BAB I MAKSUD DAN TUJUAN
A. Maks Maksud ud Maksud dari praktikum mengenai morfologi butir kerakal ini adalah praktikan dapat: -
Meng Mengan anali alisa sa aspe aspek k morfo morfolo logi gi butir butir sampe sampell beru beruku kuran ran pasir pasir meli melipu puti ti bentuk, sphericity, sphericity, dan roundnes roundnesss dengan dengan pengam pengamatan atan dibawa dibawah h
-
mikroskop Menent Menentuka ukan n bentuk bentuk buti butirr dengan dengan visu visual al pemba pembandi nding ng Zingg Zingg (1935) (1935) Menentukan ni n ilai sphericity dengan dengan visual visual pembanding pembanding ittenhouse ittenhouse (19!3) (19!3) dan mengkonv mengkonversikan ersikan nilai tersebut pada klasifikasi sphericity
-
"olk (19#$) Menentukan ni nilai roundness dengan roundness dengan visual pembanding %owers (1953)
B. Tujua ujuan n Tujuan Tujuan dari praktikum praktikum mengenai morfologi butir kerakal kerakal ini adal adalah ah
pra praktik ktikan an
dapat apat
menge engettahu ahui
agen agen
mekanisme mekanisme transportasi, dan jarak transportasi.
transp anspo ortas rtasi, i,
BAB II DASAR TEORI
Menuru Menurutt Pettijo ettijohn hn (1975 (1975,, !rit" rit" # Moor Moore (19$$ (19$$,, Tu%ker u%ker (1991 (1991,, &oggs &oggs (19$7, (19$7, 199' 199' dan ang ang lainn lainna, a, morfo morfolog logii butir butir merupakan
aspek
tekstur
sedimen
ang
utama di
mana biasana dibi%arakan setelah membahas membahas ukuran ukuran butir dan aspek ang terkait denganna terutama adalah sortasi sedimen atau batuan sedimen. )spe )s pek k morf morfol olog ogii butir butir menu menuru rutt Tu%k u%ker (199 (1991 1 adal adalah ah bentuk (form), derajat
kebolaan
(sphericity), (sphericity),
dan
derajat
kebundaran (roundness). *edangkan Pettijohn (1975 dan &oggs (199 (199' ' menga engang ngga gap p bah+ bah+a a sp sphe heri rici city ty adalah adalah metoda metoda untuk untuk menatakan menatakan suatu bentuk butir (form), butir (form), sehingga aspek morfologi luar suatu butir meliputi bentuk (form), kebundaran (roundness), dan dan
teks tekstu turr
per permukaa ukaan. n.
eban ebana ak kan
ahli ahli
sedi sedime ment ntol olog ogii
meng menggu guna naka kan n aspe aspek k bent bentuk uk,, dera deraja jatt kebol ebolaa aan, n, dan dan dera deraja jatt kebun ebunda dara raan an
seba sebaga gaii
morf morfol olog ogii
buti butira ran n
pada pada
peng pengam amat atan an
tekstur tekstur butir se%ara se%ara megask megaskopis opis dan mikrospo mikrospokis. kis. *edangkan *edangkan analisa analisa pada tekstur tekstur permuk permukaan aan butir masih jarang jarang dilakukan dilakukan.. Pengam Pengamatan atan tekstur tekstur permuk permukaan aan butir biasana biasana menga%u menga%u pada kenampakan relief mikro permukaan butir, sehingga memerlukan peralatan khusus untuk mengamatina. *ejauh ini, kebanakan tekstur butiran ang diamati adalah pada butiran kuarsa dengan alat *-M (sca (scann nnin ing g elec electr tron on micr micros osco cope pe)) untuk untuk mengamat mengamatii kara arakter kteris isti tik k
butir utiran an
kuars arsa
pada ada
ber berbagai agai
pengendapan. A. Bentuk Bentuk Butir Butir &ent &entuk uk buti butirr (form atau shape) merup merupak akan an
ling lingk kungan ngan
keselur eseluruha uhan n
kenampakan partikel se%ara tiga dimensi ang berkaitan dengan perbandingan antara ukuran panjang sumbu panjang, menengah dan dan pend pendek ekn na a (*ur (*urjo jono no,, ' '11 11. . )da berb berbag agai ai %ara %ara untu untuk k
mende ende/ /nisi nisik kan dik dikenal enalk kan
oleh oleh
bent bentuk uk ing ingg g
buti butirr.
