LAPORAN PRAKTIKUM Praktikum3.Morfologi Koloni Mikroorganisme 1. Tuliskan hasil pengamatan morfologi koloni mikroorganisme yang telah anda lakukan!
DATA KELOMPOK No. Ukuran 1. S.cereviceae Sedang 2. Aspergillus niger Sedang 3. E. coli Sedang
Warna Putih
Diameter 0,4 cm
Tempat tumbuh Cawan petri
Konfigurasi Bulat tepian timbul Berbenangbenang Bulat tepian timbul
Elevasi Datar
Licin
Coklat kehitaman Kuning
0,5 cm
Cawan petri
0,5 cm
Cawan petri
Warna Putih kehijauan
Diameter 0,5-1 mm
Putih
0,5-1 mm
Putih
1 cm
No. Ukuran 1. S. cereviceae Besar 2. Aspergillus niger
Warna Putih kekuningan Hijau, Biru
3.
Putih kekuningan
Tepian
Kawah
Wol
Datar
Licin
Tempat tumbuh Dasar Permukaan Dasar Permukaan Dasar permukaan
Konfigurasi Licin
Elevasi Timbul
Tepian Berombak
Licin
Datar
Licin
Licin
Datar
Licin
Diameter 5-10 µm
Tempat tumbuh Permukaan
10-25 nm
Permukaan
Konfigurasi Elevasi Bulat tepian Datar timbul Filamentus Kawah
0.05-0.5 mikrometer
Bawah permukaan
Bulat timbul
DATA KELOMPOK LAIN No. Ukuran 1. Tripoderma Kecil 2. Candida Kecil 3. S. cerevisaae Sedang
LITERATUR
E. coli
tepian
Tetesan
Tepian
Licin Tepian berkawah Licin
2. Tuliskan klasifikasi mikroorganisme yang telah anda amati dan simpulkan jenis mikroorganisme (bakteri, kapang atau khamir) sesuai klasifikasi tersebut! Pada pengamatan yang dilakukan pada S. cereviceae klasifikasi yang ada adalah merupakan jenis jamur yang uniseluler, membentuk miselium semu, tidak bergerak, ukuran tergantung dengan lingkungan dan umur, dan tumbuh dalam gula/garam yang tinggi. S. cereviceae termasuk dalam golongan khamir. S. cereviceae memperbanyak diri dengan membentuk tunas yang akan terus memanjang membentuk hifa semu. Hifa semu terbentuk dengan banyak kelompok blastospora berbentuk bulat atau lonjong di sekitar septum. Pada beberapa strain, blastospora berukuran besar, berbentuk bulat atau seperti botol, dalam jumlah sedikit. Sel ini dapat berkembang menjadi klamidospora yang berdinding tebal dan bergaris tengah sekitar 8-12 µ (Subandi, 2010). Pada pengamatan mikroorganisme Aspergillus niger , didapatkan ciri-ciri morfologi memiliki warna coklat kehitaman, yang merupakan kelompok dari konidium yang menyatu, memiliki hifa yang disebut micellium, merupakan jenis jamur multisellular. Dari pengamatan tersebut maka Aspergillus niger pada klasifikasi kapang. Kapang merupakan mikroorganisme eukariot multiseluler dengan dinding sel berupa kitin, selulosa, atau keduanya, tidak aktif be rgerak. Koloni Aspergillus sp. pada media agar pada awalnya terlihat berwarna kecoklatan selanjutnya miselium akan berubah menjadi kehitaman lalu terlihat sebagian besar berwarna coklat ada ditengah koloni dikelilingi miselium yang masih berwarna hitam dan pada akhirnya seluruh medium akan berwarna hitam (Nurhayati, 2011). Koloni dari kapang Aspergillus berwarna coklat, hitam, dan hijau tua. Kultur kapang Aspergillus pada skala
