PT. NUSANTARA SEBELAS MEDIKA RUMAH SAKIT ELIZABETH SITUBONDO
DAFTAR ISI
I.
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI STERILISASI
II.
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI LINEN DAN LAUNDRY
III.
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI LIMBAH INFEKSIUS DAN NON INFEKSIUS
IV.
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI LIMBAH BENDA TAJAM
V.
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI UNIT GIZI
VI.
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI KEPATUHAN PENGGUNAAN APD
VII.
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI KEPATUHAN HAND HYGIENE
VIII.
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI PENGAWASAN KADALUARSA
IX.
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI ALAT SINGLE USE DAN REUSE
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI E VALUASI STERILISASI TIM PPI RUMAH SAKIT ELIZABETH PERIODE JANUARI-MARET 2017
PT. NUSANTARA SEBELAS MEDIKA RUMAH SAKIT ELIZABETH SITUBONDO
A.
Pendahuluan
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan. Pengendalian infeksi di rumah sakit merupakan suatu upaya penting dalam meningkatkan mutu pelayanan medis rumah sakit. Infeksi di Rumah Sakit (IRS) adalah infeksi yang belum ada ketika pasien masuk rumah sakit dan kemudian muncul ketika dalam masa perawatan inap di rumah sakit. Infeksi di rumah sakit merupakan kontributor meningkatnya morbiditas dan kematian. Pengetahuan mengenai hal pencegahan infeksi rumah sakit ini sangat penting bagi seluruh petugas kesehatan di rumah sakit dan sarana kesehatan lainnya, karena keduanya merupakan sarana umum yang rawan untuk terjadi infeksi. Kemampuan mencegah transmisi infeksi di rumah sakit dan upaya pencegahan infeksi adalah tingkatan pertama dalam pemberian pelayanan kesehatan dan juga pelayanan keperawatan yang bermutu. Hal ini hanya dapat dicapai dengan keterlibatan secara aktif semua personil rumah sakit, mulai dari petugas kebersihan sampai dengan dokter dan mulai dari karyawan sampai dengan jajaran pimpinan. Kegiatannya dilakukan secara baik dan benar di semua sarana rumah sakit. Salah satu strategi penting untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi di rumah sakit adalah menerapkan program kerja yang terkait dengan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI), serta identifikasi penyakit – penyakit yang terkait dengan PPI secara baik dan benar.
B.
Latar belakang
Pengendalian infeksi di rumah sakit merupakan suatu upaya penting dalam meningkatkan mutu pelayanan medis rumah sakit. Rendahnya angka infeksi rumah sakit merupahan salah satu indikator mutu pelayanan rumah sakit tersebut. Untuk mencapai rendahnya angka infeksi rumah sakit tersebut diperlukan monitoring dan evaluasi dari setiap kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan rumah sakit terutama kegiatan yang behubungan dengan program pengendalian dan pencegahan infeksi. Oleh karena itu telah dilakukan monitoring terhadap pelayanan
rumah sakit yang berhubungan dengan program pengendalian dan pencegahan infeksi yang nantinya akan dievaluasi demi perbaikan mutu pelayanan rumah sakit.
C.
Tujuan umum dan tujuan khusus
a.
Tujuan umum Meningkatkan keselamatan pasien, petugas dan keluarga/pengunjung melalui setiap aktivitas yang berpotensi atau berisiko penyebaran infeksi diantara pasien oleh petugas kesehatan, fasilitas dan lingkungan rumah sakit di semua area rumah sakit meliputi area pasien, staf dan pengunjung untuk mencapai kondisi lingkungan rumah sakit yang memenuhi persyaratan dalam pencegahan dan pengendalian infeksi serta membantu proses pengobatan dan penyembuhan penderita sehingga rumah sakit dapat meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelayanan.
b.
Tujuan khusus 1.
Menghindari terjadinya infeksi yang didapat selama pasien dirawat di rumah sakit.
2.
Menurunkan angka morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian) pasien.
3.
Tercipta budaya dan perilaku yang benar bagi seluruh karyawan rumah sakit mengenai pencegahan infeksi rumah sakit.
4.
Meningkatkan mutu pelayanan dan kepercayaan masyarakat terhadap rumah sakit.
D.
Sasaran
a. Unit Rawat Inap (Kamar Jaga 1 dan Kamar Jaga 2) b. Unit Kandungan dan Kebidanan c. ICU d. IGD e. Unit Kamar Operasi dan Sterilisasi f. Poli (poli umum, spesialis dan poli gigi)
E.
Langkah – langkah kegiatan
a. Monitoring pelaksanaan sterilisasi dilakukan oleh IPCN dan IPCLN dalam kurun waktu tertentu b. Hasil monitoring kemudian diberikan kepada IPCN c. IPCN kemudian mentabulasi dan menganalisa hasil monitoring tersebut kemudian dilaporkan pada IPCO dan Tim PPI yang lain pada rapat rutin bulanan untuk kemudian dilakukan pembahasan, pemberian rekomendasi dan tindak lanjut.
F.
Kriteria mutu dari aspek masukan (input)
a. Komite PPI RS telah memiliki standar-standar untuk pengendalian sebagai acuan pada waktu melaksanakan kegiatan laporan pelaksanaan sterilisasi b. Sumber daya manusia telah mendukung kelancaran kegiatan unit kerja Komite PPI RS c. Sarana dan prasarana dapat menunjang unit kerja Komite PPI RS d. Adanya dana tersedia cukup untuk mendukung kegiatan operasional Komite PPI RS
G.
Kegiatan aspek proses (hasil)
HASIL MONITORING EVALUASI PELAKSANAAN STERILISASI PERIODE JANUARI-MARET 2017 BULAN
JANUARI FEBRUARI
UNIT RAWAT INAP (KAMAR JAGA 1 DAN KAMAR JAGA 2) 75 80
MARET
85
UNIT ICU KANDUNGAN DAN KEBIDANAN 76 55,6 63,4 66,7 64,5
66,7
UNIT OK DAN STERILISASI
IGD
POLI
62,4 67,5
51,3 53,4
56,5 65,2
68,2
54,5
65,2
MONITORING STERILISASI TAHUN 2016 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
UNIT RAWAT INAP (KAMAR JAGA 1 DAN KAMAR JAGA 2) UNIT KANDUNGAN DAN KEBIDANAN ICU UNIT OK DAN STERILISASI IGD POLI
H.
Aspek mutu dari aspek luaran (output)
Hasil kegiatan Komite PPI RS dapat mewujudkan hasil yang telah ditetapkan yaitu pelaksanaan sterilisasi sesuai dengan standar dengan presentase 100%.
I.
Keterangan
Dalam periode 1 tahun yaitu bulan Januari – Desember 2016 angka presentase ketepatan pelaksanaan sterilisasi di ruangan maupun di unit kamar operasi dan sterilisasi pada awalnya adalah kurang, namun dapat terus meningkat sampai akhir tahun.
J.
Masalah DI RUANGAN (Kamar Jaga, Kandungan dan Kebidanan, ICU, IGD dan Poli)
Identifikasi penyebab: a. Kurang patuhnya petugas kesehatan di ruangan untuk penggunaan APD secara lengkap yaitu sarung tangan, masker dan gaun. b. Distribusi alat yang telah dibersihkan diruangan hanya ditutup rapat dengan duk dan belum diantar dengan menggunakan troli tertutup melainkan masih dibawa secara manual di IGD dan Unit rawat inap. Unit kebidanan dan kandungan sudah menggunakan troly tertutup yang khusus.
c. Lemari penyimpanan alat yang telah disterilisasi belum tersendiri, masih bercampur dengan peralatan yang lain dan jarak dari lantai belum memenuhi syarat
DI UNIT KAMAR OPERASI DAN STERILISASI
Identifikasi penyebab: a. Kurang patuhnya petugas kesehatan di ruangan untuk penggunaan APD secara lengkap yaitu sarung tangan, masker dan gaun. b. Karena masih menjadi bagian dari Unit Kamar Operasi dan Sterilisasi, alur pintu keluar dan masuk masih belum terpisah, dan masih sama. c. Belum adanya pemeriksaan suhu dan kelembapan ruangan karena belum adanya alat pengukur di ruangan. d. Belum adanya hasil pemeriksaan air terkini
K.
Rencana tindak lanjut Plan
: Meningkatkan kualitas penanganan persiapan sterilisasi alat diruangan
Do
:
- Koordinasi dengan IGD, Unit Rawat Inap, Unit Kebidanan dan
Kandungan, dan Unit Kamar Operasi dan sterilisasi -
L.
Sosialiasi SPO sterilisasi ke unit-unit terkait
Check
: Evaluasi dilakukan pada satu bulan berikutnya sesuai jadwal
Action
: Rapat koordinasi antara Tim dan Komite PPI, dan unit-unit terkait.
Evaluasi
Evaluasi akan dilaksanakan dengan membandingkan hasil surveilans periode berikutnya.
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI LINEN DAN LAUNDRY TIM PPI RUMAH SAKIT ELIZABETH PERIODE JANUARIDESEMBER 2016
PT. NUSANTARA SEBELAS MEDIKA RUMAH SAKIT ELIZABETH SITUBONDO
A.
Pendahuluan
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan. Pengendalian infeksi di rumah sakit merupakan suatu upaya penting dalam meningkatkan mutu pelayanan medis rumah sakit. Infeksi di Rumah Sakit (IRS) adalah infeksi yang belum ada ketika pasien masuk rumah sakit dan kemudian muncul ketika dalam masa perawatan inap di rumah sakit. Infeksi di rumah sakit merupakan kontributor meningkatnya morbiditas dan kematian. Pengetahuan mengenai hal pencegahan infeksi rumah sakit ini sangat penting bagi seluruh petugas kesehatan di rumah sakit dan sarana kesehatan lainnya, karena keduanya merupakan sarana umum yang rawan untuk terjadi infeksi. Kemampuan mencegah transmisi infeksi di rumah sakit dan upaya pencegahan infeksi adalah tingkatan pertama dalam pemberian pelayanan kesehatan dan juga pelayanan keperawatan yang bermutu. Hal ini hanya dapat dicapai dengan keterlibatan secara aktif semua personil rumah sakit, mulai dari petugas kebersihan sampai dengan dokter dan mulai dari karyawan sampai dengan jajaran pimpinan. Kegiatannya dilakukan secara baik dan benar di semua sarana rumah sakit. Salah satu strategi penting untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi di rumah sakit adalah menerapkan program kerja yang terkait dengan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI), serta identifikasi penyakit – penyakit yang terkait dengan PPI secara baik dan benar.