0ara 0ara
(192 (1925 5
ang ang
deng dengan an
pali paling ng
%ara %ara
sede sederrhana hana
mengg enggun unak akan an
perbandingan b/a dan c/b untuk mengelaskan butir dalam empat bent bentuk uk aitu aitu oblate oblate,, prolat prolate, e, bladed bladed,, dan equa equant nt (ditunjukkan pada pada 3amb 3ambar ar '.1 '.1 dan dan Tabel abel '.1. '.1. 4ala 4alam m hal hal ini, ini, a : panj panjan ang g (sum (sumbu bu terp terpan anja jang ng, , b : leba lebarr (sum (sumbu bu menen enenga gah h,, dan dan % : tebaltinggi (sumbu terpendek. *ejauh ini penamaan butir dalam baha ahasa
6ndon ndones esia ia
belum elum
dib dibakuk akukan an
sehin ehingg gga a
serin eringk gkal alii
penggunaan istilah asal tersebut masih dikekalkan. Pengkelasan bent bentuk uk buti butirr ini ini bias biasan ana a dipe diperu runt ntuk ukka kan n pada pada buti butira ran n ang ang beruk berukura uran n kerak erakal al sampai sampai berang berangka kall (peb (pebbl ble) e) karena karena kisaran kisaran ukura ukuran n terseb tersebut ut memung memungkin kinka kan n untuk untuk dilak dilakuk ukan an penguk pengukura uran n se%ara se%ara tiga tiga dimens dimensi. i. Penguk engukura uran n bentuk bentuk butir butir pada pada bongk bongkah ah jarang dilakukan dilakukan karena karena keterbatasan keterbatasan alat dan %ara ang harus dila dilak kukan ukan,, teru teruta tama ma pada pada bong bongka kah h deng dengan an diam diamet eter er ang ang men%apai men%apai puluhan sampai sampai ratusan centimeter . Pada butir pasir ang ang bisa bisa diam diamat atii se%a se%ara ra tiga tiga dime dimens nsi, i, pend pendek ekat atan an se%a se%ara ra kualitatif bisa juga dilakukan untuk mende/nisikan bentuk butir meskipun tingkat akurasina rendah.
3ambar '.1. lasi/kasi butiran pebble butiran pebble (kerakalberangkal (kerakalberangkal berdasarkan perbandingan antar sumbu. Sumber: http://dokumen.tips/download/link/ http://dokumen.tips/download/link/morfologimorfologibutir-sedimen
No.
b/a
/b
6
8 '2
'2
66
8 '2
8 '2
666
'2
'2
$laded (%ria#ial)
6
'2
8 '2
&rolate ('od-shaped)
Kelas
Bentuk
blate (!iscoidal) "quant ("quia#ial/spherical)
Tabel '.1. lasi/kasi bentuk butir menurut ingg (1925. B. Sphericity Sphericity (; dide/nisikan ukuran
bagaimana
suatu
se%ara
butiran
sederhana
mendekati
sebagai
bentuk
bola
(*urjono, '11. *emakin butiran berbentuk menerupai bola maka
nilai
sphericity-na
semakin
tinggi.
(192'
mende/nisikan sphericity ang sebenarna (true sphericity) sebagai luas permukaan butir dibagi dengan luas permukaan sebuah bola ang keduana mempunai =olume sama. >e+is # M%0on%hie (199? mengatakan bah+a rumusan ini sangat sulit untuk dipraktekkan. *ebagai pendekatan, perbandingan luas permukaan tersebut dianggap sebanding dengan perbandingan =olume, sehingga rumus sphericity menurut
p %s
: =olume butiran ang diukur : =olume terke%il suatu bola ang melingkupi partikel
tersebut (circumscribing sphere) rumbein (19?1 kemudian menempurnakan persamaan tersebut dengan :
@umus ang diajukan rumbein (19?1 ini disebut dengan intercept sphericity (;6 ang dapat dihitung dengan mengukur
sumbusumbu panjang, menengah dan pendek suatu partikel dan memasukkan pada rumus tersebut. *need # !olk (195$ menganggap bah+a intercept sphericity tidak dapat se%ara tepat menggambarkan perilaku butiran ketika diendapkan. &utiran ang
dapat
diproeksikan
se%ara
maksimum
mestina
diendapkan lebih %epat, misalna bentuk prolate seharusna lebih %epat mengendap dibandingkan oblate, tetapi dengan rumus ;, justru didapatkan nilai ang terbalik. Antuk itu mereka mengusulkan rumusan tersendiri pada sphericity ang dikenal dengan ma#imum proection sphericity (;p atau sphericity proeksi maksimum. *e%ara matematis ;p dirumuskan sebagai perbandingan antara area proeksi maksimum bola dengan proeksi maksimum partikel ang mempunai =olume sama, atau se%ara ringkas dapat ditulis dengan:
4alam hal ini >, 6, dan * adalah sumbusumbu panjang, menengah dan pendek sebagaimana dalam rumus rumbein (19?1. Menurut &oggs (19$7, pada prinsipna rumus ang diajukan oleh *need
#
dibandingkan
intercept
diaplikasikan
dengan pada
!olk
sedimen
(195$
ini
sphericity,
ang
tidak lebih
=alid
terutama
kalau
diendapkan
oleh
aliran
gra=itasi dan es. 4engan tanpa mempertimbangkan bagaimana sphericity dihitung, &oggs (19$7 menatakan bah+a hasil perhitungan sphericity ang sama terkadang dapat diperoleh pada semua bentuk butir. 3ambar '.' menunjukkan bah+a partikel dengan bentuk ang berbeda sama.