2. Tuliskan klasifikasi mikroorganisme yang telah anda amati dan simpulkan jenis mikroorganisme (bakteri, kapang atau khamir) sesuai klasifikasi tersebut! Pada pengamatan yang dilakukan pada S. cereviceae klasifikasi yang ada adalah merupakan jenis jamur yang uniseluler, membentuk miselium semu, tidak bergerak, ukuran tergantung dengan lingkungan dan umur, dan tumbuh dalam gula/garam yang tinggi. S. cereviceae termasuk dalam golongan khamir. S. cereviceae memperbanyak diri dengan membentuk tunas yang akan terus memanjang membentuk hifa semu. Hifa semu terbentuk dengan banyak kelompok blastospora berbentuk bulat atau lonjong di sekitar septum. Pada beberapa strain, blastospora berukuran besar, berbentuk bulat atau seperti botol, dalam jumlah sedikit. Sel ini dapat berkembang menjadi klamidospora yang berdinding tebal dan bergaris tengah sekitar 8-12 µ (Subandi, 2010). Pada pengamatan mikroorganisme Aspergillus niger , didapatkan ciri-ciri morfologi memiliki warna coklat kehitaman, yang merupakan kelompok dari konidium yang menyatu, memiliki hifa yang disebut micellium, merupakan jenis jamur multisellular. Dari pengamatan tersebut maka Aspergillus niger pada klasifikasi kapang. Kapang merupakan mikroorganisme eukariot multiseluler dengan dinding sel berupa kitin, selulosa, atau keduanya, tidak aktif be rgerak. Koloni Aspergillus sp. pada media agar pada awalnya terlihat berwarna kecoklatan selanjutnya miselium akan berubah menjadi kehitaman lalu terlihat sebagian besar berwarna coklat ada ditengah koloni dikelilingi miselium yang masih berwarna hitam dan pada akhirnya seluruh medium akan berwarna hitam (Nurhayati, 2011). Koloni dari kapang Aspergillus berwarna coklat, hitam, dan hijau tua. Kultur kapang Aspergillus pada skala laboratorium berwarna hitam, hal ini disebabkan oleh adanya kumpulan konidia pada ujung hifa kapang tersebut. Hifa pada jamur ini berbentuk pipih, bersekat, dan bercabang-cabang membentuk anyaman yang disebut miselium. Kapang bereproduksi dan menyebar dengan menggunakan spora. Spora tersebut terdiri dari dua jenis, yaitu spora seksual dan spora aseksual (Forumsains, 2008). Pada pengamatan E. coli, ditemukan ciri-ciri berdiameter 0.5 cm. Dan memiliki bentuk basil atau tabung silinder. Berarti mikroorganisme ini masuk kedalam klasifikasi bakteri. Bakteri merupakan organism mikroskopis yang mempunyai ciri-ciri : tubuh uniseluler, tidak berklorofil, bereproduksi dengan membelah diri, habitatnya dimana-mana (tanah, air, udara, dan makhlukhidup), diameternya 0.1-0.2 µm, bakteri aktif bergerak pada kondisi lembab. Beberapa bentuk bakteri yaitu basil, kokus, dan spirilum. Bentuk-bentuk tersebut dapat menunjukkan karakteristik spesies bakteri, tetapi bergantung pada kondisi pertumbuhannya. Hal ini dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium, dan bakteri (Ernawati, 2008).