B.
Latar belakang
Pengendalian infeksi di rumah sakit merupakan suatu upaya penting dalam meningkatkan mutu pelayanan medis rumah sakit. Rendahnya angka infeksi rumah sakit merupahan salah satu indikator mutu pelayanan rumah sakit tersebut. Untuk mencapai rendahnya angka infeksi rumah sakit tersebut diperlukan monitoring dan evaluasi dari setiap kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan rumah sakit terutama kegiatan yang behubungan dengan program pengendalian dan pencegahan infeksi. Oleh karena itu telah dilakukan monitoring terhadap pelayanan
rumah sakit yang berhubungan dengan program pengendalian dan pencegahan infeksi yang nantinya akan dievaluasi demi perbaikan mutu pelayanan rumah sakit.
C.
Tujuan umum dan tujuan khusus
a.
Tujuan umum Meningkatkan keselamatan pasien, petugas dan keluarga/pengunjung melalui setiap aktivitas yang berpotensi atau berisiko penyebaran infeksi diantara pasien oleh petugas kesehatan, fasilitas dan lingkungan rumah sakit di semua area rumah sakit meliputi area pasien, staf dan pengunjung untuk mencapai kondisi lingkungan rumah sakit yang memenuhi persyaratan dalam pencegahan dan pengendalian infeksi serta membantu proses pengobatan dan penyembuhan penderita sehingga rumah sakit dapat meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelayanan.
b.
Tujuan khusus 1.
Menghindari terjadinya infeksi yang didapat selama pasien dirawat di rumah sakit.
2.
Menurunkan angka morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian) pasien.
3.
Tercipta budaya dan perilaku yang benar bagi seluruh karyawan rumah sakit mengenai pencegahan infeksi rumah sakit.
4.
Meningkatkan mutu pelayanan dan kepercayaan masyarakat terhadap rumah sakit.
D.
Sasaran
a. Seluruh ruang perawatan baik rawat jalan maupun rawat inap di Rumah Sakit Elizabeth. b. Ruang laundry
E.
Langkah – langkah kegiatan
a. Monitoring penatalaksanaan linen dan laundry dilakukan oleh IPCN dan IPCLN dalam kurun waktu tertentu b. Hasil monitoring kemudian diberikan kepada IPCN
c. IPCN kemudian mentabulasi dan menganalisa hasil monitoring tersebut kemudian dilaporkan pada IPCO dan Tim PPI yang lain pada rapat rutin bulanan untuk kemudian dilakukan pembahasan, pemberian rekomendasi dan tindak lanjut.
F.
Kriteria mutu dari aspek masukan (input)
a. Komite PPI RS telah memiliki standar-standar untuk pengendalian sebagai acuan pada waktu melaksanakan kegiatan laporan penatalaksanaan linen dan laundry b. Sumber daya manusia telah mendukung kelancaran kegiatan unit kerja Komite PPI RS c. Sarana dan prasarana dapat menunjang unit kerja Komite PPI RS d. Adanya dana tersedia cukup untuk mendukung kegiatan operasional Komite PPI RS
G.
Kegiatan aspek proses (hasil)
HASIL MONITORING EVALUASI PENATALAKSANAAN LINEN DAN LAUNDRY PERIODE JANUARI - DESEMBER 2016 BULAN JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
PRESENTASE KETEPATAN PENATALAKSANAAN LINEN (%) 41,7 45 50,5 67,2 68,2 69,2 70,5 77,2 78,3 79,8 80,4 85,5
PRESENTASE KETEPATAN PENATALAKSANAAN LINEN (%) 90 80.4 77.2 78.3 79.8
80 70
67.2 68.2 69.2
85.5
70.5
60 50 40
41.7
45
50.5 PRESENTASE KETEPATAN PENATALAKSANAAN LINEN (%)
30 20 10 0
H.
Aspek mutu dari aspek luaran (output)
Hasil kegiatan Komite PPI RS dapat mewujudkan hasil yang telah ditetapkan yaitu penatalaksanaan linen dan laundry sesuai dengan standar dengan presentase 100%.
I.
Keterangan
Dalam periode 1 tahun yaitu bulan Januari-Desember 2016 angka presentase ketepatan penatalaksanaan linen dan laundry adalah kurang namun persentasi tiap bulannya membaik dan naik.
J.
Masalah
Identifikasi penyebab: Kekurangan yang didapatkan dari monitoring penanganan manajemen linen dan laundry adalah kurangnya fasilitas, yaitu fasilitas cuci tangan yang lengkap, belum adanya bukti pemeriksaan air terkini, dan belum adanya pemeriksaan suhu dan kelembapan udara secara berkala karena tidak adanya alat.
K.
Rencana tindak lanjut Plan
: Melengkapi fasilitas di ruang laundry
Do
: - Koordinasi dengan Komite PPI
- Pengajuan proposal kepada Kepala Rumah Sakit untuk melengkapi fasilitas yang ada di ruang laundry Check
: Evaluasi dilakukan setelah 1 bulan pengajuan proposal
Action
: Rapat koordinasi antara Tim dan Komite PPI majanemen rumah
sakit dan Kepala Rumah Sakit.
L.
Evaluasi
Evaluasi akan dilaksanakan dengan membandingkan hasil surveilans periode berikutnya.
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI LIMBAH RUMAH SAKIT TIM PPI RUMAH SAKIT ELIZABETH PERIODE JANUARI DESEMBER 2016
PT. NUSANTARA SEBELAS MEDIKA RUMAH SAKIT ELIZABETH SITUBONDO
A.
Pendahuluan
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yan g sudah ditentukan. Pengendalian infeksi di rumah sakit merupakan suatu upaya penting dalam meningkatkan mutu pelayanan medis rumah sakit. Infeksi di Rumah Sakit (IRS) adalah infeksi yang belum ada ketika pasien masuk rumah sakit dan kemudian muncul ketika dalam masa perawatan inap di rumah sakit. Infeksi di rumah sakit merupakan kontributor meningkatnya morbiditas dan kematian. Pengetahuan mengenai hal pencegahan infeksi rumah sakit ini sangat penting bagi seluruh petugas kesehatan di rumah sakit dan sarana kesehatan lainnya, karena keduanya merupakan sarana umum yang rawan untuk terjadi infeksi. Kemampuan mencegah transmisi infeksi di rumah sakit dan upaya pencegahan infeksi adalah tingkatan pertama dalam pemberian pelayanan kesehatan dan juga pelayanan keperawatan yang bermutu. Hal ini hanya dapat dicapai dengan keterlibatan secara aktif semua personil rumah sakit, mulai dari petugas kebersihan sampai dengan dokter dan mulai dari karyawan sampai dengan jajaran pimpinan. Kegiatannya dilakukan secara baik dan benar di semua sarana rumah sakit. Salah satu strategi penting untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi di rumah sakit adalah menerapkan program kerja yang terkait dengan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI), serta identifikasi penyakit – penyakit yang terkait dengan PPI secara baik dan benar.
B.
Latar belakang
Pengendalian infeksi di rumah sakit merupakan suatu upaya penting dalam meningkatkan mutu pelayanan medis rumah sakit. Rendahnya angka infeksi rumah sakit merupahan salah satu indikator mutu pelayanan rumah sakit tersebut. Untuk mencapai rendahnya angka infeksi rumah sakit tersebut diperlukan monitoring dan evaluasi dari setiap kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan rumah sakit terutama kegiatan yang behubungan dengan program pengendalian dan pencegahan infeksi. Oleh karena itu telah dilakukan monitoring terhadap pelayanan
rumah sakit yang berhubungan dengan program pengendalian dan pencegahan infeksi yang nantinya akan dievaluasi demi perbaikan mutu pelayanan rumah sakit.
C.
Tujuan umum dan tujuan khusus
a.
Tujuan umum Meningkatkan keselamatan pasien, petugas dan keluarga/pengunjung melalui setiap aktivitas yang berpotensi atau berisiko penyebaran infeksi diantara pasien oleh petugas kesehatan, fasilitas dan lingkungan rumah sakit di semua area rumah sakit meliputi area pasien, staf dan pengunjung untuk mencapai kondisi lingkungan rumah sakit yang memenuhi persyaratan dalam pencegahan dan pengendalian infeksi serta membantu proses pengobatan dan penyembuhan penderita sehingga rumah sakit dapat meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelayanan.
b.
Tujuan khusus 1.
Menghindari terjadinya infeksi yang didapat selama pasien dirawat di rumah sakit.
2.
Menurunkan angka morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian) pasien.
3.
Tercipta budaya dan perilaku yang benar bagi seluruh karyawan rumah sakit mengenai pencegahan infeksi rumah sakit.
4.
Meningkatkan mutu pelayanan dan kepercayaan masyarakat terhadap rumah sakit.
D.
Sasaran
Semua unit di Rumah Sakit Elizabeth.
E.
Langkah – langkah kegiatan
a. Monitoring penatalaksanaan limbah rumah sakit dan kelengkapan fasilitas pembuangan limbah dilakukan oleh IPCN dan IPCLN dalam kurun waktu tertentu b. Hasil monitoring kemudian diberikan kepada IPCN c. IPCN kemudian mentabulasi dan menganalisa hasil monitoring tersebut kemudian dilaporkan pada IPCO dan Tim PPI yang lain pada rapat rutin bulanan untuk kemudian dilakukan pembahasan, pemberian rekomendasi dan tindak lanjut.
F.
Kriteria mutu dari aspek masukan (input)
a. Komite PPI RS telah memiliki standar-standar untuk pengendalian sebagai acuan pada waktu melaksanakan kegiatan laporan penatalaksanaan limbah rumah sakit b. Sumber daya manusia telah mendukung kelancaran kegiatan unit kerja Komite PPI RS c. Sarana dan prasarana dapat menunjang unit kerja Komite PPI RS d. Adanya dana tersedia cukup untuk mendukung kegiatan operasional Komite PPI RS
G.