bisa mempunai nilai sphericity ang
3ambar '.'. Bubungan antara sphericity matematis dengan bentuk butir klasi/kasi ingg. ur=a menunjukkan kesamaan nilai sphericity. (Pettijohn, 1975. Sumber: http://dokumen.tips/download/link/morfologibutir-sedimen )nalisa sphericity butir pasir didasarkan pada =isual pembanding
@ittenhouse
(19?2
dan
dilanjutkan
dengan
pengkon=ersian kepada klasi/kasi !olk (19C$ sebagaimana ditunjukkan dalam tabel '.' sebagai berikut.
3ambar '.2. isual pembanding sphericity pada kenampakan ' dimensi (@ittenhouse, 19?2
!itun"an Mate#atis .75
Kelas ery "longate
.C.C2
"longate
.C2.CC
Subelongate
.CC.C9
*ntermediete Shape
.C9.7'
Subequent
.7'.75
"quent
8 .75
ery "quent
Tabel '.'. lasi/kasi sphericity menurut !olk (19C$. &entuk
butir
ukuran
kerakal atau
ang
lebih besar
dipengaruhi oleh bentuk asalna dari batuan sumber, namun demikian
butiran
dengan
ukuran
ini
akan
lebih
banak
mengalami perubahan bentuk karena abrasi dan peme%ahan selama
transportasi
dibandingkan
dengan
butiran
ang
berukuran pasir. Antuk butiran sedimen ang berukuran pasir atau lebih ke%il, bentuk butir juga lebih banak dipengaruhi oleh bentuk asal mineralna. Pada praktekna, analisis bentuk butir pada sedimen ang berukuran pasir biasana dilakukan pada mineral kuarsa. Bal ini disebabkan sifat mineral kuarsa ang keras, tahan terhadap pelapukan, %lan jumlahna ang melimpah pada
batuan
sedimen.
Damun
demikian,
untuk
membuat
perbandingan bentuk butiran setelah mengalami transportasi, pengamatan bentuk butir pada mineral lain maupun fragmen batuan (lithic) boleh juga dilakukan. &entuk butir akan berpengaruh
pada ke%epatan
pengendapan (settling +elocity). *e%ara umum batuan ang bentukna tidak spheris (tidak menerupai bola mempunai ke%epatan pengendapan ang lebih rendah. 4engan demikian bentuk butir akan mempengaruhi tingkat transportasina pads sistem suspensi (&oggs, 19$7. &utiran ang tidak spheris %enderung
tertahan
lebih
lama
pada
media
suspensi
dibandingkan ang spheris. &entuk juga berpengaruh pads transportasi sedimen se%ara bedlood (traksi. *e%ara umum butiran ang spheris dan prolate lebih mudah tertranspor dibandingkan bentuk blade dan disc (oblate). >ebih jauh analisis sedimen berdasarkan butiran saja sulit untuk dilakukan. *ebagai %ontoh, &oggs (19$7 menatakan bah+a dari pengamatan bentuk butir saja tidak dapat digunakan untuk menafsirkan suatu lingkungan pengendapan. $. Roundness 'oundness merupakan morfologi butir ang berkaitan dengan ketajaman pinggir dan sudut suatu partikel sedimen klastik.