3. Jelaskan perbedaan morfologi koloni mikroorganisme (bakteri, kapang dan khamir) berdasarkan hasil pengamatan anda! Dari pengamatan yang telah dilakukan diketahui adanya perbedaan antara morfologi bakteri, kapang, dan khamir. Hal tersebut tentu saja terjadi mengingat bahwa ketiganya merupakan mikroorganisme yang berbeda jenis. Ditinjau dari ukurannya saja antara bakteri, kapang, dan khamir pun berbeda. Bakteri memiliki
ukuran dan diameter yang besar, karena pada saat pengamatan yang dilakukan pertumbuhan bakteri pada cawan terlihat, bahkan diukur menggunakan penggaris (cm) pun bisa. Bila dibandingkan pada kedua jenis jamur yaitu kapang dan khamir, bakteri memiliki ukuran dan diameter yang lebih besar. Bila membandingkan dua jenis jamur yaitu kapang dan khamir, ditinjau dari ukurannya pun berbeda jamur jenis kapang memiliki ukuran dibandingkan dengan jenis khamir yang berupa bulatan. Namun pada diameter ditemukan kesamaan karena kurang mampunya praktikan dalam mengukur mikroorganisme tersebut yang hanya tumbuh kecil pada cawan. Itu baru dari pengamatan ukuran dan diameter, dari tempat tumbuh ada sedikit perbedaan pada jamur jenis khamir, yang tempat tumbuhnya di dasar permukaan. Lalu pada bentuk konfigurasi pada ketiga mikroorganisme ini tentu saja akan berbeda karena memang ketiganya dari jenis y ang berbeda. Pada bakteri konfigurasinya bulat tepian timbul, elevasi datar, dan tepian licin hal tersebut yang didapatkan setelah pengamatan mengingat bahwa bakteri ini memiliki ukuran sedang yang mudah diamati. Dari pengamatan elevasi yang dilakukan, hasil yang didapatkan ketiganya berbeda hal ini mungkin terjadi karena perbedaan cara tumbuh dari ketiganya begitu pula dengan pengamatan tepiannya, hal ini juga dipengaruhi oleh pertumbuhan bakteri tersebut pada cawan dan tanpa ada adanya perbedaan, maka ketiga mikrooganisme koloni ini tidak mungkin bisa dibedakan morfologinya.
4. Bandingkan hasil pengamatan anda dengan literatur! Sesuai data yang diperoleh pada pengamatan mikrobiologi koloni mikroorganisme didapatkan hasil sebagai berikut : Perbadingan antar hasil data kelompok dan data kelompok lain : a. Khamir Sereviceae dan Candida Data dari kelompok, diamati S. Cerevisaae, mendapatkan hasil dengan ukurannya sedang, berwarna putih, dengan diameter 0,4 cm, dengan tempat tumbuh dasar permukaan, dan memiliki konfigurasi bulat tepian timbul, elevasi datar, dan tepian licin. Dari hasil pengamatan yang dilakukan kelompok lain diamati bahwa Candida memiliki ukuran yang sangat kecil sehingga disebut dengan point/titik, berwarna putih, berdiameter kurang dari 1 mm. Dengan tempat tumbuh dibawah permukaan, berkonfigurasi licin dan elevansinya timbul dan memiliki bentuk tepian berombak. Dari hasil kedua data dapat dilakukan perbandingan bila walaupun pada mikroorganisme yang sama dengan perbedaan jenis yang ada, akan didapatkan hasil pengamatan yang berbeda, hal ini terjadi karena adanya perbedaan pemahaman antar praktikan juga perbedaan ketelitian pengamatan pada antar praktikan, belum lagi adanya pertumbuhan jenis khamir yang berbeda diantara kedua jenis khamir tersebut, dan masa inkubasi yang berbeda antara kedua jenis. Ditambah lagi dengan, pertumbuhan khamir dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan umur dari khamir itu sendiri. Namun disisi lain terdapat perbedaan, masih ada persamaan antara kedua khamir ini pada warna dan ukuran yang sama pada kedua pengamatan yang dilakukan.