Kegiatan aspek proses (hasil)
HASIL MONITORING EVALUASI KEPATUHAN PEMBUANGAN LIMBAH RUMAH SAKIT PERIODE JANUARI – DESEMBER 2016 BULAN
PRESENTASE KEPATUHAN PEMBUANGAN LIMBAH RUMAH SAKIT (%) 50 55 57,5 59 60,5 65,3 67,5 69,7 74 77,8 80,1 82
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
PRESENTASE KEPATUHAN PEMBUANGAN LIMBAH RUMAH SAKIT (%) 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
50
60.5 55 57.5 59
65.3 67.5
77.8 80.1 82 74 69.7
PRESENTASE KEPATUHAN PEMBUANGAN LIMBAH RUMAH SAKIT (%)
HASIL MONITORING EVALUASI KELENGKAPAN FASILITAS PEMBUANGAN LIMBAH RUMAH SAKIT PERIODE JANUARI-DESEMBER 2016 BULAN
PRESENTASE KELENGKAPAN FASILITAS PEMBUANGAN LIMBAH RUMAH SAKIT (%) 85,7 85,7 85,7 85,7 85,7 85,7 85,7 85,7 85,7 86 87 90
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
PRESENTASE KELENGKAPAN FASILITAS PEMBUANGAN LIMBAH RUMAH SAKIT (%) 90 89 88 I A 87 L I N86 85 84 83
I I T L I I I S R R R R R R E I E N L U E E E E U A A R R B B B B M U J J T U U A P S M O M M A R N U E T E E B M A G T K V S J E A P O O E F E N D S
PRESENTASE KELENGKAPAN FASILITAS PEMBUANGAN LIMBAH RUMAH SAKIT (%)
BULAN
H.
Aspek mutu dari aspek luaran (output)
Hasil kegiatan Komite PPI RS dapat mewujudkan hasil yang telah ditetapkan yaitu penatalaksanaan limbah rumah sakit sesuai dengan standar dengan presentase 100%.
I.
Keterangan
Dalam periode 1 tahun yaitu bulan Januari – Desember 2016 angka presentase ketepatan penatalaksanaan limbah rumah sakit adalah kurang.
J.
Masalah
Identifikasi penyebab: a. Penanganan pembuangan limbah
- Limbah di ruangan tidak selalu dibuang dalam kondisi ¾ penuh, tapi tergantung dari jadwal pengambilan sampah dari petugas CS
- Limbah yang sudah ¾ penuh tidak langsung diikat dan dibuang, tapi tergantung dari jadwal pengambilan sampah dari petugas CS
- Pembersihan tempat sampah dengan disinfeksi tidak dilakukan sesuai jadwal yaitu seminggu 2 kali tapi masih 1 minggu sekali b. Kelengkapan fasilitas pembuangan limbah rumah sakit
- Belum tersedianya kantong plastik warna coklat untuk limbah farmasi dan bahan kimia
K.
Rencana tindak lanjut Plan
: Meningkatkan kualitas penanganan limbah infeksius dan non
infeksius Do
: - Koordinasi dengan Komite PPI dan petugas cleaning service
- Koordinasi dengan unit-unit terkait - Koordinasi dengan unit farmasi untuk pengadaan kantong plastik warna coklat Check
: Evaluasi dilakukan pada satu bulan berikutnya sesuai jadwal
Action
: Rapat koordinasi antara Tim dan Komite PPI majanemen rumah sakit
dan Kepala Rumah Sakit.
L.
Evaluasi
Evaluasi akan dilaksanakan dengan membandingkan hasil surveilans periode berikutnya.
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI LIMBAH BENDA TAJAM TIM PPI RUMAH SAKIT ELIZABETH PERIODE JANUARI DESEMBER 2016
PT. NUSANTARA SEBELAS MEDIKA RUMAH SAKIT ELIZABETH SITUBONDO
A.
Pendahuluan
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan. Pengendalian infeksi di rumah sakit merupakan suatu upaya penting dalam meningkatkan mutu pelayanan medis rumah sakit. Infeksi di Rumah Sakit (IRS) adalah infeksi yang belum ada ketika pasien masuk rumah sakit dan kemudian muncul ketika dalam masa perawatan inap di rumah sakit. Infeksi di rumah sakit merupakan kontributor meningkatnya morbiditas dan kematian. Pengetahuan mengenai hal pencegahan infeksi rumah sakit ini sangat penting bagi seluruh petugas kesehatan di rumah sakit dan sarana kesehatan lainnya, karena keduanya merupakan sarana umum yang rawan untuk terjadi infeksi. Kemampuan mencegah transmisi infeksi di rumah sakit dan upaya pencegahan infeksi adalah tingkatan pertama dalam pemberian pelayanan kesehatan dan juga pelayanan keperawatan yang bermutu. Hal ini hanya dapat dicapai dengan keterlibatan secara aktif semua personil rumah sakit, mulai dari petugas kebersihan sampai dengan dokter dan mulai dari karyawan sampai dengan jajaran pimpinan. Kegiatannya dilakukan secara baik dan benar di semua sarana rumah sakit. Salah satu strategi penting untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi di rumah sakit adalah menerapkan program kerja yang terkait dengan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI), serta identifikasi penyakit – penyakit yang terkait dengan PPI secara baik dan benar.
B.
Latar belakang
Pengendalian infeksi di rumah sakit merupakan suatu upaya penting dalam meningkatkan mutu pelayanan medis rumah sakit. Rendahnya angka infeksi rumah sakit merupahan salah satu indikator mutu pelayanan rumah sakit tersebut. Untuk mencapai rendahnya angka infeksi rumah sakit tersebut diperlukan monitoring dan evaluasi dari setiap kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan rumah sakit terutama kegiatan yang behubungan dengan program pengendalian dan pencegahan infeksi. Oleh karena itu telah dilakukan monitoring terhadap pelayanan
rumah sakit yang berhubungan dengan program pengendalian dan pencegahan infeksi yang nantinya akan dievaluasi demi perbaikan mutu pelayanan rumah sakit.
C.
Tujuan umum dan tujuan khusus
a.
Tujuan umum Meningkatkan keselamatan pasien, petugas dan keluarga/pengunjung melalui setiap aktivitas yang berpotensi atau berisiko penyebaran infeksi diantara pasien oleh petugas kesehatan, fasilitas dan lingkungan rumah sakit di semua area rumah sakit meliputi area pasien, staf dan pengunjung untuk mencapai kondisi lingkungan rumah sakit yang memenuhi persyaratan dalam pencegahan dan pengendalian infeksi serta membantu proses pengobatan dan penyembuhan penderita sehingga rumah sakit dapat meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelayanan.
b.
Tujuan khusus 1.
Menghindari terjadinya infeksi yang didapat selama pasien dirawat di rumah sakit.
2.
Menurunkan angka morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian) pasien.
3.
Tercipta budaya dan perilaku yang benar bagi seluruh karyawan rumah sakit mengenai pencegahan infeksi rumah sakit.
4.
Meningkatkan mutu pelayanan dan kepercayaan masyarakat terhadap rumah sakit.
D.
Sasaran
Semua unit di Rumah Sakit Elizabeth.
E.
Langkah – langkah kegiatan
a. Monitoring penatalaksanaan limbah benda tajam dilakukan oleh IPCN dan IPCLN dalam kurun waktu tertentu b. Hasil monitoring kemudian diberikan kepada IPCN c. IPCN kemudian mentabulasi dan menganalisa hasil monitoring tersebut kemudian dilaporkan pada IPCO dan Tim PPI yang lain pada rapat rutin bulanan untuk kemudian dilakukan pembahasan, pemberian rekomendasi dan tindak lanjut.
F.
Kriteria mutu dari aspek masukan (input)
a. Komite PPI RS telah memiliki standar-standar untuk pengendalian sebagai acuan pada waktu melaksanakan kegiatan laporan penatalaksanaan limbah benda tajam b. Sumber daya manusia telah mendukung kelancaran kegiatan unit kerja Komite PPI RS c. Sarana dan prasarana dapat menunjang unit kerja Komite PPI RS d. Adanya dana tersedia cukup untuk mendukung kegiatan operasional Komite PPI RS
G.
Kegiatan aspek proses (hasil)
HASIL MONITORING EVALUASI KEPATUHAN PENATALAKSANAAN LIMBAH BENDA TAJAM PERIODE OKTOBER - DESEMBER 2016 BULAN JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
PRESENTASE KEPATUHAN PENATALAKSANAAN LIMBAH BENDA TAJAM = (%) 60 65,4 66,5 67 68,5 69,4 70,3 73,6 78 80 82,4 84
PRESENTASE KEPATUHAN PENATALAKSANAAN LIMBAH BENDA TAJAM = (%) 100 80 60 40 20 0
69.4 70.3 73.6 60 65.4 66.5 67 68.5
78 80 82.4 84 PRESENTASE KEPATUHAN PENATALAKSANAAN LIMBAH BENDA TAJAM = (%)
H.
Aspek mutu dari aspek luaran (output)
Hasil kegiatan Komite PPI RS dapat mewujudkan hasil yang telah ditetapkan yaitu penatalaksanaan limbah benda tajam sesuai dengan standar dengan presentase 100%.
I.
Keterangan
Dalam periode 1 tahun yaitu bulan Januari - Desember 2016 angka presentase ketepatan penatalaksanaan limbah benda tajam adalah kurang.
J.
Masalah
Identifikasi penyebab: Limbah benda tajam sudah dimasukkan ke safety box namun safety box baru dibuang saat terisi penuh dan pengambilan safety box yang penuh untuk dikirim ke tempat penampungan sampah infeksius sementara tidak dilakukan secara langsung namun menunggu jadwal rutin petugas CS.
K.
Rencana tindak lanjut Plan
: Meningkatkan kualitas penanganan limbah benda tajam
Do
: - Koordinasi dengan Komite PPI dan petugas cleaning service
Check
: Evaluasi dilakukan pada satu bulan berikutnya sesuai jadwal
Action
: Rapat koordinasi antara Tim dan Komite PPI majanemen rumah sakit dan
Kepala Rumah Sakit.
L.
Evaluasi
Evaluasi akan dilaksanakan dengan membandingkan hasil surveilans periode berikutnya.
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI UNIT GIZI TIM PPI RUMAH SAKIT ELIZABETH PERIODE JANUARI DESEMBER 2016
PT. NUSANTARA SEBELAS MEDIKA RUMAH SAKIT ELIZABETH SITUBONDO
A.