*e%ara
matematis,
(192'
mende/nisikan
roundness sebagai ratarata aritmetik roundness masingmasing sudut butiran pada bidang pengukuran. 'oundness masing masing
sudut
jari lengkungan maksimum
diukur sudut
ang
dengan
tersebut dapat
membandingkan
dengan
dimasukkan
jari
jarijari
lingkaran
pada
butiran
tersebut (3ambar '.2. Menurut !olk (19C$, pengukuran sudutsudut tersebut hampir tidak mungkin bisa dipraktekkan, sedangkan &oggs (19$7 menegaskan bah+a %ara tersebut memerlukan +aktu ang banak dan harus dibantu alat circular protractor atau electronic particle-sie analyer. Antuk mengatasi hal tersebut, maka
penentuan
roundness
butiran
adalah
dengan
membandingkan kenampakan (+isual comparison) antara kerakal atau butir pasir dengan tabel =isual se%ara sketsa (rumbein, 19?1 danatau tabel =isual foto (Po+ers, 1952. edua tabel tersebut disajikan pada 3ambar 2 dan 3ambar ? sedangkan Tabel
2
menunjukkan
kelas roundness menurut
(192' dan korelasina pada =isual Po+ers (1952.
3ambar '.2. 6lustrasi pengukuran jarijari lingkaran maksimum pada butiran (@ dan jarijari lengkungan pada sudut butiran (r. (&oggs, 19$7 dalam *urjono, '11 Sumber: http://dokumen.tips/download/link/morfologi-butirsedimen @umusanna : r @ D
: jarijari lingkaran ke%il, : jarijari lingkaran maksimum, : banakna sudut.
3ambar '.?. Tabel =isual roundness se%ara sketsa. (rumbein, 19?1 dalam *urjono, '11 Sumber: http://dokumen.tips/download/link/morfologi-
butir-sedimen
3ambar '.5. isual foto roundness butiran (Po+ers, 1952 dalam *urjono, '11 Sumber: http://dokumen.tips/download/link/morfologi-butirsedimen
Inter%al Kelas &'addell(
isual Kelas &o0ers( )*1+-
)*+,,1' E ,17 ,17 E ,'5
ery angular ngular
,'5 E ,25
Subangular
,25 E ,?9
Subrounded
,?9 E ,7
'ounded
,7 E 1,
ell rounded
Tabel '.2. Bubungan antara roundness
berangkal biasana lebih mudah membulat dibandingkan butiran pasir. *ementara itu mineral ang resisten dengan ukuran butir lebih ke%il dari .5.1 mm tidak menunjukkan perubahan roundness oleh semua jenis transpor sedimen (&oggs, 19$7. &erdasarkan
hal
tersebut,
maka
perlu
diperhatikan
untuk
melakukan pengamatan roundness pada batuan atau mineral ang sama dan kisaran butir ang sama besar.
BAB III A2AT DAN BA!AN A. Alat )lat ang diperlukan dalam praktikum kali ini aitu: - Plastik sampel se%ukupnaF - GBP MarkerF - Tusuk gigi atau jarum pentulF - alkulatorF - ertas B* se%ukupnaF - )lat tulis lengkap. B. Ba3an &ahan dalam praktikum ini ialah sampel pasir ang diambil dari tiga lapangan pengamatan pada saat a%ara pengambilan sampel di *T) 1' ang terletak di pinggiran sungai Progo, desa &abakan, *randakan, &antul.
BAB I 2AN4KA! KERJA A. enentuan Bentuk Butir
Mulai
Mineral kuarsa, feldspar, dan litik masing-masing dipilih &5 butir dengan ukuran mesh #'
Masing-masing mineral dan litik diamati bentuk butirna
ibandingkan dengan visual pembanding Zingg (19!3)
ibuat tabulasi data
*elesai
*elesai
B. enentuan Nilai Sphericity
Mulai
*ampel pada penentuan bentuk butir digunakan lagi
Masing-masing mineral dan litik diamati nilai spheri+it-na
ibandingkan dengan visual pembanding ittenhouse (19!3)
ikonversikan dengan klasifikasi "olk (19#$)
*elesai
$. enentuan Nilai Roundness
Mulai
*ampel pada penentuan spheri+it digunakan lagi
*ampel diamati se+ara visual di bawah mikroskop dengan visual %owers (1953)
*elesai
BAB ANA2ISIS DATA
A. !asil en"ukuran dan enentuan Bentuk Butir ). STA ), 2 ) Mineral .entuk (a)
uarsa
"eldspar
2itik
f
fk
f
fk
f
fk
blate %rolate .laded /0uant
13 & 3
13 15 1$ &5
1' 5 # !
1' 15 &1 &5
1& ! 5 !
1& 1# &1 &5
4umlah
&5
&5
&5
Tabel 5.1. !rekuensi kumulatif bentuk butir >P 1.
1 blate & %rolate 3 .laded ! /0uant
3ambar 5.1. ur=a frekuensi kumulatif bentuk butir >P 1.