b. Kapang Aspergillus niger dan Trichoderma Pada hasil data pengamatan kelompok, A. niger didapatkan hasil ukuran yang sedang, warna coklat kehitaman dengan diameter 0,5 cm, tempat tumbuh pada permukaan, memiliki konfigurasi berbenang-benang, berelevasi kawah dan tepian wol. Dari hasil pengamatan pada Trichoderma sp. yang dilakukan didapatkan hasil dengan ukuran kecil, berwana putih kehijauan, dengan diameter mikroorganisme kurang dari 0,5-1 mm, tempat tumbuh di dasar permukaan, bentuk konfigurasinya licin, datar, dan bertepi licin. Dari hasil kedua data dapat dilakukan perbandingan bila walaupun pada mikroorganisme yang sama dengan perbedaan jenis yang ada, akan didapatkan hasil pengamatan yang berbeda, hal ini terjadi karena adanya perbedaan pemahaman antar praktikan juga perbedaan kejelian pengamatan pada antar praktikan, belum lagi adanya pertumbuhan jenis kapang yang berbeda diantara kedua jenis kapang tersebut. Ditambah lagi dengan sifat kapang yang aktif, pastinya keaktifan dari jenis satu dengan jenis yang lain akan berbeda. Dan pada konfigurasi tentu hasil pengamatan yang tepat adalah filamentus, karena sifat dari kapang yang memiliki filamen-filamen. c. Bakteri E. coli dan B. Subtilis Pada pengamatan yang dilakukan didapatkan hasil pada E. coli ukuran sedang, dengan warna kuning, ukuran diameter 0,5 cm, tempat tumbuh dipermukaan, konfigurasinya bulat tepian timbul, elevasi datar, dan tepian licin. Dibandingkan dengan data hasil kelompok lain yang mengamati mikroorganisme bakteri dengan jenis B. sutilis didapatkan hasil ukuran yang sedang, dengan warna putih, dengan diameter 1 cm, tempat tumbuh di dasar permukaan, konfigurasi licin, dengan elevasi datar, dan tepian licin. Dari hasil kedua, hampir memiliki kesamaan dari segi tempat tumbuh, konfigurasi, elevasi, dan tepian. Eprbedaan hanya pada warna dan ukutan yg tidak terlalu jauh berbeda. Perbandingan pada kelompok sendiri dengan literatur : 1. Kapang S. cereviceae Dari hasil pengamatan yang dilakukan didapatkan hasil dengan ukuran sedang, berwana putih, dengan diameter mikroorganisme kurang dari 0,4 cm, tempat tumbuh di dasar permukaan, bentuk konfigurasinya bulat tepian timbul, datar, dan bertepi licin. Dari literatur yang didapatkan, ukuran dari kapang ini sendiri adalah kecil, berwarna hijau atau biru karena adanya Konidia berwarna hijau cerah bergerombol membentuk menjadi seperti bola dan berkas-berkas hifa terlihat menonjol jelas diantara konidia spora. Berdiameter antara 10-25 nm, dengan tempat tumbuh dipermukaan, dengan konfigurasinya filamentus. Elevasi membentuk kawah dan tepiannya berbentuk tepian berkawah (Nurhaedah, 2004). Dari hasil yang didapatkan dapat dibandingkan bila pengamatan yang dilakukan belum mendekati hasil yang sama dari literatur yang didapat. Hal ini mungkin terjadi karena kurang tepatnya praktikan dalam pengamatan, apalagi bentuk diantara kedua konfigurasi tersebut hampir mirip, sehingga mungkin terjadi kesalah pahaman. Padahal apabila mikroorganisme tersebut tergolong kapang, maka seharusnya memiliki filamen-filamen pada tubuhnya. Lalu pada elevasi dan tepian pun didapatkan hasil yang berbeda.
