua, margin pemasaran merupakan biaya dari jasa 0 jasa pemasaran yang dibutuhkan sebagai akibat permintaan dan penawaran dari jasa-jasa pemasaran. Definisi kedua ini dikemukakan oleh Aite dan Trelogan (1951).
Dengan menggunakan definisi pertama yang menyebutkan bahwa margin pemasaran merupakan perbedaan antara harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima petani, maka lebih lanjut dapat dianalisa sebagai berikut: Harga yang dibayarkan konsumen merupakan harga ditingkat pengecer, yaitu merupakan perpotongan antara kurva permintaan primer (Primary Demand Curve) dengan kura penawaran turunan (Derived Supply Curve). Sedangkan harga ditingkat petani petani merupakan potongan antara kurva permintaan turunan (Derived Demand Curve) dengan kurva penawaran primer (Primary Supply Curve).
Seperti halnya pada permintaan, maka pada penawaran pun terdapat tiga hubungan antara besar margin pemasaran dengan jumlah penawaran yaitu:
Pertama, apabila jumlah yang ditawarkan bertambah dan margin pemasaran bertambah maka, disebut margin pemasaran bertambah. (M1 > Mo).
Kedua, apabila jumlah yang ditawarkan bertambah dan margin pemasaran konstan. (M1 = Mo).
Ketiga, apabila jumlah yang ditawarkan bertambah dan margin pemasaran berkurang (M1
Berdasarkan definisi kedua, margin pemasaran yaitu margin pemasaran merupakan biaya dari jasa-jasa pemasaran, maka membawa konsekuensi yang berbeda dengan analisis sebelumnya.
Nilai margin pemasaran (VM) yang dinikmati oleh lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran komoditi pertanian ini nilai margin pemasaran merupakan hasil kali antara perbedaan harga ditingkat pengecer dengan harga ditingkat petani dengan jumlah yang ditransaksikan.
Bedasarkan dimensi waktunya, margin pemasaran dapat dilihat dalam waktu yang singkat sekali, yaitu berdasarkan data crhss sectihn atau dalam waktu yang relatif lama.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Saluran Pemasaran Komoditi Jeruk Lokal Pasar Rau Trade Center
Berdasarkan hasil penelitian yang terlah dilakukan maka saluran pemasaran yang dilakukan oleh salah satu pedagang jeruk di pasar Rau Trade Center sebagai berikut:
ProdusenPedagang PengumpulPengecerKonsumen Akhir
Produsen
Pedagang Pengumpul
Pengecer
Konsumen Akhir
Berdasarkan bagan di atas, produsen jeruk yang berada di daerah Bali menjual produknya kepada pedagang pengumpul yang berada di pasar Rau Trade Center Serang, kemudian pedagang pengumpul tersebut menjualnya kepada pedagang pengecer yang berada di pasar Rau Trade Center dan sekitarnya yang kemudian oleh pedagang pengecer dijual kepada konsumen akhir.
Lembaga Pemasaran Komoditi Jeruk Lokal Pasar Rau Trade Center
Lembaga pemasaran yang ada di pasar Rau Trade Center khususnya komoditi buah jeruk terdiri dari 2, yaitu:
Pedagang Pengumpul
Pedagang pengumpul merupakan badan atau orang pribadi yang kegiatan usahanya mengumpulkan hasil kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan, dan perikanan dan menjual hasil-hasil tersebut kepada badan usaha industri dan/atau eksportir yang bergerak dalam sektor kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan, dan perikanan. Bapak Andi dan Bapak H. Abun merupakan pedagang pengumpul yang ada di pasar Rau Trade Center. Mereka menjual berbagai macam jenis jeruk dengan jumlah yang beragam.
Pedagang Pengecer
Pedagang pengecer merupakan pemilik toko/perusahaan yang kegiatan utamanya menjual barang secara eceran. Bapak Musyafi dan Bapak Syahroni merupakan pedagang pengecer yang berada di pasar Rau Trade Center. Mereka menjual berbagai jenis buah-buahan salah satunya adalah jeruk. Jumlah jeruk yang dibeli oleh pedagang pengecer dari pedagang pengumpul sejumlah 3 s/d 5 peti.
Fungsi Pemasaran Komoditi Jeruk Lokal Pasar Rau Trade Center
Fungsi pemasaran komoditi jeruk disalah satu pedagang pengumpul dan pengecer terdiri dari:
Fungsi Pertukaran
Pada pedagang pengumpul, fungsi pertukaran atau juga disebut fungsi penjualan dan pembelian kebanyakan dilakukan melalui media komunikasi (telepon). Pembayaran dilakukan melalui transfer saat buah jeruk habis terjual. Kepercayaan menjadi dasar dalam melakukan transaksi pembayaran.
Pada pedagang pengecer, fungsi pertukaran dan pembelian dilakuan langsung ditempat dan pembayaran secara cash.
Fungsi Fisis
Fungsi Pengangkutan:
Pada pedagang pengumpul, pengangkutan dari produsen hingga ketangan Pedagang pengumpul dilakukan dengan menggunakan transportasi truk. Produsen akan mengirimkan buah jeruk yang dipesan melalui transportasi truk yaitu paket ekspedisi. Biaya yang dikeluarkan tergantung jarak yang ditempuh dan banyaknya buah jeruk yang dikirim.