,. STA ), 2 , Mineral .entuk (a)
uarsa
"eldspar
2itik
f
fk
f
fk
f
fk
blate %rolate .laded /0uant
11 5 3 #
11 1# 19 &5
$ 5 # #
$ 13 19 &5
11 5 5 !
11 1# &1 &5
4umlah
&5
&5
&5
Tabel 5.'. !rekuensi kumulatif bentuk butir >P '.
Kur%a 5rekuensi Ku#ulati6 Bentuk Butir STA ), 2 ,
uarsa !eldspar >itik Mineral &erat
1 blate & %rolate 3 .laded ! /0uant
3ambar 5.'. ur=a frekuensi kumulatif bentuk butir >P '.
+. STA ), 2 + Mineral .entuk (a)
uarsa
"eldspar
2itik
f
fk
f
fk
f
fk
blate %rolate .laded /0uant
$ 3
$ 11 1$ &5
1' & $ 5
1' 1& &' &5
$ 3 1' !
$ 11 &1 &5
4umlah
&5
&5
&5
Tabel 5.2. !rekuensi kumulatif bentuk butir >P 2
Kur%a 5rekuensi Ku#ulati6 Bentuk Butir STA ), 2 +
uarsa !eldspar >itik Mineral &erat
1 blate & %rolate 3 .laded ! /0uant
3ambar 5.2. ur=a frekuensi kumulatif bentuk butir >P 2
B. enentuan Nilai Sphericity ). STA ), 2 ) *pheri+it
6er /longate
/longate *ubelongat e 7ntermediat e shape *ube0uent /0uent 6er /0uent
a
',!5 ',! ',!9 ',51 ',53 ',55 ',5 ',59 ',#1 ',#3 ',#5 ',# ',#9 ',1 ',3 ',5 ', ',9 ',$1 ',$3
uarsa
"eldspar
2itik
f
f&
fk
af
f
f&
fk
af
f
f&
fk
af
' ' ' ' ' ' ' ' ' & 5 ! ! 3 1 ' 3 1 ' &
' ' ' ' ' ' ' ' ' ! &5 1# 1# 9 1 ' 9 1 ' !
' ' ' ' ' ' ' ' ' & 11 15 1$ 19 19 && &3 &3 &5
' ' ' ' ' ' ' ' ' 1, 3,&5 &,#$ &,# &,13 ',3 ' &,31 ',9 ' 1,##
' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' 1 & & & 5 3 ' & #
' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' 1 ! ! ! &5 9 ' ! 3#
' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' 1 3 5 1& 15 15 1 &3
' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ',# 1,3$ 1,!& 1,!# 3,5 &,31 ' 1,#& !,9$
' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' & 3 & ! & & 1 ! 3
' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ! 9 ! 1# ! ! 1 1# 9
' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' & 5 11 13 15 1# &' &3
' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' 1,3! &,' 1,!& &,9& 1,5 1,5! ',9 3,&! &,!9
',$5 ',$ ',$9 ',91 ',93 ',95 ',9 4umlah
' ' ' ' ' ' '
' ' ' ' ' ' '
&5 &5 &5 &5 &5 &5 &5
' ' ' ' ' ' '
1 1 ' ' ' ' '
1 1 ' ' ' ' '
&! &5 &5 &5 &5 &5 &5
',$5 ',$ ' ' ' ' '
1 1 ' ' ' ' '
1 1 ' ' ' ' '
&! &5 &5 &5 &5 &5 &5
',$5 ',$ ' ' ' ' '
&5
$5
359
1,5
&5
$9
&&
19,31
&5
#9
&$#
19,'3
Mean
','3
',&
',#1
alat
','#5
','#
','55
',#3$ *ubelongat e
',# 6er /0uent
','# *ubelongat e
',$39
','#
',$1#
6er /0uent
7ntermedia te *hape
6er /0uent
Tabel 5.?. !rekuensi nilai sphericity >P 1
Kur%a 5rekuensi Ku#ulati6 S73eriit8 STA ), 2 )
uarsa !eldspar >itik Mineral &erat
3ambar 5.?. ur=a frekuensi kumulatif nilai sphericity >P 1.
,. STA ), 2 ,
*pheri+it
6er /longate
/longate *ubelongate 7ntermediate shape *ube0uent /0uent 6er /0uent
a
',!5 ',! ',!9 ',51 ',53 ',55 ',5 ',59 ',#1 ',#3 ',#5 ',# ',#9 ',1 ',3 ',5 ', ',9 ',$1 ',$3 ',$5
uarsa
"eldspar
2itik
f
f&
fk
af
f
f&
fk
af
f
f&
fk
af
' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' 1 1 ' & 3 3 ' ! $ &
' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' 1 1 ' ! 9 9 ' 1# #! !
' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' 1 & & ! 1' 1' 1! && &!
' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ',# ',#9 ' 1,!# &,&5 &,31 ' 3,&! #,#! 1,
' ' ' ' ' ' ' ' ' 1 ' & ' 3 & ! 3 1 ' 5 !
' ' ' ' ' ' ' ' ' 1 ' ! ' 9 ! 1# 9 1 ' &5 1#
' ' ' ' ' ' ' ' ' 1 1 3 3 # $ 1& 15 1# 1# &1 &5
' ' ' ' ' ' ' ' ' ',#3 ' 1,3! ' &,13 1,!# 3 &,31 ',9 ' !,15 3,!
' ' ' ' ' ' ' ' ' ' 1 & ! ! 1 # 3 1 1 ' '
' ' ' ' ' ' ' ' ' ' 1 ! 1# 1# 1 3# 9 1 1 ' '
' ' ' ' ' ' ' ' ' ' 1 3 11 1& 1$ &1 && &3 &3 &3
' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ',#5 1,3! &,# &,$! ',3 !,5 &,31 ',9 ',$1 ' '
',$ ',$9 ',91 ',93 ',95 ',9 4umlah Mean
' 1 ' ' ' '
' 1 ' ' ' '
&5
1'9
&! &5 &5 &5 &5 &5
' ',$9 ' ' ' '
' ' ' ' ' '
' ' ' ' ' '
&!5
19,$5
&5
$5
',9!
alat
' ' ' ' ' '
1 ' 1 ' ' '
1 ' 1 ' ' '
&
19,&1
&5
$
',#$
','#
',1$ *ubelongat e
&5 &5 &5 &5 &5 &5
6er /0uent
','! *ubelongat e
',$ ' ',91 ' ' '
31&
1$,51
',!'
','#5
',$'
&! &! &5 &5 &5 &5
','##
',$33 6er /0uent
',#5 7ntermediat e *hape
Tabel 5.5. !rekuensi kumulatif nilai sphericity >P '
',$'# 6er /0uent
Kur%a 5rekuensi Ku#ulati6 S73eriit8 STA ), 2 ,
uarsa !eldspar >itik Mineral &erat
3ambar 5.5. ur=a frekuensi kumulatif nilai sphericity >P '.
+. STA ), 2 + *pheri+it
6er /longate
/longate *ubelongat e 7ntermediat e shape *ube0uent /0uent 6er /0uent
a
',!5 ',! ',!9 ',51 ',53 ',55 ',5 ',59 ',#1 ',#3 ',#5 ',# ',#9 ',1 ',3 ',5 ', ',9 ',$1 ',$3 ',$5
uarsa
"eldspar
2itik
f
f&
fk
af
f
f&
fk
af
f
f&
fk
af
' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' 1 3 3 ! 1 & & !
' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' 1 9 9 1# 1 ! ! 1#
' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' 1 ! 11 1& 1! 1# &'
' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ',1 &,19 &,&5 3,'$ ',9 1,#& 1,## 3,!
' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' & ' & & 3 $ 1 ' 3 3
' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ! ' ! ! 9 #! 1 ' 9 9
' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' & & ! # 9 1 1$ 1$ &1 &!
' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' 1,3! ' 1,!& 1,!# &,&5 #,1# ',9 ' &,!9 &,55
' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' & 1 3 1 & 3 # !
' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ! 1 9 1 ! 9 3# 1#
' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' & 3 # 9 1& 1$ &&
' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' 1,!& ',3 &,&5 ', 1,5$ &,!3 !,9$ 3,!
',$ ',$9 ',91 ',93 ',95 ',9 4umlah
& 1 & ' ' '
! 1 ! ' ' '
&5
#9
Mean
&& &3 &5 &5 &5 &5
1,! ',$9 1,$& ' ' '
' 1 ' ' ' '
' 1 ' ' ' '
&3'
&',15
&5
1'5
',$'#
alat
' ',$9 ' ' ' '
1 1 1 ' ' '
1 1 1 ' ' '
&'
19,35
&5
$3
',!
','55
',51 *ubelongat e
&! &5 &5 &5 &5 &5
6er /0uent
',#99 *ubelongat e
',$ ',$9 ',91 ' ' '
&
&',&3
',$'9
','5
',$#1
&3 &! &5 &5 &5 &5
','#3
',$!9 6er /0uent
',!# 7ntermedia te *hape
Tabel 5.C. !rekuensi kumulatif nilai sphericity >P 2
',$3 6er /0uent
Kur%a 5rekuensi Ku#ulati6 S73eriit8 STA ), 2 +
uarsa !eldspar >itik Mineral &erat
3ambar 5.C. ur=a frekuensi kumulatif nilai sphericity >P 2.