Pendahuluan
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan. Pengendalian infeksi di rumah sakit merupakan suatu upaya penting dalam meningkatkan mutu pelayanan medis rumah sakit. Infeksi di Rumah Sakit (IRS) adalah infeksi yang belum ada ketika pasien masuk rumah sakit dan kemudian muncul ketika dalam masa perawatan inap di rumah sakit. Infeksi di rumah sakit merupakan kontributor meningkatnya morbiditas dan kematian. Pengetahuan mengenai hal pencegahan infeksi rumah sakit ini sangat penting bagi seluruh petugas kesehatan di rumah sakit dan sarana kesehatan lainnya, karena keduanya merupakan sarana umum yang rawan untuk terjadi infeksi. Kemampuan mencegah transmisi infeksi di rumah sakit dan upaya pencegahan infeksi adalah tingkatan pertama dalam pemberian pelayanan kesehatan dan juga pelayanan keperawatan yang bermutu. Hal ini hanya dapat dicapai dengan keterlibatan secara aktif semua personil rumah sakit, mulai dari petugas kebersihan sampai dengan dokter dan mulai dari karyawan sampai dengan jajaran pimpinan. Kegiatannya dilakukan secara baik dan benar di semua sarana rumah sakit. Salah satu strategi penting untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi di rumah sakit adalah menerapkan program kerja yang terkait dengan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI), serta identifikasi penyakit – penyakit yang terkait dengan PPI secara baik dan benar.
B.
Latar belakang
Pengendalian infeksi di rumah sakit merupakan suatu upaya penting dalam meningkatkan mutu pelayanan medis rumah sakit. Rendahnya angka infeksi rumah sakit merupahan salah satu indikator mutu pelayanan rumah sakit tersebut. Untuk mencapai rendahnya angka infeksi rumah sakit tersebut diperlukan monitoring dan evaluasi dari setiap kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan rumah sakit terutama kegiatan yang behubungan dengan program pengendalian dan pencegahan infeksi. Oleh karena itu telah dilakukan monitoring terhadap pelayanan
rumah sakit yang berhubungan dengan program pengendalian dan pencegahan infeksi yang nantinya akan dievaluasi demi perbaikan mutu pelayanan rumah sakit.
C.
Tujuan umum dan tujuan khusus
a.
Tujuan umum Meningkatkan keselamatan pasien, petugas dan keluarga/pengunjung melalui setiap aktivitas yang berpotensi atau berisiko penyebaran infeksi diantara pasien oleh petugas kesehatan, fasilitas dan lingkungan rumah sakit di semua area rumah sakit meliputi area pasien, staf dan pengunjung untuk mencapai kondisi lingkungan rumah sakit yang memenuhi persyaratan dalam pencegahan dan pengendalian infeksi serta membantu proses pengobatan dan penyembuhan penderita sehingga rumah sakit dapat meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelayanan.
b.
Tujuan khusus 1. Menghindari terjadinya infeksi yang didapat selama pasien dirawat di rumah sakit. 2. Menurunkan angka morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian) pasien. 3. Tercipta budaya dan perilaku yang benar bagi seluruh karyawan rumah sakit mengenai pencegahan infeksi rumah sakit. 4. Meningkatkan mutu pelayanan dan kepercayaan masyarakat terhadap rumah sakit.
D.
Sasaran
Unit Gizi
E.
Langkah – langkah kegiatan
a. Monitoring penatalaksanaan kegiatan di Unit Gizi dilakukan oleh IPCN dan IPCLN dalam kurun waktu tertentu b. Hasil monitoring kemudian diberikan kepada IPCN c. IPCN kemudian mentabulasi dan menganalisa hasil monitoring tersebut kemudian dilaporkan pada IPCO dan Tim PPI yang lain pada rapat rutin bulanan untuk kemudian dilakukan pembahasan, pemberian rekomendasi dan tindak lanjut.
F.
Kriteria mutu dari aspek masukan (input)
a. Komite PPI RS telah memiliki standar-standar untuk pengendalian sebagai acuan pada waktu melaksanakan kegiatan laporan pelaksanaan kegiatan Unit Gizi b. Sumber daya manusia telah mendukung kelancaran kegiatan unit kerja Komite PPI RS c. Sarana dan prasarana dapat menunjang unit kerja Komite PPI RS d. Adanya dana tersedia cukup untuk mendukung kegiatan operasional Komite PP I RS
G.
Kegiatan aspek proses (hasil)
HASIL MONITORING EVALUASI KEGIATAN DI UNIT GIZI JANUARI-DESEMBER 2016 BULAN
PRESENTASE KETEPATAN PELAKSANAAN KEGIATAN DI UNIT GIZI (%) 69,6 70,3 72 73,4 74,5 75,3 75,8 76,1 76,5 77 77,5 79,5
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
PRESENTASE KETEPATAN PELAKSANAAN KEGIATAN DI UNIT GIZI (%) 82 80 78 76 74 72 70 68 66 64
79.5
69.670.3
72
73.4
74.5 75.3
77 77.5 75.876.1 76.5 PRESENTASE KETEPATAN PELAKSANAAN KEGIATAN DI UNIT GIZI (%)
H.
Aspek mutu dari aspek luaran (output)
Hasil kegiatan Komite PPI RS dapat mewujudkan hasil yang telah ditetapkan yaitu pelaksanaan kegiatan di Unit Gizi sesuai dengan standar dengan presentase 100%.
I.
Keterangan
Dalam periode 1 tahun yaitu bulan Januari - Desember 2016 angka presentase ketepatan pelaksanaan kegiatan di Unit Gizi adalah kurang. J.
Masalah
Identifikasi penyebab : Pelaksanaan kegiatan di Unit Gizi masih kurang dari target yaitu diatas 85%. Adapun beberapa masalah yang menghambat kinerja di Unit Gizi adalah: 1. Masalah kebersihan dapur dimana masih terdapat lawa-lawa dan hewan-hewan yang seharusnya tidak ada seperti lalat dan semut. Masalah ini terjadi karena belum ada koordinasi yang baik tentang jadwal pembersihan Unit Gizi secara rutin antara petugas Unit Gizi dengan petugas kebersihan rumah sakit, serta belum tersedianya rumbai-rumbai anti lalat yang menghalau masuknya debu dan lalat ke dalam dapur. 2. Suhu ruangan masih diatas batas normal yang ditetapkannya karena kurangnya jumlah blower dan pendingin ruangan baik kipas angin atau AC di dalam dapur 3. Penyekatan antar ruangan masih belum sempurna sehingga terkadang aktivitas di dapur masih tercampur. K.
Rencana tindak lanjut Plan
: Meningkatkan kualitas pelaksanaan kegiatan di Unit Gizi
Do
: - Koordinasi dengan Komite PPI, Koordinator Unit Dapur dan petugas
cleaning service
- Koordinasi dengan Koordinator Unit Dapur untuk pengadaan peralatan yang belum ada Check
: Evaluasi dilakukan pada satu bulan berikutnya sesuai jadwal
Action
: Rapat koordinasi antara Tim dan Komite PPI majanemen rumah sakit dan
Kepala Rumah Sakit.
L.
Evaluasi
Evaluasi akan dilaksanakan dengan membandingkan hasil surveilans periode berikutnya.
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI KEPATUHAN APD (ALAT PELINDUNG DIRI) TIM PPI RUMAH SAKIT ELIZABETH PERIODE JANUARI – MARET 2017
PT. NUSANTARA SEBELAS MEDIKA RUMAH SAKIT ELIZABETH SITUBONDO
A. Pendahuluan
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan. Pengendalian infeksi di rumah sakit merupakan suatu upaya penting dalam meningkatkan mutu pelayanan medis rumah sakit. Infeksi di Rumah Sakit (IRS) adalah infeksi yang belum ada ketika pasien masuk rumah sakit dan kemudian muncul ketika dalam masa perawatan inap di rumah sakit. Infeksi di rumah sakit merupakan kontributor meningkatnya morbiditas dan kematian. Pengetahuan mengenai hal pencegahan infeksi rumah sakit ini sangat penting bagi seluruh petugas kesehatan di rumah sakit dan sarana kesehatan lainnya, karena keduanya merupakan sarana umum yang rawan untuk terjadi infeksi. Kemampuan mencegah transmisi infeksi di rumah sakit dan upaya pencegahan infeksi adalah tingkatan pertama dalam pemberian pelayanan kesehatan dan juga pelayanan keperawatan yang bermutu. Hal ini hanya dapat dicapai dengan keterlibatan secara aktif semua personil rumah sakit, mulai dari petugas kebersihan sampai dengan dokter dan mulai dari karyawan sampai dengan jajaran pimpinan. Kegiatannya dilakukan secara baik dan benar di semua sarana rumah sakit. Salah satu strategi penting untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi di rumah sakit adalah menerapkan program kerja yang terkait dengan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI), serta identifikasi penyakit – penyakit yang terkait dengan PPI secara baik dan benar.
B. Latar belakang
Pengendalian infeksi di rumah sakit merupakan suatu upaya penting dalam meningkatkan mutu pelayanan medis rumah sakit. Rendahnya angka infeksi rumah sakit merupahan salah satu indikator mutu pelayanan rumah sakit tersebut. Untuk mencapai rendahnya angka infeksi rumah sakit tersebut diperlukan monitoring dan evaluasi dari setiap kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan rumah sakit terutama kegiatan yang behubungan dengan program pengendalian dan pencegahan infeksi. Oleh karena itu telah dilakukan monitoring terhadap pelayanan
rumah sakit yang berhubungan dengan program pengendalian dan pencegahan infeksi yang nantinya akan dievaluasi demi perbaikan mutu pelayanan rumah sakit.
C. Tujuan umum dan tujuan khusus
a.
Tujuan umum Meningkatkan keselamatan pasien, petugas dan keluarga/pengunjung melalui setiap aktivitas yang berpotensi atau berisiko penyebaran infeksi diantara pasien oleh petugas kesehatan, fasilitas dan lingkungan rumah sakit di semua area rumah sakit meliputi area pasien, staf dan pengunjung untuk mencapai kondisi lingkungan rumah sakit yang memenuhi persyaratan dalam pencegahan dan pengendalian infeksi serta membantu proses pengobatan dan penyembuhan penderita sehingga rumah sakit dapat meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelayanan.
b.