2. Khamir Aspergillus niger Dari hasil pengamatan yang dilakukan dapat diamati bahwa A. niger memiliki ukuran yang sedang, berwarna coklat kehitaman, berdiameter 0,5 cm. Dengan tempat tumbuh dibawah permukaan, berkonfigurasi berbenang-benang dan elevansinya kawah dan memiliki bentuk tepian wol. Pada sumber literatur yang didapatkan, hasil yang didapat adalah ukuran sedang sampai kecil, berwarna cenderung gelap dengan diameter diantara 0,05-0,5 cm. Tempat tumbuhnya berada pada bawah permukaan, memiliki konfigurasi bulat tepian timbul, elevasinya tetesan, dan tepiannya licin (Gandjar, 2006). Dari hasil yang didapatkan dapat dilakukan perbandingan, sebenarnya pengamatan yang dilakukan sudah mendekati dengan sumber literatur, hanya saja ada beberapa perbedaan pengamatan pada bentuk konfigurasinya yaitu berbenang-benang dan bulat tepian timbul, elevasi kawah dan bertepi wol. Perbedaan ini terjadi karena saat pengamatan berlangsung sangat susah dibedakan bentuk konfigurasinya karena mikroorganisme dalam cawan berfilamen sehingga sulit dilihat bentuk satuannya. Sedangkan pada bentuk elevasinya dari hasil pengamatan didapatkan hasil kawah dan dan pada literatur tetesan, kedua bentuk ini akan sangat mirip apabila pengamatan yang dilakukan pada mikroorganisme yang tumbuhnya sangat kecil, jadi ini terjadi akibat ketidakmampuan praktikan dalam pengamatan. 3. Bakteri E. coli Dari pengamatan yang dilakukan pada E. coli , didapatkan hasil ukuran sedang, dengan warna kuning, ukuran diameter 0,5 cm, tempat tumbuh dipermukaan, konfigurasinya bulat tepian timbul, elevasi datar, dan tepian licin. Dari literatur diketahui memiliki koloni berwarna putih krem yang berbentuk bulat tepian timbul dengan garis pinggir koloni yang rata atau licin. Dengan diameter antara 0.1-0.2 µm. Dari ketinggian (elevasi) koloni, bakteri jenis ini datar dan ukurannya relatif besar (Waluyo, 2005). Dari dua hasil ini dapat dilakukan perbandingan bahwa pada pengamatan yang dilakukan oleh praktikan sebagian besar pengamatannya telah sesuai dengan literatur seperti elevasi, konfigurasi, tepian, dan tempat tumbuh. Hanya saja pada pengamatan warna dan diameter terjadi hasil pengamatan yang berbeda, hal tersebut mungkin terjadi karena sulitnya pengukuran dan salah intrepretasi.
Kesimpulan Morfologi koloni mikroorganisme adalah pengetahuan tentang bentuk, ukuran, warna, diameter, dan tempat tumbuh mikroorganisme secara koloni atau kelompok. Tujuan dari pengamatan morfologi koloni mikroorganisme adalah mengetahui morfologi dari mikroorganisme yang berkelompok dan membedakan antara morofologi koloni mikroogranisme bakteri, kapang, dan khamir. Perbedaan yang terjadi antara hasil pengamatan dan hasil yang ada diliteratur adalah perbedaan cara pandang yang berbeda antara praktikan satu dengan praktikan yang lain, lalu juga kurang paham dan kurang telitinya praktikan akan pengamatan morfologi koloni mikroorganisme. Faktor lain yang dapat menyebabkan kesalahan pengamatan adalah terjadinya kontaminasi dari udara luar
pada bakteri atau jamur didalam cawan, kurangnya masa inkubasi dari bakteri atau jamur itu sendiri, dan pada pengamatan ini tidak digunakan pengamatan yang baik sehingga hasilnya pun tidak bisa maksimal.
DaftarPustaka TM
Fawcet, Don A. 2004 . A Textbook of Histology . New York: Chapman & Hall. Inc Gandjar, Indrawati. 2006. Mikologi: Dasar dan Terapan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Puspita, Ayu. Abdullah, Thamrin. Gassa, Ahdin. 2009. Beberapa Atribut Biologi dan Morfologi Spesimen Cocopet Padi . Makassar : Universitas Hasanuddin
Nurcholis, Mochamad. Widyastuti, Endrika. Maligan, Jaya Mahar. Sabrina, Nimas Mayang. 2014. Modul Praktikum Biologi . Malang: FTP Universitas Brawijaya Laporan
Ernawati.2008. Biologi untuk Umum. Jakarta : PT. Edukasi Jaya. Forumsains. 2008. Mikrobiologi Koloni . Bandung : Gramedia Pustindo. Gandjar, Indrawati & Sjamsuridzal, Wellyzar. 2006. Mikrobiologi Dasar Terapan . Jakarta : Yayasan Obor Indonesia. Nurhaedah. 2004. Mikrobiologi . Jakarta : Pustaka Media. Nurhayati. 2011. Biologi . Jakarta : Pustaka Media. Subandi, Muhammad. 2010. Mikrobiologi . Bandung: PT. Remaja Rosda Waluyo, L. 2005. Mikrobiologi Umum. Malang: Press.
Tanggal
Nilai
Paraf Asisten