$. enentuan Roundness ). STA ), 2 )
oundness
a
68 ngular ngular *ubangular *ubrounded ounded 68 ounded
',15 ',& ',3 ',! ',# ',$5
4umlah Mean alat
uarsa &
"eldspar
f
f
fk
af
f
f
1 15 $ 1
' 1 &&5 #! 1 '
' 1 1# &! &5 &5
' ',& !,5 3,& ',# '
' 5 11 $ 1 '
&5
&91
91
$,5
&5
&
2itik &
fk
af
f
f
' &5 1&1 #! 1 '
' 5 1# &! &5 &5
' 1 3,3 3,& ',# '
! 5 # 3 '
1# &5 3# !9 9 '
&11
95
$,1
&5
135
fk
af
! 9 15 && &5 &5
',# 1 1,$ &,$ 1,$ '
1''
',3!
',3&!
',3&
',13#
',11!
','$
Tabel 5.7. !rekuensi kumulatif roundness >P 1.
$
Kur%a 5rekuensi Ku#ulati6 Bentuk Butir STA ), 2 )
uarsa !eldspar >itik Mineral &erat
Kur%a 5rekuensi Ku#ulati6 Roundness STA 9
3ambar 5.7. ur=a frekuensi kumulatif nilai roundness >P 1.
,. STA ), 2 ,
oundness
a
68 ngular ngular *ubangular *ubrounde d ounded 68 ounded
',15 ',& ',3
4umlah
',! ',# ',$5
uarsa
"eldspar
f
fk
af
f
f
fk
af
f
fk
af
' ? 11
! 1# 1&1
& # 1
',3 ',$ 3,3
& ! $
! 1# #!
& # 1!
',3 ',$ 3,3
' # 11
' 3# 1&1
' # 1
' 1,& 3,3
3#
&3
&,!
5
&5
19
&,!
5
&5
&&
&
! '
&5 &5
1,& '
# '
3# '
&5 &5
1,& '
1 &
1 !
&3 &5
',# 1,
1$1
9$
$
&5
1!5
91
$
&5
1$
93
$,$
&5
f
&
f
C '
&
2itik
&
Mean
',3&
',3&
',35&
alat
',1'!
','91
',1'#
Tabel 5.$. !rekuensi kumulatif roundness >P '.
Kur%a 5rekuensi Ku#ulati6 Bentuk Butir STA ), 2 ,
uarsa !eldspar >itik Mineral &erat
Kur%a 5rekuensi Ku#ulati6 Roundness STA 9
3ambar 5.$. ur=a frekuensi kumulatif nilai roundness >P '.
+. STA ), 2 +
oundness
a
68 ngular ngular *ubangular *ubrounde d ounded 68 ounded
',15 ',& ',3
4umlah
',! ',# ',$5
uarsa
"eldspar
f
fk
af
f
f
fk
af
f
f
fk
af
2 5
' 9 &5
' 3 $
' ',# 1,5
& 3
! 9 !9
& 5 1&
',3 ',# &,1
& # 9
! 3# $1
& $ 1
',3 1,& &,
1&1
19
!,!
11
1&1
&3
!,!
!9
&!
&,$
3# '
&5 &5
3,# '
& '
! '
&5 &5
1,& '
1 '
1 '
&5 &5
',# '
191
$'
1',1
&5
1$
9&
$,#
&5
11
1'1
&5
&
f
11 C
&
2itik
&
Mean
',!'!
',3!!
',3'!
alat
',1'
',1'#
',1'1
Tabel 5.9. !rekuensi kumulatif roundness >P 2.
,#
Kur%a 5rekuensi Ku#ulati6 Bentuk Butir STA ), 2 +
uarsa !eldspar >itik Mineral &erat
Kur%a 5rekuensi Ku#ulati6 Roundness STA 9
3ambar 5.9. ur=a frekuensi kumulatif nilai roundness >P 2.