Tujuan khusus 1. Menghindari terjadinya infeksi yang didapat selama pasien dirawat di rumah sakit. 2. Menurunkan angka morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian) pasien. 3. Tercipta budaya dan perilaku yang benar bagi seluruh karyawan rumah sakit mengenai pencegahan infeksi rumah sakit. 4. Meningkatkan mutu pelayanan dan kepercayaan masyarakat terhadap rumah sakit.
D.
Sasaran
a. Unit Rawat Inap (Kamar Jaga 1 dan Kamar Jaga 2) b. Unit Kandungan dan Kebidanan c. ICU d. IGD e. Unit Kamar Operasi dan Sterilisasi f. Poli (Umum, Spesialis dan Gigi)
E.
Langkah – langkah kegiatan
a. Monitoring kepatuhan APD dilakukan oleh IPCN dan IPCLN dalam kurun waktu tertentu b. Hasil monitoring kemudian diberikan kepada IPCN c. IPCN kemudian mentabulasi dan menganalisa hasil monitoring tersebut kemudian dilaporkan pada IPCO dan Tim PPI yang lain pada rapat rutin bulanan untuk kemudian dilakukan pembahasan, pemberian rekomendasi dan tindak lanjut.
F.
Kriteria mutu dari aspek masukan (input)
a. Komite PPI RS telah memiliki standar-standar untuk pengendalian sebagai acuan kepatuhan penggunaan APD b. Sumber daya manusia telah mendukung kelancaran kegiatan unit kerja Komite PPI RS c. Sarana dan prasarana dapat menunjang unit kerja Komite PPI RS d. Adanya dana tersedia cukup untuk mendukung kegiatan operasional Komite PPI RS
G.
Kegiatan aspek proses (hasil)
HASIL MONITORING EVALUASI KEPATUHAN APD PERIODE JANUARI-MARET 2017 a.
JANUARI PROFESI
KJ 1
KJ2
KANDUNGAN ICU OK &
&
IGD
POLI
STERILISASI
KEBIDANAN DOKTER
70
63
66
66
70
65
66
PERAWAT/BIDAN 85
60
65
66
68
65
65
TENAGA
67
66
67
66
63
64
63
64
66
67
66
67
KESEHATAN LAIN NON KLINIS
65
Kepatuhan APD Januari 72 70 68 66 64 62 60 58 56 54
67
66 65
67 66
66 65 64
63
62
70 68 67 66
67 66 65 64
66 65 63
DOKTER PERAWAT/BIDAN
60
TENAGA KESEHATAN LAIN NON KLINIS
b.
FEBRUARI PROFESI
KJ 1
KJ2
KANDUNGAN ICU OK &
&
IGD
POLI
STERILISASI
KEBIDANAN DOKTER
67
65
68
68
70
66
67
PERAWAT/BIDAN 67
65
68
69
70
65
68
TENAGA
68
67
66
68
68
63
65
65
63
68
66
68
67
67
KESEHATAN LAIN NON KLINIS
Kepatuhan APD Februari 72 70 68 66 64 62 60 58
68 67
67
65
65 63
68
69 68
66
66
70 68
67 66 65 63
68 67 65
DOKTER PERAWAT/BIDAN TENAGA KESEHATAN LAIN NON KLINIS
c.
MARET PROFESI
KJ 1
KJ2
KANDUNGAN ICU OK &
&
IGD
POLI
STERILISASI
KEBIDANAN DOKTER
70
70
70
72
77
71
70
PERAWAT/BIDAN 70
68
70
71
72
70
70
TENAGA
68
68
67
69
69
68
68
66
65
68
68
69
68
68
KESEHATAN LAIN NON KLINIS
Kepatuhan APD Maret 78 76 74 72 70 68 66 64 62 60 58
77
70 68 66
70 68
70 68 67
72 71 69 68
72 69
71 70 68
DOKTER 70 68
PERAWAT/BIDAN
65
TENAGA KESEHATAN LAIN NON KLINIS
d. APRIL PROFESI
KJ 1
KJ2
KANDUNGAN ICU OK &
&
IGD
POLI
STERILISASI
KEBIDANAN DOKTER
70
70
70
72
77
71
70
PERAWAT/BIDAN 70
68
70
71
72
70
70
TENAGA
68
68
67
69
69
68
68
66
65
68
68
69
68
68
KESEHATAN LAIN NON KLINIS
Kepatuhan APD April 78 76 74 72 70 68 66 64 62 60 58
77
70 68 66
70 68
70 68 67
72 71 69 68
72 69
DOKTER
71 70 68
70 68
PERAWAT/BIDAN
65
TENAGA KESEHATAN LAIN NON KLINIS
e. MEI PROFESI
KJ 1
KJ2
KANDUNGAN ICU OK &
&
IGD
POLI
STERILISASI
KEBIDANAN DOKTER
72
73
73
75
80
75
73
PERAWAT/BIDAN 73
72
74
74
74
73
72
TENAGA
71
71
70
72
72
71
71
69
68
71
72
73
72
73
KESEHATAN LAIN NON KLINIS
Kepatuhan APD Mei 82 80 78 76 74 72 70 68 66 64 62
80
73 72 71 69
73 72 71
74 73 71 70
75 74 72
74 73 72
75 73 72 71
DOKTER 73 72 71
PERAWAT/BIDAN
68 TENAGA KESEHATAN LAIN NON KLINIS
f. JUNI PROFESI
KJ 1
KJ2
KANDUNGAN ICU OK &
&
IGD
POLI
STERILISASI
KEBIDANAN DOKTER
73
74
74
76
81
76
74
PERAWAT/BIDAN 74
73
75
76
75
74
73
TENAGA
72
72
71
73
72
72
72
70
71
72
73
74
73
74
KESEHATAN LAIN NON KLINIS
Kepatuhan APD Juni 82 80 78 76 74 72 70 68 66 64
81
74 73 72 70
74 73 72 71
75 74 72 71
76 73
75 74 72
DOKTER
76 74 73 72
74 73 72
PERAWAT/BIDAN TENAGA KESEHATAN LAIN NON KLINIS
g. JULI PROFESI
KJ 1
KJ2
KANDUNGAN ICU OK &
&
IGD
POLI
STERILISASI
KEBIDANAN DOKTER
74
75
75
78
82
77
75
PERAWAT/BIDAN 75
74
76
77
76
75
74
TENAGA
73
73
72
74
73
73
73
71
72
73
74
75
74
75
KESEHATAN LAIN NON KLINIS
Kepatuhan APD Juli 84 82 80 78 76 74 72 70 68 66
82
76 75 74 72
77 76 74 73
76 75 74 73
79 78 75
77 75 73
DOKTER
78 76 75 74
76 75 74
PERAWAT/BIDAN TENAGA KESEHATAN LAIN NON KLINIS
h. AGUSTUS PROFESI
KJ 1
KJ2
KANDUNGAN ICU OK &
&
IGD
POLI
STERILISASI
KEBIDANAN DOKTER
75
76
76
79
82
78
76
PERAWAT/BIDAN 76
75
77
78
77
76
75
TENAGA
74
74
73
75
73
74
74
72
73
74
75
75
75
76
KESEHATAN LAIN NON KLINIS
Kepatuhan APD Agustus 84 82 80 78 76 74 72 70 68 66
82
76 75 74 72
76 75 74 73
77 76 74 73
79 78 75
77 75 73
78 76 75 74
DOKTER 76 75 74
PERAWAT/BIDAN TENAGA KESEHATAN LAIN NON KLINIS
i. SEPTEMBER PROFESI
KJ 1
KJ2
KANDUNGAN ICU OK &
&
IGD
POLI
STERILISASI
KEBIDANAN DOKTER
76
76
77
80
84
79
77
PERAWAT/BIDAN 78
76
78
79
79
78
78
TENAGA
75
76
74
77
74
76
75
74
75
76
78
77
77
77
KESEHATAN LAIN NON KLINIS
Kepatuhan APD September 86 84 82 80 78 76 74 72 70 68
84
78 76 75 74
76 75
78 77 76 74
80 79 78 77
DOKTER 79 77
79 78 77 76
78 77 75
74
PERAWAT/BIDAN TENAGA KESEHATAN LAIN NON KLINIS
j. OKTOBER PROFESI
KJ 1
KJ2
KANDUNGAN ICU OK &
&
IGD
STERILISASI
POLI GIGI
KEBIDANAN DOKTER
77
78
79
82
85
81
78
PERAWAT/BIDAN 79
78
79
80
80
79
79
TENAGA
76
77
76
78
76
77
77
76
79
77
79
78
79
79
KESEHATAN LAIN NON KLINIS
Kepatuhan APD Oktober 86 84 82 80 78 76 74 72 70
85
79 77 76
79 78 77
79 77 76
82 80 79 78
80 78 76
DOKTER
81 79 77
79 78 77
PERAWAT/BIDAN TENAGA KESEHATAN LAIN NON KLINIS
k. NOVEMBER PROFESI
KJ 1
KJ2
KANDUNGAN ICU OK &
&
IGD
POLI
STERILISASI
KEBIDANAN DOKTER
79
81
80
84
86
83
79
PERAWAT/BIDAN 80
82
81
82
82
81
81
TENAGA
79
80
80
79
79
79
79
79
82
79
81
80
81
82
KESEHATAN LAIN NON KLINIS
Kepatuhan APD November 88 86
86
84
84
82 80 78 76 74
80 79
82 81 80
81 80 79
82 81 79
82 80 79
83
DOKTER
81
82 81
79
79
PERAWAT/BIDAN TENAGA KESEHATAN LAIN NON KLINIS
l. DESEMBER PROFESI
KJ 1
KJ2
KANDUNGAN ICU OK &
&
IGD
POLI
STERILISASI
KEBIDANAN DOKTER
82
83
83
85
88
86
80
PERAWAT/BIDAN 84
84
84
84
84
82
83
TENAGA
82
82
82
81
81
83
80
81
85
83
84
82
84
85
KESEHATAN LAIN NON KLINIS
Kepatuhan APD Desember 90 88
88
86 84
84
82
82 81
80
85 84 83 82
84 83 82
86
85 84
84
81
82 81
84 83 82
85 83
DOKTER PERAWAT/BIDAN
80
78
TENAGA KESEHATAN LAIN
76
NON KLINIS
Berikut ini data jumlah data kepatuhan APD selama bujan Januari - Desember 2016. NO
Kategori Petugas
Tingkat Kepatuhan
1.