Pada pedagang pengecer, pengangkutan dilakukan menggunakan gerobak.Biaya yang dikeluarkan relatif terjangkau mengingat jarak yang tidak terlalu jauh .
Fungsi penyimpanan:
Pada pedagang pengumpul, penyimpanan dilakukan di tempat penjualan (di toko) dan di simpan pada suhu ruangan. Buah Jeruk disimpan di dalam keranjang atau peti sesuai jenis dengan dibungkus kertas koran agar jeruk tidak cepat kisut. Pada suhu tersebut buah jeruk dapat bertahan hingga 3 hari sebelum membusuk.
Pada pedagang pengecer, fungsi penyimpanan tidak ada karena biasanya jeruk yang dibeli dari pedagang pengumpul dapat habs terjual dalam satu hari. Jika terdapat jeruk yang tersisa, jeruk akan di komsumsi secara pribadi.
Fungsi Penyediaan Sarana
Standarisasi dan Grading:
Pada pedagang pengumpul dan pengecer, Standarisasi dan grading dilakukan oleh petani langsung sehingga pedagang pengumpul dan pedagang pengecer tidak perlu repot untuk melakukan standarisasi dan grading. Jeruk dijual berdasarkan kelas yang telah ditentukan, seperti menurut tingkat kemasaman, ukuran, dan bentuk. Standarisasi dan grading ini membantu meningkatkan harga jual jeruk.
Margin dan Biaya Pemasaran Komoditi Jeruk Lokal Pasar Rau Trade Center
Harga pedagang pengumpul ke pedagang pengecer
No
Nama
Harga Beli/Kg
Restribusi
Bongkar muat
Transportasi
Jumlah Biaya Pemasaran
Harga Jual
Penyusutan 10%
Keuntungan
Margin
1
Andi
6000
2000
180000
1000000
1182000
9000
500kg
12318000
3000
2
H. Abun
6500
4000
250000
6500000
6754000
12000
1200kg
52646000
5500
Jumlah
12500
6000
430000
7500000
7936000
21000
1700kg
64964000
8500
Rata-Rata
6250
3000
215000
3750000
3968000
10500
850kg
32482000
4250
Harga pedagang pengecer ke konsumen
No
Nama
Harga Beli/Kg
Restribusi
Bongkar Muat
Transportasi
Jumlah Biaya Pemasaran
Harga Jual
Penyusutan 10%
Keuntungan
Margin
1
Musyafi
16000
7000
-
10000
17000
20000
3kg
91000
4000
2
Syahroni
15000
5000
-
10000
15000
17000
3kg
39000
2000
Jumlah
31000
12000
-
20000
22000
37000
6kg
130000
6000
Rata-Rata
15500
6000
-
10000
11000
13500
3kg
65000
3000
Analisi Efisiensi
Pengukuran efisiensi pemasaran buah jeruk dilakukan dengan cara menghitung efisiensi teknis dan efisiensi ekonomis dengan menggunakan rumus.
Lembaga
Total biaya
Pemasaran
Keuntungan
Jarak/ KM
Efisiensi
Teknis
Ekonomis
Pedagang
Pengumpul 1
6.754.000
137.246.000
1.254 KM
5.385,94
20,320
Pedagang
Pengecer 1
11.000
684.000
0,5 KM
22.000
62,181
Berdasarkan table di atas, efisiensi teknis dari pedagang pengumpul sebesar Rp 5.385,94,- dengan efisiensi ekonomis untuk penetapan harga agar tetap dibeli dengan konsumen sebesar 20,320
Sedangkan, efisiensi teknis dari penjualan jeruk pada pedagang pengecer sebesar Rp 22.000,- dengan efisiensi ekonomis untuk penetapan harga agar tetap dibeli dengan konsumen sebesar 62,181
Dengan demikian tingkat efisiensi teknis pada pedagang pengumpul lebih efisien dibandingkan pada pedagang pengecer. Dan efisiensi ekonomis pada pedagang pengecer lebih efisien dibandingkan pada pedagang pengumpul.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Saluran pemasaran komiditi jeruk di pasar Rau Trade Center hanya memiliki satu saluran pemasaran, yaitu produen ke pedagang pengumpul kemudian di salurkan ke pedagan pengecer dan kemudian diterima oleh konsumen akhir. Sementara lembaga pemasaran komoditi jeruk di pasar Rau Trade Center, yaitu pedagang pengumpul yang relatif sedikit, sedangkan untuk pedagang pengecer cukup banyak.
Sedangkan fungsi pemasaran yaitu fungsi pertukaran fungsi yang terdiri dari fungsi pembelian, penjualan. Fungsi fisik yaitu meliputi pengangkutan, penyimpanaan, pemilihan dan terakhir fungsi fasilitas yang terdiiri dari pelayanan, penyebaran informasi dan koordinasi pemasaran. Pada margin pemasaran komoditi jeruk di pasar Rau Trade Center, tingkat efisiensi baik secara teknis maupun ekonomis pada pedagang pengumpul lebih tinggi daripada tingkat efisiensi pada pedagang pengecer.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Firdaus, 2009. Manajemen Agribisnis. Yang Menerbitkan PT Bumi Aksara : Jakarta.
iii