BAB I ANA2:SIS A. 5re;uen8 t lo+ation of observation 1, the amount of 0uart: is 13 grains, feldspar is 1' grains, and lithi+ is 13 grains8 ll of them are oblate-dominated8 ;he spheri+it of 0uart: is dominated b sub elongate (',#5) as man as 5 grains, feldspar is dominated b ver e0uant (',$3) as man as # grains, and lithi+ is dominated b e0uant-ver e0uant as man as ! grains8 ;he roundness of 0uart: is dominated b sub-angular as man as 15 grains, feldspar is dominated b sub-angular as man as 11 grains, and lithi+ is dominated b sub-rounded as man as grains8 t lo+ation of observation &, the amount of 0uart: is 11 grains, feldspar is $ grains, and lithi+ is 11 grains8 ll of them are oblate-dominated8 ;he spheri+it of 0uart: is dominated b ver e0uant (',$3) as man as $ grains, feldspar is dominated b ver e0uant (',$3) as man as 5 grains, and lithi+ is dominated b e0uant (',#5) as man as # grains8 ;he roundness of 0uart: is dominated b subangular as man as 11 grains, feldspar is dominated b sub-angular as man as $ grains, and lithi+ is dominated b sub-angular as man as 11 grains8 t lo+ation of observation 3, the amount of 0uart: is $ grains, feldspar is $ grains, and lithi+ is 1' grains8 ll of them are oblate-dominated, e<+ept lithi+ whi+h is dominated b bladed88 ;he spheri+it of 0uart: is dominated b ver e0uant (',$3) as man as ! grains, feldspar is dominated b ver e0uant (',$3) as man as $ grains, and lithi+ is dominated b ver e0uant (',$3) as man as # grains8 ;he roundness of 0uart: is dominated b sub-angular as man as 11 grains, feldspar is dominated b sub-angular as man as $ grains, and lithi+ is dominated b sub-angular as man as 11 grains8 B. Inclination from Upstream to Downstream ;he grain shape of 0uart: from lo+ation of observation 1 to 3 is +onstantl oblate, it is likewise the feldspar8 =hile for the lithi+, it tends to +hange from oblate to bladed8 ;he spheri+it of 0uart: from lo+ation of observation 1 to 3 tends to +hange from sub-elongate to ver e0uant8 "or feldspar, it tends to +onstant in ver e0uant8 =hile for the lithi+, it tends to +onstant in ver e0uant8
;he roundness of 0uart: from lo+ation of observation 1 to 3 tends to +onstant, whi+h is sub-angular, it is likewise the feldspar8 =hile the lithi+ is likel to +hange from sub-rounded to sub-angular8 C. Anomaly ;he anomal is happen in roundness of lithi+8 7t>s +aused b the a+tivit of mining of gravel in big enough s+ale8 *o that, the fine materials are mined and +over the area of observation8 .eside it, the lo+ation of sampling whi+h is less than ideal, +aused the anomal of the final result of lithi+ observation8 D. Process of Transportation "rom the grains si:e, the pro+ess of transportation that happens in this station (*; 1&) is suspended load8 7t is proven b the +hanges that>s not too signifi+ant either on grain si:e, spheri+it, or roundness8 ;his transportation pro+ess minimali:es the +lash and fri+tion between minerals and lithi+s8 *o, the differen+es of grain si:e, spheri+it, and roundness between lo+ations are not too signifi+at8 E. Provenance 7t is interpreted that the sedimentar materials lo+ated in ali %rogo have been deposited in long time8 ;hese sedimentar materials +ame from several vol+anoes either still a+tive or not, among others Mt8 Merapi, Mt8 Merbabu, Mt8 *umbing, Mt8 *indoro, and an+ient vol+anoes (Mt8 Menoreh, Mt8 ?a@ah, and Mt8 7@o)8
BAB II $ON$2USION
1. The grain si"e of Huart" from upstream to do+nsteram is oblatedominated, feldspar is oblatedominated, and lithi% is oblatedominated. '. The spheri%it of Huart" from upstream to do+nsteram tend to more eHuent, feldspar is dominated b =er eHuent, and lithi% is not patterned. 2. The roundness of Huart" from upstream to do+nsteram tend to more rounded, feldspar tend to more rounded, and lithi% tend to more subangular. ?. The anomal that o%%urs in lithi% is interpreted that there is mining a%ti=it that %an disturb the pro%ess of sedimentation.
DA5TAR USTAKA &oggs, *. Ir. 199'. &etrology of Sedimentary 'ocks. De+ Jork: Ma%millan Publishing 0ompan. *urjono, *ugeng *. '$. &anduan &raktikum Sedimentologi. Jogakarta: Iurusan Teknik 3eologi !T A3M. Tu%ker M. -. 1991. Sedimentary &etrology : n *ntroduction to the rigin of Sedimentary 'ocksF 'nd. A*): &la%k+ell *%ienti/% Publisher. http:dokumen.tipsdo%umentsmorfologibutirsedimen.html KinternetL (diakses pada tanggal 17 Gktober '15 pukul '2:'$ <6&