Dokter
75,1 %
2.
Perawat / Bidan
77,6 %
3.
Tenaga Kesehatan Lain
76,2 %
4.
Non Klinis
68,1 %
Tingkat Kepatuhan APD tahun 2016 78.00% 76.00% 74.00% 72.00%
Dokter
70.00%
Perawat / Bidan
68.00%
Tenaga Kesehatan Lain
66.00%
Non Klinis
64.00% 62.00% Dokter
H.
Perawat / Bidan
Tenaga Kesehatan Lain
Non Klinis
Aspek mutu dari aspek luaran (output)
Hasil kegiatan Komite PPI RS dapat mewujudkan hasil yang telah ditetapkan yaitu Kepatuhan APD sesuai dengan standar dengan presentase 100%.
I.
Keterangan
Dalam periode 1 tahun yaitu bulan Januari – Desember 2016 angka presentase Kepatuhan APD tenaga non klinis kurang.
J.
Masalah
Identifikasi penyebab: a. Kurangnya fasilitas cuci tangan untuk petugas poli baik itu umum ataupun spesialis di area ruang tunggu (luar) b. Kurangnya kesadaran untuk patuh pada penggunaan APD
K.
Rencana tindak lanjut Plan
: Meningkatkan kesadaran untuk patuh dan menggunakan APD
Do
: - Koordinasi dengan IGD, Unit Rawat Inap, Unit Kebidanan dan
Kandungan, dan Unit Kamar Operasi dan sterilisasi
- Sosialiasi SPO sterilisasi ke unit-unit terkait Check
: Evaluasi dilakukan pada satu bulan berikutnya sesuai jadwal
Action L.
: Rapat koordinasi antara Tim dan Komite PPI, dan unit-unit terkait.
Evaluasi
Evaluasi akan dilaksanakan dengan membandingkan hasil surveilans periode berikutnya.
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI KEPATUHAN HAND HYGINE (HH) TIM PPI RUMAH ELIZABETH PERIODE JANUARI - DESEMBER 2016
PT. NUSANTARA SEBELAS MEDIKA RUMAH SAKIT ELIZABETH SITUBONDO
A. Pendahuluan
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan. Pengendalian infeksi di rumah sakit merupakan suatu upaya penting dalam meningkatkan mutu pelayanan medis rumah sakit. Infeksi di Rumah Sakit (IRS) adalah infeksi yang belum ada ketika pasien masuk rumah sakit dan kemudian muncul ketika dalam masa perawatan inap di rumah sakit. Infeksi di rumah sakit merupakan kontributor meningkatnya morbiditas dan kematian. Pengetahuan mengenai hal pencegahan infeksi rumah sakit ini sangat penting bagi seluruh petugas kesehatan di rumah sakit dan sarana kesehatan lainnya, karena keduanya merupakan sarana umum yang rawan untuk terjadi infeksi. Kemampuan mencegah transmisi infeksi di rumah sakit dan upaya pencegahan infeksi adalah tingkatan pertama dalam pemberian pelayanan kesehatan dan juga pelayanan keperawatan yang bermutu. Hal ini hanya dapat dicapai dengan keterlibatan secara aktif semua personil rumah sakit, mulai dari petugas kebersihan sampai dengan dokter dan mulai dari karyawan sampai dengan jajaran pimpinan. Kegiatannya dilakukan secara baik dan benar di semua sarana rumah sakit. Salah satu strategi penting untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi di rumah sakit adalah menerapkan program kerja yang terkait dengan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI), serta identifikasi penyakit – penyakit yang terkait dengan PPI secara baik dan benar.
B. Latar belakang
Hand hygiene adalah suatu upaya atau tindakan membersihkan tangan, baik dengan sabun antiseptic dibawah air mengalir atau dengan menggunakan handrub berbasis alcohol dengan langkah-langkah sistematik sesuai urutan, sehingga dapat mengurangi jumlah bakteri yang berada di tangan. Bakteri pada tangan dapat dikategorikan menjadi 2 jenis, dikenal sebagai resident flora dan transient flora. Resident flora terdiri dari miikroorganisme yang tersembunyi dibawah sel superficial stratum korneum dan dapat pula ditemukan pada permukaan tangan. Bakteri yang
paling banyak ditemukan adalah staphylococcus epidermis. Transient flora yang berkoloni di pada lapisan superficial kulit lebih mudah disingkirkan dengan cuci tangan yang rutin. Mikroorganisme transient tidak berkembang biak di dalam kulit, namun umumnya berkembang biak di permukaan kulit. Mikroorganisme ini juga sering berpindah seiring dengan adanya kontak antara petugas kesehatan dengan alat, pasien, bahkan dengan petugas kesehatan lain. Maka dari itu hand hygiene adalah metode yang penting untuk mencegah penyebaran mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi. Setelah menerapkan sistem hand hygiene, maka perlu adanya audit dari penerapan hand hygiene tersebut. Hal ini sangat penting dilakukan untuk mengetahui seberapa patuhnya petugas kesehatan dalam melakukan hand hygiene.
C. Tujuan umum dan tujuan khusus
a.
Tujuan umum Meningkatkan keselamatan pasien, petugas dan keluarga/pengunjung melalui setiap aktivitas yang berpotensi atau berisiko penyebaran infeksi diantara pasien oleh petugas kesehatan, fasilitas dan lingkungan rumah sakit di semua area rumah sakit meliputi area pasien, staf dan pengunjung untuk mencapai kondisi lingkungan rumah sakit yang memenuhi persyaratan dalam pencegahan dan pengendalian infeksi serta membantu proses pengobatan dan penyembuhan penderita sehingga rumah sakit dapat meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelayanan.
b.
Tujuan khusus 1.
Menghindari terjadinya infeksi yang didapat selama pasien dirawat di rumah sakit.
2.
Menurunkan angka morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian) pasien.
3.
Tercipta budaya dan perilaku yang benar bagi seluruh karyawan rumah sakit mengenai pencegahan infeksi rumah sakit.
4.
Meningkatkan mutu pelayanan dan kepercayaan masyarakat terhadap rumah sakit.
D.
Sasaran
a. Unit Rawat Inap (Kamar Jaga 1 dan Kamar Jaga 2) b. Unit Kandungan dan Kebidanan c. ICU d. IGD e. Unit Kamar Operasi dan Sterilisasi f. Poli (Poli Umum, Spesialis dan Gigi)
E.
Langkah – langkah kegiatan
a. Monitoring kepatuhan HH dilakukan oleh IPCN dan IPCLN dalam kurun waktu tertentu b. Hasil monitoring kemudian diberikan kepada IPCN c. IPCN kemudian mentabulasi dan menganalisa hasil monitoring tersebut kemudian dilaporkan pada IPCO dan Tim PPI yang lain pada rapat rutin bulanan untuk kemudian dilakukan pembahasan, pemberian rekomendasi dan tindak lanjut.
F.
Kriteria mutu dari aspek masukan (input)
a. Komite PPI RS telah memiliki standar-standar untuk kepatuhan HH b. Sumber daya manusia telah mendukung kelancaran kegiatan unit kerja Komite PPI RS c. Sarana dan prasarana dapat menunjang unit kerja Komite PPI RS d. Adanya dana tersedia cukup untuk mendukung kegiatan operasional Komite PPI RS
G.
Kegiatan aspek proses (hasil)
Berikut ini adalah data jumlah angka kepatuhan kewaspadaan standar di Rumah Sakit Elizabeth tahun 2016 Analisa Data Kepatuhan :
Ya x 100%
Ya+Tidak Skor: Patuh > 85% Tidak Patuh < 85%
HASIL MONITORING EVALUASI KEPATUHAN HH PERIODE JANUARI-DESEMBER 2016 a.
JANUARI PROFESI
KJ 1
KJ2
KANDUNGAN ICU OK &
&
IGD
POLI
STERILISASI
KEBIDANAN DOKTER
55
53
60
66
70
50
66
PERAWAT/BIDAN 62
60
65
66
68
65
63
TENAGA
66
67
66
66
65
63
64
55
53
54
56
67
56
57
KESEHATAN LAIN NON KLINIS
KEPATUHAN HH BULAN JANUARI 2016 80 70 60 i 50 L I 40 N 30 20 10 0
DOKTER PERAWAT/BIDAN TENAGA KESEHATAN LAIN NON KLINIS
b.
FEBRUARI PROFESI
KJ 1
KJ2
KANDUNGAN ICU OK &
&
IGD
POLI
STERILISASI
KEBIDANAN DOKTER
67
65
66
68
70
66
63
PERAWAT/BIDAN 72
73
75
75
75
73
70
TENAGA
73
73
74
77
77
73
75
65
63
68
66
68
67
67
KESEHATAN LAIN NON KLINIS
Kepatuhan HH Februari 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
DOKTER PERAWAT/BIDAN TENAGA KESEHATAN LAIN NON KLINIS
c.
MARET PROFESI
KJ 1
KJ2
KANDUNGAN ICU OK &
&
IGD
POLI
STERILISASI
KEBIDANAN DOKTER
75
75
77
74
77
74
74
PERAWAT/BIDAN 73
74
73
74
72
71
71
TENAGA
74
75
77
75
75
73
73
70
69
68
70
73
71
70
KESEHATAN LAIN NON KLINIS
Kepatuhan HH Maret 78 76 74 72 70 68 66 64 62
DOKTER PERAWAT/BIDAN TENAGA KESEHATAN LAIN NON KLINIS
d. APRIL PROFESI
KJ 1
KJ2
KANDUNGAN ICU OK &
&
IGD
POLI
STERILISASI
KEBIDANAN DOKTER
76
77
77
77
77
75
75
PERAWAT/BIDAN 77
78
77
77
78
78
78
TENAGA
78
78
79
79
80
78
78
66
65
64
68
69
62
64
KESEHATAN LAIN NON KLINIS
KEPATUHAN HH BULAN APRIL 2016 90 80 70 60 I A50 L I N40 30 20 10 0
DOKTER PERAWAT/BIDAN TENAGA KESEHATAN LAIN NON KLINIS
e. Mei PROFESI
KJ 1
KJ2
KANDUNGAN ICU OK &
&
IGD
POLI
STERILISASI
KEBIDANAN DOKTER
78
77
78
79
80
76
75
PERAWAT/BIDAN 80
82
81
83
84
82
82
TENAGA
78
78
80
83
84
78
79
66
65
64
70
71
64
64
KESEHATAN LAIN NON KLINIS
Kepatuhan HH Mei 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
DOKTER PERAWAT/BIDAN TENAGA KESEHATAN LAIN NON KLINIS
f. Juni PROFESI
KJ 1
KJ2
KANDUNGAN ICU OK &
&
IGD
POLI
STERILISASI
KEBIDANAN DOKTER
83
82
88
89
84
86
85
PERAWAT/BIDAN 87
86
90
89
89
88
87
TENAGA
79
78
80
83
84
79
79
67
68
67
72
75
74
68
KESEHATAN LAIN NON KLINIS
Kepatuhan HH Juni 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
DOKTER PERAWAT/BIDAN TENAGA KESEHATAN LAIN NON KLINIS
g. Juli PROFESI
KJ 1
KJ2
KANDUNGAN ICU OK &
&
IGD
POLI
STERILISASI
KEBIDANAN DOKTER
68
67
68
69
68
69
68
PERAWAT/BIDAN 70
76
70
74
75
68
67
TENAGA
72
73
70
73
74
73
72
63
62
67
62
65
64
68
KESEHATAN LAIN NON KLINIS
Kepatuhan HH Juli 80 70 60 50 40 30 20 10 0
DOKTER PERAWAT/BIDAN TENAGA KESEHATAN LAIN NON KLINIS
h. Agustus PROFESI
KJ 1
KJ2
KANDUNGAN ICU OK &
&
IGD
POLI
STERILISASI
KEBIDANAN DOKTER
70
70
70
71
73
72
69
PERAWAT/BIDAN 73
72
73
74
75
74
70
TENAGA
72
73
72
73
73
73
72
68
69
67
62
65
64
68
KESEHATAN LAIN NON KLINIS
Kepatuhan HH Agustus 80 70 60 50 40 30 20 10 0
DOKTER PERAWAT/BIDAN TENAGA KESEHATAN LAIN NON KLINIS
i. September PROFESI
KJ 1
KJ2
KANDUNGAN ICU OK &
&
IGD
POLI
STERILISASI
KEBIDANAN DOKTER
74
76
76
75
75
76
75
PERAWAT/BIDAN 81
80
78
80
84
80
79
TENAGA
75
76
76
77
77
76
75
64
66
67
67
65
64
63
KESEHATAN LAIN NON KLINIS
Kepatuhan HH September 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
DOKTER PERAWAT/BIDAN TENAGA KESEHATAN LAIN NON KLINIS
j. Oktober PROFESI
KJ 1
KJ2
KANDUNGAN ICU OK &
&
IGD
POLI
STERILISASI
KEBIDANAN DOKTER
78
79
80
79
78
78
75
PERAWAT/BIDAN 81
80
78
80
84
81
79
TENAGA
77
77
78
78
77
78
76
68
68
69
69
68
67
67
KESEHATAN LAIN NON KLINIS
Kepatuhan HH Oktober 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
DOKTER PERAWAT/BIDAN TENAGA KESEHATAN LAIN NON KLINIS
k. November PROFESI
KJ 1
KJ2
KANDUNGAN ICU OK &
&
IGD
POLI
STERILISASI
KEBIDANAN DOKTER
80
79
81
80
82
80
81
PERAWAT/BIDAN 81
80
80
81
84
81
79
TENAGA
79
79
78
80
80
81
78
70
72
70
72
75
70
73
KESEHATAN LAIN NON KLINIS
Kepatuhan HH November 90 85 DOKTER
80 75
PERAWAT/BIDAN
70 65
TENAGA KESEHATAN LAIN
60
NON KLINIS
l. Desember PROFESI
KJ 1
KJ2
KANDUNGAN ICU OK &
&
IGD
POLI
STERILISASI
KEBIDANAN DOKTER
82
80
82
84
84
83
82
PERAWAT/BIDAN 83
82
84
85
85
83
80
TENAGA
80
80
82
82
82
81
80
76
76
78
78
77
78
78
KESEHATAN LAIN NON KLINIS
Kepatuhan HH Desember 86 84 82 80 78 76 74 72 70
DOKTER PERAWAT/BIDAN TENAGA KESEHATAN LAIN NON KLINIS
Berikut ini data jumlah data kepatuhan HH selama bujan Januari - Desember 201 6. NO
Kategori Petugas
Tingkat Kepatuhan
1.
Dokter
75,2 %
2.
Perawat / Bidan
74,3 %
3.
Tenaga Kesehatan Lain
72,5 %
4.
Non Klinis
72,9 %
Tingkat Kepatuhan HH tahun 2016 Dokter
Perawat / Bidan
Tenaga Kesehatan Lain
Non Klinis
75.20% 74.30% 72.50%
Dokter
H.
Perawat / Bidan
Tenaga Kesehatan Lain
72.90%
Non Klinis
Aspek mutu dari aspek luaran (output)
Hasil kegiatan Komite PPI RS dapat mewujudkan hasil yang telah ditetapkan yaitu sesuai dengan standar >85 % adalah patuh
I.
Keterangan
Dalam periode 1 tahun yaitu bulan Januari – Desember 2016 angka presentase ketepatan Kepatuhan HH adalah kurang atau belum patuh.
J.
Masalah
a. Kurang patuhnya petugas kesehatan di karenakan fasilitas HH yang belum lengkap.
b. Kurang pahamnya petugas kesehatan dengan 5 moment cuci tangan dan 6 langkah cuci tangan. c. Kurang pahamnya petugas ok dengan perbedaan mencuci tangan non beda dan cuci tangan standart.
K.
Rencana tindak lanjut Plan
: Meningkatkan kepatuhan cuci tangan di ruangan
Do
: - Koordinasi dengan IGD, Unit Rawat Inap, Unit Kebidanan dan
Kandungan, dan Unit Kamar Operasi dan sterilisasi
- Sosialiasi SPO sterilisasi ke unit-unit terkait
L.
Check
: Evaluasi dilakukan pada satu bulan berikutnya sesuai jadwal
Action
: Rapat koordinasi antara Tim dan Komite PPI, dan unit-unit terkait.
Evaluasi
Evaluasi akan dilaksanakan dengan membandingkan hasil surveilans periode berikutnya.
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI PENGAWASAN OBAT KADALUARSA TIM PPI RUMAH SAKIT ELIZABETH PERIODE JANUARI-DESEMBER 2016
PT. NUSANTARA SEBELAS MEDIKA RUMAH SAKIT ELIZABETH SITUBONDO
A. Pendahuluan
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan. Pengendalian infeksi di rumah sakit merupakan suatu upaya penting dalam meningkatkan mutu pelayanan medis rumah sakit. Infeksi di Rumah Sakit (IRS) adalah infeksi yang belum ada ketika pasien masuk rumah sakit dan kemudian muncul ketika dalam masa perawatan inap di rumah sakit. Infeksi di rumah sakit merupakan kontributor meningkatnya morbiditas dan kematian. Pengetahuan mengenai hal pencegahan infeksi rumah sakit ini sangat penting bagi seluruh petugas kesehatan di rumah sakit dan sarana kesehatan lainnya, karena keduanya merupakan sarana umum yang rawan untuk terjadi infeksi. Kemampuan mencegah transmisi infeksi di rumah sakit dan upaya pencegahan infeksi adalah tingkatan pertama dalam pemberian pelayanan kesehatan dan juga pelayanan keperawatan yang bermutu. Hal ini hanya dapat dicapai d engan keterlibatan secara aktif semua personil rumah sakit, mulai dari petugas kebersihan sampai dengan dokter dan mulai dari karyawan sampai dengan jajaran pimpinan. Kegiatannya dilakukan secara baik dan benar di semua sarana rumah sakit. Salah satu strategi penting untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi di rumah sakit adalah menerapkan program kerja yang terkait dengan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI), serta identifikasi penyakit – penyakit yang terkait dengan PPI secara baik dan benar.
B. Latar belakang
Pengendalian infeksi di rumah sakit merupakan suatu upaya penting dalam meningkatkan mutu pelayanan medis rumah sakit. Rendahnya angka infeksi rumah sakit merupahan salah satu indikator mutu pelayanan rumah sakit tersebut. Untuk mencapai rendahnya angka infeksi rumah sakit tersebut diperlukan monitoring dan evaluasi dari setiap kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan rumah sakit terutama kegiatan yang behubungan dengan program pengendalian dan pencegahan infeksi. Oleh karena itu telah dilakukan monitoring terhadap pelayanan
rumah sakit yang berhubungan dengan program pengendalian dan pencegahan infeksi yang nantinya akan dievaluasi demi perbaikan mutu pelayanan rumah sakit.
C.
Tujuan umum dan tujuan khusus
a.
Tujuan umum Meningkatkan keselamatan pasien, petugas dan keluarga/pengunjung melalui setiap aktivitas yang berpotensi atau berisiko penyebaran infeksi diantara pasien oleh petugas kesehatan, fasilitas dan lingkungan rumah sakit di semua area rumah sakit meliputi area pasien, staf dan pengunjung untuk mencapai kondisi lingkungan rumah sakit yang memenuhi persyaratan dalam pencegahan dan pengendalian infeksi serta membantu proses pengobatan dan penyembuhan penderita sehingga rumah sakit dapat meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelayanan.
b.
Tujuan khusus 1.
Menghindari terjadinya infeksi yang didapat selama pasien dirawat di rumah sakit.
2.
Menurunkan angka morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian) pasien.
3.
Tercipta budaya dan perilaku yang benar bagi seluruh karyawan rumah sakit mengenai pencegahan infeksi rumah sakit.
4.
Meningkatkan mutu pelayanan dan kepercayaan masyarakat terhadap rumah sakit.
D.
Sasaran
a. Seluruh ruang perawatan baik rawat jalan maupun rawat inap di Rumah Sakit Elizabeth. b. Unit Farmasi
E.
Langkah – langkah kegiatan
a. Monitoring obat kadaluarsa dilakukan oleh IPCN dan IPCLN dalam kurun waktu tertentu b. Hasil monitoring kemudian diberikan kepada IPCN
c. IPCN kemudian mentabulasi dan menganalisa hasil monitoring tersebut kemudian dilaporkan pada IPCO dan Tim PPI yang lain pada rapat rutin bulanan untuk kemudian dilakukan pembahasan, pemberian rekomendasi dan tindak lanjut.
F.
Kriteria mutu dari aspek masukan (input)
a. Komite PPI RS telah memiliki standar-standar untuk pengendalian sebagai acuan pengawasan obat kadaluarsa b. Sumber daya manusia telah mendukung kelancaran kegiatan unit kerja Komite PPI RS c. Sarana dan prasarana dapat menunjang unit kerja Komite PPI RS d. Adanya dana tersedia cukup untuk mendukung kegiatan operasional Komite PPI RS
G.
Kegiatan aspek proses (hasil)
HASIL MONITORING EVALUASI PENGAWASAN OBAT KADALUARSA PERIODE JANUARI DESEMBER 2016 BULAN JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
PRESENTASE KETEPATAN PENGAWASAN OBAT KADALUARSA (%) 45 48 52 65 68 69 73 77 79 80 83 88
PRESENTASE PENGAWASAN OBAT KADALUARSA (%) 100 80 60 40 20 0
H.
45 48 52 I R A U N A J
I R A U R B E F
88 77 79 80 83 73 69 68 65
I I I S R R R R T L E N L U E E E E E I R U R P M U B B B B J J T S M O M M A A U E T E E M G T K V S A P O O E E N D S
PRESENTASE KETEPATAN PENGAWASAN OBAT KADALUARSA (%)
Aspek mutu dari aspek luaran (output)
Hasil kegiatan Komite PPI RS dapat mewujudkan hasil yang telah ditetapkan yaitu sesuai dengan standar dengan presentase 100%.
I.
Keterangan
Dalam periode 1 tahun yaitu bulan Januari-Desember 2016 angka presentase pengawasan obat kadaluarsa adalah kurang Identifikasi penyebab: Kekurangan yang didapatkan dari pengawasan obat kadaluarsa adalah catatan tentang penggunaan antibiotik serta pemetaan kuman yang ada d i lingkungan RS Elizabeth.
J.
Rencana tindak lanjut Plan
: Melengkapi catatan penggunaan antibiotik
Do
: - Koordinasi dengan Komite PPI
Check
: Evaluasi dilakukan setelah 1 bulan
Action
: Rapat koordinasi antara Tim dan Komite PPI majanemen rumah
sakit dan Kepala Rumah Sakit.
K.
Evaluasi
Evaluasi akan dilaksanakan dengan membandingkan hasil surveilans periode berikutnya.
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI ALAT SINGLE USE DAN RE USE RUMAH SAKIT ELIZABETH PERIODE JANUARI DESEMBER 2016
PT. NUSANTARA SEBELAS MEDIKA RUMAH SAKIT ELIZABETH SITUBONDO
A. Pendahuluan
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan. Pengendalian infeksi di rumah sakit merupakan suatu upaya penting dalam meningkatkan mutu pelayanan medis rumah sakit. Infeksi di Rumah Sakit (IRS) adalah infeksi yang belum ada ketika pasien masuk rumah sakit dan kemudian muncul ketika dalam masa perawatan inap di rumah sakit. Infeksi di rumah sakit merupakan kontributor meningkatnya morbiditas dan kematian. Pengetahuan mengenai hal pencegahan infeksi rumah sakit ini sangat penting bagi seluruh petugas kesehatan di rumah sakit dan sarana kesehatan lainnya, karena keduanya merupakan sarana umum yang rawan untuk terjadi infeksi. Kemampuan mencegah transmisi infeksi di rumah sakit dan upaya pencegahan infeksi adalah tingkatan pertama dalam pemberian pelayanan kesehatan dan juga pelayanan keperawatan yang bermutu. Hal ini hanya dapat dicapai dengan keterlibatan secara aktif semua personil rumah sakit, mulai dari petugas kebersihan sampai dengan dokter dan mulai dari karyawan sampai dengan jajaran pimpinan. Kegiatannya dilakukan secara baik dan benar di semua sarana rumah sakit. Salah satu strategi penting untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi di rumah sakit adalah menerapkan program kerja yang terkait dengan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI), serta identifikasi penyakit – penyakit yang terkait dengan PPI secara baik dan benar.
B. Latar belakang
Pengendalian infeksi di rumah sakit merupakan suatu upaya penting dalam meningkatkan mutu pelayanan medis rumah sakit. Rendahnya angka infeksi rumah sakit merupahan salah satu indikator mutu pelayanan rumah sakit tersebut. Untuk mencapai rendahnya angka infeksi rumah sakit tersebut diperlukan monitoring dan evaluasi dari setiap kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan rumah sakit terutama kegiatan yang behubungan dengan program pengendalian dan pencegahan infeksi. Oleh karena itu telah dilakukan monitoring terhadap pelayanan
rumah sakit yang berhubungan dengan program pengendalian dan pencegahan infeksi yang nantinya akan dievaluasi demi perbaikan mutu pelayanan rumah sakit.
C.
Tujuan umum dan tujuan khusus
a.
Tujuan umum Meningkatkan keselamatan pasien, petugas dan keluarga/pengunjung melalui setiap aktivitas yang berpotensi atau berisiko penyebaran infeksi diantara pasien oleh petugas kesehatan, fasilitas dan lingkungan rumah sakit di semua area rumah sakit meliputi area pasien, staf dan pengunjung untuk mencapai kondisi lingkungan rumah sakit yang memenuhi persyaratan dalam pencegahan dan pengendalian infeksi serta membantu proses pengobatan dan penyembuhan penderita sehingga rumah sakit dapat meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelayanan.
b.
Tujuan khusus 1.
Menghindari terjadinya infeksi yang didapat selama pasien dirawat di rumah sakit.
2.
Menurunkan angka morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian) pasien.
3.
Tercipta budaya dan perilaku yang benar bagi seluruh karyawan rumah sakit mengenai pencegahan infeksi rumah sakit.
4.
Meningkatkan mutu pelayanan dan kepercayaan masyarakat terhadap rumah sakit.
D.
Sasaran
a. Unit Rawat Inap (Kamar Jaga 1 dan Kamar Jaga 2) b. Unit Kandungan dan Kebidanan c. ICU d. IGD e. Unit Kamar Operasi dan Sterilisasi f. Poli (poli umum, spesialis dan poli Gigi)
E.
Langkah – langkah kegiatan
a. Monitoring alat single use dan re use dilakukan oleh IPCN dan IPCLN dalam kurun waktu tertentu
b. Hasil monitoring kemudian diberikan kepada IPCN c. IPCN kemudian mentabulasi dan menganalisa hasil monitoring tersebut kemudian dilaporkan pada IPCO dan Tim PPI yang lain pada rapat rutin bulanan untuk kemudian dilakukan pembahasan, pemberian rekomendasi dan tindak lanjut.
F.
Kriteria mutu dari aspek masukan (input)
a. Komite PPI RS telah memiliki standar-standar untuk pengendalian sebagai acuan pada waktu melaksanakan kegiatan laporan single use dan re use b. Sumber daya manusia telah mendukung kelancaran kegiatan unit kerja Komite PPI RS c. Sarana dan prasarana dapat menunjang unit kerja Komite PPI RS d. Adanya dana tersedia cukup untuk mendukung kegiatan operasional Komite PPI RS
G.
Kegiatan aspek proses (hasil)
HASIL MONITORING EVALUASI ALAT SINGLE USE DAN RE USE (UNIT RAWAT INAP, UNIT KANDUNGAN DAN KEBIDANAN, ICU, IGD) DAN DI UNIT KAMAR OPERASI DAN STERILISASI PERIODE JANUARI-DESEMBER 2016 BULAN
JANUARI
UNIT RAWAT INAP (KAMAR JAGA 1 DAN KAMAR JAGA 2) 55
UNIT ICU KANDUNGAN DAN KEBIDANAN 61 65,6
UNIT OK DAN STERILISASI
IGD
POLI GIGI
62,5
51,5
58
FEBRUARI MARET
58 59
64 65,6
67,7 68
67 68,8
54 54,6
65,2 65,9
APRIL
60,4
66,8
68,5
70
55,8
69,2
MEI
61
67,6
69
71,5
59,7
70
JUNI JULI AGUSTUS
62,4 63 63,5
69 69,9 71
69,7 69,9 70,5
72 72,7 75
61 61,6 65,4
70,7 74 75
SEPTEMBER OKTOBER
69 69,8
73 74,7
72,4 77
77 78,4
68 69,6
77,7 78,3
NOVEMBER
74,9
78
79,4
79,6
74,6
79,8
DESEMBER
78,6
82
81,5
82,5
77
80
HASIL MONITORING SINGLE USE DAN RE USE TAHUN 2016 90 80 UNIT RAWAT INAP (KAMAR JAGA 1 DAN KAMAR JAGA 2)
70
UNIT KANDUNGAN DAN KEBIDANAN
60 50
ICU 40 UNIT OK DAN STERILISASI
30 20
IGD
10 POLI GIGI
0
H.
Aspek mutu dari aspek luaran (output)
Hasil kegiatan Komite PPI RS dapat mewujudkan hasil yang telah ditetapkan sesuai dengan standar dengan presentase 100%.
I.
Keterangan
Dalam periode 1 tahun yaitu bulan Januari – Desember 2016 angka presentase ketepatan penggunaan single use dan reuse adalah kurang tetapi angka kepatuhannya meningkat dari bulan ke bulan.
J.
Masalah
Kurangnya kesediaan alat hingga alat yang single use di gunakan menjadi re use, misal mayo, jection risk dll.
K.
Rencana tindak lanjut Plan
: Meningkatkan kualititas alat dengan ketepatan penggunaan single use
dan reuse
Do
: - Koordinasi dengan IGD, Unit Rawat Inap, Unit Kebidanan dan
Kandungan, dan Unit Kamar Operasi dan sterilisasi
- Sosialiasi SPO sterilisasi ke unit-unit terkait
L.
Check
: Evaluasi dilakukan pada satu bulan berikutnya sesuai jadwal
Action
: Rapat koordinasi antara Tim dan Komite PPI, dan unit-unit terkait.
Evaluasi
Evaluasi akan dilaksanakan dengan membandingkan hasil surveilans periode berikutnya.